Pengaruh Biosuplement Berprebiotik Asal Rayap Terhadap Performan dan Produksi Karkas Itik Bali.

PENGARUH BIOSUPLEMEN BERPROBIOTIK ASAL RAYAP
TERHADAPPERFORMANS DAN PRODUKSI KARKAS ITIK BALI
Gusti Ayu Mayani Kristina Dewi 1, I Nyoman Sutarpa Sutama 2 dan I Wayan Wijana 3
1,2,3
Fakultas Peternakan , Universitas Udayana, Jln. P. B. Sudirman, Denpasar, Bali
Telp.0361 235231, Email: elly_unud@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian bertujuan mempelajari pengaruh biosuplemen berprobiotik asal rayap
terhadap performans dan produksi karkas itik bali telah dilaksanakan di Desa
Peguyangan , Denpasar ,Bali selama 3 bulan.
Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap/RAL dengan 5 perlakuan
dan 3 ulangan, dimana tiap ulangan terdiri dari 5 ekor itik bali umur 2 minggu.
Perlakuan yang diberikan yaitu:RBio1 = ransum tersuplementasi isolat BR1 ; RBio2=
ransum tersuplementasi isolat BR2; Rbio1-2 =ransum tersuplementasi isolatBR1BR2; RBio0 = ransum tersuplementasi biosuplemenlimbah isi rumen dan RB =
ransum basal.Variabelproduktivitasternak meliputi; , pertambahan bobot badan,
konsumsi ransum, FCR/Feed Conversion Ratio dan karkas. Data yang diperoleh
dianalisis dengan sidik ragam/Anova, apabila terdapat perbedaan nyata (P≤0,05),
analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncans (Sastrasupadi, 2000).
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan biosuplemen RBiO1 lebih baik secara

nyata (P < 0,05), disbanding RBiO, RBiO1-2, RB dan RBiO terhadap bobot badan,
bobot akhir, karkas dan non karkas, sedangkan terhadap beratawal , bobot potong dan
lemak karkas tidak nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat ditarik
simpulan ransum biosuplemen RBiO1 yang disuplementasi isolate rayap
BR1,berpengaruh nyata terhadap performans dan tidak mempengaruhi bobot potong
dan lemak karkas ternak itik bali.
Kata Kunci :Bakteriprobiotik , isolat, biosuplemen , rayap, Itikbali

EFFECT OFTERMINTESBIOSUPLEMENPROBIOTIC
PERFORMANCE AND CARCASOF BALI DUCKS

TO

GustiAyuMayani Kristina Dewi1, I NyomanSutarpa Sutama2 and I WayanWijana3
Faculty of Animal Science, Udayana University, Jln. P. B. Sudirman, Denpasar, Bali
Telp.0361 235231, Email: elly_unud@yahoo.com

1,2,3

ABSTRACT

The research aims to study the effect of termites biosuplemen probiotic to performance
and carcass ofbali ducks have been carried out in Peguyanganvillage,Denpasar,Bali
for3months.The research was conducted by completely randomized design / RAL with 5
treatments and 3 replications, where each repetition consisted of five ducks bali age of 2
weeks. The treatments were given as follows:RBio1 = Ducks were given
rationssuplementastionbiosuplemenBR1. ; RBiO2 = Ducks were given rations
biosuplemen BR2; RBiO1-2 = Ducks were given rations biosuplemenBR1- BR2; RBiO0
= Ducks were given rations based biosuplemen waste rumen content; and RB = Ducks
were given a basal diet. The variables studied were performance: body weight gain, feed
intake and FCR / Feed Conversion Ratio, carcass.
Data were analyzed with ANOVA, if there are significant differences (P≤0,05), followed
by analysis of Duncans multiple range test (Sastrasupadi, 2000).
Results of this experiment showed ration with treatment biosuplemenRBiO1 gave
performance significant effect (P < 0,05) for body weight, carcass and non carcass
between RBiO2, RBiO1-2, RB. But non significant effect (P >0.05) to slaughter weight
andcarcass fat.It was concluded that: utilization RBiO1 fromBR1 isolate termites on
biosuplemen canprovide good performanceand decrease the carcass fat baliducks .
Keywords: probiotic , isolate, biosuplemen, termintes, bali Ducks

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengembangan peternakan itik bali rakyat yang selama ini dijalankan
dengan
terintegrasi
lahan
pertanian
perluditingkatkandanmelaluiindustripakandalampemanfaatan
limbah,
gulma
tanaman pangan sangat penting untuk diperhatikan. Pemanfaatan limbah dan
gulma tanaman pangan seperti batang pisang, enceng gondok, daun apu maupun
limbah/gulma tanaman pangan lainnya menjadi pakan itik disatu sisi akan
mengurangi
input
biaya
produksi
yang
besarnya
70%

darisuatuusahapeternakanitik.

Disisi lain bahan pakan asal limbah termasuk gulma mempunyai berbagai keterbatasan
seperti kualitas nutrien yang tidak seimbang, kandungan serat kasar tinggi serta
ketersediaan nutrient available, mineral-vitamin dan daya cerna pakan rendah.
Pemanfaatan limbah dan gulma juga berpotensi menurunkan produktivitas ternak
mengingat limbah dan gulma tanaman pangan mudah mengalami pembusukan serta
rentan terkontaminasi berbagai mikroba patogen sehingga dapat menimbulkan kerugian
bagi peternak. Aplikasi teknologi pakan mutlak harus diterapkan dalam optimalisasi
pemanfaatan limbah dan gulma tanaman pangan. Pemanfaatan limbah rumen sebagai
produk bioinokulan dan suplemen terbukti mampu meningkatkan kualitas dan kecernaan
in-vitro ransum berbasis limbah nonkonvensional (Mudita et al.,2010 -2012; Rahayu et
al., 2012 and Dewi et al, 2013).

Aplikasi teknologi suplementasi produk suplemen berprobiotik melalui
pemanfaatan bakteri probiotik selulolitik unggul asal rayap sangat potensial
dikembangkan.Pemanfaatan bakteri probiotik selulolitik unggul asal rayap
diyakini meningkatkan kualitas biosuplemen yang dihasilkan. Mengingat rayap
yang merupakan hewan pemakan kayu mempunyai berbagai mikroba (bakteri,
protozoa, dan fungi) serta enzim pendegradasi serat seperti kompleks enzim

selulase (endo-β-D-1.4-glukanase, eksoglukanase dan β-D-14-glukosidase).
HasilpenelitianDewiet
al
(2014)
denganmengisolasirayapdari
10
inokulantelahdiperolehterbaikyaitu isolate BR1 dan BR2. Isolatiniadalah gram
positif (+) danmemilikimorfologi/ bentukcoccus (BR1) dan bacillus (BR2).
Pemanfaatan
isolate
bakteriprobiotikselulolitikunggulasalrayapdalamproduksibiosuplemenberbasislim
bah rumen sapibaliberpotensimeningkatkankualitasdanefektivitasbiosuplemen
yang
dihasilkan.
Berdasarkanhasilpenelitianisolasirayapdiperolehmakatelahdilakukanpenelitianunt
ukmempelajari
pengaruhbiosuplemenberprobiotikasalrayapterhadapperformansdankarkasitikbali.

METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian produksi biosuplemen dilaksanakan di Lab. Nutrisi dan Makanan
Ternak, Fapet UNUD, sedangkan penelitian lapangan dilaksanakan di kandang
peternak di Desa Peguyangan Kaja, Denpasar, Bali.
Kultur Isolat Bakteri Selulolitik
Stok isolat bakteri selulolitik asal rayap sebelum dipakai untuk produksi
biosuplemen terlebih dahulu ditumbuhkan pada medium pertumbuhan cair
selulolitik menggunakan medium thioglicollate 2,98 g tiap 100 ml medium
dengan ditambah 0,2 g CMC sebagai sumber substrat. Penumbuhan isolat
dilakukan pada medium pertumbuhan cair dengan panjang gelombang (λ) 650 nm
dengan absorbansi 0,5 secara aseptik pada kondisi anaerob dan selanjutnya
diinkubasi selama 5 hari T 39oC. Kultur isolat bakteri yang telah tumbuh
selanjutnya dmanfaatkan dalam produksi biosuplemen.
BiosuplemendanTeknik Produksinya

