Manajemen waktu hakekat buku teks

An Islamic Article, Paper, and Literature
Manajemen Waktu - Tedy Maryadi

Manajemen Waktu
Abstrak
Dalam surat Al-Ashr ayat 1-3 Allah SWT berfirman yang artinya (Dakwatuna 2007):
1. Demi Masa,
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati
dalam kebenaran dan nasihat-menasihati dalam kesabaran.
Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia memang benar-benar berada dalam kerugian
apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah SWT secara optimal untuk
mengerjakan amal shalih.
Lebih lanjut dalam surat Al-Imran ayat 104 Allah SWT berfirman yang artinya :
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, mrekalah
orang-orang yang beruntung”.
Dengan demikian, hanya orang-orang yang mengerjakan yang ma’ruf dan meninggalkan
yang mungkarlah orang-orang yang memperoleh keuntungan. Setiap muslim yang memahami ayat
diatas, tentu saja berupaya secara optimal mengamalkannya. Seorang muslim haruslah pandai
untuk mengatur segala aktivitasnya agar dapat mengerjakan amal shalih setiap saat, baik secara

vertikal maupun horizontal. Semua itu tentu saja harus diatur secara baik, agar apa yang kita
inginkan dapat terlaksana secara optimal, tanpa harus meninggalkan yang lain.
Dalam hal ini, manajemen waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasar berikut:
1. Pengetahuan aqidah yang rinci tentang optimalisasi waktu,
2. Memiliki manajemen hidup yang baik,
3. Memiliki pemikiran yang luas,
4. Memiliki pandangan jauh kedepan,
5. Melihat perosalan secara utuh,
6. Mengetahui perencanaan dan skala prioritas,
7. Tidak tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu,
8. Berupaya seoptimal mungkin,
9. Spesialisasi dan pembagian pekerjaan
Untuk itu, manajemen waktu dalam kehidupan kita sangatlah dibutuhkan. Orang-orang
yang tidak mengatur waktunya dengan baik adalah orang-orang yang merugi, semakin lama ia
akan semakin rugi, karena jika waktunya termanajemen dengan baik, tentunya akan memberikan
keuntungan dan manfaat yang luar biasa bagi dirinya.

1


An Islamic Article, Paper, and Literature
Manajemen Waktu - Tedy Maryadi

Pembahasan
Sesungguhnya modal utama seorang musli dalam hidup ini adalah waktu, karena di situlah
kehidupan manusia. Dia lebih berharga dari harta bahkan lebih mahal nilainya dari harta (Harjo
2012).
Waktu adalah sesuatu yang tidak akan berulang dan kebali lagi. Ketika waktu kita tidak isi
dengan hal-hal yang bermanfaat, maka akan bisa mengakibatkan penyesalan. Begitu pentingnya
kita mengetahui betapa berharganya waktu dalam seiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan
tahun dalam hidup kita.
Begitu pentingnya waktu, sehingga Allah SWT bersumpah dengan waktu. Dalam Alqur’an, kita dapatkan bahwasanya Allah SWT sering bersumpah dengan waktu, seperti Allah SWT
bersumpah dengan waktu malam, waktu Dhuha, waktu Ashar, bahkan di dalam surat Al-Ashr,
Allah SWT menyebutkan sifat-sifat orang yang beruntung, yaitu mereka yang mampu menjaga
waktunya dengan beriman dan beramal shaleh.
Waktu merupakan nikmat Allah SWT yang pasti akan diminta pertanggungjawabannya di
akhirat kelak. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya:
“Tidak melangkah dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah
menanyakan empat hal: Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan. Waktu
mudanya, digunakan untuk apa saja. Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk

apa saja dihabiskannya. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah SAW bersabda: “sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberikan
panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberikan
panjang umur dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad) dikutip dari (Hidayat 2012).
Satu desah nafas kita saat menjalani waktu demi waktu, merupakan langkah menuju kubur.
Orang yang pasti beruntung adalah orang yang mencari kebenaran, orang yang mengamalkan

2

An Islamic Article, Paper, and Literature
Manajemen Waktu - Tedy Maryadi

kebenaran, orang yang mendakwahkan kebenaran, dan orang yang sabar dalam menegakkan
kebenaran.
Dalam hal ini, manajemen waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasar berikut:

1. Pengetahuan aqidah yang rinci tentang optimalisasi waktu,
Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang rinci tentang
cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan kemashlahatan dirinya dan

orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah
orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa
hidupnya.

2. Memiliki manajemen hidup yang baik,
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik, menghindari
kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai perencanaan sebelum
melakukan pekerjaan. Ia harus berfikir, membuat program, mempersiapkan, mengatur, dan
melaksanakannya.
Allah memberikan kita setiap hari “modal” waktu dan kepada semua manusia di muka
bumi ini adalah sama, 24 jam. Namun, ada beberapa orang yang bisa “berbuat lebih” yaitu:
1. Rasulullah SAW, dalam waktu 23 tahun bisa membangun peradaban Islam yang tetap
ada sampai sekarang. Ikut peperangan dalam tempo waktu kurang dari 10 tahun, santun
terhadap fakir miskin, menyayangi istri dan kerabat, dan yang luar biasa adalah beliau
seorang pemimpin umat yang bisa membagi waktu untuk mat dan keluarga secara
seimbang.

3

An Islamic Article, Paper, and Literature

Manajemen Waktu - Tedy Maryadi

2. Zaid bin Tsabit RA, sanggup menguasai bahasa parsi hanya dalam tempo waktu 2
bulan. Beliau dipercaya menjadi sekretari Rasulullah dan menghimpun ayat Al-Qur’an
dalam sebuah mush’af.
3. Abu Hurairah, masuk islam usia 60 Tahun. Namun ketika meninggal, beliau
meriwayatkan5347 Hadist.

3. Memiliki pemikiran yang luas,
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berfikir, seperti
mampu berfikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu memahami substansi
pemikiran dan paham. Hal itu pentung sebagai dasar pengembangan berfikir ilmiah.

4. Memiliki pandangan jauh kedepan,
Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa mengantisipasi
berbagai persoalan yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang. Ary Ginanjar dalam bukunya :
ESQ, telah membagi orang-orang yang sibuk menjalankan aktivitasnya menjadi tiga kelompok
yaitu:
1. Kelompok Sibuk Pengisi Waktu
Kelompok ini sibuk meakukan kegiatan sepele yang memboroskan waktu tetapi tidak

penting. Kegiatan ini biasanya tidak memiliki tujuan jangka panjang. Mereka tidak tahu
kemana akan melangkah, dalam fikiran mereka, mereka sudah mencapai tujuan hidup.
2. Kelompok Pertengahan
Kelompok ini adalah kelompok yang melawan gelombang lautan. Pekerjaan mereka
terus menerus hanta mengatasi krisis dari hari ke hari. Pekerjaan ini biasanya lebih
mudah, karena masalahnya sudah jelas di depan mata, tidak memerlukan visi. Lamakelamaan mereka akan terperosok juga pada rutinitas pekerjaan yang kurang penting.

4

An Islamic Article, Paper, and Literature
Manajemen Waktu - Tedy Maryadi

3. Kelompok Pencapai Tujuan
Adalah kelompok yang memiliki tujuan hidup yang jelas. Setiap langkah yang diambil
adalah penjawatan dari visi nya.

5. Melihat perosalan secara utuh,
Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat masalah secara
parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan yang lainnya.


6. Mengetahui perencanaan dan skala prioritas,
Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai masalah adalah
faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang optimal. Dengan membuat
skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan kegiatan.

7. Tidak tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu,
Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan jiwa yang
stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang lebih baik. Sementara,
orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia mampu melakukan hal-hal terpuji,
sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah
kauniyah, yaitu hukum alam dan kebiasaan.

8. Berupaya seoptimal mungkin,
Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara optimal kita harus
mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada pada diri kita.

9. Spesialisasi dan pembagian pekerjaan
Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki pengetahuan luas,
tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.


5

An Islamic Article, Paper, and Literature
Manajemen Waktu - Tedy Maryadi

Penutup
Landasan-landasan di atas sebagaimana pada bagian pembahasan hanya dapat dipenuhi,
jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Disiplin dan Pembiasaan sejak dini
Penanaman disiplin akan waktu, menghargai waktu sejak kecil merupakan hal penting.
Dengan demikian, ia akan terbiasa untuk mengatur hidupnya secara mandiri dan optimal untuk
merencanakan berbagai macam aktivitas. Disiplin terkait dengan ibadah, tidur, makan, termasuk
senda gurau. Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Berilah istirahat hati karena kalau dipaksakan
akan membabi buta”.

2. Memiliki kecerdasan dan kejeniusan
Muncul indikasi kecerdasan pada seseorang merupakan faktor penting untuk bisa
mewujudkan manajemen waktu yang baik.


3. Memiliki kondisi fisik dan mental yang positif
Untuk melaksanakan manajemen waktu yang optimal, memang perlu ditunjang dengan
adanya keinginan yang kuat, tindakan yang terus menerus, aktif, lapang dada, penuh optimisme,
berpengetahuan luas, mampu memadukan berbagai pemikiran dan mampu mengendalikan emosi,
seperti sedih, berduka, susah, di samping memiliki budi pekerti dan akhlaq yang tinggi.

4. Memiliki keterampilan
Pengetahuan yang luas, tanpa diiringi dengan keterampilan hanya akan menjadi aksi yang
tidak kongkret. Banyak orang yang pandai berbicara, tetapi hanya sedikit orang yang bisa bekerja
dan menekuni bidang pekerjaannya.

6

An Islamic Article, Paper, and Literature
Manajemen Waktu - Tedy Maryadi

Daftar Pustaka
Al-Qur’an.
Al-Hadist.
Dakwatuna. 2007. “Manajemen Waktu Dan Kualitas Diri.” dakwatuna.com: 329.

www.dakwatuna.com/2007/12/10/329/manajemen-waktu-dan-kualitas-diri/ (August 12,
2018).
Harjo, Widya. 2012. “Manajemen Waktu Dalam Islam.” Khairunnisa Kuwait: 2.
www.khairunnisakuwait.blogspot.com/2012/11/manajemen-waktu-dalam-islam.html
(August 12, 2018).
Hidayat, Asep. 2012. “Manajemen Waktu.” Materi Ceramah dan Kultum: 1.
www.matericeramahdankultum.blogspot.com/2012/08/manajemen-waktu.html (August 12,
2018).

7