Penerjemahan Sastra invasi model. pdf

Sugeng Hariyanto
(sugenghari @ gmail.com)

Ponorogo, 2 Sept 2015

Penerjemahan Sastra

A. Penerjemahan (Sastra)
Penerjemahan
• proses menulis ulang makna
atau pesan yang terkandung
di dalam suatu naskah ke
dalam naskah yang ditulis di
dalam bahasa lain.

Penerjemahan sastra
• proses menulis ulang makna
atau pesan yang terkandung
di dalam suatu naskah ke
dalam naskah yang ditulis di
dalam bahasa lain dengan

menghadirkankembali
(mempertahankan)
keindahannya.

Dinamika Penerjemahan
Gambar 1: “Dinamika Penerjemahan



(Newmark, 1988)

“Keb
naran
e- ”

Pembaca BSa

Teks

Budaya BSu


Norma BSa
Budaya BSa

Latar BSu

Latar BSa

Penulis
Bsu
Norma BSu

Bahasa
Sumber (
Bahasa
sasaran (

BSu )
BSa )


Penerjemah

Dinamika Penerjemahan

Gambar1: “Dinamika Penerjemahan”
(Newmark, 1988)

Penulis
Bsu
Norma
BSu
Budaya
BSu

“Kebenaran


Norma BSa
Teks


Latar BSu
Bahasa
Sumber (BSu)
Bahasa
sasaran (BSa)

Pembaca BSa

Budaya BSa

Latar BSa
Penerjemah

Mingkar mingkuring angkara,
Akarana karenan mardi siwi,
Sinawung resmining kidung,
Sinuba sinukarta,
Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung
Kang tumrap neng tanah Jawa,
Agama ageming aji.


Teori polisistem

• Adakah jenis seperti itu di
dalam bahasa Indonesia?
• Apakah bentuk aslinya
begitu unik?
• Bisakah budaya bahasa
sasaran begitu menghargai
bentuk sastra asalnya?
Jika jawaban untuk nomor 1
dan 3 adalah “tidak”, maka
bentuk sastra asal akan
disesuaikan dengan bentuk
sastra sasaran.

Menjembatani ruang dan waktu
Terjemahan sastra bisa menjembatani:
-Ruang
-Waktu

-Ruang dan waktu

Tiga syarat penerjemah sastra
• Kepekaan tinggi terhadap keindahan sastra
• Memahami bahasa sumber hampir sempurna
– Sistem tulisan
– Pemahaman makna
– Penafsiran pesan

• Menguasai bahasa sasaran dengan sempurna
– Sistem tulisan
– Memindahkan makna
– Menyampaikan pesan (keterampilan menulis sastra)

Jenis sastra:
•prosa fiksi
•Drama
•Puisi

B. Penerjemahan Prosa Fiksi


Prosa Fiksi
Panjang dan penyajiannya
• Novel
• Cerpen
• Cerbung

isinya
• Romans
• Horor
• Humor
• Dll.

Unsur prosa fiksi (Luxemburg: 1984)
Unsur dalam fiksi sumber
• tokoh,
• alur,
• latar,
• judul,
• sudut pandang,

• Gaya,
• nada

Unsur dalam fiksi sasaran








tokoh,
alur,
latar,
judul,
sudut pandang,
Gaya,
nada


Apakah semuanya harus sama?

tokoh
pelaku

• Nama
• Karakteristik
– Bahasa
– Psikologis
– Fisik
– Dll.
Mana yang paling sulit
diterjemahkan?

alur
rangkaian
peristiwa yang
disusun
berdasarkan
hubungan

kronologis,
kausalitas, atau
hubungan logis
lainnya

• runtut
• flashback

Mana yang paling sulit
diterjemahkan?

latar
Tempat
terjadinya cerita

• tempat,
• waktu,
• sosial.
Mana yang paling sulit
diterjemahkan?


(Ini tidak boleh dikacaukan dengan latar
penulisan teks seperti di dalam gambar 1 di
depan.)

judul
Warta singkat
apa yang bisa
diharapkan dari
cerita itu






tokoh,
latar,
tema,
kombinasi

Mana yang paling sulit
diterjemahkan?

