Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi ‘Lilin Kecil’

RADIO KOMUNITAS:
MENJAGA DAN MENGHIDUPI
‘LILIN KECIL’
Y.Widodo (masboi@yahoo.com,
08163284769)

Pointers diskusi...
1.

2.

3.
4.

Posisi radio komunitas Lintas Merapi dan konstelasi
radio komunitas pada umumnya.
Perubahan kebijakan pemerintah dalam hal
pengaturan frekuensi/siaran digital dan dampaknya
bagi radio komunitas
Pelauang perkembangan ICT bagi radio komunitas
Pilar utama keberadaan dan perkembangan radio

komunitas

5.

Regenerasi di radio komunitas

6.

Tantangan/agenda radio komunitas

7.

Buku: format, isi, perspektif dan hal-hal teknis lain

Radio power...


“Radio afects most intimately, person-toperson, ofering a world of unspoken communication
between writer-speaker and the listener”. -- Marshall
McLuhan




"TV gives everyone an image, but radio gives birth
to a million images in a million brains." -- Peggy
Nooman



"The radio only has one side when it should have two.
It is now a mere distribution device so I would make a
suggestion: turn this device into a media
distribution where the listener not only hear but
also speak and where the listener is not an
isolated subject but is interconnected. From this
perspective, the radio should go from being a supplier
entity to be organized by subject networks sending






Radio could be the most wonderful public
communication system imaginable, a gigantic
system of channels—could be that is if it were
capable not only of transmitting but of receiving,
of making listeners hear but also speak, not
of isolating them but of connecting them -Bertolt Brecht
You don’ t work for the radio station. You
work for the people out there -- Wolfman Jack

Posisi radio komunitas
Keberadaan radio komunitas sangat penting:
 Pluralisme media
 Partisipasi publik
 Transparansi dan akuntabilitas pemerintah.
 Freedom of speech and freedom of expression
 Mengajak masyarakat berbicara
Karakter Radio komunitas
 Berbasis komunitas

 Independent
 Partisipatif

Konstelasi radio komunitas











Aktivitas sukarela yang didukung oleh komunitas.
Bicara radio komunitas adalah berbicara tentang pribadi,
manusia—warga masyarakat.
Proses dua arah yang membuat mereka berdaya sehingga
mampu mengidentifkasi masalah mereka dan menciptakan

solusi.
Memungkinkan orang biasa untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan untuk perubahan hidup mereka ke
arah yang positif.
Kolaborasi untuk menyiarkan program yang focus pada
isu/kepentingan local.
Sangat dinamis, otonom, non-komersial, dan sangat
bergantung pada bagaimana komunitasnya mampu menjaga
untuk tetap bisa survive.









Media komunikasi akar rumput, untuk membangun
ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based

economies), dan punya kekuatan ‘politis’ untuk
mewujudkan clean and good goverment.
Wacana, gerakan, dan perjuangan meletakkan radio
komunitas dalam posisi yang ada seperti sekarang tidak
bisa dipisahkan dengan gerakan civil society dan
demokratisasi yang berkembang menjelang dan pasca
1998.
Bagian dari upaya penguatan masyarakat sipil, saat media
mainstream tidak memberi ruang bagi anggota
masyarakat/komunitas untuk berekspresi atau beraspirasi.
Pasca reformasi, radio komunitas telah mendapatkan
tempat dalam Undang-Undang Penyiaran.





Pasca reformasi, radio komunitas muncul bak
jamur di musim hujan, namun banyak juga
radio komunitas yang kemudian bubar dan

gulung tikar.
Keberadaan radio komunitas ditentukan oleh
seberapa kuat komunitas dan penggiatnya
bisa menjaga dan menghidupinya. Dengan
karakternya yang sifatnya voluntarisme,
maka daya tahan dan passion penggiatnya
betul-betul menjadi faktor penentu.

Kenapa Lintas Merapi tetap bisa eksis?
 Radio Lintas Merapi sudah membuktikan
eksistensinya.
 Dibutuhkan oleh masyarakat
 Mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
 Mampu menjadi ‘ruang bermain’, tempat
berkumpul, belajar, dan berinteraksi (public
sphere).
 Pusat kebudayaan atau pusat pembelajaran bagi
masyarakat.
 Kedekatan atau kaitan dengan Merapi .
 Menjadikan masyarakat waspada saat Merapi


Siaran digital dan radio komunitas


Digitalisasi menjadi solusi untuk mengatasi
keterbatasan dan ketidakefsienan pada penyiaran
analog.



Efsiensi dan optimalisasi: kanal siaran dan
infrastruktur penyiaran, seperti menara pemancar,
antena, dan saluran transmisi.



Gambar lebih bersih dan suara yang lebih jernih.




Sistem penyiaran radio digital (digital audio) berjalan
melalui multiplexing.



Setiap stasiun radio menempati slot di multiplex
dengan bit rate yang sama atau berbeda sesuai
kebutuhan.



Satu kanal bisa diisi dengan lebih dari enam frekuensi
sekaligus.

