DIAGNOSIS TINGKAT KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP ASKHABUL KAHFI MIJEN SEMARANG BERDASARKAN HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20102011

  

DIAGNOSIS TINGKAT KESULITAN BELAJAR

MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP

ASKHABUL KAHFI MIJEN SEMARANG BERDASARKAN

HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN

PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

  guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh:

ARIF MUSYAFAK

  NIM :073511017

FAKULTAS TARBIYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

I A IN

W A L I S O N G O S E M A R A N G

NOTA PEMBIMBING

  Semarang, 2 Desember 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang

  Assalamu’alaikum wr. wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

  PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP ASKHABUL KAHFI MIJEN SEMARANG BERDASARKAN HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

  Nama : Arif Musayafak NIM : 073511017 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.

  Wa ssalamu’alaikum wr. wb.

  Pembimbing I, Yulia Romadiastri,S.Si.,M.Sc.

  NIP. 19810715 200501 2 008

NOTA PEMBIMBING

  Semarang, 2 Desember 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang

  Assalamu’alaikum wr. wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

  PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP ASKHABUL KAHFI MIJEN SEMARANG BERDASARKAN HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

  Nama : Arif Musyafak NIM : 073511017 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.

  Wa ssalamu’alaikum wr. wb.

  Pembimbing II, Drs. H. Abdul Wahid. M. Ag NIP. 19691114 199403 1 003 ABSTRAK Judul : DIAGNOSIS TINGKAT KESULITAN BELAJAR

  MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP ASKHABUL KAHFI MIJEN SEMARANG BERDASARKAN HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

  Penulis : Arif Musyafak NIM : 073511017

  Skripsi ini membahas tentang kesulitan belajar matematika yang dialami oleh peserta didik kelas VII semester genap. Kajiannya dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat ketuntasan yang dicapai oleh peserta didik. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Apa saja kesulitan belajar matematika peserta didik kelas VII SMP Askhabul Kahfi berdasarkan hasil ujian akhir semester genap tahun pelajaran 2010/2011? (2) Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar matematika peserta didik kelas VII SMP Askhabul Kahfi berdasarkan hasil ujian akhir semester genap tahun pelajaran 2010/2011? Permasalahan ini dibahas melalui penelitian yang dilakukan di SMP Askhabul Kahfi Mijen Semarang. Sekolah tersebut dijadikan sebagai sumber data untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam upaya pendiagnosisan kesulitan belajar matematika peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Datanya diperoleh dengan cara studi dokumentasi, angket, dan wawancara. Semua data dianalisis dengan empat fokus: (1) Pendekatan profil materi. (2) Pendekatan pencapaian kompetensi dasar dan indikator (3) Pendekatan kesalahan konsep (4) Pendekatan pengetahuan terstruktur.

  Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan diskriptif presentase. Hasil penelitian untuk (1) hasil ujian akhir semester menunjukan bahwa pada pendekatan profil materi peserta didik mengalami kesulitan belajar matematika yang cukup besar. Hal ini ditunjukan dari semua profil materi yang ada pada kelas VII semester genap presentase kelulusannya di bawah 50%. Pada pendekatan pencapaian kompetensi dasar dan indikator menunjukkan kesulitan belajar matematika peserta didik masih tinggi, berdasarkan presentase jawaban benar hanya 38.79%. Pada pendekatan kesalahan konsep menunjukkan bahwa kesulitan belajar juga cukup tinggi berdasarkan hasil yang dicapai oleh peserta didik. Pada pendekatan pengetahuan terstruktur menunjukkan bahwa peserta didik juga mengalami kesulitan belajar yang cukup tinggi, ini berdasarkan kemampuan peserta didik dalam menjawab soal terstruktur hanya 39.54%. (2) hasil analisis angket menunjukkan bahwa pada pendekatan profil materi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh peserta didik sebesar 65.78%. Pada pendekatan pencapaian kompetensi dasar dan indikator menunjukan bahwa kesulitan belajar matematika yang dialami peserta didik sebesar 71%. Pada pendekatan kesalahan konsep menunjukan bahwa kesulitan belajar matematika yang dialami peserta didik sebesar 72.79%. Pada pendekatan pengetahuan terstruktur menunjukan bahwa kesulitan belajar matematika peserta didik sebesar 71.40%.

  Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa Kesulitan belajar yang dialami oleh subyek penelitian diantaranya pada profil materi himpunan 58.98%, Pada profil materi garis 78.79%. Pada profil materi sudut 62.81%. Pada profil materi segitiga, sebesar 60.61%. Pada profil materi segiempat terdiri dari persegi, persegi panjang, trapesium, jajar genjang, layang-layang, belah ketupat sebesar 61.71%. Kesulitan dalam mencapai indikator yang dituntut oleh materi sebesar 66.10%. Kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang ada dalam materi sebesar 72.79%. Subyek penelitian juga mengalami kesulitan dalam memahami pengetahuan yang terstruktur sebesar 65.93%. Data di atas menunjukkan bahwa kesulitan belajar terbesar yang dialami peserta didik adalah pada kesalahan konsep. Mengenai faktor penyebab kesulitan belajar matematika peserta didik cukup beragam diantaranya adalah kurangnya kemampuan subyek penelitian dalam memahami konsep-konsep yang ada, kurangnya minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran matematika, terlalu banyak jumlah subyek penelitian dalam satu kelas, sehingga menyulitkan pendidik untuk mengelola kelas dengan baik.

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika, khususnya pada peserta didik kelas VII. Dengan demikian di kemudian hari tingkat kesulitan belajar matematika peserta didik dapat dikurangi.

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

  Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam disertasi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya. a t

  ﺍ ﻁ

  b z

  ﺐ ﻈ

  t

  ﺖ ﻉ

  s g

  ﺚ ﻍ

  j f

  ﺝ ﻑ

  h q

  ﺡ ﻕ

  kh k

  ﺥ ﻙ

  d l

  ﺪ ﻞ

  z m

  ﺫ ﻡ

  r n

  ﺭ ﻥ

  z w

  ﺯ ﻭ

  s h

  ﺲ ﻩ

  sy

  ﺶ ﺀ

  s y

  ﺹ ﻱ

  d

  

  Bacaan Madd: Bacaan Diftong: a = a panjang = au

  ﻭﺍ

  i = i panjang = ai

  ﻱ ﺍ

  u = u panjang

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

  Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat- sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

  Dengan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1.

  Dr. Suja‟I, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik selama masa penelitian.

  2. Yulia Romadiastri, S.Si.,M.Sc, selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan dalam proses pembuatan skripsi ini.

  3. Drs. H. Abdul Wahid. M,Ag, selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan dalam proses pembuatan skripsi ini.

  4. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moril maupun materil kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi ini.

  5. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan layanan dan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

  Kepada semua, penulis mengucapkan terima kasih, turut serta doa semoga budi baik semuanya diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan berlipat ganda dari-Nya.

  Akhirnya, semoga apa yang telah penulis rencanakan dan penulis kerjakan mendapat ridlo Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi seluruh ummat umumnya dan diri penulis khususnya.

  Semarang, 20 Desember 2011 Penulis.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii PENGESAHAN ......................................................................................... iii NOTA PEMBIMBING ............................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................. vi TRANSLITERASI ..................................................................................... viii KATA PENGANTAR ............................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1 B. Pembatasan Masalah ...................................................... 4 C. Rumusan Masalah............................................................ 4 D. Tujuan Penelitian............................................................ . 4 E. Manfaat Penelitian ......................................................... 5 BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka .............................................................. 6 B. Kerangka Teoritik .......................................................... 8

  1. Hakikat Matematika ................................................. .8

  2. Belajar ...................................................................... 11

  3. Pembelajaran Matematika............................................13

  a. Tujuan Pembelajaran Matematika ........................ 14

  b. Konsep-konsep Matematika ................................ 14

  c. Pembelajaran Matematika di SMP ........................ 16

  4. Kesulitan Belajar ....................................................... 18

  a. Pengertian Kesulitan Belajar ................................. 18

  b. Gejala Kesulitan Belajar ....................................... 20

  c. Jenis-jenis Kesulitan Belajar ................................. 21

  d. Faktor-faktor Kesulitan Belajar ............................. 22

  5. Diagnosis Kesulitan Belajar ....................................... 23

  a. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar ................. 23

  b. Pendekatan-pendekatan Diagnosis Kesulitan Belajar .................................................................. 25

  c. Langkah-langkah Diagnosis Kesulitan Belajar ...... 26

  6. Tinjauan Tentang Ujian Akhir Semester .................... 27

  BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ........................................................... 29 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 29 C. Sumber Penelitian .......................................................... 30 D. Fokus Penelitian ............................................................ 30 E. Pengumpulan Data Penelitian......................................... 31 F. Analisis Data Penelitian ................................................. 32 BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ...................................................... 36 B. Penyajian Data Hasil Penelitian ..................................... 36

  1. Reduksi Data …………………………………… ........ 36

  a. Analisis Hasil Ujian Akhir Semester ..................... 36

  b. Analisis Hasil Angket ........................................... 47

  c. Analisis Hasil Wawancara .................................... 50

  C. Hasil Akhir Analisis Data............................................ 53

  BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................... 54 B. Saran-saran .................................................................... 54 C. Penutup ......................................................................... 56

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rekapitulasi data penilaianTabel 3.2 Rekapitulasi dataTabel 3.3 Kriteria Deskriptif Presentase Penyebab Kesulitan Belajar Matematika

  Peserta Didik

Tabel 4.1 Rekapitulasi Ujian Akhir SemesterTabel 4.2 Analisis Soal Ujian Akhir SemesterTabel 4.3 Kemampuan Subyek Penelitian Berdasarkan Profil MateriTabel 4.4 Analisis Kemampuan Subyek Penelitian Terhadap Pengetahuan

  Terstruktur

Tabel 4.5 Analisis Hasil Angket

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar subyek penelitian Lampiran 2 Daftar nilai ulangan harian kelas VII SMP Askhabul Kahfi Lampiran 3 Soal Ujian Akhir Semester Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Ujian Akhir Semester Lampiran 5 Angket diagnosis kesulitan belajar maatematika peserta didik Lampiran 6 Hasil Ujian Akhir Semester Lampiran 7 Hasil Angket kelas VII B SMP Askhabul Kahfi Lampiran 8 Daftar Wawancara terhadap guru matematika kelas VII SMP

  Askhabul Kahfi Lampiran 9 Dokumentasi gambar saat penelitian Lampiran 10 Daftar riwayat hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mewariskan nilai yang

  akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan. Salah satu unsur penting dalam bidang pendidikan adalah guru. Peran dan tanggung jawab guru sangat penting dalam rangka mencapai tujuan dari pendidikan tersebut. Salah satu tugas guru adalah mengevaluasi hasil belajar dari peserta didik. Guru harus mengetahui tingkat kemampuan peserta didiknya dalam mengikuti pembelajaran, bahkan permasalahan yang dialami ketika peserta didik menunjukan hasil belajar yang buruk.

  Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia. Matematika berperan penting dalam memecahkan permasalahan kehidupan manusia. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama.

  Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah mempunyai posisi yang sangat penting. Akan tetapi, pada umumnya matematika tergolong mata pelajaran yang dianggap sulit bagi peserta didik, dikarenakan matematika ditinjau dari segi objeknya memiliki objek kajian yang abstrak. Hal ini dibuktikan dengan standar KKM yang ditetapkan di sekolah rata-rata cukup rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

  Ujian akhir merupakan bagian penting dalam proses pendidikan di Indonesia. Ujian akhir ini dilakukan dua kali dalam satu tahun, atau biasa disebut dengan ujian akhir semester. Setiap satu semester hasil belajar peserta kemampuan dan hasil belajar peserta didik selama satu semester. Di dalam ujian tersebut dapat diketahui letak kesalahan atau kesulitan peserta didik dalam belajar, karena untuk mengerjakan setiap butir soal ujian peserta didik diharuskan menguasai indikator tertentu. Sehingga dengan menggunakan lembar pekerjaaan peserta didik dapat didiagnosis letak kesulitan belajar peserta didik.

  Dalam proses belajar mengajar di sekolah, setiap guru senantiasa mengharapkan agar anak didiknya dapat mencapai hasil belajar yang sebaik- baiknya. Akan tetapi, dalam kenyataannya banyak peserta didik yang menunjukkan gejala tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan. Beberapa peserta didik masih menunjukkan nilai-nilai yang rendah meskipun telah diusahakan dengan sebaik- baiknya oleh guru. Dalam proses belajar mengajar, guru sering menghadapi masalah adanya peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan lancar. Dengan kata lain, guru sering menghadapi peserta didik-peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Oleh karena itu, pendidik dituntut memiliki kemampuan mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, dan mencari faktor penyebab kesulitan belajar tersebut. Selanjutnya, guru diharapkan dapat menentukan teknik untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Kegiatan memahami kesulitan belajar peserta didik ini dikenal dengan

  1 istilah diagnosis kesulitan belajar.

  Kesulitan merupakan kondisi umum yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan, sehingga untuk

  2

  mengatasinya diperlukan usaha yang lebih keras lagi. Peserta didik yang menunjukkan prestasi belajar rendah dan menyimpang dari rata-rata biasanya dianggap sebagai anak yang mengalami kesulitan belajar. Akan tetapi tidak semua guru atau orang tua dapat memahami dengan baik tentang kesulitan belajar, apa gejala dan penyebab serta bagaimana pendiagnosisannya. 1 Penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik, dapat diketahui dengan 2 Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2007), hlm. 149

  melakukan pendiagnosisan kesulitan belajar, apakah peserta didik mengalami kesulitan belajar dalam bahasa, kesulitan belajar dalam berhitung, atau kesulitan belajar dalam memahami penyebabnya sehingga memudahkan cara untuk mengatasinya.

  Adanya ungkapan bahwa belajar matematika itu sulit, menarik peneliti untuk mencari dan mengetahui letak kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Apabila kesulitan belajar peserta didik tidak segera diatasi, maka akan menghambat tercapainya tujuan instruksional dalam proses belajar mengajar, dan ketuntasan dalam belajar tidak dapat terwujud, oleh sebab itu analisis untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik dalam memahami konsep matematika perlu dilakukan oleh pihak pendidik dan juga pihak lain yang terlibat dalam dunia pendidikan. Letak dan faktor-faktor penyebab kesulitan peserta didik perlu diketahui sedini mungkin untuk dicari alternatif pemecahannya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesulitan belajar yang berlarut-larut dan terbawa sampai jenjang yang lebih tinggi.

  Pemilihan SMP Askhabul Kahfi, dikarenakan dari hasil observasi data-data yang ada masih banyak kesulitan belajar yang dialami peserta didik hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar yang masih rendah, sebanyak 21,8 %

  3

  siswa kelas VII mendapatkan nilai matematika di bawah 50. Mengingat bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional, maka peneliti bermaksud mendiagnosis kesulitan belajar di SMP Askhabul Kahfi Mijen Semarang agar dapat diketahui letak dari kesulitan belajar tersebut.

  Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “DIAGNOSIS TINGKAT KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP ASKHABUL KAHFI MIJEN SEMARANG BERDASARKAN HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011”

  3

B. Pembatasan Masalah

  Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan terarah Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan terarah maka masalah yang hendak dikemukakan dibatasi. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

  1. Diagnosis Kesulitan belajar dalam penelitian ini merupakan upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar matematika peserta didik terbatas pada letak kesulitan serta penyebab kesulitannya.

  2. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VII B SMP Askabul Kahfi Mijen Semarang.

  3. Hasil ujian Akhir Semester merupakan hasil peserta didik dalam mengerjakan soal-soal kelas VII semester genap tahun pelajaran 2010/2011 C.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

  1. Apa saja kesulitan belajar matematika peserta didik kelas VII SMP Askhabul Kahfi berdasarkan hasil ujian akhir semester tahun pelajaran 2010/2011?

  2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar matematika peserta didik kelas VII SMP Askhabul Kahfi berdasarkan hasil ujian akhir semester tahun pelajaran 2010/2011? D.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan arahan pokok-pokok yang akan penulis teliti sehingga memudahkan penulis untuk mengerjakan dan mencari data-data sebagai langkah permasalahan.

  Penelitian yang akan dilaksanakan ini memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui kesulitan belajar matematika peserta didik kelas VII SMP Askhabul Kahfi berdasarkan hasil ujian akhir semester tahun pelajaran 2010/2011 dengan pendekatan-pendekatan yang telah ditentukan.

  2. Untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar matematika peserta didik kelas VII SMP Askhabul Kahfi berdasarkan hasil ujian akhir semester tahun pelajaran 2010/2011 E.

   Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik, guru, peneliti dan dunia pendidikan.

  1. Manfaat bagi peserta didik

  a. Letak dan jenis kesulitan peserta didik dalam belajar matematika dapat diketahui.

  b. Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dalam memperbaiki kesalahannya.

  2. Manfaat bagi guru

  a. Dapat memberi masukan yang bernanfaat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran matematika.

  b. Dapat diperoleh gambaran tentang kesulitan yang dialami oleh peserta didik.

  3. Manfaat bagi peneliti a. Peneliti memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada.

  b. Memberi bekal kepada peneliti untuk menjadi guru matematika yang lebih berkualitas.

  4. Manfaat bagi dunia pendidikan Memberi sumbangan pemikiran terhadap keefektifan belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Maksud adanya tinjauan pustaka dalam penulisan proposal skripsi

  ini adalah sebagai komparasi terhadap kajian-kajian sebelumnya. Di samping itu tinjauan pustaka ini juga dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran secukupnya mengenai tema yang ada.

  Berikut ini adalah beberapa karya ilmiah yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka:

  1. Skripsi Vita Aryani D, A. mahasiswa Universitas Negeri Semarang Jurusan Fisika fakultas MIPA UNNES tahun 2003 yang berjudul Analisis

  Kesulitan Peserta didik Dalam Memahami Konsep Fisika Pokok Bahasan Momentum Pada Peserta didik SMU Negeri 1 Semester II Kabupaten

  Teknik pengumpulan data Magelang Tahun Pelajaran 2002/2003. menggunakan metode dokumentasi, metode angket dan metode tes. Angket digunakan untuk mengungkap faktor-faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik, terdiri dari 31 butir angket berbentuk pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban. Tes essay digunakan untuk mengetahui letak kesulitan peserta didik pada masing-masing butir soal, yang terdiri dari 15 soal. Metode analisis data menggunakan rumus diskriptif prosentase yang meliputi: analisis prosentase faktor penyebab kesulitan pada masing- masing indikator angket dan analisis prosentase letak kesulitan pada tiap butir soal.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: faktor minat belajar adalah 42,9%, faktor interaksi antara guru dan peserta didik adalah 46%, faktor metode mengajar adalah 42% dan faktor hasil belajar adalah 44,87%. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang cukup menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami fisika. Tingkat pemahaman peserta didik dalam memahami konsep fisika pada pokok bahasan momentum peserta didik termasuk dalam kriteria cukup mengalami kesulitan. Letak kesulitan peserta didik ada pada kesulitan berhitung, penguasaan konsep, mengelompokkan seperangkat pengertian, mengingat dan memahami informasi verbal.

  2. Skripsi M Jazuri, NIM: 3104114, mahasiswa Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Walisongo Semarang, dengan judul

  Analsis Kesulitan Peserta Didik Dalam Memahami Komsep Fisika Materi Pokok Vektor Pada Peserta Didik Kelas X Semester I MA Ya Falah Grobogan. Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui bentuk

  kesulitan peserta didik dalam memahami konsep fisika materi pokok vektorpada peserta didik kelas X semester I MA Ya Falah Grobogan. 2) untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor penyebab kesulitan peserta didik dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor. 3) untuk mengetahui cara guru dalam mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, tes, angket, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kesulitan yang dialami peserta didik kelas X MA Ya Falah Grobogan adalah kesulitan memahami gambar dan perhitungan. Kesulitan konsep sebesar 16%, kesulitan gambar sebesar 52,3%, kesulitan symbol sebesar 37%, dan kesulitan perhitungan sebesar 62,1%. Faktor yang menyebabkan peserta didik kelas X MA Ya Falah Grobogan mengalami kesulitan dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor adalah adanya miskonsepsi penggambaran konsep gaya vektor yang tidak didasarkan pada aturan- aturan penjumlahan vektor yang benar, adanya miskonsepsi pemahaman tentang definisi konsep ynag kurang tepat, adanya miskonsepsi penggunaan rumus vektor.

  Dari beberapa penelitian sebelumnya yang mempunyai fokus penelitian kesulitan belajar maka menarik peneliti untuk meneliti masalah mengalami kesulitan belajar yang tentunya berimbas langsung terhadap hasil belajar mereka. Dalam penelitian ini berdasarkan hasil belajar peserta didik akan didiagnosis letak kesulitan belajar dan penyebab kesulitan belajar peserta didik. Dalam penelitian ini untuk menentukan letak kesulitan belajar peserta didik digunakan beberapa pendekatan diantaranya pendekatan profil materi, Pendekatan Prasyarat Pengetahuan dan kemampuan, Pendekatan pencapaian Kompetensi dasar dan Indikator, Pendekatan kesalahan Konsep, Pendekatan Pengetahuan Terstruktur. Hal inilah yang membedakan penelitian ini dengan penelitian penelitian ilmiah yang diterangkan di atas. Dalam penelitian kali ini dasar yang digunakan dalam penentuan letak kesulitan belajar adalah hasil ujian semester yang dianggap mempunyai cakupan materi yang lebih luas, sehingga membuat hasil penelitian lebih akurat.

B. Kerangka Teoritik

  1. Hakikat Matematika Istilah matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau

  “manthenein”, yang artinya mempelajari. Ilmu matematika itu berbeda dengan disipilin ilmu yang lain. Matematika memiliki bahasa sendiri, yakni bahasa yang terdiri atas simbol-simbol dan angka. Sehingga, jika ingin belajar matematika dengan baik, maka langkah yang harus ditempuh adalah kita harus menguasai bahasa pengantar dalam matematika, harus berusaha memahami makna-makna di balik lambang dan simbol tersebut.

  4 Dari uraian di atas jelas bahwa obyek penelahan matematika tidak

  sekedar kuantitas, tetapi lebih dititik beratkan kepada hubungan, pola, bentuk, dan struktur karena kenyataanya, sasaran kuantitas tidak banyak artinya dalam matematika. Dengan demikian, dapat dikatakan matematika itu berkenaan dengan gagasan berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis.

  Pada hakekatnya, berpikir matematik itu dilandasi oleh kesepakatan-kesepakatan yang disebut aksioma. Oleh karena itu, 4 Moch. Masykur Ag & Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence Cara Cerdas

  5

  matematika merupakan sistem aksiomatik. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara hierarkis. Secara singkat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang

  6

  tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif. Jadi setiap konsep yang ada dalam matematika didasari oleh konsep yang ada sebelumnya.

  Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, akurat dengan simbol yang padat, lebih berupa bahasa simbol; mengenai arti daripada bunyi. Menurut Jonson and Rising dalam bukunya Asep Jihad menyatakan Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara deduktif kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya; dan matematika adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan

  7 dan keharmonisan.

  Dalam setiap pandangan matematika terdapat beberapa ciri-ciri matematika yang secara umum disepakati bersama. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  a. Memiliki Objek Kajian yang Abstrak Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun tidak semua yang abstrak adalah matematika. Sementara beberapa matematikawan menganggap objek kajian matematika itu “konkret” dalam pikiran mereka, maka kita dapat menyebut objek kajian matematika secara lebih tepat sebagai objek mental atau pikiran. Ada

  5 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: Jica, 2003), hlm. 41. 6 Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta:Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988), hlm. 3. 7 Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika (Tinjauan Teoritis dan Historis), empat objek kajian matematika, yaitu fakta, operasi atau relasi, konsep, dan prinsip.

  b. Bertumpu pada Kesepakatan Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang telah disepakati dalam matematika, maka pembahasan selanjutnya akan menjadi lebih mudah dilakukan dan dikomunikasikan.

  c. Berpola Pikir Deduktif Dalam matematika, hanya diterima pola pikir yang bersifat deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus.

  d. Konsisten Dalam Sistemnya Dalam matematika, terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk dari beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada sistem yang berkaitan, ada pula sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan yang lainnya.

  e. Memiliki Simbol yang Kosong Arti Di dalam matematika, banyak sekali simbol baik yang berupa huruf latin, huruf Yunani, maupun simbol-simbol khusus lainnya.

  Simbol-simbol tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang biasa disebut model matematika. Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan maupun fungsi. Selain itu ada model matematika yang berupa gambar (pictorial) seperti bangun-bangun f. Memperhatikan Semesta Pembicaraan.

  Sehubungan dengan kosongnya arti dari simbol-simbol matematika, bila kita menggunakannya kita harus memerhatikan pula lingkup pembicaraannya. Bila kita berbicara tentang bilangan-bilangan,

  8 8 maka simbol-simbol tersebut menunjukkan bilangan-bilangan pula.

  Abdul Halim Fathani, Matematika, Hakikat, dan Logika, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

  2. Belajar Sampai sejauh ini sudah sering digunakan istilah “belajar”. Akan tetapi, memang sulit memberikan arti belajar itu, karena belajar menyangkut pembahasan psikologi yang luas dan dalam. Walaupun demikian penulis berusaha memberikan pembatasan sederhana sehingga mempermudah uraian-uraian berikutnya.

  Pengertian belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada orang yang belajar sebagai akibat dari pengalaman. Ada banyak definisi belajar dari para ahli yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena sudut pandang dan penekanan masing-masing ahli berbeda. Beberapa pakar penidikan mendefinisikan belajar di antaranya:

  a. Menurut James O Whittaker yang dikutip Max Darsono

  “Learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience,” (belajar dapat

  didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman)

  9

  b. Menurut W. S Winkel Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.

  10

  c. Menurut pengetahuan secara psikologi Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

11 Belajar adalah suatu proses aktif, yang dimaksud aktif di sini

  adalah bukan hanya aktivitas yang tampak seperti gerakan-gerakan badan,

  9 Max Darsono, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP Semarang Press, 2001), hlm. 4

  10 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1989), hlm. 13 11 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, tetapi juga aktivitas-aktivitas mental, seperti proses berpikir, mengingat dan sebagainya. Pandangan ini pada umumnya dikemukakan oleh para ahli

  12

  psikologi gestalt. Jadi belajar merupakan aktifitas yang kompleks dan berkesinambungan.

  "Learning is the process by which an activity originates or is changed through eacting to an encountered situation, provided that the characteristic of the changes in the activity cannot be explained on the basis of native response tendencies, maturation, or temporary states of

  13 the organisme (e. g., fatigue, drugs, etc)".

  Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan

  14 lingkungannya. Learning consist of acquiring a body of knowledge. .

  Dalam kesimpulan yang dikemukakan Abdillah, belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,

  15

  afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Jadi ciri utama dalam belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Belajar dianggap berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki dalam proses belajar tersebut. Misalnya, setelah belajar matematika peserta didik itu mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan matematikanya di mana sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Apabila perubahan tingkah laku ini tidak terjadi, maka bisa dikatakan bahwa belajar tersebut dianggap gagal.

  12 13 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 209.

  Ernest R. Hillgard and Gordon H. Bower, Theories of Learning, 3 th , (New York, Appleton – Century – Croft, 1966), Page. 2. 14 Jack C Richard and Charles Lockhart, Reflective Teaching in Second Language Classrooms, (New York: Cambridge University Press, 1996), Page.35 15 Aunurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, Allah pun bertanya dalam al- Qur‟an surat Al-Zumar: ayat 9.

  ..             

  “Apakah sama orang-orang yang berilmu (mengetahui) dengan orang yang tidak berilmu (tidak mengetahui )?” Sesunguhnya yang

  16 berakallah yang dapat menerima pelajaran”.

  Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat,

  17

  motivasi, minat, dan sebagainya. Dalam belajar ini terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, misalkan apabila seseorang yang berintelegensi tinggi maka akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik daripada yang berintelegensi rendah, tentunya juga tidak mengabaikan faktor-faktor belajar yang lainnya.

  3. Pembelajaran Matematika Konsep pembelajaran menurut Corey dalam bukunya Syaiful

  Sagala adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi

  18 tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

  Teaching cannot be defined apart from learning. Teaching is guiding and facilitating learning, enabling the learner to learn, setting the conditions 19 for learning .

  Proses pembelajaran merupakan bagian penting dalam pendidikan, dan dalam pembelajaranlah tujuan pendidikan dapat tercapai. Begitu juga 16 Departemen Agama,

  Al Qur’an Alkarim dan Terjemahannya, (Semarang: Karya Toha Putra), hlm. 459 17 18 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hlm. 49. 19 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika), hlm. 61.

H. Douglas Brown, Principles of Language Learning and Teaching (Fourth Edition),

  dengan pembelajaran matematika perlu dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar pembelajaran matematika tidak berlangsung dengan monoton karena selama ini yang ada dalam mind set peserta didik bahwa matematika adalah pelajaran yang menjenuhkan.

  a. Tujuan Pembelajaran Matematika Dalam pembelajaran matematika tentunya mempunyai tujuan khusus yang membedakan dengan pelajaran yang lainnya. Tujuan tersebut diantaranya: 1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. 2) Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. 4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengomunikasikan gagasan, antara lain melalui pembicaraan lisan,

  20 catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

  b. Konsep-konsep Matematika Apabila dilihat dari sudut pengklasifikasian bidang ilmu pengetahuan, pelajaran matematika termasuk ke dalam kelompok ilmu- ilmu eksakta, yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada hafalan. Untuk dapat memahami suatu pokok bahasan dalam matematika, peserta didik harus mampu menguasai konsep-konsep matematika dan keterkaitannya serta mampu menerapkan konsep-konsep tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

20 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,Kurikulum 2004

  

Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal

  Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika: 1) Penanaman Konsep Dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika peserta didik belum pernah mempelajari konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif peserta didik yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. 2) Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar peserta didik lebih memahami suatu konsep matematika. 3) Pembinaan Ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan betujuan agar peserta didik lebih terampil

  21 dalam menggunakan berbagai konsep matematika.

  Lerner (dalam Mulyono Abdurrahman, 1999) mengemukakan bahwa kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, yaitu: 1) Konsep

  Konsep menunjuk pada pemahaman dasar. Peserta didik mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu,

  2) Keterampilan Keterampilan menuju pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang, sebagai contoh, proses dalam menggunakan operasi dasar dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian adalah 21 suatu jenis keterampilan matematika. Suatu keterampilan dapat

  Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: Remaja dilihat dari kinerja anak secara baik atau kurang baik, secara cepat atau lambat, dan secara mudah atau sangat sukar. Keterampilan cenderung berkembang dan dapat ditingkatkan melalui latihan. 3) Pemecahan masalah

  Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi yang berbeda. Sebagai contoh, pada saat peserta didik diminta untuk mengukur luas layang-layang pada panjang garis singgung lingkaran, beberapa konsep dan keterampilan ikut terlibat. Beberapa konsep yang terlibat adalah layang-layang, garis sejajar, dan sisi, dan beberapa keterampilan yang terlibat adalah keterampilan mengukur, menjumlahkan dan mengalikan.

  22

  c. Pembelajaran Matematika di SMP Setiap jenjang pendidikan tentunya mempunyai kurikulum yang berbeda, karena disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang dimiliki setiap jenjang pendidikan tesebut. Hal itu juga terjadi dalam kurikulum pembelajaran matematika di SMP.