Sudut pandang
arah pengisahan
cerita
(siapa yang
bercerita)

• sudut pandang orang pertama
(sudut pandang akuan)
– (a) sudut pandang akuan sertaan
– (b) sudut pandang akuan
taksertaan

• orang ketiga (sudut pandang
diaan).
• Sementara sudut pandang diaan
– (a) sudut pandang diaan maha
tahu
– (b) sudut pandang diaan terbatas

Mana yang paling sulit
diterjemahkan?

gaya
bagaimana
penulis
mengungkapkan
ide, emosi, atau
isi hatinya.

• pilihan kata,
• imajeri (citraan),
• pola kalimat.

Mana yang paling sulit
diterjemahkan?
Kesulitan utama penerjemahan prosa fiksi ada di
sini, di semua unsur ini.

nada
cara
pengekspresian
sikap pengarang
terhadap ide
atau pembaca






santun,
sinis
Serius
humor

Mana yang paling sulit
diterjemahkan?
Nada dihasilkan oleh kombinasi unsur gaya, jadi
terikat erat dengan gaya.

tema
Ide dasar yang
ingin
disampaikan
lewat cerita

Baca dan analisis unsurnya

Baca dan analisis unsurnya

Baca cerita 2 dan analisis serta
bandingkan hasilnya dengan cerita 1

Cara menerjemahkan prosa fiksi
(1)
Menurut Belloc, seperti yang dikutip oleh Basnett-McGuire (1980: 116):
• Penerjemahan tidak boleh dilakukan kata per kata atau kalimat per
kalimat saja, tetapi dia harus selalu mempertimbangkan keseluruhan
karya. Jadi, naskah BSu harus dianggap naskah aslinya sebagai satu
kesatuan unit yang integral, meskipun saat menerjemahkannya mungkin
mengerjakannya kalimat per kalimat.
• Idiom harus dialihkan menjadi idiom pula, tidak diterjemahkan menjadi
ungkapan biasa. Sebagai contoh, “cebol nggayuh lintang” di dalam cerpen
“Impen Kang Mranggas” harus diupayakan dicarikan padanan idiomnya di
dalam bahasa Indonesia tidak cerpen itu diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia. Padanannya adalah “pungguk merindukan bulan”. Apabila
tidak ada padanannya, barulah diterjemahkan menjadi ungkapan biasa.
• Penerjemahan sastra harus mengalihkan muatan emosi atau perasaan
yang dikandung oleh ekspresi tertentu ke dalam bahasa sasaran.

Cara menerjemahkan prosa fiksi
(2)


Kata-kata atau struktur yang sepintas sama di bahasa sasaran dan bahasa sumber
belum tentu memiliki makna yang sama.
– kata “kadang” dalam bahasa Jawa tidak sama dengan “kadang” dalam bahasa Indonesia., atau
“gojeg” seperti dalam potongan cerpen kedua di atas dan “go-jek” atau “ojek” dalam bahasa
Indonesia. Kata “gandheng" di dalam potongan cerpen pertama juga tidak sama dengan kata
“gandeng” dalam bahasa Indonesia.



Kalimat dan ungkapan bisa diubah, yang penting makna dan keindahannya sama
karena menurut Belloc inti penerjemahan prosa fiksi adalah membangkitkan "jiwa
asing" (isi cerita) di dalam raga "raga pribumi" (bahasa sasaran).
– Coba terjemahkan kalimat dari potongan cerpen pertama ini ke dalam bahasa Indonesia.



“Kemayu kaya ayu-ayua dhewe sajagad, tur yen prentah uwong sadeg sak nyet
kaya prentah menyang bature wae”.
Pengubahan kalimat seperti pada nomor lima tidak boleh menambah hiasan yang
bisa membuat cerita dalam BSa itu lebih indah atau mengurangi keindahan
sehingga cerita hasil terjemahan menjadi lebih buruk. Tugas penerjemah adalah
menghidupkan "jiwa asing" itu, bukan mempercantiknya, apalagi
memperburuknya, demikian menurut Suryawinata dan Hariyanto (2003).

Latihan: coba terjemahkan salah satu
potongan cerpen di atas
• Ingat hasil analisis unsur
• Tentukan mana yang penting untuk dialihkan,
mana yang boleh tidak dialihkan
• Mulai terjemahkan kalimat per kalimat,
jangan lupa mempertimbangkan makna dan
pesan yang ingin disampaikan di dalam
paragraf atau seluruh cerita.

Menerjemahkan puisi
Apakah puisi?
• puisi/pu·i·si/ n 1 ragam sastra yg bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta
penyusunan larik dan bait; 2 gubahan dl bahasa yg bentuknya dipilih dan ditata
secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan
membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna
khusus; 3 sajak;
• -- bebas puisi yg tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah
larik dl setiap bait, jumlah suku kata dl setiap larik;
-- berpola puisi yg mencakupi jenis sajak yg susunan lariknya berupa bentuk
geometris, spt belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru,
ataupun bentuk lain;
-- dramatik Sas puisi yg memiliki persyaratan dramatik yg menekankan tikaian
emosional atau situasi yg tegang;
-- lama puisi yg belum dipengaruhi oleh puisi Barat, spt pantun, gurindam, syair,
mantra, dan bidal;
-- mbeling sajak ringan yg tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan
tegang; sajak main-main;
• (Menurut KBBI)

Masalah dalam penerjemahan karya
sastra (Suryawinata, 1982)
• linguistik,
• sastrawi dan estetik (keindahan),
• sosial-budaya.

Masalah linguistik
• sanding kata (kolokasi)
• struktur sintaktik non-standar

Masalah linguistik (1)
sanding kata (kolokasi)
• kolokasi sintagmatik atau horizontal
– make a speech (bukan say a speech), run a meeting (bukan do a
meeting), dll.

• Kolokasi pragmatik (vertikal)
– Kata dalam medan makna yang sama atau bertentangan secara
semantik. Msl. Land, sea, air sama persis dengan tanah, laut,
udara.
– Gunakan padanannya di dalam TL jika ada, tetapi hati-hati,
barang kali ada beda makna
– I find you in every woods and gardens.

Masalah linguistik (2)
struktur sintaktik non-standar
• mungkin sengaja ditulis
• harus diupayakan dijaga di BSa.
Langkah pertama adalah mencari struktur ‘dalam’
yang sebenarnya. Menurut Newmark (1981: 116),
prosedur yang membantu adalah mencari subjek logis
terlebih dahulu, kemudian kata kerjanya. Jika kedua hal
ini ditemukan, yang lain akan muncul sendiri.

2. Masalah keindahan sastrawi
• Struktur puisi
• Ungkapan metaforis

Masalah keindahan sastrawi (1)
Struktur puisi
• Ini adalah bangunan puisi secara keseluruhan,
termasuk hubungan antar baris, penggunaan
gaya tertentu, dll., bahkan topografinya.



(1) Dusk. Above the water hang the loud files. Here. O so gray then. What? A
pale signal will appear. When? Soon before its shadow fades. Where? Here in
this pool of opened eye. In us. No. Upon us. As at the very edges of where we
take shape in the dark air, this object bares its image awakening ripples of
recognition that will brush darkness up into light




Berikut adalah terjemahannya oleh Effendi Kadarisman
(2) Senja. Di atas air mengambang karang kenangan. Di sini. O begitu kelabu saat
itu. Apa?
Sebuah tanda putih-pasi akan mengada. Kapan? Segera sebelum lenyap bayangbayangnya. Di mana? Di sini, di kolam cendera mata. Di dalam diri kita. Tidak. Di
atas kita. Ketika di ujung paling-sana kita menjati-diri pada rembang cuaca, wujud
ini muncul seakan citra bangun-terbuka riak kenal-sua yang akan mengusir gelap
ke dalam cahaya



JADILAH …
(Sugeng Hariyanto)

Mingkar mingkuring angkara,
Akarana karenan mardi siwi,
Sinawung resmining kidung,
Sinuba sinukarta,
Mrih kretarta pakartining ngelmu
luhung
Kang tumrap neng tanah Jawa,
Agama ageming aji.

Jika tidak bisa menjadi bunga di pucuk dan biji
Jadilah tangkai yang menopangnya
Jika tidak bisa menjadi tangkai
Jadilah dahan tempatnya bergayut
Jika tidak bisa menjadi dahan,
Jadilah pohon tempatnya tumbuh
Jika tak bisa jadi pohon,
Jadilah pokok, yang menguatkannya melawan
badai
Jika tidak bisa jadi pokok,
Jadilah akar yang mencari sari pati
yang tanpamu tak akan ada pokok, pohon, dahan,
tangkai, dan bunga serta biji
Apa pun itu, jadilah dirimu yang terbaik

Ungkapan metaforis
• Ungkapan metaforis
• Ungkapan metaforis adalah segala ungkapan yang
menggambarkan gambaran visual, suara, sentuhan, dan
pengecap (rasa). => termasuk metafora dan simile, serta
semua majas.
– Impen kang mranggas
– Mak breg

Dua jenis metafora tradisional
(Suryawinata dan Hariyanto, 2003)
Metafora universal

Metafore terkait budaya

-mempunyai medan semantik
yang sama bagi sebagian
besar budaya .

memakai lambang yang
maknanya khas untuk suatu
budaya saja

-"Engkaulah matahariku"
-"You are my sun".
-“Sliramu srengengeku”
Bagaimana dengan “aku iki
ora arep nguyahi segara”.
Apakah ini universal atau
terkait budaya?

“aku pancen cebol nggayuh
lintang”

Beberapa prosedur penerjemahan metafora,
Newmark (1981: 88-91)
menciptakan ulang citra (imaji) yang dalam BSa
• ray of hope, diterjemahkan menjadi sinar harap.

mengganti imaji BSu dengan imaji standar BSa.


'my life hangs on a thread', dapat diterjemahkan menjadi 'hidupku di ujung
tanduk'.

menerjemahkan metafora dengan simile, dengan
memakai imaji yang sama.
Peribahasa 'my life hangs on a thread', dengan prosedur ini,
dapat diterjemahkan menjadi 'hidupku bagai tergantung
pada sehelai benang'.
• Selain prosedur di atas, prosedur penerjemahan metafora
tidak cocok untuk penerjemahan puisi karena hasilnya akan
prosais.

3. Bunyi
• Bunyi adalah segala sesuatu yang terkait dengan
pemanfaatan bunyi, termasuk rima, irama, asonansi,
onomatopoeia, dll.
• Penerjemah sebaiknya mempertahankan ini semua jika bisa.
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama.
•Rima (persajakan): bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata
dalam larik dan bait atau persamaam bunyi dalam puisi.
•irama (ritme): pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut
ucapan bunyi.
Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan
bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait),
tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat
konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata.

Bisakah kita mempertahankannya?
Ragam rima
• Rima sempurna,
• Rima tak sempurna,
• Rima mutlak,
• Rima terbuka,
• Rima tertutup,
• Rima aliterasi,
• Rima asonansi,

Ragam bunyi
• Cacophony: ketertekanan,
keterasingan, kesedihan,
syahdu, suram, haru, pilu,
dsb.
– memakai konsonan /b/, /p/,
/m/, /k/, /h/, /p/, /t/, /s/, /r/,
/ng/, /ny/

• Euphony: keriangan,
semangat, gerak, vitalitas
hidup, kegembiraan,
keberanian dan sebagainya
– Msl. Pemakaian vokal

• Anamatope: tiruan bunyi alam
atau makluk hidup

Pemanfaatan bunyi
Bait asli (Rendra)
Ya Allah Yang Maha Rahman,
Hambamu menuliskan doa ini di
kala hujan, di malam hari.
Rumpun bambu bergoyanggoyang dalam kegelapan,
tampias hujan menerpa kaca
jendela, kesuburan dan
kesejukan melimpah di atas
tanah. Ya Allah, keagungan alam
purba yang penuh rahasia
terungkap di depan mataku.
Allah Maha Agung, Allah Maha
Indah.

Bait terjemahan (Harry Avelling)
Oh God Most Gracious
As I write this poem, the rain is
falling and the night is all around
me. Bamboo bushes shake in the
darkness, and large rain drops
rush at my window, bringing new
life and coolness to the earth. Oh
Allah, I see the greatness of the
primordial world and all of its
secrets spread out before me.
How great You are. How beautiful
You are.

Permainan bunyi
• Ini tejemahan versi Effendi Kadarisman
• Puisi asli
• ‘Twas brillig and the slithy toves
Did gyre and gymble in the wabe:
All mimsy were the borogoves
And the mome raths outgrabe.
• terjemahan
• Briga saatnya dan walutaba salinda
Menggiras dan menggulas dalam wabas
Sungguh minca puara baragoba
Dan reta-reta yang mumba menggerabas



4.a Dalam tubuhmu kucari kepastian


tapi yang tertinggal hanya kenangan

Bisikan-bisikan segera fana

Tak sedikit pun tercatat, meski hanya kata-kata

(Rosidi, 1993: 200)

• Mohon terjemahkan


3. Masalah sosial-budaya
• Masalah social- budaya ada di dalam frasa, kalusa, atau
kalimat yang mengandung kata- kata terkait empat kategori
budaya, yaitu: ide, perilaku, produk, dan ekologi (Said, 1994:
39).







Shall I compare thee with a summer's day?
Thou are more lovely and more temperate
Rough winds do shake the darling buds of May,
And summer's lease hath all too short a date;

Contoh ungkapan khas penyair dan terkait budaya
Shall I compare thee with a summer's day?
Thou are more lovely and more temperate
Rough winds do shake the darling buds of may,
And summer's lease hath all too short a date:

Kudu dak bandhingake sliramu karo mangsa ketiga iki?
Ora, sliramu luwih endah lan nengsemake
Angin kasar nggoyang kuncup kusuma ing wulan mei
Lan ora suwe maneh mangsa ketiga iki mesthi lungane
Kudu dak bandhingake sliramu karo mangsa panas iki?
Ora, sliramu luwih endah lan nengsemake
Angin kasar nggoyang kuncup kusuma ing wulan mei
Lan ora suwe maneh mangsa iki mesthi lungane
Kudu dak bandhingake sliramu karo mangsa nyenengake iki?
Ora, sliramu luwih endah lan nengsemake
Angin kasar nggoyang kuncup kusuma ing wulan mei
Lan ora suwe maneh mangsa iki kudu lungane

Langkah-langkah menerjemahkan puisi
• pada umumnya ada dua tahap utama: membaca dan
menuliskan ulang.
• Dalam tahap membaca penerjemah membaca puisi
aslinya untuk mendapatkan makna, pesan, dan
keindahannya. Oleh karena itu pengetahuan dan
kepekaan penerjemah terhadap keindahan sastra
penting adanya.
• Di dalam tahap penulisan ulang penerjemah
mencipta ulang puisi itu di dalam bahasa sasaran.

Langkah sederhana menerjemahkan puisi
yang bisa dicoba:
1. terjemahkan larik demi larik dengan
terjemahan harfiah
2. baca dan revisi terjemahan langkah 1 untuk
meningkatkan akurasi makna dan
keindahannya.
3. baca dan revisi terjemahan hasil langkah 2
untuk meningkatkan akurasi makna dan
keindahannya; demikian dan seterusnya
hingga Anda puas.

Latihan
Atmaja Bekti
Lumingsiring surya padhang gya gumanti ratri
Suket genjah apepadhane wus nyawiji
Winadhahan karung nuli katali
Mak glogok banyu gendul tan sisa semili
Kringet ing rai dakusapi
Semut lemut dakcableki
Perih getih kena eri
Ora dadi nelangsaning ati
Kabeh wis dadi garising Gusti
Sigra pit unta dak ontheli
Kriyek-kriyek nggegirisi
Mbok menawa kurang oli
Hawa anyes saturuting margi
Agawe gumregahing ati
Kareben tekan omah kidul kali
Papan bapa biyung mami
Uga cempe siji
Kang dakritke iki

Bapa biyung...
Bung iki kang bisa daklakoni
Minangka atmaja aku bekti
Sekolah temen wus daklakoni
Penyuwunku mung siji
Pandongamu rina wengi
Muga besuk aku kasil dadi
Prajurit nagara kang sejati
Kang tansah dakimpi-impi.

Bisa juga dari buku
Tembang Kapang

Daftar Pustaka
• Bassnett-McGuire. 1980. Translation Studies. New York:
Mathuen & Co. Ltd.
• Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal, Willem G Westseijn.
1984. Pengantar Ilmu Sastra (diterjemahkan oleh Dick
Hartoko). Jakarta:Gramedia.
• McGuire, Susan Basnett. 1980. Translation Studies.
London: Methuen & Co. Ltd.
• Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. Oxford:
Pergamon Press.
• Nida, Eugene A., and Taber, Charles R.. 1982. The Theory
and Practice of Translation. Leiden: E.J. Brill.
• Savory, Theodore. 1969. The Art of Translation. London:
Jonathan Cape Ltd.
• Suryawinata, Zuchridin dan Sugeng Hariyanto. 2003.
Translation: Bahasa Teori dan Penuntun Praktis
Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius