BUDAYA LOKAL SEBAGAI IDENTITAS PEMBANGUN
BUDAYA LOKAL SEBAGAI
IDENTITAS PEMBANGUNAN
DI JAWA TIMUR DAN
POTENSI EKONOMI
TERSEMBUNYI
Karya tulis essay ini sebagai persyaratan Pemilihan Duta Bahasa
Provinsi Jawa Timur 2012
ADI HARIYANTO
Universitas Airlangga
Abstrak
Jawa Timur sebagai daerah multi culture mampu memiliki kebijakan untuk
menghadapi masalah pembangunan daerah dan juga tetap mengikuti modernisasi
dengan menggunakan budaya daerah sebagai identitas pembanguanan dan
membangun kearifan lokal, mempertahankan budaya, adat istiadat, kesenian dan
elemennya untuk tetap eksis sebagai identitas unik (unique identity). Karena
ragam budaya yang dimiliki Jawa Timur juga merupakan potensi perekonomian
tersembuyi yang mampu dikembangkan dan tetap mengekspos budaya lokal
sebagai ciri dan aset berharga daerah yang patut dinikmati dan dijadikan
pendidikan oleh masyarakat luas.
Kata kunci : multikultur, budaya, adat istiadat, pengembangan.
Budaya Lokal sebagai Identitas Pembangunan di Jawa Timur dan Potensi
Ekonomi Tersembunyi
Oleh : Adi Hariyanto
Kemajuan global yang terus berjalan dan memasuki indonesia, termasuk Jawa
Timur tidak dapat terelakkan. Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan jaman
dan tuntutan bangsa untuk menjadi masyarakat yang berkualitas. Selain itu,
menciptakan kemajuan pembangunan daerah maupun nasional. Pengaruh besar
dari budaya lain pun tidak dapat tebendung. Bahkan budaya asing juga dapat
masuk menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern. Ini adalah fenomena
budaya kita bertarung dengan budaya barat atau sering disebut westernisasi.
Ancaman hilangnya budaya karena daerah tuntutan pembangunan tanpa
membendung budaya lain masuk akan mengakibatkan kontras budaya dan
mematikan budaya daerah yang dimiliki Indonesia, khususnya Jawa Timur.
Indonesia mempuyai undang-undang yang mengatur kebudayaan di negeri ini
yaitu dalam pasal 32 UUD 1945 yang menyatakan bahwa kebudayaan bangsa
ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budidaya rakyat Indonesia
seluruhnya. Kebudayaan yang lama dan asli yang terdapat sebagai puncak –
puncak kebudayaan di daerah seluruh Indonesia dapat terhitung sebagai salah satu
kebudayaan bangsa kita.
Jawa timur sebagai bagian dari Indonesia dan wilayah yang multikultur bisa
menerapakan dan mengaplikasikan undang – undang tersebut. Pembanguan sangat
diperlukan, kebijakan dan jalan melaksanakan pembangunan daerah memiliki
banyak pilihan. Jawa timur yang merupakan provinsi yang berkembang pesat di
Indonesia selain Jakarta, Jawa Barat dan beberapa provinsi lainnya. Jawa timur
juga merupakan salah satu provinsi yang memiliki ragam budaya (multi culter).
Mengingat wilayah Jawa Timur telah memiliki perkembangan dan pembangunan
wilayah dari jaman sejarah. Dimulai dari adanya beberapa kerajaan besar Hindu
dan Budha seperti kerajaan Kadiri, Singosari, dan kerajaan Majapahit. Lalu
masuknya peradaban budaya islam yang di bawah beberapa tokoh yang kita sering
mengenal dengan sebutan wali songo. Tidak hanya itu, ragam suku (multi tribes)
juga hidup di Jawa Timur. Diantaranya adalah suku Jawa, suku Osing, suku
Madura, suku Tengger, suku Bali, Panaragan, orang Samin dan etnis pendatang
pada masa itu dan berkembang hingga sekarang yaitu etnis Arab dan Tionghoa.
Dengan keragaman ini, budaya serta pola hidup masyarakat di Jawa Timur sangat
beragam. Hal ini menjadi identitas unik (unique identity) bagi Jawa Timur.
Keunikan ini disebut sebgai indentitas wilayah Jawa Timur. Diman ciri khas
terbentuk dari pola atau alur perkembangan dimasa lalu hingga sekarang yang
meninggalkan keunikan dan keistimewaan budaya yang khas. Pada masa sekarang
pembangunan terus berlanjut. Beberapa daerah tenggelam dalam perkembangan
pembangunan daerah dan pembangunan manusia. Tenggelam dalam arti mereka
meninggalkan kehidupan dan budaya mereka. Padahal esensi dari pembangunan
adalah bagaimana memaksimalkan sumber daya dengan cara yang lebih tepat
sesuai kelebihan daerah tersebut.
Pembangunan wilayah Jawa Timur dapat dilihat dari bagaimana kemakmuran
rakyatnya, pertumbuhan ekonomi dan beberapa aspek yang lain. Selain itu
pembangunan wilayah juga ditunjang melalui usaha wilayah itu memaksimalkan
keadaan wilayah dan sumber dayanya. Jawa Timur sebagai daerah yang memiliki
ragam budaya seharusnya bisa menjadikan identitas ini sebagai bentuk
kesempatan besar untuk menjadikan sektor budaya sebagai jalur pembangunan
daerah. Identitas yang dibangun dari sebuah budaya sudah ada beberapa daerah
yang melakukan seperti Bali dan Yogjakarta. Tapi Bali dan juga Yogjakarta adalah
daerah monokultur. Sedangkan Jawa Timur adalah Multikultur, tentunya ini
membentuk kesempatan besar untuk JawaTimur mengeksplor budaya sebagai
Identitas pembanguan daerah. Ada beberapa budaya, adat istiadat, kesenian yang
bisa dikembangkan sebagai wisata budaya. Beberapa tempat di wilayah Jawa
Timur pun memiliki keunikan sendiri – sendiri.
Kita dapat mngetahui dari bebarapa penelitian sebelumnya, menurut Ayu Sutarto,
propinsi Jawa Timur dapat dipetakan menjadi 10 wilayah kebudayaan, ditambah 2
budaya (budaya Cina dan Arab) yang berkembang yang terdiri dari 10 bagian
kebudayaan yaitu Jawa Mataram, Panaragan, Samin, Arek, Pandalungan, Tengger,
Osing, Madura Pulau, Madura Bawean, Madura Kangean. Kebudayaan disini
sangat beragam. Dan masing – masing kebudayaan daerah memiliki ciri khas.
Dengan berjalannya waktu migrasi budaya antar daerah juga terjadi. Sehingga
menimbulkan akulturasi budaya antar daerah.
Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan
bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan
unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Kebudayaan Hindu-Budha yang
masuk di Indonesia dan ke Jawa Timur tidak diterima begitu saja melainkan
melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi kehidupan
masyarakat tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Disini masyarak mengenal
kebudayaan – kebudayaan berdasar periode waktu. Sehinggga membentuk
keunikan dalam budaya yang hidup pada masyarakat Jawa Timur saat ini.
Terdapat beberapa daerah yang lebih dulu melandaskan pembangunan pada
pemngembangan parwisata budaya. Sebagai contoh adalah Bali, daerah ini
memiliki kebijakan yang bagus dengan tetap melestarikan dan juga bertahan pada
pola kehidupan, adat istiadat, seni dan budaya mereka. Penyeimbang yang
dilakukan adalah kebijakan masyarakat di dukung dengan pembangunan manusia.
Sehingga dapat menciptakan iklim budaya yang dikemas melalui pariwasata.
Seperti terjaganya kelestarian upacara Ngaben, arak – arakan ogo ogo, sembayang
keagamaan dan lain lain. Sehingga value added yang besar dapat dirasakan
masyarakat setempat dan education culture
didapat masyarakat di luar Bali.
Selain keunikan wisata alam, alasan lain ke Bali adalah kekentalan budaya yang
hampir di dunia tidak bisa di temukan seperti Bali. Masyarakat hidup berpegang
pada budaya luhur dan nilai – nilainya.
Seperti halnya Keraton Solo dan Jogja. Dua daerah ini yang memiliki kesamaan
budaya dengan Jawa Timur masih memelihara kearifan lokal sebagai nilai luhur
untuk pola kehidupan mereka untuk bertahan di era modernisasi. Kebudayaan
masih terjaga dengan baik. Misal kelestarian tradisi Kirab satu suro, pernikahan
keraton, dan kepatuhan masyarakat pada pimpinan keraton dan adat istiadat yang
lain.
Dengan melihat contoh dua daerah yang berada di sekitar Jawa Timur, yang pada
dasarnya kedua daerah itu adalah mono culture. Tentunya Jawa Timur sebagai
daerah multi culture mampu memiliki kebijakan bagaimna menghadapi masalah
pembangunan daerah dan juga mengikuti modernisasi dengan menggunkan
budaya daerah sebagai identitas pembangunan dan juga membangun kearifan
lokal, adat istiadat dan elemennya untuk tetap eksis sebagai identitas unik (unique
identity). Banyak sekali kebudayaan yang semestinya menjadi hal yang wajib di
lestarikan dan dipelajari generasi baru sebagai wujud kepedulian kepada budaya
dan juga dapat dijadikan faktor pengembangan daerah seperti pariwisata dan
lainnya
Kita bisa melihat pada suku Tengger yang hidup disekitar gunung Bromo, suku
Tengger ini adalah berasal dari keturunan kerajaan Majapahit yang lari dan
menetap di lereng gunung Bromo. Ada beberapa kebudayaan adat istiadat yang
masih berlangsung sampai hari ini adalah upacara Kasada. Upacara
Yadnya
Kasada ini berlokasi disebuah pura yang berada dibawah kaki gunung Bromo,
setelah itu dilanjutkan kepuncak gunung bromo. Upacara dilakukan pada tengah
malam hingga dini hari setiap bulan purnama dibulan kasodo menurut
penanggalan jawa. Rangkaian upacara di Bromo ini bisa dijadikan sebuah
pariwisata atau education culture.
Kemudian kehidupan suku Osing di wilayah Banyuwangi, suku Osing sendiri
adalah suku yang mendapta pengaruh kebudayaan dari Bali dan juga Jawa. Suku
Osing menempati salah satu wilayah di pinggiran Bayuwangi. Kebudayaan disini
sangat kental sekali. Tapi suku Osing membuka diri, dalam arti mereka menerima
wisatawan asing dan juga para pelajar untuk mengetahui bagaimana kehidupan
dan tradisi mereka. Dari mulai pengenalan kesenian barong, tarian, upacara di
salah satu makam leluhur masyarakat Osing yang disebut Mbah Cili.
Kemudian perkembangan Tiong Hoa di Surabaya yang kebudayaan etnisnya
terlukis pada pantai yang menjadi tempat wisata di Surabaya yaitu di pantai
Kenjeran. Di tempat ini nuansa TiongHoa sangat kental. Adanya piramida,
klenteng, patung Budhha dan Dewi, patung sio. Lalu di Surabaya juga adanya
perkembangan wisata regili makan Sunan Ampel dan kampung Arab di wilayah
Surabaya utara. Ini adalah tempat wisata religi yang ramai didatangi oleh
masyarakat hingga luar pulau.
Selain itu, peninggalan sejarah seperti yang ada di Mojokerto. Kota ini adalah
tepat sebagai pusat pemerintahan kerajaan terbesar di wilayah Indonesia yaitu
kerajaan Majapahit. Saat ini nilai kesenian dan budaya nya masih terjaga. Dari
mulai makan raja – raja Majapahit, candi Brahu, candi Tikus, gapura Bajang Ratu
dan pengrajin patung. Ini adalah tempat wisata budaya yang sudah sangat
terkenal.
Selaian itu, kesenian yang terkenal di Jawa Timur lainnya antara lain wayangkulit
purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan.
Ludruk yang dapat kita temukaan di daerah Surabaya, Mojokerto dan Jombang,
serta ketoprak yang hampir lenyap bisa dipertahankan dengan cara yang lebih
masa kini untuk bisa menarik masyarakat menikmati budaya dengan sentuhan
modernisasi tanpa
meninggalkan unsur lokal. Tarian seperti remo, Reog
Ponorogo yang sempat diklaim oleh Malaysia, dan beberapa tarian lainnya seperti
gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana dapat juga dikembangkan sebagi
komplementer dari kebudayaan yang ada. Kebijakan ini mungkin bisa dijadikan
sebua refereni bagaiman pengembangan wilayah bisa dilakukan tanpa
menghilangkan jati diri atau identitas budaya yang ada di masing – masing daerah
khususnya Jawa Timur.
Jadi pembangunan daerah tidak hanya bersumber pada variabel yang sama setiap
tahunnya. Pembangunan melali jalur eksplorasi budaya adalah salah satu cara
yang memungkinkan untuk dilakuakan juga sebagai fungsi pertumbuhan
ekonomi. Ada beberapa cara yaitu
1. Kebijakan berantai antara pimpinan pusat terhadap pimpinan dareah yang
diteruskan pada masyarakat Jawa Timur.
2. Pembenahan daerah wisata budaya dengan melengkapi keperluan yang
menunjang untuk menarik wisatawan
3. Menerapkan wisata pendidikan budaya (culture education)
4. Memelihara keaslian budaya, adat itiadat, kesenian daerah setempat
dengan regulasi tertentu.
5. Memperbaiki input sumber daya manusia.
6. Mengekspos wilayah tertentu yang dijadiakn pusat wisata budaya pada
iklan, media sosial.
7. Memasukan pada kurikulum sekolah.
8. Memberlakukan semua rangkaian kehidupan berbudaya pada semua
daerah wisata budaya.
Adapun kebijakan lain yang diterapkan oleh pemerintah daerah masing masing
berbeda. Tapi pada intinya usaha yang dilakukan memiliki satu tujuan yang sama
yaitu kemajuan daerah dan pembangunannya bisa tercapai melalui aspek
memaksimalkan identitas budaya sebagai salah satu variabel pembangunan
daerah. Dari situ akan tercipta juga sumber daya masyarakat yang lebih mengenal
dan mengahargai. Serta masyarakat bisa mengerti bagaiman budaya yang dimiliki
ini bisa dijadikan sebuah hal yang lebih bermanfaat bagi pembangunan.
Selanjutnya adalah bagaiaman menjaga regulasi dan rencana yang sudah
terelaisasaikan dapat terlaksana dengan komitmen pemerintah pusat Jawa Timur,
pemerintah daerah dan yang terpenting adalah masyarakat. Karena masyarakat
adalah sebagai subjek pelaksana dan juga sebagai objek dalam perannya sebagai
pihak yang dinikmati wisatawan bersama dengan budaya yang di pegang dan
dilakukan. Implementasi ini menarik untuk terus diamati perkembangannya.
Karena hidup berbudaya dan memegang keagungan leluhur adalah hidup
bijaksana dan menghargai budaya yang terbangun di daerah dan masyarakatnya.
IDENTITAS PEMBANGUNAN
DI JAWA TIMUR DAN
POTENSI EKONOMI
TERSEMBUNYI
Karya tulis essay ini sebagai persyaratan Pemilihan Duta Bahasa
Provinsi Jawa Timur 2012
ADI HARIYANTO
Universitas Airlangga
Abstrak
Jawa Timur sebagai daerah multi culture mampu memiliki kebijakan untuk
menghadapi masalah pembangunan daerah dan juga tetap mengikuti modernisasi
dengan menggunakan budaya daerah sebagai identitas pembanguanan dan
membangun kearifan lokal, mempertahankan budaya, adat istiadat, kesenian dan
elemennya untuk tetap eksis sebagai identitas unik (unique identity). Karena
ragam budaya yang dimiliki Jawa Timur juga merupakan potensi perekonomian
tersembuyi yang mampu dikembangkan dan tetap mengekspos budaya lokal
sebagai ciri dan aset berharga daerah yang patut dinikmati dan dijadikan
pendidikan oleh masyarakat luas.
Kata kunci : multikultur, budaya, adat istiadat, pengembangan.
Budaya Lokal sebagai Identitas Pembangunan di Jawa Timur dan Potensi
Ekonomi Tersembunyi
Oleh : Adi Hariyanto
Kemajuan global yang terus berjalan dan memasuki indonesia, termasuk Jawa
Timur tidak dapat terelakkan. Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan jaman
dan tuntutan bangsa untuk menjadi masyarakat yang berkualitas. Selain itu,
menciptakan kemajuan pembangunan daerah maupun nasional. Pengaruh besar
dari budaya lain pun tidak dapat tebendung. Bahkan budaya asing juga dapat
masuk menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern. Ini adalah fenomena
budaya kita bertarung dengan budaya barat atau sering disebut westernisasi.
Ancaman hilangnya budaya karena daerah tuntutan pembangunan tanpa
membendung budaya lain masuk akan mengakibatkan kontras budaya dan
mematikan budaya daerah yang dimiliki Indonesia, khususnya Jawa Timur.
Indonesia mempuyai undang-undang yang mengatur kebudayaan di negeri ini
yaitu dalam pasal 32 UUD 1945 yang menyatakan bahwa kebudayaan bangsa
ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budidaya rakyat Indonesia
seluruhnya. Kebudayaan yang lama dan asli yang terdapat sebagai puncak –
puncak kebudayaan di daerah seluruh Indonesia dapat terhitung sebagai salah satu
kebudayaan bangsa kita.
Jawa timur sebagai bagian dari Indonesia dan wilayah yang multikultur bisa
menerapakan dan mengaplikasikan undang – undang tersebut. Pembanguan sangat
diperlukan, kebijakan dan jalan melaksanakan pembangunan daerah memiliki
banyak pilihan. Jawa timur yang merupakan provinsi yang berkembang pesat di
Indonesia selain Jakarta, Jawa Barat dan beberapa provinsi lainnya. Jawa timur
juga merupakan salah satu provinsi yang memiliki ragam budaya (multi culter).
Mengingat wilayah Jawa Timur telah memiliki perkembangan dan pembangunan
wilayah dari jaman sejarah. Dimulai dari adanya beberapa kerajaan besar Hindu
dan Budha seperti kerajaan Kadiri, Singosari, dan kerajaan Majapahit. Lalu
masuknya peradaban budaya islam yang di bawah beberapa tokoh yang kita sering
mengenal dengan sebutan wali songo. Tidak hanya itu, ragam suku (multi tribes)
juga hidup di Jawa Timur. Diantaranya adalah suku Jawa, suku Osing, suku
Madura, suku Tengger, suku Bali, Panaragan, orang Samin dan etnis pendatang
pada masa itu dan berkembang hingga sekarang yaitu etnis Arab dan Tionghoa.
Dengan keragaman ini, budaya serta pola hidup masyarakat di Jawa Timur sangat
beragam. Hal ini menjadi identitas unik (unique identity) bagi Jawa Timur.
Keunikan ini disebut sebgai indentitas wilayah Jawa Timur. Diman ciri khas
terbentuk dari pola atau alur perkembangan dimasa lalu hingga sekarang yang
meninggalkan keunikan dan keistimewaan budaya yang khas. Pada masa sekarang
pembangunan terus berlanjut. Beberapa daerah tenggelam dalam perkembangan
pembangunan daerah dan pembangunan manusia. Tenggelam dalam arti mereka
meninggalkan kehidupan dan budaya mereka. Padahal esensi dari pembangunan
adalah bagaimana memaksimalkan sumber daya dengan cara yang lebih tepat
sesuai kelebihan daerah tersebut.
Pembangunan wilayah Jawa Timur dapat dilihat dari bagaimana kemakmuran
rakyatnya, pertumbuhan ekonomi dan beberapa aspek yang lain. Selain itu
pembangunan wilayah juga ditunjang melalui usaha wilayah itu memaksimalkan
keadaan wilayah dan sumber dayanya. Jawa Timur sebagai daerah yang memiliki
ragam budaya seharusnya bisa menjadikan identitas ini sebagai bentuk
kesempatan besar untuk menjadikan sektor budaya sebagai jalur pembangunan
daerah. Identitas yang dibangun dari sebuah budaya sudah ada beberapa daerah
yang melakukan seperti Bali dan Yogjakarta. Tapi Bali dan juga Yogjakarta adalah
daerah monokultur. Sedangkan Jawa Timur adalah Multikultur, tentunya ini
membentuk kesempatan besar untuk JawaTimur mengeksplor budaya sebagai
Identitas pembanguan daerah. Ada beberapa budaya, adat istiadat, kesenian yang
bisa dikembangkan sebagai wisata budaya. Beberapa tempat di wilayah Jawa
Timur pun memiliki keunikan sendiri – sendiri.
Kita dapat mngetahui dari bebarapa penelitian sebelumnya, menurut Ayu Sutarto,
propinsi Jawa Timur dapat dipetakan menjadi 10 wilayah kebudayaan, ditambah 2
budaya (budaya Cina dan Arab) yang berkembang yang terdiri dari 10 bagian
kebudayaan yaitu Jawa Mataram, Panaragan, Samin, Arek, Pandalungan, Tengger,
Osing, Madura Pulau, Madura Bawean, Madura Kangean. Kebudayaan disini
sangat beragam. Dan masing – masing kebudayaan daerah memiliki ciri khas.
Dengan berjalannya waktu migrasi budaya antar daerah juga terjadi. Sehingga
menimbulkan akulturasi budaya antar daerah.
Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan
bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan
unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Kebudayaan Hindu-Budha yang
masuk di Indonesia dan ke Jawa Timur tidak diterima begitu saja melainkan
melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi kehidupan
masyarakat tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Disini masyarak mengenal
kebudayaan – kebudayaan berdasar periode waktu. Sehinggga membentuk
keunikan dalam budaya yang hidup pada masyarakat Jawa Timur saat ini.
Terdapat beberapa daerah yang lebih dulu melandaskan pembangunan pada
pemngembangan parwisata budaya. Sebagai contoh adalah Bali, daerah ini
memiliki kebijakan yang bagus dengan tetap melestarikan dan juga bertahan pada
pola kehidupan, adat istiadat, seni dan budaya mereka. Penyeimbang yang
dilakukan adalah kebijakan masyarakat di dukung dengan pembangunan manusia.
Sehingga dapat menciptakan iklim budaya yang dikemas melalui pariwasata.
Seperti terjaganya kelestarian upacara Ngaben, arak – arakan ogo ogo, sembayang
keagamaan dan lain lain. Sehingga value added yang besar dapat dirasakan
masyarakat setempat dan education culture
didapat masyarakat di luar Bali.
Selain keunikan wisata alam, alasan lain ke Bali adalah kekentalan budaya yang
hampir di dunia tidak bisa di temukan seperti Bali. Masyarakat hidup berpegang
pada budaya luhur dan nilai – nilainya.
Seperti halnya Keraton Solo dan Jogja. Dua daerah ini yang memiliki kesamaan
budaya dengan Jawa Timur masih memelihara kearifan lokal sebagai nilai luhur
untuk pola kehidupan mereka untuk bertahan di era modernisasi. Kebudayaan
masih terjaga dengan baik. Misal kelestarian tradisi Kirab satu suro, pernikahan
keraton, dan kepatuhan masyarakat pada pimpinan keraton dan adat istiadat yang
lain.
Dengan melihat contoh dua daerah yang berada di sekitar Jawa Timur, yang pada
dasarnya kedua daerah itu adalah mono culture. Tentunya Jawa Timur sebagai
daerah multi culture mampu memiliki kebijakan bagaimna menghadapi masalah
pembangunan daerah dan juga mengikuti modernisasi dengan menggunkan
budaya daerah sebagai identitas pembangunan dan juga membangun kearifan
lokal, adat istiadat dan elemennya untuk tetap eksis sebagai identitas unik (unique
identity). Banyak sekali kebudayaan yang semestinya menjadi hal yang wajib di
lestarikan dan dipelajari generasi baru sebagai wujud kepedulian kepada budaya
dan juga dapat dijadikan faktor pengembangan daerah seperti pariwisata dan
lainnya
Kita bisa melihat pada suku Tengger yang hidup disekitar gunung Bromo, suku
Tengger ini adalah berasal dari keturunan kerajaan Majapahit yang lari dan
menetap di lereng gunung Bromo. Ada beberapa kebudayaan adat istiadat yang
masih berlangsung sampai hari ini adalah upacara Kasada. Upacara
Yadnya
Kasada ini berlokasi disebuah pura yang berada dibawah kaki gunung Bromo,
setelah itu dilanjutkan kepuncak gunung bromo. Upacara dilakukan pada tengah
malam hingga dini hari setiap bulan purnama dibulan kasodo menurut
penanggalan jawa. Rangkaian upacara di Bromo ini bisa dijadikan sebuah
pariwisata atau education culture.
Kemudian kehidupan suku Osing di wilayah Banyuwangi, suku Osing sendiri
adalah suku yang mendapta pengaruh kebudayaan dari Bali dan juga Jawa. Suku
Osing menempati salah satu wilayah di pinggiran Bayuwangi. Kebudayaan disini
sangat kental sekali. Tapi suku Osing membuka diri, dalam arti mereka menerima
wisatawan asing dan juga para pelajar untuk mengetahui bagaimana kehidupan
dan tradisi mereka. Dari mulai pengenalan kesenian barong, tarian, upacara di
salah satu makam leluhur masyarakat Osing yang disebut Mbah Cili.
Kemudian perkembangan Tiong Hoa di Surabaya yang kebudayaan etnisnya
terlukis pada pantai yang menjadi tempat wisata di Surabaya yaitu di pantai
Kenjeran. Di tempat ini nuansa TiongHoa sangat kental. Adanya piramida,
klenteng, patung Budhha dan Dewi, patung sio. Lalu di Surabaya juga adanya
perkembangan wisata regili makan Sunan Ampel dan kampung Arab di wilayah
Surabaya utara. Ini adalah tempat wisata religi yang ramai didatangi oleh
masyarakat hingga luar pulau.
Selain itu, peninggalan sejarah seperti yang ada di Mojokerto. Kota ini adalah
tepat sebagai pusat pemerintahan kerajaan terbesar di wilayah Indonesia yaitu
kerajaan Majapahit. Saat ini nilai kesenian dan budaya nya masih terjaga. Dari
mulai makan raja – raja Majapahit, candi Brahu, candi Tikus, gapura Bajang Ratu
dan pengrajin patung. Ini adalah tempat wisata budaya yang sudah sangat
terkenal.
Selaian itu, kesenian yang terkenal di Jawa Timur lainnya antara lain wayangkulit
purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan.
Ludruk yang dapat kita temukaan di daerah Surabaya, Mojokerto dan Jombang,
serta ketoprak yang hampir lenyap bisa dipertahankan dengan cara yang lebih
masa kini untuk bisa menarik masyarakat menikmati budaya dengan sentuhan
modernisasi tanpa
meninggalkan unsur lokal. Tarian seperti remo, Reog
Ponorogo yang sempat diklaim oleh Malaysia, dan beberapa tarian lainnya seperti
gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana dapat juga dikembangkan sebagi
komplementer dari kebudayaan yang ada. Kebijakan ini mungkin bisa dijadikan
sebua refereni bagaiman pengembangan wilayah bisa dilakukan tanpa
menghilangkan jati diri atau identitas budaya yang ada di masing – masing daerah
khususnya Jawa Timur.
Jadi pembangunan daerah tidak hanya bersumber pada variabel yang sama setiap
tahunnya. Pembangunan melali jalur eksplorasi budaya adalah salah satu cara
yang memungkinkan untuk dilakuakan juga sebagai fungsi pertumbuhan
ekonomi. Ada beberapa cara yaitu
1. Kebijakan berantai antara pimpinan pusat terhadap pimpinan dareah yang
diteruskan pada masyarakat Jawa Timur.
2. Pembenahan daerah wisata budaya dengan melengkapi keperluan yang
menunjang untuk menarik wisatawan
3. Menerapkan wisata pendidikan budaya (culture education)
4. Memelihara keaslian budaya, adat itiadat, kesenian daerah setempat
dengan regulasi tertentu.
5. Memperbaiki input sumber daya manusia.
6. Mengekspos wilayah tertentu yang dijadiakn pusat wisata budaya pada
iklan, media sosial.
7. Memasukan pada kurikulum sekolah.
8. Memberlakukan semua rangkaian kehidupan berbudaya pada semua
daerah wisata budaya.
Adapun kebijakan lain yang diterapkan oleh pemerintah daerah masing masing
berbeda. Tapi pada intinya usaha yang dilakukan memiliki satu tujuan yang sama
yaitu kemajuan daerah dan pembangunannya bisa tercapai melalui aspek
memaksimalkan identitas budaya sebagai salah satu variabel pembangunan
daerah. Dari situ akan tercipta juga sumber daya masyarakat yang lebih mengenal
dan mengahargai. Serta masyarakat bisa mengerti bagaiman budaya yang dimiliki
ini bisa dijadikan sebuah hal yang lebih bermanfaat bagi pembangunan.
Selanjutnya adalah bagaiaman menjaga regulasi dan rencana yang sudah
terelaisasaikan dapat terlaksana dengan komitmen pemerintah pusat Jawa Timur,
pemerintah daerah dan yang terpenting adalah masyarakat. Karena masyarakat
adalah sebagai subjek pelaksana dan juga sebagai objek dalam perannya sebagai
pihak yang dinikmati wisatawan bersama dengan budaya yang di pegang dan
dilakukan. Implementasi ini menarik untuk terus diamati perkembangannya.
Karena hidup berbudaya dan memegang keagungan leluhur adalah hidup
bijaksana dan menghargai budaya yang terbangun di daerah dan masyarakatnya.