Panitia Orientasi Ulama tentang Pencegahan Flu Burung

PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BURUNG DALAM TINJAUAN ISLAM

PANITIA PERUMUS Buku Saku

Pencegahan Penyakit Flu Burung dalam Tinjauan Islam

Dicetak dan diterbitkan oleh :

Majelis Ulama Indonesia Propinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan UNICEF, KOMNAS FBPI, dengan dukungan Pemerintah Jepang dan Pemerintah Kanada, dan Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan

Nara Sumber :

AGH. Sanusi Baco, Lc Purwanta Iskandar Prof. Dr. H. Minhajuddin, MA Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Kepala Dinas Peternakan Sulsel

Panitia Orientasi Ulama tentang Pencegahan Flu Burung

Prof. Dr. H. M. Shaleh A. Putuhena, MA Prof. Dr. H. Abd. Rahim Yunus, MA Prof. Dr. H. M. Ghalib, MA Drs. H. M. Dahlan Yusuf, MA Dra. Hj. Nurul Fuadi, MA Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MA Drs. H. Syarifuddin Ondeng, MA Drs. H. M. Ishaq Shamad, MA Dra. Hj. Nur Wanita Zainuddin, MA Drs. H. M. Kasim Manang Drs. H. M. Syaiful Mardiawaty, MA

Desain Sampul: UNICEF INDONESIA

Lay-out: UNICEF INDONESIA

Kata Sambutan Ketua Harian Komnas FBPI

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wa Barakatuh.

Pertama-tama, saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para ulama dan da’i serta tokoh-tokoh Islam dalam mendukung kampanye bangsa ini melawan penyebaran sebuah penyakit baru:

Avian Influenza atau yang lebih dikenal dengan sebutan Flu Burung.

Penyakit yang disebabkan oleh virus ini awal- nya hanya menulari populasi unggas, namun kini sudah dapat menulari manusia dan bahkan membunuh para korbannya.

Apabila penyebaran virus ini semakin tidak terkendali, maka virus ini bukan hanya akan mengganggu mata pencarian banyak umat manusia, namun juga memakan lebih banyak korban nyawa.

Para ahli kesehatan di dunia percaya bahwa virus Flu Burung dapat berubah sifat dan ber- mutasi, dan kemudian memicu terjadinya pandemi flu yang dapat membunuh jutaan

orang di dunia. Pandemi Flu adalah ancaman nyata yang pernah terjadi di abad yang lalu dan telah membunuh lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia. Oleh karena itu, kita harus mengerahkan segala daya upaya kita untuk dapat mengendalikan peredaran virus ini dan mencegah terjadinya pandemi.

Islam mengajarkan kita banyak hal, termasuk bagaimana kita seharusnya memberikan per- hatian kepada kebersihan pribadi, lingkungan, dan bahkan kesehatan hewan. Menurut para ulama yang menyusun buku panduan ini, ajaran-ajaran ini juga dapat diterapkan dalam usaha mengendalikan penyebaran virus me- matikan Flu Burung, termasuk bagaimana kita seharusnya memberikan perhatian kepada ke- bersihan pribadi dan lingkungan. Saya percaya bahwa adalah mandat kita sebagai khalifah dunia untuk memberikan perhatian kepada Islam mengajarkan kita banyak hal, termasuk bagaimana kita seharusnya memberikan per- hatian kepada kebersihan pribadi, lingkungan, dan bahkan kesehatan hewan. Menurut para ulama yang menyusun buku panduan ini, ajaran-ajaran ini juga dapat diterapkan dalam usaha mengendalikan penyebaran virus me- matikan Flu Burung, termasuk bagaimana kita seharusnya memberikan perhatian kepada ke- bersihan pribadi dan lingkungan. Saya percaya bahwa adalah mandat kita sebagai khalifah dunia untuk memberikan perhatian kepada

Sekali lagi, terima kasih atas partisipasinya dalam memerangi Flu Burung dan semoga Allah Subhana Wa Ta’ala memberkahi kita semua dalam perjuangan ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Dr. Bayu Krisnamurthi Sekretaris/ Ketua Pelaksana Harian Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi

Pandemi Influenza (KOMNAS FBPI)

Kata Sambutan Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia

Avian Influenza atau yang juga dikenal dengan Flu Burung adalah penyakit berbahaya yang bukan hanya mengancam populasi unggas di

negeri ini, namun juga populasi manusia. Dalam rangka menurunkan ancaman ini,

sangat penting bahwa setiap anggota dan kelompok masyarakat menyadari bahaya Flu Burung dan memahami bagaimana cara melindungi diri dan keluarga mereka dari penyakit mematikan ini.

Melindungi diri dari ancaman Flu Burung bukanlah hal yang mudah. Indonesia adalah negara yang paling banyak mencatat korban Flu Burung pada manusia dan sebagian di- antara mereka adalah anak-anak. Maka dari itulah, kita semua harus mengambil peran dan bekerjasama dalam menghadapi tantangan ini.

Para ulama di Indonesia memainkan peran kunci dalam mempertahankan bangsa dan ikut membangun Indonesia dan oleh karena itu juga pasti akan memainkan peran penting dalam menyelamatkan bangsa dari dampak ekonomi, sosial dan budaya yang lebih besar apabila Flu Burung tetap menyebar.

Kami berharap bahwa buku saku ini dapat membantu Anda memahami ancaman penyakit ini dan dapat menyebarkan pesan-pe- san pencegahan Flu Burung kepada umat Anda khususnya, dan kepada anggota masyarakat umumnya.

Atas nama UNICEF, saya sampaikan penghargaan saya yang setinggi-tingginya dan terima kasih telah mengambil peran dalam kampanye ini.

Dr. Gianfranco Rotigliano Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia

KATA SAMBUTAN KETUA MUI SULAWESI SELATAN

Bismilahirrahmanirrahim. Yang Terhormat,

1. Kepala Perwakilan UNICEF Makassar

2. Para pimpinan Majelis Ulama Kab./Kota

Se-Sulsel

3. Para peserta dan undangan yang dirah- mati Allah SWT

Alhamdulillaahi rabbil ‘alaamin washalaatu washalaamu ’ala asyrafil ambiyaai wal

mursaliyn sayyidinaa Muhammadin wa ’ala aaliyhi washahbihi ajma’in.

Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah kepada ahlinya”. Kata amanah

mengandung tiga makna, yakni pertama amanah antara manusia dengan Tuhannya.

Kedua, amanah antara manusia dengan sesama manusia, misalnya antara pemerintah dengan rakyatnya, ulama dengan umatnya, dan seterusnya. Ketiga, amanah antara manusia dengan dirinya sendiri. Salah satu tugas ulama adalah mengetahui tentang penyakit, termasuk Flu Burung, karena ada ungkapan yang mengatakan, ”Mencegah lebih baik daripada mengobati”. Oleh karena itu, disarankan jika terjadi wabah penyakit menular di satu tempat dan kita berada di dalam daerah tersebut, maka jangan tinggalkan daerah tersebut, karena bisa berpindah ke daerah lainnya. Sebaliknya jika kita berada di luar daerah tersebut, jangan kunjungi daerah itu, karena kita bisa terkena penyakit menular. Hal ini sejalan dengan Hadis Nabi Muhammad SAW, ”Wahai peternak onta, jangan campur antara onta yang sakit dengan onta yang sehat”. Mengetahui penyakit sangat penting, termasuk Flu Burung, sebab burung diciptakan oleh Allah SWT untuk melayani manusia dan kemanusiaan.

Kami atas nama Pengurus Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Selatan menyambut baik kegiatan ini, semoga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam upaya pencegahan penyakit Flu Burung di tengah- tengah umat.

Wabillahi taufiq wal-hidayah. Makassar, 25 Sya’ban 1427 H/ 19 Sep 2006,

Ketua Umum MUI Sulsel,

AGH. Sanusi Baco, Lc

KATA SAMBUTAN KETUA PANITIA PELAKSANA

Alhamdulillahil qa’il wahuwa ashdaqul qaa’iliyn. Innallaaha yuhibbut thawwabiyna

wayuhibbul mutathahhiriyn. Washalaatu washalaamu ’ala asyrafil ambiyaai wal

mursaliyn sayyidinaa Muhammadin wa ’ala aaliyhi washahbihi ajma’in.

Yang Terhormat,

1. Ketua Umum MUI Sulsel

2. Kepala Perwakilan UNICEF Makassar

3. Para pimpinan Majelis Ulama Kabupaten/Kota se-Sulsel

4. Para peserta dan undangan yang dirahmati Allah SWT

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahman dan Rahim-Nya, sehingga kita bisa hadir bersama di tempat ini untuk mengikuti pembukaan Orientasi Ulama/ Mubaligh tentang Pencegahan Flu Burung.

Perkenankanlah kami atas nama panitia menyampaikan beberapa hal:

1. Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama antara pihak UNICEF perwakilan Makassar dengan MUI Propinsi Sulsel.

2. Acara ini diikuti oleh pimpinan MUI se-Sulsel, utusan PW NU Wilayah Sulsel, PW Muhammadiyah Sulsel, PW Muslimat NU Sulsel, FKKMT Sulsel dan DPP IMMIM. Kegiatan ini berlangsung, mulai hari ini sampai tanggal 21 September 2006, dan akan ditutup di Kantor Gubernur Propinsi Sulsel oleh Gubernur Sulsel.

3. Orientasi ini bertujuan menyamakan persepsi di kalangan ulama/mubalig tentang Pencegahan Flu Burung dalam perspektif peternakan, kesehatan, dan

Islam.

4. Pemateri dari pihak Dinas Kesehatan Sulsel, Dinas Peternakan Sulsel, dan MUI Sulsel.

5. Diharapkan setelah selesai kegiatan ini, akan dapat dihasilkan buku saku tentang Pencegahan Flu Burung yang dapat menjadi salah satu tema dakwah Ramadhan dan khutbah Jum’at, sehingga masyarakat lebih memahami pentingnya kesehatan dan kebersihan guna mencegah penyebaran penyakit Flu Burung, sebab ada ungkapan yang mengatakan, “Menjaga kesehatan lebih

baik dari pada berobat setelah sakit”. Akhirnya, kami atas nama panitia menyam-

paikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak UNICEF atas kerjasama ini. Demikian pula terima kasih kepada MUI Sulsel dan Pemerintah Daerah Provinsi Sulsel atas dukungan dan kerjasamanya, serta semua pihak yang telah berpartisipasi, sehingga acara ini dapat sukses. Tak lupa kami memohon maaf jika dalam penyelenggaraan acara ini terdapat kekurangan dan kekeliruan.

Wabillahi Taufiq wal-Hidayah. Makassar, 25 Sya’ban 1427 H/ 19 Sep 2006,

Panitia Pelaksana, Prof. Dr. H. M. Ghalib, MA

Ketua

DAFTAR ISI

PANITIA PERUMUS ............................................... i, ii

KATA PENGANTAR

SAMBUTAN KETUA HARIAN KOMNAS FBPI .... iii SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN UNICEF INDONESIA .............................................................. vi SAMBUTAN KETUA UMUM MUI SULSEL ........ viii SAMBUTAN KETUA PANITIA PELAKSANA ....... xi

MENGENAL FLU BURUNG...................................... 1 TANYA-JAWAB SEPUTAR PERMASALAHAN FLU BURUNG ........................ 10

FLU BURUNG DALAM TINJAUAN ISLAM

PERANAN ULAMA DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BURUNG (Prof. Dr. H. Minhajuddin, MA)................................. 20

PANDANGAN ISLAM TENTANG KEBERSIHAN (Drs. H. Syarifuddin Ondeng, MA) ........................... 28

PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BURUNG DALAM PANDANGAN ISLAM (Dr. H. M. Arfah Shiddiq, MA) ................................. 33

MEMELIHARA BUDAYA HIDUP BERSIH UNTUK MENCEGAH PENYAKIT FLU BURUNG (Prof. Dr. H. Muhammad Galib , MA ) ................... 46

KHUTBAH JUM’AT: MENJAGA KESEHATAN DAN MEMELIHARA KEBERSIHAN DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BURUNG (Drs. H. M. Ishaq Shamad, M.Ag) ............................. 56

MENGENAL FLU BURUNG

Definisi Flu Burung

Flu Burung ialah penyakit yang disebabkan virus. Virus ini bisa hidup dan berkembang dalam tubuh ayam, bebek, burung, atau unggas jenis lainnya dan menularkan kema- napun mereka pergi ke seluruh penjuru dunia. Virus yang ditakuti ini diberi nama virus H5N1. Virus jenis ini dapat ditemukan terse- bar di seluruh dunia.

Awal Penyebaran Flu Burung

Kasus pertama pada unggas di Indonesia diidentifikasikan di dua kabupaten, yaitu di

Pekalongan dan Tangerang pada bulan Agustus 2003, sementara kasus pertama pada manusia terjadi di Kabupaten Tangerang pada bulan Juli 2005.

Berdasarkan data dari Departemen Pertanian RI, dinyatakan sampai saat ini virus Flu Burung sudah menyebar sangat cepat dan sudah endemis di 31 dari 33 provinsi di Indonesia. Artinya populasi unggas di propinsi tersebut sudah tertular virus Flu Burung. Propinsi yang masih dinyatakan bebas yaitu Propinsi Gorontalo dan Propinsi Maluku Utara. Cara penyebaran virus dari satu unggas yang terinfeksi ke unggas yang lain adalah melalui kontak langsung dengan bagian tubuh unggas yang sakit atau mati misalnya kotoran unggas, air liur dan bagian tubuh lain.

GEJALA - GEJALA FLU BURUNG PADA UNGGAS Gejala Klinis – Flu Burung

Gejala khusus yang dapat diamati pada unggas adalah: MATI MENDADAK, dan bisa atau tidak diikuti oleh salah satu atau lebih dari beberapa gejala berikut, yaitu: jengger berubah menjadi biru, adanya bercak merah di daerah kaki atau di bagian yang Gejala khusus yang dapat diamati pada unggas adalah: MATI MENDADAK, dan bisa atau tidak diikuti oleh salah satu atau lebih dari beberapa gejala berikut, yaitu: jengger berubah menjadi biru, adanya bercak merah di daerah kaki atau di bagian yang

Flu Burung Juga Dapat Menulari Manusia

Virus Flu Burung ternyata tidak hanya bisa berjangkit pada unggas semata, namun juga ternyata bisa menular pada manusia. Orang pertama yang diketahui tertular virus Flu Burung H5N1 tinggal di Hong Kong, Republik Rakyat Cina. Peristiwa tersebut terjadi di tahun 1997, pada waktu itu virus Flu Burung menulari banyak unggas di kota tersebut.

