PENGGUNAAN MEDIA FOTO DRAMATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-1 SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR BAGAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GRAFIK ... Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.6 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.6.1 Manfaat teoretis ... Error! Bookmark not defined. 1.6.2 Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined. 1.7 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

BAB 2 LANDASAN TEORETIS TENTANG FOTO DRAMATIK DAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Menulis ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pengertian Menulis ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Tujuan Menulis ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Manfaat Menulis ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Tahap-Tahap Penulisan ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Cerita Pendek ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Pengertian Cerita Pendek ... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Ciri-ciri Cerita Pendek ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Unsur-unsur Cerita Pendek ... Error! Bookmark not defined. 2.2.4 Format Penilaian Cerita Pendek ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Media Foto Dramatik ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.


(2)

2.3.3 Ciri-ciri media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.3.4 Media Foto sebagai Salah Satu Media PengajaranError! Bookmark not

defined.

2.3.5 Media Foto Dramatik ... Error! Bookmark not defined. 2.3.6 Strategi Pembelajaran Menulis Cerpen Bermedia Foto DramatikError!

Bookmark not defined.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Setting Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.1 Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.2 Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Rincian Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Wawancara ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Lembar Observasi ... Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Jurnal Siswa ... Error! Bookmark not defined. 3.5.4 Catatan Lapangan ... Error! Bookmark not defined. 3.5.5 Lembar Tes Kemampuan ... Error! Bookmark not defined. 3.5.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Kategorisasi Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Interpretasi Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Kriteria Penilaian Menulis Cerpen ... Error! Bookmark not defined.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined. 4.1 Deskripsi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pelaksanaan Tindakan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Perencanaan Pembelajaran Keterampilan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Foto Dramatik. ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Menulis Cerpen Siswa dengan Menggunakan Media Foto Dramatik ... Error! Bookmark not defined.


(3)

4.3.3 Hasil Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Foto Dramatik ... Error! Bookmark not defined.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.


(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan, pikiran, juga sebagai penyalur ekspresi, ide, gagasan maupun pikiran dalam bentuk lisan dan tulisan.

Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, diantaranya adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Untuk keterampilan berbahasa yang terakhir yaitu keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang cenderung sulit dikuasai oleh beberapa pengguna bahasa. Hal tersebut dikarenakan perlu adanya latihan dan praktik yang teratur juga memerlukan waktu yang relatif lama dalam penguasaanya.

Seperti yang diutarakan oleh Nurgiantoro (2001: 296), bahwa;

“Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli sekalipun. Hal ini disebabkan karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan.”

Untuk era seperti sekarang, menulis merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh siswa. Tetapi ada hal yang menarik dalam fenomena hari ini, yaitu menulis status dalam jejaring sosial. Tidak ada yang harus disalahkan dalam fenomena di atas, dan tidak ada yang salah, hanya saja keinginan siswa untuk menulis status dalam jejaring sosial lebih besar dan lebih menarik dibandingkan


(5)

menulis sebuah cerita yang bisa mengembangkan kreativitas juga mengasah imajinasi siswa.

Menulis adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dipelajari siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa diharapkan dapat menguasai ragam keterampilan menulis yang tercakup dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Namun, keterampilan menulis siswa yang rendah hingga kini masih menjadi permasalahan. Hal tersebut dapat terjadi karena banyak siswa yang merasa tidak suka dan jenuh terhadap mata pelajaran ini disebabkan mereka tidak mendapatkan keterampilan berbahasa yang seharusnya mereka dapatkan dalam proses belajar mengajar.

Menurut Tarigan (2008:9), “keterampilan menulis itu tidak datang dengan sendirinya. menuntut latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram.”

Oleh karena itu, latihan menulis secara intensif sangat diperlukan sebab menulis merupakan suatu proses. Juga harus adanya motivasi dalam diri siswa yang menyebabkan keinginan siswa untuk menciptakan sebuah tulisan, misalnya pengalaman hidup, adanya unsur emosional yang melatar belakangi sebuah tulisan, atau media yang menunjang untuk memancing ide dan kreativitas siswa. Oleh sebab itu guru harus mampu mencari alternatif dalam pembelajaran untuk memilih serta menentukan teknik dan media yang sesuai sebagai alat bantu dalam proses belajar serta sebagai alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan minat serta perhatian siswa dalam pembelajaran.


(6)

Masalah mendasar yang dikeluhkan oleh guru kelas X-1 SMA Kartika Siliwangi 2 pada pembelajaran bahasa Indonesia adalah rendahnya kemampuan menulis siswa, terutama pada pembelajaran menulis karangan. Hal tersebut diakui guru pamong bahasa dan sastra Indonesia yaitu ibu Ida Hermina yang merupakan wali kelas X-1 sendiri dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 9 Januari 2012 (1) rendahnya kemampuan siswa dalam menemukan ide yang dituliskan kedalam bentuk karangan yang ditulis, sehingga karangan yang ditulis hanya seadanya, biasanya hanya terdiri dari 1-2 kalimat, (2) rendahnya kemampuan siswa dalam memadukan hubungan antar kalimat, serta (3) rendahnya kemampuan siswa dalam penggunaan ejaan dan tanda baca (4) juga mengakui bahwa pembelajaran menulis merupakan kegiatan yang terasa menjemukan karena minimnya media yang digunkan dalam kegiatan pembelajaran.

Melalui Penelitian Tindakan Kelas X-1 SMA Kartika Siliwangi 2 KPAD, Bandung kompetensi menulis karangan siswa kurang memenuhi kompetensi dasar yang diharapkan seperti dalam penelitian pada tanggal 5 maret 2012 siswa ditugaskan untuk menuliskan sebuah cerita pendek, namun siswa kebanyakan membuat sebuah karangan narasi. Oleh sebab itu, peneliti akan mengadakan penelitian yang tujuannya meningkatkan keterampilan menulis siswa terutama karya sastra cerpen dengan menggunakan media foto.

Berbagai bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret. Media juga dapat menstimulus siswa untuk membuat karya ataupun meningkatkan prestasi belajar, namun sampai sekarang


(7)

banyak staf pengajar yang kurang memanfaatkan media sebagai alat untuk memotivasi siswa belajar. Maka dari itu, penulis mencoba menggunakan media foto dramatik untuk meningkatkan daya imajinasi siswa serta kreativitas belajar siswa khususnya untuk membuat cerita pendek karena adanya unsur emosi dari gambar yang ditampilkan. Tujuan penggunaan media foto dramatik dalam menulis karya sastra cerpen antara lain: (1) untuk menerjemahkan sumber visual dalam bentuk tulisan sehingga memperjelas pengertian murid terhadap gambar foto, (2) untuk memudahkan siswa berimajinasi (membayangkan) kejadian-kejadian yang terdapat dalam gambar.

Penelitian mengenai karya sastra cerpen sudah lebih dahulu dilakukan oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yaitu Sri Maryani pada tahun 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Media Blog dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran

2010/2011)

Adapun penelitian mengenai media foto dramatik sebagai pembelajaran sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian media foto dramatik untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa oleh Winarni Rahmawati (2010) dengan judul “Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media foto dramatik siswa kelas XI SMAN 1 Rancaekek kabupaten

Bandung Tahun ajaran 2009/2010.” Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus

pelaksanaan dengan hasil penelitian pada siklus I rata siswa 65, siklus II rata-rata siswa meningkat menjadi 70 dan pada siklus III meningkat kembali menjadi


(8)

82,5. Penelitian oleh Winarni Rahmawati tersebut media foto dramatik untuk menulis naskah drama, sedangkan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga perlu diadakannya penelitian untuk mengetahui apakah penggunaan media foto dramatik dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Berdasarkan hasil penelitian Sri Maryani dan juga Winarni Rahmawati peneliti mempunyai kesimpulan bahwa pembelajaran menulis cerpen merupakan pembelajaran yang masih harus dikembangkan dengan menggunakan media yang tepat dalam pembelajarannya. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran sastra sangat membutuhkan imajinasi yang kuat, sehingga emosi dan pikiran siswa tercurahkan. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media foto dramatik untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa dengan judul penelitian “PENGGUNAAN MEDIA FOTO DRAMATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X-1 SMA Kartika

Siliwangi 2 Tahun ajaran 2011/2012)”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan yang sudah dipaparkan dalam latar belakang penelitian di atas, penulis melakukan suatu identifikasi masalah, diantaranya;

1.) Kebanyakan siswa tidak senang mengerjakan tugas menulis;


(9)

3.) Masih adanya pemikiran siswa yang mengangap bahwa menulis cerita suatu hal yang membosankan dan suatu kegiatan yang sulit untuk dikerjakan;

4.) Siswa terkadang masih belum bisa mengembangkan tema kedalam sebuah cerita pendek;

5.) Metode dan media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran masih kurang memberikan motivasi dalam pelaksanaan pembelajaran.

1.3Pembatasan Masalah

Untuk mengetahui titik fokus pemecahan masalah, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu penggunaan media dalam pembelajaran menulis cerpen. Media yang akan digunakan yaitu media foto dramatik dikelas X-1 SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung tahun ajaran 2011/2012.

1.4Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik di kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik di kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung?


(10)

3. Bagaimanakah hasil dari proses pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan faktor keberhasilan suatu penelitian, oleh sebab itu, sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti merumuskan beberapa tujuan penelitian, diantaranya;

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik dikelas X SMA Kartika Sliwangi 2 Bandung;

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik dikelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung;

3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik dikelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung.

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat secara teoretis dan manfaat secara praktis.

1.6.1 Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan media pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran menulis cerpen.


(11)

Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan kontribusi pada ragam pembelajaran menulis cerpen.

Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru mengenai pemanfaatan teknologi internet yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.

1.6.2 Manfaat Praktis

Dalam penelitian ini terdapat tiga manfaat praktis, diantaranya; 1. Bagi penulis

Penulis dapat mengimplementasikan secara nyata pemanfaatan media foto dalam pembelajaran menulis cerpen.

2. Bagi pengajar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif dalam upaya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerpen.

3. Bagi siswa

Dengan menggunakan media pengajaran berupa foto dramatik, diharapkan dapat menarik minat siswa dalam mengembangkan ide-ide kreatifnya dan menuangkan rasa emosionalnya dalam pembelajaran menulis cerpen.


(12)

1.7Definisi Operasional

Agar tidak salah menafsirkan dalam penelitian ini, maka peneliti beranggapan perlu adanya penjabaran definisi, sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis cerpen adalah suatu proses belajar yang mencakup kegiatan mengamati, menilai, dan menggambarkan sebuah perasaan, gambar kedalam sebuah cerita pendek.

2. Media foto dramatik adalah salah satu media visual berbentuk dua dimensi yang bersifat autentik atau mendekati kenyataan dan memiliki kesan mengejutkan dan sensasional.


(13)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menemukan solusi permasalahan proses belajar mengajar, diantaranya untuk meningkatkan keaktivan belajar siswa, inovasi proses belajar mengajar, dan mengembangkan keahlian dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) biasanya dilakukan oleh guru, dan secara umum bertujuan untk mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi di kelas melalui tindakan yang cermat untuk mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilan tindakan.

Metode penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang pelaksanaannya dilaksanakan didalam kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, yaitu memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, PTK dilaksanakan dengan proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahapan yaitu,

1) perencanaan tindakan

Tahapan perencanaan disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan, pada siklus I perencanaan disusun berdasarkan hasil observasi awal, perencanaan siklus II disusun berdasarkan refleksi siklus I, dan begitu


(14)

seterusnya sampai tujuan dari penelitian tercapai dengan hasil yang memuaskan. Pada tahap perencanaan diputuskan apa yang akan menjadi fokus pembelajaran, teknik, dan evaluasi seperti apa juga yang akan digunakan.

2) pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan adalah tahap berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dimana sebelumnya tahap ini sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan.

3) pengamatan (observasi)

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan para observer diberikan format observasi untuk mencatat pengamatannya mengenai proses pembelajaran. Hasil dari catatan lapangan dan observasi tersebut akan menjadi bahan diskusi balikan untuk melaksanakan siklus selanjutnya.

4) refleksi

Pada tahapan refleksi peneliti melakukan identifikasi untuk memperbaiki pembelajaran pada tindakan siklus selanjutnya. Hasil dari refleksi akan menjadi acuan untuk tahap perencanaan pada siklus selanjutnya dan seterusnya sampai mencapai hasil yang diharapkan


(15)

Berikut bagan yang menggambarkan daur atau siklus dari tindakan penelitian.

Bagan 1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Visualisasi Spiral Penelitian Tindakan Kelas Hopkins


(16)

Bagan di atas menunjukan bahwa penelitian merupakan suatu kegiatan terstruktur yang berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan dapat dijadikan patokan keberhasilan

3.2Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penellitian ini dilaksanakan di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung yang berlokasi di Jl. Pak Gatot Raya No. 735 KPAD-Geger Kalong, Bandung. Sekolah ini dipilih untuk penelitian dikarenakan menjadi tempat peneliti melaksanakan Program Pelatihan Lapangan (PPL).

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak awal Pelaksanaan kegiatan Program Pelatihan Lapangan (PPL) pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2012 semester genap tahun ajaran 2011/2012. Berikut adalah jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Keterangan

Februari-Maret April Mei Juni

1 Persiapan √

2 Observasi Awal √ Minggu ke-3

3 Pelaksanaan Tindakan 1 √ Minggu ke-4

4 Evaluasi siklus I refleksi dan

penentuan siklus II √ Minggu ke-4

5 Pelaksanaan Tindakan II √ Minggu ke-1

6 Evaluasi siklus II, refleksi dan

penentuan siklus III √ Minggu ke-1


(17)

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Keterangan

Februari-Maret April Mei Juni

8 Evaluasi dan observasi akhir √ Minggu ke-2

9 Tabulasi dan analisis data √ Minggu ke-3

10 Penyusunan draft hasil

penelitian √ Minggu ke-4

11 Pelaporan √

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas X-1 tahun ajaran 2011/2012. Untuk penelitian yang akan dilaksanakan dikelas X-1 berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan berupa wawancara kepada guru pamong bahasa Indonesia SMA Kartika Siliwangi 2 yaitu ibu Dra. Ida Hermina sekaligus wali kelas X-1 pada tanggal 9 Januari 2012. Sumber data kelas X-1 terdiri dari 33 siswa, dengan komposisi siswa laki-laki berjumlah 15 siswa, siswa perempuan 18 siswa.

Adapun data siswa-siswi yang mendapat perlakuan tindakan kelas terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2

Data siswa Kelas X-1 SMA Kartika Siliwangi 2

No. Nomor Induk Nama Jenis Kelamin

1 1111210001 Ade Barkah P

2 1111210002 Aditya Galuh P

3 1111210003 Aprizal L

4 1111210004 Asep Trisna L

5 1111210005 Bisma Aditya Permadi L

6 1111210006 Devi Widyastuti P

7 1111210007 Dwiecky Firmansyah Darayuna Z L


(18)

No. Nomor Induk Nama Jenis Kelamin

9 1111210009 Ermila P

10 1111210010 Gina Septiani Nafisah P

11 1111210011 Handoko Riyan Alfian L

12 1111210012 Hernando Wicaksono L

13 1111210013 Irvan Fahmi Saefulloh L

14 1111210014 Izzal Akhmad Gozali L

15 1111210015 Lukman Syarifudin L

16 1111210016 Mega Septiani P

17 1111210017 Mentari Rosalia Dewi P

18 1111210018 Muhamad Ilham Rizky Noviandi L

19 1111210019 Muhammad Rangga Jayaswara L

20 1111210020 Mutia Rosanti P

21 1111210021 Nabila Adzani Bastaman P

22 1111210022 Novianti P

23 1111210023 Omar Reyhan Gamaliel P L

24 1111210024 Opi Ajeng Sopiani P

25 1111210025 Putri Nur Fitriani P

26 1111210026 Radita Swastiwidampita P

27 1111210027 Rani Wahyuni P

28 1111210028 Rizki Pebriana L

29 1111210030 Sep Ramdan L

30 1111210031 Siti Anisa P

31 1111210032 Stevani Sharbina P

32 1111210033 Tiara P


(19)

3.4Rincian Prosedur Penelitian 3.4.1 Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa, dalam hal ini kelas X-1. Prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa pelaksanaan, diantaranya studi pendahuluan, perencanaan pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan juga refleksi.

3.4.1.1Studi Pendahuluan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui masalah-masalah yang harus dipecahkan dalam penelitian berkaitan dengan menulis cerita pendek siswa.

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan berupa wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia, sekaligus wali kelas X-1 yaitu Ibu Dra. Ida Hermina pada 9 Januari 2012. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan ide ketika menulis. Selain itu, keterbatasan strategi pembelajaran yang monoton juga menjadi penyebab siswa kurang terampil dalam hal menulis. Dalam pembelajaran menulis cerpen, guru masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya dan jarang menggunakan media sebagai alat pembelajaran untuk membantu siswa menulis cerpen.

Selain melakukan wawancara, penulis juga melakukan observasi awal pada tanggal 14 maret 2012 dengan meminta siswa menuliskan sebuah cerita


(20)

pendek. Dari hasil karangan siswa, mereka cenderung menuliskan sebuah paragraph naratif, bukan cerita pendek yang dimaksud peneliti. Tulisan mereka lebih cenderung menceritakan sebuah cerita, tanpa adanya alur sederhana dan sebagainya yang masuk dalam kriteria sebuah cerpen.

3.4.1.2Perencanaan Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan perencanaan tindakan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menentukan waktu dan pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan peneliti. b. Menyusun sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran

c. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian

d. Mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa e. Mempersiapkan cacatan lapangan

f. Mempersiapkan jurnal siswa.

3.4.1.3Pelaksanaan Tindakan Observasi

Dalam tahapan penelitian ini peneliti melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang ada dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan untuk penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang pelaksanaan pembelajaran juga sebagai pelaksana penelitian. Maka dari itu, peneliti harus melaksanakan rancangan pembelajaran


(21)

yang sudah dibuat tentang menulis cerpen dengan menngunakan media foto dramatik.

Ketika dalam pelaksanaannya peneliti diawasi oleh 2 orang observer, untuk mengetahui dan menganalisa dalam pelaksanaan penelitian berjalan lancar dan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.

3.4.1.4Refleksi

Refleksi bertujuan untuk melakukan perubahan-perubahan atau penyempurnaan tindakan jika dalam pelaksanaan penelitian terdapat kekurangan. Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi berdasarkan hasil catatan lapangan, jurnal siswa, lembar observasi aktifitas guru dan siswa, serta melakukan evaluasi terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan untuk ditindak lanjuti dalam pelaksanaan siklus selanjutnya. Peneliti melakukan refleksi dengan peneliti mitra pada setiap siklus, mulai dari siklus pertama, kedua, sampai siklus selanjutnya hingga hasil yang diharapkan tercapai.

3.5Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumplkan data penelitian (Sanjaya, 2009:84). Dalam penelitian ini ada beberapa instrument yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Yaitu dengan, wawancara, lembar observasi, lembar aktivitas siswa, lembar aktivitas guru, jurnal siswa, lembar tes kemampuan siswa, kriteria penilaian, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).


(22)

3.5.1 Wawancara

Sebagai alat penilaian, wawancara dapat digunakan untuk menilai hasil dan proses belajar. Kelebihannya ialah bisa kontak langsung dengan subjek penelitian (Sudjana, 2005:68). Ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur (bebas). Dalam wawancara berstruktur biasanya kemungkinan untuk jawaban dari pertanyaan sudah disediakan, sehingga subjek peneliti hanya tinggal memilih untuk alternatif jawabannya. Sehingga dalam pelaksanaannya mudah diolah dan dianalisis untuk dibuat suatu kesimpulan. Berbeda dengan wawancara berstruktur, wawancara tidak berstruktur (bebas) peneliti tidak perlu menyediakan jawaban untuk subjek peneliti mengemukakan pendapatnya, sehingga hasil atau jawaban tidak bisa ditafsir langsung, tetapi perlu dianalisis dalam bentuk beberapa kategori jawaban.

Wawancara yang dilakukan berupa wawancara tidak terstruktur (bebas) kepada guru pamong bahasa Indonesia SMA Kartika Siliwangi 2 yaitu ibu Dra. Ida Hermina sekaligus wali kelas X-1 pada tanggal 9 Januari 2012. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran menulis terdapat beberapa kekurangan (1) rendahnya kemampuan siswa dalam menemukan ide yang dituliskan kedalam bentuk karangan yang ditulis, sehingga karangan yang ditulis hanya seadanya, biasanya hanya terdiri dari 1-2 paragraf, (2) rendahnya kemampuan siswa dalam memadukan hubungan antar kalimat, (3) rendahnya kemampuan siswa dalam penggunaan ejaan dan tanda baca, serta (4) kegiatan pembelajaran jarang menggunakan media pembelajaran. Biasanya pembelajaran hanya terpaku pada buku teks.


(23)

3.5.2 Lembar Observasi

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Sudjana 2005:84). Dalam pelaksanaannya observasi dapat mengukur atau menilai hasil proses belajar misalnya tingkah laku siswa dalam waktu proses pembelajaran, tingkah laku guru dalam waktu pelaksanaan pembelajaran, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi pembelajaran, serta penggunaan media dalam waktu mengajar.

Observasi harus dilakukan pada saat proses kegiatan berlangsung. Observasi dilakukan sebagai masukan dan gambaran dalam pelaksanaan refleksi. Bentuk instrumen yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

3.5.2.1Lembar Observasi Aktifitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru merupakan alat untuk mengamati kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini digunakan sebagai refleksi untuk pembelajaran berikutnya. Aktifitas guru yang diobservasi adalah kemampuan guru dalam memanfaatkan media foto dramatik dalam pembelajaran menulis cerpen. Format lembar observasi yang digunakan adalah sebagai berikut.


(24)

Tabel 3.3

Lembar Observasi Aktivitas Guru

No. Penampilan Kategori

A B C D

1. Kemampuan menggunakan media Foto Dramatik

a. Mengaplikasikan setiap langkah-langkah media foto dramatik dalam kegiatan belajar mengajar

b. Keterampilan pemanfaatan media foto dramatik dalam pembelajaran

c. Efektivitas proses pembelajaran dengan menggunakan media foto dramatik 2. Proses pembelajaran dengan pemanfaatan

media foto dramatik

a. Kesesuaian penggunaan media foto dramatik dengan pokok bahasan

b. Kejelasan dalam menerangkan dan memberikan contoh.

Sumber: Yunadi (2011:64)

Keterangan:

Mengisi lembar observasi dengan memberi tanda centang (√) 4 = sangat baik

3 = baik 2 = cukup 1 = kurang

Selain menilai penggunaan media yang digunakan oleh peneliti dalam penelitiannya, observer juga memberikan komentar atas penempilan secara keseluruhan, berupa catatan perbaikan untuk peneliti. Format catatan tersebut adalah sebagai berikut.


(25)

observer

Observer

Format Catatan Observer

Pertemuan ke- : Hari/ tanggal :

Observer :

3.5.2.2Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa ini diperlukan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memantau aktivitas dan kegiatan siswa pada saat melaksanakan pembelajaran menulis cerpen. Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas siswa ini digunakan sebagai bahan refleksi terhadap guru mengenai respon siswa saat pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik berlangsung.

Tabel 3.4

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Hal yang diamati Jumlah siswa Persentase (%)

1. Antusias dalam menulis cerita pendek dengan menggunakan media foto dramatik.

a. Mengikuti instruksi guru dalam pembelajaran


(26)

kegiatan pembelajaran c. Mencari dan menentukan

hal-hal penting yang dapat mendukung kegiatan menulis cerita pendek.

d. Mencatat hal-hal penting yang ditemukan.

2. Inisiatif dalam mengajukan pendapat.

a. Keaktifan untuk bertanya b. Keaktifan menjawab

c. Penyanggahan terhadap sesuatu yang kurang sependapat

d. Mampu memberikan alasan atas pendapat yang diajukan. 3. Kesungguhan mengerjakan tugas

menulis cerita pendek.

a. Keseriusan dalam menulis cerita pendek.

b. Ketekunan dalam menulis cerita pendek.

c. Kesesuaian cerita pendek yang ditulis dengan karakteristik cerita pendek. d. Kemampuan menulis cerita

pendek secara sistematis 4. Memperhatikan penjelasan guru

dalam pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan media foto dramatik.

a. Menyimak penjelasan guru dengan saksama.

b. Tidak membuat kegaduhan saat guru menjelaskan.

c. Mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru.

d. Memahami instruksi guru mengenai media yang digunakan.


(27)

3.5.3 Jurnal Siswa

Jurnal ini berisi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran menulis cerpen. Pertanyaan-pertanyaan tersebut seputar kesulitan atau kendala yang dihadapi siswa saat proses pembelajaran menulis cerpen. Penggunaan jurnal juga bertujuan untuk mengetahui kemampuan efektif menulis cerpen. Jurnal yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Jurnal Harian Siswa

Petunjuk

1. Tulislah terlebih dulu nama, kelas, serta hari dan tanggal pada lembar jawaban yang telah disediakan!

2. Bacalah dengan cermat pertanyaan sebelum menjawab!

3. Pertanyaan ini tidak mempengaruhi penilaian dan jawab dengan jujur!

Nama :

Kelas :

No Absen :

Hari /Tanggal :

1. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran hari ini? Jawab :

2. Kesan atau hal menarik apa yang kamu dapatkan dari pembelajarn hari ini? Jawab :

3. Kesulitan apa yang kamu temukan dalam pembelajaran hari ini? Jawab :

4. Bagaimana pendapatmu mengenai penjelasan yang telah disampaikan oleh guru?

Jawab :

5. Bagaimana kesanmu setelah belajar menulis cerpen hari ini?


(28)

3.5.4 Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang berisi penjabaran mengenai pelaksanaan pembelajaran yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Catatan lapangan ini dimaksudkan untuk mengungkapkan aktivitas belajar siswa dan guru yang tidak dapat diungkapkan dengan menggunakan lembar observasi sebagai bahan refleksi untuk tindakan selanjutnya.

Tabel 3.6 Catatan Lapangan

1. Hari dan Tanggal : 2. Kelas dan Semester : 3. Kompetensi Dasar :

No Masalah yang terjadi Rencana Perbaikan

3.5.5 Lembar Tes Kemampuan

Lembar tes kemampuan ini diisi oleh siswa dengan hasil karyanya berupa naskah Cerpen. Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa menulis cerpen dengan manggunakan media foto dramatik. Lembar tes ini akan ada di setiap siklus pembelajaran. Lembar tes kemampuan ini dibagikan oleh peneliti. Lembar tes ini berukuran A4 bergaris yang dimodifikasi oleh peneliti dan akan


(29)

dikumpulkan pada waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya guru akan memeriksa karya siswa tersebut. Hasil dari evaluasi tersebut dapat dijadikan tolak ukur siswa dalam kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik.

Tabel 3.7 Tes Tertulis

3.5.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam setiap siklusnya. Dengan dibuatnya RPP ini, kegiatan belajar mengajar menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik menjadi lebih tersusun serta terarah dalam pelaksanaan kegiatannya. RPP yang digunakan terlampir.

Tes Hasil Belajar Siswa

1. Buatlah kerangka dari cerpen dengan media foto dramatik yang kalian pilih.

2. Kemudian, buatlah sebuah cerita pendek berdasarkan tema foto dramatik yang kalian pilih. Perhatikan aspek-aspek berikut.

a. Kelengkapan aspek formal (judul, nama pengarang, dialog, narasi)

b. Kelengkapan unsur intrinsik (alur, latar, tokoh, sudut pandang, amanat)


(30)

3.6Teknik Pengolahan Data

Setelah pelaksanaan penelitian selesai, data-data yang terkumpul dari berbagai sumber data penelitian seperti wawancara, lembar aktivitas siswa, lember aktivitas guru, jurnal siswa, dan lembar tes kemampuan siswa berupa cerpen. Ada beberapa tahapan dalam pengolahan data dalam metode penelitian tindakan kelas, berikut adalah penjabarannya.

3.6.1 Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menginventaris serta menelaah data yang telah dikumpulkan berupa wawancara kepada guru, lembar aktivitas siswa, lembar aktivitas guru, jurnal siswa, serta hasil cerpen siswa. Kemudian peneliti melakukan reduksi data untuk mengategorisasikan data. Analisis data, baik data kualitatif maupun data kuantitatif yang terlebih dahulu dianalisis selanjutnya dideskripsikan dengan bagan/tabel yang kemudian dipresentasikan. Setelah data dianalisis dan dideskripsikan, langkah selanjutnya adalah direfleksikan untuk menarik kesimpulan.

3.6.2 Kategorisasi Data

Kategorisasi data adalah proses mengkategorisasikan seluruh data yang diperoleh berdasarkan fokus penelitian. Data penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data hasil tulisan siswa berupa naskah cerpen siswa, sedangkan data sekunder adalah data yang berasal dari cacatan lapangan


(31)

yang terdiri dari hasil wawancara, jurnal siswa, lembar pengamatan guru, lembar pengamatan siswa. Begitupun dengan data yang diperoleh berdasarkan hasil tes kemampuan siswa, seluruh data dianalisis, kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kriteria atau kategori yang telah disusun.

3.6.3 Interpretasi Data

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa langkah kegiatan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut;

1) Mendeskripsikan rencana pelaksanaan tindakan (refleksi awal) Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut;

(1) Mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut bahan ajar, metode, media, aktivitas guru dan siswa, evaluasi, kondisi kelas, dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen dengan media foto dramatik.

(2) Menyusun komponen pembelajaran meliputi pengembangan bahan ajar, media, dan evaluasi pembelajaran

1) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus.

(1) Memberikan gambaran umum mengenai pembelajaran dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

(2) Mengidentifikasi temuan-temuan tiap siklus 2) Menganalisis data dari hasil penelitian


(32)

Menghitung presentase aktivitas siswa untuk setiap kategori tindakan dari dua pengamat, menurut Hendro dalam (winarni, 2010:48) sebagai berikut.

Tabel 3.8

Interpretasi Penilaian Observasi Aktivitas Siswa

Besar Presentase Interpretasi

0% Tidak ada

1-25% Sebagian kecil

26-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51-75% Sebagian besar

76-99% Pada umumnya

100% Seluruhnya

Rata-rata = ∑01 + ∑02

2

Dengan: 01 = persentase yang diberikan pengamat pertama 02 = persentase yang diberikan pengamat kedua

(2) Menganalisis hasil pengamatan aktivitas guru

Untuk menganalisis lembar hasil pengamatan guru adalah sebagai berikut.

�� � � � = �� � �ℎ� �

� �� � � × 100%

Setelah diperoleh nilai penampilan aktifitas guru dari masing-masing observer, maka dihitung rata-rata nilai observasi dari observer pertama dan kedua, dengan rumus sebagai berikut,


(33)

Nilai Observer = ∑01 + ∑02

2

Keterangan:

01= nilai penampilan yang diberikan oleh observer pertama 02= nilai penampilan yang diberikan oleh observer kedua

Nilai observasi tersebut dikategorikan menggunakan skala penilaian berikut ini.

Tabel 3.9

Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Guru Nilai Observasi Kategori Nilai Kriteria

Penilaian

85-100 A Sangat Baik

75-84 B Baik

60-74 C Cukup

10-59 D Kurang

0-9 K Sangat Kurang

(3) Menganalisis Hasil Jurnal Siswa

Jurnal siswa dianalisis berdasarkan tiga kateori jawaban, yaitu jawaban positif, jawaban negatif, dan jawaban netral.

Persentase setiap kategori = Jumlah kategori jawaban

Jumlah siswa × 100%

(4)Menganalisis hasil karya siswa berupa cerpen

Nilai yang sudah diperoleh siswa dari setiap cerpennya dikategorikan dengan sistem PAP (Penilaian Acuan Patokan) yang diadaptasi dari Nurgiantoro, yaitu PAP skala lima sebagai berikut.


(34)

Tabel 3.10

Penilaian PAP Skala Lima Interval Tingkat

Penguasaan

Kategori Nilai Keterangan

85-100 A Baik Sekali

75-84 B Baik

60-74 C Cukup

40-59 D Kurang

0-39 K Kurang Sekali

3.7Kriteria Penilaian Menulis Cerpen

Dalam menganalisis hasil lembar siswa, peneliti menggunakan prosedur penilaian supaya hasil penilaian memenuhi derajat validitas dan reabilitas yang baik. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penilaian analitik (penilaian terhadap satu aspek tertentu) dengan mempertimbangkan hasil tulisan siswa yang dinilai dari aspek tertentu. Aspek yang dinilai dan dianalisis adalah sebagai berikut.


(35)

Tabel 3.11

Pedoman Kriteria Penilaian Menulis Cerpen

No Aspek Kriteria dan Skor

25 20 15 10

1 Kelengkapan aspek formal cerpen

Memuat

1) Judul

2) Nama pengarang

3) Dialog

4) Narasi

Hanya memuat tiga subaspek (misalnya hanya memuat judul, nama pengarang dan narasi)

Hanya memuat dua subaspek (misalnya hanya memuat judul dan narasi)

Hanya memuat satu subaspek (misalnya hanya memuat narasi)

Bobot: 1 2 Kelengkapan

unsur intrinsik cerpen

Memuat

1) fakta cerita (alur, tokoh dan latar)

2) sarana cerita (sudut pandang, penceritaan, dan gaya bahasa)

3) pengembangan isi yang relevan dengan judul

Memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap (misalnya dalam fakta cerita hanya memuat alur dan tokoh tanpa disertai latar yang jelas)

Hanyamemuatdua subaspek (misalnya hanya memuat fakta cerita dan sarana cerita)

Hanyamemuatsatu subaspek (misalnya hanya memuat fakta cerita)

Bobot : 1 3 Keterpaduan

unsur/struktur cerpen

Strukturdisusundengan memerhatikan

1) kaidah plot (kelogisan, rasa ingin tahu, kejutan dan keutuhan) dan penahapan plot (awal, tengah dan akhir)

Memuatketiga

subaspeknamuntidak lengkap (misalnya kaidah plot hanya menunjukkan rasa ingin tahu dan kejutan,

Hanyamemuatdua subaspek

Hanyamemuatsatu subaspek


(36)

No Aspek Kriteria dan Skor

25 20 15 10

2) dimensi tokoh (fisiologis, psikologis, dan sosiologis) Dimensi latar (tempat, waktu, social)

namun tidak menunjukkan keutuhan) Bobot: 2

4 Kesesuaian Penggunaan bahasacerpen

Menggunakan 1) kaidahEYD 2) keajekan penulisan 3) ragambahasa yang disesuaikandengan dimensitokohdanlatar

Memuatketiga

subaspeknamuntidak lengkap (misalnya masih ditemukan kata-kata yang tidak sesuai kaidah EYD)

Hanyamemuatdua subaspek (misalnya hanya menggunakan kaidah EYD dan keajekan penulisan)

Hanyamemuatsatu subaspek (misalnya hanya menggunakan kaidah EYD)

Bobot: 1


(37)

(38)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini difokuskan pada hasil yang telah dideskripsikan dan dikaitkan dengan teori-teori yang menjadi acuan. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung, diketahui adanya permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis, khusunya menulis cerita pendek. Hal tersebut disebabkan, tidak adanya metode ataupun media yang mampu menstimulus siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasan ke dalam sebuah cerita, sehingga keterampilan menulis cerpen siswa menjadi tidak berkembang. Oleh karena itu, peneliti memberikan tindakan khususnya kepada kelas X-1 untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik sebagai perantara untuk menstimulus imajinasi serta gagasan siswa menjadi sebuah karangan cerita pendek.

Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik, peneliti dapat mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran menulis cerita pendek dilakukan dalam 2 siklus. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan berdasarkan studi awal yang dilakukan oleh peneliti, sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam siklus II berdasarkan refleksi


(39)

yang dilakukan dalam siklus I. Media yang digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik. Pada siklus I, peneliti membuat perencanaan berkaitan dengan materi cerita pendek, yaitu tentang pengertian cerita pendek, unsur-unsur intrinsik cerita pendek. Refleksi dalam siklus I menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam pengembangan alur, serta waktu pelaksanaan masih kurang sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan cerita hingga selesai. Untuk mengatasi hal tersebut, pada siklus II peneliti memfokuskan pada pemberian materi alur cerpen dan penambahan waktu pelaksanaan supaya siswa menyelesaikan mampu cerita pendek.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran menulis cerita pendek menggunakan media foto dramatik dilakukan pada tanggal 2 Mei 2012 dan 16 Mei 2012. Pada pelaksanaannya berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan tiap siklusnya. Penilaian tidak hanya dinilai dari hasil cerpen siswa, namun kegiatan pelaksanaan pembelajaran siswa dan guru juga menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran dari tiap siklusnya. Proses pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen menggunakan media foto dramatik pada siklus I dapat peneliti deskripsikan sebagai berikut:

a. Guru membagi siswa dalam empat kelompok kecil.

b. Guru memberikan materi mengenai cerita pendek, unsur-unsur intrinsik cerita pendek, serta penggunaan media foto dramatik sebagai media pembelajaran menulis cerita.


(40)

c. Siswa berimajinasi berdasarkan tema foto dramatik yang masing-masing mereka miliki.

d. Siswa menulis cerita pendek berdasarkan tema yang tervisualisasi dalam foto.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I, alokasi waktu dalam pelaksanaan pembelajaran dalam siklus I masih kurang efektif, sehingga siswa masih kesulitan untuk menyelesaikan cerpen, juga siswa masih kesulitan untuk mengembangkan alur cerita. Berikut deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

a. Guru membagi siswa dalam empat kelompok kecil.

b. Guru menerangkan mengenai alur cerita, dan grafik alur cerita dalam cerpen.

c. Guru membagikan foto dramatik sesuai tema yang diterima siswa pada siklus I.

d. Siswa berimajinasi berdasarkan tema foto dramatik yang masing-masing mereka miliki.

e. Siswa menuliskan cerita pendek yang sudah dikomentari oleh guru, supaya tidak ada pengulangan kesalahan.

3. Hasil Tindakan

Hasil pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan media foto dramatik mengalami peningkatan dari setiap siklus yang dilaksanakan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata siswa kelas X-1 yang pada siklus I


(41)

mempunyai nilai rata-rata 58 dan untuk siklus II mengalami peningkatan yang cukup dengan nilai rata-rata 80. Peningkatan keberhasilan belajar siswa tidak hanya berupa skor saja, namun dari pelaksanaan pembelajaran siswa dapat mengikuti dengan baik, pengetahuan siswa mengenai cerpen sudah mengalami peningkatan terutama pengembangan ide cerita yang lebih imajinatif dan kreatif, siswa juga sudah bisa membedakan antara karangan narasi dengan cerita pendek. Peningkatan keberhasilan pembelajaran tidak hanya dimiliki siswa, namun guru juga mengalami peningkatan yang semula masih belum dapat menguasai kelas dengan baik, setelah pelaksanaan sudah mampu menguasai kelas.

5.2Saran

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik, penulis memberikan beberapa saran supaya ada perbaikan untuk pembaca kedepannya, saran tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia khusunya guru SMA diharapkan dalam pembelajaran menulis cerpen menggunakan media foto dramatik sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan pembelajarannya, karena pada penelitian ini media foto dramatik sudah dapat meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa.

2. Peneliti menyarankan untuk dilakukannya penelitian sejenis, yaitu penggunaan media foto dramatik yang dikombinasikan dengan media lain misalnya media lagu supaya mempermudah siswa untuk melakukan pembelajaran menulis, terutama menulis cerpen.


(42)

3. Peneliti menyarankan supaya dalam penelitian menggunakan PTK dalam pelaksanaannya, hal tersebut dikarenakan pembelajaran menulis cerpen lebih baik dilakukan tidak hanya dalam satu pertemuan saja, melainkan beberapa pertemuan.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny S. Alwasilah. 2007. Pokoknya Menulis: Cara Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

Aqib, Zaenal, Sujak dan Maftuh. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

AR, Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosadakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Borman, Dintje. 1998. Media Instruksional IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gani. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia Respon dan Analisis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa Komposisi Lanjutan I. Jakarta: PT. Gramedia.

Kosasih, Engkos. 2011. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung:Yrama Widya.

Lester, Sands. Audio-Visual Procedures in Teaching. University of California: Santa Barbara College.


(44)

Maryani, Sri. 2011. Efektivitas Pemanfaatan Media Blog dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rahmawati, Winarni. 2010. Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media foto dramatik siswa kelas XI SMAN 1 Rancaekek kabupaten Bandung Tahun ajaran 2009/2010. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumardjo, Jakob. 2004. Seluk-beluk dan Petunjuk Menulis Cerita Pendek. Bandung: Pustaka Latifah.

