Perbedaan Quality Control atau Quality A
Perbedaan Quality Control atau Quality Assurance?
APA YANG DINAMAKAN QUALITY CONTROL
Manusia sejak awal, sudah memiliki penilaian kebutuhan suatu barang yaitu
antara barang yang baik dan tidak baik. Maka dari sana sudah ada QC,
karena sudah ada yang baik dan tidak baik, berarti masyarakat konsepnya
mempunyai keinginan yang lebih maju dan lebih makmur.
Untuk perusahaan kecil kontrol hanya dilaksanakan sendiri, termasuk
kualitas oleh karena itu masalah QC tidak begitu penting, tetapi jika untuk
perusahaan menengah dan besar seharusnya perlu adanya QC secara
khusus. Untuk itu QC menjadi suatu bagian tersendiri (khusus).
Quality Control adalah profesi Inspecting, Testing, dan Grading. Dengan
menggunakan statistik sebagai analisa angka-angka (data-data) yang tepat
sebagai jawaban untuk pembanding dan estimasi hasil yang baik dan yang
tidak baik dipisah-pisahkan (grading) untuk mencari mana yang dapat
diterima (Accept) dan mana yang ditolak (Reject).
Tujuan pengusaha menjalankan QC adalah untuk mencari just to the
point dengan cara yang feksible dan untuk menjamin agar konsumen
merasa puas, investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapatkan
keuntungan.
Bagian pemasaran dan bagian produksi tidak perlu memaksakan, tetapi perlu
kelancaran dengan memanfaatkan data, inspection dan testing dengan
analisa statistik dari QC yang disampaikan kepada pihak produksi untuk
mengetahui bagaimana hasil kerjanya sebagai langkah untuk perbaikan.
Saat pelaksanaan QC dan testing bisa ditemukan beberapa masalah kualitas
khusus, kemudian dibuat suatu study masalah khusus agar dapat
dipergunakan untuk mengatasi masalah di bidang produksi.
Disamping tersebut di atas tugas QC yaitu : jika terjadi komplain atau return,
mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran return untuk bisa
diterima atau tidak diterima secara terpisah lalu laporkan kepimpinan supaya
bisa mengusut dan memberikan informasi ke departemen terkait untuk
kemajuan proses berikutnya.
Untuk penyelesaian barang – barang seconds Quality juga merupakan
tanggung jawab dan tugas QC.
KONSEP PELAKSANAAN QC TERHADAP DEPARTEMEN QC
Pada perusahaan besar maupun menengah, pelaksanaan tugas Quality
Control diperlukan personil yang perpendidikan tinggi (sarjana) dan memiliki
kemampuan untuk menganalisa data statistik, memiliki kemampuan dan
pengalaman dalam manajemen produksi serta bersikap jujur, mampu
menahan diri dan mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya.
Tidak takut menghadapi kesulitan dan tidak menerima jasa serta siap untuk
tidak merasa sedih jika menerima kondisi yang pahit, sebab dari dulu
berprofesi seperti ini tidak sederhana dan harus berirama (berfrekuensi), ahli
di bidang teknologi dan pengalaman dalam mengatasi masalah
personil. Karena QC adalah mendata hasil testing daninspecting dari
beberapa dept. produksi dan dari data tersebut diinformasikan
sampai kepada tom manajemen, maka manajemen produksi
biasanya kurang senang. Prinsipnya semua orang tidak begitu
senang jika profesinya dikoreksi, apalagi manager – manager
berusia muda, sifatnya merasa dirinya super dan sifatnya melawan
arus adalah kuat sekali.
Untuk melaksanakan QC selain harus mendapatkan dukungan dari
atasan, juga memerlukan seseorang yang mempunyai kedudukan
tinggi dan bertanggung jawab, serta aktif dalam konsep QC, disiplin
untuk memberikan konsepnya kepada semua orang, dan harus bisa
bekerja sama, serta harus team work.
Dengan ini profesi QC bisa lancar dan bisa cepat mengalami
kemajuan.
Sebagai QC jangan sekali-kali membuat informasi dan usulan yang tidak pas,
hal ini akan menambah kesalahpahaman. Untuk hasil kualitas yang baik dan
yang tidak baik, semua harus didata dan diinformasikan sampai ke
manajemen bisa mengetahui permasalahanya. Sebagai QC harus mempunyai
konsep dasar; bagaimana sering memberi usulan, saran atau proposal
terhadap Departemen terkait yang terdapat kesalahan. Selain konsep juga
harus mempunyai pemikiran, teknologi, skill serta mengerti permasalahanya,
dan cara penyampaiannya harus sopan dan santun, agar tidak terjadi
kesalahpahaman.
Memang kerja QC kadang-kadang insidentil dan antisipasi resolusi proposal,
kami percaya konsep dasar dan pokok adalah menggunakan QC, maka di
dalam penggunaan QC selain mampu menguasai teknologi dan ilmu secara
umum, juga memerlukan pemikiran dari segi material dan spiritual. Jika tidak
demikian mungkin berlawanan dan akan timbul perpecahan yang akhirnya
tidak bermanfaat untuk perusahaan.
Perlu kita ketahui segenap anggota QC harus bekerja dalam kondisi adil
terhadap profesinya dan dengan sungguh – sungguh mampu menemukan
permasalahan yang serius akan tetapi penyampaiannya harus dengan kata –
kata yang baik, sedapat mungkin dengan ramah dan netral.
Pada umumnya saat menerima klaim masing – masing departement hampir
semua dengan menggunakan cara yang sama yaitu : proteksi diri sendiri
kemudian melemparkan masalahnya dengan orang lain ketika menghadapi
pengusutan dari atasannya.
Sesungguhnya klaim dari konsumen mencakup banyak penyebabnya.
Contoh : ada klaim barang konfeksi dari konsumen dan yang pertama kali
harus menerima dan bertanggung jawab seharusnya bagian Garment
(konfeksi), tetapi mereka dapat mencari cacat yang asalnya bukan dari
konfeksi, misalnya miss print yang cacat dari bagian printing atau double
pick yang cacat dari kain grey, padahal ada teknologi tambal sulam yang
harus dikuasai tapi saat proses konfeksi tidak mampu, sehingga standarnya
tidak sesuai dan dalam percakapan menghindari masalah yang
sesungguhnya, sehingga membuat hal yang negatif. Kemudian setelah
dianalisa oleh QC ternyata ditemukan masalah printing 10% dari kain grey
10% dan yang 70% dari konfeksi, sedang untuk yang lainya 10% ini hasil
analisa disalah satu perusahaan tekstil yang menengah dan yang besar. Oleh
karena itu bukan setiap departement harus berhati – hati, tetapi yang
terpenting adalah masalah konfeksi yang harus diperkuat dalam melatih
tenaga kerjannya dan tidak perlu membuang-buang waktu untuk ribut-ribut
yang tidak menemukan titik sasarannya serta tidak mencapai tujuan, dalam
mengatasi permasalahan yang lebih baik.
PANDANGAN ORANG UMUM TERHADAP QUALITY CONTROL
Pada umumnya pejabat yang bersangkutan hanya berkonsep QC, jika
pendirian tidak sama, konsepnyapun tidak sama.
Menjalankan profesi QC didalam perusahaan, konsepnya harus
tepat,mampu bekerja sama, pembagian tugas yang adil, kreatif dan
rajin serta harus team work.
Secara umum ada beberapa konsep QC, antara lain :
1. konsep QC antara pembeli dan penjual pada negara yang mempunyai
standar kehidupan dan selera serta permintaan konsumen yang tidak sama,
yaitu :
a ada konsumen yang mempunyai permintaan mengharuskan kualitas
produksi pada tingkat paling atas. Walau harganya tinggi tidak jadi masalah,
misalnya : untuk label /merk yang ternama contoh : seperti di negara eropa,
Amerika dan jepang pada saat ini.
a Ada konsumen yang mempunyai selera harganya murah walaupun kualitas
produksinya kurang tidak jadi masalah, misalnya Afrika, timur tengah atau
konsumen dari pedesaan.
a Ada konsumen yang maunya harganya murah, kualitas bagus dan
deliverynya cepat dan tepat, biasanya para pengusaha.
