REPRESENTASI PEREMPUAN YANG TERLIBAT KORUPSI DALAM RUBRIK LIPUTAN KHAS MENGAPA WANITA LEBIH DISOROT? DI MAJALAH FEMINA EDISI 07-13 APRIL 2012.
ABSTRAK
Sarah Yuniarni, 210110080302, 2013. Skripsi ini berjudul, Representasi
Perempuan yang Terlibat Korupsi di Majalah Femina. Analisis Wacana Kritis
Teun A. van Dijk mengenai Perempuan yang Terlibat Korupsi dalam Rubrik
Liputan Khas “Mengapa Wanita Lebih Disorot?” di Majalah Femina Edisi 07-13
April 2012. Pembimbing Drs. H. Dian Wardiana, M.Si. selaku pembimbing utama
dan Dr. Hj. Nuryah Asri Sjafira, S. Sos., M. Si, selaku pembimbing pendamping.
Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Fokus penelitian ini mengenai Representasi Perempuan dan Korupsi dalam
rubrik Liputan Khas berjudul “Mengapa Wanita Lebih Disorot?” di majalah
Femina Edisi 07-13 April 2012. Representasi yang dimaksud adalah bagaimana
Femina memberitakan mengenai perempuan yang terlibat korupsi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi perempuan dan
korupsi dalam struktur teks, konteks sosial dan kognisi sosial, dengan
menggunakan pisau analisis Wacana Kritis Teun A. van Dijk.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan menunjukkan
resistensinya dalam persoalan standar ganda yang mengarah pada kesetaraan
pada perempuan yang terlibat korupsi. Teks didominasi serba-serbi korupsi,
peran perempuan di masyarakat dan pemberitaan yang terkesan menyudutkan
perempuan.
Simpulan hasil penelitian ini adalah dari struktur teks merepresentasikan
kesetaraan jender serta menggugat standar ganda yang terjadi pada perempuan
yang terlibat korupsi. Kognisi sosial memperlihatkan bahwa produsen teks
memiliki pemikiran progresif yang mentransferkan nilai-nilai objektivitas
mengenai standar ganda, kesetaraan dan kemajuan perempuan. Dari segi konteks
sosial memperlihatkan bahwa sistem patriarkhi di Indonesia adalah akar utama
dari persoalan standar ganda, isu kesetaraan yang mengarah ke isu kemajuan
perempuan.
Saran penelitian ini, Femina sebaiknya berani dan tegas dalam
mengungkapkan opininya perihal perempuan yang terlibat korupsi. Serta
mengganti kata “kita” dengan “kami” agar pembaca memiliki opininya sendiri
tanpa seakan diarahkan menjadi pendapat bersama.
ABSTRACT
Sarah Yuniarni, 210110080302, 2013. This study is entitled, Representation of
Women Involved in Corruption Femina Magazine. Critical Discourse Analysis
Teun A. van Dijk In Rubric "Why More Women Highlighted?" at Femina
Magazine Issue 7 to 13 April 2012. Drs. H. Dian Wardiana, M.Sc. as the main
supervisor and Dr. Hj. Asri Nuryah Sjafira, S. Sos., M. Si, as mentors companion.
Journalism, School of Communication Studies, University of Padjadjaran,
Bandung.
This study focused on the Representation of Women and Corruption in a
typical AP rubric entitled "Why More Women Highlighted?" At Femina Magazine
Issue 7 to 13 April 2012. In this text Femina is questioning why women involved
in corruption.
The purpose of this study was to find ou the representation of women and
corruption in the structure of the text, social context and social cognition, using
Critical Discourse analysis Teun A. van Dijk.
Results of this study showed that women showed resistance in the issue of
double standards that lead to the equality of women who involved in corruption.
Text dominated by sundries corruption, the role of women in society and the news
which seemed to pressure women.
Conclusions of this study is the result of the structure in this text
represents gender equality and sued the double standards that occur in women
who involved in corruption. Social cognition shows that the writer has
progressive idea who transferring the values of objectivity about double
standards, equality and women empowerment. In terms of the social context
shows that the patriarchal system in Indonesia is the main root of double
standards and equality issues leads to women empowerment.
This research suggested that Femina should have bold and assertive
opinion about women who are involved in corruption. As well as replacing the
word "we" with "us" that the reader have their own opinion without being
redirected with the Femina’s opinion.
Sarah Yuniarni, 210110080302, 2013. Skripsi ini berjudul, Representasi
Perempuan yang Terlibat Korupsi di Majalah Femina. Analisis Wacana Kritis
Teun A. van Dijk mengenai Perempuan yang Terlibat Korupsi dalam Rubrik
Liputan Khas “Mengapa Wanita Lebih Disorot?” di Majalah Femina Edisi 07-13
April 2012. Pembimbing Drs. H. Dian Wardiana, M.Si. selaku pembimbing utama
dan Dr. Hj. Nuryah Asri Sjafira, S. Sos., M. Si, selaku pembimbing pendamping.
Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Fokus penelitian ini mengenai Representasi Perempuan dan Korupsi dalam
rubrik Liputan Khas berjudul “Mengapa Wanita Lebih Disorot?” di majalah
Femina Edisi 07-13 April 2012. Representasi yang dimaksud adalah bagaimana
Femina memberitakan mengenai perempuan yang terlibat korupsi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi perempuan dan
korupsi dalam struktur teks, konteks sosial dan kognisi sosial, dengan
menggunakan pisau analisis Wacana Kritis Teun A. van Dijk.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan menunjukkan
resistensinya dalam persoalan standar ganda yang mengarah pada kesetaraan
pada perempuan yang terlibat korupsi. Teks didominasi serba-serbi korupsi,
peran perempuan di masyarakat dan pemberitaan yang terkesan menyudutkan
perempuan.
Simpulan hasil penelitian ini adalah dari struktur teks merepresentasikan
kesetaraan jender serta menggugat standar ganda yang terjadi pada perempuan
yang terlibat korupsi. Kognisi sosial memperlihatkan bahwa produsen teks
memiliki pemikiran progresif yang mentransferkan nilai-nilai objektivitas
mengenai standar ganda, kesetaraan dan kemajuan perempuan. Dari segi konteks
sosial memperlihatkan bahwa sistem patriarkhi di Indonesia adalah akar utama
dari persoalan standar ganda, isu kesetaraan yang mengarah ke isu kemajuan
perempuan.
Saran penelitian ini, Femina sebaiknya berani dan tegas dalam
mengungkapkan opininya perihal perempuan yang terlibat korupsi. Serta
mengganti kata “kita” dengan “kami” agar pembaca memiliki opininya sendiri
tanpa seakan diarahkan menjadi pendapat bersama.
ABSTRACT
Sarah Yuniarni, 210110080302, 2013. This study is entitled, Representation of
Women Involved in Corruption Femina Magazine. Critical Discourse Analysis
Teun A. van Dijk In Rubric "Why More Women Highlighted?" at Femina
Magazine Issue 7 to 13 April 2012. Drs. H. Dian Wardiana, M.Sc. as the main
supervisor and Dr. Hj. Asri Nuryah Sjafira, S. Sos., M. Si, as mentors companion.
Journalism, School of Communication Studies, University of Padjadjaran,
Bandung.
This study focused on the Representation of Women and Corruption in a
typical AP rubric entitled "Why More Women Highlighted?" At Femina Magazine
Issue 7 to 13 April 2012. In this text Femina is questioning why women involved
in corruption.
The purpose of this study was to find ou the representation of women and
corruption in the structure of the text, social context and social cognition, using
Critical Discourse analysis Teun A. van Dijk.
Results of this study showed that women showed resistance in the issue of
double standards that lead to the equality of women who involved in corruption.
Text dominated by sundries corruption, the role of women in society and the news
which seemed to pressure women.
Conclusions of this study is the result of the structure in this text
represents gender equality and sued the double standards that occur in women
who involved in corruption. Social cognition shows that the writer has
progressive idea who transferring the values of objectivity about double
standards, equality and women empowerment. In terms of the social context
shows that the patriarchal system in Indonesia is the main root of double
standards and equality issues leads to women empowerment.
This research suggested that Femina should have bold and assertive
opinion about women who are involved in corruption. As well as replacing the
word "we" with "us" that the reader have their own opinion without being
redirected with the Femina’s opinion.