Virus H5N1 menyebabkan penyakit pernafasan sangat berat dan menyerang beberapa orang, diantaranya meninggal dunia.

Virus Flu Burung kemudian dengan cepat menyebar dan telah ditemukan di negara- negara di Benua Asia dan Eropa, juga beberapa negara di Benua Afrika. Kemudian ditemukan juga kasus-kasus Flu Burung pada manusia di Vietnam, Thailand, Kamboja, dan Indonesia. Sebagian besar cara penularan virus Flu Burung adalah kontak langsung dengan bagian dari unggas yang sakit dan terinfeksi virus Flu Burung, misalnya kotoran unggas, air liur unggas, dan juga bangkai unggas.

Virus Flu Burung di Indonesia pertama kali menyerang manusia pada tahun 2005 di Kota Tangerang. Di tahun 2008, kasus Flu Burung pada manusia sudah pernah tercatat di 12 propinsi di Indonesia dengan jumlah korban lebih dari 140 orang. Sampai dengan tahun 2008, Indonesia tercatat sebagai negara den- gan jumlah kasus Flu Burung pada manusia terbanyak di dunia.

Gejala Klinis - Manusia

Gejala-gejala awal Flu Burung seringkali sama dengan influenza musiman manusia

(batuk, sakit tenggorokan, demam tinggi/suhu badan diatas 38 derajat celcius, sakit kepala, sakit otot, dan sebagainya). Penyakit ini dapat berkembang menjadi sakit paru (pneumonia) dimana mungkin akan terjadi kekurangan oksigen, susah bernafas, dan gagal pernafasan.

Berhubung gejala penyakitnya yang sangat mirip dengan flu biasa, maka dihimbau pada

masyarakat, jika mengalami gejala panas tinggi, batuk, sesak nafas, terlebih lagi jika pernah ada unggas mati mendadak di sekitar tempat tinggal, maka sebaiknya segera ke

PUSKESMAS setempat untuk memerik- sakan diri dan mendapatkan obat

Oseltamivir (obat antivirus). Sampai saat ini obat tersebut hanya tersedia di PUSKESMAS dan rumah sakit rujukan Flu Burung saja.

Apabila seseorang tertular virus ini dan diberi- kan obat antivirus yang disebut Oseltamivir (atau lebih terkenal dengan merk dagang Tamiflu) dalam waktu 48 jam, mereka

memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup, atau sembuh. Malangnya, tidak semua pasien Flu Burung diobati dengan cepat. Apabila mereka terlambat mendapat pengobatan, maka sedikit kemungkinan Si Pasien akan sembuh.

Mengapa Banyak Orang Khawatir Terhadap Virus Flu Burung?

Para ahli dari segala penjuru dunia sangat khawatir dengan penyebaran virus Flu Burung. Mereka takut apabila virus tersebut dapat berubah bentuk menjadi bentuk yang mudah ditularkan ke sesama manusia, atau disebut dengan mutasi. Artinya, apabila bermutasi, kita semua dapat tertular penyakit Flu yang mematikan bukan hanya dari unggas yang sakit, tetapi juga dari teman, keluarga, tetangga dan orang-orang lainnya yang terjangkit Flu.

Apabila hal ini terjadi, ribuan, bahkan jutaan, orang di seluruh dunia akan jatuh sakit. Kejadian seperti ini dikenal dengan situasi PANDEMI FLU. Apabila obat atau vaksin belum ditemukan, banyak dari mereka yang tertular akan meninggal dunia.

Peristiwa ini sudah pernah terjadi sebelum- nya. Di tahun 1918, diperkirakan puluhan juta orang meninggal karena tertular virus yang

disebut dengan “Flu Spanyol”. Di tahun 1957, virus Flu Burung lainnya juga ditemukan di Cina, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia dan membunuh kurang lebih satu juta

orang. Banyak ahli mengatakan bahwa mereka tidak

tahu persis kapan Pandemi Flu berikutnya akan terjadi, namun mereka percaya bahwa peristiwa mengerikan tesebut akan terjadi lagi apabila kita tidak segera menghentikan penyebaran virus Flu Burung.

Pencegahan yang Dapat Dilakukan untuk Melindungi Diri

Sebenarnya, banyak sekali yang dapat Anda atau keluarga Anda lakukan untuk melindungi diri dari bahaya tertular penyakit Flu Burung, diantaranya yaitu:

1. Jangan sentuh ayam, bebek, dan unggas lainnya yang sakit atau mati. Jika terlanjur, cepat-cepat cuci tangan pakai sabun dan laporkan ke kepala desa.

2. Cuci pakai sabun tangan dan juga peralatan masak Anda sebelum makan atau memasak. Masak ayam dan telur ayam sampai matang.

3. Pisahkan unggas dari manusia. Dan juga pisahkan unggas baru dari unggas lama selama dua minggu.

4. Periksakan ke Puskesmas jika mengalami gejala flu dan demam

setelah berdekatan dengan unggas.

5. Gunakan sarung tangan, penutup mulut dan hidung saat memegang unggas.

6. Jangan makan unggas yang sakit atau mati.

7. Sembelih, bakar, dan kubur unggas yang sakit atau mati.

8. Jangan biarkan anak-anak bermain dengan unggas.

Sumber: - Website KOMNAS FBPI:

www.komnasfbpi.go.id

TANYA - JAWAB SEPUTAR PERMASALAHAN FLU BURUNG

1. Apa itu Flu Burung?

Flu Burung (Avian Influenza) adalah

penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini

ditemukan pada burung dan unggas.

2. Apakah Flu Burung sudah mencapai Indonesia?

Flu Burung pertama kali dilaporkan di Indonesia pada bulan Agustus 2003. Saat ini, Flu Burung sudah ditemukan pada unggas di hampir seluruh propinsi di Indonesia.

3. Dapatkah manusia tertular Flu Burung? Apakah ada efek berbahaya bagi manusia apabila tertular Flu Burung?

Ya, manusia dapat tertular Flu Burung, namun perlu diingat bahwa saat ini penyakit ini pada manusia masih sangat jarang. Apabila tertular dampaknya dapat

sangat berbahaya, karena virus flu burung dapat menyebabkan gangguan pernafasan

bahkan dapat menyebabkan kematian apa bila tidak dirawat secepatnya (2x24 jam dari sejak tertular).

4. Beberapa lama masa inkubasi virus Flu Burung?

Masa inkubasi virus Flu Burung adalah 2-10 hari setelah terpapar. Akan tetapi, sebagian besar kasus menunjukkan gejala setelah 3-5 hari setelah terpapar oleh virus tersebut.

5. Apakah gejala-gejala Flu Burung?

Gejala-gejala awal Flu Burung seringkali sama dengan influenza musiman manusia

(batuk, sakit tenggorokan, demam tinggi, sakit kepala, sakit otot, dan sebagainya). Penyakit ini dapat berkembang menjadi pneumonia dimana mungkin akan terjadi kekurangan oksigen, susah bernafas, dan gagal pernafasan.

6. Apa yang harus saya lakukan apabila saya merasa tertular Flu Burung?

Apabila Anda merasa telah terpapar dengan Flu Burung dan Anda mulai menunjukkan

gejala-gejala menyerupai influenza,

segeralah cari bantuan medis dengan cara pergi ke Puskesmas.

7. Bagaimana virus ini tertular kepada manusia?

Virus ini dapat ditemukan dalam feses dan sekresi pernafasan burung atau unggas. Sebagian besar kasus manusia tertular akibat kontak langsung dengan burung atau unggas yang sakit, walaupun kontami- nasi lingkungan oleh virus tersebut dapat juga sebagai sumber penularan.

8. Apakah ada obat untuk Flu Burung?

Selain perawatan medis intensif, Oseltamivir (terdaftar dengan merk dagang

Tamiflu) merupakan obat anti-viral utama untuk Flu Burung. Tamiflu akan efektif

apabila diberikan pada tahap awal perkem- bangan penyakit Flu Burung. Tamiflu di

Indonesia tersedia di Rumah Sakit Rujukan Flu Burung dan Puskesmas.

9. Apakah terdapat vaksin untuk virus Flu Burung?

Saat ini belum terdapat vaksin manusia untuk Flu Burung. Para peneliti sedang mengamati perkembangan situasi dengan seksama untuk memastikan apabila virus telah bermutasi agar dapat mengembangkan vaksin khusus berdasarkan mutasi virus tersebut.

10. Apa yang dapat saya perbuat untuk pencegahan Flu Burung di lingkungan rumah?

• Menjaga kebersihan lingkungan

(khususnya kandang unggas dan burung).

• Menjaga kebersihan diri (cuci tangan

dengan sabun). • Menjauhkan kandang unggas dan

burung (ayam, itik, dan burung) dari rumah/tempat tinggal.

• Gunakan penutup hidung dan sarung

tangan bila akan mengolah tanaman dengan pupuk kandang.

• Jangan membuang kotoran (jeroan, bulu ayam, dan lain-lain) sembarangan,

akan tetapi bungkuslah dengan plastik dan buang di tempat sampah.

• Bersihkan makanan ternak/burung

yang tercecer di tanah/lantai, agar tidak mengundang burung liar datang.

11. Apakah aman untuk memakan daging ayam dan produk unggas/burung lainnya?

Ya, aman untuk memakan produk-produk unggas apabila telah dimasak secara matang (goreng atau rebus). Jangan memakan daging unggas yang masih berwarna merah muda atau telur setengah matang.

12. Bagaimana saya menjaga diri sendiri dari penularan Flu Burung?

• Rajin cuci tangan dengan sabun atau

cairan antiseptik setelah menangani unggas/burung

• Bersihkan permukaan kandang dengan deterjen, cairan alkohol (70%), atau pemutih/khlorin (0.5%)

• Gunakanlah penutup mulut dan hidung,

sarung tangan, dan sepatu boot apabila memasuki daerah yang telah terjangkiti atau sedang terjangkit virus Flu Burung.

• Amati dengan teliti kesehatan Anda apabila telah melakukan kontak dengan unggas/burung. Segeralah cari bantuan medis apabila timbul gejala-gejala

demam, infeksi mata, dan/atau kesulitan bernafas.

Selain itu, perhatikan selalu untuk:

1. Jangan sentuh ayam, bebek, dan unggas lain yang sakit atau mati. Jika terlanjur, cepat-cepat cuci tangan pakai sabun dan laporkan ke kepala desa.

2. Cuci pakai sabun, tangan dan peralatan masak Anda sebelum makan atau memasak. Masak ayam dan telur ayam sampai matang.

3. Pisahkan unggas dari manusia. Dan juga pisahkan unggas baru dari unggas lama selama dua minggu.

4. Periksakan ke Puskesmas jika ada gejala flu dan demam setelah berdekatan dengan

unggas.

5. Gunakan sarung tangan, penutup mulut dan hidung saat memegang unggas.

6. Jangan makan unggas yang sakit atau mati.

7. Sembelih, bakar, dan kubur unggas yang sakit atau mati.

8. Jangan biarkan anak-anak bermain dengan unggas.

Untuk keterangan lebih lanjut tentang virus H5N1 dan usaha mengendalikan penyakit tersebut, silakan kunjungi situs-situs internet berikut:

http://www.komnasfbpi.go.id http://www.depkes.go.id http://www.deptan.go.id http://www.unicef.org http://www.unicef.org/indonesia http://www.who.int http://www.who.or.id http://www.fao.org

KOMITE NASIONAL PENGENDALIAN FLU BURUNG DAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA (KOMNAS FBPI)

No. Telepon : 021-3853515 / 3854227 No. Faksimili : 021-3858974 Email

: komunikasi.fbpi@gmail.com

Unit Pengendalian Penyakit Avian Influenza Departemen Pertanian

(Campaign Management Unit)

No. Telp./Faks. : 021-7812624 Alamat email : upp_ai@yahoo.com SMS gateway : 0817 66 77 161

Posko Kejadian Luar Biasa Flu Burung Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit dan Peningkatan Kesehatan Lingkungan

No. Telp. : 021-4257125 No. Fax

: 021-42877588

Email : fluburungdepkes@yahoo.com

Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan

No. Telp. : 021-5223002 No. Fax

: 021-52960661

Email : puskom.publik@yahoo.co.id.

PERANAN ULAMA DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BURUNG Prof. Dr. H. Minhajuddin, MA

Bismillahirrahmanirrahim.

1. Peranan Ulama

Ulama, jamak dari ’alim, yaitu orang yang memiliki kualitas ilmu yang luas dan mendalam. Menurut istilah, ulama ialah orang yang ahli atau memiliki pengetahuan ilmu agama Islam dan ilmu pengetahuan kealaman yang dengan pengetahuannya tersebut memiliki rasa taqwa, takut, dan taat kepada Allah SWT. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, ulama adalah ahli waris para Nabi.

”Sesungguhnya ulama adalah pewaris para

Nabi. Mereka (para Nabi) tidak mewariskan dinar dan dirham, melainkan mewariskan ilmu. Maka, siapa saja yang mengambil ilmu

itu, hendaknya mengambil dengan proporsi yang sepenuhnya.” (H.R. Abu Dawud)

Oleh sebab itu, sesuai dengan tugas kenabian dalam mengembangkan Islam, ada empat tugas utama yang harus dijalankan oleh ulama:

Pertama , menyampaikan ajaran Islam sesuai dengan firman Allah SWT dalam

Q.S. Al-Maidah ayat 67, yang artinya: ”Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu), berarti kamu tidak menyampaikan amanatNya. Allah memelihara kamu (dari gangguan manusia), sesungguhnya Allah tidak memberi-

kan petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” Kedua , menjelaskan ayat-ayat Al-Quran sesuai

dengan firman Allah dalam Q.S. An Nahl 44, yang artinya: ”Dan kami turunkan kepadamu

Al-Quran; agar kamu menyarankan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”

Ketiga , memutuskan perkara yang dihadapi masyarakat, sesuai dengan firman Allah SWT

dalam Q.S. Al-Baqarah 213, yang artinya: ”Dan Allah menurunkan bersama mereka kitab

dengan yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.”

Keempat , memberi contoh pengamalan, sesuai dengan Hadis Aisyah Binti Abu Bakar yang menyatakan: ”Bahwa perilaku Rasulullah SAW adalah praktek Al-Quran.” (H.R. Bukhari)

Sehubungan dengan tugas-tugas yang disebut- kan di atas, maka dalam MUNAS VII MUI tahun 2005 di Jakarta, ditetapkan lima peran utama ulama sebagai berikut:

1. Sebagai pewaris tugas nabi, yaitu menyebarkan ajaran Islam serta memperjuangkan terwujudnya suatu kehidupan sehari-hari secara arif dan bijaksana yang berdasarkan Islam.

2. Sebagai pemberi fatwa bagi umat Islam, baik diminta maupun tidak diminta. Sebagai lembaga pemberi fatwa, MUI mengakomodasi dan menyalurkan aspirasi umat Islam Indonesia yang sangat beragam aliran, paham, dan pemikiran, serta organisasinya.

3. Sebagai pembimbing dan pelayan umat.

4. Sebagai gerakan ishlah wal-tajdid,

sebagai pelopor ishlah, yakni gerakan pembaruan.

5. Sebagai penegak Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar

MUI berperan sebagai wahana penegak amar ma’ruf nahi munkar , yaitu dengan menegaskan kebenaran sebagai kebenaran dan kebathilan dengan penuh hikmah dan istiqamah.

2. Pencegahan Penyakit Flu Burung

1. Flu Burung

Flu Burung disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas (seperti ayam,

burung dan itik) dan merupakan virus yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan kehidupan manusia. Gejala pertama bagi orang yang ditulari Flu Burung, yakni suhu tubuh naik, yang diikuti dengan keluarnya eksudat hidung yang bersifat mucus atau lendir bening, batuk, dan sakit tenggorokan. Flu Burung adalah salah satu masalah di antara banyak masalah kesehatan di Indonesia yang harus ditanggulangi seperti penyakit

menular antraks, kurang gizi, kurangnya kebersihan lingkungan, dan seterusnya. Untuk itu ulama perlu mengambil peranan menginformasikan dan menyosialisasikan

program pemerintah tentang penanggu- langan masalah-masalah kesehatan melalui dakwah, ceramah lewat khutbah di masjid, pengajian di majelis taklim, dan di pesantren

2. Upaya Pencegahan

Ajaran Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadis memberikan tuntunan dalam semua segi hidup dan kehidupan

seperti memelihara kesehatan, kebersihan diri dan lingkungan, dan menjaga kesehatan anak sedini mungkin sejak merencanakan

kelahiran, peningkatan gizi, dan sebagai-

nya. Sebagai pencegahan timbulnya berbagai penyakit seperti Flu Burung, maka Islam memberi tuntunan, di antaranya:

a. Makan makanan dan minuman yang halal, mencakup di dalamnya halal zatnya,

halal cara mendapatkannya, dan halal dalam pengolahan, menyediakan dan menyajikannya.

b. Makan makanan dan minuman yang baik (thayyibah), yaitu makanan dan minuman yang bersih, sehat, dan memenuhi kebutuhan tubuhnya.

Dua hal tersebut disebut secara eksplisit dalam Al-Quran (Q.S. Al-Baqarah: 168), artinya: ”Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

d. Menjaga kebersihan lingkungan.

e. Segera berobat apabila dirasakan ada gejala influenza yang menyebabkan suhu badan

naik. Sesuai petunjuk Hadis Rasulullah SAW, yang diriwayatkan Ahmad, artinya: ”Berobatlah hai hamba Allah, karena sesungguhnya Allah SWT tidak mengadakan penyakit, kecuali mengadakan pula obat baginya. Hanya satu penyakit yang tak ada obatnya, ialah penyakit tua.”

(H.R. Ahmad, Abu Dawud, Turmizi, Nasa’i dan Ibn Majah).

Dan Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud: ”Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan menjadikan obat pada tiap- tiap penyakit.Untuk itu, berobatlah, dan jangan berobat dengan obat yang haram.”

PANDANGAN ISLAM TENTANG KEBERSIHAN Drs. H. Syarifuddin Ondeng, MA

Kaum Muslimin Rahimakumullah, Mari kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan kepada kita. Salah satu nikmat bagi kita adalah sumber alam yang diciptakan untuk kebutuhan manusia, baik di darat maupun di lautan.

Kaum Muslimin Rahimakumullah, Kebersihan dalam Islam disinggung dalam Hadis Nabi Muhammad SAW, yang artinya: “Dari Malik Al-Asyari berkata: Rasulullah

bersabda: Kebersihan adalah bagian dari iman.” (HR. Muslim) Berkenaan dengan Hadis di atas, dipahami bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan, praktis bahwa orang yang tidak menjaga kesehatannya berarti ia bersabda: Kebersihan adalah bagian dari iman.” (HR. Muslim) Berkenaan dengan Hadis di atas, dipahami bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan, praktis bahwa orang yang tidak menjaga kesehatannya berarti ia

Kaum Muslimin Rahimakumullah, Setiap muslim harus berikhtiar dan berusaha memelihara kesehatan secara terus menerus, dalam arti memperkuat daya tahan tubuh dari serangan penyakit. Itulah sebabnya Hadis Nabi mengatakan, yang artinya:

Perhatikan lima perkara sebelum datangnya lima perkara, yaitu:

1. Masa hidupmu sebelum datang ajal.

2. Masa sehatmu sebelum datangnya penyakit.

3. Masa lapangmu sebelum datangnya kesibukan.

4. Masa mudamu sebelum datangnya masa tua, dan

5. Masa kayamu sebelum datangnya kefakiran (H.R. Ahmad dan Baihaqi).

Masalah yang kedua tentang kesehatan belum terimplikasi dengan baik di tengah masyarakat. Ini berarti masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya kesehatan bila pada suatu saat dirinya atau anggota keluarganya terkena penyakit. Terlebih saat ini ada satu penyakit yang dikenal dengan nama Flu Burung, yang sangat sulit diobati, bahkan obatnya yang mujarab belum ditemukan.

Flu Burung adalah virus influenza yang ditularkan oleh unggas (seperti ayam, burung dan itik), serta merupakan virus yang sangat berbahaya

bagi kesehatan. Bahkan penyakit ini dapat merenggut nyawa manusia. Namun salah satu upaya pencegahan yang paling efektif, adalah dengan menjaga kesehatan. Islam mengajarkan umatnya agar mampu menjaga kesehatan, selalu dimulai dengan mencuci tangan, mem- bersihkan mulut dan hidung, mencuci muka dan kaki saat melaksanakan wudhu. Selain itu, dianjurkan pula agar umat Islam membersihkan badan dengan mandi, terutama setelah melakukan hubungan intim dengan suami istri, mimpi basah, sebelum menunaikan Shalat Jum’at, dan sebagainya.

Air yang dipakai mandi haruslah air yang suci lagi mensucikan. Namun demikian, masih banyak umat yang kurang memperhatikan air bersih, padahal jika syarat air yang dipakai “suci lagi mensucikan”, maka kondisi kesehat-

an masyarakat akan terjamin. Bila konsep syariat Islam tentang kesehatan, sebagaimana telah disebutkan dan diimplementasikan dengan baik di tengah-tengah masyarakat, maka akan bermuara pada peningkatan hidup masyarakat yang sehat, yakni sehat badannya sebagai cerminan dari sehat jasmani, damai di hatinya sebagai cerminan dari sehat rohani, serta makan makanan yang sehat sebagai cerminan dari sehat sosial. Dengan demikian, sehat, bukanlah berarti hanya terhindar dari satu penyakit, tetapi mengandung arti yang luas dan dalam, yakni berada dalam kondisi yang stabil, antara aspek jasmani, rohani, dan sosial.

Tingkatan kesehatan sehat atau sakit sangat ditentukan oleh kemampuan seseorang mencegah diri dari serangan penyakit, khususnya pemeliharaan kesehatan di waktu sehat. Para ahli hukum fiqih (hukama) mengatakan: “Wiqayaatus shihhah khaiyrun Minal ‘ilaaq”

(Menjaga kesehatan lebih baik daripada mengobati ketika sakit).

PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BURUNG DALAM PANDANGAN ISLAM Dr. H.M. Arfah Shiddiq, MA

Pertama-tama marilah kita mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT oleh karena Ia tidak henti-hentinya menebar kasih sayang- Nya, karunia-Nya, nikmat-Nya kepada kita semua, hingga pada saat ini kita masih tetap hidup sehat dan memasuki bulan Ramadan tahun ini. Semoga keadaan seperti ini tetap saja terlimpah kepada kita semua sehingga Ramadan yang penuh berkah ini dapat kita isi dengan berbagai amaliah secara maksimal dalam rangka ber- taqarrub kepada-Nya, Insya Allah .

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita semua, Muhammad SAW semoga juga tercurah kepada keluarga- Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita semua, Muhammad SAW semoga juga tercurah kepada keluarga-

Hadirin dan hadirat rahimakumullah, Salah satu sisi penting dari ajaran Islam adalah

perlunya menjaga kesehatan. Rasulullah SAW bersabda bahwa hamba yang sehat lebih disukai oleh Allah dari pada hamba yang sakit. Bahkan di kesempatan lain, Rasulullah SAW menyatakan bahwa kebersihan itu adalah salah satu perwujudan dari iman. Kenapa demikian penting kedudukan kebersihan itu? Tentunya tiada lain karena kebersihan adalah pangkal kesehatan. Demikian yang diajarkan oleh para guru kita di sekolah.

Kalau Rasulullah SAW telah menegaskan pentingnya pemeliharaan kesehatan, tentunya tiada lain oleh karena kesehatan yang prima adalah prasyarat untuk dapat beraktivitas/ berkarya. Karya atau amal (shaleh) adalah ciri seorang mukmin.

Memang, kualitas ketaqwaan seorang mukmin banyak tergantung pada sejauh mana ia mampu menciptakan amal shaleh sebanyak- banyaknya di dunia ini. Sudah pasti, tanpa kesehatan yang prima, amal shaleh sulit diwujudkan dalam hidup ini. Bahkan boleh jadi, justru menjadi tanggungan orang lain, kalau tidak dikatakan menyusahkan sanak keluarganya dan masyarakat.

Hadirin dan hadirat rahimakumullah, Lawan kata dari sehat adalah sakit. Sakit, bisa disebabkan oleh situasi kejiwaan yang tidak normal, misalnya karena stress berat, bisa juga

karena beban kerja melebihi kemampuan fisik, sehingga fisik menjadi lemah, bisa juga karena kondisi gizi yang buruk dan bisa juga karena

adanya penyakit yang menyerang tubuh manusia. Penyakit ini bersumber dari bibit penyakit, seperti kuman, virus, bakteri dan sebagainya.

Penyakit yang menyerang manusia bermacam- macam, baik jenis maupun tingkatannya.

Dalam pengamatan kita, semakin tinggi kemampuan manusia dalam mendiagnosa dan mengobati penyakit semakin banyak pula jenis penyakit canggih yang bermunculan, yang membuat para ahli itu kebingungan. Yang sudah pasti adalah bahwa penyakit mengancam kesehatan manusia sehingga aktivitas amaliahnya berkurang atau terhenti sama sekali, atau bahkan dapat mendatangkan kematian.

Salah satu penyakit yang kini menjadi tren adalah penyakit Flu Burung. Dikatakan tren, karena dimana-mana dibicarakan, diseminarkan, dilokakaryakan, dan dipublikasikan, baik melalui layar kaca (TV-internet) maupun lewat media lainnya (surat kabar, tabloid, majalah, poster, baliho dan bahkan spanduk). Mengapa demikian? Sudah pasti karena penyakit ini tiba-tiba saja mewabah di dunia, tak terkecuali di Indonesia; bahkan di Sulawesi Selatan, dan telah menelan korban yang tidak sedikit.

Ma’asyir al-Muslimin Rahimakumullah, Kenapa penyakit Flu Burung ini tiba-tiba menjadi tren? Jawabannya adalah karena

penyakit yang disebabkan oleh virus influ- enza type A (H5N1) ini sangat mematikan dan penularannya sangat cepat. Bayangkan saja, masa inkubasinya, atau masa sejak masuknya virus ke tubuh penderita hingga timbulnya gejala penyakit hanya satu hingga lima hari. Penyakit ini dapat tertular dari unggas ke unggas, dari unggas ke manusia, dan mungkin nanti dari manusia ke manusia. Apabila se- seorang terkena penyakit ini dalam status

terkonfirmasi/positif (berdasarkan konfirmasi laboratorium), maka kemungkinan hidupnya menurut ahli-ahli kesehatan sedikit sekali.

Sungguh mengerikan. Hadirin, karena itu, perlu kiranya setiap dari

kita mawas diri terhadap semua penyakit, termasuk Flu Burung ini. Kenapa? Tentunya karena menyangkut jiwa, kehidupan, keluarga, bahkan masyarakat. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, ada tiga hal pokok yang perlu kami sampaikan.

Pertama, bagaimana gejala-gejala penyakit ini? Kedua, bagaimana cara menghindarinya, serta ketiga, bagaimana mengobatinya. Sudah pasti cara melihat kami dari aspek ajaran Islam.

Sesuai dengan informasi dari para ahli, gejala yang mudah dilihat pada penderita adalah apabila seseorang tiba-tiba mengalami demam tinggi lebih dari 38 Celcius disertai batuk, pilek, sakit tenggorokan dan nafas pendek, segera bawa ke puskesmas/dokter untuk memastikan jenis penyakitnya.

Apabila Puskesmas atau dokter menetapkan bahwa yang bersangkutan ada kemungkinannya terjangkit Flu Burung (suspek), maka yang terpokok harus dilakukan adalah hindarkan kontak langsung, pakai alat pelindung pernafasan yang steril, bersihkan tempat yang baru-baru ditempati dan disentuh penderita dan minta petunjuk/ bimbingan dan berkesinambungan dari dokter/ tim kesehatan.