Sumiyadi. 2010. Kriteria Penilaian Menulis Cerpen. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR_PEND_BHS_DAN_SASTRA_IN

DONESIA/196603201991031-SUMIYADI/SUMIYADI/KRITERIA_PENILAIAN_MENULIS_CERPE N.pdf [2 Mei 2012]

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Yunadi, Wildan. 2011. Peningkatan Keterampilan menulis Cerpen dengan media Komik (Penelitian Tindakan Kelas SMK Pariwisata Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Zaidan, Abdul Razak, Anita, dan Hani’ah. 2004. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.


(1)

yang dilakukan dalam siklus I. Media yang digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik. Pada siklus I, peneliti membuat perencanaan berkaitan dengan materi cerita pendek, yaitu tentang pengertian cerita pendek, unsur-unsur intrinsik cerita pendek. Refleksi dalam siklus I menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam pengembangan alur, serta waktu pelaksanaan masih kurang sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan cerita hingga selesai. Untuk mengatasi hal tersebut, pada siklus II peneliti memfokuskan pada pemberian materi alur cerpen dan penambahan waktu pelaksanaan supaya siswa menyelesaikan mampu cerita pendek.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran menulis cerita pendek menggunakan media foto dramatik dilakukan pada tanggal 2 Mei 2012 dan 16 Mei 2012. Pada pelaksanaannya berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan tiap siklusnya. Penilaian tidak hanya dinilai dari hasil cerpen siswa, namun kegiatan pelaksanaan pembelajaran siswa dan guru juga menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran dari tiap siklusnya. Proses pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen menggunakan media foto dramatik pada siklus I dapat peneliti deskripsikan sebagai berikut:

a. Guru membagi siswa dalam empat kelompok kecil.

b. Guru memberikan materi mengenai cerita pendek, unsur-unsur intrinsik cerita pendek, serta penggunaan media foto dramatik sebagai media pembelajaran menulis cerita.


(2)

c. Siswa berimajinasi berdasarkan tema foto dramatik yang masing-masing mereka miliki.

d. Siswa menulis cerita pendek berdasarkan tema yang tervisualisasi dalam foto.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I, alokasi waktu dalam pelaksanaan pembelajaran dalam siklus I masih kurang efektif, sehingga siswa masih kesulitan untuk menyelesaikan cerpen, juga siswa masih kesulitan untuk mengembangkan alur cerita. Berikut deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

a. Guru membagi siswa dalam empat kelompok kecil.

b. Guru menerangkan mengenai alur cerita, dan grafik alur cerita dalam cerpen.

c. Guru membagikan foto dramatik sesuai tema yang diterima siswa pada siklus I.

d. Siswa berimajinasi berdasarkan tema foto dramatik yang masing-masing mereka miliki.

e. Siswa menuliskan cerita pendek yang sudah dikomentari oleh guru, supaya tidak ada pengulangan kesalahan.

3. Hasil Tindakan

Hasil pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan media foto dramatik mengalami peningkatan dari setiap siklus yang dilaksanakan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata siswa kelas X-1 yang pada siklus I


(3)

mempunyai nilai rata-rata 58 dan untuk siklus II mengalami peningkatan yang cukup dengan nilai rata-rata 80. Peningkatan keberhasilan belajar siswa tidak hanya berupa skor saja, namun dari pelaksanaan pembelajaran siswa dapat mengikuti dengan baik, pengetahuan siswa mengenai cerpen sudah mengalami peningkatan terutama pengembangan ide cerita yang lebih imajinatif dan kreatif, siswa juga sudah bisa membedakan antara karangan narasi dengan cerita pendek. Peningkatan keberhasilan pembelajaran tidak hanya dimiliki siswa, namun guru juga mengalami peningkatan yang semula masih belum dapat menguasai kelas dengan baik, setelah pelaksanaan sudah mampu menguasai kelas.

5.2Saran

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik, penulis memberikan beberapa saran supaya ada perbaikan untuk pembaca kedepannya, saran tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia khusunya guru SMA diharapkan dalam pembelajaran menulis cerpen menggunakan media foto dramatik sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan pembelajarannya, karena pada penelitian ini media foto dramatik sudah dapat meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa.

2. Peneliti menyarankan untuk dilakukannya penelitian sejenis, yaitu penggunaan media foto dramatik yang dikombinasikan dengan media lain misalnya media lagu supaya mempermudah siswa untuk melakukan pembelajaran menulis, terutama menulis cerpen.


(4)

3. Peneliti menyarankan supaya dalam penelitian menggunakan PTK dalam pelaksanaannya, hal tersebut dikarenakan pembelajaran menulis cerpen lebih baik dilakukan tidak hanya dalam satu pertemuan saja, melainkan beberapa pertemuan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny S. Alwasilah. 2007. Pokoknya Menulis: Cara

Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT. Kiblat Buku

Utama.

Aqib, Zaenal, Sujak dan Maftuh. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

AR, Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2007. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI dan PT Remaja

Rosadakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Borman, Dintje. 1998. Media Instruksional IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gani. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia Respon dan Analisis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa Komposisi Lanjutan I. Jakarta: PT. Gramedia.

Kosasih, Engkos. 2011. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa

Indonesia. Bandung:Yrama Widya.

Lester, Sands. Audio-Visual Procedures in Teaching. University of California: Santa Barbara College.


(6)

Maryani, Sri. 2011. Efektivitas Pemanfaatan Media Blog dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rahmawati, Winarni. 2010. Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media foto dramatik siswa kelas XI SMAN 1 Rancaekek kabupaten Bandung Tahun ajaran 2009/2010. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumardjo, Jakob. 2004. Seluk-beluk dan Petunjuk Menulis Cerita Pendek. Bandung: Pustaka Latifah.

Sumiyadi. 2010. Kriteria Penilaian Menulis Cerpen. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR_PEND_BHS_DAN_SASTRA_IN

DONESIA/196603201991031-SUMIYADI/SUMIYADI/KRITERIA_PENILAIAN_MENULIS_CERPE N.pdf [2 Mei 2012]

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Yunadi, Wildan. 2011. Peningkatan Keterampilan menulis Cerpen dengan media Komik (Penelitian Tindakan Kelas SMK Pariwisata Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Zaidan, Abdul Razak, Anita, dan Hani’ah. 2004. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: