RESIKO PASAR dan Operasional. docx

RESIKO PASAR

Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena aktivitas perdagangan surat berharga dan
nilai tukar,


Dalam pengelolaan risiko pasar terhadap aktivitas perdagangan surat berharga dan
nilai tukar, Chase of Manhattan menggunakan metode Value at Risk, karena
memperhitungkan batas kerugian maksimum yang dapat diterima oleh bank dengan
tingkat kepercayaan 99%. Penentuan batasan limit berdasarkan nilai Value at Risk, IR
Basis Point Value dan FX Net Open Position yang dihitung dan dipantau secara



harian.
Bank juga menetapkan Stop Advisory Limit untuk pemantauan terhadap kerugian



yang dapat ditimbulkan dari aktivitas perdagangan surat berharga dan nilai tukar.
Untuk meyakinkan tingkat kepercayaan hasil perhitungan VAR, dilakukan proses




Back Testing secara berkala.
Untuk menguji ketahanan bank jika menghadapi pergerakan harga pasar yang ekstrim



dilakukan Stress Testing.
Pemantauan terhadap risiko pasar dilakukanoleh tim Market Risk Regulatory
Reporting Asia yang secara harian mengirimkan laporan hasil perhitungan VAR,



BPV, NOP.
Semua informasi risiko pasar termasuk Stress Testing dan Back Testing didiskusikan
dalam rapat triwulanan Risk Committee dan rapat bulanan ALCO dengan melibatkan
departemen lainnya untuk memutuskan tindak lanjut yang perlu dilakukan.

 Bahan Tambahan

Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi
derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option.
Risiko Pasar meliputi antara lain Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar, Risiko ekuitas, dan
Risiko komoditas. Risiko suku bunga dapat berasal baik dari posisi trading book maupun
posisi banking book. Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko ekuitas dan komoditas wajib
diterapkan oleh Bank yang melakukan konsolidasi dengan Perusahaan Anak. Cakupan posisi
trading book dan banking book mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhitungkan Risiko Pasar.

Bagaimana Menilainya?

Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Pasar, parameter/indikator yang digunakan adalah
parameter volume dan komposisi portofolio, parameter kerugian potensial (potential loss)
Risiko Suku Bunga dalam Banking Book (Interest Rate Risk in Banking Book-IRRBB) dan
strategi dan kebijakan bisnis.
Bagaimana Mengendalikannya?
Sebagaimana kondisi yang berlaku dan perbankan di Indonesia pada umumnya mengelola
risiko pasar untuk suku bunga tidak hanya meliputi posisi untuk trading book saja, tetapi juga
terhadap posisi banking book yang dihitung dalam format repricing gap yang akan dapat
menghasilkan output berupa Net Interest Income dan juga posisi modal yang akan menjadi

beban atas terjadinya perubahan suku bunga.
Perhitungan Standard Method dapat dilakukan dalam menghitung risiko pasar sesuai dengan
peraturan Bank Indonesia, termasuk terhadap risiko nilai tukar yang timbul dari fluktuasi
nilai tukar dengan cara menjaga Posisi Devisa Neto. Gejolak eksternal juga dapat
diakomodasi dengan melakukan stress testing untuk melihat sejauh mana Bank dapat
bertahan dengan beberapa scenario perubahan kondisi eksternal.
Pengendalian risiko pasar juga dilakukan melalui penetapan limit kepada masing-masing
dealer untuk limit transaksi. Sedangkan untuk limit kerugian dilakukan limitasi dengan
limitasi cut loss. Dalam rangka mengendalikan risiko pasar yang lebih baik, kajian terhadap
limit untuk risiko pasar akan terus dilakukan sehingga sesuai dengan karakteristik transaksi
risiko pasar di sebuah Bank.


Deviasi Standar

Parameter : Nilai Rata-Rata (nilai yang diharapkan) dan deviasi standar
Konsep deviasi standar, distribusi normal, nilai rata-rata menjadi landasan bagi
perhitungan Value at risk
Kurva Normal
Deviasi standar dipakai untuk menghitung penyimpangan dari nilai rata - rata. Semakin

besar deviasi standar, semakin besar penyimpangan. Penyimpangan dipakai sebagai
indikator risiko. Semakin besar penyimpangan, semakin besar risiko



VAR

merupakan metode perhitungan risiko pasar untuk menentukan risiko kerugian
maksimum yang dapat terjadi di dalam kondisi pasar yang normal.merupakan metode
perhitungan risiko pasar untuk menentukan risiko kerugian maksimum yang dapat
terjadi di dalam kondisi pasar yang normal.

Metode Historis

Return = {[P(t+1) –
Pt)] /Pt}*100%
Dimana Pt =return
pd hari t
Pt+1 = return pada
hari t+1




Metode Analitic
biasanya
mengasumsikan
distribusi tertentu
yang mendasari return
atau harga). Biasanya
distribusi normal (yang
berbentuk bel) yang
diasumsikan
mendasari pergerakan
harga.

Pemodelan VAR
dP/P = -D {dR/(1+R)}
Dimana dP = Perubahan
harga
P = Harga obligasi

D = Durasi obligasi
dR = Perubahan tingkat
bunga
R = tingkat bunga

Stress Testing
Stress testing mengungkapkan risiko di bawah peristiwa yang masuk akal di pasar
abnormal. Stress test korporasi Chase dibangun atas perubahan harga pasar dan harga
yang dihasilkan dari skenario ekonomi yang telah ditetapkan sebelumnya, termasuk







peristiwa historis dan peristiwa hipotesis.
Secara spesifik, langkah – langkah stress-testing :
1. Mengidentifikasi dan memilih parameter yang diperkirakan akan berubah
2. Menentukan seberapa besar parameter tersebut akan dirubah ( Di-stress )

3. Melihat pengaruh stress-testing tersebut terhadap nilai portopolio
4. Melihat asumsi yang digunakan, merubah asumsi tersebut jika diperlukan (misal
dalam situasi krisis, asumsi yang biasa berlaku barangkali tdk jalan lagi )
RESIKO OPERASIONAL

Risiko operasional merupakan risiko kerugian yang ditimbulkan akibat dari kegagalan suatu
proses atau sistem, faktor manusia ataupun kejadian eksternal.


Untuk mengantisipasi risiko operasional, bank menerapkan manajemen risiko
operasional, dengan cara melakukan langkah langkah koordinasi guna memastikan
bahwa dampak kegagalan operasi yang berasal dari proses internal, sistem dan
kesalahan manusia dapat dimitigasi. Bank telah memiliki struktur organisasi dan
struktur governance yang dapat memitigasi risiko tadi. Setiap lini bisnis diharapkan

dapat memahami kegiatan operasional yang dilakukan dan mengambil langkah


langkah yang diperlukan untuk memitigasi risiko.
Isu isu yang terkait risiko operasional dibahas pada


rapat Local Operating

Committee yang dihadiri oleh semua level kepala divisi operasional dibawah Chief


Administrative Officer.
Untuk mengidentifikasi , mengukur, memantau dan mengontrol isu isu yang terkait
risiko operasional adalah dengan melakukan aktivitas penilaian Risk Control Self
Assessment (RCSA) oleh setiap divisi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi



kelemahan control yang terdapat dalam kegiatan pemrosesan transaksi.
Setiap kelemahan control yang teridentifikasi akan ditindaklanjuti dalam bentuk



Action Plan yang akan dimonitor dan diharapkan tidak terulang lagi.
Kejadian terkait risiko operasional dirangkum dalam pelaporan Location Operational

Risks Scorecard (LORS). Didalamnya terdapat kerangka parameter untuk menilai
batasan batasan tingkat risiko yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam proses
pemantauan kegiatan risiko operasional.

Bahan Tambahan
Risiko Operasional adalah Risiko yang berhubungan dengan ketidakcukupan dan atau
kelemahan proses internal, kelalaian manusia, kegagalan sistem, atau adanya masalah
eksternal yang mempengaruhi operasional bank secara langsung maupun tidak langsung
dapat menimbulkan kerugian finansial dan kerugian potensial.
Tujuan pengendalian risiko operasional adalah untuk memastikan bahwa bank memiliki
kebijakan, mekanisme dan praktik yang tepat untuk menghindari atau meminimalkan
kegagalan atau kerugian serta memastikan penerapan peluang bisnis baru secara tepat di
bawah kendali manajemen risiko.
Bagaimana menilainya?
Pemetaan terhadap risiko operasional terdiri dari beberapa parameter yakni Karakter dan
kompleksitas bisnis bank, parameter sumber daya manusia, parameter teknologi dan
infrastruktur pendukung, parameter fraud, dan parameter kejadian eksternal. Masing-masing
dari parameter tersebut memiliki kriteria ataupun indikator.
Parameter karakter dan kompleksitas bisnis bank memiliki 4 indikator yakni skala usaha dan
struktur organisasi, kompleksitas proses bisnis, corporate action dan pengembangan bisnis

baru, dan outsourcing. Parameter sumber daya manusai memiliki 2 indikator yakni penerapan

manajemen sumber daya manusia, dan kegagalan karenanya faktor manusia atau human
error. Parameter teknologi informasi dan infrastruktur pendukung yang dapat dilihat dari 6
indikator yakni seberapa tinggi kompleksitas teknologi informasi, adanya perubahan
teknologi informasi, kerentanan sistem informasi teknologi informasi atas ancaman dan
serangan informasi teknologi, maturitas sistem informasi teknologi, ada atau tidaknya
kegagalan sistem informasi teknologi serta indikator infrastruktur pendukung. Parameter
fraud diukur dari indikator frekuensi dan materialitas baik yang dilaksanakan oleh lingkup
internal ataupun eksternal, serta jenis dan trend fraud yang terjadi didalam bank. Parameter
yang terakhir yakni kejadian eksternal diukur dari frekuensi dan material kejadian untuk
gangguan keamanan dan gangguan bencana alamnya, serta lokasi dan kondisi geografis bank
apakah berada di daerah yang rawan bencana dan rawan konflik.
Bagaimana mengendalikannya?
Beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk memitigasi risiko operasional adalah dengan
melakukan proses Identifikasi risiko yang melekat (Inherent Risk) pada operasional Bank.
Identifikasi risiko operasional dilaksanakan sehingga tercipta validitas dan independensi
seperti adanya risk owner, dan direview oleh risk officer.
Selain itu bank juga perlu mempertahankan sistem kendali internal yang komprehensif,
termasuk menetapkan sistem dan prosedur untuk memonitor transaksi dan seluruh kegiatan

lainnya. Bank juga dapat melakukan pendekatan Enterprise Risk Management (ERM) dimana
dalam setiap aktivitas fungsional bank harussedapat mungkin terintegrasi dalam suatu sistem
dan prosespengelolaan risiko yang akurat dan komprehensif.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2