HP3, Ancaman Privatisasi Perairan Pesisir.
[(OMPAS
,
.
." _...
.
2
@8
, ". ') J.n
,,
$"""
--3
_ _
h_
--- -----.---.-SeliJsiJ
Rab(J
__ _n'.___..
4
.
P('b
5
20
_. -.---
6
21
.-
. )Mal
') ApI
7
22
IJMt'j
.
8
23
Kal1J1s
9
10
24
25
-- --..-.--.
Jim
0)(11
11
12
26
0
Ags
.
.w.w.__._.____...,..___.
Surat Pembaea hendaknya dilengkapi fotokopi
KTPjSIMjpaspor yang masih berlaku. Kompas tidak
mengembalikan surat-surat yang diterima.
Privatisasi
Perairan Pesisir
H
akpengusahaan perairan pesisir (HP3) yang
akan diberlakukan pemerintah mulai tahun
2011 perlu dicermati dan dikritisi mengingat
banyak pihak akan terlibat, mulai dari pemerintah, masyarakatpesisir, hingga pengu.saha.
Dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Keeil, pemerintah. akan memberi hak bagi orang, kelompok masyarakat, atau pengusaha untuk
memanfaatkan sumber daya perairan pada area tepi laut hinggajarak 12 mil dari pantai.
HP3 berlaku selama 20 tahun, diperpanjang dan dialihkan. Oleh
karena itu, HP3 memberi peluang untuk terjadinya privatisasi sumber daya pesisir. Rencana pemerintah adalah mendukung konsep
HP3 dengan membuat terobosan baru berupa penerapan kluster
perikanan. Dalam konsep ini, wilayah laut akan dibagi menjadi empat bagian, yakni kawasan pemanfaatan umum, kawasan konservasi, kawasan nasional strategis tertentu, dan alur pelayaran. HP3 hanya diterapkan pada kawasan pemanfaatan umum untuk kegiatan
usaha perikanan budidaya dan wisata bahari.
Persoalan mengaplingkan laut bukan perkara gampang. Ini
mengingat begitu kompleksnya perairan. Apakah pemerintah sudah punya pemetaan wilayah tangkap~ nelayan tradisional, potensi perikanan, danjumlah kapal seeara detail?
ARDI NANDASlNULINGGA
Mahasiswa Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran;
Aktivis GMNI Kabupaten Sumedang
pod
2009----.------
28
S'IP
OOkt
______,____
.
SURAT PEMBACA
K lip i n 9 Hum 0 sUn
0
13
27
.......................................................................................................................
HP3,Ancaman
-
o .J(Jmat o Sabt(J
,
.
." _...
.
2
@8
, ". ') J.n
,,
$"""
--3
_ _
h_
--- -----.---.-SeliJsiJ
Rab(J
__ _n'.___..
4
.
P('b
5
20
_. -.---
6
21
.-
. )Mal
') ApI
7
22
IJMt'j
.
8
23
Kal1J1s
9
10
24
25
-- --..-.--.
Jim
0)(11
11
12
26
0
Ags
.
.w.w.__._.____...,..___.
Surat Pembaea hendaknya dilengkapi fotokopi
KTPjSIMjpaspor yang masih berlaku. Kompas tidak
mengembalikan surat-surat yang diterima.
Privatisasi
Perairan Pesisir
H
akpengusahaan perairan pesisir (HP3) yang
akan diberlakukan pemerintah mulai tahun
2011 perlu dicermati dan dikritisi mengingat
banyak pihak akan terlibat, mulai dari pemerintah, masyarakatpesisir, hingga pengu.saha.
Dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Keeil, pemerintah. akan memberi hak bagi orang, kelompok masyarakat, atau pengusaha untuk
memanfaatkan sumber daya perairan pada area tepi laut hinggajarak 12 mil dari pantai.
HP3 berlaku selama 20 tahun, diperpanjang dan dialihkan. Oleh
karena itu, HP3 memberi peluang untuk terjadinya privatisasi sumber daya pesisir. Rencana pemerintah adalah mendukung konsep
HP3 dengan membuat terobosan baru berupa penerapan kluster
perikanan. Dalam konsep ini, wilayah laut akan dibagi menjadi empat bagian, yakni kawasan pemanfaatan umum, kawasan konservasi, kawasan nasional strategis tertentu, dan alur pelayaran. HP3 hanya diterapkan pada kawasan pemanfaatan umum untuk kegiatan
usaha perikanan budidaya dan wisata bahari.
Persoalan mengaplingkan laut bukan perkara gampang. Ini
mengingat begitu kompleksnya perairan. Apakah pemerintah sudah punya pemetaan wilayah tangkap~ nelayan tradisional, potensi perikanan, danjumlah kapal seeara detail?
ARDI NANDASlNULINGGA
Mahasiswa Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran;
Aktivis GMNI Kabupaten Sumedang
pod
2009----.------
28
S'IP
OOkt
______,____
.
SURAT PEMBACA
K lip i n 9 Hum 0 sUn
0
13
27
.......................................................................................................................
HP3,Ancaman
-
o .J(Jmat o Sabt(J