Hadirin dan Hadirat Jama’ah Tarwih yang dirahmati Allah , Menurut Imam Al-Satibi, Islam datang untuk sekurang-kurangnya melindungi lima kebutuhan dasar manusia,

yaitu Iman, Jiwa, Kehormatan, Harta, dan Keturunan. Di sini terlihat bahwa tingkat kewajiban manusia memelihara jiwanya berada pada tingkat kedua setelah Iman. Artinya bahwa dalam Islam, memelihara dan menjaga kelangsungan hidup itu sangat penting. Ada sejumlah informasi lanjutan dari bagaimana seharusnya umat ini menghadapi sesuatu yang mengancam hidup manusia, termasuk penyakit yang mematikan seperti Flu Burung yang kita bicarakan.

Dalam riwayat, suatu saat Umar bin Khattab memimpin suatu rombongan umat untuk memasuki suatu kota. Di luar batas kota tersebut, beliau berhenti dan mengirim seorang mata-mata untuk meneliti keadaan kota itu lebih dahulu. Ketika mata-mata itu kembali, ia melaporkan bahwa disana terjadi wabah penyakit.

Umar memerintahkan rombongannya untuk tidak jadi memasuki kota tersebut dan kembali ke Madinah.

Salah seorang sahabat mengajukan keberatan dan menyatakan: “Wahai Umar, kenapa

engkau lari dari takdir Allah?” Umar menjawab: “Aku menghindari takdir

Allah yang buruk menuju ke takdir Allah yang lebih baik!” Kenapa Umar tidak jadi memasuki daerah itu? Jawabannya adalah, ia tidak mau bila diri dan rombongannya tertular oleh wabah penyakit yang sedang mewabah di daerah itu.

Hadirin, apa yang dilakukan oleh Umar ini sesungguhnya sejalan dengan perintah Rasulullah SAW. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa pernah Rasulullah SAW bersabda:

(Sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu ), yang artinya adalah bahwa badan atau fisik kita ini wajib dipelihara kebugaran

kesehatannya. Sejalan dengan ini, para ahli kesehatan menetapkan kaedah:

(Pencegahan lebih utama dari pengobatan). Ada beberapa petunjuk langsung dari agama ini bagi masyarakat untuk menghindari suatu penyakit, di antaranya:

1. Prinsip kebersihan sebagai dasar dari kesehatan. Allah SWT berfirman pada

Q.S. Al-Muddatsir (74): 4-5 sebagai berikut:

(Dan bersihkan pakaianmu dan tinggalkan segala macam kekotoran ). Lebih tegas dari itu, Rasulullah SAW

menyatakan: ฀฀฀ (Kebersihan itu adalah bagian dari

perwujudan iman ).

2. Prinsip karantina, karena ada jenis penyakit yang mudah tertular seperti Flu Burung, maka Islam mengajarkan perlunya pengisoliran penderita guna menghindari korban baru yang lebih banyak.

Rasulullah SAW seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim bersabda:

(Apabila engkau mendengar adanya wabah pada suatu daerah, janganlah engkau mengunjungi daerah itu, sementara apabila kalian berada di daerah itu, janganlah engkau keluar

dari daerah itu).

3. Prinsip berobat. Islam mengajarkan bahwa berobat adalah kewajiban bagi Si Sakit dan keluarganya. Selanjutnya Islam mengajarkan bahwa apapun penyakit yang diturunkan Allah SWT pasti ada obatnya. Manusia tinggal berusaha untuk menemukan dan melakukannya. Dalam hal ini,

Imam Abu Daud dan Turmuzi meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:

(Berobatlah, karena sesungguhnya Allah SWT. tidak menurunkan suatu penyakit kecuali besertanya ada obat penangkalnya).

4. Prinsip bahwa penyakit itu adalah peringatan dan pelajaran bagi sang hamba untuk mendekatkan diri kepadaNya. Sekiranya manusia tidak pernah sakit, boleh jadi manusia ini menjadi lupa diri, takabur, sombong karena merasa hebat, kuat. Bila ia sakit, ia akan sadar bahwa sesungguhnya dirinya itu lemah, tidak berdaya di hadapan Sang Khalik, yang sewaktu-waktu memanggilnya. Inilah sebabnya, banyak manusia menjadi lebih rajin beribadah dan membantu sesama setelah ia sembuh dari penyakitnya.

Rasulullah SAW dalam salah satu sabda beliau menyatakan:

(Penyakit adalah cambuk Allah di bumi, yang dengannya Ia mendidik hambaNya ).

Hadirin dan Hadirat rahimakumullah, Pada akhirnya kami sampaikan bahwa

penyakit Flu Burung itu adalah penyakit yang sangat membahayakan manusia dengan tingkat penularan luar biasa cepat dan tingkat kematian sangat tinggi. Adalah kewajiban kita semua untuk mewaspadainya dengan sungguh- sungguh, karena itu bukan hanya karena takut sakit, namun karena yang demikian adalah perintah dan kewajiban dari Allah SWT dan Rasul-Nya, Muhammad SAW, dan telah dilaksanakan oleh umat Islam sejak generasi sahabat hingga kini.

MEMELIHARA BUDAYA HIDUP BERSIH UNTUK MENCEGAH PENYAKIT FLU BURUNG Prof. Dr. H. Muhammad Galib, MA

Alhamdulillah kita persembahkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita hadir ditempat yang suci ini untuk melaksanakan kewajiban kita kepada-Nya. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Salah satu hal yang sangat penting dari ajaran Islam adalah kebersihan, baik kebersihan dari aspek jasmani maupun kebersihan dari rohani. Hal ini dipahami dari perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk membersihkan dirinya, baik lahir maupun batin sebelum melakukan misi kerasulan untuk menyebarkan kerahmatan bagi semesta alam, seperti Salah satu hal yang sangat penting dari ajaran Islam adalah kebersihan, baik kebersihan dari aspek jasmani maupun kebersihan dari rohani. Hal ini dipahami dari perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk membersihkan dirinya, baik lahir maupun batin sebelum melakukan misi kerasulan untuk menyebarkan kerahmatan bagi semesta alam, seperti

berselimut, bangunlah lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkan- lah, dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak, dan untuk memenuhi perintah Tuhan- mu bersabarlah.”

Ayat tersebut menegaskan bahwa kebersihan jasmani dan kebersihan rohani, harus di- pelihara secara seimbang untuk melaksana- kan tugas kekhalifahan di muka bumi dengan sebaik-baiknya.

Dalam kaitannya dengan kebersihan jasmani, Nabi Muhammad SAW menegaskan dalam salah satu sabdanya:

Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang dapat kamu lakukan, karena sesungguhnya Allah menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan, dan tidak akan masuk sorga

kecuali orang-orang yang memelihara kebersihan. (H.R. al-Thabrani)

Umat Islam yang disebut oleh Allah sebagai khaira ummah (umat yang terbaik) dituntut untuk menjadi teladan dalam memelihara kebersihan dan mampu membudayakan hidup bersih, baik untuk motif ibadah maupun untuk hidup sehat.

Untuk membudayakan hidup bersih, Islam mengaitkannya dengan ibadah, seperti shalat lima kali sehari semalam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim dewasa, salah satu syaratnya adalah suci dan bersih, yaitu suci badan dari hadas dan najis atau kotoran, bersih pakaian dan tempat shalat dari najis. Jika syarat tersebut tidak dipenuhi, maka shalat pun tidak akan diterima oleh Allah.

Salah satu jenis penyakit yang muncul dewasa ini dan sangat mengerikan adalah Flu Burung, karena jika penyakit tersebut menyerang unggas, maka dalam waktu yang sangat cepat unggas akan segera mati, dan jika terjadi kontak antara unggas yang terserang Flu Burung dengan manusia, maka kemungkinan yang bersangkutan juga akan tertular penyakit tersebut, dan yang lebih mengerikan bahwa sampai sekarang ini penyakit tersebut belum ditemukan obatnya secara akurat.

Sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi ini, setiap kita dituntut untuk berusaha agar jangan sampai terserang penyakit tersebut. Sebenarnya dari instrumen yang ditetapkan dalam Islam sebagai prolog pelaksanaan ibadah shalat, terlihat bahwa setiap umat Islam yang memahami dan melaksanakan ajaran agamanya dengan baik, haruslah memelihara kebersihan jasmani pada tiga aspek pokok, yaitu:

1. Kebersihan Badan

Islam memberikan perhatian yang cukup besar agar setiap pemeluknya memelihara budaya hidup bersih sepanjang siang dan malam. Islam mengajarkan agar setiap muslim sebelum tidur di malam hari harus terlebih dahulu memastikan bahwa dirinya terbebas dari kotoran atau najis.

Nabi bersabda:

Terjemahannya: Bersihkanlah badanmu itu, niscaya Allah akan mensucikanmu. Sesungguhnya tidak ada seorang hamba Allah pun yang tidur dalam keadaan bersih, kecuali dia tidur bersamanya malaikat di baju dalamnya, dia tidak berbalik sesaat pun pada sebagian malamnya kecuali malaikat mendoakannya: “Ya Allah, ampunilah hambamu ini, karena ia dalam keadaan bersih.” (Hadis riwayat al-Thabrani).

Pada saat yang sama, Islam juga mengajarkan agar pada saat bangun di waktu subuh, setiap muslim harus mendahulukan membersihkan tangannya. Nabi Muhammad bersabda:

Terjemahannya: Apabila salah seorang dari kamu bangun dari tidurnya, maka janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana sebelum ia mencucinya tiga kali, karena sesungguhnya dia tidak tahu di mana tangannya bermalam

pada saat dia tidur. (Hadis riwayat Bukhari & Muslim).

2. Kebersihan Pakaian

Setelah badan terbebas dari kotoran dan najis, maka Islam pun mengingatkan agar pakaian yang dipakai juga adalah pakaian yang bersih. Nabi bersabda:

Terjemahannya: Perbaiki dan bersihkanlah tempat tinggal kamu dan pakaian kamu, sehingga kamu akan tampak seperti tahi lalat di wajah di antara

manusia. (Hadis riwayat al-Hakim)

3. Kebersihan Lingkungan

Islam mengajarkan agar tempat yang ditempati melaksanakan ibadah harus terbebas dari kotoran, karena itu lingkungan rumah, pendidikan, dan ibadah harus pula dijaga kebersihannya. Nabi bersabda:

Terjemahannya: Sesungguhnya Allah itu baik, menyukai kebaikan, Allah itu bersih, menyukai kebersihan, Allah itu pemurah, menyukai kemurahan, Allah itu dermawan, menyukai kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman pekaranganmu. (Hadis riwayat al-Turmudzi)

Dalam kaitannya dengan pencegahan Flu Burung, dapat dilakukan beberapa hal:

1. Menghindari agar kita tidak tersentuh secara langsung oleh kotoran atau najis termasuk oleh unggas yang terserang Flu Burung. Uraian di atas menunjukkan bahwa setiap muslim dituntut agar berhati-hati dan menjauhkan diri dari kotoran atau najis.

2. Jika terlanjur terkena atau tersentuh kotoran atau najis, maka setiap muslim dituntut agar sesegera mungkin membersihkan dirinya dari kotoran atau najis dengan menggunakan alat atau bahan yang dijamin dapat menghilangkan kotoran tersebut.

3. Bagi umat Islam yang memelihara binatang, Islam mengajarkan hewan yang sakit dipisahkan dari hewan yang sehat, agar yang sehat tidak tertular oleh yang sakit. Di samping itu, tentunya tercakup pula hal yang harus dilakukan adalah memelihara 3. Bagi umat Islam yang memelihara binatang, Islam mengajarkan hewan yang sakit dipisahkan dari hewan yang sehat, agar yang sehat tidak tertular oleh yang sakit. Di samping itu, tentunya tercakup pula hal yang harus dilakukan adalah memelihara

4. Jika pada akhirnya di antara umat Islam ada yang terserang penyakit, maka Islam mengajarkan agar umat Islam bersegera untuk berobat. Termasuk jika ada di antara kita yang

mengalami gejala flu dan demam

setelah berdekatan dengan unggas, untuk bisa dilakukan pengobatan secara dini, disamping tentunya berdoa kepada Allah SWT agar kita diberi kesembuhan apabila kita terserang penyakit.

Akhirnya, mari kita membudayakan hidup bersih, mulai dari kebersihan anggota badan, pakaian, maupun lingkungan sekitar kita, sekaligus memberikan contoh teladan bagi anak-anak kita untuk mengamalkan budaya hidup bersih itu, agar dengan begitu, ibadah kita diterima oleh Allah, hidup ini kita nikmati dengan baik dan orang-orang yang ada Akhirnya, mari kita membudayakan hidup bersih, mulai dari kebersihan anggota badan, pakaian, maupun lingkungan sekitar kita, sekaligus memberikan contoh teladan bagi anak-anak kita untuk mengamalkan budaya hidup bersih itu, agar dengan begitu, ibadah kita diterima oleh Allah, hidup ini kita nikmati dengan baik dan orang-orang yang ada

Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai pandangan.

KHUTBAH JUM’AT: MENJAGA KESEHATAN DAN MEMELIHARA KEBERSIHAN DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BURUNG Drs. H. M. Ishaq Shamad, M.Ag

Assalamu Alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahi Nahmaduhu Wanastaiynuhu

Wanastagfiruhu Wana’uuzu billahi minsyururuuri ampusina Wamin sayyiaati a’maalina Man yahdillaahu falaa mudhillalah

waman yadiil falaa haadiyalah. Asyhadu Allah ilaaha illallahu Wahdahu Laa

syariykalah Waasyhadu anna Muhammadan ‘abduuhu warasuuluhu. Allaahummashalliy ‘ala sayyidina Muhammad wa’alaa aalihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Qaalallahu Ta’ala fiy kitababihil kariym. A’uuzubillahi minasysyaithaanirrajim. Bismillahirrahmanirrahim. Ittaqullaaha haqqa tuqatihi wala tamuutunna illaa waan- tum muslimun. Shadaqallahul ‘Aliyyul ‘Azim

Washadaqa Rasuuluhunnanbiyyul Karim Wa Nahnu ‘Alaa Zaalika Minasy syaahidiyna Wasy syakiirin. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Hadirin rahimakumullah, Sebagaimana biasanya, menjadi kewajiban bagi khatib menyampaikan pesan-pesan taqwa. Untuk itu, saya mengajak hadirin untuk