PEMBINGKAIAN BERITA JATUHNYA PESAWAT LION AIR BOEING 737-800 DI MEDIA ONLINE (Analisis Framing Model Robert N. Entman terhadap Pemberitaan Jatuhnya Pesawat Lion Air di detik.com dan tempo.co Edisi 16 April – 20 April 2013).

PEMBINGKAIAN BERITA J ATUHNYA PESAWAT LION AIR
BOEING 737-800 DI MEDIA ONLINE
(Analisis Framing Model Robert N. Entman terhadap Pemberitaan J atuhnya
Pesawat Lion Air di detik.com dan tempo.co Edisi 16 April – 20 April 2013)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial J urusan Ilmu Komunikasi

Oleh :
ANDINI NURSALINA MARTADILA
NPM. 0943010178

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA
TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMBINGKAIAN BERITA J ATUHNYA PESAWAT LION AIR
BOEING 737-800 DI MEDIA ONLINE
(Analisis Framing Model Robert N. Entman terhadap Pemberitaan J atuhnya
Pesawat Lion Air di detik.com dan tempo.co Edisi 16 April – 20 April 2013)
Oleh :
ANDINI NURSALINA MARTADILA
NPM. 0943010178
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 19 J uli 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1. Ketua

J uwito, S.Sos, M.Si

NPT. 367049500361

J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 367049500361

2. Sekretaris

Dr s. Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 370069400351
3. Anggota

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 19580801 198402 1001
Mengetahui,
DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195507181 98302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillahirabbil’alamiin, atas kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat, hidayah dan karunia-Nya
kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“PEMBINGKAIAN BERITA J ATUHNYA PESAWAT LION AIR BOEING
737-800 DI MEDIA ONLINE” (Analisis Framing Model Robert N. Entman
terhadap Pemberitaan J atuhnya Pesawat Lion Air di detik.com dan
tempo.co Edisi 16 April – 20 April 2013) guna melengkapi syarat wajib tugas
akhir dalam menempuh program Strata Satu jurusan Ilmu Komunikasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Juwito, S.Sos, M.Si
selaku Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga
banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu moril, spiritual maupun
materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto selaku rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN ”Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
UPN “Veteran” Jawa Timur dan selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan kemudahan kepada penulis.
4. Drs. Kusnarto, M.Si dan Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si selaku Dosen Penguji
yang telah memberikan arahan dan perbaikan dalam menyusun skripsi ini.
5. Mama dan Papa tercinta yang telah membesarkan dan membimbing
dengan penuh kasih sayang. Segala pengorbanan untuk kesuksesan dan
kebahagiaan anak-anaknya. Penulis persembahkan skripsi ini untuk
Mama, Papa dan Eyang Putri.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Adek-adekku tersayang Dana dan Dhika yang senantiasa mensupport dan
memotivasi penulis untuk selalu semangat menyelesaikan segala tugas
kuliah dan skripsi.
7. Much. Muchtar Yahya, orang tercinta setelah keluargaku. Yang tak
hentinya mengingatkan dan memotivasi. Serta terima kasih atas doanya. I
love you.

8. Kakak-kakak

sepupu

dan

semua

keluargaku

yang

menyayangi,

memotivasi dan memberi masukan kepada penulis saat penyusunan
skripsi.
9. Lovely girls Yasinta, Friska, Safira, Yanti, Ira, Anien, Pramita, Afida,
mbak Mita dan mbak Indah yang telah membantu dan memberikan
dorongan. Semoga Allah meridhio semua keinginan kita. Sukses selalu
untuk kita. Semoga kita bisa meraih apa yang kita inginkan. Amin.

Semoga Allah SWT memberi rahmat dan limpahan karunia-Nya atas jasa
dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Besar harapan penulis, skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Surabaya, 10 Mei 2013
Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

J UDUL

.......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI


.......................................... ii

.............................................................................. iii

.......................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN

............................................................................. viii

DAFTAR TABEL

.............................................................................. ix

ABSTRAK

BAB I

.......................................................................................... x


PENDAHULUAN

..................................................................

1

..................................................................

1

1.1.

Latar Belakang Masalah

1.2.

Rumusan Masalah

.............................................................................. 9


1.3.

Tujuan Penelitian

.............................................................................. 9

1.4.

Manfaat Penelitian

.............................................................................. 9

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

...................................................... 10

2.1.


Penelitian Terdahulu .............................................................................. 10

2.2.

Landasan Teori

.............................................................................. 12

2.2.1. Media Online .............................................................................. 12
2.2.2. Ideologi Media

...................................................... 15

2.2.3. Konstruksionisme Sosial

...................................................... 15

2.2.4. Media dan Berita Dilihat Dari Paradigma Konstruksionis........... 19


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5. Teori Konstruksi Realitas Sosial
2.2.6. Produksi Berita

.................................................................. 23

2.2.7. Hierarchy of Influence
2.2.8. Analisis Framing

.......................................... 22

.......................................... 28

.................................................................. 30

2.2.9. Model Analisis Framing

...................................................... 32

2.2.10. Proses Framing Entnam

..................................................... 36

2.2.11. Perangkat Framing Entman

..................................................... 39

2.2.12. Efek Framing ............................................................................. 42

BAB III

METODE PENELITIAN

..................................................... 45

3.1.

Definisi Operasional .............................................................................. 45

3.2.

Subyek dan Obyek Penelitian .................................................................. 47

3.3.

Unit Analisis .......................................................................................... 47

3.4.

Korpus

3.5.

Teknik Pengumpulan Data

3.6.

Teknik Analisis Data .............................................................................. 52

3.7.

Langkah-langkah Analisis Framing ...................................................... 56

BAB 1V
4.1.

4.2.

.......................................................................................... 48
.................................................................. 51

HASIL DAN PEMBAHASAN

......................................... 58

Gambaran Umum Obyek Penelitian ...................................................... 58
4.1.1. Profil detik.com

.................................................................. 58

4.1.2. Profil tempo.co

.................................................................. 60

Frame detik.com dan tempo.co

...................................................... 61

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.1. Analisis Framing detik.com ...................................................... 62
4.2.1.1.

Framing detik.com 16 April 2013

.................. 62

4.2.1.2.

Framing detik.com 17 April 2013

.................. 64

4.2.1.3.

Frame Pada detik.com

4.2.2. Analisis Framing tempo.co

.............................. 66

..................................................... 68

4.2.2.1.

Framing tempo.co 16 April 2013

................. 68

4.2.2.2.

Framing tempo.co 16 April 2013

................. 70

4.2.2.3.

Framing tempo.co 16 April 2013

................. 72

4.2.2.4.

Framing tempo.co 17 April 2013

................. 74

4.2.2.5.

Framing tempo.co 20 April 2013

................. 76

4.2.2.6.

Frame Pada tempo.co

............................. 78

4.2.3. Perbandingan Frame detik.com dan tempo.co

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

................. 81

......................................... 84

5.1.

Kesimpulan

......................................................................................... 84

5.2.

Saran ..................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

.............................................................................. 86

LAMPIRAN ...................................................................................................... 87

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN
Berita detik.com Tanggal 16 April 2013

..................................................... 87

Berita detik.com Tanggal 16 April 2013 (sambungan)
Berita detik.com Tanggal 17 April 2013

............................. 88

..................................................... 89

Berita detik.com Tanggal 17 April 2013 (sambungan)
Berita tempo.co Tanggal 16 April 2013 poin 1

......................................... 91

Berita tempo.co Tanggal 16 April 2013 poin 1 (sambungan)
Berita tempo.co Tanggal 16 April 2013 poin 2

................. 94

......................................... 95

Berita tempo.co Tanggal 16 April 2013 poin 3 (sambungan)
Berita tempo.co Tanggal 17 April 2013

................. 92

......................................... 93

Berita tempo.co Tanggal 16 April 2013 poin 2 (sambungan)
Berita tempo.co Tanggal 16 April 2013 poin 3

............................. 90

................. 96

..................................................... 97

Berita tempo.co Tanggal 17 April 2013 (sambungan)
Berita tempo.co Tanggal 20 April 2013

............................. 98

..................................................... 99

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

HALAMAN
Tabel 2.1

Skema Framing Robert N. Entman

............................. 39

Tabel 3.1

Dua Dimensi Framing Robert N. Entman

............................. 53

Tabel 4.1

Deskripsi Ringkas Berita detik.com 16 April 2013 ................. 62

Tabel 4.2

Frame Berita detik.com 16 April 2013

Tabel 4.3

Deskripsi Ringkas Berita detik.com 17 April 2013 ................. 64

Tabel 4.4

Frame Berita detik.com 17 April 2013

Tabel 4.5

Frame detik.com

Tabel 4.6

Deskripsi Ringkas Berita tempo.co 16 April 2013 poin 1

Tabel 4.7

Frame Berita tempo.co 16 April 2013 poin 1

Tabel 4.8

Deskripsi Ringkas Berita tempo.co 16 April 2013 poin 2

Tabel 4.9

Frame Berita tempo.co 16 April 2013 poin 2

Tabel.4.10

Deskripsi Ringkas Berita tempo.co 16 April 2013 poin 3

Tabel 4.11

Frame Berita tempo.co 16 April 2013 poin 3

................. 73

Tabel 4.12

Deskripsi Ringkas Berita tempo.co 17 April 2013

................. 74

Tabel 4.13

Frame Berita tempo.co 17 April 2013

Tabel 4.14

Deskripsi Ringkas Berita tempo.co 20 April 2013

Tabel 4.15

Frame Berita tempo.co 20 April 2013

Tabel 4.16

Frame tempo.co

Tabel 4.17

Perbandingan Frame detik.com dan tempo.co

............................. 63

............................. 65

................................................................. 67
..... 68

................. 69
..... 70

................. 71
..... 72

............................. 75
................. 76

............................. 77

................................................................. 80
................. 81

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
ANDINI MARTADILA. PEMBINGKAIAN BERITA J ATUHNYA
PESAWAT LION AIR BOEING 737-800 DI MEDIA ONLINE. (Analisis
Framing Model Robert N. Entman terhadap Pemberitaan Jatuhnya Pesawat Lion
Air di detik.com dan tempo.co Edisi 16 April – 20 April 2013)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana situs berita online
detik.com dan tempo.co membingkai pemberitaan tentang jatuhnya pesawat Lion
Air Boeing 737-800. Penyebab jatuhnya pesawat masih menjadi issue dikalangan
masyarakat.
Menggunakan metode analisis framing Robert N. Entman, menjabarkan
bagaimana media massa membingkai atau mengkonstruksi berita. Melalui
Problem Identification, Interpretation, Moral Evaluation, dan Treatment
Recommendation.
Hasil dari analisis ini, terlihat bahwa kedua media memiliki frame yang
berbeda dalam menyikapi sumber atau penyebab masalah jatuhnya pesawat Lion
Air. Pada detik.com lebih cenderung tidak memberitakan penyebab jatuhnya Lion
Air. Sementara tempo.co lebih terkesan membeberkan bahwa peristiwa jatuhnya
pesawat diduga karena faktor cuaca yang tidak bagus dan karena kelalaian pilot.
Kata Kunci : Framing, Konstruksi, Media Online, Lion Air, Robert N. Entman

ABSTRACT
This study aims to determine how the detik.com online news sites and
news about the fall of framing tempo.co Lion Air Boeing 737-800 aircraft. The
cause of the crash is still a issue among the community.
Using analytical methods framing Robert N. Entman, describes how the
mass media construct framing or news. Through the Problem Identification,
Interpretation, Moral Evaluation, and Treatment Recommendation.
The results of this analysis, it appears that the two media have different
frames in addressing the source or cause of the crash problem Lion Air. At
detik.com more likely to not preach the cause of the fall of Lion Air. While
tempo.co more impressed revealed that an airplane crash allegedly due to good
weather and pilot negligence.
Keywords : Framing, Construction, Online Media, Lion Air, Robert N. Entman

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui strategi media massa.

Konsep konkret strategi sebaran media massa masing-masing media berbeda,
namun prinsip utamanya adalah real time. Media elektronik memiliki konsep real
time yang berbeda dengan media cetak. Karena sifatnya yang langsung (live),
maka yang dimaksud dengan real time oleh media elektronik adalah seketika
disiarkan, seketika itu juga pemberitaan sampai ke pemirsa (Burhan, 2008:197).
Prinsip dasar dari sebaran media massa adalah semua informasi harus sampai
pada pemirsa atau pembaca setepatnya berdasarkan pada agenda media. Apa yang
dipandang penting oleh media, menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca.
Ramainya pemberitaan terhadap jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737800 yang terjadi di Denpasar ini telah dimuat diberbagai media baik cetak,
maupun elektronik yang menjadi konsumsi publik sehingga menimbulkan
berbagai opini dalam masyarakat. Media dalam hubungannya dengan khalayak
dan kekuasaan yang mewarnai di dalamnya tentu saja menempati posisi yang
cukup strategis karena adanya anggapan akan kemampuan media sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Media
massa dapat menjadi alat untuk membangun sebuah kultur dan ideologi dominan
bagi kepentingan kelas dominan. Media massa bukanlah sesuatu yang bebas dan

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

idependent tetapi memiliki keterkaitan dengan realitas sosial, ada berbagai
kepentingan yang bermain dalam media massa.

Di tengah gencarnya ekspansi bisnis, maskapai ini justru dirundung
musibah. Pesawat Lion Air kembali mengalami gagal tinggal landas. Penerbangan
pesawat Lion Air Boeing 737-800 jurusan Bandung-Denpasar mengalami
kegagalan saat hendak lepas landas, Sabtu, 13 April 2013. Pesawat dalam posisi
take saat melaju dengan kecepatan tinggi langsung berhenti mendadak dan
mengejutkan penumpang akibat adanya sedikit kerusakan. Maskapai ini memiliki
catatan buruk untuk keselamatan penumpang. Mulai dari gagal tinggal landas atau
take off, ban pecah, tergelincir di landasan pacu dan gagal mendarat. Gagal lepas
landas ini menambah panjang catatan hitamnya. Setelah 13 April 2013 gagal
mendarat lagi di Bandara Ngurah Rai sehingga jatuh ke laut dan badan pesawat
patah.
Soal penyebab jatuhnya Boeing 737-800 belum diketahui pasti. Dugaan
sementara, seperti yang diungkapkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi
(KNKT), pesawat yang dipiloti M Gozali itu melakukan pendaratan undershoot
atau pendaratan yang terlalu cepat. Jumlah penumpang saat itu ialah 108 orang
yang terdiri dari 7 kru (2 pilot, 5 awak kabin) dan 101 penumpang. Adapun
rincian penumpang ialah 56 laki-laki, 39 perempuan, 5 anak-anak, dan 1 bayi. Tak
ada korban jiwa dalam kecelakaan itu.
Peran media dalam memblow-up insiden jatuhnya pesawat Lion Air
Boeing 737-800 ini hingga menjadi issue utama di Indonesia dalam kurun waktu

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tertentu sehingga dapat menutup kasus-kasus besar yang lain yang terjadi
sebelumnya seakan ada yang terlupakan. Dalam pandangan konstruksionis, media
memilih realitas mana yang akan diambil dan mana yang tidak, serta memberikan
penonjolan pada realitas tertentu yang ingin ditekankan oleh jurnalis. Dari
penjelasan diatas diketahui bahwa media massa di dalam menyebarluaskan berita,
sangat

sarat

keberadaan

dengan
media

berbagai

kepentingan-kepentingan

massa tersebut.

yang

menyertai

Untuk mengakomodasi kepentingan-

kepentingan tersebut, maka pengusaha media massa mengkonstruksi isi media
massa yang dimilikinya sedemikian rupa.
Oleh karena itu peneliti akan mencoba melihat bagaimana sikap detik.com
dan tempo.co sebagai salah satu portal berita online terkemuka dalam
mengkonstruksi atau menampilkan berita mengenai jatuhnya pesawat Lion Air
Boeing 737-800 di Indonesia dalam pemberitaannya kepada khalayak. Jatuhnya
Lion Air menjadi sorotan dalam memberikan suatu gambaran tertentu kepada
khalayak terhadap peristiwa tersebut. Kasus ini masih menjadi polemik, dimana
pada satu sisi tempo.co memberitakan pesawat jatuh disebabkan karena masalah
teknis atau kelalaian pilot. Di sisi lain bisa juga disebabkan karena fenomena
alam, pesawat tertarik angin ke bawah yang diduga kuat sebagai penyebab
jatuhnya pesawat Lion Air. Kejadian alam menjadi sorotan baru untuk Boeing
737-800 maskapai Lion Air yang jatuh di lepas pantai Bali pada 13 April, dengan
posisi jatuh dekat dengan Bandara Ngurah Rai.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Seperti bingkai (frame) yang dikonstruksikan oleh tempo.co terkait dugaan
penyebab jatuhnya pesawat Lion Air. Dalam pemberitaannya tempo.co berturutturut menulis tentang apa penyebabnya pesawat jatuh.
“Saat pesawat hendak mendarat, seolah ada angin yang kuat
"menarik" badan pesawat. Saat itu hujan deras sampai menutupi jarak
pandang. Seketika pesawat kehilangan kendali dan mendarat di
perairan dekat bandara.
Ketika badan pesawat seolah tertarik angin kencang, para penumpang
mulai panik. Di ketinggian sekitar 200 kaki itu, terjadi goncangan dan
tiba-tiba saja, braak. Pesawat sudah mengapung di laut.”
Peristiwa kecelakaan masih belum dapat diketahui penyebab pastinya.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi pun telah
meminta semua pihak untuk tidak mengira-ngira penyebab kecelakaan. Pesawat
Lion Air berangkat dari Bandung menuju Denpasar dan dipiloti oleh M Gazali.
Pesawat ini terbilang masih baru dan pihak maskapai Lion Air mengklaim
kondisinya layak terbang. Berangkat dari fakta itulah, muncul dugaan bahwa
penyebab peristiwa gagal mendarat pesawat tersebut adalah dipicu oleh faktor
human error.
Seperti dipaparkan pakar kesehatan penerbangan dr Wawan Mulyawan,
faktor kesalahan manusia merupakan salah satu penyebab utama peristiwa
jatuhnya pesawat. Kelelahan atau fatigue pada pilot merupakan faktor terbesar
yang paling sering menyebabkan kecelakaan. Beban kerja yang padat sangat
mungkin menyebabkan kelelahan muncul pada seorang pilot dan menyebabkan
mudah mengambil keputusan yang salah.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Khalayak yang langsung mengetahuinya melalui portal berita detik.com
dan beberapa media teknologi lainnya, terkait dengan jatuhnya pesawat Lion
Air. Tak bisa dipungkiri kalau ada banyak kelemahan yang terdapat pada media
teknologi, terutama untuk yang portal berita. Sifatnya yang mengejar cepat
publikasi, tentu membuat pemberitaan tidak akurat, informasi tidak mendetail, dan
bahkan bisa salah, sebab konfirmasi dan verifikasi jarang dilakukan. Pengaruh
pemberitaan media teknologi yang tidak akurat, dan bahkan tak melalui
prinsip jurnalisme check and balance serta verifikasi, tentu merugikan public.
Melihat kasus tersebut peran media massa sangat berpengaruh dalam
pemberitaan dan pembentukkan opini khalayak. Seperti yang dikemukakan oleh
Dennis McQuail (1987, 51-53) Media telah menjadi sumber yang dominan bukan
saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dari citra realitas sosial, tetapi
juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif.
Dimensi framing dimulai dengan pemilihan berita dan memberikan
penekanan atau penonjolan aspek atau isu tertentu dalam berita. Hal tersebut
dilakukan dengan penempatan berita di halaman utama, penulisan kata atau
kalimat tertentu pada gambar pendukung, pemakaian grafis yang kontras sehingga
memiliki peluang untuk diingat dalam peta mental pembaca. Selanjutnya framing
berkaitan dengan pengunaan kata, kalimat dalam berita, simbol, konsepsi, ide,
pengambaran dsb, sehingga frame berita dapat dilihat dari makna dibalik kata,
kalimat, simbol, ide dsb yang memberikan gambaran tertentu dan makna tertentu
dari teks media tersebut.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Suatu realitas yang sama yang dikemas oleh wartawan yang berbeda akan
menghasilkan berita yang berbeda, karena perbedaan sudut pandang dan
penekanan dari aspek-aspek yang berbeda. Dengan demikian ada realitas yang
sebenarnyadan realitas-realitas yang merupakan bentukan media yang nota bene
merupakan

kontruksi-pemaknaan

pemahaman

wartawan

beserta

dewan

redaksional atas realitas yang sebenarnya.
Berita jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-800 salah satu contoh cara
situs portal berita detik.com dan tempo.co dalam menerapkan ideologi yang
mereka anut melalui pemberitaan-pemberitaannya. Setiap berita yang dimuat oleh
media massa merupakan sebuah konstruksi realitas yang dikemas sesuai dengan
kebijakan media tersebut. Bagaimana sebuah media mengambil sikap atas
terjadinya sebuah kasus dan mengemasnya dalam sebuah berita sehingga dapat
diketahui kecenderungan media tersebut.
Tempo.co berturut-turut memuat pemberitaan apa penyebab pesawat jatuh.
Seperti yang dimuat pada tanggal 17 April:
“Beredar kabar bahwa penyebab kecelakaan pesawat Lion Air
jenis Boeing 737-800 NG ini disebabkan oleh faktor cuaca. Antara
lain, karena pesawat tertutup awan gelap dan disertai hujan.
Akibatnya, jarak pandang menjadi gelap dan pilot tak dapat
mengendalikan pesawat.”
Ideologi media khususnya detik.com dan tempo.co sulit dihilangkan dalam
berita-berita yang dimuat. Konsep ideologi menurut pendekatan konstruksionisme
dapat membantu menjelaskan bagaimana bisa wartawan membuat liputan berita

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

memihak satu pandangan, menempatkan satu pandangan lebih menonjol
dibandingkan pandangan kelompok lain dan sebagainya.
Dominasi media massa dalam kehidupan masyarakat tidak saja dalam
bentuk perangkat keras semata, melainkan juga dalam bentuk penyajian isi. Isi
yang disajikan oleh media sering di bentuk sedemikian rupa, sehingga bisa
menimbulkan rasa percaya khalayak yang mengkonsumsi berita tersebut. Seperti
yang diungkapkan oleh Adoni dan Mane (1984:324) dalam artikelnya yang
berjudul Media and The Con-structing Of Reality, salah satu realitas sosial yang
dibangun adalah realitas sosial simbolik (sym-bolic reality) yakni bentuk-bentuk
simbolik dari realitas sosial objektif yang biasanya di ketahui khalayak dalam
bentuk karya seni, fiksi serta isi media.
Dengan menggunakan metode analisis framing, penelitian ini akan
menjabarkan bagaimana institusi media dalam membingkai atau mengkonstruksi
berita-berita mengenai pemberitaan jatuhnya pesawat Lion Air. Pembingkaian
atau pengkonstruksian berita ini dilakukan melalui penyeleksian isu dan
penonjolan-penonjolan aspek-aspek tertentu oleh kedua media, situs berita online
yaitu detik.com dan tempo.co.
Analisis framing mempunyai asumsi wacana, media massa mempunyai
peran sangat strategis dalam menentukan apa yang penting atau signifikan bagi
publik dari bermacam-macam isu dan persoalan yang hadir dalam wacana publik.
Framing secara umum dirumuskan sebagai proses penyeleksian dan penonjolan
aspek-aspek secara tertentu dari realitas yang tergambar dalam teks komunikasi

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dengan tujuan agar aspek itu menjadi lebih noticeable ,meaningfull, dan
memorable bagi khalayak.
Portal berita detik.com dan tempo.co menunjukkan perbedaan dalam mengkemas
berita Jatuhnya Pesawat Lion Air. Dalam pemberitaannya tempo.co lebih
menekankan berita tentang penyebab jatuhnya Lion Air, apakah human error atau
karena faktor cuaca buruk. Berbeda dengan detik.com yang membingkai berita ini
dengan menseleksi isu. Yaitu pemberitaannya mengenai jatuhnya pesawat ini
jangan diputuskan penyebabnya karena kelalaian pihak Lion Air, belum ada bukti.
Detik.com tidak mau bicara soal apa penyebabnya. Detik.com menyatakan bahwa
jangan beragumentasi dahulu tentang penyebab jatuhnya pesawat karena kelalaian
pilot. Terkandung didalamnya ada bagian berita yang dimasukkan, ada juga berita
yang dikeluarkan. Tidak semua bagian dari isu ditampilkan. Wartawan memilih
aspek tertentu dari suatu isu.
Peneliti memilih metode framing milik Robert N Entman karena melihat
framing sebagai cara untuk mengetahui bagaimana suatu media mengemas berita
dan mengkonstruksi realitas melalui dua dimensi, yaitu seleksi isu dan penekanan
atau penonjolan aspek-aspek dari realitas atau isu. Bagaimana isi ditonjolkan, dan
bagaimana pemberitaan yang ada di kedua media online tersebut dibongkar
dengan cara-cara perangkat framing Robert N Entman. Dalam konsepsi Entman,
framing pada dasarnya merujuk pada pemberitaan definisi, penjelasan, evaluasi,
dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir
tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut: “Bagaimana portal media online detik.com dan tempo.co
membingkai berita tentang jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-800?”

1.3

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana detik.com dan tempo.co membingkai berita
tentang jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-800.

1.4

Manfaat Penelitian
1.

Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan pada
perkembangan ilmu komunikasi, khususnya mengenai analisis
framing, dengan menggunakan model Robert N. Entman.

2.

Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan
menjadi kerangka acuan bagi pihak institusi portal berita online,
khususnya detik.com dan tempo.co dalam membingkai atau
mengkonstruksi suatu realita.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu
Peneliti menggunakan dua penelitian terdahulu untuk digunakan sebagai

referensi pendukung pembuatan penelitian Jatuhnya Pesawat Lion Air Boeing
737-800 dalam buku jurnal, yaitu “Jurnal Ilmu Komunikasi”.
Dalam penelitian terdahulu yang pertama “Jurnal Ilmu Komunikasi”
volume 8, nomor 2, Mei - Agustus 2010. Dengan judul Analisis Framing
Pemberitaan Konflik Israel – Palestina dalam Harian Kompas dan Radar
Sulteng. Berdasarkan hasil penelitian itu ada beberapa faktor yang terlihat berbeda
dalam memberitakan masalah konflik yang terjadi antara Israel - Palestina di
Harian Kompas dan Radar Sulteng yakni pertama, cara menyajikan pemberitaan
konflik yang terjadi antara Israel – Palestina seperti hardnews, opini dan feature.
Kompas cenderung tidak memberikan pernyataan yang meringankan secara garis
besar penyebab masalah yang dibingkai oleh harian Kompas lebih dominan ke
pihak Palestina, sementara harian Radar Sulteng lebih dominan menjadikan Israel
sebagai penyebab masalahnya.
Ketiga, perbedaan yang signifikan dari pembingkaian kedua media ini
adalah pada penilaian sikap-sikap moral yang dijatuhkan kepada pihak Israel
atau Palestina. Kompas cenderung memberikan dalih moral bahwa apa yang

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dilakukan oleh Israel adalah sesuatu yang memang terpaksa dilakukan karena
pihak Palestina yang memulai konflik. Sebaliknya, Radar Sulteng memfokuskan
pada kesalahan-kesalahan Israel yang dianggap sebagai penyebab awal dari semua
masalah ini dan menjadikan Palestina sebagai korbannya, sehingga posisi Israel
selalu dijelek-jelekkan. Keempat, adalah faktor locality. Artinya, Harian Kompas
melihat peristiwa ini dalam perspektif yang lebih luas yakni skala nasional,
sedangkan Radar Sulteng melihatnya dalam perspektif yang lebih sempit yakni
skala lokal.
Akan tetapi, terlepas dari perbedaan-perbedaan tersebut, kedua harian ini
juga memberikan solusi yang mutlak dilakukan yaitu perdamaian. Dengan kata
lain, kedua belah pihak mesti melakukan gencatan senjata atau perjanjianperjanjian perang yang bisa diterima oleh kedua belah pihak yang pada akhirnya
akan menguntungkan kedua belah pihak serta bisa meringankan penderitaan para
korban perang.
Penelitian terdahulu yang ke-dua dengan judul, Bingkai Berita Kasus
Dugaan Korupsi Aliran Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia pada detik.com
dan Tempo Interaktif. Bingkai (frame) yang dikonstruksi oleh kedua media
cenderung negatif. Hal ini bisa dilihat dari elemen Sintaksis, Tematik, Detil,
Maksud, Retoris, Leksikon, Metafora. Kedua media tersebut

berusaha

memaparkan secara fair coverage dari narasumber yang disajikan namun
cenderung menyudutkan hasil keputusan Kejagung Pusat bahwa kedua tersangka
dinyatakan tidak bersalah karena terbukti melakukan korupsi. Kedua media
detik.com dan Tempo Interaktif cenderung mendelegitimasi kekuasaan.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Menitik kasus tersebut peran media massa sangat berpengaruh dalam
pemberitaan dan pembentukkan opini khalayak. Media telah menjadi sumber yang
dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dari citra realitas
sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif.

2.2.

Landasan Teori

2.2.1. Media Online
Media online adalah bagian dari media massa, menurut Syarifudin Yunus
(2010: 27) media online yaitu media internet, seperti website, blog, dan lainnya
yang terbit atau tayang di dunia maya, dapat dibaca dan dilihat di internet.
Media online, media yang terbit di internet dengan bentuk yang sederhana dan
tidak terbatas pada ruang dan waktu, sehingga masyarakat dapat mengaksesnya
kapan saja dan dimana saja sejauh ada jaringan yang menghubungkan orang
tersebut dengan internet.
Media online yaitu media yang terbit di dunia maya dengan bentuk yang
sederhana dan tidak terbatas pada ruang dan waktu, sehingga masyarakat dapat
mengaksesnya kapan saja dan dimana saja sejauh ada jaringan yang
menghubungkan orang tersebut dengan internet. Bersifat real time, actual dan
dapat diakses oleh siapa pun.
Media online merupakan salah satu jenis media massa yang popular dan
bersifat khas. Kekhasan media online terletak pada keharusan memiliki jaringan
teknologi informasi dan menggunakan perangkat komputer, di samping

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pengetahuan tentang program komputer untuk mengakses informasi atau berita.
Keunggulan media online adalah informasi/berita bersifat up to date, real
time,dan praktis (Yunus, 2010:32) :
1.

Up to date, media online dapat melakukan upgrade (pembaharuan) suatu
informasi atau berita dari waktu ke waktu dan dimana saja, tidak melulu
menggunakan

bantuan

komputer,

tetapi

fasilitas

teknologi

pada handphone (telepon genggam) atau lebih spesifik dengan katasmart
phone (telpon genggam yang telah memiliki fasilitas teknologi internet). Hal
ini terjadi karena media online memiliki proses penyajian informasi/berita yang
lebih mudah dan sederhana.
2.

Real time, cara penyajian berita yang sederhana tersebut menjadikan
media online dapat langsung menyajikan informasi dan berita saat peristiwa
berlangsung

hal

ini

yang

dimaksud

dengan real

time.Wartawan

media online dapat mengirimkan informasi langsung ke meja redaksi dari
lokasi peristiwa dengan bantuan telepon atau fasilitas internet seperti EMail dan lainnya.
3.

Praktis,
mendapatkan

media online terbilang
berita

dan

praktis

informasinya,

karena
kapan

kemudahan
saja

bila

untuk

diinginkan

media online dapat dibuka dan dibaca sejauh didukung oleh fasilitas teknologi
internet. Handphone yang memiliki fasilitas koneksi internet, komputer yang
memiliki sambungan internet baik di perkantoran atau di rumah, dan dapat pula
di warung internet (Yunus, 2010:32-33).

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tidak hanya up to date, real time, dan praktis saja, keunggulan lain yaitu
meliputi

multimedia,

interaktif,

dan hyperlink.

Menyertakan

unsur-unsur

multimedia adalah keunggulan lain media online, yang membuat media ini
mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang media
tradisional. keunggulan ini, terutama sekali, berlangsung pada media online yang
berjalan di atas web.
Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Septiawan Santana dalam
bukunya yang berjudul Jurnalisme Kontemporer (Santana. 2005:136-137) yaitu:
“Model situs berita secara general yang kebanyakan digunakan oleh
media berita tradisional sekedar merupakan edisi online dari media
induknya. Isi orisinilnya diciptakan kembali oleh internet dengan cara
mengintensifkan
isi
dengan
kapabilitas-kapabilitas
teknis
dari cyberpace. Sejumlah fitur interaktif dan fungsi-fungsi multimedia
ditambahkan. Isinya di update lebih sering daripada medium
induknya.”

Semakin jelas bahwa media online dikenal oleh masyarakat bukan hanya
karena kebaruannya saja tetapi dari segi berita yang ditampilkan mempunyai gaya
tersendiri dan tidak bisa dilakukan oleh media terdahulu (cetak). Keterbatasan
media lama menjadikan keterhalangan dalam proses penerbitan yang terbatas pada
ruang dan waktu. Konsep jurnalisme online yang paling popular adalah sifatnya
yang real time di implementasikan ke dalam running news . Berita, kisah-kisah,
peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang
berlangsung

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2. Ideologi Media
Produksi berita berhubungan dengan bagaimana rutinitas yang terjadi
dalam pemberitaan yang menentukan bagaimana wartawan dikontrol untuk
memberitakan

peristiwa

dalam

perspektif

tertentu.

Media

berperan

mendefinisikan bagaimana realitas seharusnya dipahami, bagaimana realitas itu
dijelaskan dengan cara tertentu kepada khalayak. Media di sini berfungsi menjaga
nilai-nilai kelompok, dan mengontrol bagaimana nilai-nilai kelompok itu
dijalankan. Sebuah media selalu melibatkan pandangan dan ideologi wartawan,
juga kepentingan media itu sendiri. Ideologi ini menentukan aspek fakta yang
dipilih dan membuang apa saja yang dibuang. Artinya jika seorang wartawan
menulis berita dari salah satu sisi, menampilkan sumber dari satu pihak, dan
memasukkan opininya pada suatu berita. Dapat dikatakan media bukanlah
merupakan saran netral dalam menampilkan kekuatan kelompok masyarakat
secara apa adanya tetapi kelompok dan ideologi yang dominan dalam media itulah
yang akan ditampilkan dalam berita-beritanya (Eriyanto, 2005:90).
Bahasa tidak pernah lepas dari subyekifitas seorang wartawan dalam
mengkonstruksi realitas dengan mengetahui bahasa apa yang digunakan dalam
berita. Dari bahasa yang dipakai dapat ditemukan ideologi yang dianut oleh
wartawan dan media yang bersangkutan.
2.2.4. Konstruksionisme Sosial
Penelitian

ini

menggunakan

paradigma

konstruktivisme.

Penulis

menggunakan asumsi-asumsi epistemologis, ontologis, dan aksiologis yang
sejalan dengan paradigma konstruktivisme. Ontologis merujuk pada hakikat apa
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang dikaji, tentang hal ada (existence), epistemologis pada cara mendapatkan
pengetahuan yang benar (how you know), sedangkan aksiologis mengacu pada
nilai kegunaan (what for). Bagi paradigma konstruktivisme, ketiga asumsinya
sangat berbeda dengan asumsi-asumsi pada paradigma positivisme. (Lincoln and
Denzin, 1994:118-137).Analisis framing, sebagai teknik analisis dalam penelitian
ini, termasuk ke dalam paradigma konstruksionis.
Menurut aliran konstruksionisme sosial, lembaga sosial memiliki kekuatan
besar terhadap kebudayaan yang disebarkan oleh lembaga-lembaga tersebut
sebagai realitas yang melampaui kontrol yang kita miliki. Teori konstruksi sosial
bisa disebut berada di antara teori fakta sosial dan definisi sosial. Dalam teori
fakta sosial, struktur sosial yang eksislah yang penting. Manusia adalah produk
dari masyarakat. Tindakan dan persepsi manusia ditentukan oleh struktur yang
ada di masyarakat. Institusionalisasi, norma, struktur dan lembaga sosial
menentukan individu manusia. Sebaliknya adalah teori difinisi sosial, manusialah
yang membentuk masyarakat. Manusia digambarkan sebagai entitas yang otonom,
melakukan pemaknaan dam membentuk masyarakat. Manusia yang membentuk
realitas, menyusun institusi dan norma yang ada. Teori konstruksi sosial berada di
antara keduanya. Seperti dikatakan Margaret M. Poloma: “Pemikiran Berger
melihat realitas kehidupan sehari-hari memiliki dimensi-dimensi subjektif dan
objektif. Manusia merupakan instrumen dalam menciptakan realitas sosial yang
objektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana ia mempengaruhinya melalui
proses internalisasi (yang mencerminkan realitas subjektif).

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Konstruktivisme, merupakan suatu doktrin di mana persepsi, ingatan, dan
struktur mental kompleks lainnya disusun secara aktif oleh pikiran (Colman,
2001, Dictionary of Psychology). Jadi persepsi, ingatan, dan struktur mental
kompleks tersebut dikonstruksi secara aktif, bukan realitas obyektif yang tersedia
di hadapan kita sehingga kita memperolehnya secaraalami begitu saja. Gagasan
mengenai konstruktivisme pertama dimunculkan psikolog Inggris Sir Frederic
Charles Bartlett tahun 1932 untuk menjelaskan fenomena temuannya tentang
ingatan manusia. Kemudian berkembang di tangan psikolog seperti Richard
Ulrich (konstruksi terkait persepsi), Richard Gregory (konstruksi pikiran sebagai
penyebab ilusi visual), dan Jean Piaget (konstruksi mental dalam diri anak-anak)
(Colman, 2001).
Konstruktivisme sosial sendiri, pertama kali dipopulerkan Peter Ludwig
Berger dan Thomas Luckmann melalui buku The Social Construction of Reality,
terbit tahun 1966. Inti gagasan konstruksi sosial realitas Berger dan Luckmann
adalah, realitas dikonstruksi secara sosial. Realitas di sini diwujudkan antara lain
sebagai kejadian hidup sehari-hari. Menggambarkan kenyataan hidup sehari-hari,
Berger menulis:
“Kenyataan hidup sehari-hari diterima begitu saja sebagai kenyataan. Ia
tidak memerlukan verifikasi tambahan selain kenyataannya yang
sederhana. Ia memang sudah ada di sana, sebagai faktisitas yang memaksa
dan sudah jelas-dengan-sendirinya. Meskipun saya dapat menyangsikan
kenyataannya, saya merasa wajib untuk menangguhkan kesangsian seperti
itu selama saya bereksistensi secara rutin dalam kehidupan sehari-hari.
Penangguhan kesangsian itu begitu kuat sehingga untuk mencabutnya,
saya harus melakukan suatu peralihan yang sangat besar.” (Berger dan
Luckmann, 1990:34)

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Realitas sosial adalah hasil konstruksi, dimana mengutip kalimat Berger
dalam bukunya Invitation to Sociology (1963 dalam Brigham, 1998), “Social
reality turns out to have many layers of meaning. The discovery of each new layer
changes the perception of a whole.” (Realitas sosial terbukti memiliki beragam
lapis makna. Penemuan tiap lapis baru mengubah persepsi keseluruhan). Realitas
sosial terdiri dari berlapis pemaknaan yang dikonstruksi oleh masyarakat, dan
lapisan-lapisan itu membentuk kehidupan sehari-hari yang familier dan terkesan
normal. Normalitas inilah yang ingin dibongkar penganut konstruktivisme.
Mengutip N. Goodman, dunia sehari-hari dikonstruksi individu melalui beragam
pengetahuan yang dimilikinya (Goodman, 1978 dalam Flick, 1998).
Berita, dalam pandangan konstruktivis, bukanlah realitas obyektif yang
semata hadir di luar sana, yang disajikan oleh organisasi media sebagaimana
adanya. Berita bukan sekedar serangkaian tulisan yang disusun rapi dalam
halaman suratkabar, yang bisa kita nikmati setiap pagi sambil minum kopi dan
sarapan. Berita bukan sekedar serangkaian peristiwa di luar sana, yang
disampaikan reporter berita di layar kaca, yang kita dengarkan sambil menyiapkan
makan malam atau menemani kita membersihkan rumah. Kehadiran berita
melalui medium, seringkali telah begitu biasa kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga kita menerimanya begitu saja, taken for granted. Seiring
dengan kalimat Schutz yang menyatakan tidak ada fakta yang murni dan
sederhana, demikianpula tidak ada berita, yang murni dan sederhana.
Teks berita, menurut paradigma konstruktivis adalah hasil konstruksi
realitas. Realitas hadir, tercipta lewat konstruksi, sudut pandang tertentu

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

wartawan. Berita, menurut pandangan konstruktivisme adalah produk interaksi
wartawan dengan fakta (Eriyanto, 2002). Berita juga hasil produksi organisasi.
Realitas yang melanda wartawan diserap untuk kemudian dieksternalisasi sebagai
produk pemaknaan. Oleh sebab itu, penganut konstruktivisme berpendapat, fakta
atau peristiwa adalah hasil konstruksi. Realitas bukan sesuatu yang ada di luar dan
tinggal diambil. Realitas tercipta lewat konstruksi dan sudut pandang tertentu
wartawan.
2.2.4. Media dan Berita Dilihat Dari Paradigma Konstruksionis
Media adalah agen konstruksi. Pandangan konstruksionis mempunyai
posisi yang berbeda dibandingkan positivis dalam menilai media. Dalam
pandangan positivis, media dilihat sebagai saluran. Media adalah sarana
bagaimana pesan disebarkan dari komunikator ke khalayak. Media di sini dilihat
murni sebagai saluran, tempat bagaimana transaksi pesan dari semua pihak yang
terlibat dalam berita. Media bukanlah sekadar saluran yang bebas, ia juga subjek
yang

mengkontruksi

realitas,

lengkap

dengan

pandangan,

bias,

dan

pemihakannya. Di sini media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang
mendefinisikan realitas. Pandangan semacam ini menolak argumen yang
menyatakan media seolah-olah sebagai tempat saluran bebas.
Berita bukan hanya menggambarkan realitas, bukan hanya menunjukkan
pendapat sumber berita, tetapi juga konstruksi dari media itu sendiri. Lewat
berbagai instrumen yang dimilikinya, media ikut membentuk realitas yang tersaji
dalam pemberitaan. Apa yang tersaju dalam berita dan kita baca tiap hari, adalah

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

produk dari pembentuk realitas oleh media. Media adalah agen yang secara aktif
menafsirkan realitas untuk disajikan kepada khalayak.
Positivis

Media sebagai saluran pesan

Konstruksionis

Media sebagai agen konstruksi pesan

Media memilih, realitas mana yang diambil dan mana yang tidak diambil.
Berita bukan refleksi dari realitas. Ia hanya konstruksi dari realitas. Dalam
pandangan positivis, berita adalah informasi. Ia dihadirkan kepada khalayak
sebagai representasi dari kenyataan. Kenyataan itu ditulis kembali dan
ditransformasikan lewat berita. Tetapi dalam pandangan konstruksionis, berita
ibarat sebuah drama. Ia bukan menggambarkan realitas, tetapi potret dari arena
pertarungan antara berbagai pihak yang berkaitan dengan peristiwa. (Eriyanto:25).
Berita pada dasarnya hasil dari konstruksi kerja jurnalistik, bukan kaidah
baku jurnalistik. Semua proses konstruksi (mulai dari memilih fakta, sumber,
pemakaian kata, gambar, sampai penyuntingan) memberi andil bagaimana realitas
tersebut hadir dihadapan khalayak.
Analisis bingkai media tidak lepas dari paradigma kontruktivis dimana
menurut Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (Eriyanto, 2002:255-266)
perangkatnya menggunakan teknik analisis struktur besar, yaitu:
1. Struktur sintaksis, berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun
peristiwa ke dalam bentuk umum berita. Unit analisis sintaksis adalah headline,
lead, latar informasi, kutipan sumber, pernyataan, dan penutup.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Struktur skrip, berhubungan dengan carawartawan mengisahkan peristiwa ke
dalam bentuk berita. Struktur ini melihatbagaimana strategi cara bercerita
wartawan dalam mengemas berita melalui 5W+1H.
3. Struktur

tematik,

berhubungan

dengan

bagaimana

mengungkapkan

pandangannya atas peristiwa dalam paragraf, proposisi, kalimat, dan hubungan
antar kalimat, bagaimana pemahaman diwujudkan dalam bentuk yang lebih
detil atau kecil.
4. Struktur retoris, berhubungan dengan upaya wartawan menekankan arti
tertentu lewat leksikon, grafis, dan metafora berita. Unsur ini bukan hanya
mendukung tulisan tapi juga menekankan arti tertentu pada khalayak.
Dalam pandangan konstruksionis media dilihat bukanlah sekedar saluran
yang bebas. Media juga mengkonstruksi realita, lengkap dengan pandangan, bias,
dan pemihaknya. Media bukan hanya memiliki peristiwa dan menentukan sumber
berita, melainkan juga berperan dalam mendefinisikan aktor dan peristiwa lewat
bahasa. Lewat pemberitaan pula media dapat membingkai dengan bingkaian
tertentu dan pada akhirnya menentukan bagaimana khalayak harus melihat dan
memahami peristiwa dalam kacamata tertentu (Eriyanto, 2004:24) Peristiwaperitiwa yang dijadikan berita oleh media massa tertentu melalui proses
penyeleksi terlebih dahulu. Hanya peristiwa yang memenuhi kriteria kelayakan
informasi yang akan diangkut oleh media massa kemudian ditampilkan kepada
khalayak.
Isi media pada hakikatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan
menggunakan bahasa sebagai perangkat. Sedangkan bahasa bukan hanya sebagai

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

alat realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti