KESENIAN GOONG RENTENG PADA ACARA MAULID NABI MUHAMMAD SAW TAHUN 1433 HIJRIAH DI SITUS KABUYUTAN DESA BATUKARUT KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG.

(1)

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KESENIAN GOONG RENTENG EMBAH BANDONG

PADA ACARA MAULID NABI MUHAMMAD SAW TAHUN 1433 HIJRIAH DI SITUS KABUYUTAN DESA BATUKARUT KECAMATAN ARJASARI

KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Musik

Oleh

Sandi Dwi Yanuariyadi 0808508

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesenian Goong Renteng Embah Bandong

Pada Acara Maulid Nabi Muhammad SAW

Tahun 1433 Hijriah di Situs Kabuyutan Desa

Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten

Bandung

Oleh

Sandi Dwi Yanuariyadi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Sandi Dwi Yanuariyadi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

KESENIAN GOONG RENTENG EMBAH BANDONG

PADA ACARA MAULID NABI MUHAMMAD SAW TAHUN 1433 HIJRIAH DI SITUS KABUYUTAN DESA BATUKARUT KECAMATAN ARJASARI

KABUPATEN BANDUNG[

Oleh

Sandi Dwi Yanuariyadi

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Iwan Gunawan, S.Pd., M.Sn. NIP. 197401012003121001

Pembimbing II

Toni Setiawan Sutanto, S.Pd., M.Sn. NIP. 197405012001121002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd. NIP. 197303262000031003


(4)

I

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Goong Renteng Embah Bandong pada Acara Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1433 Hijriah di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung merupakan penelitian mengenai struktur pertunjukkan dan laras pada sebuah kesenian dalam sebuah acara keagamaan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuannya untuk mengetahui struktur pertunjukkan dan laras yang digunakannya. Temuan di lapangan kesenian ini memiliki struktur pertunjukkan yang dibakukan oleh kepercayaan dan keyakinan yang dianut. Sedangkan laras yang digunakannya adalah Laras Embah Bandong. Laras ini hampir mirip dengan laras degung pada karawitan Sunda. Adapun saran peneliti untuk semua pihak yang terlibat agar mengatahui makna-makna yang terkandung didalamnya agar tidak terjadi kesalahan pemaknaan.


(5)

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D

DAAFFTTAARRIISSII

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR NOTASI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Kesenian sebagai Sarana Ritual ... 8

B.Struktur Kesenian sebagai Ritual ... 11

C.Goong Renteng ... 13

D. Goong Renteng Embah Bandong ... 15

E. Laras ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 26


(6)

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Metode Penelitian ... 26

C.Definisi Operasional ... 27

D.Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Pengolahan Data ... 30

F. Prosedur Pengolahan Data ... 30

G.Tahap-Tahap Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ... 33

2. Sistem Nada yang Digunakan ... 47

B. Pembahasan ... 49

1. Struktur Pertunjukkan Goong Renteng Embah Bandong ... 50

2. Sistem Nada yang Digunakan Goong Renteng Embah Bandong ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(7)

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 (Para sesepuh membuka bungkusan benda pusaka) ... 37

Gambar 4.2 (Air yang digunakan untuk membersihkan benda pusaka) ... 37

Gambar 4.3 (Gong) ... 39

Gambar 4.4 (Saron) ... 39

Gambar 4.5 (Beri) ... 40

Gambar 4.6 (Kecrek) ... 40

Gambar 4.7 (Bonang) ... 41

Gambar 4.8 (Proses Ngebakkeun) ... 43

Gambar 4.9 (Suasana Ngebakkeun) ... 43


(8)

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 (Tabel Perbandingan Nada) ... 19 Tabel 4.1 (Tabel Perbandingan Laras Pelog Bandong dengan Laras

Degung) ... 48 Tabel 4.2 (Tabel Perbandingan Laras Sorog Bandong dengan Laras

Madenda) ... 48 Tabel 4.3 (Tabel Surupan Laras Embah Bandong) ... 70 Tabel 4.4 (Tabel Perbandingan nada-nada pada Laras Embah Bandong


(9)

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR NOTASI

Notasi 4.1 (Melodi utama karya Seseregan) ... 57

Notasi 4.2 (Tabuhan goong pada karya Seseregan) ... 57

Notasi 4.3 (Kenongan dan goongan karya Seseregan) ... 57

Notasi 4.4 (Melodi utama karya Sodor) ... 58

Notasi 4.5 (Pola kenongan karya Sodor)... 59

Notasi 4.6 (Melodi utama karya Joher) ... 59

Notasi 4.7 (Pengalimatan melodi karya Johert) ... 60

Notasi 4.8 (Melodi 1 karya Picung/ Bango Cocong) ... 61

Notasi 4.9 Keanehan Goong pada karya Picung/ Bango Cocong)... 62

Notasi 4.10 (Melodi 2 karya Picung/ Bango Cocong) ... 63

Notasi 4.11 (Melodi 3 karya Picung/ Bango Cocong) ... 64

Notasi 4.12 (Melodi 1 karya Pangkur) ... 65

Notasi 4.13 (Melodi 2 karya Pangkur) ... 66


(10)

