Memperkenalkan Tari Sunda pada Anak-Anak Melalui Book Design.

(1)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 4

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Komunikasi ... 6

2.2 Media Komunikasi ... 7

2.3 Buku Anak ... 7

2.4 Ilustrasi ... 9

2.5 Teori Warna ... 10

2.6 Psikologi anak ... 12

2.6.1 Perkembangan Fisik ... 12

2.6.2 Perkembangan Motorik ... 12

2.6.3 Perkembangan Kognitif ... 14

2.6.4 Perkembangan Psikosial ... 14


(2)

2.7 Teori Kebudayaan ... 15

2.8 Pendidikan Seni Tari ... 16

2.9 Seni Tari ... 16

2.9.1 Jenis-jenis Tari ... 17

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 20

3.1 Data dan Fakta ... 20

3.1.1 PT. Penerbit ... 20

3.1.2 Sejarah Perkembangan Tari Sunda ... 22

3.1.3 Fenomena yang Terjadi ... 26

3.1.4 Data Mengenai Permasalahan yang Dihadapi ... 27

3.1.5 Data Mengenai Tari Sunda yang Akan Dibahas ... 40

3.1.6 Tinjauan Karya Sejenis ... 43

3.2 Analisis Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 44

3.2.1 Analisis tari Sunda berdasarkan SWOT ... 44

3.2.2 Analisis Media (Buku Cerita Bergambar) berdasarkan SWOT ... 45

3.2.3 Segmentasi Pasar... 46

3.2.4 Targeting ... 46

3.2.5 Positioning ... 47

3.3 5W1H ... 47

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ... 48

4.1 Konsep Komunikasi ... 48

4.2 Konsep Kreatif ... 49

4.2.1 Ilustrasi ... 49

4.2.2 Font ... 50

4.2.3 Warna ... 50

4.3 Konsep Media ... 50

4.4 Hasil Karya ... 51

4.4.1 Spesifikasi Perancangan Media Buku ... 51

4.4.2 Penjelasan Halaman Buku ... 51

4.4.3 Media Promosi dan Merchandise ... 58


(3)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran... 64

DAFTAR PUSTAKA ... x

DATA PENULIS ... xi

UCAPAN TERIMA KASIH ... xii


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Lingkaran Warna Brewster ... 11

Gambar 3-1 Logo Erlangga ... 20

Gambar 3-2 Tari Ketuk Tilu ... 22

Gambar 3-3 Tari Topeng Cirebon ... 23

Gambar 3-4 Lukisan Tayub ... 23

Gambar 3-5 Foto dengan Bapak FX Widaryanto ... 28

Gambar 3-6 Foto dengan Ibu Irawati ... 30

Gambar 3-7 Foto dengan Guru SD YWKA ... 31

Gambar 3-8 Buku Cerita bergambar ... 43

Gambar 3-9 Buku Cerita Tari Afrika ... 44

Gambar 4-1 Salah satu ilustrasi pada buku tari Merak ... 49

Gambar 4-2 Cover dan back cover tari Kukupu ... 51

Gambar 4-3 Cover dan back cover tari Merak ... 52

Gambar 4-4 Half cover tari Kukupu ... 53

Gambar 4-5 Half cover tari Merak ... 53

Gambar 4-6 Half cover tari Kukupu ... 53

Gambar 4-7 Half cover tari Merak ... 54

Gambar 4-8 Layout buku tari Kukupu dengan isi cerita di pojok kanan atas ... 54

Gambar 4-9 Layout buku tari Merak dengan isi cerita di pojok kanan bawah ... 55

Gambar 4-10 Layout buku pada tari Kukupu ... 55

Gambar 4-11 Layout buku pada tari Merak, memperlihatkan gerakan tari Merak ... 55

Gambar 4-12 Layout pada halaman akhir, pertunjukan tari Kukupu... 56

Gambar 4-13 Layout pada halaman akhir, pertunjukan tari Merak ... 56

Gambar 4-14 Layout pada info tari Kukupu ... 57

Gambar 4-15 Layout pada info tari Merak ... 57

Gambar 4-16 Poster... 58

Gambar 4-17 Shopping Bag ... 60

Gambar 4-18 Kipas ... 60

Gambar 4-19 Stiker ... 60


(5)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3-1 Jumlah orang tua yang menganggap tari Sunda penting ... 32

Tabel 3-2 Jumlah orang tua yang mengetahui tari Sunda ... 33

Tabel 3-3 Tari sunda yang diketahui para orang tua ... 34

Tabel 3-4 Jumlah orang tua yang suka membelikan buku untuk anaknya ... 34

Tabel 3-5 Buku yang dibelikan untuk anaknya... 35

Tabel 3-6 Jumlah orang tua yang mau membelikan buku seni tari Sunda ... 35

Tabel 3-7 kisaran harga buku yang akan dibeli orang tua untuk anaknya ... 35

Tabel 3-8 Jumlah anak SD yang suka membaca buku ... 36

Tabel 3-9 Sering atau tidaknya anak SD membaca buku ... 36

Tabel 3-10 Jenis buku yang disukai anak-anak SD ... 37

Tabel 3-11 Jumlah anak SD yang pernah membaca buku tari Sunda ... 37

Tabel 3-12 Tempat anak SD melihat/mengetahui tari Sunda ... 38

Tabel 3-13 Tema tari Sunda yang diminati anak SD ... 38

Tabel 3-14 Tari Sunda yang diketahui anak-anak SD ... 39

Tabel 3-15 Anak SD yang ingin membeli buku tari Sunda ... 39

Tabel 4-1 Biaya pembuatan 1 seri buku (2 buku) ... 61

Tabel 4-2 Biaya pembuatan merchandise dan promosi ... 61

Tabel 4-3 Biaya total produksi keseluruhan... 62


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan dihuni oleh berbagai suku bangsa yang memiliki budaya yang berbeda-beda. Kebudayaan Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan dari luar yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Semua kebudayaan yang ada harus dilestarikan dan dikembangkan., Salah satu kebudayaan Indonesia yang harus dilestarikan yaitu seni tari. Seni tari yang berkembang di Indonesia ada beraneka ragam sesuai dengan daerahnya masing-masing.

Seni tari berfungsi untuk memberikan keseimbangan antara fisik dan psikisnya serta mengarahkan para penari pada kemuliaan hidup. Belajar Seni tari, maka belajar juga musik, gerak, dan sastra. Dari sisi musikal, penari diinternalisasikan terhadap pemahaman irama dan tempo. Dari bidang seni rupa, penari diarahkan memahami keserasian dalam komposisi warna dan bentuk kostum. Dari bidang psikologis, setiap penari menumbuhkan rasa empati terhadap cerita atau makna di balik tariannya.

Saat ini, peminat tari semakin menurun, jumlah penari yang menggeluti tari Sunda pun semakin sedikit, pemerintah sendiri lebih mengutamakan pariwisata dibandingkan dengan kesenian daerah. Hal ini terlihat dari keberadaan seni tari, di Jawa Barat, semakin mengkhawatirkan. Jika membandingkan keberadaan tari Sunda pada tahun 90-an, aktivitas tari senantiasa ada dan didukung oleh grup tari. Departemen P&K tingkat Kotamadya pun sering mengadakan PORSENI untuk memilih siswa/siswi yang berbakat untuk menjadi wakil daerahnya.

Masuknya budaya barat dengan segala jenis tarian modernnya, membuat masyarakat lebih menyukainya dan menganggap seni tari tradisional kuno. Dari 54 jenis tarian Sunda kini terancam punah dan hanya beberapa saja yang masih berkembang.


(7)

2

Tari Sunda akan punah akibat kontribusi bidang pendidikan yang tidak mendidik anak-anaknya agar mencintai seni-budayanya sendiri. Hal ini merupakan permasalahan serius yang harus ditanggapi karena jika tidak, lama-lama tari Sunda bisa hilang atau dapat diakuisisi oleh bangsa lain. Maka dari itu, tari Sunda harus diperkenalkan pada anak-anak sejak dini.

Menari sebenarnya adalah dorongan jiwa manusia sejak anak-anak untuk mengekspresikan diri ketika mendengar atau merasakan suatu irama dalam dirinya. Maka dari itu, mulai dari anak-anak sebaiknya diperkenalkan tari Sunda. Anak-anak yang masih polos akan menerima berbagai kegiatan apa pun yang menurutnya menarik, berbeda dengan remaja atau dewasa yang sudah mengetahui apa yang disukai dan apa yang tidak disukai. Tari Sunda yang diberikan atau diajarkan kepada anak adalah tari Sunda yang akrab dengan dunia mereka agar anak-anak bersemangat dan menaruh minat akan tari tradisional. Mengajarkan tari tradisional pada anak-anak pada dasarnya bukan menjadikan mereka sebagai penari, tetapi lebih bertujuan untuk memperkenalkan mereka pada lingkungan budayanya sendiri sehingga dapat mengidentifikasi tari tradisional serta melestarikannya.

Di era globalisasi ini, orang tua menganggap pendidikan seperti matematika, sains, computer, bahasa, serta musik barat lebih baik untuk anaknya dibandingkan dengan belajar tari tradisional. Anak-anaknya tidak diperkenalkan dan diajarkan tari tradisional. Di sekolah, yang mempelajari tari tradisional umumnya hanya perempuan sehingga anak laki-laki kurang mengenal tari Sunda. Akibatnya tari Sunda kurang diminati dan kurang dihargai. Pendidikan di sekolah dan di sanggar saja tidaklah cukup untuk memperkenalkan tari Sunda. Media lain seperti buku sangat diperlukan untuk memperkenalkan tari Sunda.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Permasalahan yang akan dibahas adalah:

• Bagaimana cara memperkenalkan Tari Sunda pada anak-anak sehingga masyarakat mengenal dan tertarik dengan tari Sunda?


(8)

• Bagaimana cara memperkenalkan tari Sunda dengan visual sehingga anak menjadi tertarik?

Seni tari Sunda yang kurang diminati anak-anak adalah masalah utama yang akan dibahas dalam topik ini. Sebagai manusia yang mempunyai sejarah, sudah menjadi suatu keharusan mempertahankan tari tradisional yang diajarkan secara turun menurun. Jangan sampai generasi selanjutnya tidak mengenal tari Sunda.

Batasan-batasan yang akan dibahas dalam topik ini adalah Seni Tari Sunda pembaharuan dari Rd. Tjetje Soemantri yang bertema fauna. Hal ini karena tari tersebut tidak saja mengajarkan suatu tarian pada anak juga mengajarkan anak agar mencintai fauna yang ada. Selain itu karena dalam dunia anak-anak, hewan dan alam menjadi sesuatu yang sangat disukainya sehingga dengan memperkenalkan sesuatu hal yang disukai oleh anak secara otomatis anak akan tertarik dan ingin mempelajari tari Sunda bertema fauna dengan lebih dalam dan dengan imajinasinya.

1.3 Tujuan Perancangan

• Untuk memperkenalkan tari tradisional Sunda pada anak-anak, yaitu dengan membuat sebuah buku cerita bergambar mengenai tari Sunda yang menarik perhatian anak sehingga ia ingin melangkah lebih lanjut untuk membacanya. Buku cerita bergambar ini nantinya akan mengangkat tari-tarian yang bertema fauna/binatang yang mudah dipahami oleh anak-anak sehingga setiap anak yang membaca akan mengetahui tari Sunda serta dapat menceritakan kepada teman-temannya.

• Desain yang menarik minat anak-anak, pemasaran serta promosi yang tepat akan membuat buku mengenai tari Sunda ini diminati oleh anak-anak. Promosinya dapat dilakukan dengan membuat poster atau memberikan hadiah-hadiah menarik.


(9)

4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Data-data mengenai Tari Tradisional Sunda ini, penulis dapatkan melalui:

• Observasi: melakukan pengamatan secara langsung terhadap perkembangan seni tari Sunda dan mengamati perilaku dan kegiatan anak-anak saat ini. • Wawancara: melakukan tanya-jawab kepada para tokoh-tokoh tari,

orang-orang yang menyukai dunia seni tari sunda, orang-orang-orang-orang yang tidak menyukai tari Sunda.

• Kuisioner: Memberikan pertanyaan kepada anak-anak dan orang tua mengenai minat mereka pada seni tari Sunda yang akan dijadikan buku berseri.

• Literatur: buku-buku yang berhubungan dengan seni tari Sunda, psikologi anak, book design, psikologi warna, dan sebagainya.


(10)

1.5 Skema Perancangan

Memperkenalkan tari sunda pada anak-anak

LATAR BELAKANG

Masyarakat modern saat ini tidak peduli lagi akan kebudayaan daerah khususnya seni tari tradisional

MASALAH

PEMECAHAN MASALAH Orang-orang lebih

memilih kebudayaan barat yang dianggapnya

modern.

Tidak ada rasa bangga terhadap seni tari tradisional

Kurangnya sosialisasi mengenai tari Sunda secara

baik

Seni Tari Sunda peminatnya semakin berkurang. Padahal tari Sunda adalah warisan leluhur yang sangat berharga yang tidak dimiliki oleh Negara lainnya

Perancangan ini dilakukan untuk memperkenalkan isi, bentuk, dan pesan dari tari Sunda sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi/ mengetahui akan tari Sunda

Membuat Buku cerita bergambar mengenai Tari Sunda

Alur cerita dan gambar yang menarik untuk anak-anak. Anak-anak tertarik terhadap

suatu buku karena ilustrasinya yang menarik. Ilustrasi yang menarik akan membuat anak-anak tertarik

pada buku tari Sunda

Buku membuat anak bisa bercerita dan mengembangkan

imajinasinya.

Melalui perancangan buku ini, diharapkan anak-anak akan lebih mengenal dan tertarik untuk mempelajari dan melestarikan tari Sunda • Strenght

• Weakness • Opportunity • Threats

• Observasi • Wawancara • Kuisioner • Literatur

• Segmentasi • Targeting • Postioning


(11)

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Seni dan budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan negara yang harus dilestarikan. Salah satunya yaitu seni tari. Belajar Seni tari, maka belajar juga musik, gerak, dan sastra. Dari sisi musikal, penari diinternalisasikan terhadap pemahaman irama dan tempo. Dari bidang seni rupa, penari diarahkan memahami keserasian dalam komposisi warna dan bentuk kostum. Dari bidang psikologis, setiap penari menumbuhkan rasa empati terhadap cerita atau makna di balik tariannya.

Seni tari khususnya tari klasik di Jawa Barat, saat ini peminatnya semakin sedikit. Masuknya budaya asing, membuat tarian ini semakin jarang peminatnya. Bahkan ada beberapa tari sudah hilang. Untuk itu perlu suatu media untuk memperkenalkan kembali tari Sunda klasik ini pada masyarakat agar tariannya tidak semakin punah.

Memperkenalkan tari Sunda klasik ini dimulai dari anak-anak karena mereka mempunyai imajinasi yang tinggi dan merupakan tunas kebudayaan. Anak-anak akan dengan mudah menerima sesuatu yang baru dibandingkan orang dewasa. Proses pengenalan tari pada anak membutuhkan suatu media yang tepat. Dunia anak-anak adalah dunia bermain dan tertarik akan cerita-cerita fantasi dan binatang. Maka dari beberapa macam tari Sunda klasik dipilih tari yang bertema binatang sebagai awal untuk memperkenalkan tari Sunda pada anak-anak tertarik. Media komunikasi yang digunakan adalah buku cerita bergambar sesuai dengan kegemaran anak-anak yang suka membaca buku cerita bergambar. Dengan ilustrasi yang menari, anak akan berimajinasi dan mempunyai keinginan untuk belajar tari Sunda. Hal ini dapat membuat tari Sunda klasik dapat diminati lagi.


(12)

5.2 Saran

Saran dari penulis adalah seni dan kebudayaan daerah Indonesia khususnya seni tari harus dilestarikan dan dihargai karena melalui seni tari itu kita akan mengenal budaya kita sendiri dan merupakan kekayaan yang sangat berharga. Sehingga seni tari itu dapat dinikmati oleh generasi-generasi selanjutnya.


(13)

x

DAFTAR PUSTAKA

1. Caturwati, Endang, Tari di Tatar Sunda, 2007. Bandung, Sunan Ambu Press.

2. Caturwati, Endang, Tokoh Pembaharuan Tari sunda, 2000.Yogyakarta, Tarawang.

3. Durban, Irawati, Teknik Gerak Tari dan Tari Dasar Sunda, 2004. Bandung, Pusbitari.

4. Durban, Irawati Tari Sunda Tahun 1940-1965, 2004.Bandung, Pusbitari Press. Purnomo, Bambang Hanifan, Memahami Dunia Anak-Anak, 1994. Bandung, Penerbit Mandar Maju.

5. Hurlock,B. Elizabeth, Psikologi Perkembangan, 1980.Jakarta, Erlangga.

6. Narwati, Tati Wajah Tari sunda dari Masa ke Masa, 2003. Bandung, P4ST UPI.

7. Parani, Yulianti, Pengantar Pengetahuan Tari, 1975. Jakarta, LPKJ.

8. Rusliana, Iyus, Penciptaan Tari Sunda, 2008. Bandung, Etnoteater Publisher.

9. Rusliana, Iyus, Pendidikan Seni Tari, 1990. Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

10. Widaryanto, Xaverius Franciscus, Menuju representasi Dunia Dalam, 2007.Bandung, Kelir

11. www.google.com


(1)

• Bagaimana cara memperkenalkan tari Sunda dengan visual sehingga anak menjadi tertarik?

Seni tari Sunda yang kurang diminati anak-anak adalah masalah utama yang akan dibahas dalam topik ini. Sebagai manusia yang mempunyai sejarah, sudah menjadi suatu keharusan mempertahankan tari tradisional yang diajarkan secara turun menurun. Jangan sampai generasi selanjutnya tidak mengenal tari Sunda.

Batasan-batasan yang akan dibahas dalam topik ini adalah Seni Tari Sunda pembaharuan dari Rd. Tjetje Soemantri yang bertema fauna. Hal ini karena tari tersebut tidak saja mengajarkan suatu tarian pada anak juga mengajarkan anak agar mencintai fauna yang ada. Selain itu karena dalam dunia anak-anak, hewan dan alam menjadi sesuatu yang sangat disukainya sehingga dengan memperkenalkan sesuatu hal yang disukai oleh anak secara otomatis anak akan tertarik dan ingin mempelajari tari Sunda bertema fauna dengan lebih dalam dan dengan imajinasinya.

1.3 Tujuan Perancangan

• Untuk memperkenalkan tari tradisional Sunda pada anak-anak, yaitu dengan membuat sebuah buku cerita bergambar mengenai tari Sunda yang menarik perhatian anak sehingga ia ingin melangkah lebih lanjut untuk membacanya. Buku cerita bergambar ini nantinya akan mengangkat tari-tarian yang bertema fauna/binatang yang mudah dipahami oleh anak-anak sehingga setiap anak yang membaca akan mengetahui tari Sunda serta dapat menceritakan kepada teman-temannya.

• Desain yang menarik minat anak-anak, pemasaran serta promosi yang tepat akan membuat buku mengenai tari Sunda ini diminati oleh anak-anak. Promosinya dapat dilakukan dengan membuat poster atau memberikan hadiah-hadiah menarik.


(2)

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Data-data mengenai Tari Tradisional Sunda ini, penulis dapatkan melalui:

• Observasi: melakukan pengamatan secara langsung terhadap perkembangan seni tari Sunda dan mengamati perilaku dan kegiatan anak-anak saat ini. • Wawancara: melakukan tanya-jawab kepada para tokoh-tokoh tari,

orang-orang yang menyukai dunia seni tari sunda, orang-orang-orang-orang yang tidak menyukai tari Sunda.

• Kuisioner: Memberikan pertanyaan kepada anak-anak dan orang tua mengenai minat mereka pada seni tari Sunda yang akan dijadikan buku berseri.

• Literatur: buku-buku yang berhubungan dengan seni tari Sunda, psikologi anak, book design, psikologi warna, dan sebagainya.


(3)

1.5 Skema Perancangan

Memperkenalkan tari sunda pada anak-anak

LATAR BELAKANG

Masyarakat modern saat ini tidak peduli lagi akan kebudayaan daerah khususnya seni tari tradisional

MASALAH

PEMECAHAN MASALAH Orang-orang lebih

memilih kebudayaan barat yang dianggapnya

modern.

Tidak ada rasa bangga terhadap seni tari tradisional

Kurangnya sosialisasi mengenai tari Sunda secara

baik

Seni Tari Sunda peminatnya semakin berkurang. Padahal tari Sunda adalah warisan leluhur yang sangat berharga yang tidak dimiliki oleh Negara lainnya

Perancangan ini dilakukan untuk memperkenalkan isi, bentuk, dan pesan dari tari Sunda sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi/ mengetahui akan tari Sunda

Membuat Buku cerita bergambar mengenai Tari Sunda

Alur cerita dan gambar yang menarik untuk anak-anak. Anak-anak tertarik terhadap

suatu buku karena ilustrasinya yang menarik. Ilustrasi yang menarik akan membuat anak-anak tertarik

pada buku tari Sunda

Buku membuat anak bisa bercerita dan mengembangkan

imajinasinya. • Strenght

• Weakness • Opportunity • Threats

• Observasi • Wawancara • Kuisioner • Literatur

• Segmentasi • Targeting • Postioning


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Seni dan budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan negara yang harus dilestarikan. Salah satunya yaitu seni tari. Belajar Seni tari, maka belajar juga musik, gerak, dan sastra. Dari sisi musikal, penari diinternalisasikan terhadap pemahaman irama dan tempo. Dari bidang seni rupa, penari diarahkan memahami keserasian dalam komposisi warna dan bentuk kostum. Dari bidang psikologis, setiap penari menumbuhkan rasa empati terhadap cerita atau makna di balik tariannya.

Seni tari khususnya tari klasik di Jawa Barat, saat ini peminatnya semakin sedikit. Masuknya budaya asing, membuat tarian ini semakin jarang peminatnya. Bahkan ada beberapa tari sudah hilang. Untuk itu perlu suatu media untuk memperkenalkan kembali tari Sunda klasik ini pada masyarakat agar tariannya tidak semakin punah.

Memperkenalkan tari Sunda klasik ini dimulai dari anak-anak karena mereka mempunyai imajinasi yang tinggi dan merupakan tunas kebudayaan. Anak-anak akan dengan mudah menerima sesuatu yang baru dibandingkan orang dewasa. Proses pengenalan tari pada anak membutuhkan suatu media yang tepat. Dunia anak-anak adalah dunia bermain dan tertarik akan cerita-cerita fantasi dan binatang. Maka dari beberapa macam tari Sunda klasik dipilih tari yang bertema binatang sebagai awal untuk memperkenalkan tari Sunda pada anak-anak tertarik. Media komunikasi yang digunakan adalah buku cerita bergambar sesuai dengan kegemaran anak-anak yang suka membaca buku cerita bergambar. Dengan ilustrasi yang menari, anak akan berimajinasi dan mempunyai keinginan untuk belajar tari Sunda. Hal ini dapat membuat tari Sunda klasik dapat diminati lagi.


(5)

5.2 Saran

Saran dari penulis adalah seni dan kebudayaan daerah Indonesia khususnya seni tari harus dilestarikan dan dihargai karena melalui seni tari itu kita akan mengenal budaya kita sendiri dan merupakan kekayaan yang sangat berharga. Sehingga seni tari itu dapat dinikmati oleh generasi-generasi selanjutnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Caturwati, Endang, Tari di Tatar Sunda, 2007. Bandung, Sunan Ambu Press.

2. Caturwati, Endang, Tokoh Pembaharuan Tari sunda, 2000.Yogyakarta, Tarawang.

3. Durban, Irawati, Teknik Gerak Tari dan Tari Dasar Sunda, 2004. Bandung, Pusbitari.

4. Durban, Irawati Tari Sunda Tahun 1940-1965, 2004.Bandung, Pusbitari Press. Purnomo, Bambang Hanifan, Memahami Dunia Anak-Anak, 1994. Bandung, Penerbit Mandar Maju.

5. Hurlock,B. Elizabeth, Psikologi Perkembangan, 1980.Jakarta, Erlangga.

6. Narwati, Tati Wajah Tari sunda dari Masa ke Masa, 2003. Bandung, P4ST UPI.

7. Parani, Yulianti, Pengantar Pengetahuan Tari, 1975. Jakarta, LPKJ.

8. Rusliana, Iyus, Penciptaan Tari Sunda, 2008. Bandung, Etnoteater Publisher.

9. Rusliana, Iyus, Pendidikan Seni Tari, 1990. Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

10. Widaryanto, Xaverius Franciscus, Menuju representasi Dunia Dalam, 2007.Bandung, Kelir

11. www.google.com