3 2 2014 PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KE

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

Berikut ini adalah versi HTML dari file http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-1102-2011-pembukaan_rahasia_bank_untuk.pdf.
G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.

Page 1

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN
PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT
PERUNDANG-UNDANGAN
YANG BERLAKU DI INONESIA
Agung Wibisono dan Chamelia Gunawan

Kementerian Keuangan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal RI
Agung.wibisono18@gmail.com; chamelia.gunawan@gmail.com

Abstract
The regulation of bank secrecy has two functions that oppose each other. On
one side, it supports the efforts to protect public interest, that is, the bank

customer. On the other side, bank secrecy may become a barrier to the tax
audit process conducted by the Directorate General of Taxation. One of
the duties and functions of the Directorate General of Taxation is to obtain
data and information from tax payers, who also become saving customers in
banks. The Directorate General of Taxation has difficulty obtaining accurate
information under the current system. Thus, the system enables the tax payer
to conceal his wealth and become impervious to the tax audit process. This
condition is contrary to the fact that Indonesia needs taxes to develop the
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_ba… 1/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

welfare of people in Indonesia.
Key Words: Bank Secrecy, Tax Audit, Bank Secrecy Disclousure
A.

Pendahuluan
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang eksistensinya tergantung


mutlak pada kepercayaan dari para nasabahnya yang mempercayakan dana
simpanan mereka pada bank. Oleh karena itu bank sangat berkepentingan agar
kadar kepercayaan masyarakat, yang telah maupun yang akan menyimpan
dananya, terpelihara dengan baik dalam tingkat yang tinggi. Mengingat bahwa
bank adalah bagian dari sistem keuangan dan system pembayaran dimana
masyarakat luas berkepentingan atas kesehatan dari sistem-sistem tersebut,
89

Page 2
Agung Wibisono dan Chamelia Gunawan: Pembukaan Rahasia Bank Untuk Kepentingan ...

maka terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada perbankan adalah juga
untuk kepentingan masyarakat banyak.1
Salah satu faktor untuk dapat memelihara dan meningkatkan kadar
kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank pada khususnya dan perbankan
pada umumnya ialah kepatuhan bank terhadap kewajiban rahasia bank.
Bank harus dapat dipercaya oleh nasabah yang menyimpan dananya pada
bank tersebut untuk tidak mengungkapkan simpanan nasabah identitas
nasabah tersebut kepada pihak lain. Rahasia bank akan dapat lebih dipegang

teguh oleh bank apabila ditetapkan bukan sekedar hanya sebagai kewajiban
kontraktual di antara bank dan nasabah, tetapi ditetapkan sebagai kewajiban
pidana. Jika hanya ditetapkan sebagai kewajiban kontraktual belaka, maka
kewajiban bank itu menjadi kurang kokoh karena kewajiban kontraktual
lebih mudah untuk disimpangi. Untuk itu, undang-undang yang mengatur
mengenai rahasia bank harus tidak memungkinkan kewajiban rahasia bank
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_ba… 2/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

secara mudah dapat dikesampingkan dengan dalih karena kepentingan umum
menghendaki demikian.2
Di lain sisi, kerahasiaan bank tersebut dapat berpengaruh kontradiktif
terhadap pemeriksaan data dari nasabah untuk kepentingan tertentu, misalnya
untuk pemeriksaan pajak yang dilakukan demi kepentingan negara, bangsa
dan masyarakat umum. Perspektif kerahasiaan bank yang berlawanan
tersebutlah yang terkadang menghambat Direktorat Jenderal Pajak dalam
pemeriksaan pajak.

Pengaturan tentang kewenangan yang terkait dengan pemeriksaan
data wajib pajak pada bank diatur pada Pasal 35 Undang-Undang No 6 tahun
1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan sebagaimana diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 (“UU KUP”). Akan tetapi
pada kenyataannya Direktorat Jenderal Pajak memiliki keterbatasan untuk
1 Lihat Sutan Remy Sjahdeini, Kerahasiaan Bank; Berbagai Masalah di Sekitarnya,
Makalah ini disajikan sebagai bahan diskusi mengenai legal isues seputar Pengaturan
Rahasia Bank bertempat di Bank Indonesia, Jl. MH Thamrin No. 2, Jakarta. Senin 13
Juni 2005
2 Dennis Campbell (General Ed.). International Bank Secrecy, (London: Sweet & Maxwell,
1992), hal. 663

90

Page 3
Law Review Volume XI No. 2 - November 2011

mendapatkan perbandingan untuk menguji kebenaran dari dokumen, buku
dan/atau catatan wajib pajak. Dirketorat Jenderal Pajak sangat tergantung
hanya pada dokumen yang diberikan oleh wajib pajak. Sebenarnya, hal ini

dapat diatasi dengan adanya kerjasama yang baik antara Direktorat Jenderal
Pajak dengan dunia perbankan, mengingat hampir seluruh wajib pajak
memiliki rekening di bank baik dalam bentuk rekening koran, tabungan
dan bentuk lainnya. Namun dunia perbankan dibatasi adanya kerahasian
bank yang diatur dalam undang-undang perbankan untuk menyerahkan data
yang dibutuhkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka pelaksanaan
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_ba… 3/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

pemeriksaan pajak.
Terdapat suatu contoh yang menarik pada kasus pembukaan
kerahasiaan bank di luar negeri, yaitu pembukaan kerahasiaan bank di luar
negeri adalah penyerahan data 4.450 nasabah bank UBS Swiss kepada pihak
otoritas pajak Amerika Serikat (Internal Revenue Service).3 Contoh kasus ini
menarik karena melibatkan institusi perbankan dan otoritas pajak dari Negara
yang berbeda, dimana ketika Otoritas Pajak Indonesia saja masih kesulitan
untuk mengakses institusi perbankan dalam negeri, sementara itu otoritas

pajak Amerika Serikat telah dapat menembus institusi perbankan Swiss
yang terkenal sebagai “dewa”nya kerahasiaan bank. Pada bulan Juni 2007
Bank UBS Swiss memberikan data 250 penabung rahasia mereka kepada
IRS. Selain itu mereka membayar denda US$ 780juta kepada pemerintah
Amerika untuk menghindari tuntutan pengadilan. Pihak bank mengakui
telah membantu nasabah mereka di Amerika tidak membayar pajak selama
tahun 2000 sampai dengan 2007. Pada 19 Agustus 2009 Bank UBS sepakat
membuka lagi data nasabah mereka sebanyak 4.450 nasabah yang memiliki
asset senilai US$ 18miliar. Akan tetapi dengan syarat disetujui oleh Parlemen
Swiss. Pada bulan Juni 2010 parlemen Swiss menyetujui hal tersebut.4
Untuk itu amatlah menarik untuk membahas pembukaan kerahasiaan
bank di Indonesia untuk kepentingan pemeriksaan perpajakan.

3 Tempo, Bank Swiss Tak Suci Lagi, Majalah Tempo Edisi 28 Juni-4 Juli 2010, hal. 135
4 Ibid.

91

Page 4
Agung Wibisono dan Chamelia Gunawan: Pembukaan Rahasia Bank Untuk Kepentingan ...


B.

Analisis Yuridis Terhadap Pembukaan Rahasia Bank Untuk
Kepentingan Pemeriksaan Perpajakan

1.

Definisi Rahasia Bank
Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_ba… 4/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

keterangan mengenai nasabah penyimpanan dan simpanannya.5 Pengertian
rahasia bank berdasarkan Pasal 1 angka 28 Undang-Undang Nomor 7 tahun
1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 10 tahun 1998 (“UU Perbankan”) ini memberikan rumusan bahwa
hal-hal yang wajib disimpan oleh bank adalah rahasia dari nasabah penyimpan
(penabung) dan tidak lagi termasuk pinjaman (kredit) dari nasabah.6 Namun
percantuman perkataan “segala sesuatu” masih menunjukan keluasan rahasia
dari nasabah penyimpan yang wajib dijaga (disimpan) oleh bank.Rahasia
bank di Indonesia mempunyai pengecualian, sehingga terdapat kemungkinan
untuk dapat membuka rahasia bank.
Rahasia bank dari nasabah penyimpan dapat diterobos apabila
menyangkut kepentingan, sebagai berikut :7
a) Perpajakan,
b) Penyelesaian piutang negara,
c) Peradilan pidana,
d) Perkara perdata,
e) Tukar menukar informasi antara bank, dan
f) Permintaan tertulis nasabah penyimpan.
g) Ahli waris yang sah dari nasabah penyimpan dalam hal nasabah
penyimpan telah meninggal dunia (Pasal 44A ayat (2) UU Perbankan)
2.

Pembukaan Rahasia Bank untuk Kepentingan Pemeriksaan


Perpajakan
Pembukaan rahasia bank untuk kepentingan pemeriksaaan perpajakan
telah diatur dalam sistem hukum Indonesia, antara lain pada UU Perbankan,
5 Pasal 1 angka 28 Undang-Undang Perbankan.
6 Rahasia Bank Dalam Kaitannya Dengan Kejahatan Perbankan, http://bhocet85.
wordpress.com/2009/04/01/rahasia-bank-dalam-kaitannya-dengan-kejahatanperbankan/, diakses pada tanggal 2 Mei 2011.
7 Pengecualian Terhadap Rahasia Bank dari Nasabah Penyimpan, http://www.citraniaga.
com/index.php?option=com_content&view=article&id=91:pengecualian-rahasiabank&catid=54:tanya-jawan-perbankan&Itemid=41 diakses pada tanggal 3 Mei 2011.

92

Page 5
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_ba… 5/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

Law Review Volume XI No. 2 - November 2011


UU KUP, Peraturan Menteri Keuangan No. 201/PMK.03/2007 Tentang Tata
Cara Permintaan Keterangan atau Bukti dari Pihak-Pihak yang Terikat
oleh Kewajiban Merahasiakan ( Selanjutnya disebut “PMK No. 201 Tahun
2007”), dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/ 19 /PBI/2000 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin tertulis Membuka
Rahasia Bank (selanjutnya disebut PBI No. 2/19/PBI/2000).
a. Pembukaan Rahasia Menurut UU Perbankan
Pembukaan rahasia bank untuk kepentingan perpajakan diatur dalam
ketentuan pasal 41 ayat 1 UU Perbankan yang menentukan bahwa:
“Untuk kepentingan perpajakan, Pimpinan Bank Indonesia atas
permintaan Menteri Keuangan berwenang untuk mengeluarkan
perintah tertulis kepada bank agar memberikan keterangan dan
memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai keadaan
keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada pejabat pajak.”
Untuk pembukaan atau pengungkapan rahasia bank, Pasal 41 ayat (1) UU
Perbankan menetapkan unsur-unsur yang wajib dipenuhi, sebagai berikut:8
i. Pembukaan rahasia bank untuk kepentingan perpajakan.
ii. Pembukaan rahasia bank itu atas permintaan tertulis Menteri Keuangan.
iii. Pembukaan Rahasia Bank itu atas perintah tertulis Pimpinan Bank

Indonesia.
iv. Pembukaan Rahasia Bank ini dilakukan oleh Bank dengan memberikan
keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat
mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan yang namanya
disebutkan dalam permintaan tertulis Menteri Keuangan.
v. Keterangan dengan bukti-bukti tertulis mengenai keadaan keuangan
Nasabah Penyimpan tersebut diberikan kepada pejabat pajak yang
namanya disebutkan dalam perintah tertulis Pimpinan Bank Indonesia.
Pengecualian untuk kepentingan perpajakan bagi kerahasiaan bank yang
diatur dalam Pasal 41 ayat 1 UU Perbankan tersebut merupakan paksaan
hukum demi kepentingan umum, yaitu kepentingan negara serta kepentingan
masyarakat
8 Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan
Pembiayaan, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000), hal. 79
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_ba… 6/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

93

Page 6
Agung Wibisono dan Chamelia Gunawan: Pembukaan Rahasia Bank Untuk Kepentingan ...

b. Pembukaan Rahasia Bank Menurut UU KUP
Seperti yang telah dijabarkan di atas, pengaturan tentang kewenangan
yang terkait dengan pemeriksaan data wajib pajak di bank diatur pada Pasal
35 UU KUP. Adapun isi dari Pasal 35 UU KUP tersebut adalah :
“(1) Apabila dalam menjalankan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan diperlukan keterangan atau bukti dari bank,
akuntan publik, notaris, konsultan pajak, kantor administrasi, dan/atau
pihak ketiga lainnya, yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak
yang dilakukan pemeriksaan pajak, penagihan pajak, atau penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan, atas permintaan tertulis dari
Direktur Jenderal Pajak, pihak-pihak tersebut wajib memberikan
keterangan atau bukti yang diminta.
(2) Dalam hal pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terikat oleh kewajiban merahasiakan, untuk keperluan pemeriksaan,
penagihan pajak, atau penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan,
kewajiban merahasiakan tersebut ditiadakan, kecuali untuk bank,
kewajiban merahasiakan ditiadakan atas permintaan tertulis dari
Menteri Keuangan.
(3)
Tata cara permintaan keterangan atau bukti dari pihak-pihak
yang terikat oleh kewajiban merahasiakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.”
UU KUP pada dasarnya memberikan kesempatan kepada Direktorat
Jenderal Pajak untuk melakukan pemeriksaan data wajib pajak yang terdapat
pada bank terkait untuk pemeriksaan pajak. Akan tetapi pada kenyataannya,
Direktorat Jenderal Pajak terkadang mengalami hambatan dalam melakukan
pemeriksaan data wajib pajak yang terdapat pada bank.

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_ba… 7/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

c. Tata Cara Permintaan Dokumen Menurut PMK No. 201 Tahun 2007
Pengaturan hukum terhadap tata cara proses permintaan dokumen,
bukti-bukti, atau keterangan dari Pihak Ketiga yang terikat dengan kewajiban
untuk merahasiakan diatur lebih jelas pada PMK No. 201 Tahun 2007.
Ketentuan ini mengatur bahwa proses permintaan data atau keterangan yang
94

Page 7
Law Review Volume XI No. 2 - November 2011

pada bank ini harus berdasarkan pada permintaan dari Menteri Keuangan
kepada Gubernur Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam UU Perbankan.
Permintaan tertulis dari Menteri Keuangan tersebut harus terdapat hal-hal
sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat 1 PMK No. 201 Tahun 2007, sebagai
berikut :
i. identitas Wajib Pajak.
ii. keterangan dan/atau bukti yang diminta, dan
iii. maksud dilakukannya permintaan keterangan dan/atau bukti.
Adapun bank wajib untuk memberikan data, bukti-bukti, atau
informasi yang diminta terkait dengan wajib pajak yang diperiksa, setelah
Pemeriksa Pajak yang dilengkapi permintaan tertulis dari Menteri Keuangan
tersebut meminta dokumen-dokumen, bukti-bukti, dan keterangan-keterangan
yang dibutuhkan kepada bank. Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 PMK No. 201
Tahun 2007, pihak bank wajib memberikan dokumen-dokumen, buktibukti, atau keterangan yang diminta paling lambat 7 hari sejak diterimanya
surat permintaan keterangan atau bukti atau surat izin dari pihak yang
berwenang. Penolakan untuk pemberian data-data, dokumen, atau bukti-bukti
yang bersifat rahasia tersebut dapat berakibat pelanggaran hukum di bidang
pidana. Hal ini sebagaimana diatur pada Pasal 2 ayat 4 PMK No. 201 Tahun
2007 jo. Pasal 41 A UU KUP, yaitu:
(4)

“Pasal 2
Apabila permintaan dalam surat peringatan tidak juga

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_ba… 8/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

dipenuhi, pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat
(2) dapat dipidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41A
Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.
Pasal 41A
Setiap orang yang wajib memberikan keterangan atau bukti yang
diminta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 tetapi dengan sengaja
tidak memberikan keterangan atau bukti, atau memberi keterangan
atau bukti yang tidak benar dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 25.000.000,- (dua
puluh lima juta rupiah). “
95

Page 8
Agung Wibisono dan Chamelia Gunawan: Pembukaan Rahasia Bank Untuk Kepentingan ...

d. Penerobosan Rahasia Bank Menurut PBI No. 2/19/PBI/2000
Ketentuan tentang pengecualian terhadap rahasia terkait pemeriksaan
pajak tersebut dijabarkan dalam peraturan pelaksanannya yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia, yaitu PBI Nomor 2/19/PBI/2000. PBI Nomor 2/19/
PBI/2000 mengatur bahwa penerobosan rahasia bank demi kepentingan
perpajakan terlebih dahulu harus diperoleh izin atau perintah tertulis untuk
membuka rahasia bank dari Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan tertulis
dari Menteri Keuangan. Permintaan penerobosan rahasia bank tersebut harus
disertai tanda tangan dengan membubuhkan tanda tangan basah dari Menteri
Keuangan. Pimpinan Bank Indonesia mengeluarkan perintah tersebut kepada
bank agar memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis
serta surat-surat mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu
kepada pejabat pajak.
Terdapat 5 hal yang harus tercantum didalam permohonan tertulis
kepada bank untuk dapat dilakukan penerobosan rahasia bank, yaitu:9
i. Nama pejabat pajak;
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_ba… 9/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

ii. Nama nasabah penyimpan, wajib pajak yang dikehendaki keterangannya;
iii. Nama kantor bank tempat nasabah mempunyai simpanan;
iv. Keterangan yang diminta;
v. Alasan diperlukannya keterangan.
Hal-hal yang harus dicantumkan dalam permohonan tertulis tersebut lebih
lengkap dalam pengaturan PBI No. 2/19/PBI/2000 dibandingkan hal-hal
yang harus dicantumkan sebagaimana diatur dalam PMK No. 201 Tahun
2007. Adanya hal-hal yang harus dicantumkan yang lengkap tentunya dapat
menjadi optimalkan pertimbangan dari Gubernur Bank Indonesia yang lebih
efektif, sehingga perintah atau izin dari Bank Indonesia tersebut tidak dapat
disalahgunakan
Kemudian, Gubernur Bank Indonesia wajib menjawab atau memberi
tanggapan terhadap permohonan tertulis dari Menteri Keuangan untuk
pembukaan rahasia bank terkait dengan pemeriksaan pajak selambatlambatnya dalam jangka waktu 14 hari setelah surat permintaan diterima
9

Ibid.

96

Page 9
Law Review Volume XI No. 2 - November 2011

secara lengkap oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia sebagaimana diatur
pada Pasal 10 ayat 1 PBI No. 2/19/PBI/2000.
Penolakan Permohonan
Tanggapan atau jawaban dari Gubernur Bank Indonesia dari
permohonan Menteri Keuangan tersebut tidak selalu ditanggapi dengan positif,
karena Gubernur Bank Indonesia dapat menolak pemberian permohonan dari
Menteri Keuangan untuk pemberian perintah atau izin tertulis untuk membuka
rahasia bank untuk kepentingan perpajakan sebagaimana diatur Pasal 10 ayat
3 PBI No. 2/19/PBI/2000. Pemberian dari Perintah atau izin tertulis untuk
membuka rahasia bank tersebut tidak hanya dapat dilakukan Gubernur Bank
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_b… 10/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

Indonesia,
akan tetapi
berdasarkan
11Gubernur
ayat 1 jo Senior
ayat 2 PBI
PBI/2000 dapat
juga dilakukan
olehPasal
Deputi
atau No.
salah2/19/
satu
Deputi Gubernur.
Adanya permintaan tertulis yang disampaikan kepada bank melahirkan
kewajiban bagi bank untuk melaksanakan perintah Pimpinan Bank Indonesia
tersebut. Bank dilarang memberikan keterangan tentang keadaan keuangan
nasabah penyimpan selain yang disebutkan dalam perintah atau izin tertulis
dari Bank Indonesia. Bank hanya dapat memberikan keterangan baik lisan
maupun tertulis, memperlihatkan bukti-bukti tertulis, surat-surat, dan hasil
cetak data elektronis tentang keadaan keuangan nasabah penyimpan yang
disebutkan dalam perintah atau izin tertulis yang disampaikan kepada bank
tersebut.
Ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang Perbankan
tersebut maupun dalam Peraturan Bank Indonesia pada prinsipnya sejalan
dengan apa yang menjadi tuntutan UU KUP. Peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan dan perbankan secara bersama-sama mengatur
mempermudah proses dan upaya dari pemeriksa pajak untuk melakukan
pemeriksaan pajak, termasuk untuk upaya untuk memperoleh data-data, buktibukti, atau informasi dari wajib pajak yang terdapat pada bank. Efektifitas dari
pelaksanaan sistem pembukaan rahasia bank untuk kepentingan perpajakan
tentunya juga perlu didukung kerjasama yang baik antara Kementerian
Keuangan, Bank Indonesia, dan pihak bank yang terkait.
97

Page 10
Agung Wibisono dan Chamelia Gunawan: Pembukaan Rahasia Bank Untuk Kepentingan ...

3. Hambatan-Hambatan Pemeriksaan Pajak Terkait Pembukaan
Rahasia Bank Untuk Kepentingan Perpajakan di Indonesia
Proses pemeriksaan pajak dalam rangka meningkatkan pemasukan
atau penerimaan pajak sebagai sumber pembiayaan pembangunan negara
dapat ditingkatkan dengan cara memeriksa dan mencari informasi wajib pajak
melalui Bank. Pada kenyataannya, meskipun mekanisme pembukaan rahasia
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_b… 11/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

bank untuk kepentingan perpajakan telah diatur dalam hukum Indonesia,
Direktorat Jenderal Pajak masih menemui hambatan-hambatan dalam
melakukan pembukaan rahasia bank. Adapun hambatan-hambatan tersebut
adalah:
a. Kekosongan Hukum Atas Pembukaan Rahasia Bank Terhadap
Nasabah Debitur dan Nasabah Penyimpan
Permasalahan hukum yang muncul terkait dengan pembukaan rahasia
bank untuk kepentingan perpajakan tersebut adalah data atau informasi
wajib pajak sebagai nasabah debitur sekaligus nasabah penyimpan yang
diduga melakukan pelanggaran hukum di bidang perpajakan. Proses
pemeriksaan pajak terhadap nasabah penyimpan oleh pemeriksa pajak
pada sebuah bank memerlukan izin dari Gubernur Bank Indonesia
berdasarkan permintaan tertulis dari Menteri Keuangan. Pengungkapan
rahasia bank pada nasabah debitur tidak terikat pada ketentuan rahasia
bank, artinya bahwa kepadanya dapat dilakukan pemeriksaan tanpa
prosedur sebagaimana diberlakukan kepada nasabah penyimpan. Dirjen
Pajak dapat langsung melakukan pemeriksaan pada bank tertentu
tersebut.
Ketentuan hukum perbankan di Indonesia tidak mengatur
mengenai pembukaan rahasia bank untuk wajib pajak yang berstatus
nasabah debitur sekaligus nasabah penyimpan. Akibat dari adanya
kekosongan hukum ini, pemeriksa pajak seringkali terlibat konflik
dengan pihak perbankan mengenai data nasabah debitur yang juga
menjadi nasabah penyimpan. Pihak perbankan menentukan bahwa
posisi nasabah debitur yang demikian dianggap berkedudukan sebagai
nasabah penyimpan, artinya bahwa prosedur penerobosan rahasia
98

Page 11
Law Review Volume XI No. 2 - November 2011
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_b… 12/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

bank harus tetap dilalui untuk dapat dibukanya keterangan dan
informasi mengenai keadaan keuangan nasabahnya. Akibatnya waktu
penerobosan yang seharusnya dapat dipersingkat menjadi lebih lama
karena harus menjalani prosedur pembukaan rahasia bank layaknya
nasabah penyimpan.
b. Proses Birokrasi Perizinan Yang Memakan Waktu Lama dan
Berbelit-Belit
Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, pemeriksa pajak yang akan melakukan pembukaan
rahasia bank harus mendapatkan perintah tertulis dari Gubernur
Bank Indonesia berdasarkan permintaan tertulis Menteri Keuangan.
Pemeriksa pajak harus menyampaikan maksudnya kepada atasannya,
Kepala Kantor yang merupakan pejabat Eselon III, mengenai perlunya
pembukaan rahasia bank sehubungan dengan pemeriksaan pajak, dari
Kepala Kantor dilanjutkan dengan menyampaikan surat kepada Kepala
Kantor Wilayah surat akan disampaikan ke Direktur Jenderal Pajak
yang akan menyampaikan surat tersebut kepada Menteri Keuangan.
Selain itu, proses birokrasi perizinan tersebut juga harus menempuh
proses perizinan di Bank Indonesia, sehingga baru dapat sampai
dan disetujui untuk mendapatkan perintah pembukaan rahasia bank.
Permasalahannya akan diperparah dengan kondisi petugas pajak yang
membutuhkan untuk membuka rahasia bank tersebut adalah petugas
pajak yang berada di daerah. Prosedur yang harus dilalui oleh petugas
pajak di daerah pasti lebih lama dibanding petugas pajak yang berada
di Jakarta.
c. Ketidakpastian Hukum Terhadap Pemberian Izin Untuk Membuka
Rahasia Bank
Ketidakpastian hukum terhadap pemberian izin untuk membuka rahasia
bank ini terlihat dari:
i. Tidak ada standar tertentu yang dapat dijadikan pedoman dalam
hal pengabulan permohonan pembukaan rahasia bank.
Dalam praktek, seringkali terdapat perbedaan pendapat antara
99

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_b… 13/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

Page 12
Agung Wibisono dan Chamelia Gunawan: Pembukaan Rahasia Bank Untuk Kepentingan ...

Bank Indonesia dengan Menteri Keuangan terkait dengan alasan
pembukaan rahasia bank. Permohonan pembukaan rahasia bank
tidak dikabulkan atau tidak diterima oleh Gubernur Indonesia
karena tidak adanya bukti-bukti yang cukup untuk membuka rahasia
bank. Sedangkan, menurut pemeriksa pajak yang mengajukan
pembukaan rahasia bank tersebut, mereka telah menyampaikan
bukti-bukti yang cukup. Untuk itu, untuk menjamin kepastian
hukum dalam pemberian izin untuk membuka rahasia bank
diperlukannya standar tertentu yang dapat dijadikan pedoman
dalam hal pengabulan permohonan pembukaan rahasia bank.
ii. Ketentuan rahasia bank tidak diatur secara lengkap dalam UU
Perbankan
Ketentuan Pasal 41 UU Perbankan tidak membantu petugas pajak
dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui
kondisi keuangan nasabah bank yang juga merupakan wajib pajak.
Lebih lanjut, UU Perbankan tidak secara jelas mengatur apakah
ketentuan rahasia bank juga berlaku terhadap mantan nasabah
suatu bank.
d. Ketakutan Bank Untuk Melakukan Pembukaan Rahasia Bank
Proses pembukaan rahasia bank yang mudah untuk dibuka
berpengaruh terhadap kemungkinan turunnya kuantitas dana masyarakat
yang diserahkan pada bank, yang apabila hal ini dilakukan dalam
jangka panjang tentu, maka akan mempengaruhi kehidupan lembaga
perbankan di suatu negara. Masyarakat tertentu akan lebih memilih
untuk menyimpan dananya ke negara lain yang dinilai lebih aman dan
terjaga kerahasiaannya. Akibat dari kekhawatiran tersebut, seringkali
pemeriksa pajak dipersulit dengan tindakan-tindakan dari perbankan
yang memperlambat dan mempersulit upaya untuk mengakses data
wajib pajak yang disimpan oleh bank. Salah satu contoh tindakan bank
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_b… 14/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

yang mempersulit pihak pemeriksa pajak adalah dengan mengulur
waktu dalam memberikan data wajib pajak. Sedang dilain pihak,
pemeriksa pajak terbentur dengan jangka waktu pemeriksaan yang
100

Page 13
Law Review Volume XI No. 2 - November 2011

sangat terbatas dan memerlukan waktu yang cepat dalam melakukan
pembukaan rahasia bank dalam pemeriksaan pajak.
Dalam hal ini, pihak bank tidak bisa pula secara sewenang-wenang
untuk tidak melakukan perintah membuka rahasia bank tersebut, karena
hal ini ditetapkan sanksi dalam UU Perbankan yang menentukan
bahwa adanya kesengajaan untuk tidak memberikan keterangan yang
dilakukan oleh anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank
dapat dikenakan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 tahun dan paling
lama 7 tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp 4.000.000.000,(empat milyar rupiah) dan paling banyak Rp 15.000.000.000,- (lima
belas milyar rupiah).
e. Keterbatasan Untuk Melakukan Akses Data Wajib Pajak
Pasal 7 ayat 2 jo. Pasal 8 PBI No. 2/ 19 /PBI/2000 menyatakan:
“Pasal 7
(2)
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilaksanakan oleh Bank dengan memberikan keterangan baik
lisan maupun tertulis, memperlihatkan bukti-bukti tertulis, suratsurat, dan hasil cetak data elektronis, tentang keadaan keuangan
Nasabah Penyimpan yang disebutkan dalam perintah atau izin
tertulis tersebut.”
Pasal 8
Bank dilarang memberikan keterangan tentang keadaan keuangan
Nasabah Penyimpan selain yang disebutkan dalam perintah atau
izin tertulis dari Bank Indonesia.”
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_b… 15/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

Adanya pembatasan terhadap informasi dan data nasabah
penyimpan tersebut membuat pihak pemeriksa pajak tidak bisa
melakukan pemeriksaan pajak secara menyeluruh dan komprehensif
kepada wajib pajak yang melanggar.
C.

Kesimpulan
Berdasarkan Pasal 35 ayat (2) UU KUP jo Pasal 41 UU Perbankan,

persyaratan untuk mengajukan pembukaan rahasia bank harus berdasarkan
permintaan tertulis dari Menteri Keuangan yang ditujukan kepada Pimpinan
101

Page 14
Agung Wibisono dan Chamelia Gunawan: Pembukaan Rahasia Bank Untuk Kepentingan ...

Bank Indonesia. Adanya permintaan tertulis dari Menteri Keuangan tersebut
menjadi dasar pertimbangan dari Gubernur Bank Indonesia selaku Pimpinan
Bank Indonesia untuk memberikan persetujuan dan perintah tertulis untuk
membuka rahasia bank untuk kepentingan perpajakan. Hal ini dikarenakan
permohonan dari Menteri Keuangan tersebut sebagaimana diatur pada Pasal
2 ayat (1) PMK No. 201 Tahun 2007 dan PBI No. 2/19/PBI/2000 terdapat
keterangan yang diminta dan alasan diperlukannya keterangan dari bank
tersebut. Bank wajib memberikan data-data yang diminta oleh Direktorat
Jenderal Pajak setelah adanya perintah atau persetujuan tertulis dari Gubernur
Bank Indonesia. Apabila pihak Bank menolak untuk melakukan membuka
rahasia bank untuk kepentingan perpajakan setelah ada perintah tertulis dari
Gubernur Bank Indonesia, maka hal ini merupakan pelanggaran hukum dan
dapat dikenakan sanksi sebagaimana ditegaskan Pasal 41A UU KUP.
Upaya Direktorat Jenderal Pajak untuk meminta data, dokumen, atau
keterangan dari bank ini ternyata banyak mengalami hambatan-hambatan.
Adanya keistimewaan terhadap Direktorat Jenderal Pajak untuk membuka
rahasia bank untuk kepentingan perpajakan ternyata pada pelaksanaannya
sering berjalan tidak lancar. Hambatan-hambatan yang sering dihadapi oleh
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_b… 16/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

Direktorat Jenderal Pajak dalam membuka rahasia bank terkait kepentingan
perpajakan, antara lain :
a. Kekosongan hukum atas pembukaan rahasia bank terhadap nasabah
debitur dan nasabah penyimpan;
b. Proses birokrasi perizinan yang memakan waktu lama dan berbelit-belit;
c. Ketidakpastian hukum terhadap pemberian izin untuk membuka rahasia
bank;
d. Ketakutan Pihak Bank untuk melakukan pembukaan rahasia bank,
termasuk ketakutan akan pelanggaran peraturan, maupun ketakutan akan
hilang atau perginya nasabah.
e. Keterbatasan Direktorat Jenderal Pajak Untuk Melakukan akses data
wajib pajak.

102

Page 15
Law Review Volume XI No. 2 - November 2011

Daftar Pustaka
Buku
Campbell, Dennis Campbell. International Bank Secrecy. London: Sweet &
Maxwell, 1992
Djumhana, Muhamad, Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2006
Husein, Yunus. Rahasia Bank Privasi Versus Kepentingan Umum. Jakarta,
Universitas Indonesia Fakultas Hukum, 2003.
____________, Rahasia Bank dan Penegakkan Hukum. Jakarta: Pustaka
Juanda Tigalima, 2010
Muhammad, Abdulkadir dan Rilda Murniati. Segi Hukum Lembaga Keuangan
dan Pembiayaan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_b… 17/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

Pardiat, Pemeriksaan
Pajak Edisi Kedua. Jakarta: PT. Mitra Wacana Media,
2008
Ratnawati, Endan . Dilema Ketentuan Rahasia Bank.. Sinar Harapan, Selasa
24 Januari 2006. hal. II.
Karya Ilmiah berupa Makalah
Sjahdeni, Sutan Remy. Kerahasiaan Bank; Berbagai Masalah di Sekitarnya.
Makalah ini disajikan sebagai bahan diskusi mengenai legal isues
seputar Pengaturan Rahasia Bank bertempat di Bank Indonesia, Jl.
MH Thamrin No. 2, Jakarta. Senin 13 Juni 2005.
Artikel dalam Jurnal, Majalah, Surat Kabar, dan Internet
Gibert, Bruno. France: Consolidation and Developing the French Advance
Pricing Agreement Procedure. Dalam European Taxation, IBFD,
Februari 2005
Indragayus, Slamet. Tax Planning, Tax Avoidance, dan Tax Evasion di Mata
Perpajakan Indonesia.Inside Tax, September 2007.
Rachmat, Rudi. Rahasia bank dan target pajak,
http://els.bappenas.go.id/upload/other/Rahasia%20bank%20dan%20
target%20pajak.htm
103

Page 16
Agung Wibisono dan Chamelia Gunawan: Pembukaan Rahasia Bank Untuk Kepentingan ...

Tempo, Bank Swiss Tak Suci Lagi, Majalah Tempo Edisi 28 Juni-4 Juli 2010.
Puspitasari, Chandra Dewi Puspitasari. Penerobosan Rahasia Bank : Upaya
Penegakan Kepatuhan Pajak, http://www.scribd.com/doc/55476925/
Rahasia-Bank-Informasi
Rahasia Bank Dalam Kaitannya Dengan Kejahatan Perbankan, http://
bhocet85.wordpress.com/2009/04/01/rahasia-bank-dalam-kaitannyadengan-kejahatan-perbankan/.
Pengecualian Terhadap Rahasia Bank dari Nasabah Penyimpan, http://
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_b… 18/19

3/2/2014

PEMBUKAAN RAHASIA BANK UNTUK KEPENTINGAN PEMERIKSAAN PERPAJAKAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU …

www.citraniaga.com/index.php?option=com_content&view=art
icle&id=91:pengecualian-rahasia-bank&catid=54:tanya-jawanperbankan&Itemid=41
2008, Ditjen Pajak Bidik 200 WP Besar, http://www.pajakonline.com/
engine/artikel/art.php?artid=1221
Peraturan Perundang-Undangan
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perbankan, UU No. 7 Tahun 1992, LN.
No. 31 Tahun 1992 TLN No, 3472 Jo. UU No. 10 Tahun 1998, LN.
No. 182, TLN No. 3790.
________. Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. UU No. 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir
dengan UU No. 16 Tahun 2009. LN. No. 62 Tahun 2009, TLN No.
4999.
Kementerian Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Tentang Tata
Cara Pemeriksaan Pajak, Peraturan Menteri Keuangan No. 199/
PMK.03/2007 sebagaimana telah diubah dengan 82/PMK.03/2011.
Internal Revenue Service, Disclosure and Privacy Law, Reference Guide,
Publication 4639 (10-2007) Chapter 7 Bank Secrecy Act, Money
Laundering, Forfeiture.

104

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1056/2/lw-11-02-2011-pembukaan_rahasia_b… 19/19