Empat biosuplemen diproduksi pada penelitian ini yaitu 1) BR0 =
biosuplemen berbasis limbah isi rumen terfermentasi tanpa isolat bakteri, 2) BR1=
biosuplemen berbasis limbah isi rumen terfermentasi inokulan bakteri selulolitik
unggul 1 (BR3.5), 3) BR2 = biosuplemen berbasis limbah isi rumen terfermentasi
inokulan bakteri selulolitik unggul 2 (BR3.3), 4) BRmix = biosuplemen berbasis

limbah isi rumen terfermentasi inokulan kombinasi bakteri selulolitik unggul 1
dan 2 (BR3.3 dan BR3.5).Biosuplemen berbasis limbah isi rumen diproduksi dengan
komposisi bahan disajikan pada Tabel 2. Biosuplemen ini dimanfaatkan sebagai bahan
dasar biosuplemen kontrol (BR0) maupun biosuplemen berprobiotik (BR1; BR2; BRmix).
Produksi biosuplemen dilakukan dengan cara mencampur homogen semua bahan
penyusun, sedangkan untuk produksi biosuplemen berprobiotik; campuran homogen
biosuplemen berbasis limbah isi rumen ditambahkan 0,5% kultur isolat terpilih sesuai
perlakuan (0,5% kultur isolat terbaik 1 untuk BR1; 0,5% kultur isolat terbaik 2 untuk BR2;
dan 0,25%+0,25% isolat terbaik 1 dan 2 untuk BRmix). Kemudian dimasukkan kedalam
wadah plastik berpenutup rapat dan diisi penuh dan diinkubasi dalam inkubator secara
anaerob pada suhu 39oC selama 1 minggu. Setelah 1 minggu produk biosuplemen yang
baru diproduksi dikeringkan dengan oven pada suhu 39 – 42oC sampai kadar air produk
25-20% (umumnya pengovenan dilakukan selama 2-3 hari, tergantung kadar air bahan
sebelumnya). Setelah pengovenan selesai, biosuplemen berbasis limbah isi rumen atau
biosuplemen berprobiotik siap dimanfaatkan sebagai suplemen ransum basal.

Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan melalui pemanfaatan isolat bakteri probiotik
selulolitik unggul 1 (BR 3.5 ) dan 2(BR 3.3) asal rayap hasil penelitian Tahun I
yang diformulasi menjadi 3 biosuplemen berprobiotik berbasis limbah isi rumen

sapi bali yang akan dimanfaatkan sebagai suplemen bagi itik bali. Sebagai
pembanding diproduksi juga biosuplemen tanpa inokulasi isolat bakteri probiotik
selulolitik unggul asal rayap dan ternak tanpa diberi biosuplemen berprobiotik.
Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap/RAL 5 perlakuan dan 3
ulangan, dimana tiap ulangan terdiri dari 5 ekor itik bali umur 2 minggu.
Perlakuanyang diberikan yaitu:
RBiO0 = Itik yang diberi ransum tersuplementasi BR0
RBiO1 = Itik yang diberi ransum tersuplementasi BR1
RBiO2 = Itik yang diberi ransum tersuplementasi BR2
RBiO1-2= Itik yang diberi ransum tersuplementasi BRmix
RB =
Itik yang diberi ransum basal tanpa suplementasi
Ransum Basal Berbasis Limbah dan Gulma Tanaman Pangan
Ransum basal yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum berbasis
limbah dan gulma tanaman pangan yang disusun mengikuti rekomendasi NRC
(1984) dengan bahan penyusun disajikan pada Tabel 1.
Selanjutnya ransum penelitian tersebut siap dimanfaatkan sebagai pakan
ternak. Pemberian ransum kepada ternak (Itik bali) dilakukan dengan cara ad
libitum.


Tabel 1.Komposisi Bahan Biosuplemen Berbasis Limbah Isi Rumen
Bahan Penyusun
Isi Rumen Sapi Bali
Molases
DedakPadi
DedakJagung
BungkilKelapa
Gapleks
Jerami Padi
GaramDapur
Kapur
Pignox
Total

Komposisi (% DM)
20
12
20
36
4

3,2
4
0,4
0,32
0,08
100

Ransum Dasar Berbasis Limbah dan Gulma Tanaman Pangan
Ransum basal yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum berbasis
limbah dan gulma tanaman pangan yang disusun mengikuti rekomendasi NRC
(1984) dengan komposisi bahan penyusun disajikan pada Tabel 2. Ransum basal
ini akan dipergunakan sebagai ransum kontrol (RB) dan ransum tersuplementasi
(RBiO0; RBiO1; RBiO2; RBiO1-2 dan RB).
Ransum tersuplementasi biosuplemen BR0, BR1, BR2, dan BRmix (RBiO0;
RBiO1; RBiO2; RBiO1-2) disusun dengan cara mencampur homogen 95%
ransum basal dengan 5% biosuplemen (sesuai perlakuan). Selanjutnya ransum
penelitian tersebut siap dimanfaatkan sebagai campuranransum. Pemberian
ransum dan air minumdilakukan dengan cara ad libitum.
Itik Bali
Itik yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah itik bali jantan

umur 2 minggu sebanyak 75 ekor (5 perlakuan x 3 ulangan @ 5 ekor). Itik
ditempatkan dalam kandang penelitian yang tersedia di areal peternakan itik milik
peternak di Desa Peguyangan Kaja, Denpasar, Bali. Penempatan itik dilakukan
melalui teknik pengacakan lengkap dengan terlebih dahulu dilakukan
penimbangan bobot badan untuk mendapatkan bobot itik awal yang homogen
(koefisien variasi < 5%).
Peubah yang diamati
Peubah yangdiamati terdiri atasperformansternak meliputi: pertambahan
bobot badan, konsumsiransum, dan FCR/Feed Conversion Ratiosertaproduksi
karkas, non karkas.
Analisis Data.
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam/Anova, apabila terdapat
perbedaan nyata (P≤0,05), analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncans
(Sastrasupadi, 2000).
Tabel 2. Komposisi Bahan Penyusun Ransum Basal

Bahan Penyusun

Komposisi (% DM)

Jagungkuning
DedakPadi
DedakJagung
Kedele
Tepung tapioca
Molasis
TepungGamal
EcengGondok
Daunapu
GaramDapur
Pignok

35
15
10
25
6.5
5
1
1
0.5
0.4
0,1

Total

100

Kandungan Nutrien *
Energi Termetabolisme
Protein Kasar
Serat kasar
Lemak kasar
Kalsium/Ca
Phosfor/P

2923,54
16,156
5,07
6,78
0,96
0,69

Keterangan: *Standar kebutuhan berdasarkan NRC (1984), dengan perhitungan
kandungan nutrien bahan berdasarkan Hartadi (1990)

HASIL DAN PEMBAHASAN
PengaruhPerlakuanTerhadapPerformansItikBali Umur 2 – 8Minggu
Hasil yang ditunjukkandariTabel 3.bahwadariberatbadanakhirperlakuan yang
tertinggiadalahRBio1sebesar712,9 gdanterendahdiperolehRBiO0 sebesar686,94 g
sedangkanperlakuan RBiO2, RBiO1-2 dan RB berturutturutsebesar 704,27;
698,27 dan 700,84 g berbedatidaknyata (P 0.05) dari
RBiO0 , RBiO1 ,RBiO2 , RBiO1 - 2. Perlakuan RBiO0 dan RBiO2
tidakberbedanyata (P 0,05) terhadapkarkas ,persentasekarkasdan
nonkarkasitikbali. Karkas yang diperolehdariperlakuan RBiO1 sebesar 368,66 g
tertinggiberbedanyatadenganperlakuan
RB,
RBiO0,RBiO1-2dan
RBiOberturutturutsebesar3,71%,
7,05%,
6,33%,dan
6,33%
lebih.
rendahberbedanyata (P