ICT dan radio komunitas


Kemampuan yang lebih dibandingkan platform siaran
tradisional.




Frekuensi radio terbatas  2,5 km (komunitas)



Streaming jangkauan tak terbatas (seluruh dunia) 
lokal, regional, nasional, internasional.



Konvergensi lebih efektif: teks, gambar, suara,
video.



Jangkauan lebih luas, resource lebih banyak
(wawancara Skype?)




Penyiar bisa siaran dari mana saja.



Materi dari internet: bahan siaran  terjemahkan
dlm bhs lokal.



Web-site: etalase (shop-front) radio, punya peluang

Pilar keberlanjutan radio komunitas
Girard (2007) dan Fairbairn (2009):
 Community ownership&control (kepemilikan
&kontrol komunitas)
 Community participation (partisipasi komunitas)
 Community service
 Not-for-proft business model
 Independence
Lush and Urgoiti (2012):
 Social sustainability
 Institutional sustainability


Kunci keberlanjutan radio komunitas
Social sustainability:
 Kepemilikan komunitas secara efektif.
 Seluruh segmen/kelompok (komunitas-komunitas di
dalam komunitas) terwakili di dalam radio.
Institutional sustainability:
 Meliputi legislasi, keseluruhan strategi dan rencana aksi
dan kebijakan internal, demokrasi internal, pelatihan dan
partisipasi, struktur yang demokratis, manajemen
teknologi yang layak, dan memiliki jaringan yang baik.
Financial sustainability:
 Meliputi beragam aspek, dari membangun anggaran
yang realistis untuk mengidentifkasi peluang fnancial di
tingkat lokal, nasional, dan internasional, dan lain-lain.

Financial Sustainability


Media komunitas biasanya secara ekonomi pas-pasan



Media komunitas sebagai social enterprise
(perusahaan sosial).



Seperti halnya perusahaan, radio komunitas harus
bisa mendapatkan uang, melalui aktivitas-aktivitas
yang bisa menghasilkan pemasukan.



Dukungan internal: donasi, skema keanggotaan,
pemasukan dari pengumuman/berita, kartu lagu,
pemasukan dari layanan/jasa, dll



Dukungan dari sumber lain: pemerintah/NGO 
menawarkan platform untuk komunikasi social dan
keterlibatan public



Kemampuan mengontrol biaya.

Manajemen radio komunitas







Radio ini untuk apa?
Untuk mencapai tujuan 
butuh manajemen
Hub and spoke model vs
vertical/pyramid (top down
management).
Proses manajemen:
Assess
 Prioritise
 Formulate
 Delegate
 Communicate
 Monitor
 Evaluate







Kesalahan fatal
 Weak leadership
 A ‘blame’ culture
 Poor
communication
 Confict
 Excessive
bureaucracy
Dampak: Merusak
etos kerja dan
reputasi 



Managing people



Program, planning, and production:
Winning the audiences ‘to make good
programmes popular and popular
programmes good’.







Leadership!


Leading team



Creativity



Regular Meeting > Discussion: Past
performance and future plan



Planning!


Specifc



Measurable



Achievable



Realistic



Time-related







Pelatihan jangka
pendek
Ketrampilan teknis
dan pemeliharaan
alat
Pelatihan computer
tingkat lanjut
Pengembangan
program
Perencanaan
strategis,
pengembangn
organisasi dan
kebijakan

Regenerasi SDM










Rekrutmen, kaderisasi, menjaga agar mereka
yang terlibat tetap nyaman dan kerasan.
Mereka mendapatkan sesuatu, tidak dalam bentuk
uang, tapi pengalaman, jaringan, kesempatan.
Sejauh mana mempromosikan voluntarisme 
komitmen kepada komunitas dan passion mereka
terhadap dunia penyiaran.
Keberadaan sukarelawaan sangat penting untuk
menjaga keberlangsungan radio komunitas.
Mendonasikan waktu dan tenaga tanpa bayaran
lebih memperhitungkan keuntungan social dan
mendapatkan reward dari kontribusi mereka.









Orang akan (lebih) tertarik utk terlibat dlm
produksi program dan tugas-tugas lain jika
mereka percaya terhadap radio dan merasa
bahwa investasi mereka dalam bentuk waktu
dan tenaga akan mendapat mendapat imbalan
dalam bentuk pengakuan dan penghargaan dari
masyarakat.
Menjadikan posisi penyiar (dan pengelola radio)
bergengsi  aktualisasi diri
Radio harus menarik  menjadikan radio
bergengsi  Branding yang kuat (on air maupun
aktivitas of-air)
Mendapatkan “sesuatu” dari radio.

Tantangan dan agenda ke
depan
Perlu kerjasama dan kolaborasi dengan pemangku
kepentingan: masyarakat, elemen masyarakat sipil
(LSM/NGO, PT/universitas) dan pemerintah.
 Tantangan dan agenda:
1. Pemahaman yang sama tentang penyiaran
komunitas
2. Partisipasi komunitas
3. Kebijakan internal
4. Pengembangan kapasitas
5. Funding
6. Kerjasama dengan pemangku kepentingan
7. Hubungan dengan regulator




Pemahaman yang sama tentang penyiaran
komunitas



Apakah pengelola radio komunitas telah memiliki consensus
atau pemahaman yang sama tentang konsep penyiaran
komunitas serta konsep partisipasi, governance, not-for
proft dalam konteks komunitas



Partisipasi komunitas



Bagaimana pengelola radio komunitas melibatkan
komunitasnya dalam pengelolaan radio, diskusi dan
pengambilan keputusan dlm hal penyusunan konten
program, format, penjadwalan siaran dan produksi
program.



Partisipasi komunitas:
 Interaksi melaui telepon, SMS, komentar.
 Partisipasi dalam penyusunan program 
konsultasi secara regular terkait konten
program, format, jadwal.
 Tujuannya agar program lebih variatif, lebih
banyak kepala yang berperan.
 Keberagaman aspirasi, minat, kebutuhan,
pandangan warga perlu terefeksikan dlm
program radio.
 Mencari dan menemukan keunikan program
(tidak meniru radio swasta atau RRI).

Kebijakan internal


Bagaimana mengembangkan kebijakan editorial atau kode
etik yang dapat melibatkan anggota komunitas dan
menjaga independensi dan integritas radio?



Bagaimana memperkuat system keuangan dan secara
fnancial lebih akuntabel dan transparan terhadap
komunitasnya?

Pengembangan kapasitas


Bagaimana mengidentifkasi kebutuhan pelatihan? Apa
yang perlu dilakukan untuk menjamin kebutuhan itu bisa
terpenuhi?



Bagaimana mengembangkan ketrampilan dan teknik untuk
melibatkan komunitas lebih jauh dalam penentuan
program, produksi program, dan pengelolaan radio?

Kerjasama dengan pemangku kepentingan


Membangun solidaritas dan kolaborasi dengan pemangku
kepentingan?



Menjaga independensi dari tekanan kekuatan politik dan
bisnis dan dengan demikian menjaga integritas dan
kepercayaan komunitas



Kerjasama yang kuat dengan kelompok masyarakat sipil lain

Funding


Panduan tentang layanan dan tarif.



Eksplorasi cara-cara kreatif untuk menambah jumlah
sumber pendanaan



Memperkuat pendekatan iklan dan pemasaran?



Bagaiana mendatangkan pendanaan dan/atau local

Hubungan dengan regulator
 Bagaimana menjalin hubungan dengan regulator?
 Bagaimana bernegosiasi dengan regulator?
 Bagaimana mengajak dan mengundang regulator
untuk mau mengembangkan kapasitas dan
keberlangsungan radio.
 Radio komunitas bisa meyakinkan regulator bahwa
industri penyiaran harus mendukung penyiaran
komunitas sebagai upaya membangun kapasitas
baik melalui kontribusi dalam bentuk pelatihan,
pendampingan, pertukaran program, penggunaan
peralatan transmisi atau dalam bentuk subsidi.

Evaluasi dampak radio




Isu utama terkait keberlanjutan radio komunitas:
menjamin bahwa radio ini memiliki dampak seperti
diharapkan.
Terkait dengan seluruh bidang di radio komunitas:
Apakah seluruh bagian dari komunitas terwakili?
 Apakah program relevan dan merespon kebutuhan
pengembangan komunitas.




Merefeksikan iklim/suasana internal radio:
Apakah semuanya berfungsi seperti yang diharapkan?
 Apakah radio secara fnancial bisa dijamin?
 Apakah struktur organisasi sudah baik dan menjamin ini
semua?


Tiga tingkatan untuk evaluasi dampak radio
 Internal di radio: seperti apa suasana yang ada dan apa
dampaknya bagi organisasi? Seperti apa keterwakilan
komunitas, dan apakah mereka memiliki semacam
keterlibatan komunitas?
 Produksi : program (on air), aktivitas lain (of air), dan
peran pengelola radio dalam komunitas. Apakah semua
berjalan on the track sesuai dengan rencana strategis?
 Apakah perubahan real pada komunitas bisa terjadi
seperti yang diharapkan? Bagaimana perubahan itu
bisa dimungkinkan dan terjadi karena kehadiran radio?

Tentang buku
Kelebihan
 Melengkapi referensi tentang radio komunitas dan kiprah
komunitas “akar rumput” di Indonesia masih relatif jarang.
 Kolaborasi antara akademisi dan praktisi.
 
Kekurangan
 Desain sampul: judul kurang menonjol (kurang eye catching).
 Tulisan editor dan LPPM bisa di luar gambar Merapi
 Layout masih kurang well-designed. Mungkin bisa digunakan
software Indesign atau Pagemaker.
 Editing kurang ketat; banyak ditemui typos.
 Ada informasi yang sama yang berulang atau muncul di
beberapa tulisan, editor perlu lebih cermat.




Terima kasih.
Salam radio!