Book Design tentang Merawat Gigi Sejak Dini untuk Anak-Anak.

(1)

DAFTAR ISI

Cover dalam 2

Lembar pengesahan 3

Kata Pengantar 4 Pernyataan Orisinalitas Karya dan Laporan 5

Abstrak 7 Daftar Isi 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang 9

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup 11

1.3Tujuan Perancangan 11

1.4Sumber dan Teknik pengumpulan Data 14

1.5Skema Perancangan 16

BAB II LANDASAN TEORI 17

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan fakta 3.1.1 Perusahaan / Lembaga Terkait 31

3.1.2 Tinjauan Terhadap Proyek / Persoalan sejenis 32

3.2 Analisi Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi 41

4.2 Konsep Kreatif 41

4.3 Konsep Media 43


(2)

BAB V Kesimpulan

5.1 Kesimpulan 54 5.2 Saran Penulis

Daftar Pustaka 56 Lampiran

Saran dan Komentar Dosen Penguji Sidang Tugas Akhir Data Penulis


(3)

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Konon kebiasaan menggosok gigi telah dimulai sejak ribuan tahun lalu oleh bangsa Babilonia. Sejarah mencatat pada tahun 3500SM, bangsa Babilonia telah menggunakan chewingstick atau rempah yang dikunyah untuk membersihkan gigi mereka. Tidak hanya bangsa Babilonia, orang Asia dan Afrika juga menggunakan chewingstick untuk membersihkan gigi mereka. Orang Asia dan Afrika biasa menggunakan ranting, akar atau bagian pohon untuk dikunyah. Lalu pada tahun 1400-an orang Cina dipercaya menggunakan sikat gigi. Pada saat itu sikat gigi dibuat menggunakan bulu landak yang ditancapkan ke sebatang bambu atau kayu seukuran pensil. Pada tahun 1770 dari balik jeruji penjara di Inggris, William Addis membuat sebuah alat yang dapat dipakai membersihkan gigi. Tulang ayam yang baru selesai disantapnya lalu dilubangi kecil-kecil. Kemudian ia meminta beberapa helai bulu sikat dari sipir penjara. Agar tidak mudah lepas ia mengelem bulu-bulu itu menjadi satu dan jadilah sikat gigi pertama di dunia. Begitu William keluar dari penjara, ia mulai membuat sikat gigi di rumahnya untuk diperdagangkan. Dagangannya laris manis dan William pun jadi kaya. Hingga tahun 1930an, orang-orang masih menggunakan tulang dan bulu binatang sebagai bahan utama sikat gigi. Sikat gigi diproduksi massal menggunakan tulang ternak. Sayangnya bahan ini dinilai tidak efisien dan higenis karena bulu-bulu tersebut sering rontok ketika dipakai menyikat gigi. Sebagai pengganti tulang dan bulu, sikat gigi berbulu nilon diproduksi pertama kalinya oleh sebuah perusahaan Amerika bernama Du Pont pada tahun 1938.

Di jaman serba modern menuntut lebih banyak pengorbanan waktu dan tenaga. Terutama bagi para orang tua yang bertanggung jawab penuh memenuhi kebutuhan anak-anaknya tetapi kesibukan orang tua membuat semakin berkurangnya waktu bersama anak-anak mereka. Sebagai gantinya, orang tua seringkali menunjuk orang lain berperan sebagai ‘orang tua sementara’ untuk membantu urusan rumah tangga dan juga untuk urusan merawat hingga


(5)

mendidik anak selama orang tua bekerja. Akibatnya pendidikan anak di rumah lebih banyak dikerjakan oleh ‘orang tua sementara’ daripada orang tua sang anak. Misalnya dari urusan makanan, penerapan kebiasaan hingga disiplin. Bahkan seringkali ada hal-hal yang tampak sepele dilupakan oleh orang tua atau kemudian dilimpahkan ke ‘orang tua sementara’ dengan anggapan ‘yang penting anak baik dan sehat sudah cukup’ dapat diterima. Padahal tidak semua hal bisa diberlakukan seperti itu. Contoh kasus yang sudah seringkali terjadi misalnya masalah gigi anak. Gigi mulai tumbuh rata-rata sejak umur 6 bulan hingga 2 tahun. Gigi-gigi muda ini memerlukan ketelatenan dan perawatan yang tidak main-main. Sebab gigi susu yang sehat merupakan awal gigi tetap yang sehat dan kuat di kemudian hari.

Meskipun saat ini di Indonesia sudah ada kampanye pemeliharaan gigi yang dimotori oleh Pepsodent dengan tema ‘Menyikat Gigi Pada Malam Hari’ sebagai bentuk kepedulian pencegahan gigi bolong pada anak. Kampanye ini lebih ditujukan untuk anak usia sekolah dasar hingga usia 12 tahun. Selain itu ada pula usaha pemantauan gigi yang ditangani langsung oleh dokter gigi dan dilakukan secara berkala di pra-sekolah maupun taman kanak-kanak, usaha tersebut tidaklah cukup. Survey Sesanas tahun 1998 dan SKRT 1995, sekitar 63% penduduk Indonesia masih menderita masalah pembusukan gigi serius dengan rata-rata 1,89 kebusukan gigi per orang. Sedangkan menurut Lembaga penelitian dan Pengembangan Nasional, Depkes RI, sekitar 1,3% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi setiap bulan yang mencapai rata-rata 3,86% sehari di sekolah dan kantor. Yang mengejutkan ternyata hanya 34% orang Indonesia yang menggosok gigi mereka sebelum tidur di malam hari. Padahal dari penelitian klinis ditemukan bahwa penghitungan jumlah bakteri di pagi hari jumlahnya berlipat ganda dua kali lebih cepat pada malam hari daripada siang hari. Ini dikarenakan pertumbuhan bakteri berkembang pesat selama kita tidur dan meningkatkan kemungkinan terjadinya lubang.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan

 Bagaimana cara menyampaikan informasi cara menjaga kesehatan gigi sejak dini bagi anak-anak?


(6)

 Bagaimana cara membuat desain yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak?

1.2.2 Ruang Lingkup Permasalahan

Karena keterbatasan waktu, maka pembuatan book design dibatasi hanya membuat Buku Panduan Merawat Gigi Sejak Dini Untuk Anak untuk anak usia 4-6 tahun dengan tingkat ekonomi minimal menengah dan mengambil lokasi di kota-kota besar khususnya Bandung.

1.3Tujuan Perancangan

 Mendesain buku anak semenarik mungkin, dengan menyajikan visualisasi yang sederhana dan menarik sehingga mudah dimengerti anak.

 Menggunakan banyak gambar dan aktifitas sebagai media menyampaikan informasi.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

a. Studi pustaka diperoleh dari :  Buku

 Gigi Sehat dan cantik, oleh drg. Donna Pratiwi

Teori tentang gigi secara umum dari gigi anak hingga dewasa mencakup pencegahan, perawatan dan pengobatan.

 Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, oleh Prrof. Dr Singgih D. Gunarsa

Sumber teori, data dan fakta psikologi perkembangan anak  Perkembangan Anak, oleh Elizabeth B. Hurlock


(7)

Browsing di internet  www.detik.com  www.wikipedia.com

Sumber sejarah dan pengertian hal yang berkaitan dengan teori yang dipakai.

 Observasi dan wawancara

1. Tema : Buku bacaan anak

Responden : Miss Anne dan Miss Indriana

Petugas perpustakaan dan Kepala sekolah TKK. BPK Penabur 246

Hasil yang diperoleh anak–anak menyukai buku yang ceritanya seru dan pada umur 4-6 tahun masih cenderung kurang peduli akan gambar bagus atau tidak, karena warna dan bentuklah yang dapat menarik perhatian mereka. Anak cenderung menyukai buku berukuran besar atau minimal sebesar buku tulis mereka. Anak juga sangat antusias menyambut interaktif dalam buku seperti Maze, menempelkan stiker, menarik dan membuka halaman karena interaktif mempermudah anak mengingat dan belajar memecahkan suatu masalah. Selain itu saat membaca bukulah anak-anak dapat duduk tenang dan lebih fokus. Tema : Buku Bacaan anak

Responden : Anak-anak di TKK dan SDK BPK Penabur 246 serta Sekolah minggu GBIS dan GKII Bandung. Hasilnya anak-anak menyukai cerita yang seru, tokoh


(8)

yang jasmaninya terlihat menarik, saat-saat ketika si tokoh beraksi apalagi berhasil. Anak senang sekali pada

interaktif yang ada di buku dan anak memilih membaca buku yang besar karena bisa dibaca bersama teman temannya,

Gambar lebih jelas dilihat dan tulisannya harus sedikit. Anak juga suka bila dibacakan cerita tapi mereka lebih memilih membaca sendiri dengan alasan lebih menikmati melihat setiap gambar ketika membacanya sendiri.

2. Tema : Seputar perawatan gigi anak

Responden : Para ibu di TKK dan SDK BPK Penabur 246 serta Sekolah minggu GBIS dan GKII Bandung.

Hasil yang diperoleh sebagian besar ibu berusaha mengajarkan pendidikan menyikat gigi pada anak sejak usia kurang dari setahun tapi hanya sebagian kecil saja yang menyadari kalau kesehatan gigi anak saat ini sangat berpengaruh ke masa depan gigi anak dan sebagian besar masih merasa kurang puas akan usaha dikarenakan masih ada anak yang menderita masalah gigi.

Tema : Kesehatan Gigi

Responden : Anak-anak di TKK dan SDK BPK Penabur 246 serta Sekolah minggu GBIS dan GKII Bandung.


(9)

Hasilnya separuh anak sudah pernah mengalami sakit gigi, hampir semua anak yang sudah mengalami tidak mau mengalami yang kedua kalinya dan hampir semua anak punya masalah gigi seperti bolong,ompong atau putih tapi ada coklat-coklat di gigi (gejala bolong). Dibanding anak yang giginya benar-benar sehat.

b. Informan adalah seorang yang ahli di bidangnya yaitu drg. Fransiska C. Harahap yang sudah berpengalaman selama 15 tahun. Beliau menegaskan, gigi susu sangat penting dijaga sejak awal pertumbuhannya. Usahakan anak selalu minum air putih setalah makan atau minum manis dan menggosok gigi saat pagi hari dan sebelum tidur sejak gigi pertama anak muncul dan anak sudah mulai makan. Seringkali asal mula masalah gigi karena kurangnya pengetahuan atau kurang peduli kesehatan gigi jadi orang malas sikat gigi. Bisa juga dipicu faktor keluarga yang juga cuek pada kesehatan gigi yang terus terbawa si anak hingga dewasa dan mungkin saja terbawa hingga anak cucunya lagi nanti. Beliau juga menyatakan sikat gigi 2x saja tidak cukup tapi kita juga harus menjaga makan yang kita makan. Misalnya selain jam makan lebih baik tidak usah ngemil dan dibiasakan mengurangi makan makanan manis. Lebih baik mencegah makanan yang masuk daripada mengobati gigi yang rusak. Karena yang namanya gigi sudah pernah rusak, tidak pernah bisa benar-benar kembali seperti sediakala selain itu biaya memperbaiki gigi yang rusak juga mahal sekali. Selain itu walau secara kasat mata mungkin bisa tampak baik tapi sebenarnya tidak sebagus itu. Tentu saja, karena gigi yang sehat membuat kita merasa nyaman. Berbeda jika gigi


(10)

kita sakit, bukan hanya tidak enak makan dan sulit bicara tapi mempengaruhi kegiatan sehari–hari juga terganggu. Apalgi jika sakit giginya parah atau sudah sampai di tahap tertentu dapat berakibat fatal. Jangan menganggap remeh gigi lho, biarpun kecil dan letaknya sering terlupakan tapi sangat penting. Gigi juga sama saja seperti bagian tubuh yang lain seperti jempol atau ginjal. Masing-masing punya tugas sendiri. Gigi juga salah satu bagian tubuh terkuat selain tulang dan kuku. Syaraf-syaraf dari gigi yang rusak dapat pelan-pelan menyumbat aliran darah ke jantung, jika sudah parah bisa membuat orang meninggal karena serangan jantung.


(11)

(12)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kemajuan jaman termasuk juga kemajuan teknologi kedokteran gigi ternyata tidak selalu berjalan seimbang dengan kemajuan kesehatan gigi manusia. Terutama di Indonesia yang sebagian besar persentase masyarakatnya masih mengalami masalah kesehatan gigi. Lebih banyak media yang dapat memberikan pengetahuan seputar kesehatan gigi akan lebih baik. Jadi selain dari orangtua dan sekolah, anak dapat terus diingatkan secara tidak langsung misalnya dari nonton TV anak melihat iklan Pepsodent yang mengajak kita menyikat gigi setiap pagi dan malam hari. Tapi sayangnya tidak seluruh orangtua mengijinkan anaknya nonton TV terlalu lama. Jalan lainnya agar anak-anak yang masih usia Taman Kanak-kanak dan awal Sekolah Dasar ini mendapatkan lebih banyak pengetahuan adalah dengan sebuah buku. Kebanyakan orang tua tidak akan keberatan membelikan buku bagi anak mereka yang baru masuk sekolah. Apalagi buku cerita pendidikan dengan gambar yang menarik sekaligus berisi aktivitas yang dapat membatu anak mengingat pesan cerita yang dibacanya. Dengan begitu anak yang sudah terkesan akan satu cerita, mereka akan mulai mencontoh dari apa yang ada dari cerita.

Permasalahan gigi tidak selalu dapat dipecahkan dengan ke dokter gigi tapi dengan cara kita merawat gigi sehari-hari. Karena merawat gigi dengan telaten sejak awal masa pertumbuhannya akan mencegah kita semakin jauh dari dokter gigi.


(13)

5.2 Saran Penulis

5.2.1 Untuk civitas akademi Maranatha

Tugas akhir membantu saya dan civitas akademi Maranatha untuk mengenal lebih jauh mengenai seluk beluk gigi dan perawatannya. Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan lebih jauh mengenai gigi dan perawatannya kepada para pembacanya.

5.2.2 Untuk Masyarakat Umum

Hendaknya masyarakat umum tidak mempersulit terutama mahasiswa yang sedang mencari data untuk tugas akhir karena setiap data yang ada, baik penting maupun sepele dapat sangat berguna. Semoga setiap informasi tentang kesehatan gigi dapat lebih diperhatikan dan diterapkan sejak usia dini di kehidupan sehari-hari.


(14)

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Gunarsa, Singgih. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Gunung Mulia, Jakarta, 2008.

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak. Jakarta, 1997. Pratiwi, Donna. Gigi Sehat dan Cantik. Kompas, Jakarta, 2009.

Tiyani, Lisa. Ayo Mengenal Sakit Gigi. Elexmedia Komputindo, Jakarta, 2009. www.wikipedia.com


(1)

kita sakit, bukan hanya tidak enak makan dan sulit bicara tapi mempengaruhi kegiatan sehari–hari juga terganggu. Apalgi jika sakit giginya parah atau sudah sampai di tahap tertentu dapat berakibat fatal. Jangan menganggap remeh gigi lho, biarpun kecil dan letaknya sering terlupakan tapi sangat penting. Gigi juga sama saja seperti bagian tubuh yang lain seperti jempol atau ginjal. Masing-masing punya tugas sendiri. Gigi juga salah satu bagian tubuh terkuat selain tulang dan kuku. Syaraf-syaraf dari gigi yang rusak dapat pelan-pelan menyumbat aliran darah ke jantung, jika sudah parah bisa membuat orang meninggal karena serangan jantung.


(2)

(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kemajuan jaman termasuk juga kemajuan teknologi kedokteran gigi ternyata tidak selalu berjalan seimbang dengan kemajuan kesehatan gigi manusia. Terutama di Indonesia yang sebagian besar persentase masyarakatnya masih mengalami masalah kesehatan gigi. Lebih banyak media yang dapat memberikan pengetahuan seputar kesehatan gigi akan lebih baik. Jadi selain dari orangtua dan sekolah, anak dapat terus diingatkan secara tidak langsung misalnya dari nonton TV anak melihat iklan Pepsodent yang mengajak kita menyikat gigi setiap pagi dan malam hari. Tapi sayangnya tidak seluruh orangtua mengijinkan anaknya nonton TV terlalu lama. Jalan lainnya agar anak-anak yang masih usia Taman Kanak-kanak dan awal Sekolah Dasar ini mendapatkan lebih banyak pengetahuan adalah dengan sebuah buku. Kebanyakan orang tua tidak akan keberatan membelikan buku bagi anak mereka yang baru masuk sekolah. Apalagi buku cerita pendidikan dengan gambar yang menarik sekaligus berisi aktivitas yang dapat membatu anak mengingat pesan cerita yang dibacanya. Dengan begitu anak yang sudah terkesan akan satu cerita, mereka akan mulai mencontoh dari apa yang ada dari cerita.

Permasalahan gigi tidak selalu dapat dipecahkan dengan ke dokter gigi tapi dengan cara kita merawat gigi sehari-hari. Karena merawat gigi dengan telaten sejak awal masa pertumbuhannya akan mencegah kita semakin jauh dari dokter gigi.


(4)

5.2 Saran Penulis

5.2.1 Untuk civitas akademi Maranatha

Tugas akhir membantu saya dan civitas akademi Maranatha untuk mengenal lebih jauh mengenai seluk beluk gigi dan perawatannya. Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan lebih jauh mengenai gigi dan perawatannya kepada para pembacanya.

5.2.2 Untuk Masyarakat Umum

Hendaknya masyarakat umum tidak mempersulit terutama mahasiswa yang sedang mencari data untuk tugas akhir karena setiap data yang ada, baik penting maupun sepele dapat sangat berguna. Semoga setiap informasi tentang kesehatan gigi dapat lebih diperhatikan dan diterapkan sejak usia dini di kehidupan sehari-hari.


(5)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Gunarsa, Singgih. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Gunung Mulia, Jakarta, 2008.

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak. Jakarta, 1997. Pratiwi, Donna. Gigi Sehat dan Cantik. Kompas, Jakarta, 2009.

Tiyani, Lisa. Ayo Mengenal Sakit Gigi. Elexmedia Komputindo, Jakarta, 2009. www.wikipedia.com