1

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Ada banyak ragam dan jenis kesenian yang berada di Jawa Barat. Dari sekian banyak itu di antaranya ada yang masih eksis sampai sekarang, ada pula yang sudah hampir punah, dan ada pula yang sudah tidak diketahui keberadaanya. Salah satu kesenian yang sedang dalam masa hampir punah yaitu kesenian Goong Renteng Embah Bandong. Kesenian ini berada di Situs Kabuyutan Desa Lebakwangi-Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.

Peneliti pertama kali menemukan istilah kesenian Goong Renteng Embah Bandong pada saat mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata dengan Program Kearifan Budaya Lokal di Situs Kabuyutan pada tahun 2011. Peneliti berkesempatan untuk bisa lebih dekat dengan kesenian ini. Di situlah awal ketertarikan peneliti untuk melakukan sebuah penelitian mengenai Goong Renteng Embah Bandong.

Pada mulanya peneliti merasa aneh saat pertama mendegar sebuah kesenian yang bernama goong renteng ini. Peneliti mengira kesenian ini seperti kesenian dengan menggunakan gong yang dideretkan, dalam benak peneliti langsung terbayang gong pada gamelan jawa atau jengglong gantung pada gamelan degung. Setelah melihat langsung, ternyata yang disebut goong renteng ini merupakan seperangkat gamelan bukan nama salah satu alat musiknya.


(11)

2

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui informasi lebih jauh tentang kesenian ini, peneliti mencoba melakukan studi pendahuluan pada saat kegiatan Kuliah Kerja Nyata Program Kearifan Budaya Lokal untuk mengetahui berbagai hal yang akan diperlukan di dalam proses penelitian.

Berdasar informasi yang didapat, goong renteng ini merupakan salah satu benda pusaka yang ada di Situs Kabuyutan. Semua benda pusaka tersebut dikeluarkan dari tempat penyimpanannya hanya pada saat pembersihan saja yaitu saat Maulid Nabi Muhammad atau setiap tanggal 12 bulan Rabiul Awal tahun Hijriah. Karena kegiatan KKN berlangsung antara bulan Juli-Agustus 2011, peneliti tidak bisa melihat perangkat goong renteng ini secara langsung dan hanya bisa merasakan langsung kesenian ini dengan menggunakan perangkat tiruannya saja.

Dari keterbatasan itu, peneliti berusaha mengumpulkan informasi-informasi mengenai gamelan pusaka yang asli, akhirnya peneliti berhasil mendapat dokumentasi berupa audio yang direkam secara langsung pada tahun 1970 dari organisasi pengelola situs tersebut. Dari dokumen audio tersebut peneliti bisa mendengarkan langsung bunyi asli dari gamelan pusaka ini.

Dari pengalaman tersebut, terdapat perbedaan antara gamelan asli dengan gamelan tiruan terutama dalam sistem nadanya. Setelah ditanyakan mengenai perbedaan sistem nada itu, pengelola membenarkannya. Menurutnya tidak ada yang dapat menyamai nada-nada pada gamelan asli. Peneliti tidak mengetahui pasti apa yang menyebabkan hal ini terjadi, apakah karena penabuh goong renteng


(12)

3

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tiruan bukan penabuh goong renteng yang asli, atau disebabkan karena nada-nada pada gamelan tiruan benar-benar tidak sama persis dengan gamelan asli.

Selain mendapatkan rekaman audio megenai goong renteng yang asli, peneliti juga mendapatkan informasi tentang acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang secara rutin dilaksanakan. Dalam acara tersebut Goong Renteng Embah Bandong yang asli dibersihkan dan dipertunjukkan.

Kesenian ini pernah dilteliti oleh berbagai pihak, salah satunya adalah kajian berupa skripsi yang ditulis oleh Rully Maulana mengenai deskripsi analitik lagu-lagu Goong Renteng Embah Bandong.

Dari sejumlah informasi dalam bentuk lisan, tulisan, maupun dokumen audio video, peneliti masih memiliki kepenasaran untuk mencari informasi lebih jauh tentang kesenian ini. Berdasarkan keunikan-keunikan yang dimiliki Goong Renteng Embah Bandong diatas, maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian untuk mengetahui lebih jauh mengenai kesenian ini dengan judul GOONG

RENTENG EMBAH BANDONG PADA ACARA MAULID NABI MUHAMMAD SAW TAHUN 1433 HIJRIAH DI SITUS KABUYUTAN

DESA BATUKARUT KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN

BANDUNG.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah kesenian Goong Renteng Embah Bandong pada Acara Maulid Nabi Muhammad Saw tahun 1433 Hijriah di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.


(13)

4

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumusan masalah tersebut dan untuk memfokuskan penelitian, maka peneliti menentukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur pertunjukkan kesenian Goong Renteng Embah Bandong

dalam Acara Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun 1434 Hijriah/ 2013 Masehi di Desa Batukarut?

2. Bagaimana sistem nada yang digunakan dalam kesenian Goong Renteng Embah Bandong?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur pertunjukkan Goong Renteng Embah Bandong dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun 1433 Hijriah/ 2011 Masehi di Desa Batukarut dan untuk mengetahui sistem nada yang digunakannya.

D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan, diharapkan hasilnya dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengalaman dan wawasan tentang kesenian tradisional khususnya Goong Renteng Embah Bandong.

2. Bagi obyek yang diteliti, merupakan suatu masukan dan acuan sehingga kesenian ini dapat berkembang dan dapat bertahan dimasa yang akan datang. 3. Menambah pendokumentasian kesenian daerah khususnya kesenian Goong

Renteng Embah Bandong

4. Melengkapi kajian-kajian terdahulu mengenai kesenian Goong Renteng Embah Bandong.


(14)

5

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Menambah pembendaharaan kepustakaan dalam bidang kesenian tradisional atau daerah bagi UPI Bandung.

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab didalamnya memuat beberapa bagian, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

D.Manfaat Penelitian E. Struktur Organisai BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Kesenian sebagai Sarana Ritual B. Struktur Kesenian sebagai Ritual C. Goong Renteng

1. Pengertian

2. Alat-alat yang digunakan 3. Persebaran Goong Renteng D.Goong Renteng Embah Bandong 1. Pengertian

2. Sejarah

3. Alat-alat yang Digunakan 4. Laras yang Digunakan E. Laras


(15)

6

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Laras Degung

2. Laras Madenda

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian B. Metode Penelitian

C. Definisi Operasional 1. Goong/ gong 2. Goong Renteng

3. Goong Renteng Embah Bandong D.Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

2. Wawancara 3. Studi Dokumentasi E. Teknik Pengolahan Data

1. Mengumpulkan dan Mengelompokkan Data

2. Menyesuaikan dan Membandingkan dengan Literatur 3. Mendeskripsikan Hasil Penelitian

F. Prosedur Pengolahan Data 1. Reduksi Data

2. Penyajian Data

3. Pengambilan Kesimpulan G.Tahap-Tahap Penelitian 1. Persiapan Penelitian a. Studi Pendahuluan


(16)

7

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Merumuskan Masalah

c. Merumuskan Asumsi

2. Pelaksanaan Penelitian

3. Pembuatan Laporan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Situs Kabuyutan 2. Sasaka Waruga Pusaka

3. Kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW a. Ngarumat Barang Pusaka

b. Muludan B. Pembahasan

1. Struktur Pertunjukkan Goong Renteng Embah Bandong a. Persiapan

b. Inti

1) Ngebakkeun 2) Pelarasan 3) Penabuhan

2. Sistem nada yang digunakan Goong Renteng Embah Bandong BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan B. Saran


(17)

25

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian dari penelitian ini adalah di Situs Kabuyutan Desa Batukarut-Lebakwangi Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Alasan lokasi ini karena terdapat salah satu dari sebelas Goong Renteng yang berada di Jawa Barat. Goong Renteng yang berada di Situs Kabuyutan adalah salah satu benda pusaka yang terdapat di situs. Goong Renteng yang dimaksud adalah Goong Renteng Embah Bandong. Selain itu peneliti juga mempunyai pengalaman bersosialisasi di wilayah situs pada saat Kuliah Kerja Nyata - Program Kearifan Budaya Lokal pada tahun 2011, sehingga peneliti tidak perlu bersosialisasi kembali pada masyarakat sekitar. Disamping itu jarak lokasi dengan tempat tinggal peneliti saat ini tidak terlampau jauh sehingga mudah dijangkau dan memudahkan dalam proses penelitian.

Subjek penelitian adalah Kesenian Goong Renteng Embah Bandong. Lebih spesifiknya Organisasi Sasaka Waruga Pusaka dan para nayaga Kesenian Goong Renteng Embah Bandong. Semua subjek tersebut dalam penelitian ini sangat penting karena semuanya saling terkait satu sama lain.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode ini disebut juga sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang


(18)

26

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alamiah. Oleh karena itu tujuan dari metode ini adalah mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi selama penelitian berlangsung. Dituangkan secara apa adanya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Pengumpulan data yang dibutuhkan tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan.

C. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi atas judul yang digunakan, peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan istilah-istilah yang digunakan, antara lain sebagai berikut:

1. Goong/ gong

Alat logam dengan permukaan bundar (dengan/ tanpa pencu). Ada yang digantung pada sebuah bingkai/ gawang; ada yang ditaruh di atas bentangan tali dalam sebuah rak (misal: bonang); atau ditaruh di atas satu tempat yang relatif lunak, seperti tikar. (Siagian, 2003:24)

2. Goong Renteng

Jadi goong renteng adalah goong (penclon) yang diletakkan atau disusun secara berderet (ngarenteng). (Kurnia et al., 2003:34)

3. Goong Renteng Embah Bandong

Salah satu bagian dari Situs Bumi Adat Kabuyutan yang berupa seperangkat alat kesenian yang terdiri dari dua buah gong besar, bonang, rincik, kecrek, dan saron. (H.A. Ii Danya dalam Rully, 1999:14)


(19)

27

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data di sini adalah cara yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian agar memperoleh data yang diinginkan. Sedangkan pengumpulan data itu sendiri adalah suatu proses untuk menghimpun data yang relevan serta gambaran dari aspek yang diteliti. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang dibutuhkan.

Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam proses penelitian, diantaranya:

1. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi atau bisa disebut dengan pengamatan, yang berfungsi untuk mengamati proses pertunjukkan kesenian secara langsung. Pengamatan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan. Yang berarti dalam proses pengumpulan data ini, peneliti hanya berfungsi sebagai pengamat dan tidak memiliki keterlibatan secara langsung dalam kegiatan tersebut.

Dengan teknik observasi, data yang didapatkan akan lebih lengkap dan dapat dipahami lebih dalam tentang apa yang sedang terjadi dilapangan. Peneliti di sini bermaksud untuk mengamati proses penyajian dari Goong Renteng Embah Bandong dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Lebakwangi Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Observasi ini


(20)

28

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak dilakukan setiap hari tetapi peneliti menghadiri langsung kegiatan tersebut yaitu pada tanggal 24 Januari 2013.

2. Wawancara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia wawancara merupakan tanya jawab dengan seseorang untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai sesuatu hal. Dengan demikian wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab pada sumber data. Pada wawancara ini peneliti menggunakan teknik semi struktur yaitu wawancara yang lebih terbuka dan lebih akrab sehingga tidak ada pada pedoman wawancara.

Adapun beberapa bentuk wawancara lain yang dilakukan peneliti adalah wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan cara menyusun beberapa pertanyaan yang akan diajukan yang dirumuskan dalam pedoman wawancara., sedangkan yang tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menambahkan pertanyaan yang dikembangkan dari pertanyaan yang telah diajukan.

3. Studi Dokumentasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia dokumentasi merupakan pengumpulan, pemilihan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan. Dokumentasi dijadikan sebagai sumber pelengkap dalam proses pengumpulan data dari hasil observasi dan wawancara. Peneliti mengumpulkan data dengan cara


(21)

29

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendokmentasikan segala hal yang berhubungan dengan penelitian. Media yang digunakan dalam pendokumentasian adalah kamera digital yang gunakan untuk mengambil beberapa foto yang dibutuhkan.

E.Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai sebuah proses mengolah data setelah semua data terkumpul seperti catatan, rekaman audio dan visual, dan gambar-gambar untuk kemudian dilakukan tahapan-tahapan pengolahan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan mengelompokkan data-data berdasarkan jenis data hasil penelitian.

2. Menyesuaikan dan melakukan perbandingan antara hasil data yang diperoleh dari lapangan dengan literatur yang diperoleh, sebagai bahan kesimpulan penelitian.

3. Mendeskripsikan hasil penelitian berupa kesimpulan dari hasil pengolahan data dalam bentuk laporan tulisan.

Kegiatan menganalisis data untuk selanjutnya disimpulkan kemudian di verifikasi merupakan kegiatan inti yang penting dalam proses penelitian ini. Setelah proses pengumpulan data dengan melakukan observasi dan wawancara, kemudian seluruh data yang didapat direduksi, dan akhirnya disajikan. Kegiatan selanjutnya adalah menyimpulkan hasil dari data-data tersebut, yaitu mengenai


(22)

30

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

struktur pertunjukkan kesenian Goong Renteng Embah Bandong dan sistem nada yang digunakannya.

F. Prosedur Pengolahan Data

Dalam penelitian kualitatif, proses pengolahan data dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Artinya peneliti harus mampu melihat gejala permasalahan dan informasi sebanyak-banyaknya sebelum, selama dan setelah melakukan penelitian. Hal ini dikarenakan pada penelitian kualitatif, permasalahan belum jelas. Setelah melakukan studi pendahuluan, kemungkinan peneliti akan mendapatkan fokus permasalahan. Prosedur dalam penelitian dibutuhkan untuk mengarahkan peneliti melakukan tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Proses reduksi data dalam penelitian ini terdiri dari pemilihan hal-hal yang berhubungan dengan aspek-aspek penting. Sampai pada akhirnya peneliti mereduksi data-data yang dianggap penting, dan membuang data-data yang tidak diperlukan. Data-data yang diambil yaitu data mengenai struktur pertunjukkan kesenian Goong renteng Embah Bandong dan sistem nada yang digunakannya. 2. Penyajian Data

Penyajianan data merupakan langkah kedua setelah reduksi data dilakukan oleh peneliti. Penyajian data diikuti oleh proses mengumpulkan data-data yang saling berhubungan satu sama lain melalui wawancara, pendokumentasian dan pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat hasil


(23)

31

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reduksi data untuk diolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan.

Setelah data diperoleh berupa tulisan baik dari catatan maupun rekaman yang sudah direduksi, data kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi. Data-data yang saling berhubungan dikelompokkan sehingga terbentuk kelompok-kelompok data yang selanjutnya akan disimpulkan.

3. Pengambilan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam pengolahan data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal tentang struktur pertunjukan kesenian Goong Renteng Embah Bandong dan sistem nada yang digunakannya, tetapi mungkin juga tidak, karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara. Setelah peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian, peneliti mempelajari dan memahami kembali data-data hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh di lapangan.

G. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap untuk mempermudah penelitian agar lebih sistematis. Tahap-tahap yang dimaksud peneliti diantaranya:


(24)

32

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Persiapan Penelitiaan

Tahap persiapan penelitian ini direncanakan dengan baik. Hal tersebut bermaksud agar berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun tahap-tahap persiapan penelitiannya adalah sebagai berikut:

a. Studi Pendahuluan

Tahap ini dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan pertama mengenai kesenian Goong Renteng Embah Bandong. Tahapan ini peneliti lakukan pada saat kegiatan Kuliah Kerja Nyata Program Kearifan Budaya Lokal pada Agustus 2011.

b. Merumuskan masalah

Peneliti membuat beberapa pertanyaan mengenai permasalahan yang akan diteliti. Hal ini berguna untuk mempermudah penelitian.

c. Merumuskan asumsi

Setelah peneliti menemukan masalah pada subjek yang akan diteliti. Kemudian peneliti membuat anggapan dasar sementara atau asumsi pada permasalahan tersebut yang nantinya akan disesuaikan dengan hasil penelitian itu sendiri.

2. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melakukan observasi dalam proses yang dilakukan di tempat penelitian secara langsung untuk mendapatkan data yang berkualitas. Observasi tersebut ditambah dengan wawancara yang merujuk pada pedoman wawancara agar lebih terstruktur dan pertanyaan bisa fokus pada masalah penelitian.


(25)

33

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian dari data-data yang terkumpul terumuskan suatu kesimpulan dari data yang yang diperoleh.

3. Pembuatan Laporan Penelitian

Dalam laporan ini peneliti mengungkapkan seluruh hasil penelitian yang diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara, dan dilengkapi oleh dokumentasi selama proses penelitian. Kemudian seluruh data mengalami pengolahan sehingga tertuanglah gambaran yang jelas dan sesuai dengan keadaan yang terjadi dilapangan selama penelitian berlangsung.


(26)

74

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesenian Goong Renteng Embah Bandong sebagai kesenian ritual mempunyai struktur yang berbeda dengan kesenian lainya. Hal-hal yang diluar konteks musik saling berhubungan membentuk sebuah struktur yang unik mulai dari tahap persiapan, tahap inti, dan tahap akhir. Keseluruhan struktur yang dimilikinya mempunyai sifat kebakuan dengan kata lain struktur pertunjukkan kesenian goong renteng embah bandong mempunyai elemen-elemen lain diluar aspek musikal yang terstruktur dan tidak berubah dari waktu ke waktu.

Adapun fenomena kekeliruan mengenai susunan lagu yang baku seperti yang dipaparkan pada bab sebelumnya merupakan sesuatu yang bertentangan dengan kebakuan tersebut. Fenomena tersebut juga menimbulkan konflik diantara para sesepuh yang mengetahui susunan lagu berdasarkan makna sebenarya dari karya-karya yang dimainkan, akan tetapi fenomena yang terjadi tersebut tidak menimbulkan terhentinya acara sehingga acara dapat berlangsung dari awal hingga akhir.

Aspek musik pada kesenian yang berfungsi sebagai sarana ritual seperti tidak terlalu penting, lebih dari itu kesenian sebagai sarana ritual mengedepankan aspek ritual dan kekeramatan. Sehingga hal tersebut berpengaruh pada waktu pementasan kesenian tersebut, dengan kata lain sebuah kesenian dipertunjukkan semata untuk keperluan adat dan merupakan sebuah keharusan. Hal-hal lain diluar


(27)

75

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konteks ritual tidak diperhitungkan seperti siapa yang akan menonton, berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk pertunjukkan, dan hal-hal lainnya yang dalam beberapa kesenian terutama kesenian bersifat komersil dinilai sangat penting.

Selain itu peran waditra bonang dalam kesenian goong renteng embah bandong mirip bahkan sama secara fungsi dengan kesenian degung. Persamaan tersebut yaitu waditra bonang sebagai pembawa melodi utama dan pengatur tempo. Meskipun banyak memiliki persamaan dengan kesenian degung dari segi laras yang digunakan dan peran waditra yang digunakan, perbedaan yang paling terlihat adalah penggunaan waditranya yang berbeda. Karena gamelan ini sangat tua dan tidak ada yang mengetahui kapan dan dari mana asalnya, maka jika dilihat secara komposisi musik waditra pada goong renteng ini merupakan cikal bakal dari gamelan degung yang populer dimasa sekarang.

Fenomena lainya yang menjadi perhatian penulis adalah waditra goong yang selalu dimainkan terlebih dahulu pada setiap karya (A. Danya), nyatanya keadaan dilapakan tidak demikian, hanya beberapa karya saja yang memainkan goong diawal karya. Bahkan keutamaan waditra gong terlihat saat proses arak-arakan gamelan menuju tempat prosesi ritual dan pada proses memandikannya. Fenomena lainnya mengenai gong adalah penabuhan goong yang tidak lazim yaitu pada hitungan ketiga pada salah satu karyanya.

Fenomena-fenomena dan kebakuan-kebakuan yang dimiliki kesenian goong renteng embah bandong merupakan sebuah kekayaan budaya Jawa Barat khususnya dalam konteks kesenian yang berfungsi sebagai sarana ritual.


(28)

76

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sistem nada yang digunakan dalam kesenian Goong Renteng Embah Bandong adalah Laras Embah Bandong. Laras tersebut hampir mirip dengan laras degung. Hal-hal yang mendasar seperti jumlah nada, adanya nada tambahan yang pada praktiknya mengganti nada sebelumnya untuk merubah laras pun serupa dengan laras degung.

Penerapan laras bandong tersebut jika diterapkan ke dalam karya-karya yang dimainkan pun serupa dengan laras degung. Tugas nada sebagai pusat nada, kenongan dan goongan yang membentuk kalimat-kalimat melodi utama yang seperti tanya jawab pun ditemui dalam karya-karya kesenian ini.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu disampaikan untuk dijadikan bahan pertimbangan pihak-pihak terkait, adapun saran-saran yang dimaksud yaitu bagi:

1. Organisasi Sasaka Waruga Pusaka; dibutuhkan repertoar karya-karya yang dimiliki kesenian goong renteng embah bandong agar jumlah karya tidak berkurang lagi.

2. Penabuh; agar memperhatikan makna-makna yang terkandung dalam karya-karya sehingga tidak terjadi kesalahan susunan karya-karya.

3. Peneliti lanjutan; penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga memberikan sumbangan yang bermakna secara teoretis dan praktis.


(29)

77

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Danya, Ii. H.A. 1993. Nyucruk Galur Mapay Raratan Riwayat Lebakwangi Batukarut. Bandung: Sasaka Waruga Pusaka

Depdikbud. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Djajuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press

Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan

Hendarto, Sri.2011.Organologi dan Akustika I dan II.Bandung: Lubuk Agung Kurnia, Ganjar dkk. 2003. Deskripsi Kesenian Jawa Barat.Bandung: Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat & Pusat Dinamika Pembangunan UNPAD

Natapradja, Iwan. 2003. Sekar Gending. Bandung: PT. Karya Cipta Lestari Poloma, Margaret. (1992). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers. Siagian, dkk.2003. Gong. Pendidikan Seni Nusantara: tidak diterbitkan

Soedarsono. (1999). Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugiono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif; Bandung. Alfabeta. Sumardjo, Jakob. 2001. Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung: STSI Press UPI. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Skripsi

Maulana, Rully (199). Gamelan Pusaka Embah Bandong Deskripsi Analitis Lagu-lagu Goong Renteng dari Desa Lebakwangi Batukarut Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan


(30)

78

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Artikel Majalah

Haryono, N. R. (2006). “Sablang Sang Penolak Bala”. Gong. (Agustus, 2006)

Heriyawati, Yanti. (2008). “Sakralitas dan Spiritualitas Tarawangsa”. Gong

(September, 2008)

Internet

Gunawan, Iwan. (2008). Gamelan Pelog Salendro pada Karawitan Sunda. [Online].

Tersedia: onesgamelan.wordpress.com/2008/09/03/gamelan-pelog-salendro-pada-karawitan-sunda/[3 September 2008]

Sukotjo. (2012). Tradisi Gambang Kromong Masyarakat Betawi. [online]

Tersedia: http:/kajiseni.blogspot.com/2012/10/tradisi-gambang-kromong-masyarakat-betawi.html[5 Oktober 2012]

Valiant. 2010.Sejarah Bandung Purba dan Danau Bandung. [Online]

Tersedia: http:/era90.blogspot.com/2010/03/sejarah-bandung-purba-dan-danau-bandung.html[18 Maret 2010]

Sujono.2004.Bale Dokumentasi Resensi Buku-Seni Pertunjukkan Tradisional, Nilai, Fungsi, dan Tentangnya.

[Online]

http:/www.tembi.net/id/news/bale-dokumentasi-resensi-buku/seni-pertunjukkan-tradisional--nilai--fungsi-dan-tentangnya-2911.html[1 Februari 2004]


(1)

33

Kemudian dari data-data yang terkumpul terumuskan suatu kesimpulan dari data yang yang diperoleh.

3. Pembuatan Laporan Penelitian

Dalam laporan ini peneliti mengungkapkan seluruh hasil penelitian yang diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara, dan dilengkapi oleh dokumentasi selama proses penelitian. Kemudian seluruh data mengalami pengolahan sehingga tertuanglah gambaran yang jelas dan sesuai dengan keadaan yang terjadi dilapangan selama penelitian berlangsung.


(2)

74

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesenian Goong Renteng Embah Bandong sebagai kesenian ritual mempunyai struktur yang berbeda dengan kesenian lainya. Hal-hal yang diluar konteks musik saling berhubungan membentuk sebuah struktur yang unik mulai dari tahap persiapan, tahap inti, dan tahap akhir. Keseluruhan struktur yang dimilikinya mempunyai sifat kebakuan dengan kata lain struktur pertunjukkan kesenian goong renteng embah bandong mempunyai elemen-elemen lain diluar aspek musikal yang terstruktur dan tidak berubah dari waktu ke waktu.

Adapun fenomena kekeliruan mengenai susunan lagu yang baku seperti yang dipaparkan pada bab sebelumnya merupakan sesuatu yang bertentangan dengan kebakuan tersebut. Fenomena tersebut juga menimbulkan konflik diantara para sesepuh yang mengetahui susunan lagu berdasarkan makna sebenarya dari karya-karya yang dimainkan, akan tetapi fenomena yang terjadi tersebut tidak menimbulkan terhentinya acara sehingga acara dapat berlangsung dari awal hingga akhir.

Aspek musik pada kesenian yang berfungsi sebagai sarana ritual seperti tidak terlalu penting, lebih dari itu kesenian sebagai sarana ritual mengedepankan aspek ritual dan kekeramatan. Sehingga hal tersebut berpengaruh pada waktu pementasan kesenian tersebut, dengan kata lain sebuah kesenian dipertunjukkan semata untuk keperluan adat dan merupakan sebuah keharusan. Hal-hal lain diluar


(3)

75

konteks ritual tidak diperhitungkan seperti siapa yang akan menonton, berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk pertunjukkan, dan hal-hal lainnya yang dalam beberapa kesenian terutama kesenian bersifat komersil dinilai sangat penting.

Selain itu peran waditra bonang dalam kesenian goong renteng embah bandong mirip bahkan sama secara fungsi dengan kesenian degung. Persamaan tersebut yaitu waditra bonang sebagai pembawa melodi utama dan pengatur tempo. Meskipun banyak memiliki persamaan dengan kesenian degung dari segi laras yang digunakan dan peran waditra yang digunakan, perbedaan yang paling terlihat adalah penggunaan waditranya yang berbeda. Karena gamelan ini sangat tua dan tidak ada yang mengetahui kapan dan dari mana asalnya, maka jika dilihat secara komposisi musik waditra pada goong renteng ini merupakan cikal bakal dari gamelan degung yang populer dimasa sekarang.

Fenomena lainya yang menjadi perhatian penulis adalah waditra goong yang selalu dimainkan terlebih dahulu pada setiap karya (A. Danya), nyatanya keadaan dilapakan tidak demikian, hanya beberapa karya saja yang memainkan goong diawal karya. Bahkan keutamaan waditra gong terlihat saat proses arak-arakan gamelan menuju tempat prosesi ritual dan pada proses memandikannya. Fenomena lainnya mengenai gong adalah penabuhan goong yang tidak lazim yaitu pada hitungan ketiga pada salah satu karyanya.

Fenomena-fenomena dan kebakuan-kebakuan yang dimiliki kesenian goong renteng embah bandong merupakan sebuah kekayaan budaya Jawa Barat khususnya dalam konteks kesenian yang berfungsi sebagai sarana ritual.


(4)

76

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sistem nada yang digunakan dalam kesenian Goong Renteng Embah Bandong adalah Laras Embah Bandong. Laras tersebut hampir mirip dengan laras degung. Hal-hal yang mendasar seperti jumlah nada, adanya nada tambahan yang pada praktiknya mengganti nada sebelumnya untuk merubah laras pun serupa dengan laras degung.

Penerapan laras bandong tersebut jika diterapkan ke dalam karya-karya yang dimainkan pun serupa dengan laras degung. Tugas nada sebagai pusat nada, kenongan dan goongan yang membentuk kalimat-kalimat melodi utama yang seperti tanya jawab pun ditemui dalam karya-karya kesenian ini.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu disampaikan untuk dijadikan bahan pertimbangan pihak-pihak terkait, adapun saran-saran yang dimaksud yaitu bagi:

1. Organisasi Sasaka Waruga Pusaka; dibutuhkan repertoar karya-karya yang dimiliki kesenian goong renteng embah bandong agar jumlah karya tidak berkurang lagi.

2. Penabuh; agar memperhatikan makna-makna yang terkandung dalam karya-karya sehingga tidak terjadi kesalahan susunan karya-karya.

3. Peneliti lanjutan; penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga memberikan sumbangan yang bermakna secara teoretis dan praktis.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Danya, Ii. H.A. 1993. Nyucruk Galur Mapay Raratan Riwayat Lebakwangi Batukarut. Bandung: Sasaka Waruga Pusaka

Depdikbud. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Djajuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press

Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan

Hendarto, Sri.2011.Organologi dan Akustika I dan II.Bandung: Lubuk Agung Kurnia, Ganjar dkk. 2003. Deskripsi Kesenian Jawa Barat.Bandung: Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat & Pusat Dinamika Pembangunan UNPAD

Natapradja, Iwan. 2003. Sekar Gending. Bandung: PT. Karya Cipta Lestari Poloma, Margaret. (1992). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers. Siagian, dkk.2003. Gong. Pendidikan Seni Nusantara: tidak diterbitkan

Soedarsono. (1999). Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugiono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif; Bandung. Alfabeta. Sumardjo, Jakob. 2001. Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung: STSI Press UPI. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Skripsi

Maulana, Rully (199). Gamelan Pusaka Embah Bandong Deskripsi Analitis Lagu-lagu Goong Renteng dari Desa Lebakwangi Batukarut Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan


(6)

78

Sandi Dwi Yanuariyadi, 2013

Kesenian Goong Renteng Pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 Hijriah Di Situs Kabuyutan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Artikel Majalah

Haryono, N. R. (2006). “Sablang Sang Penolak Bala”. Gong. (Agustus, 2006) Heriyawati, Yanti. (2008). “Sakralitas dan Spiritualitas Tarawangsa”. Gong

(September, 2008)

Internet

Gunawan, Iwan. (2008). Gamelan Pelog Salendro pada Karawitan Sunda. [Online].

Tersedia: onesgamelan.wordpress.com/2008/09/03/gamelan-pelog-salendro-pada-karawitan-sunda/[3 September 2008]

Sukotjo. (2012). Tradisi Gambang Kromong Masyarakat Betawi. [online]

Tersedia: http:/kajiseni.blogspot.com/2012/10/tradisi-gambang-kromong-masyarakat-betawi.html[5 Oktober 2012]

Valiant. 2010.Sejarah Bandung Purba dan Danau Bandung. [Online]

Tersedia: http:/era90.blogspot.com/2010/03/sejarah-bandung-purba-dan-danau-bandung.html[18 Maret 2010]

Sujono.2004.Bale Dokumentasi Resensi Buku-Seni Pertunjukkan Tradisional, Nilai, Fungsi, dan Tentangnya.

[Online]

http:/www.tembi.net/id/news/bale-dokumentasi-resensi-buku/seni-pertunjukkan-tradisional--nilai--fungsi-dan-tentangnya-2911.html[1 Februari 2004]