2. konsep QC dari pengusaha dapat dibagi – bagi sesuai dengan
kesuksesannya :
a hasil kualitas yang baik, dapat memuaskan konsumen dan mendapatkan
keuntungan serta memerintahkan bawahan untuk betul – betul bertanggung
jawab.
a Harus mengadakan percobaan dan pembuktian terhadap standar kualitas
yang dicurigai dan tidak perlu khawatir jika terjadi kegagalan, harus ada
kemauan dan tekad untuk mengambil pengalaman demi mengurangi
kerugian yang lebih nyata.
a Meminta kepada bawahan untuk menjual hasil yang ”O” defect, dan tidak
dibenarkan terjadi barang second Quality menumpuk di gudang.
a Ada beberapa pimpinan yang menerima klaim dari konsumen tetapi harus
benar – benar tepat dan ada yang mengganti dengan mengubah syarat harus
dapat menemukan penyebabnya supaya bisa untuk diperbaiki. Dan jangan
sampai menempatkan orang yang tidak mampu dan tidak mudah melakukan
kesalahan serta harus maklum terhadap hati sanubari mereka.
Memberikan pelayanan terhadap masyarakat juga harus dipelihara dengan
baik dan bertanggung jawab terhadap anak buahnya yaitu dengan
memperhatikan kehidupan dan kesejahteraannya, rasa aman dan adil
sehingga anak buah tersebut ada kemauan bertanggung jawab terhadap
konsep QC yang diberikan.
a Sehingga barang hasil produksi apa yang paling parah jika terjadi
kesalahan dari pihak produksi harus dikenakan ganti rugi.
3. Konsep QC dari pihak / unit produksi para karyawan diproduksi harus
mau mengerti dan bertanggung jawab apabila terdapat salah satu
produksinya cacat. Dengan ini masalah kualitas produksi yang harus menjadi
tanggung jawabanya jangan sampai jelek terus menerus. Dalam konsep
pokok QC didalam proses produksi ialah baik buruknya barang produksi
adalah merupakan tanggung jawab manager produksi.
Bagian QC tidak berhak mencampuri urusan ini, karena tidak
demikian sistem kerja QC didalam kenyataannya tidak bisa leluasa
dijangkau. Contohnya : karyawan / karyawati tidak tahu menahu
sehingga pihak pimpinan memiliki kesempatan untuk melempar
tanggung jawabnya. Dari sini bisa menjadi penyebab
kesalahpahaman, sehingga terjadi masalah yang tidak baik
konsep QC terhadap bagian produksi :
hasil produksi di cross check lagi oleh bagian QC dan hasilnya
diinformasikan kepada bagian produksi dengan data yang jelas
sebagai komunikatif, kemudian ditindaklanjuti oleh QC.
Hal ini sama seperti kepala keluarga y ang memepunyai anak – anak yang
sekolah, dan dari pihak sekolah memberikan informasi berupa rapor (hasil
study dari anak tersebut) kepda orang tuanya, agar orang tua tersebut bisa
mengetahui kondisi anaknya disekolah, biasanya untuk hasil yang baik
mendapatkan hadiah dan untuk hasil yang tidak baik diberikan pengarahan
agar mereka bisa berubah lebih maju.
Secara fungsi QC merupakan orang operasional yang langsung melakukan
aktivitas checking atau inspeksi terhadap produk, kalau di lini produksi
biasanya ada seoarang yang berfungsi sebagai pengontrol kualitas produk
seperti sampling dan aktiftas lainnya.
Sedangkan untuk QA, dia lebih berperan sebagai analyst untuk memperbaiki
mutu produk, dan datanya bisa diperoleh dari data sampling orang QC atau
feedback dari internal perusahaan ataupun adanya quality complain dari luar
perusahaan yaitu customer. Dan QA biasanya juga berperan sebagai
sertifkasi dari produk tersebuto
Jadi intinya QC adalah seorang executor/operator dan QA adalah conceptor.
QA : Penjamin Mutu o
QC : Pengendali Mutuo
Kembali ke perbedaan QC dan QA. Quality control (pengendalian mutu)
adalah kegiatan untuk memantau, mengevaluasi dan menindaklanjuti agar
persyaratan mutu yang ditetapkan tercapai (Product, process, service,
inspection, testing, sampling, measurement dan calibration).
Sedangkan Quality Assurance (penjaminan mutu) adalah semua tindakan
terencana, sistematis dan didemonstrasikan untuk meyakinkan pelanggan
bahwa persyaratan yang ditetapkan “akan dijamin” tercapai. Salah satu
elemen dari QA adalah QC. Elemen yang lain yaitu: Planning, organization for
quality, Established Procedure, Supplier Selection, Corrective Action,
Document control, training, Audit dan Management review. quality-assurance
QA (Quality Assurance) : tugasnya memahami specifcation customer dan
standard yang berhubungan dengan produk, kemudian membuat /
menentukan cara inspectionnya (berupa prosedur) dan mendokumentasi
hasil inspectionnya (manufacturing data report). QA lebih banyak paper work,
umumnya memiliki skill inspection yang baik dan skill menulis procedure dan
familiar dengan engineering & industrial standards.
QC (Quality Control) : tugasnya melakukan inspection berdasarkan prosedur
yang dibuat dan disahkan oleh QA. QC lebih banyak melakukan inspection
pada process manufacturing dan membuat laporannya
Dalam perusahaan besar, biasanya QA dan QC dipisah dan memiliki pimpinan
masing-masing. Sedang dalam perusahaan menengah / kecil kebanyakan
digabung.
QA ada di dalam suatu perusahaan yg sudah establish/ memiliki sertifkasi
ISO. Dan ruang lingkupnya lebih besar dalam menjamin kualitas produk dan
juga berhak mereview suatu standart/metode analisa demi menjaminan
mutu. Sedangkan QC ruang lingkupnya hanya pengontrol tidak seperti QA.
Jika terdapat QA pd suatu perusahaan, maka bisa dipastikan terdapat QC di
dalamnya.
Kesimpulan:
QC: reactive, problem solving in nature.
QA: proactive, preventive in nature.
artikel diatas diambil dari buku "Pengendalian Mutu Terpadu Untuk Industri
Tekstil dan Konfeksi" karya Peter Chang MK.
http://iman2us.blogspot.com/2008/11/quality-control-pengendalianmutu.html
APA YANG DINAMAKAN QUALITY CONTROL
Manusia sejak awal, sudah memiliki penilaian kebutuhan suatu barang yaitu
antara barang yang baik dan tidak baik. Maka dari sana sudah ada QC,
karena sudah ada yang baik dan tidak baik, berarti masyarakat konsepnya
mempunyai keinginan yang lebih maju dan lebih makmur.
Untuk perusahaan kecil kontrol hanya dilaksanakan sendiri, termasuk
kualitas oleh karena itu masalah QC tidak begitu penting, tetapi jika untuk
perusahaan menengah dan besar seharusnya perlu adanya QC secara
khusus. Untuk itu QC menjadi suatu bagian tersendiri (khusus).
Quality Control adalah profesi Inspecting, Testing, dan Grading. Dengan
menggunakan statistik sebagai analisa angka-angka (data-data) yang tepat
sebagai jawaban untuk pembanding dan estimasi hasil yang baik dan yang
tidak baik dipisah-pisahkan (grading) untuk mencari mana yang dapat
diterima (Accept) dan mana yang ditolak (Reject).
Tujuan pengusaha menjalankan QC adalah untuk mencari just to the
point dengan cara yang feksible dan untuk menjamin agar konsumen
merasa puas, investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapatkan
keuntungan.
Bagian pemasaran dan bagian produksi tidak perlu memaksakan, tetapi perlu
kelancaran dengan memanfaatkan data, inspection dan testing dengan
analisa statistik dari QC yang disampaikan kepada pihak produksi untuk
mengetahui bagaimana hasil kerjanya sebagai langkah untuk perbaikan.
Saat pelaksanaan QC dan testing bisa ditemukan beberapa masalah kualitas
khusus, kemudian dibuat suatu study masalah khusus agar dapat
dipergunakan untuk mengatasi masalah di bidang produksi.
Disamping tersebut di atas tugas QC yaitu : jika terjadi komplain atau return,
mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran return untuk bisa
diterima atau tidak diterima secara terpisah lalu laporkan kepimpinan supaya
bisa mengusut dan memberikan informasi ke departemen terkait untuk
kemajuan proses berikutnya.
Untuk penyelesaian barang – barang seconds Quality juga merupakan
tanggung jawab dan tugas QC.
KONSEP PELAKSANAAN QC TERHADAP DEPARTEMEN QC
Pada perusahaan besar maupun menengah, pelaksanaan tugas Quality
Control diperlukan personil yang perpendidikan tinggi (sarjana) dan memiliki
kemampuan untuk menganalisa data statistik, memiliki kemampuan dan
pengalaman dalam manajemen produksi serta bersikap jujur, mampu
menahan diri dan mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya.
Tidak takut menghadapi kesulitan dan tidak menerima jasa serta siap untuk
tidak merasa sedih jika menerima kondisi yang pahit, sebab dari dulu
berprofesi seperti ini tidak sederhana dan harus berirama (berfrekuensi), ahli
di bidang teknologi dan pengalaman dalam mengatasi masalah
personil. Karena QC adalah mendata hasil testing daninspecting dari
beberapa dept. produksi dan dari data tersebut diinformasikan
sampai kepada tom manajemen, maka manajemen produksi
biasanya kurang senang. Prinsipnya semua orang tidak begitu
senang jika profesinya dikoreksi, apalagi manager – manager
berusia muda, sifatnya merasa dirinya super dan sifatnya melawan
arus adalah kuat sekali.
Untuk melaksanakan QC selain harus mendapatkan dukungan dari
atasan, juga memerlukan seseorang yang mempunyai kedudukan
tinggi dan bertanggung jawab, serta aktif dalam konsep QC, disiplin
untuk memberikan konsepnya kepada semua orang, dan harus bisa
bekerja sama, serta harus team work.
Dengan ini profesi QC bisa lancar dan bisa cepat mengalami
kemajuan.
Sebagai QC jangan sekali-kali membuat informasi dan usulan yang tidak pas,
hal ini akan menambah kesalahpahaman. Untuk hasil kualitas yang baik dan
yang tidak baik, semua harus didata dan diinformasikan sampai ke
manajemen bisa mengetahui permasalahanya. Sebagai QC harus mempunyai
konsep dasar; bagaimana sering memberi usulan, saran atau proposal
terhadap Departemen terkait yang terdapat kesalahan. Selain konsep juga
harus mempunyai pemikiran, teknologi, skill serta mengerti permasalahanya,
dan cara penyampaiannya harus sopan dan santun, agar tidak terjadi
kesalahpahaman.
Memang kerja QC kadang-kadang insidentil dan antisipasi resolusi proposal,
kami percaya konsep dasar dan pokok adalah menggunakan QC, maka di
dalam penggunaan QC selain mampu menguasai teknologi dan ilmu secara
umum, juga memerlukan pemikiran dari segi material dan spiritual. Jika tidak
demikian mungkin berlawanan dan akan timbul perpecahan yang akhirnya
tidak bermanfaat untuk perusahaan.
Perlu kita ketahui segenap anggota QC harus bekerja dalam kondisi adil
terhadap profesinya dan dengan sungguh – sungguh mampu menemukan
permasalahan yang serius akan tetapi penyampaiannya harus dengan kata –
kata yang baik, sedapat mungkin dengan ramah dan netral.
Pada umumnya saat menerima klaim masing – masing departement hampir
semua dengan menggunakan cara yang sama yaitu : proteksi diri sendiri
kemudian melemparkan masalahnya dengan orang lain ketika menghadapi
pengusutan dari atasannya.
Sesungguhnya klaim dari konsumen mencakup banyak penyebabnya.
Contoh : ada klaim barang konfeksi dari konsumen dan yang pertama kali
harus menerima dan bertanggung jawab seharusnya bagian Garment
(konfeksi), tetapi mereka dapat mencari cacat yang asalnya bukan dari
konfeksi, misalnya miss print yang cacat dari bagian printing atau double
pick yang cacat dari kain grey, padahal ada teknologi tambal sulam yang
harus dikuasai tapi saat proses konfeksi tidak mampu, sehingga standarnya
tidak sesuai dan dalam percakapan menghindari masalah yang
sesungguhnya, sehingga membuat hal yang negatif. Kemudian setelah
dianalisa oleh QC ternyata ditemukan masalah printing 10% dari kain grey
10% dan yang 70% dari konfeksi, sedang untuk yang lainya 10% ini hasil
analisa disalah satu perusahaan tekstil yang menengah dan yang besar. Oleh
karena itu bukan setiap departement harus berhati – hati, tetapi yang
terpenting adalah masalah konfeksi yang harus diperkuat dalam melatih
tenaga kerjannya dan tidak perlu membuang-buang waktu untuk ribut-ribut
yang tidak menemukan titik sasarannya serta tidak mencapai tujuan, dalam
mengatasi permasalahan yang lebih baik.
PANDANGAN ORANG UMUM TERHADAP QUALITY CONTROL
Pada umumnya pejabat yang bersangkutan hanya berkonsep QC, jika
pendirian tidak sama, konsepnyapun tidak sama.
Menjalankan profesi QC didalam perusahaan, konsepnya harus
tepat,mampu bekerja sama, pembagian tugas yang adil, kreatif dan
rajin serta harus team work.
Secara umum ada beberapa konsep QC, antara lain :
1. konsep QC antara pembeli dan penjual pada negara yang mempunyai
standar kehidupan dan selera serta permintaan konsumen yang tidak sama,
yaitu :
a ada konsumen yang mempunyai permintaan mengharuskan kualitas
produksi pada tingkat paling atas. Walau harganya tinggi tidak jadi masalah,
misalnya : untuk label /merk yang ternama contoh : seperti di negara eropa,
Amerika dan jepang pada saat ini.
a Ada konsumen yang mempunyai selera harganya murah walaupun kualitas
produksinya kurang tidak jadi masalah, misalnya Afrika, timur tengah atau
konsumen dari pedesaan.
a Ada konsumen yang maunya harganya murah, kualitas bagus dan
deliverynya cepat dan tepat, biasanya para pengusaha.
2. konsep QC dari pengusaha dapat dibagi – bagi sesuai dengan
kesuksesannya :
a hasil kualitas yang baik, dapat memuaskan konsumen dan mendapatkan
keuntungan serta memerintahkan bawahan untuk betul – betul bertanggung
jawab.
a Harus mengadakan percobaan dan pembuktian terhadap standar kualitas
yang dicurigai dan tidak perlu khawatir jika terjadi kegagalan, harus ada
kemauan dan tekad untuk mengambil pengalaman demi mengurangi
kerugian yang lebih nyata.
a Meminta kepada bawahan untuk menjual hasil yang ”O” defect, dan tidak
dibenarkan terjadi barang second Quality menumpuk di gudang.
a Ada beberapa pimpinan yang menerima klaim dari konsumen tetapi harus
benar – benar tepat dan ada yang mengganti dengan mengubah syarat harus
dapat menemukan penyebabnya supaya bisa untuk diperbaiki. Dan jangan
sampai menempatkan orang yang tidak mampu dan tidak mudah melakukan
kesalahan serta harus maklum terhadap hati sanubari mereka.
Memberikan pelayanan terhadap masyarakat juga harus dipelihara dengan
baik dan bertanggung jawab terhadap anak buahnya yaitu dengan
memperhatikan kehidupan dan kesejahteraannya, rasa aman dan adil
sehingga anak buah tersebut ada kemauan bertanggung jawab terhadap
konsep QC yang diberikan.
a Sehingga barang hasil produksi apa yang paling parah jika terjadi
kesalahan dari pihak produksi harus dikenakan ganti rugi.
3. Konsep QC dari pihak / unit produksi para karyawan diproduksi harus
mau mengerti dan bertanggung jawab apabila terdapat salah satu
produksinya cacat. Dengan ini masalah kualitas produksi yang harus menjadi
tanggung jawabanya jangan sampai jelek terus menerus. Dalam konsep
pokok QC didalam proses produksi ialah baik buruknya barang produksi
adalah merupakan tanggung jawab manager produksi.
Bagian QC tidak berhak mencampuri urusan ini, karena tidak
demikian sistem kerja QC didalam kenyataannya tidak bisa leluasa
dijangkau. Contohnya : karyawan / karyawati tidak tahu menahu
sehingga pihak pimpinan memiliki kesempatan untuk melempar
tanggung jawabnya. Dari sini bisa menjadi penyebab
kesalahpahaman, sehingga terjadi masalah yang tidak baik
konsep QC terhadap bagian produksi :
hasil produksi di cross check lagi oleh bagian QC dan hasilnya
diinformasikan kepada bagian produksi dengan data yang jelas
sebagai komunikatif, kemudian ditindaklanjuti oleh QC.
Hal ini sama seperti kepala keluarga y ang memepunyai anak – anak yang
sekolah, dan dari pihak sekolah memberikan informasi berupa rapor (hasil
study dari anak tersebut) kepda orang tuanya, agar orang tua tersebut bisa
mengetahui kondisi anaknya disekolah, biasanya untuk hasil yang baik
mendapatkan hadiah dan untuk hasil yang tidak baik diberikan pengarahan
agar mereka bisa berubah lebih maju.
Secara fungsi QC merupakan orang operasional yang langsung melakukan
aktivitas checking atau inspeksi terhadap produk, kalau di lini produksi
biasanya ada seoarang yang berfungsi sebagai pengontrol kualitas produk
seperti sampling dan aktiftas lainnya.
Sedangkan untuk QA, dia lebih berperan sebagai analyst untuk memperbaiki
mutu produk, dan datanya bisa diperoleh dari data sampling orang QC atau
feedback dari internal perusahaan ataupun adanya quality complain dari luar
perusahaan yaitu customer. Dan QA biasanya juga berperan sebagai
sertifkasi dari produk tersebuto
Jadi intinya QC adalah seorang executor/operator dan QA adalah conceptor.
QA : Penjamin Mutu o
QC : Pengendali Mutuo
Kembali ke perbedaan QC dan QA. Quality control (pengendalian mutu)
adalah kegiatan untuk memantau, mengevaluasi dan menindaklanjuti agar
persyaratan mutu yang ditetapkan tercapai (Product, process, service,
inspection, testing, sampling, measurement dan calibration).
Sedangkan Quality Assurance (penjaminan mutu) adalah semua tindakan
terencana, sistematis dan didemonstrasikan untuk meyakinkan pelanggan
bahwa persyaratan yang ditetapkan “akan dijamin” tercapai. Salah satu
elemen dari QA adalah QC. Elemen yang lain yaitu: Planning, organization for
quality, Established Procedure, Supplier Selection, Corrective Action,
Document control, training, Audit dan Management review. quality-assurance
QA (Quality Assurance) : tugasnya memahami specifcation customer dan
standard yang berhubungan dengan produk, kemudian membuat /
menentukan cara inspectionnya (berupa prosedur) dan mendokumentasi
hasil inspectionnya (manufacturing data report). QA lebih banyak paper work,
umumnya memiliki skill inspection yang baik dan skill menulis procedure dan
familiar dengan engineering & industrial standards.
QC (Quality Control) : tugasnya melakukan inspection berdasarkan prosedur
yang dibuat dan disahkan oleh QA. QC lebih banyak melakukan inspection
pada process manufacturing dan membuat laporannya
Dalam perusahaan besar, biasanya QA dan QC dipisah dan memiliki pimpinan
masing-masing. Sedang dalam perusahaan menengah / kecil kebanyakan
digabung.
QA ada di dalam suatu perusahaan yg sudah establish/ memiliki sertifkasi
ISO. Dan ruang lingkupnya lebih besar dalam menjamin kualitas produk dan
juga berhak mereview suatu standart/metode analisa demi menjaminan
mutu. Sedangkan QC ruang lingkupnya hanya pengontrol tidak seperti QA.
Jika terdapat QA pd suatu perusahaan, maka bisa dipastikan terdapat QC di
dalamnya.
Kesimpulan:
QC: reactive, problem solving in nature.
QA: proactive, preventive in nature.
artikel diatas diambil dari buku "Pengendalian Mutu Terpadu Untuk Industri
Tekstil dan Konfeksi" karya Peter Chang MK.
http://iman2us.blogspot.com/2008/11/quality-control-pengendalianmutu.html