LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN Acara (1)

LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI TANAMAN

Acara Praktikum 2 : Kompetisi Interspesifik dan Intraspesifik Pada
Tumbuhan

Nama : Dwi Ardan Kusnadi
NIM : 17.05.006
Kelas : BTP D IV A

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN D IV
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2017

PENGARUH KOMPETISI INTRASPESIFIK TERHADAP
PERTUMBUHAN JAGUNG (Zea mays)

I.
Untuk


mengetahui

pertumbuhan tanaman.

pengaruh

kompetisi

TUJUAN
intraspesifik(sejenis)

bertumbuh

terhadap

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Kompetisi merupakan suatu peristiwa yang sangat umum dan sering terjadi dalam

kehidupan sehari – hari tanaman. Pada kondisi lapangan, kompetisi biasanya mulai terjadi
setelah tanaman mencapai pertumbuhan tingkat tertentu dan kemudian semakin keras dengan
pertambahan ukuran tanaman dan umur. Dengan makin lanjut pertumbuhan tanaman,
tajuknya semakin rimbun dan sistem perakarannya semakin padat sehingga tanaman –
tanaman yang tumbuh berdekatan terjadi kompetisi (Mimbar, 1999).
Di alam organisme tidak hidup sendirian tetapi berdampingan dan saling berinteraksi
dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi terhadap tumbuhan, interaksi ini bisa
terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun tidak sejenis. Interaksi yang terjadi antara
organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif-netral, positif-negatif,
netral-netral, dan negatif- negatif. Namun dalam praktikum ini yang diteliti adalah kompetisi
yang terjadi antara tanaman jagung dan kacang hijau. Kompetisi tersebut dapat berbentuk
perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition) atau saling menyakiti antar
indifidu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference competition). Kompetisi yang
terjadi antara individu sejenis disebut sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi
antara individu yang tidak sejenis disebut interaksi interspesifik (Wirakusumah, 2003).
Kompetisi dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
i.

Kompetisi intraspesifik yakni persaingan antara organisme yang sama dalam
lahan yang sama. Kompetisi interspesifik yakni persaingan antara organisme yang

beda spesies dalam lahan yang sama.

ii.

Intraplant competition yakni persaingan antara organ tanaman, misalnya antar
organ vegetatif atau organ vegetatif lawan organ generatif dalam satu tubuh
tanaman

iii.

Interplant competition yakni persaingan antar dua tanaman berbeda atau
bersamaan spesiesnya (dapat pula terjadi pada intra maupun interplant
competition) (Kastono , 2005)

Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya
persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang. Persaingan terhadap
air dan nutrisi umumnya lebih berat karena terjadi pada waktu yang lebih awal. Faktor utama
yang mempengaruh persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya kerapatan.

Pengaruh persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi tanaman dan

diameter batang), warna daun atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya hasil.

III.

METODOLOGI

1) Alat dan bahan yang digunakan yaitu :
 Pasir
 Pupuk
 Biji Jagung (Zea mays)
 Polybag (2)
 Alat Tulis
 Cangkul/sekop
2) Cara Kerja
1. Menyiapkan benih tanaman Jagung.
2. Menanam benih jagung pada polybag dengan perbandingan :
 Polybag A 1- 3 biji
 Polybag B 3 - 5 biji
3. Menyiram dengan air agar tanah memadat namun strukturnya tidak ruksak.
4. Benih ditanam pada kedalaman 1-2 cm sebanyak 5 (lima) biji per pot/polibag sambil

dipadatkan.
5. Melakukan penjarangan (thinning) menjadi 2 tanaman pada minggu ke – 3.
 Polybag A 1 tanaman jagung
 Polybag B 3 tanaman jagung
6. Pengamatan
 Melakukan pengamatan setiap seminggu sekali setelah tanamn thinning.
 Pengukuran pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun,sedangkan
pengukuran akhir (minggu terakhir) tanaman ditambah dengan berat tajuk,
akar tanaman dan berat keseluruhan tanaman.
 Kegiatan penyiraman yang mendukung pertumbuhan tanaman dilakukan bilaman
diperlukan.

IV.

TABEL PENGAMATAN

Tabel hasil percobaan pengaruh kompetisi intraspesifik pada tanaman jagung
Minggu ke 1, 19 Oktober 2017
1 Polybag 3
Tanaman

1
2
3
Rata rata

Batang
2,8 cm
3,5 cm
1,5 cm
2,6 cm

Daun
0,5 cm
0,9 cm
0,4 cm
0,6 cm

1 Polybag 1
Tanaman
1


Batang
4 cm

Daun
1,4 cm

Minggu ke 2, 26 Oktober 2017
1 Polybag 3
Tanaman
1
2
3
Rata rata

Batang
6,8 cm
5,5 cm
4,5 cm
5,6 cm


Daun
14,5 cm
6,9 cm
13,4 cm
11,6 cm

1 Polybag 1
Tanaman
1

Batang
7 cm

Daun
17,4 cm

Minggu ke 3, 1 November 2017
1 Polybag 3
Tanaman

1

Batang
11 cm

Daun
28 cm

2
3
Rata rata

7,6 cm
6,4 cm
8,34 cm

23,4 cm
26,6 cm
26 cm


1 Polybag 1
Tanaman
1

Batang
12 cm

Daun
13 cm

Minggu ke 4, 8 November 2017
1 Polybag 3
Tanaman
1
2
3
Rata rata

Batang
15 cm

12 cm
14 cm
13,67 cm

Daun
41 cm
42 cm
48 cm
43,67 cm

1 Polybag 1
Tanaman
1

Batang
19 cm

Daun
43 cm

Minggu ke 5, 15 November 2017
1 Polybag 3
Tanaman
1
2
3
Rata rata

Batang
16,5 cm
13,5 cm
15 cm
15 cm

Daun
52 cm
50 cm
54 cm
52 cm

1 Polybag 1
Tanaman
1

Batang
25 cm

Minggu ke 6, 29 November 2017

Daun
57 cm

1 Polybag 3
Tanaman
1
2
3
Rata rata

Batang
18,5 cm
15,5 cm
17 cm
16,34 cm

Daun
62 cm
57 cm
60 cm
59,6 cm

1 Polybag 1
Tanaman
1

Batang
34 cm

Daun
72 cm

Pada minggu ini (terakhir) dilakukan penimbangan berat akar, berat tajuk , dan berat
keseluruhan.
Berat Akar
1 Polybag 3
Tanaman
1
2
3
Rata - rata

Berat
1,2 gram
0,6 gram
3,6 gram
1,8 gram

1 Polybag 1
Tanaman
1

Berat
3,9 gram

Berat Tajuk
1 Polybag 3
Tanaman
1
2
3
Rata - rata

Berat
5,3 gram
4,2 gram
21,8 gram
10,43 gram

1 Polybag 1
Tanaman
1

Berat
15,2 gram

Berat keseluruhan
Perlakuan
1 Polybag 3
1 Polybag 1

Berat
1,8 gram + 10,43gram = 12,23 gram
3,9 gram + 15,2 gram = 19,1 gram

Dari data diatas kita membuat grapik garis dan diagram batang dengan mengambil data ratarata

Tabel pertumbuhan tanaman Jagung (Zea mays)

Tinggi Batang (cm)
40
35
30
25

1 Polybag 3
1 polybag 1

20
15
10
5
0
Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6

Panjang Daun (cm)
80
70
60
50

1 Polybag 3
1 Polibag 1

40
30
20
10
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6

Tabel berat tanaman Jagung (Zea mays)

Berat Akar Segar
4.5
4
3.5
3

1 Polibag 3
1 Polibag 1

2.5
gram

2
1.5
1
0.5
0

Rata-Rata

Berat Tajuk Segar
16
14
12
10
gram

1 Polibag 3
1 Polibag 1

8
6
4
2
0
Rata-Rata

Berat Keseluruhan Tanaman
25
20
1 Polybag 3
1 Polybag 1

15
gram

10
5
0
Rata-Rata

V.

PEMBAHASAN

Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (species) yang hidup di
tempat sama dan memiliki kemampuan berkembangbiak antara sesama species. Konsep
populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Para peneliti ekologi memandang
populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi suatu spesies adalah bagian dari
komunitas. Selain itu populasi bekerja melalui populasi. Didalam populasi terdapat berbagai
macam interasksi pada setiap individu disebut simbiosis.
Simbiosis ada beberapa jenisnya yaitu :
1. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis adalah Parasitisme adalah hubungan antara organisme yang berbeda spesies jika
salah satu organisme menempel pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes
atau inangnya sehingga merugikan inang. Contohnya tanaman Benalu dengan Pohon Mangga
(Inangnya)
2. Simbiosis Komensalisme
Komensalisme merupakan hubungan antar dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk
kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan. Salah satu spesies diuntungkan dan
spesies lainnya tidak dirugikan itulah dinamakan komensalisme. Pada hubungan ini kedua
pihak saling bekerjasama. Contohnya Anggrek/Tumbuhan Paku dan Pohon yang
ditumpanginya

3. Simbiosis Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Dalam simbiosis mutualisme, masing-masing simbion
(organisme yang berinteraksi) memperoleh manfaat dari interaksi yang dilakukan oleh
keduanya.

Contohnya pada tanaman Kacang-Kacangan (leguminosae) dan Bakteri

Rhizobium .Penjelasannya : bakteri rhizobium hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
4. Simbiosis Netralisme
Netralisme adalah interaksi antar individu yang saling lepas atau tidak saling memengaruhi
yang tidak berakibat apa apa kepada kedua makhluk tersebut. Jadi walaupun mereka hidup
berdampingan satu sama lain di dalam satu lingkungan hidup namun keduanya tidak
mendapatkan keuntungan ataupun kerugian sama sekali. Contohnya gajah dan jerapah,
kambing dan kucing, harimau dan burung Hantu
5. Simbiosis Amensalisme
Amensalisme merupakan kebalikan dari simbiosis komensalisme, jadi dari interaksi tersebut
salah satunya akan mengalami kerugian sedangkan yang lainnya tidak mengalami dampak
apapun. Contoh gulma dan tanaman produksi. Penjelasannya : Gulma merupakan penghasil
zat alelopati, dan dari zat alelopati tersebutlah menjadikan tanaman di sekitarnya akan mati
karena pertumbuhannya terhambat oleh kehadiran zat alelopati tersebut. Bagi gulma sendiri
zat alelopati tersebut tidak memiliki dampak apapun.
6. Simbiosis Kompetisi
Kompetisi adalah saling bersaing antar makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya. Jadi
akan terjadi sebuah kompetisi untuk memenangkan sesuatu seperti makanan, tempat
kekuasaan, dan juga persaingan mendapatkan betina. Contohnya serigala dan jaguar serta
erbagai tanaman tumpang Sari
Dalam praktikum ini pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik atau paling
optimum adalah pada 1 polybag 1 karena seluruh nutrisi, unsur hara, sinar matahari, air, O2,
CO2, Nitrogen atau yang lainya hanya untuk tanaman tersebut. Terlebih pada pertumbuhan
ini menggunakan media tanam dengan perbandingan terbaik pada praktikum sebelumnya
yaitu 1 : 1 tanah dan Pupuk organik sehinggalebih optimum terhadap pengaruh pertumbuhan
tanaman jagung tersebut.

VI.

KESIMPULAN

Dari percobaanyang dilakukan dapat disimpulkan
 Perlakuan yang terbaik adalah 1 polybag 1, karena di polybag ini tidak terjadi
persaingan atau perebutan nutrisi, baik air, cahaya matahari bahkan pergerakan akar
terpenuhi sehingga pertumbuhan optimum
 Media tanam yang digunakan adalah 1 : 1 tanah dan pupuk sehingga nutrsi untuk
tanaman polybag tersebut terpenuhi dan optimum

DAFTAR PUSTAKA
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press.Yogyakarta
Sastroutomo, S., 2005. Ekologi Gulma. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press: Jakarta
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta