TINJAUAN YURIDIS KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA PENISTAAN TERHADAP AGAMA OLEH PEMELUKNYA MELALUI MEDIA INTERNET MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DAN KUHP.
TINJAUAN YURIDIS KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA PENISTAAN
TERHADAP AGAMA OLEH PEMELUKNYA MELALUI MEDIA
INTERNET MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DAN
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA
Ni Ageng Djohar
(110110120185)
ABSTRAK
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dengan lahirnya
internet, dimana selain bermanfaat juga menjadi media kejahatan.
Kejahatan yang marak dilakukan di Internet salah satunya adalah
penistaan agama. Penistaan agama adalah perbuatan menghina suatu
agama, baik dari segi kepercayaan maupun syariatnya. Indonesia sebagai
negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki
konsekuensi adanya perlindungan bagi agama, namun pada kenyataanya
penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan yang ada tidak
cukup untuk menghentikan praktik penistaan agama. Terlebih lagi
penistaan agama ini dilakukan oleh pemeluknya melalui media internet,
sehingga memiliki sifat bahaya yang semakin besar karena mengancam
ketertiban masyarakat secara luas.
Penelitian ini berfokus pada tindak pidana penistaan terhadap agama
oleh pemeluknya melalui media internet dilihat dari sudut padang
kriminologi artinya menyelidiki faktor-faktor penyebab terjadinya
kejahatan. Pada umumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
memahami faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana dan
pertanggungjawaban pelaku serta upaya pencegahan sebagai penegakan
hukum untuk menanggulangi penistaan agama oleh pemeluknya melalui
media internet.
Metode pendekatan yang digunakan pada penyusunan penelitian ini
adalah metode yuridis normatif yang dibantu sosiologis artinya penelitian
hukum yang mengkaji data sekunder didukung oleh pendapat praktisi, dan
praktik di lapangan. Spesifikasi penelitiannya berupa deskriftif analisis
dengan tahapan penelitian berupa penelitian kepustakaan. Teknik
pengumpulan data berupa studi dokumen dan wawancara. Metode
analisis data dilakukan adalah yuridis kualitatif yaitu dengan mengkaji
penelitian berdasarkan hukum positif dan teori-teori kriminologi.
Berdasarkan hasil penelitian, penyebab pelaku melakukan tindak
pidana penistaan agama oleh pemeluknya melalui internet adalah oleh
perubahan dimensi masyarakat, kurangnya pengendalian dari masyarakat
maupun penegak hukum dan hilangnya ikatan sosial masyarakat. Dalam
penegakan hukum terdapat beberapa kendala, salah satunya pada faktor
penegak hukum yang kurang aktif melakukan pengawasan terhadap
kegiatan di internet. Penegak hukum seharusnya lebih memiliki daya
inisiatif, selain itu masyarakat diharapkan melakukan pendekatan sebagai
bentuk pengendalian pada setiap anggota masyarakat.
iv
JUDICIAL CRIMINOLOGICAL REVIEW ABOUT CRIMINAL OFFENSE
OF RELIGION DEFAMATION BY ITS ADHERENT TROUGH THE
INTERNET ACCORDING TO INFORMATION AND ELECTRONIC
TRANSACTION ACT AND CRIMINAL CODE.
Ni Ageng Djohar
(110110120185)
ABSTRACT
Science and technology are developing rapidly with the birth of the
Internet , which in addition to helpful but also a media of crime. The most
crime activity that is done on the Internet is defamation of religion . It is the
act of insulting a religion, in terms of faith and the knowledge. Indonesia as
a country that based on Almighty God, have a consequences for the
protection of religion, but in fact, law enforcement and legislation are not
enough to stop the practice of defamation of religion. Moreover, the
defamation of religion is done by its adherents through the internet thereby
increasing the dangerous by threatening the public widely.
This research focuses on the crime of religion defamation by its
adherent through the Internet from the viewpoint of criminology, that
means this research investigate the factors that cause the crime. In
general , this research aims to identify and understand the factors that
causes criminal acts and the perpetrator’s criminal responsibility as well as
efforts to prevent the crime with law enforcement to combat the offence of
religion defamation by its adherent through the Internet.
The method used in the preparation of this research is normative
juridical method assisted with sociological method, that means reviewing
secondary data supported by the opinions of practitioners , and practice in
the field . The research specifications in this research used is descriptive
analysis and the stage of research used is literature reserch. The data
collection techniques with two ways, there are the study of documents and
interviews. The analitycal methods used is qualitative juridical by analyzing
the research based on positive law and criminology theories.
Based on the results, the cause of the perpetrator committed the
crime of religion defamation by its adherents through the Internet are by
dimensional changes of society, the lack of law enforcer and society
control, then the loss of social bond. In law enforcement there are several
obstacles, one of which factors is less active of law enforcer to supervise
the activities on the internet. Law enforcer should have the power of
initiative, and the society should approach every member as a form of
society control.
v
TERHADAP AGAMA OLEH PEMELUKNYA MELALUI MEDIA
INTERNET MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DAN
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA
Ni Ageng Djohar
(110110120185)
ABSTRAK
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dengan lahirnya
internet, dimana selain bermanfaat juga menjadi media kejahatan.
Kejahatan yang marak dilakukan di Internet salah satunya adalah
penistaan agama. Penistaan agama adalah perbuatan menghina suatu
agama, baik dari segi kepercayaan maupun syariatnya. Indonesia sebagai
negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki
konsekuensi adanya perlindungan bagi agama, namun pada kenyataanya
penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan yang ada tidak
cukup untuk menghentikan praktik penistaan agama. Terlebih lagi
penistaan agama ini dilakukan oleh pemeluknya melalui media internet,
sehingga memiliki sifat bahaya yang semakin besar karena mengancam
ketertiban masyarakat secara luas.
Penelitian ini berfokus pada tindak pidana penistaan terhadap agama
oleh pemeluknya melalui media internet dilihat dari sudut padang
kriminologi artinya menyelidiki faktor-faktor penyebab terjadinya
kejahatan. Pada umumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
memahami faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana dan
pertanggungjawaban pelaku serta upaya pencegahan sebagai penegakan
hukum untuk menanggulangi penistaan agama oleh pemeluknya melalui
media internet.
Metode pendekatan yang digunakan pada penyusunan penelitian ini
adalah metode yuridis normatif yang dibantu sosiologis artinya penelitian
hukum yang mengkaji data sekunder didukung oleh pendapat praktisi, dan
praktik di lapangan. Spesifikasi penelitiannya berupa deskriftif analisis
dengan tahapan penelitian berupa penelitian kepustakaan. Teknik
pengumpulan data berupa studi dokumen dan wawancara. Metode
analisis data dilakukan adalah yuridis kualitatif yaitu dengan mengkaji
penelitian berdasarkan hukum positif dan teori-teori kriminologi.
Berdasarkan hasil penelitian, penyebab pelaku melakukan tindak
pidana penistaan agama oleh pemeluknya melalui internet adalah oleh
perubahan dimensi masyarakat, kurangnya pengendalian dari masyarakat
maupun penegak hukum dan hilangnya ikatan sosial masyarakat. Dalam
penegakan hukum terdapat beberapa kendala, salah satunya pada faktor
penegak hukum yang kurang aktif melakukan pengawasan terhadap
kegiatan di internet. Penegak hukum seharusnya lebih memiliki daya
inisiatif, selain itu masyarakat diharapkan melakukan pendekatan sebagai
bentuk pengendalian pada setiap anggota masyarakat.
iv
JUDICIAL CRIMINOLOGICAL REVIEW ABOUT CRIMINAL OFFENSE
OF RELIGION DEFAMATION BY ITS ADHERENT TROUGH THE
INTERNET ACCORDING TO INFORMATION AND ELECTRONIC
TRANSACTION ACT AND CRIMINAL CODE.
Ni Ageng Djohar
(110110120185)
ABSTRACT
Science and technology are developing rapidly with the birth of the
Internet , which in addition to helpful but also a media of crime. The most
crime activity that is done on the Internet is defamation of religion . It is the
act of insulting a religion, in terms of faith and the knowledge. Indonesia as
a country that based on Almighty God, have a consequences for the
protection of religion, but in fact, law enforcement and legislation are not
enough to stop the practice of defamation of religion. Moreover, the
defamation of religion is done by its adherents through the internet thereby
increasing the dangerous by threatening the public widely.
This research focuses on the crime of religion defamation by its
adherent through the Internet from the viewpoint of criminology, that
means this research investigate the factors that cause the crime. In
general , this research aims to identify and understand the factors that
causes criminal acts and the perpetrator’s criminal responsibility as well as
efforts to prevent the crime with law enforcement to combat the offence of
religion defamation by its adherent through the Internet.
The method used in the preparation of this research is normative
juridical method assisted with sociological method, that means reviewing
secondary data supported by the opinions of practitioners , and practice in
the field . The research specifications in this research used is descriptive
analysis and the stage of research used is literature reserch. The data
collection techniques with two ways, there are the study of documents and
interviews. The analitycal methods used is qualitative juridical by analyzing
the research based on positive law and criminology theories.
Based on the results, the cause of the perpetrator committed the
crime of religion defamation by its adherents through the Internet are by
dimensional changes of society, the lack of law enforcer and society
control, then the loss of social bond. In law enforcement there are several
obstacles, one of which factors is less active of law enforcer to supervise
the activities on the internet. Law enforcer should have the power of
initiative, and the society should approach every member as a form of
society control.
v