Audit BUKTI AUDIT id . doc

BUKTI AUDIT
Bukti audit didefinisikan sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditor
untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah sesuai dengan criteria yang
ditetapkan. Rentang informasi ini sangat beragam kemampuannya dalam mempengaruhi
auditor memutuskan apakah laoran keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Bukti audit ini mencakup informasi yang sangat
persuasive, seperti perhitungan auditor atas surat berharga yang dapat diperjualbelikan,
dan informasi yangh kurang persuasive, seperti berbagai tanggapan atas pertanyaanpertanyaan dari para karyawan klien.
Berbagai Keputusan Bukti Audit
Keputusan utama yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah
bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yangt
memadai bahwa berbagai komponen dalam laporan keuangan serta dalam keseluruhan
laporan lainnya telah disajikan secara wajar.
Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah
kedalam empat sub keputusan berikut ini:
1. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan
2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu
3. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi
4. Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan.
Prosedur Audit
Adalah rincian intruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang diperoleh

pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit. Seabagai contoh berikut
ini adalah suatu prosedur audit untuk pengujian transaksi pengeluaran kas.


Ambilah buku jurnal pengeluaran kas dan bandingkanlah nama
sipembayar, nilai uang, dan tanggal pada berbagai cek yang ditangguhkan dengan
data yang terdapat dalam buku jurnal pengeluaran kas.

Ukuran Sampel
Setelah memilih prosedur audit, mungkin sekali memilih beragam ukuran sampel
dari hanya satu sampel hingga semua item yang terdapat dalam populasi yang sedang di
uji. Dalam prosedur audit yang telah dibahas diatas, anggaplah bahwa terdapat 6.600 cek
yang tercatat dalam buku jurnal pengeluaran kas. Auditor barangkali akan memilih
ukuran sampel sebesar 50 cek sebagai perbandingan dengan buku jurnal pengeluaran kas.
Keputusan untuk memilih seberapa banyak item yang akan diuji haruslah dibuat oleh
auditor untuk masing-masing prosedur audit yang ada. Ukuran sampel bagi setiap
prosedur tersebut kemungkinan besar akan berbeda antara satu penugasan audit dengan
penugasan audit lainnya.
Item-item yang terpilih
Setelah menentukan ukuran sampel untuk prosedur audit dilakukan, haruslah

ditentukan item-item mana dari populasi yang akan diuji. Jika auditor memutuskan,
umpamanya, untuk memilih 50 cek yang ditangguhkan dari populasi sebesar 6.600 cek
sebagai item-item yang akan dibandingkan dengan data pada buku jurnal pengeluaran
kas, maka dapat digunakan berbagai metode yang berbeda untuk emmilih cek-cek
manakah yang akan di uji. Auditor dapat (1) memilih 50 cek pertama yang tercatat
dalam periode 1 minggu, (2) memilih 50 cek bernilai terbesar, (3) memilih cek-cek
tersebut secara acak, atau, (4) memilih cek-cek yang menurut auditor memiliki
kemungkinan kandungan kekeliruan yang besar.
Pemilihan Waktu yang tepat
Audit atas laporan keuangan umumnya mencakup periode waktu tertentu seperti
satu tahun, pada umumnya proses audit baru selesai dilaksanakan setelah beberapa
minggu atau beberapa bulan setelah berakhirnya suatu periode waktu. Waktu pelaksanaan
berbagai prosedur audit beragam mulai dari awal suatu periode akuntansi atau lama
setelah periode akuntansi itu berakhir.
Berbagai prosedur audit seringkali menggabungkan antara ukuran sampel, itemitem yang diuji, dan pemilihan waktu yang tepat kedalam prosedur audit. Berikut ini

adalah suatu modifikasi dari prosedur audit diatas yang mencamtumkan keempat
keputusan-keputusan bukti audit.



Ambilah buku jurnal pengeluaran kas bulan oktober dan bandingkanlah nama
sipembayar, nilai uang dan tanggal pada berbagai cek yang ditangguhkan dengan
data yang terdapat dalam buku jurnal pengeluaran kas tersebut untuk suatu
sampel yang dipilih secara acak atas 40 nomor cek.

Program Audit
Daftar atas berbagai prosedur audit untuk area audit tertentu atau untuk
keseluruhan proses audit disebut dengan program audit. Program audit selalu
mengandung daftar rangkaian prosedur audit. Didalamnya pun seringkali mencakup pula
ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan waktu pelaksanaan pengujian tersebut.
Mayoritas auditor menggunakan berbagai jenis komputer untuk mendukung persiapan
program-program audit. Aplikasi komputer yang paling sederhana pun melibatkan
pengetikan program audit kedalam suatu pengolah kata serta menyimpannya dari satu
tahun ketahun berikutnya agar dapat memfasilitasi berbagai perubahan dan segera
memperbaharuainya.
PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT
Dua penentu persuasivitas bukti audit adalah kompetensi dan kecukupan, yang
langsung diambil dari standar pekerjaan lapangan ketiga.
Kompetensi bukti merujuk pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat
dipercaya atau diyakini kebenarannya. Jika bukti audit dianggap memiliki kompetensi

yang tinggi, maka bantuan bukti tersebut untuk meyakinkan auditor bahwa laporan
keuangan telah disajikan secara wajar sangatlah besar. Sebagai contoh jika perhitungan
persediaan dilakukan oelh auditor, maka bukti audit yang diperoleh akan lebih kompeten
daripada jika menajemenlah yang memberikan daftar perhitungan persediaan yang
dibuatnya

sendiri

kepada

auditor.

Mayoritas

auditor

mempergunakan

istialh


keterpercayaan bukti sebagai sinonim dari kompetensi.
Kompetensi bukti hanya berkaitan dengan prosedur-prosedur audit yang
terseleksi. Tingkat kompetensi tidak dapat ditingkatkan dengan cara memperbesar ukuran
sampel atau mengambil item-item lainnya dari suatu populasi. Tingkat kompetensi hanya

dapat diperbesar dengan memilih berbagai prosedur yang mengandung tingkat kualitas
yang lebih tinggi atas satu atau lebih dari ketujuh karakteristik kompetensi bukti audit
berikut ini.
a. Relevansi
Bukti audit harus selaras atau relevan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh
auditor sebelum bukti tersebut dapat terpercaya
b. Independensi penyedia bukti
Bukti audit yang diperoleh dari sumber di luar entitas akan lebih dipercaya
daripada bukti audit yang diperoleh dari dalam entitas.
c. Efektivitas Pengendalian Intern Klien
Jika pengendalian intern klien berjalan secara efektif, maka bukti audit yang
diperoleh akan dapat lebih dipercaya daripada jika pengendalian intern itu lemah.
d. Pemahaman Langsung Auditor
Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian fisik,
observasi, perhitungan dan inspeksi akan lebih kompeten daripada informasi yang

diperoleh secara tidak langsung.
e. Berbagai kualifikasi individu yang menyediakan informasi.
Walaupun jika sumber informasi itu bersifat independent, bukti audit tidak akan
dapat dipercaya kecuali jika individu yang menyediakan informasi tersebut
memilikikualifikasi untuk melakukan hal itu.
f. Tingkat obyektivitas.
Bukti yang obyekif akan dapat lebih dipercayadari pada bukti yang membutuhkan
pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut memang benar.
Berbagai contoh bukti yang obyektif termasuk konfirmasi atas piutang dagang
dan saldo-saldo bank, perhitungan fisik surat berharga dn kas, serta perhitungan
ulang saldo dalam daftar utang dagang untuk menentukan apakah data-data
tersebut sesuai dengan saldo pada buku besar. Sedangkan contoh-contoh dari
bukti-bukti yang subyektif termasuk selembar surat yang ditulis oleh pengacara
klien yang membahas mengenai kemungkinan hasil yang diperoleh dari berbagai
gugatan hukum yang sedang dihadapi oleh klien, observasi atas persediaan yang
usang selama dilakukannya pengujian fisik, serta berbagai informasi yang didapat

dari menejer kredit tentang kolektibilitas dari piutang dagang yang belum dibayar
oleh pelanggan.
g. Ketepatan waktu.

