Kekuatan Konsumen Melawan Dominasi Pasar.

Pikiran Rakyat
4

.
20

OM"

0

Sel,s,
5

6
21
OAp,

0

Rabu
7

22
OMel

0

Kam's

8
23

9

Jumat

10
24

OJun

25

OJul

0

o S,btu
12

11

0

13

26

27

Ags

OSep


Mlnggu

14
28

OOkt

15
29

8Nov

Kekuatan Konsumen
Melawan
---- Dominasi Pasar
-

--~-


Oleh MUIIAM:MADYUSUF ANSORI
ERDAGANGAN komoditas petemakan
saat ini cenderung dikuasai kartel-kartel perdagangan yang mendominasi pasar nasional. Kartel-kartel tersebut membentuk mekanisme
perdagangan dengan menguasai komponen-komponen penting daIam dunia perdagangan
komoditas peternakan. Asosiasi..asosiasi perdagangan yang
biasa dibentuk tak lain adalah
sebagai upaya untuk senantiasa mendolIlipasi pasar. Daging
ayam, daging sapi, telur hingga susu menjadi komoditas dengan harga yang senantiasa
"dipermaillkan" pasar.
Ada kartel perdagangan
yang menamakan dirinya gabungan koperasi, gabungan
pengusaha atau gabungan industri. Apa pun namanya, ketika dunia usaha dipenuhi kartel-kartel dengan modal besar,
para pengusaha keeiI suIit menembus persaingan. Misalnya,
harga daging ayam di pasaran
yang terus melonjak ditentukan oleh karteI-karteI pengusaha ayam ras yang dikuasainya
dari huIu hingga bilir. Penguasaan pasar dimuIai dengan oIi-

P

-


- --

gopoIi bibit ayam atau yang
biasa dipasarkan dalam bentuk DOC (day old chick/ayam
umur sehari) hingga penguasaan pakan, obat-obatan, dan
sarana penunjang lainnya.
. Di tengah suIitnya usaha ternak keciImenembus pasar, saya
berpendapat, persaingan bisa
diIakukan jika kita memiliki
strategi yang bertumpu pada
kepercayaan konsumen pada
produk kita. Selama ini, konsumen kurang tabu asaI-muasaI
produk yang mereka beIi. Konsumen biasa membeIi daging,
teIur, dan susu di pasartradisional atau pasar modern tanpa
memperhatikan produsen produk tersebut. Berdasarkan
pengalaman saya ketika berdagang susu, konsumen ingin tabu
asaI produk yang mereka beIi.
Konsumen punya hak untuk tahu. Oleh karena itu, kita beri tahu mereka tentang identitas
produk tersebut. Hal ini bisa

menambah kepercayaan konsumen akan produk yang kitajuaI.
Dengan begitu, saya percaya, pengetahuan konsumen
akan identitas produk dapat
memengaruhi keputusan mereka untuk membeIi produk

Kliping

.

~".

.~,

Humos

-.-

Un pod

~


para pengusaha kecil. Dengan
catatan, kita harus jujur dengan produk yang kita miIiki.
Misalnya, harga murah yang
kita tawarkan memang tidak
dibarengi kualitas dan citra
yang baik yang biasanya ditutup-tutupi pedagang. Sebab,
harga murah menjadi pertimbangan utama sebagian pembeIi dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Ketika sebagian besar konsumen memilih produk lokal
dalam memenuhi kebutuhan
pangan mereka, mekanisme
paSar akan memihak kepada
pengusaha lokaI. Kartel-kartel
besar pun akan mengurangi
dominasi mereka ketika konsumen tidak berpihak pada
mereka. Kenyataannya, konsumenlah yang memengaruhi
pasar bukan produsen.
Seyogianya, perdagangan
dalam usaha petemakan pun
mengandaIkan perilaku konsumen untuk membeIi produk

yang kita miliki. Misalnya, jika
susu yang selama ini beredar
di pasaran adaIah produk pabrik, sebaiknya
konsumen
membelinya langsung dari petemak atau koperasi yang ada
untuk memotong jalur distribusi susu yang terlalu rumit
dan berbeIit-beIit.

~

2009

16
30

31

ODes

Konsumen adalah pihak terakhir dalam jalur distribusi

produk peternakan sehingga
punya "kekuasaan" yang dapat
mengendalikan
mekanisme
pasar. Jika selama ini mekanisme pasar dikendalikan pedagang, sudah saatnya konsumen memengaruhi tluktualitas
harga di pasaran. Ada banyak
produsen yang menganjurkan
konsumen untuk membeli
produk dalam negeri sebagai
upaya menjadikan konsumen
untuk melawan dominasi produk impor. Produsen tidak bisa memaksa konsumen untuk
membeli produknya meskipun
dengan kualifikasi yang baik.
. Beberapa hari yang lalu, media massa melaporkan kebangkrutan yang dialami produsen otomotif Amerika seperti General Motor dan Ford
karena bersikeras mempertahankan kualitas produk dengan harga yang selangit sehingga ketika krisis global menerpa konsumen pun enggan
membeli mobil mahal buatan
Amerika. Justru Toyotalah
yang masih bertahan dengan
harga produknya yang terjangkau dan menjadi produsen
otomotif terbesar di dunia.

Ternyata asumsi konsumen
_mulai 2~I31ba.!t. Banyak konsu-

men yang membeli mobil dengan motif kebutuhan bukan
sekadar prestise atau gengsi.
Asumsi ini juga berlaku pada
produk peternakan. Jika produk
susu bermerek yang selama ini
dibeli konsumen terus mengalami kenaikan harga, jangan
aneh ada sebagian konsumen
yang beralih ke susu segar tanpa

merek karena semata memenuhi kebutuhan gizi.Begitu pun
dengan daging dan telur, jika
konsumen mengalihkan pembeliannya pada peternak sekitar
rumahnya maka tluktuasi harga
dikendalikan oleh konsumen.
Asumsi-asumsi inilah yang
sering mendorong penulis untuk senantiasa beternak dan
memenuhi kebutuhan gizi sendiri. Untuk kebutuhan daging

ayam dan telur, kita memelihara ayam. Begitu pun untuk kebutuhan daging sapi dan domba alangkah lebih baik membelinya dari peternak sekitar kita.
Kebiasaan ini mulai luntur akibat perubahan asumsi dan gaya hidup yang ingin serbapraktis. Akibatnya, masyarakat semakin kesulitan memenuhi kebutuhan pangannya. ***

Penulis, mahasiSwa FakultasPetemakan Universitas
P~adjaran.