PERCOBAAN ANALISIS VOLUMETRI TITRASI ASA

KARYA ILMIAH

PERCOBAAN
ANALISIS VOLUMETRI (TITRASI ASAM-BASA)

OLEH :
AISYA ASSRAFY
7494
XI-MIPA 5
SMA N 7 YOGYAKARTA
Jalan M. T. Haryono No. 47 Yogyakarta 55141
2018

HALAMAN PENGESAHAN
1.

Judul Penelitian

2.
3.
4.


Kelompok Bidang Penelitian
:
Bidang Ilmu
:
Peneliti
Nama Lengkap
:
Aisya Assrafy
NIS
:
7494
Kelas
:
XI-MIPA 5
E-mail
:
aisya.assrafy@gmail.com
Asal Sekolah
:

SMA Negeri 7 Yogyakarta
Alamat Sekolah
:
Jl. M. T. Haryono 47 Yogyakarta
Telepon
:
0274 3777740/ +62 274 378333
Menyatakan bahwa substansi yang berjudul ‘Percobaan Analisis Volumetri
(Titrasi Asam-Basa)’ belum pernah disertakan dalam lomba apapun dan
dikerjakan dengan peneliti sebanyak 1 orang, pembimbing sebanyak 2 orang,
dengan rincian sebagai berikut:
Pembimbing 1

5.

:

Percobaan Analisis Volumetri
(Titrasi Asam-Basa)
Sains (Science)

Kimia

Nama Lengkap

:

Ratnasari Kurniawati P, S.Si

NIP

:

Bidang Studi yang Diampu

:

Kimia

Nama Lengkap


:

Dra. Lilis Iswanti

NIP

:

Bidang Studi yang Diampu

:

Pembimbing 2

Bahasa Indonesia

Yogyakarta, 8 Februari 2018
Peneliti

Aisya Assrafy

NIS. 7494

Pembimbing 1

Pembimbing 2

Ratnasari Kurniawati P, S.Si
NIP.

Dra. Lilis Iswanti
NIP.
ii

Kepala SMA Negeri 7 Yogyakarta

Drs. Budi Basuki, M. A.
NIP.19621114 199412 1001

iii


Kata Pengantar
Puji syukur kami penjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas semua
limpahan rahmat-Nyalah penelitian ini dapat kami selesaikan. Pada kesempatan ini
kami sampaikan terimakasih kepada :
1. Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberi petunjuk sehingga kami dapat
menyelesaikan penelitian ini.
2. Ibu Ratnasari Kurniawati P, S.Si, pembimbing kami yang dengan sabar
memberi bimbingan dalam pelaksanaan praktikum penelitian.
3. Ibu Dra. Lilis Iswanti, pembimbing kami dalam pembuatan karya ilmiah ini.
4. Teman-teman yang telah membantu kami dan yang telah memberi semangat
serta dukungan.
Akhirnya, kepada pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu, kami
ucapkan terimakasih atas bantuannya. Semoga segenap bantuan Bapak, Ibu, dan
Saudara mendapat imbalan dari Allah Yang Maha Kuasa.

Yogyakarta, 8 Februari 2018

Penyusun

iv


Abstrak
Telah dilakukan percobaan analisis volumetri (titirasi asam basa) dengan
tujuan untuk menentukan kadar asam asetat dalam sampel dengan menggunakan
natrium hidroksida. Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu
zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi
biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi.
Sebelum menentukan kadar suatu larutan terlebih dahulu dilakukan standarisasi
terhadap larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Dalam hal ini larutan NaOH
menggunakan indikator PP. Untuk menentukan kadar asam asetat dalam suatu sampel
maka dilakukan proses titrasi dengan menggukan indikator PP dengan penitrasi
adalah NaOH. Setelah mengetahui volume titran yang digunakan maka dapat
diketahui kadar asam asetat. Kadar asam asetat yang didapatkan adalah 1,1 M.
Kata kunci : titrasi asam basa, kadar asam asetat

v

Daftar Isi

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................ii

Kata Pengantar........................................................................................................................iv
Abstrak.....................................................................................................................................v
Daftar Isi.................................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................7
A.

Latar Belakang.............................................................................................................7

B.

Rumusan Masalah........................................................................................................8

C.

Tujuan..........................................................................................................................8

BAB II KEPUSTAKAAN.......................................................................................................9
A.

Landasan Teori.............................................................................................................9


BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................13
A.

Jenis Penelitian...........................................................................................................13

B.

Tempat dan Waktu Percobaan....................................................................................13

C.

Alat dan Bahan...........................................................................................................13

D.

Prosedur Percobaan....................................................................................................13

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................14
A.


Data Percobaan..........................................................................................................14

B.

Pembahasan................................................................................................................14

BAB V PENUTUP................................................................................................................16
A.

Kesimpulan................................................................................................................16

B.

Saran..........................................................................................................................16

LAMPIRAN..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................19
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................................20


vi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahanperubahan yang dialami materi ini dalam proses-proses alamiah maupun
dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui kimia kita mengenal susunan
(komposisi) zat dan penggunaan bahan-bahan tak bernyawa, baik alamiah
maupun buatan, dan mengenal proses-proses penting dalam benda hidup,
termasuk tubuh kita sendiri. Perspektif ini dapat dikembangkan lewat
pengamatan dan eksperimen kita sendiri, yang dengan kuat didasarkan pada
keinginan manusiawi untuk memahami dan pencarian kita akan tatanan
(Keenan, 1986: 2).
Ilmu

kimia

analitik

adalah

ilmu

kimia

yang

mendasari

pemisahanpemisahan dan analisis bahan. Analisa bertujuan untuk menentukan
susunan

bahan,

struktur.Susunan

baik

secara

kualitatif

kualitatif,

merupakan

kuantitatif,

maupun

komponen-komponen

secara
bahan,

sedangkan susunan kuantitatif adalah berapa banyaknya atau setiap komponen
tersebut. Dalam ilmu kimia analitik untuk menganalisa suatu komponen kimia
terdiri atas beberapa analisis yaitu analisis volumetri, analisis gravimetri.
Analisa volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia
yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena
pelaksanaannya yang mudah dan cepat, ketelitian dan kecepatan cukup tinggi,
juga dapat digunakan untuk menetukan kadar berbagai zat yang mempunyai
sifat berbeda-beda. Metode volumetri secara garis besar dapat diklasifikasikan
dalam empat kategori yaitu titrasi asam basa yang meliputi reaksi asam dan
basa baik kuat maupun lemah, titrasi redoks yaitu titrasi yang meliputi hampir
semua reaksi oksidasi reduksi, titrasi pengendapan yaitu titrasi yang meliputi
pembentukkan endapan, dan titrasi kompleksometri seperti titrasi EDTA
(Ethylenediaminetetraacetic acid) misalnya titrasi spesifik.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat1
ataupun titran2. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan
asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran
ditambahkan titrat sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen
1

Zat yang dititrasi atau zat yang dicari konsentrasinya. Titrat selalu diletakkan di labu erlenmeyer.
Zat yang menitrasi atau zat yang membantu zat lain untuk diketahui konsentrasinya. Titran selalu
diletakkan di buret.
2

7

(artinya secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi). Titrasi asam
basa sering disebut aidimetri-alkalimetri, asidimetri diartikan pengukuran
jumlah asam ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur jumlah asam
atau garam). Tentu saja ini membingungkan, namun usaha untuk menetapkan
arti mana yang harus dipakai tidak berasil. Maka asidimetri dan alkalimetri
sebaliknya diartikan umum saja, yaitu titrasi yang menyangkut asam dan basa.
Berdasarkan paparan di atas maka perlu dilakukan praktikum
mengenai analisis volumetri (titrasi asam basa), guna mengetahui metode atau
cara menitrasi suatu larutan yang bersifat basa ataupun asam, selain itu dapat
menyelaraskan antara praktikum dan teori titrasi asam basa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses titrasi asam-basa?
2. Bagaimana cara menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara
titrasi?
3. Apa peran indikator dalam proses titrasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui proses titrasi asam-basa.
2. Mengetahui cara menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara
titrasi.
3. Mengetahui peran indikator dalam proses titrasi.

8

BAB II
KEPUSTAKAAN
A. Landasan Teori
1. Titrasi Asam-Basa
Studi kuantitatif mengenai reaksi penetralan asam-basa paling nyaman
apabila dilakukan dengan menggunakan prosedur yang disebut titrasi
(titration). Dalam percobaan titrasi, suatu larutan yang konsentrasinya
diketahui secara pasti, disebut sebagai larutan standar (standard solution),
ditambahkan ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui, sampai
reaksi kimia antara kedua larutan tersebut berlangsung sempurna (Chang,
2005:111).
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi,
sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi
asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi,
titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi
kompleks dan lain sebagainya[ CITATION Day86 \l 1033 ].
Titrasi yang melibatkan reaksi anara asam dengan basa dikenal dengan
istilah titrasi asam-basa atau asidi alkalimetri. Secara teknis, titrasi dilakukan
dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan yang konsentrasinya
telah diketahui (titran) melalui buret ke dalam larutan yang konsetrasinya
ingin dicari (titrat) dengan volume tertentu yang terletak dalam labu
erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi, ditandai dengan
berubahnya warna indikator.
Tepat pada saat warna indikator berubah, titrasi dihentikan dan volumenya
dicatat sebagai volume titik akhir titrasi. Larutan basa yang diletakkan dalam
buret disebut dengan larutan penitrasi.
2. Asidi-Alkalimetri
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
titran. Titrasi asam basa dilakukan berdasarkan reaksi penetralan. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Keadaan ini disebut sebagai ‘titik ekuivalen’ (Pierce, 1967). Pada saat titik
ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian mencatat volume titer

9

yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data
volume titran, volume dan konsentrasi titer maka dapat ditentukan kadar titran
(Pierce, 1967). Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada
titrasi asam basa, yaitu:
a. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi
dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran
untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut
adalah titik ekuivalen.
b. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran
sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna
ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan (Pierce,
1967).
3. Indikator Titrasi
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih
sedekat mungkin dengan titik ekivalen, hal ini dapat dilakukan dengan
memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan
sempurna yang biasanya ditandai dengan pengamatan visual melalui
perubahan warna indikator. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa
adalah asam lemah atau basa lemah. Asam lemah dan basa lemah ini
umumnya senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang
mengkontribusi perubahan warna pada indikator tersebut. Jumlah indikator
yang ditambahkan kedalam larutan yang akan dititrasi harus sesedikit
mungkin, sehingga indikator tidak mempengaruhi pH larutan dengan
demikian jumlah titran yang diperlukan untuk terjadi perubahan warna juga
seminimal mungkin (Pierce, 1967).
Indikator asam basa akan memiliki warna yang berbeda dalam keadaan
tak terionisasi dengan keadaan terionisasi. Sebagai contoh untuk indikator
phenolphthalein (pp), dalam keadaan tidak terionisasi (dalam larutan asam)
tidak akan berwarna (colorless) dan akan berwarna merah keunguan dalam
keadaan terionisasi (dalam larutan basa) (Pierce, 1967).