Ketepatan wktu atas bukti audit dapat merujuk baik kapan bukti itu di kumpulkan
atau kapan periode wktu yang tercover oleh proses audit itu.
Persuasivitas dan Biaya
Dalam membuat berbagai keputusan tentang bukti audit pada suatu proses audit,
baik persuasivitas maupun biaya harus turut dipertimbangkan. Sangatlah jarang terjadi
ketika hanya satu jenis bukti audit saja yang tersedia untuk memverifikasi informasi.
Persuasivitas dan biaya dari semua alternative harus masuk dalam pertimbangan audior
sebelum ia memilih suatu atau beberapa jenis bukti audit yang terbaik. Tujuan auditor
adalah memperoleh sejumlah bukti audit yang cukup kompeten pada tingkat biaya
terendah yang paling mungkin dicapai.
Dalam memutuskan prosedur-prosedur audit manakah yang akan digunakan, auditor
dapat memilihnya dari ketujuh kategori umum bukti audit.kategori-kategori ini dikenal
sebagai jenis-jenis bukti audit.
1. pengujian fisik (physical examination)
2. konfirmasi (confirmation)
3. dokumentasi (documentation)
4. prosedur analitis (analytical procedures)
5. wawancara kepada klien (inquiries of the client)
6. hitung uji (reperformance)
7. observasi (observation)

a. Pengujian Fisik
Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva yang
berwujud (tangible asset). Jenis bukti ini sering berkaitan dengan persediaan dan
kas, tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai verifikasi atas surat berharga,
surat piutang, serta aktiva tetap yang berwujud.

b. konfirmasi
Menggambarkan penerimaan tanggapan baik secar tertulis mupun lisan dari pihak
ketiga yng indevenden yang memverifikasikan keakuratan informasi sebagaimana
yang diminta oleh auditor. Permintaan ini ditujukan bagi klien, dan klien meminta
pihak ketiga yng indevenden untuk memberikan tnggapannya secara langsung
kepada auditor. Karena konfirmasi-konfirmasi ini datang dri berbagai sumber
yang independent terhadap klien, maka jenis bukti audit ini sangatlah dihargai dan
merupakan jenis bukti yang paling sering dipergunakan.

INFORMASI YANG SERING DIKONFIRMASIKAN
INFORMASI
Aktiva
Kas pada Bank
Piutang Dagang

Surat Piutang
Persediaan diluar dan dikonsinyasikan
Persediaan tersimpan dalam gudang umum
Nilai kas dalam asuransi jiwa
Kewajiban

SUMBER

utang dagang

Kreditur

Surat utang

Pemberi pinjaman

Uang muka dari pelanggan

Pelanggan


Utang hipotik

Pemberi hipotik

Utang obligasi

Pemegang obligasi

Modal Sendiri
Saham yang beredar

Pencatat saham dan agen transfer saham

Informasi Lainnya
Nilai cakupan asuransi
Kewajiban kontingen

Bank
Pelanggan
Pembuat surat

Pihak yang menerima konsinyasi (consignee)
Gudang umum
Perusahaan asuransi

Perusahaan asuransi
Bank, pemberi pinjaman, dan penasihat hukum

Perjanjian obligasi

klien
Pemegang obligasi

Agunan yang dikuasai oleh para kreditur

kreditur

c. Dokumentasi
Adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk
mendukung informasi yng tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan.
Berbagai dokumen yang di uji auditor adalah catatan-catatan yang dipergunakan
oleh klien untuk menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis yang
terorganisasi. Karena pada umumnya setip transaksi dalam organisasi klien ini
minimal didukung oleh selembar dokumen,maka jenis bukti audit ini tersedia
dalam jumlah besar. Sebagai contoh, klien sering kali menyimpan bukti
pemesanan pelanggan, dokumen pengapalan, serta salinan faktur penjualan bagi
masing-masing transaksi penjualan yang terjadi. Ketiga dokumen ini merupakan
bukti yang berguna untuk verifikasi oleh auditor dalam menilai keakuratan
catatan-catatan klien untuk berbagai transaksi penjualan. Dokumentasi adalah
suatu bentuk bukti yang dipergunakan secara luas dalam setiap penugasan audit
karena pada umumnya jenis bukti ini telah tersedia bagi auditor dengan biaya
perolehan bukti yang relative rendah.seringkali jenis bukti ini merupakan satusatunya jenis bukti audit yang layak dan siap pakai.
Prosedur Analitis
Presedur Analitis menngunakan berbagai perbandingan dan hubungan-hubungan
untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak wajar. Prosedur analitis
digunakan untuk tujuan berbeda atas sebuah audit. Tujuannya adalah berikut ini.




Memahami industri dan bisnis klien
Menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas
Menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan

keuangan

Mengurangi ujian audit rinci
Wawancara kepada Klien
Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun
tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai tanggapannya atas berbagai
pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Saat auditor memperoleh bukti dari hasil

wawancara ini, pada umumnya merupakan suatu keharusan bagi auditor untuk
memperoleh bukti audit lainnya yang lebih meyakinkan melalui berbagai prosedur
lainnya.
Hitung Uji
Hitung uji melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer
informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode audit
pada sejumlah sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali atas berbagai erhitungan
ini terdiri dari pengujian atas keakuratan aritmatis klien. Hal ini mencakup sejumlah
prosedur seperti pengujian perkalian dalam faktur-faktur penjualan dan persediaan,
penjumlahan dalam jurnal-jurnal dan catatan-catatan pendukung, serta menguji
perhitungan atas beban depresiasi dan beban dibayar di muka. Pengujian kembali atas
berbagai transfer informasi mencakup penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh
keyakinan bahwa pada saat informasi tersebut dicantumkan pada lebih dari satu tempat,
maka informasi tersebut selalu dicatat dalam nilai yang sama pada setiap saat.
Observasi
Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-aktivitas
tertentu. Sepanjang proses audit, terdapat banyak kesempatan bagi auditor untuk
mempergunakan indera penglihatan, pendengaran, perasa, dan penciumannya dalam
mengevaluasi berbagai item yang sangat beraneka ragam. Merupakan kewajiban auditor
untuk menindaklanjuti berbagai kesan pertama yang didapatnya dengan berbagai bentuk
bukti audit lainnya yang bersifat nyata.

Kompetensi Jenis-Jenis Bukti
Pertama, efektivitas pengendalian intern klien memiliki pengaruh yang
signifikan atas kompetensi sebagian besar jenis audit. Sebagai contoh, dokumentasi
internal suatu perusahaan yang memiliki pengendalian intern yang efektif akan lebih
terpercaya karena dokumen-dokumen tersebut memiliki persentase keakuratan yang lebih
tinggi. Serupa dengan hal tersebut, prosedur analitis tidak akan menjadi bukti audit yang

kompeten bila pengendalian yang bertugas menghasilkan data ternyata menyediakan
informasi yang tidak akurat.
Kedua, baik pengujian fisik maupun hitung uji kemungkian besar akan
memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi jika pengendalian internnya berjalan
efektif, tetapi penggunaan kedua jenis bukti itu cukup besar perbedaannya. Kedua
jenis bukti audit ini secara efektif berhasil mengilustrasikan bahwa bukti-bukti audit yang
memiliki tingkat kepercayaan yang sama boleh jadi benar-benar jauh berbeda.
Ketiga, jenis bukti audit yang spesifik jarang sekali mampu memberikan bukti audit
yang kompeten hanya dengan jenis bukti itu saja untuk memuaskan beberapa tujuan
audit.
Biaya Atas Jenis-Jenis Bukti
Dua jenis bukti audit yang paling mahal biayanya adalah pengujian fisik dan
konfirmasi. Pengujian fisik mengeluarkan biaya yang besar karena pada umumnya,
pengujian fisik mewajibkan kehadiran auditor pada saat klien melakukan perhitungan
aktivanya, yang sering sekali dilakukan pada tanggal neraca.konfirmasi membutuhkan
biaya yang besar karena auditor harus melaksanakan sejumlah prosedur secara berhatihati dalam rangka mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali, serta
upaya untuk menindaklanjuti berbagai konfirmasi yang tidak menerima tanggapan atau
sejumlah pengecualian konfirmasi.
Dokumentasi dan prosedur analitis memerlukan biaya pada tingkat yang moderat.
Jika karyawan klien mempersiapka berbagai dokumen dan menyusunnya secara apik agar
mudah dipergunakan, maka dokumentasi umumnya hanya menimbulkan pengeluaran
biaya audit yang cukup rendah. Saat auditor harus menemukan berbagai dokumen
tersebut oleh dirinya sendiri, mak dokumentasi dapat menimbulkan biaya audit yang
sangat tinggi. Prosedur analitis membutuhkan pertimbangan auditor untuk memutuskan
jenis prosedur analitis mana yang akan dipergunakan, melakukan sejumlah perhitungan,
serta mengevaluasi hasil yang diperoleh.
Tiga jenis bukti audit yang paling rendah biayanya adalah observasi, wawancara
kepada klien, dan hitung uji. Observasi umunya dilakukan bersamaan dengan sejumlah
prosedur audit lainnya. Wawancara dengan klien dilakukan secara ekstensif dalam setiap

proses audit dan umumnya hanya mengeluarkan biaya audit yang rendah. Hitung uji
umumnya hanya menimbulkan sejumlah kecil biaya karena hitung uji ini hanya
melibatkan berbagai perhitungan dan penelusuran sederhana yang dapat dilakukan setiap
saat sesuai dengan keperluan auditor.
Menurut standar audit, dokumentasi audit adalah catatan yang disimpan oleh
auditor dari prosedur yang diterapkan, ujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh,
dan kesimpulan yang berhubungan yang dicapai dalam perjanjian. Dokumentasi udit juga
biasa dianggap sebagai kertas kerja pemeriksa (KKP), kertas kerja audit (KKA), atau
audit working paper (AWP). Dokumentasi audit harus dipelihara dalam arsip
terkomputerisasi.
Secara keseluruhan, tujuan dokumentasi audit adalah membantu auditor
menyediaakan jaminan wajar bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan
standar audit yang umum diterima. Secara khusus, dokumentasi audit (KKP) bertujuan
sebagai pendukung dalam memberikan opini, memberikan sebuah dasar untuk
merencanakan audit, sebuah catatan bukti yang diakumulasikan dan hasil dari ujian,
sebagai bahan supervise oleh supervisor dan rekan, sebagai acuan untuk audit tahun
berikutnya, sebagai referensi bila ada pertanyaan oleh pihak lain. Dokumentasi audit
adalah cara utama untuk mendokumentasikan dimana sebuah audit yang memadai telah
dilakukan. Dokumntasi audit memberikan sumber informasi penting untuk membantu
auditor dalam menentukan laporan audit yang tepat untuk dibuat dalam keadaan tertentu.
Arsip audit adalah rangka referensi utama yang digunakan oleh orang yang
mengawasi

untuk

mengevaluasi

apakah

bukti

kompeten

yang

cukup

telah

diakumulasikan untuk mendukung laporan audit. Saat prosedur audit melibatkan
penyelidikan dokumen tau konfirmasi saldo, dokumentasi audit harus meliputi sebuah
identifikasi dari item yang diuji. Arsip audit juga harus meliputi dokumentasi tentang
temuan audit atau masalah yang penting, tindakan yang diambil untuk mengatasinya dan
dasar untuk kesimpulan yang dicapai.
Kepemilikan Arsip
Dokumentasi audit disiapkan selama waktu pekerjaan termasuk jadwal yang
dipersiakan oleh klien untuk auditor, adalah kepemilikan auditor. Satu-satunya waktu
dimana orang lain termasuk klien, memiliki hak untuk menguji arsip adalah saat mereka

dipanggil oleh pengadilan sebagai bukti hukum. Pada penyelesaian waktu pekerjaan,
arsip audit dipertahankan pada kantor akuntan publik untuk referensi masa mendatang.
Kerahasiaan Arsip Audit
Kerahasiaan hubungan dengankkien diperlihatkan dalam aturan 301 dari Kode
Perilaku Profesional, yang menyatakan:
“seorang anggota tidak boleh mengungkapkan suatu informasi rahasia yang diperoleh
dalam rangkaian perjanjian profesional kecuali dengan persetujuan klien”.
Bila auditor membuka rahasia informasi keda pihak luar atau karyawan klien
yang tidak memiliki akses, hubungan mereka dengan manajemen akan sangat terganggu
sehingga memberikan karyawan sebuah kesempatan untuk mengubah informasi dan
merupakan sebuah kasus jika seorang akuntan publik menjual prakteknya ke perusahaan
akuntan publik lainnya. Namun tidak dibutuhkan izin dari klien bila dokumentasi audit
dipanggil oleh pengadilan atau digunakan untuk keperluan legal lainnya.
Isi dan Organisasi
Setiap perusahaan akuntan publik membuat pendekatannya sendiri untuk
menyiapkan dan mengatur arsip audit. Biasanya arsip audit dimulai dengan informasi
yang lebih umum, seperti data perusahaan dalam arsip permanen dan diakhiri dengan
laporan keuangan dan laporan audit. Ditengahnya adalah arsip audit yang mendukung
ujian auditor.
1. Arsip Permanen
Disengaja untuk mengandung data yang sifatnya historis atau berlanjut. Arsip ini
menjadi sumber informasi yang memudahkan audit yang terus diminati dari tahun ke
tahun. Arsip permanent pada umumnya meliputi :


Ekstrak atau salinan dari dokumen perusahaan yang terus menerus penting
sebagai artikel korporasi, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan
kontrak. Kontrak adalah rencana pension, penyewaan, pilihan sahan, dan lainnya.



Analisis, dari tahun sebelumnya dari akun yang senantiasa penting bagi
auditor. Termasuk seperti utang jangka panjang, akun ekuitas pemegang saham,
niat baik, dan aktiva tetap.



Informasi

yang

berhubungan

dengan

(pengendalian) internal dan penilaian resiko kontrol.

pemahaman

akan

kontrol



Hasil dari prosedur analitis atas audit tahun sebelunya. Di antara data ini
adalah rasio dan persentase yang dihitung oleh auditor dan total saldo atau saldo
perbulan untuk akun tertentu.

2. Arsip Sekarang
Mencakup semua dokumentasi audit yang bisa diterapkan kedlam audit. Ada
kumpulan arsip permanent untuk klien dan sekumpulan arsip sekarang untuk masingmasing tahun audit. Jenis informasi yang disertakan dalam arsip sekarang akan dibahas
singkat di bawah ini:


Program Audit
Standar audit membutuhkan program audit tertulis untuk setiap audit. Program
audit biasanya dipelihara dalam arsip terpisah untuk memperbaiki koordinasi dan
mengintegrasikan semua bagian audit. Saat audit berjalan, setipa auditor memulai
program itu untuk prosedur audit yang dilakukan dan menunjukkan tanggal
penyelesaian.



Informasi umum
Sebagian arsip audit mencakup informasi periode sekarang yag sifatnya umum
bukannya dirancang untuk mendukung jumlah laporan keuangan tertentu. Ini
termasuk item seperti memo perencanaan audit, abstrak atau salinan pertemuan
dewan direksi, abstrak kontrak dan lain-lain.



