Tema 2 BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA

  BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  Buku Guru Tematik Tema 2 Berbagai Pekerjaan TUNAGRAHITA RINGAN KELAS X

  KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2014 KURIKULUM 2013 Buku Guru Berbagai Pekerjaan

SMALB-TUNAGRAHITA RINGAN

  Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

  BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang – Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

  Kontributor : SUDARNO Penyunting materi : (tim pengarah) Diterbitkan oleh : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kotak katalog dalam terbitan (KDT)

  Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TUNAGRAHITA RINGAN; BERBAGAI PEKERJAAN Buku Guru/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. –Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. viii, 144 hal. : ilus.; 25 cm. Untuk SMALB Kelas X

  ISBN 978-602-282-549-4 (jilid lengkap)

  ISBN 978-602-282-550-0 (jilid 1) Buku Tematik - Berbagai Pekerjaan – Studi dan

  I. Pengajaran I. Judul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Cetakan ke-1, 2014 Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

KATA PENGANTAR

  Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Berdasarkan peraturan ini telah ditetapkan kebijakan baru pendidikan khususnya yang berkaitan dengan kurikulum yang berlanjut dengan penerapan kurikulum 2013. Menurut peraturan ini struktur kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran, Mata Pelajaran, dan Beban Belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan.Khusus struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan menengah termasuk untuk SMALB terdiri atas.

  (a) muatan umum; (b) muatan peminatan akademik; (c) muatan peminatan kejuruan; dan (d) muatan pilihan lintas minat/pendalaman minat. Kompetensi inti yang mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar. Kompetensi inti berfungsi sebagai pengintegrasi muatan Pembelajaran, mata pelajaran atau program pembelajaran dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Penetapan standar kompetensi lulusan sekolah dan kompetensi inti ini tentu akan berimplikasi pada manajemen pembelajaran dan pengembangan bahan ajar Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua

  BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

  Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang

  ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.

  Dengan diberlakukannya implementasi kurikulum 2013 mulaitahunajaran 2014/ 2015 di SMALB, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengembangkan kurikulum pendidikan khusus. Kegiatan ini telah berhasil merumuskan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sejumlahmata pelajaran bagi peserta didik/siswa SMALB. Merujuk pada kurikulum tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengembangkan bahan ajar pendidikan khusus.Dari kegiatan pengembangan tersebut telah diterbitkan sebanyak 54 jenisbahan ajar pendidikan khusus untuk peserta didik/siswa SMALB kelas

  X Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita Ringan, Tunagrahita Sedang, Tunadaksa Ringan, Tunadaksa Sedang, dan Autis, yang terdiri dari 27 bahan ajar untuk peserta didik/siswa dan 27 bahan ajar untuk guru yang mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, dan Seni Budaya.

  Akhirnya, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semuapihak yang berperan dalam penyusunan bahan ajar ini khususnya kepada semua Penulis, Editor, dan Ilustrator serta team professional dari Dit. Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Ditjen Pendidikan Menengah Kemendikbud dibawah koordinasi, Direktur Dit.Pembinaan Pendidikan

  BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  Khusus dan Layanan Khusus, dengan dibantu Kasubdit Pembelajaran, Kasi Pelaksanaan Kurikulum, Kasi Penilaiandan Akreditasi yang telah mengkoordinir penulis, penelaah/editor, illustrator, tim Dit PKLK.dan tim tenaga teknis sehingga atas kerja keras dan bekerja dengan penuh konsentrasi dapat dihasilkannya bahan ajar ini. Semoga ketersediaan bahan ajar ini akan mendorong semua guru dan Kepala Sekolah SMALB untuk meningkatkan kapasitasnya untuk memahami dan menerapkan prinsip- prinsip pembelajaran dalam mengelola kelas dan mengembangkan sekolah serta bagi guru diharapkan dapat menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian otentik pada setiap kegiatan pembelajaran supaya dihasilkan lulusan SMALB yang kreatif, produktif, inovatif, dan mandiri serta memiliki sikap ilmiah.

  Jakarta, Mei 2014. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan MOHAMMAD NUH

  BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  DAFTAR ISI

  KATA PENGANTAR ...................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................. vii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................. 1 B. Karakteristik Siswa ........................................ 2 C. Karakteristik Pembelajaran Tematik ............... 7 D. Ruang Lingkup .............................................. 9 E. Penggunaan Buku Siswa ............................... 9 F. Penggunaan Buku Guru ................................ 10 BAB II MODEL PEMBELAJARAN A. Model Pembelajaran ....................................... 17 B. Penanaman Nilai-nilai Karakter ...................... 29 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. Pembelajaran Sub Tema 1 Macam-macam Pekerjaan ...................................................... 68

  1. Ayo Mengamati ......................................... 68

  2. Ayo Bertanya ............................................ 71

  3. Ayo Bermain ............................................. 72

  4. Ayo mengelompokan ................................. 73

  5. Ayo Berlatih .............................................. 74

  B. Pembelajaran Sub Tema 2 Pertanian .............. 81

  1. Ayo Menyimak .......................................... 81

  2. Ayo Mencoba ............................................ 83

  3. Ayo Melakukan Pengukuran ..................... 86

  4. Ayo Berkreasi ........................................... 87

  BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  C. Pembelajaran Sub Tema 3 Pertambangan ....... 93

  1. Ayo Menyimak .......................................... 93

  2. Ayo Mengelompokkan ............................... 95

  3. Ayo Bercerita ............................................ 96

  4. Ayo Berkreasi ........................................... 98

  D. Pembelajaran Sub Tema 4 Perikanan ............. 105

  1. Ayo Menyimak .......................................... 105

  2. Ayo Membaca ........................................... 106

  3. Ayo Berlatih .............................................. 107

  4. Ayo Mengumpulkan Informasi .................. 110

  5. Ayo Berkarya ............................................ 112

  E. Pembelajaran Sub Tema 5 Jasa .................... 120

  1. Ayo Menyimak ........................................ 120

  2. Ayo Mengamati ....................................... 121

  3. Ayo Membaca ......................................... 122

  4. Ayo mencari Tahu ................................... 123

  5. Ayo Bermain Peran ................................. 124

  F. Pembelajaran sub Tema 6 Perdagangan ....... 130

  1. Ayo Menyimak ......................................... 130

  2. Ayo Berlatih ............................................. 131

  3. Ayo Mengamati ........................................ 131

  4. Ayo Mencari Informasi ............................. 134

  5. Ayo Mengkomonikasikan ......................... 136 GLOSARIUM ................................................................ 142 DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 143

  BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan pandangan masyarakat

  mengenai pendidikan berpengaruh pada kebutuhan akan peningkatan mutu pendidikan termasuk peningkatan mutu pembelajaran. Peningkatan dan pengembangan perangkat pembelajaran sangat dibutuhkan dalam membelajarkan siswa berkebutuhan khusus termasuk anak tunagrahita yang keadaannya terdapat perbedaan baik antar dan intra dari anak-anak tersebut.

  Dalam upaya mengembangkan pembelajaran bagi anak tunagrahita digunakan beberapa model pembelajaran, diantaranya pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik pada hakekatnya merupakan salah satu system pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, mencoba, mengkomunikasikan apa yang dipelajarinya sehingga menemukan pengalaman belajar secara holistic, autentik dan berkesibambungan. Melalui pembelajaran tematik siswa belajar melalui interaksi diri sendiri dengan lingkungannya.

  Berdasarkan keberadaannya anak tunagrahita memiliki kecenderungan belajar mempunyai ciri: konkrit, integratif, dan hirarkis, dan bermakna. Konkret. mengandung makna bahwa proses belajar dimulai dari yang nyata (dapat dilihat,

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  diraba, dibaui diraba dll yang ada di lingkungannya,

  

Integratif, dimaksudkan sisiwa memnandang apa yang

dipelajari merupakan suatu keutuhan atau keterpaduan.

  Hal ini berarti materti pembelajaran dikait-kaitkan menjadi pengalaman belajar yang bermakna. Hirarkis adalah dari hal yang mudah ke hal yang sulit. Karena itu perlu memperhatikan urutan logis, keterkaitan antar materi pelajaran dan keluasannya. Bermakna, jika anak mengalami dan bukan mengetahuin tentang apa yang dipelajarinya. Siswa dapat memiliki pengalaman tentang apa yang dipelajarinya dengan jalan mengamati, menanykan, mencoba, mengasosiai dan mengokomunikasikan apa yang dipelajarinya.

B. Karakteristik Siswa

  Dalam dunia pendidikan terdapat sejumlah anak yang ketinggalam dalam belajarnya dari kawan yang sebaya, namun anak-anak tersebut bukanlah termasuk anak tunagrahita. Yang menentukan apakah ia termasuk tunagrahita atau bukan adalah adanya keterbatasan kecerdasan dari rata-rata/anak normal yang disertai kesulitan dalam tingah laku penyesesuain dan terjadi selama masa perkembagan (usia 0 – 18). Salah satu definisi mengenai anak tunagrahita dikemukakan oleh AAMD (American Association on Mental Deficiency) yang dikutip oleh Grossman(Kirk $ Gallagher, 1986) alih bahasa Astati (2011:9):” Tunagtahita mengacu pada fungsi intelekt umum yang nyata berada di bawah rata-rata bersamaan dengan

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  kekurangan dalam adaptasi tingkah laku dan terjadi selama periode perkembangan” Arti dari definisi tersebut mengisyaratkan bahwa seseorang disebut tunagrahita harus memiliki ketiga cirri tersebut yaitu fungsi intelektu berada di bawah rata-rata secara nyata/meyakinkan, kesulitan dalam perilaku adaptif dan terjadi di usia 0 – 18 tahun.

  Berdasarkan berat dan ringannya ketunagrahitaan dikelompokkan: tunagrtahita ringan, sedang, berta dan sangat berat. Yang menjadi pembahasan dalam tulisan ini adalah anak tunagrahita ringan berusia 16-18 tahun dengan perkiraan usia kecerdasannya setara anak normal usia 10 sampai 13 tahun. Mereka diperkirakan pelajarannya setara dengan anak normal kelas IV-VII smester I.

  Pemahaman mengenai karakteristik anak tunagrahita ringan sangat penting guna mengarahkan guru dalam merencanakan dan mengimpelemntasikan layanan pendidikan atau pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak-anak tersebut. Karakteristik anak-anak tersebut adalah : 1) mengalami ketrbatasan dalam perbendaharaan kata namun banyak yang lancer berbicara; 2) mengalami kesulitan berpikir abstrak tetapi masih dapat mengikuti pelajaran akademik seperti anak normal usia 12 tahun;

  3) dalam pergaulan mereka kurang mampu mengurus, memelihara dan memimpin diri; 4) mereka dapat mengerjakan hal-hal yang sifatnya semi skill;

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  5) mereka mampu bergaul di masyarakat; 6) mereka dapat hidup layak di masyarakat asalkan memperoleh bimbingan yang optimal.”(adaptasi dari

  Amin, 1995: 34-35). Sejalan dengan karakteristik tersebut maka kecenderungan perkembangan berpikir anak tunagrahita ringan pada usia 16-18 tahun setara dengan anak normal usia 12 tahun. Tahapan berpikir pada usia ini menurut Piaget adalah “operasi konkrit dan awal operasi formal)dengn ciri tingkah laku anak : 1) anak mulai memandang dunia secara obyektif; 2) mulai berpikir secara operasional; 3) mengkalsifikasi bensa; 4) membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan- aturan, mempergunakan hubunagn sebab akibat; dan 5) memhami dan menggunakan konsep substansi, ukuran dalam kehidupan sehari-hari” (adaptasi dari Rusman,

  2011: 150). Sedangkan ciri belajar anak tunagrahita Prinsip khusus: 1) Prinsip skala perkembangan mental Prinsip ini menekankan pada pemahaman guru mengenai usia kecerdasan anak tunagrahita. Dengan memahami usia ini guru dapat menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan usia mental anak tunagrahita tersebut. Dengan demikian, anak tunagrahita dapat mempelajari materi yang diberikan guru. Melalui prinsip ini dapat diketahui perbedaan antar dan intraindividu. Sebagai contoh: A belajar berhitung tentang penjumlahan 1 sampai 5.

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  Sementara B telah mempelajari penjumlahan 6 sampai 10. Ini menandakan adanya perbedaan antar individu. Contoh berikut adalah perbedaan intraindividu, yaitu C mengalami kemajuan berhitung penjumlahan sampai dengan 20. Tetapi dalam pelajaran membaca mengalami kesulitan dalam membedakan bentuk huruf. 2) Prinsip kecekatan motorik Melalui prinsip ini anak tunagrahita dapat mempelajari sesuatu dengan melakukannya. Di samping itu, dapat melatih motorik anak terutama untuk gerakan yang kurang mereka kuasai. 3) Prinsip keperagaan Prinsip ini digunakan dalam mengajar anak tunagrahita mengingat keterbatasan anak tunagrahita dalam berpikir abstrak. Oleh karena sangat penting, dalam mengajar anak tunagrahita dapat menggunakan alat peraga. Dengan alat peraga anak tunagrahita tidak verbalisme atau memiliki tanggapan mengenai apa yang dipelajarinya. Dalam menentukan alat peraga hendaknya tidak abstrak dan menonjolkan pokok materi yang diajarkan. Contohnya, anak belajar membaca kata “bebek”, alat peraganya adalah tulisan kata bebek harus tebal sementara gambar bebek harus tipis. Maksudnya, gambar bebek hanyalah untuk membantu pengertian anak. 4) Prinsip pengulangan Berhubung anak tunagrahita cepat lupa mengenai apa yang dipelajarinya maka dalam mengajar mereka membutuhkan pengulangan-

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  pengulangan disertai contoh yang bervariasi. Oleh karena itu, dalam mengajar anak tunagrahita janganlah cepat-cepat maju atau pindah ke bahan berikutnya sebelum guru yakin betul bahwa anak telah memahami betul bahan yang dipelajarinya. Contohnya, C belajar perkalian 2 (1 ´ 2, 2 ´ 2,). Guru harus mengulang pelajaran itu sampai anak memahami betul arti perkalian. Barulah kemudian menambah kesulitan materi pelajaran, yakni 3 ´ 2, 4 ´ 2, dan seterusnya. Pengulangan-pengulangan seperti itu, sangat menguntungkan anak tunagrahita karena informasi itu akan sampai pada pusat penyimpanan memori dan bertahan dalam waktu yang lama.

5) Prinsip individualisasi Prinsip ini menekankan perhatian pada perbedaan individual anak tunagrahita.

  Anak tunagrahita belajar sesuai dengan iramanya sendiri. Namun, ia harus berinteraksi dengan teman atau dengan lingkungannya. Jadi, ia tetap belajar bersama dalam satu ruangan dengan kedalaman dan keluasan materi yang berbeda. Contohnya, pada jam 8.00 murid kelas 3 SDLB belajar berhitung. Materi pelajaran anak-anak itu berbeda-beda sehingga terdiri dari 3 kelompok. Kelompok 1 harus ditunggui barulah ia akan belajar, sedangkan kelompok 2 cukup diberi penjelasan dan langsung mengerjakan tugasnya. Oleh karena itu melalui pembelajaran yang berdasarkan karakteritik, tahapan bepikir dan pemanfaatan lingkungan dan cirri belajar anak tunagrahita dapat

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  dirumuskan pembelajaran tematik yang mampu mewujudkan proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas bagi anak-anak tunagrahita ringan.

C. Karakteristik Pembelajaran Tematik

  Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran anak tunagrahita karena makna pembelajaran tematik yakni mewujudkan pembelajaran di sekolah hubunagnnya dengan kehidupn sehari-hari. Pernyataan tersebut sesuai dengan pembelajaran pada tunagrahita yakni menyesuaikan bahan pembelajaran dengan kehidupannya sehari-hari dengan tujuan setelah anak belajar dapat menyesuaikan diri di masyarakat. Pembelajaran tematik berorientasi pada pada kebutuhan dan pewrkembangan siswa. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang menekankan pada penetapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Karena itu “pembelajaran tematik haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak”, (Piaget dalam Ruslan: 2011:254). Pernyataan tersebut sesuai dengan keberadaan anak tunagrahita termasuk tunagrahita ringan. Pembelajaran tematik yang merupakan salah satu model pembelajaran mempunyai cirri-ciri, sebagai berikut: 1) berpusat pada siswa, maksudnya pembelajaran ini termasuk penekatan belajar modern yang menempatkan siswa sebagi subyek dan guru hanya sebagai fasilitator

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  (memberikan kemudahan pada siswa untuk melakukan sesuatu), 2) memberikan pengalaman langsung, maksudnya siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (melakukan langsung) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak,

  3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, maksudnya focus pembelajaran diarhkan pada pembahasan tema- tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa,

  4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, maksudnya siswa dapat memahami konsep tertentu secara utuh,

  5) bersifat fleksibel, maksudnya guru dapat mengaitkan bahan ajar dari mata pelajaran denga mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada,

  6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, maksudnya siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensinya, dan

  7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (adaptasi dari Ruslan, 2011: 258- 259).

  Karakteristik tersebut sesuai dengan ciri-ciri belajar anak tunagtahita ringan, seperti: belajar dengan melakukan, belajar sambil bermain, belajar dengan suasana flesibel, materi pelajaran dihubungan dengan lingkungan dengan tujuan bahwa anak setelah belajar dapat menggunakan

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  keterampilannya untuk hidup dengan baik di lingkungannya.

  D. Ruang Lingkup Isi Buku

  Buku ini memuat beberapa hal, yaitu:

  Bab I : Pendahuluan meliputi: latar belakang, karakteristik siswa, karakteristik pem- belajaran tematik, penggunaan buku siswa, penggunaan buku guru, pengebangan materi.

  Bab II : Pengembangan Pembelajaran meliputi: Model-Model Pembelajaran, pengem- bangan nilai pendidikan karakter, pemetaan KI dan KD ke dalam tema, penyusunan jaringan tema, pe- nyusunan silabus, dan penyusunan sub tema dan kegiatan pembelajaran,

  Bab

  III : Pelaksanaan Pembelajaran meliputi: pelaksanaan pebelajaran sub tema atau unit 1, 2, 3, 4, 5, 6

   E. Penggunaan Buku Siswa

1. Penyusunan Buku

  Alur penyusunan buku pegangan siswa adalah:

  a. Merumuskan tujuan Dimulai dengan merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tema yang telah ditentukan yang diangkat dari kata kunci dari analisis KI, dan KD.

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  b. Membuat sub tema Sub tema ditentukan bila diperlukan artinya tema pelajaran ditentukan terlalu luas, sebaliknya jika tema itu sempit ruang lingkupnya maka tidak dibutuhkan sub tema.

  c. Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran ditentukan dengan melihat komptensi apa yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari tema atau sub tema tertentu.

d. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran memuat 5

  (lima) unsure pendekatan, yaitu: mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

F. Penggunaan Buku Guru

  Buku Guru memiliki dua fungsi, yaitu sebagai petunjuk penggunaan Buku Siswa dan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

  1. Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.

  2. Pahamilah setiap Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran yang dikaitkan dengan tema.

  3. Upayakan untuk mencakup Kompetensi Inti (KI) I dan Kompetensi Inti (KI) II dalam semua kegiatan pembelajaran. Guru diharapkan melakukan penguatan untuk mendukung pembentukan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

4. Dukunglah ketercapaian Kompetensi Inti (KI) I dan

  Kompetensi Inti (KI) II dengan kegiatan pembiasaan, keteladanan, dan budaya sekolah.

  5. Sesuaikanlah setiap langkah kegiatan yang berhubungan dengan buku siswa sesuai dengan halaman yang dimaksud.

  6. Mulailah setiap kegiatan pembelajaran dengan memberikan pengantar sesuai tema pembe- lajaran. Lebih baik lagi jika dilengkapi dengan kegiatan pembukaan yang menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Misalnya bercerita, mengajukan pertanyaan yang menantang, menyanyikan lagu, menunjukkan gambar dan sebagainya. Demikian juga pada saat menutup pembelajaran. Pemberian pengantar pada setiap perpindahan subtema dan tema, menjadi faktor yang sangat penting untuk memaksimalkan manfaat dan keberhasilan pendekatan tematik terpadu yang diuraikan dalam buku ini.

  7. Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Termasuk di dalamnya menemukan kegiatan alternatif apabila kondisi yang terjadi kurangsesuai dengan perencanaan (misalnya, siswa tidak bisa mengamati tanaman diluar kelas pada saat hujan).

  8. Pilihlah beragam metode pembelajaran yang akan dikembangkan (misalnya bermain peran, mengamati/ observasi, bertanya jawab, bercerita,

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  pemberian tugas dan sebagainya). Penggunaan beragam metode tersebut, selain melibatkan siswasecara langsung, diharapkan juga dapat melibatkan warga sekolah dan lingkungan sekolah.

9. Kembangkanlah keterampilan berikut ini:

  a. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM),

  b. Keterampilan bertanya yang berorientasi pada kemampuan berkomunikasi dankemandirian.

  c. Keterampilan membuka dan menutup pembela- jaran, dan d. Keterampilan mengelola kelas dan pajangan kelas.

  10. Gunakanlah media yang sesuai dengan materi pembelajaran atau Sumber belajar alternatif.

  11. Gunakanlah pendekatan Scientifik dan Konseptual 12. Pada semester I terdapat 3 tema.

  13. Perkiraan alokasi waktu dapat merujuk pada struktur kurikulum. Meskipun demikian, alokasi waktu menurut mata pelajaran hanyalah sebagai petunjuk umum. Guru diharapkan menentukan sendiri alokasi waktu berdasarkan situasi dan kondisi di sekolah dan pendekatan tematik terpadu.

  14. Pada akhir tema buku siswa, dilengkapi dengan bahan-bahan latihan yang sejalan dengan pencapaian kompetensi. Meskipun demikian, guru dianjurkan untuk menambah bahan-bahan latihan

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  bagi siswa dari sumber-sumber yang relevan.

  15. Hasil unjuk kerja siswa yang berupa karya dan bukti penilaian dapat berfungsi sebagai portofolio siswa.

  16. Buatlah catatan refleksi setelah satu tema selesai, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya faktor- faktoryang menyebabkan pembelajaran berlangsung dengan baik, kendala-kendala yang dihadapi, dan ide-ide kreatif untuk pengemba- ngan pembelajaran lebih lanjut.

  17. Demi pencapaian tujuan pembelajaran, diperlukan komitmen guru untuk mendidik dengan sepenuh hati (antusias, kreatif, kasih sayang dan kesabaran)

  G. Pengembangan Materi. Materi yang dikembangkan untuk tema Berbagai Pekerjaan dibuat dalam rencana kegiatan yang sudah disusun sebagai berikut:

  1. Macam-macam Pekerjaan

  a. Mengamati

  b. Menanyakan

  c. Mengumpulkan informasi

  d. Mengasosiasi

  e. Mengkomunikasikan

  f. Rangkuman

  g. Evaluasi

  h. Pengayaan/Remedial

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

i. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah

  j. Daftar Pustaka/Referensi

  2. Pertaniana. Mengamati

  a. Menanyakan

  b. Mengumpulkan informasi

  c. Mengasosiasi

  d. Mengkomunikasikan

  e. Rangkuman

  f. Evaluasi

  g. Pengayaan/Remedial

  h. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah

i. Daftar Pustaka/Referensi

  3. Pertambangan

  a. Mengamati

  b. Menanyakan

  c. Mengumpulkan informasi

  d. Mengasosiasi

  e. Mengkomunikasikan

  f. Rangkuman

  g. Evaluasi

  h. Pengayaan/Remedial

i. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah

  j. Daftar Pustaka/Referensi

  4. Perikanan

a. Mengamati

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  b. Menanyakan

  c. Mengumpulkan informasi

  d. Mengasosiasi

  e. Mengkomunikasikan

  f. Rangkuman

  g. Evaluasi

  h. Pengayaan/Remedial

i. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah

  j. Daftar Pustaka / Referensi

  5. Jasa

  a. Mengamati

  b. Menanyakan

  c. Mengumpulkan informasi

  d. Mengasosiasi

  e. Mengkomunikasikan

  f. Rangkuman

  g. Evaluasi

  h. Pengayaan/Remedial

i. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah

  j. Daftar Pustaka / Referensi

  6. Perdagangan

  a. Mengamati

  b. Menanyakan

  c. Mengumpulkan informasi

  d. Mengasosiasi

  e. Mengkomunikasikan

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  f. Rangkuman

  g. Evaluasi

  h. Pengayaan/Remedial

i. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah

  j. Daftar Pustaka / Referensi

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

BAB II MODEL PEMBELAJARAN A. Model Pembelajaran Pembelajaran langsung yang lebih dikembangkan

  dalam pembelajaran di SMALB Tunagrahita Ringan sebagai berikut :

1. Pasangan dalam Praktik – Mengulang

  Model pembelajaran ini merupakan strategi sederhana untuk mempraktikkan dan mengulang ketrampilan atau prosedur dengan pasangan belajar. Tujuannya adalah memasukkan bahwa kedua pasangan dapat memperagakan ketrampilan atau prosedur Itu.

  a. Prosedur 1) Pilihlah sejumlah ketrampilan atau prosedur yang anda ingin siswa kuasai.

  Buatlah pasangan. Dalam tiap pasangan, berikan dua peran: 1) penjelas atau pemeraga dan (2) pemeriksa. 2) Penjelas atau pemeraga menjelaskan dan/atau memperagakan cara mengerjakan ketrampilan atau prosedur tertentu. Pemeriksa memastikan apakah penjelasan dan/atau pemeragaan itu benar, memberi

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  dorongan dan memberikan pelatihan bila diperlukan. 3) Pasangan berganti peran. Penjelas/ pemeraga yang baru diberikan ketrampilan atau prosedur lain untuk dikerjakan.

4) Proses itu berlanjut hingga semua ketrampilan diulang.

  b. Variasi 1) Gunakan ketrampilan atau prosedur multilangkah sebagai alternatif daribeberapa prosedur yang berbebeda. Perintahkan penjelas/pemeraga melakukan satu lakah dan perintahkan pasangannya melakukan langkah selanjutnya hingga urutan langkahnya lengkap.

  2) Bila pasangan telah menyelesaikan tugas merek buatlah sebuah peragaan di depan kelompok. *Tehnik ini didasarkan pada

  

“DrillReview Pairs” karya David W Johnson,

Roger T. Johnson, dan Karl A. Smith.

  2. Peragaan Model pembelajaran dengan tehnik ini memberi siswa kesempatan untuk mempraktikan, melalui peragaan, ketrampulan khusus yang diajarkan di kelas. Pemeragaan acapkali merupakan alternatif yang cocok untuk pemeranan lakon karena cara ini tidak begitu mengancam atau membuat siswa grogi. Siswa diberi banyak waktu untuk membuat

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  skenario mereka sendiri dan menentukan bagaimana mereka ingin mengilustraikan ketrampilan dan tehnik yang baru saja di bahas di kelas.

  a. Prosedur 1) Setelah berlangsungnya kegiatan belajar tentang topik tertentu, kenalilah beberapa situasi umum di mana siswa mungkin diharuskan menggunakan ketrampilan yang baru saja dibahas. 2) Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok sesuai dengan jumdah peserta yang diperlukan untuk memperagakan sekenario yang ada. Umumnya diperlukan dua atau tiga siswa. 3) Berikan sub-sub kelompok itu waktu 10 hingga 15 menit untuk membuat skenario tertentu yang mengbarkan situasi umum. 4) Sub-sub kelompok itu juga menentukan bagaimana mereka akan memperagakan keterpilan itu kelompok. Beri mereka 5 hingga 7 menit untuk mempraktikkannya.

  5) Tiap sub kelompok akan mendapat giluran melakukan pemeragaan bagi siswa yang lain. Beri kesempatan adanya pemberian masukan setelah masing-masing pemeragaan selesai dilakukan.

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  b. Variasi 1) Anda dapat membuat sub kelompok dengan jumlah siswa yang lebih banyak untuk keperluan pemeragaan bertiindak selaku pembuat skenario, pengarah dan penasihat.

  2) Anda dapat membuat skenario khusus dan menugaskannya kepada sub-sub kelompok tertentu.

3. Eksperimen

  Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengertahuan, maka segala sesuatu memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara mengajr, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mamapu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan- persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cra berpikir yang ilmiah (scientific thinking).Dengan eksperimaen siswa menemukan bukti keberanaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu pelaksana memperhatikan hal- hal sebagai berikut:

  a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.

  b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.

  c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsetrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.

  d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memeproleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dansikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakina manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada. Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut:

  1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus mehami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:

  a. Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalma percobaan.

  b. Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variable-variabel yang harus dikontrol dengan ketat.

  c. Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.

  d. Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.

  e. Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya. 2) Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. Setelah eksperimen selesai guru harus

  3) mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi dengan tes atau sekedar Tanya jawab.

  4. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al 2003;2006) Pengertian Pembelajaran Kooperatif Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas- tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.

  Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong, yaitu: a. Saling ketergantungan positif.

  b. Tanggung jawab perseorangan.

  c. Tatap muka.

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  d. Komunikasi antar anggota.

  e. Evaluasi proses kelompok Karakteristik Pembelajaran Kooperatif diantaranya: a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.

  b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

  c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.

  d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.

  5. Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.

  Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajara yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah :

  a. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

  b. Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan: 1) PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas; 2) PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  diamati tersebut; dan (3) PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginter- pretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu.

  c. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning). Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.

  6. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalamlingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari- hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yakni : kontruktivisme

  (constructivism), bertanya (questioning), menyel id

  iki (inquiry), masyaraka belajar (learning

  community), pemodelan (modeling), refleksi

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  (reflection), dan pen i laian autentik (authentic assessment). Makna dari kontruktivisme adalah siswa mengkonstruksi/membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal melalui proses interaksi sosial dan asimilasi-akomodasi. Implikasinya adalah pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan. Inti dari inquiry atau menyelidiki adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Sesuai dengan teori kontruktivisme, melalui interaksi sosial dalam masyarakat belajar ini maka siswa akan mendapat kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, oleh karena itu bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri. Pemodelan merupakan proses penampilan suatu contoh agar orang lain (siswa) meniru, berlatih, menerapkan pada situasi lain, dan mengembangkannya. Menurut Albert Bandura, belajar dapat dilakukan dengan cara pemodelan ini. Penilaian autentik dimaksudkan untuk mengukur dan membuat keputusan tentang pengetahuan dan keterampilan siswa yang autentik (senyatanya). Alasan perlu diterapkannya pembelajaran kontekstual adalah:

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  a. Sebagian besar waktu belajar sehari-hari di sekolah masih didominasi kegiatan penyampaian pengetahuan oleh guru, sementara siswa ”dipaksa” memperhatikan dan menerimanya, sehingga tidak menyenangkan dan memberdayakan siswa.

  b. Materi pembelajaran bersifat abstrak teoritis- akademis, tdak terkait dengan masalah- masalah yang dihadapi siswa sehari- hari di lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja.

  c. Penilaian hanya dilakukan dengan tes yang menekankan pengetahuan, tidak menilai kualitas dan kemampuan belajar siswa yang autentik pada situasi yang autentik.

  d. Sumber belajar masih terfokus pada guru dan buku. Lingkungan sekitar belum dimanfaatkan secara optimal. Dalam penerapannya pembelajaran kontekstual tidak memerlukan biaya besar dan media khusus. Pembelajaran kontekstual memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar seperti : tukang las, bengkel, tukang reparasi elektronik, barang- barang bekas, koran, majalah, perabot-perabot rumah tangga, pasar, toko, TV, radio, internet, dan sebagainya.

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  B. Penanaman Nilai-nilai Karakter Penilaian Sikap dan Karakter Siswa dapat dikembangkan sebagai berikut :

  1. Pada semester I, berbagai sikap atau nilai karakter yang akan dikembangkan meliputi: disiplin, tanggung jawab, percaya diri, kerjasama dan lain-lain.

  2. Untuk mencapai sikap atau nilai karakter tersebut, selain dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai aktivitas pembelajaran yang dilakukan, guru diharapkan dapat melakukan penilaian secara langsung atas ketercapaian nilai karakter tertentu pada diri siswa. Langkah- langkah di bawah ini dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan penilaian.

  a. Mengingat kendala yang ada, terutama ketersediaan waktu, maka dalam1 semester, guru dapat menentukan 2 atau 3 nilai karakter yang akandikembangkan dan dinilai secara langsung. Jenis karakter yang akan dikembangkan, hendaknya menjadi keputusan sekolah, meskipun tidak menutup kemungkinan, dalam satu kelas ada tambahan 1 atau 2 nilai karakter lain, sesuai dengan kebutuhan di kelas tersebut.

  b. Misalnya dalam 1 semester ini, nilai karakter yang akan dikembangkan adalah :

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  • Disiplin • Kerjasama • Percaya diri d. Setiap karakter dibuatkan indikator.

  Contoh indikator disiplin dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: No Katakter Definisi Indikator Disiplin Ketaatan

  • Hadir di atau sekolah kepatuhan tepat waktu terhadap
  • Pulang peraturan kerumah tepat waktu

  Percaya diri

  • Melafalkan nama anggota keluarga

  Tanggungja-

  • Menyebutkan wab silsilah dalam keluarga yang dianutnya sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus.

  KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus. KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, ke- negaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  No Mapel Kompetensi Dasar Tema Hidup Berbagai Daerahku Rukun pekerjaan tercinta

  PPKn

  3.1 Menganalisis sederhana kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan nilai Pancasila menurut alam kehidupan ermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

  3.2. Memahami pokok pikiran sederhana yang terkandung dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

  3.2 Memahami pokok pikiran sederhana yang terkandung dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

  3.3 Memahami sederhana bentuk dan kedaulatan Negara sesuai dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

  3.4 Memahami sederhana hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah

BUKU GURU: BERBAGAI PEKERJAAN TUNAGRAHITA RINGAN

  menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.