10

INDOKATOR

TRAYEK pH

ASAM

BASA

Timol biru

1,2-2,8

Merah

Kuning

Pentametoksi
merah

1,2-2,3

Merah-ungu

Tak berwarna

Tropeolin

1,3-3,2

Merah

Kuning

2,4-Dinitrofenol

2,4-4,0

Tak berwarna

Kuning

Metil kuning

2,9-4,0

Merah

Kuning

Metil oranye

3,1-4,4

Merah

Oranye

Bromfenol biru

3,0-4,6

Kuning

Biru-ungu

Tetrabromfenol
biru

3,0-4,6

Kuning

Biru

Alizarin
sulfonat

3,7-5,2

Kuning

Ungu

α-Naftil merah

3,7-5,0

Merah

Kuning

p-Etoksikrisoidin

3,5-5,5

Merah

Kuning

Bromkresol hijau

4,0-5,6

Kuning

Biru

Metil merah

4,4-6,2

Merah

Kuning

Bromkresol ungu

5,2-6,8

Kuning

Ungu

Klorfenol merah

5,4-6,8

Kuning

Merah

Bromfenol biru

6,2-7,6

Kuning

Biru

p-Nitrofenol

5,0-7,0

Tak berwarna

Kuning

Azolitmin

5,0-8,0

Merah

Biru

Fenol merah

6,4-8,0

Kuning

Merah

Neutral merah

6,8-8,0

Merah

Kuning

Rosolik acid

6,8-8,0

Kuning

Merah

Kresol merah

7,2-8,8

Kuning

Merah

α-Naftolftalein

7,3-8,7

Merah mawar

Hijau

Tropeolin

7,6-8,9

Kuning

Merah mawar

Timol biru

8,0-9,6

Kuning

Biru

Fenolftalein

8,0-10

Tak berwarna

Merah

α-Naftolbenzein

9,0-11

Kuning

Biru

natrium

4. Indikator Alami
11

Senyawa-senyawa organik yang dapat digunakan sebagai indikator dalam
titrasi mempunyai karakteristik yaitu senyawa memberikan perubahan warna
terhadap perubahan suasana pH larutan. Perubahan warna dapat terjadi
melalui proses keseimbangan bentuk molekul dan ion dari senyawa indikator
tersebut. Sebagai contoh senyawa fenolftalein merupakan indikator asam
lemah-basa kuat, mengalami perubahan kesetimbangan ion yang diikuti
perubahan warna dari tidak berwarna pada kondisi asam menjadi merah pada
kondisi basa. Dari reaksi kesetimbangan, diketahui bahwa senyawa indikator
berada dalam bentuk ion yang dapat menghasilkan perubahan warna merah.
Perubahan warna tersebut karena senyawa fenol dalam bentuk ion mengalami
delokalisasi membentuk quinoid[ CITATION Sit10 \l 1033 ].

12

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif, mengenai reaksi penetralan asam-basa yang
disebut titrasi.

B. Tempat dan Waktu Percobaan
Tempat

:

Laboratorium Kimia SMA N 7 Yogyakarta
Jl. M.T. Haryono No. 47 Yogyakarta 55141

Waktu

:

12.30 – 14.00 WIB
Senin, 5 Februari 2018

C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Buret
b. Statif
c. Erlenmeyer
d. Pipet tetes
e. Gelas ukur 10 ml
f. Gelas kimia
2. Bahan
a. Asam cuka
b. Larutan NaOH 1 M
c. Indikator PP
D. Prosedur Percobaan
1. Masukkan 25 ml larutan cuka yang telah diencerkan ke dalam
erlenmeyer, kemudian tambahkan 7 tetes larutan fenolftalein (PP).
2. Isi buret dengan larutan NaOH 1 M hingga garis 0 ml.
3. Lakukan titrasi larutan sedikit demi sedikit secara hati-hati dan labu
erlenmeyer terus-menerus digoyang. Penetesan dihentikan saat terjadi
perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi merah muda.
4. Catat volume NaOH yang digunakan saat titrasi.
5. Lakukan titrasi ini dua kali.

13

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Percobaan
Titrasi ke-

Volume CH3COOH

Volume NaOH

1

25 ml

35 ml

2

25 ml

25 ml

Jumlah volume rata-rata 25 ml

27,5 ml

B. Pembahasan
Titrasi merupakan prosedur yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi
larutan asam atau basa. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa
maka disebut sebagai titrasi asam-basa, titrasi redoks untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi-oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang
melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Sedangkan pada
percobaan ini hanya akan dibahas tentang titrasi asam basa.
Titrasi yang melibatkan reaksi anara asam dengan basa dikenal dengan istilah
titrasi asam-basa atau asidi alkalimetri. Secara teknis, titrasi dilakukan dengan
cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan yang konsentrasinya telah diketahui
(titran) melalui buret ke dalam larutan yang konsetrasinya ingin dicari (titrat)
dengan volume tertentu yang terletak dalam labu erlenmeyer sampai keduanya
tepat habis bereaksi, ditandai dengan berubahnya warna indikator. Tepat pada saat
warna indikator berubah, titrasi dihentikan dan volumenya dicatat sebagai volume
titik akhir titrasi.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut titrat dan biasanya diletakan di
dalam erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut
sebagai titran biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titrat maupun titran
biasanya berupa larutan. Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat
ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri
adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan
pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia.
Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari
perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui
perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.

14

Pada percobaan ini kita akan menentukan konsentrasi asam asetat melalui
proses titrasi yaitu dengan menitrasi asam asetat yang telah ditambahkan indikator
fenolftalein (PP) sebanyak 7 tetes dengan natrium hidroksida. Larutan asam asetat
yang telah ditambahkan indikator PP berwarna bening, sehingga apabila larutan
tersebut berubah warna menjadi merah muda atau ungu muda maka titrasi harus
dihentikan. Volume titran akan mempengaruhi hasil konsentrasi asam asetat
sehingga dalam menitrasi larutan tersebut kita harus memperhatikan perubahan
warna dan volume titrat yang digunakan. Setelah volume titrat diketahui maka
kadar asam asetat dapat dihitung. Dari hasil perhitungan, kadar asam asetat yang
didapatkan adalah 1,1 M.
Reaksi antara CH3COOH dengan NaOH akan menghasilkan CH3COONa +
H2O. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Pada reaksi tersebut yang menjadi reaktan adalah CH3COOH dan NaOH
sedangkan produknya adalah CH3COONa dan H2O. Kita telah mengetahui sifat
dari reaktan tersebut, dimana asam asetat adalah asam lemah dan natrium
hidroksida adalah basa kuat sehingga apabila direaksikan sifat asam dan basa dari
larutan tersebut akan hilang dan membentuk zat baru yang disebut garam yang
memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya karena hasil reaksinya dan air
memiliki sifat netral yang artinya jumlah ion H + sama dengan jumlah ion OHmaka reaksi disebut dengan reaksi netralisasi atau penetralan.
Adanya indikator dalam proses titrasi berfungsi untuk menentukan titik
ekuivalen ketika dua larutan telah mencapai netralisasi. Indikator dapat berupa
internal maupun eksternal. Indikator internal dicampur dengan reaktan dan
biasanya menyediakan tampilan visual, sementara indikator eksternal adalah alat
elektrokimia.
Perubahan warna yang diamati menunjukkan bahwa reaksi hampir atau benarbenar dinetralkan. Namun, pH indikator tidak 100 persen akurat. Dalam hal
presisi, pH meter merupakan indikator yang banyak digunakan ketika titrasi.

15

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Volume rata-rata natrium hidroksida untuk menitrasi asam asetat
adalah 27,5 ml.
2. Penentuan kadar asam asetat dapat diketahui dengan cara menintrasi
asam asetat tersebut dengan natrium hidroksida dengan menggunakan
indikator PP. Kadar asam asetat yang didapatkan adalah 1,1 M.

B. Saran
Dalam percobaan analisis volumetri dibutuhkan ketelitian yang tinggi. Maka
dari itu, dianjurkan untuk mematuhi langkah-langkah dari pembimbing agar
dalam percobaannya mendapat hasil yang akurat.

16

LAMPIRAN
Gambar

Keterangan

Larutan titrat dan titran

Indikator fenolftalein

Proses titrasi

17

Proses titrasi

18

DAFTAR PUSTAKA
Apakah Fungsi Indikator dalam Proses Titrasi. (2015, Agustus 4). Retrieved Februari
21, 2018, from Hisham.id: http://hisham.id/2015/08/apakah-fungsi-indikatordalam-proses-titrasi.html
Day, R., & Underwood. (1986). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Nuryanti, S. (2010). Indikator Titrasi Asam-Basa Dari Ekstrak Bunga Sepatu
(Hibiscus rosa sinensis L) , 181.
Pierce, W., Sawyer, D., & Haenisch, E. (1967). Quantitative Analysis. New York:
John Wiley and Sons, Inc.
Sudarmo, U., & Mitayani, N. (2016). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta:
Penerbit Erlangga.
Suratman, A. H. (2014). Titrasi Asam Basa .

19

RIWAYAT HIDUP
1. Nama

:

Aisya Assrafy

2. Tempat, Tanggal Lahir

:

Bantul, 18 Desember 2000

3. Jenis Kelamin

:

Perempuan

4. Golongan Darah

:

O

5. Alamat

:

Jalan Bantul Km. 7,5 Pucung RT 52
Pendowoharjo Sewon Bantul 55185

6. Status

:

Pelajar

7. Asal Sekolah

:

SMA N 7 Yogyakarta

20