Neraca Saldo Berjalan
Karena dasar untuk menyiapkan laporan keuangan adalah buku besar umum,
jumlah yang disertakan dalam catatan adalah titik utama dari audit. Seawal
mungkin setelah tanggal neraca saldo, auditor memperoleh atau menyiapkan
daftar akun buku besar umum dan saldo akhir tahun mereka. Jadwal ini adalah
neraca saldo berjalan



Menyesuiakan dan Reklasifikasi Ayat Jurnal
Saat auditor menemukan kesalahan penyajian material dalam catatan akuntansi,
laporan keuangan harus diperbaiki. Sebagai contoh, jika klien gagal untuk
mengurangi persediaan dengan tepat untuk bahan mentah yang tidak terpakai,

maka bisa dibuat penyesuaian ayat jurnal oleh auditor untuk mencerminkan nilai
yang biasa diwujudkan dari persediaan itu.
Reklasifikasi ayat jurnal seringkali dibuat dalam laporan untuk memberikan
informasi akuntansi yang benar bahkan saat saldo buku besar umum itu benar.



Jadwal Pendukung
Bagian terbesar dari dokumentasi audit meliputi jadwal pendukung yang rinci
yang disiapkan oleh klien atau auditor untuk mendukung jumlah tertentu pada
laporan keuangan. Banyak jenis jadwal yang digunakan dan penggunaan jenis
yang tepat adalah perlu untuk mendokumentasikan memadainya audit dan
memenuhi tujuan lain dari dokumentasi audit. Berikut jenis utama dari jadwal
pendukung:


Analisis

Dirancang untuk memperlihatkan aktivitas dalam akun buku besar umum
selama seluruh periode audit, menghubungkan awal dan akhir saldo.


Neraca Saldo atau Daftar

Jenis jadwal ini terdiri dari rincian yang membuat saldo akhir tahun dari akun
buku besar umum.ini berbeda dari sebuah analisis dimana hanya meliputi item
yang merupakan saldo akhir periode.


Rekonsiliasi Jumlah



Ujian Kewajaran

Jadwal ujian kewajaran seperti


Ringkasan prosedur

Jenis jadwal lain meringkaskan hasil dari prosedur audit khusus yang
dilakukan. Contohnya ringkasan hasil konfirmasi piutang dagang dan
ringkasan observasi persediaan.


Penyelidikan dokumen pendukung

Sejumlah jadwal tujuan khusus dirancang untuk memperlihatkan ujian rinci
yang dilaksanakan, seperti ujian dokumen selama ujian kontrol dan ujian
subtantif transaksi atau cutoff.


Informasional

Berisi informasi yang berlawanan dengan bukti audit meliputi informasi untuk
pajak penghasilandata anggaran waktu, dan jam kerja klien yang berguna
dalam administrasi perjanjian.


Dokumentasi Luar

Seperti jawaban konfirmasi dan salinan perjanjian klien. Walaupun bukan
“jadwal” dalam arti sebenarnya, mereka berindeks dan saling diarsip dan
prosedur ditunjukkan pada mereka dalam cara yang sama seperti pada jadwal
lainnya.
Persiapan jadwal yang tepat untuk mendokumentasikan bukti audit yang
dikumpulkan, hasil yang ditemukan, dan kesimpulan yang dicapai adalah bagian yang
penting dalam audit.
Walaupun rancangannya bergantung pada tujuan yang terlibat, dokumentasi harus
memiliki karakteristik tertentu:


Setiap arsip harus diidentifikasikan secara benar dengan informasi
seperti nama klien, periode yang dicakup, gambaran tentang isi, inisial
yang menyiapkan, tanggal persiapan, dan kode indeks.



Dokumentasi audit harus diberi indeks dan direfensi silang untuk
membantu dalam mengatur dan mengarsip



Dokumentasi audit lengkap harus denagn jelas menunjukkan pekerjaan
audit yang dilakukan. Ini dicaapi dengan tiga cara: dengan pernyataan
dalam bentuk memorandum,dengan mengawali prosedur audit dalam
program audit, dan dengan notasi langsung pada jadwal



Dokumentasi audit harus meliputi informasi yang cukup untuk
memenuhi tujuan yang dirancang.



Kesimpulan

yang

dicapai

tentang

bagian

dipertimbangkan harus dinyatakan dengan jelas

dari

audit

yang