PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TIMPIK 04 Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Peta Konsep Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 201
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PETA
KONSEP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TIMPIK 04
KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI
Penguji :
Drs. Suwarno, M.Pd
Drs. Saring Marsudi,SH., M.Pd
Dra. Sri Hartini, M.Pd
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2012
ABSTRAK
Latar belakang : Permasalahan yang terjadi di SDN Timpik 04 yaitu
rendahnya hasil belajaran IPA materi benda dan sifatnya.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan
metode peta konsep pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/ 2012
Jenis penelitian : PTK (penelitian tindakan kelas). Subyek penerima tindakan
adalah siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 yang berjumlah 20 siswa. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, dokumen, tes dan
wawancara. Untuk menjamin validitas data, digunakan teknik triangulasi.
Teknik tiangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan metode.
Teknik triangulasi sumber adalah teknik pengumpulan data yang berupa
informasi dari guru, dan siswa tentang tindakan yang diterapkan. Triangulasi
metode digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil observasi, dokumen,
tes dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah bersifat
deskriptif kualitatif yang dianalisis melalui 3 alur yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan
Hasil Penelitian : menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada materi
benda dan sifatnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa
yang sebelumnya hanya 61,5. Pada siklus I hasil belajar yang dicapai menjadi
68,5 ( mengalami peningkatan sebesar 11,38% dari kegiatan awal). Pada
siklus II hasil belajar yang dicapai sebesar 78 (mengalami peningkatan sebesar
13,86% dari kegiatan siklus I). Penelitian ini menyimpulkan bahwa
penggunaan Model Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
benda dan sifatnya.
PENDAHULUAN
Dari
aspek
kualitas,
pendidikan
di
Indonesia
memprihatinkan
dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa lain. Dari segi pengajaran, hasilhasil pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi khususnya bidang studi
IPA di Sekolah Dasar terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak. Hal
tersebut disebabkan oleh tiga hal yaitu: (1) metode pembelajaran yang digunakan
tidak cocok / pas dengan kebutuhan siswa, (2) motivasi yang diberikan kepada
siswa dalam memahami dan menguasai pelajaran sangat minimum, (3) kurangnya
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan yang terjadi di kelas maka seorang guru harus
melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelas sesuai dengan kebutuhan siswa.
Dalam pembelajaran IPA dibutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk dapat
memahami konsep-konsep IPA terutama banyak hafalan, hal tersebut dipengaruhi
oleh metode pembelajaran yang digunakan agar dapat meningkatkan hasil belajar
IPA. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk aktif
sehingga daya ingat siswa memahami konsep terhadap apa yang dipelajari akan
lebih baik. Maka kreatifitas seorang guru dituntut dalam mengajar IPA agar
pembelajaran menjadi mudah dan menyenangkan.
Melihat kondisi rendahnya hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran salah satunya menggunakan
model pembelajaran peta konsep dengan pemberian tugas berupa latihan soal
kepada
siswa
untuk
dikerjakan
secara
kelompok.
Dengan
pemberian
permasalahan sebagai latihan memecahkan masalah di kelas secara berkelompok
maka diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi
pemahaman dan penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah dengan
harapan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar yang baik salah satunya didukung oleh penggunaan model
pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang baik adalah yang
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Oleh karena itu perlu
menginstruksikan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa
dapat saling bekerja sama dan akan menghasilkan pembelajaran yang baik.
Prestasi belajar IPA siswa SD Negeri Timpik 04 rata-ratanya 60, padahal
KKM 70. Peneliti mempunyai pandangan untuk menggunakan metode
pembelajaran yang lebih variatif dan menyenangkan guna meningkatkan
penguasaan materi pelajaran IPA pada siswa. Didalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode peta konsep untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
penerapan metode tersebut dalam penguasaan materi belajar siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul penelitian di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah metode Peta Konsep dapat
meningkatkan hasil belajar
IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/ 2012?”
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
”Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan metode peta konsep
pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2011/ 2012”
LANDASAN TEORI
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dalam istilah hampir disama artikan dengan prestasi belajar.
Mencerminkan sejauh mana seseorang telah dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan disetiap bidang tertentu. Sedangkan Menurut Arifin (Sofyatiningrum,
2001: 45), bahwa “hasil belajar merupakan hasil prestasi dari suatu usaha,
kemampuan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal di suatu
bidang”. Misal siswa mampu mengidentifikasi benda cair, padat dan gas serta
mampu menguasai konsep perbedaan benda cair, padat dan gas. Hal inilah yang
termasuk hasil belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Sofyatiningrum (2001: 45) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar dbedakan menjadi dua golongan sebagai berikut:
1. Faktor intern terdiri atas faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi
dan cara belajar.
2. Faktor ekstern yaitu faktor keluarga, sekolah dam masyarakat.
METODE PETA KONSEP
Pengertian Peta Konsep Menurut Aunurrahman (2009: 158) “model peta
konsep adalah model pembelajaran yang dirancang untuk menata atau menyusun
data sehingga konsep-konsep penting dapat dipelajari secara tepat dan efisien
model ini memiliki pandangan bahwa para siswa tidak hanya dituntun untuk
mampu membentuk konsep melalui proses pengklasifikasian data akan tetapi
mereka juga harus dapat membentuk susunan konsep dengan kemampuannya
sendiri”.
Langkah-langkah menyusun Peta Konsep
Adapun langkah-langkah menyusun peta konsep sebagai berikut:
1) Memilih suatu bahan bacaan.
2) Menentukan konsep-konsep yang relevan.
3) Mengelompokkan (mengurutkan) konsep-konsep dari yang paling inklusif
ke yang paling tidak inklusif.
4) Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep
yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut.
Kelebihan pembelajaran dengan metode Peta Konsep
Lie (2008: 86) menyatakan kelebihan dan kekurangan kelompok
berpasangan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
2. Cocok digunakan untuk tugas yang sederhana.
3. Memberikan lebih kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota
kelompok.
4. Interaksi antar pasangan lebih muda.
5. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya
Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu:
a. Idawati, Idawati. (2011). Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui
Metode Peta Konsep Dengan Menggunakan Media Gambar Pokok
Bahasan Sistem Perencanaan Manusia Siswa Kelas V SD N 2 Sorogaten
Klaten.
b. Triningsih, Nanik. (2011). Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Daur
Air dan Peristiwa Alam Melalui Peta Konsep Siklus pada Siswa Kelas V
SD Negeri 01 Ngepungsari Jatipuro Karanganyar.
c. Endang Woro Hastuti dengan judul Peningkatan hasil belajar IPA melalui
strategi peta konsep pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Hasil penelitian akan dapat menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar dengan penerapan peta konsep di kelas IV. Hal tersebut ditandai
dengan ketercapaian indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dan
peningkatan rata-rata hasil belajar dari siklus I dan siklus II.
Perbedaan dengan peneliti adalah terletak pada materi pembelajaran
dan indikator yang digunakan. Sedangkan persamaannya terletak pada hasil
yang dicapai yaitu terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus.
Kekhususan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang
terdahulu lakukan dengan penelitian terdahulu terletak pada:
i.
Tempat penelitian
SD Negeri Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
ii.
Tahun penelitian
Meneliti tentang Hasil Belajar IPA pada siswa kelas IV tahun
2011/2012.
iii.
Variabel Penelitian
Meneliti tentang Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan materi Benda
dan Sifatnya.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu pada bulan desember
2011 sampai dengan maret 2012 pada semester II tahun pelajatan 2011/2012.
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Timpik 04 Susukan Semarang, dengan jumlah murid 20 siswa yang terdiri
dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Peneliti sebagai pelaku tindakan
dan siswa sebagai pembelajaran. Peneliti sebagai subjek yang bertugas
merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan
penelitian.
Teknik pengumpulan data
Teknik
pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan
teknik
observasi/pengamatan, wawancara, dokumentasi dan metode test
VALIDASI DATA
Kunandar (2008: 103) mengemukakan bahwa, ”penelitian tindakan kelas yang
tergolong bertradisi kualitatif dengan sifat deskriptif dan naratif memiliki caracara tersendiri dalam melakukan validasi dan reliabilitas”. Validasi menunjuk
pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil penelitian tindakan kelas,
sedangkan reliabilitas menunjuk pada sejauh mana kajian dapat direplikasi,
artinya apakah seorang peneliti dengan menggunakan metode yang sama akan
mendapatkan hasil yang sama seperti kajian terdahulu. Untuk menjadikan data
yang akurat dan tepat maka menggunakan dua macam triangulasi, yang pertama
triangulasi sumber data yang berupa informasi dari guru dan siswa tentang
tindakan yang diterapkan. Kedua triangulasi teknik atau metode pengumpulan
data dari hasil observasi dan dokumentasi.
PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas yang pertama kali diperkenalkan oleh Kurt
Lewin pada tahun 1946. Menurut Kurt Lewin bahwa dalam siklus terdiri dari
empat langkah yaitu: perencanaan tindakan (planning), tindakan (action),
observasi (observation), dan refleksi (reflection).
Keempat langkah tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:
Permasalahan
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Permasalahan Baru
(Hasil Refleksi)
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
Dilanjutkan ke Siklus
Berikunya
Gambar.1 Siklus PTK (Sumber; Rubiyanto dkk., 2008: 120)
Setiap penelitian selalu dimulai dari masalah dan bertujuan untuk
memecahkan masalah tersebut. Mengacu pada teori tentang penelitian
tindakan kelas, maka rancangan penelitian ini disusun menggunakan
prosedur sebagai berikut:
1. Dialog Awal
2. Perencanaan Tindakan (Planning)
3. Tindakan ( Action )
4. Observasi ( Observation )
5. Refleksi ( Reflection )
HASIL TINDAKAN
Hasil Nilai IPA Pra Siklus
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama Siswa
Suryati
Heri Apriyanto
Yuda Aulia Setiawan
Safiq Saifullah
Muhfud Khairudin
Muhammad Yaskur
Kla Fitriyani
Suryono
Ulfi Septiani Nugrahani
Devi Apritasari
Wahyu Puji Rahayu
Diki Doni Nugraha
Handika Galuh Hartadi
Ayu Purwaningsih
Nia Wiwik Lestari
Tri Midayanti
Uswatun Khasanah
Tri Sutrisno
Anisa Sukmawati
Aurela Mega Agustina
JUMLAH
RATA-RATA
KKM
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
Nilai
70
60
40
60
50
70
50
60
60
60
60
70
60
60
80
70
70
60
80
40
1230
61.5
Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Berdasarkan hasil analisis tes pada mata pelajaran IPA menunjukkan
bahwa nilai siswa rata-rata kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
70. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 7 siswa atau 35%.
Sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 13 siswa atau 65%.
Untuk memahami hal tersebut perlu dikembangkan model pembelajaran
yang efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD
Negeri Timpik 04. Adapun model pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu Peta Konsep.
Deskripsi Siklus I
Daftar Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I
No.
Nama Siswa
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Suryati
70
80
Tuntas
2
Heri Apriyanto
70
70
Tuntas
3
Yuda Aulia Setiawan
70
50
Belum Tuntas
4
Safiq Saifullah
70
70
Tuntas
5
Muhfud Khairudin
70
70
Tuntas
6
Muhammad Yaskur
70
70
Tuntas
7
Kla Fitriyani
70
60
Belum Tuntas
8
Suryono
70
70
Tuntas
9
Ulfi Septiani Nugrahani
70
60
Belum Tuntas
10
Devi Apritasari
70
50
Belum Tuntas
11
Wahyu Puji Rahayu
70
60
Belum Tuntas
12
Diki Doni Nugraha
70
70
Tuntas
13
Handika Galuh Hartadi
70
60
Belum Tuntas
14
Ayu Purwaningsih
70
70
Tuntas
15
Nia Wiwik Lestari
70
90
Tuntas
16
Tri Midayanti
70
80
Tuntas
17
Uswatun Khasanah
70
80
Tuntas
18
Tri Sutrisno
70
60
Belum Tuntas
19
Anisa Sukmawati
70
90
Tuntas
20
Aurela Mega Agustina
70
60
Belum Tuntas
JUMLAH
1370
RATA-RATA
68,5
Distribusi Nilai IPA Siklus I
No
Interval
Kategori
Jumlah
Prosentase
1.
91-100
Istimewa
0
0
2.
81-90
Baik sekali
2
10%
3.
71-80
Baik
3
15%
4.
61-70
Cukup
7
35%
5.
51-60
Hampir cukup
6
30%
6.
41-50
Kurang
2
10%
7.
31-40
Kurang sekali
0
0
8.
Jumlah
20
100%
Dari tabel di atas maka ditemukan beberapa hal penting sebagai berikut:
a. Rata-rata nilai IPA siklus I pada kompetensi dasar “Mengidentifikasi
wujud benda padat, cair dan gas yang memiliki sifat tertentu” SD Negeri
Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2010/2011 sebesar 68,5.
b. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori baik sekali
sebanyak 2 siswa atau 10% dari jumlah 20 siswa.
c. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori baik sebanyak 3
siswa atau 15% dari jumlah 20 siswa.
d. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori cukup sebanyak
7 siswa atau 35% dari jumlah 20 siswa.
e. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori hampir cukup
sebanyak 6 siswa atau 30% dari jumlah 20 siswa.
f.
Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori kurang
sebanyak 2 siswa atau 10% dari jumlah 20 siswa.
Berdasarkan analisis hasil test siklus I di atas menunjukkan bahwa masih
ada siswa yang nilainya kurang dari Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
70. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa atau 60% ,
sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 8 siswa atau
40%.
Deskripsi Siklus II
Daftar Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II
No.
Nama Siswa
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Suryati
70
90
Tuntas
2
Heri Apriyanto
70
80
Tuntas
3
Yuda Aulia Setiawan
70
70
Tuntas
4
Safiq Saifullah
70
80
Tuntas
5
Muhfud Khairudin
70
60
Belum Tuntas
6
Muhammad Yaskur
70
80
Tuntas
7
Kla Fitriyani
70
60
Belum Tuntas
8
Suryono
70
80
Tuntas
9
Ulfi Septiani Nugrahani
70
70
Tuntas
10
Devi Apritasari
70
80
Tuntas
11
Wahyu Puji Rahayu
70
70
Tuntas
12
Diki Doni Nugraha
70
100
Tuntas
13
Handika Galuh Hartadi
70
80
Tuntas
14
Ayu Purwaningsih
70
70
Tuntas
15
Nia Wiwik Lestari
70
100
Tuntas
16
Tri Midayanti
70
80
Tuntas
17
Uswatun Khasanah
70
90
Tuntas
18
Tri Sutrisno
70
70
Tuntas
19
Anisa Sukmawati
70
90
Tuntas
20
Aurela Mega Agustina
70
60
Belum Tuntas
JUMLAH
1560
RATA-RATA
78
Distribusi Nilai IPA Siklus II
No
Interval
Kategori
Jumlah
Prosentase
1.
91-100
Istimewa
2
10%
2.
81-90
Baik sekali
3
15%
3.
71-80
Baik
7
35%
4.
61-70
Cukup
5
25%
5.
51-60
Hampir cukup
3
15%
6.
41-50
Kurang
0
0
7.
31-40
Kurang sekali
0
0
8.
Jumlah
20
100%
Dari tabel di atas maka ditemukan beberapa hal penting antara lain:
a. Rata-rata nilai IPA siklus II pada kompetensi dasar “Mengidentifikasi
wujud benda padat, cair dan gas yang memiliki sifat tertentu ” SD
Negeri Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2011/2012 sebesar 78.
b. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori istimewa
sebanyak 2 siswa atau 10% dari jumlah 20 siswa.
c. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori baik sekali
sebanyak 3 siswa atau 15% dari jumlah 20 siswa.
d. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori baik sebanyak 7
siswa atau 35% dari jumlah 20 siswa.
e. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori cukup sebanyak
5 siswa atau 25% dari jumlah 20 siswa.
f. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori hampir cukup
sebanyak 3 siswa atau 15% dari jumlah 20 siswa.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II hasil belajar
siswa sudah mengalami peningkatan jika dibandingakan dengan siklus I. Pada
siklus II rata-rata nilai siswa 78. Dalam siklus II ini nilai siswa yang sudah
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada 17 siswa atau 85%.
Pada kondisi awal dapat kita lihat nilai rata-rata hasil belajar siswa 61,5.
Pada siklus I belum mencapai hasil yang memuaskan, karena hasil belajar dengan
rata-rata 68,5 masih berada di bawah nilai rata-rata yang telah ditargetkan
walaupun jika dibandingkan dengan hasil belajar pada kondisi awal sudah
mengalami peningkatan sebesar 11,38%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas 78
dapat kita lihat adanya peningkatan hasil belajar siswa 13,86% jika dibandingkan
dengan hasil belajar siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA
materi benda dan sifatnya dengan hasil belajar yang dicapai siswa
PENUTUP
Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar
IPA Materi Benda dan Sifatnya siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 Tahun
Pelajaran 2011/2012, hal ini ditunjukan pada nilai rata-rata kognitif untuk nilai
awal adalah 61,5, siklus I 68,5, dan siklus II 78.
Saran
Saran kepada guru, Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Peta
Konsep serta memberi bimbingan dan motivasi kepada peserta didik untuk
meningkatkan hasil belajar. Guru diharapkan mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan melalui strategi peta konsep sehingga siswa
dapat terlibat aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran sehingga dapat
tercapai hasil yang maksimal.
Saran kepada siswa yang belum tuntas, Siswa diharapkan untuk dapat
memfokuskan konsentrasi sehingga dapat menerima pelajaran dengan baik. Siswa
diharapkan untuk lebih meningkatkan belajar khususnya pada pelajaran IPA
supaya dapat mengejar ketinggalan
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi).
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rhineka Cipta.
Arikunto, Suhrsimi, Dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Dahar. Peta konsep untuk mempermudah konsep selit dalam pembelajaran, Jurnal
vol. 2 (desember 1988), p. 153. Diakses 08 Febuari 2012 dari
wordpress.
http://paudanakceria.wordpress.com/2012/02/08/peta-konsep-untukmempermudah-konsep-sulit-dalam-pembelajaran/
Idawati, Idawati. 2011. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode
Peta Konsep Dengan Menggunakan Media Gambar Pokok Bahasan
Sistem Perencanaan Manusia Siswa Kelas V SD N 2 Sorogaten Klaten
Tahun Ajaran 2011/ 2012. Skripsi UMS (tidak diterbitkan)
Kunandar. 2008. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP UMS
Rubiyanto, Rubino dan Saring Marsudi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas keSDan
dan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: FKIP UMS
Samino & Marsudi,S.2011.Layanan Bimbingan Belajar Pedoman Bagi Pendidik
dan Calon Pendidik.Surakarta:Fairuz Media
Sofyatiningrum, Etti. 2001. Pengaruh Umpan Balik Guru Terhadap Siswa Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar di SLTP Muhammadiyah 22 Pamulang.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Depdikbud
Sugandi, Achmad dkk.2006. Teori Pembelajaran, Semarang: UNNES PRESS
Sugianto,2009.Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Panitia Sertivikasi
Guru (PSG) Raayon 13 Surakarta
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, Kulitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Surtikanti & Santoso,J.2008.Strategi Belajar Mengajar.Surakarta: BP-FKIP UMS
Sutikno, M Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
Suwandi, Sarwiji.2009. Model Assesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta. Panitia
Sertivikasi Guru (PSG) Rayon 13 Surakarta.
Syaiful, Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Triningsih, Nanik. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Daur Air dan
Peristiwa Alam Melalui Peta Konsep Siklus pada Siswa Kelas V SD
Negeri 01 Ngepungsari Jatipuro Karanganyar Tahun Pelajaran
2010/2011. Skripsi UMS (tidak diterbitkan)
KONSEP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TIMPIK 04
KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI
Penguji :
Drs. Suwarno, M.Pd
Drs. Saring Marsudi,SH., M.Pd
Dra. Sri Hartini, M.Pd
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2012
ABSTRAK
Latar belakang : Permasalahan yang terjadi di SDN Timpik 04 yaitu
rendahnya hasil belajaran IPA materi benda dan sifatnya.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan
metode peta konsep pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/ 2012
Jenis penelitian : PTK (penelitian tindakan kelas). Subyek penerima tindakan
adalah siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 yang berjumlah 20 siswa. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, dokumen, tes dan
wawancara. Untuk menjamin validitas data, digunakan teknik triangulasi.
Teknik tiangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan metode.
Teknik triangulasi sumber adalah teknik pengumpulan data yang berupa
informasi dari guru, dan siswa tentang tindakan yang diterapkan. Triangulasi
metode digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil observasi, dokumen,
tes dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah bersifat
deskriptif kualitatif yang dianalisis melalui 3 alur yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan
Hasil Penelitian : menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada materi
benda dan sifatnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa
yang sebelumnya hanya 61,5. Pada siklus I hasil belajar yang dicapai menjadi
68,5 ( mengalami peningkatan sebesar 11,38% dari kegiatan awal). Pada
siklus II hasil belajar yang dicapai sebesar 78 (mengalami peningkatan sebesar
13,86% dari kegiatan siklus I). Penelitian ini menyimpulkan bahwa
penggunaan Model Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
benda dan sifatnya.
PENDAHULUAN
Dari
aspek
kualitas,
pendidikan
di
Indonesia
memprihatinkan
dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa lain. Dari segi pengajaran, hasilhasil pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi khususnya bidang studi
IPA di Sekolah Dasar terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak. Hal
tersebut disebabkan oleh tiga hal yaitu: (1) metode pembelajaran yang digunakan
tidak cocok / pas dengan kebutuhan siswa, (2) motivasi yang diberikan kepada
siswa dalam memahami dan menguasai pelajaran sangat minimum, (3) kurangnya
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan yang terjadi di kelas maka seorang guru harus
melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelas sesuai dengan kebutuhan siswa.
Dalam pembelajaran IPA dibutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk dapat
memahami konsep-konsep IPA terutama banyak hafalan, hal tersebut dipengaruhi
oleh metode pembelajaran yang digunakan agar dapat meningkatkan hasil belajar
IPA. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk aktif
sehingga daya ingat siswa memahami konsep terhadap apa yang dipelajari akan
lebih baik. Maka kreatifitas seorang guru dituntut dalam mengajar IPA agar
pembelajaran menjadi mudah dan menyenangkan.
Melihat kondisi rendahnya hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran salah satunya menggunakan
model pembelajaran peta konsep dengan pemberian tugas berupa latihan soal
kepada
siswa
untuk
dikerjakan
secara
kelompok.
Dengan
pemberian
permasalahan sebagai latihan memecahkan masalah di kelas secara berkelompok
maka diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi
pemahaman dan penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah dengan
harapan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar yang baik salah satunya didukung oleh penggunaan model
pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang baik adalah yang
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Oleh karena itu perlu
menginstruksikan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa
dapat saling bekerja sama dan akan menghasilkan pembelajaran yang baik.
Prestasi belajar IPA siswa SD Negeri Timpik 04 rata-ratanya 60, padahal
KKM 70. Peneliti mempunyai pandangan untuk menggunakan metode
pembelajaran yang lebih variatif dan menyenangkan guna meningkatkan
penguasaan materi pelajaran IPA pada siswa. Didalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode peta konsep untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
penerapan metode tersebut dalam penguasaan materi belajar siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul penelitian di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah metode Peta Konsep dapat
meningkatkan hasil belajar
IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/ 2012?”
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
”Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan metode peta konsep
pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2011/ 2012”
LANDASAN TEORI
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dalam istilah hampir disama artikan dengan prestasi belajar.
Mencerminkan sejauh mana seseorang telah dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan disetiap bidang tertentu. Sedangkan Menurut Arifin (Sofyatiningrum,
2001: 45), bahwa “hasil belajar merupakan hasil prestasi dari suatu usaha,
kemampuan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal di suatu
bidang”. Misal siswa mampu mengidentifikasi benda cair, padat dan gas serta
mampu menguasai konsep perbedaan benda cair, padat dan gas. Hal inilah yang
termasuk hasil belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Sofyatiningrum (2001: 45) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar dbedakan menjadi dua golongan sebagai berikut:
1. Faktor intern terdiri atas faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi
dan cara belajar.
2. Faktor ekstern yaitu faktor keluarga, sekolah dam masyarakat.
METODE PETA KONSEP
Pengertian Peta Konsep Menurut Aunurrahman (2009: 158) “model peta
konsep adalah model pembelajaran yang dirancang untuk menata atau menyusun
data sehingga konsep-konsep penting dapat dipelajari secara tepat dan efisien
model ini memiliki pandangan bahwa para siswa tidak hanya dituntun untuk
mampu membentuk konsep melalui proses pengklasifikasian data akan tetapi
mereka juga harus dapat membentuk susunan konsep dengan kemampuannya
sendiri”.
Langkah-langkah menyusun Peta Konsep
Adapun langkah-langkah menyusun peta konsep sebagai berikut:
1) Memilih suatu bahan bacaan.
2) Menentukan konsep-konsep yang relevan.
3) Mengelompokkan (mengurutkan) konsep-konsep dari yang paling inklusif
ke yang paling tidak inklusif.
4) Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep
yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut.
Kelebihan pembelajaran dengan metode Peta Konsep
Lie (2008: 86) menyatakan kelebihan dan kekurangan kelompok
berpasangan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
2. Cocok digunakan untuk tugas yang sederhana.
3. Memberikan lebih kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota
kelompok.
4. Interaksi antar pasangan lebih muda.
5. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya
Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu:
a. Idawati, Idawati. (2011). Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui
Metode Peta Konsep Dengan Menggunakan Media Gambar Pokok
Bahasan Sistem Perencanaan Manusia Siswa Kelas V SD N 2 Sorogaten
Klaten.
b. Triningsih, Nanik. (2011). Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Daur
Air dan Peristiwa Alam Melalui Peta Konsep Siklus pada Siswa Kelas V
SD Negeri 01 Ngepungsari Jatipuro Karanganyar.
c. Endang Woro Hastuti dengan judul Peningkatan hasil belajar IPA melalui
strategi peta konsep pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Hasil penelitian akan dapat menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar dengan penerapan peta konsep di kelas IV. Hal tersebut ditandai
dengan ketercapaian indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dan
peningkatan rata-rata hasil belajar dari siklus I dan siklus II.
Perbedaan dengan peneliti adalah terletak pada materi pembelajaran
dan indikator yang digunakan. Sedangkan persamaannya terletak pada hasil
yang dicapai yaitu terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus.
Kekhususan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang
terdahulu lakukan dengan penelitian terdahulu terletak pada:
i.
Tempat penelitian
SD Negeri Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
ii.
Tahun penelitian
Meneliti tentang Hasil Belajar IPA pada siswa kelas IV tahun
2011/2012.
iii.
Variabel Penelitian
Meneliti tentang Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan materi Benda
dan Sifatnya.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu pada bulan desember
2011 sampai dengan maret 2012 pada semester II tahun pelajatan 2011/2012.
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Timpik 04 Susukan Semarang, dengan jumlah murid 20 siswa yang terdiri
dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Peneliti sebagai pelaku tindakan
dan siswa sebagai pembelajaran. Peneliti sebagai subjek yang bertugas
merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan
penelitian.
Teknik pengumpulan data
Teknik
pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan
teknik
observasi/pengamatan, wawancara, dokumentasi dan metode test
VALIDASI DATA
Kunandar (2008: 103) mengemukakan bahwa, ”penelitian tindakan kelas yang
tergolong bertradisi kualitatif dengan sifat deskriptif dan naratif memiliki caracara tersendiri dalam melakukan validasi dan reliabilitas”. Validasi menunjuk
pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil penelitian tindakan kelas,
sedangkan reliabilitas menunjuk pada sejauh mana kajian dapat direplikasi,
artinya apakah seorang peneliti dengan menggunakan metode yang sama akan
mendapatkan hasil yang sama seperti kajian terdahulu. Untuk menjadikan data
yang akurat dan tepat maka menggunakan dua macam triangulasi, yang pertama
triangulasi sumber data yang berupa informasi dari guru dan siswa tentang
tindakan yang diterapkan. Kedua triangulasi teknik atau metode pengumpulan
data dari hasil observasi dan dokumentasi.
PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas yang pertama kali diperkenalkan oleh Kurt
Lewin pada tahun 1946. Menurut Kurt Lewin bahwa dalam siklus terdiri dari
empat langkah yaitu: perencanaan tindakan (planning), tindakan (action),
observasi (observation), dan refleksi (reflection).
Keempat langkah tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:
Permasalahan
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Permasalahan Baru
(Hasil Refleksi)
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
Dilanjutkan ke Siklus
Berikunya
Gambar.1 Siklus PTK (Sumber; Rubiyanto dkk., 2008: 120)
Setiap penelitian selalu dimulai dari masalah dan bertujuan untuk
memecahkan masalah tersebut. Mengacu pada teori tentang penelitian
tindakan kelas, maka rancangan penelitian ini disusun menggunakan
prosedur sebagai berikut:
1. Dialog Awal
2. Perencanaan Tindakan (Planning)
3. Tindakan ( Action )
4. Observasi ( Observation )
5. Refleksi ( Reflection )
HASIL TINDAKAN
Hasil Nilai IPA Pra Siklus
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama Siswa
Suryati
Heri Apriyanto
Yuda Aulia Setiawan
Safiq Saifullah
Muhfud Khairudin
Muhammad Yaskur
Kla Fitriyani
Suryono
Ulfi Septiani Nugrahani
Devi Apritasari
Wahyu Puji Rahayu
Diki Doni Nugraha
Handika Galuh Hartadi
Ayu Purwaningsih
Nia Wiwik Lestari
Tri Midayanti
Uswatun Khasanah
Tri Sutrisno
Anisa Sukmawati
Aurela Mega Agustina
JUMLAH
RATA-RATA
KKM
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
Nilai
70
60
40
60
50
70
50
60
60
60
60
70
60
60
80
70
70
60
80
40
1230
61.5
Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Berdasarkan hasil analisis tes pada mata pelajaran IPA menunjukkan
bahwa nilai siswa rata-rata kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
70. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 7 siswa atau 35%.
Sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 13 siswa atau 65%.
Untuk memahami hal tersebut perlu dikembangkan model pembelajaran
yang efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD
Negeri Timpik 04. Adapun model pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu Peta Konsep.
Deskripsi Siklus I
Daftar Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I
No.
Nama Siswa
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Suryati
70
80
Tuntas
2
Heri Apriyanto
70
70
Tuntas
3
Yuda Aulia Setiawan
70
50
Belum Tuntas
4
Safiq Saifullah
70
70
Tuntas
5
Muhfud Khairudin
70
70
Tuntas
6
Muhammad Yaskur
70
70
Tuntas
7
Kla Fitriyani
70
60
Belum Tuntas
8
Suryono
70
70
Tuntas
9
Ulfi Septiani Nugrahani
70
60
Belum Tuntas
10
Devi Apritasari
70
50
Belum Tuntas
11
Wahyu Puji Rahayu
70
60
Belum Tuntas
12
Diki Doni Nugraha
70
70
Tuntas
13
Handika Galuh Hartadi
70
60
Belum Tuntas
14
Ayu Purwaningsih
70
70
Tuntas
15
Nia Wiwik Lestari
70
90
Tuntas
16
Tri Midayanti
70
80
Tuntas
17
Uswatun Khasanah
70
80
Tuntas
18
Tri Sutrisno
70
60
Belum Tuntas
19
Anisa Sukmawati
70
90
Tuntas
20
Aurela Mega Agustina
70
60
Belum Tuntas
JUMLAH
1370
RATA-RATA
68,5
Distribusi Nilai IPA Siklus I
No
Interval
Kategori
Jumlah
Prosentase
1.
91-100
Istimewa
0
0
2.
81-90
Baik sekali
2
10%
3.
71-80
Baik
3
15%
4.
61-70
Cukup
7
35%
5.
51-60
Hampir cukup
6
30%
6.
41-50
Kurang
2
10%
7.
31-40
Kurang sekali
0
0
8.
Jumlah
20
100%
Dari tabel di atas maka ditemukan beberapa hal penting sebagai berikut:
a. Rata-rata nilai IPA siklus I pada kompetensi dasar “Mengidentifikasi
wujud benda padat, cair dan gas yang memiliki sifat tertentu” SD Negeri
Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2010/2011 sebesar 68,5.
b. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori baik sekali
sebanyak 2 siswa atau 10% dari jumlah 20 siswa.
c. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori baik sebanyak 3
siswa atau 15% dari jumlah 20 siswa.
d. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori cukup sebanyak
7 siswa atau 35% dari jumlah 20 siswa.
e. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori hampir cukup
sebanyak 6 siswa atau 30% dari jumlah 20 siswa.
f.
Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori kurang
sebanyak 2 siswa atau 10% dari jumlah 20 siswa.
Berdasarkan analisis hasil test siklus I di atas menunjukkan bahwa masih
ada siswa yang nilainya kurang dari Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
70. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa atau 60% ,
sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 8 siswa atau
40%.
Deskripsi Siklus II
Daftar Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II
No.
Nama Siswa
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Suryati
70
90
Tuntas
2
Heri Apriyanto
70
80
Tuntas
3
Yuda Aulia Setiawan
70
70
Tuntas
4
Safiq Saifullah
70
80
Tuntas
5
Muhfud Khairudin
70
60
Belum Tuntas
6
Muhammad Yaskur
70
80
Tuntas
7
Kla Fitriyani
70
60
Belum Tuntas
8
Suryono
70
80
Tuntas
9
Ulfi Septiani Nugrahani
70
70
Tuntas
10
Devi Apritasari
70
80
Tuntas
11
Wahyu Puji Rahayu
70
70
Tuntas
12
Diki Doni Nugraha
70
100
Tuntas
13
Handika Galuh Hartadi
70
80
Tuntas
14
Ayu Purwaningsih
70
70
Tuntas
15
Nia Wiwik Lestari
70
100
Tuntas
16
Tri Midayanti
70
80
Tuntas
17
Uswatun Khasanah
70
90
Tuntas
18
Tri Sutrisno
70
70
Tuntas
19
Anisa Sukmawati
70
90
Tuntas
20
Aurela Mega Agustina
70
60
Belum Tuntas
JUMLAH
1560
RATA-RATA
78
Distribusi Nilai IPA Siklus II
No
Interval
Kategori
Jumlah
Prosentase
1.
91-100
Istimewa
2
10%
2.
81-90
Baik sekali
3
15%
3.
71-80
Baik
7
35%
4.
61-70
Cukup
5
25%
5.
51-60
Hampir cukup
3
15%
6.
41-50
Kurang
0
0
7.
31-40
Kurang sekali
0
0
8.
Jumlah
20
100%
Dari tabel di atas maka ditemukan beberapa hal penting antara lain:
a. Rata-rata nilai IPA siklus II pada kompetensi dasar “Mengidentifikasi
wujud benda padat, cair dan gas yang memiliki sifat tertentu ” SD
Negeri Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2011/2012 sebesar 78.
b. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori istimewa
sebanyak 2 siswa atau 10% dari jumlah 20 siswa.
c. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori baik sekali
sebanyak 3 siswa atau 15% dari jumlah 20 siswa.
d. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori baik sebanyak 7
siswa atau 35% dari jumlah 20 siswa.
e. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori cukup sebanyak
5 siswa atau 25% dari jumlah 20 siswa.
f. Siswa yang memperoleh nilai hasil test dengan kategori hampir cukup
sebanyak 3 siswa atau 15% dari jumlah 20 siswa.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II hasil belajar
siswa sudah mengalami peningkatan jika dibandingakan dengan siklus I. Pada
siklus II rata-rata nilai siswa 78. Dalam siklus II ini nilai siswa yang sudah
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada 17 siswa atau 85%.
Pada kondisi awal dapat kita lihat nilai rata-rata hasil belajar siswa 61,5.
Pada siklus I belum mencapai hasil yang memuaskan, karena hasil belajar dengan
rata-rata 68,5 masih berada di bawah nilai rata-rata yang telah ditargetkan
walaupun jika dibandingkan dengan hasil belajar pada kondisi awal sudah
mengalami peningkatan sebesar 11,38%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas 78
dapat kita lihat adanya peningkatan hasil belajar siswa 13,86% jika dibandingkan
dengan hasil belajar siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA
materi benda dan sifatnya dengan hasil belajar yang dicapai siswa
PENUTUP
Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran Peta Konsep dapat meningkatkan hasil belajar
IPA Materi Benda dan Sifatnya siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 Tahun
Pelajaran 2011/2012, hal ini ditunjukan pada nilai rata-rata kognitif untuk nilai
awal adalah 61,5, siklus I 68,5, dan siklus II 78.
Saran
Saran kepada guru, Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Peta
Konsep serta memberi bimbingan dan motivasi kepada peserta didik untuk
meningkatkan hasil belajar. Guru diharapkan mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan melalui strategi peta konsep sehingga siswa
dapat terlibat aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran sehingga dapat
tercapai hasil yang maksimal.
Saran kepada siswa yang belum tuntas, Siswa diharapkan untuk dapat
memfokuskan konsentrasi sehingga dapat menerima pelajaran dengan baik. Siswa
diharapkan untuk lebih meningkatkan belajar khususnya pada pelajaran IPA
supaya dapat mengejar ketinggalan
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi).
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rhineka Cipta.
Arikunto, Suhrsimi, Dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Dahar. Peta konsep untuk mempermudah konsep selit dalam pembelajaran, Jurnal
vol. 2 (desember 1988), p. 153. Diakses 08 Febuari 2012 dari
wordpress.
http://paudanakceria.wordpress.com/2012/02/08/peta-konsep-untukmempermudah-konsep-sulit-dalam-pembelajaran/
Idawati, Idawati. 2011. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode
Peta Konsep Dengan Menggunakan Media Gambar Pokok Bahasan
Sistem Perencanaan Manusia Siswa Kelas V SD N 2 Sorogaten Klaten
Tahun Ajaran 2011/ 2012. Skripsi UMS (tidak diterbitkan)
Kunandar. 2008. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP UMS
Rubiyanto, Rubino dan Saring Marsudi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas keSDan
dan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: FKIP UMS
Samino & Marsudi,S.2011.Layanan Bimbingan Belajar Pedoman Bagi Pendidik
dan Calon Pendidik.Surakarta:Fairuz Media
Sofyatiningrum, Etti. 2001. Pengaruh Umpan Balik Guru Terhadap Siswa Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar di SLTP Muhammadiyah 22 Pamulang.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Depdikbud
Sugandi, Achmad dkk.2006. Teori Pembelajaran, Semarang: UNNES PRESS
Sugianto,2009.Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Panitia Sertivikasi
Guru (PSG) Raayon 13 Surakarta
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, Kulitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Surtikanti & Santoso,J.2008.Strategi Belajar Mengajar.Surakarta: BP-FKIP UMS
Sutikno, M Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
Suwandi, Sarwiji.2009. Model Assesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta. Panitia
Sertivikasi Guru (PSG) Rayon 13 Surakarta.
Syaiful, Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Triningsih, Nanik. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Daur Air dan
Peristiwa Alam Melalui Peta Konsep Siklus pada Siswa Kelas V SD
Negeri 01 Ngepungsari Jatipuro Karanganyar Tahun Pelajaran
2010/2011. Skripsi UMS (tidak diterbitkan)