Review Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RP JMD) di Kabupaten Sambas Tahun 2012-2016

(1)

REVIEW PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

DI KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2012 – 2016

Oleh : Nama : Indra Fajar

Nim : 41709022

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 2013


(2)

v DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

RINGKASAN ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Lokasi dan Waktu KKL ... 4

BAB II TARGET DAN LUARAN 2.1 Target RPJMD ... 5

2.2 Luaran RPJMD ... 7

BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Observasi... 9

3.2 Studi Pustaka ... 10

BAB IV HASIL YANG DICAPAI 4.1 Hasil Kegiatan ... 11

4.2 Pembahasan RPJMD... 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48


(3)

46 Raja

Grafindo Perkasa.

Lukman, Sampurna. (2002). Strategi dan Pemberdayaan Aparatur Negara Serta

Peningkatan Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah.Jakarta:PT.Widya Praja No.XXVI Syaukani, dkk. 2002.Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Nawawi, Hadari. 2003.Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta:Gadja Mada Universitas Press

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT: Raja Grafindo

Persada.

Kuncoro, Mudrajat. 1997.Otonomi Daerah.Yogyakarta; Transisi. Seminar Nasional Manajemen Keuangan Daerah dalam Era Global

Mardiasmo, Dr. MBA, AK. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah.

Andi Yogyakarta

Dokumen-Dokumen

UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan. PP Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.

UU Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan

Peraturan Kepala Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 050/1150/BAPPEDA.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2005-2025


(4)

iv

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan dengan judul “ REVIEW PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DI KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2012 – 2016”.

Penulis sadar bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sumbangan kritik dan saran demi kesempurnaan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah beperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senatiasa meridhai usaha penulis. Amin

Wassalamualaikum Wr.Wb.


(5)

1. Nama : Indra Fajar

2. Tempat dan Tanggal Lahir: Sambas, 2 Januari 1992 3. Nomor Induk Mahasiswa : 41709022

4. Program Studi : Ilmu Pemerintahan 5. Jenis Kelamin : Laki - Laki

6. Kewarganegaraan : Indonesia

7. Agama : Islam

8. Alamat : Jl. Mesjid Anur, Sadang Serang No. 9B

9. Berat Badan : 60 Kg

10. Tinggi Badan : 167 Cm

11. Status Material : Belum Kawin 12. Orang Tua

a. Nama Ayah : Ade Hidayat

Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Abu Bakar No. 102 Rt03/Rw1 Dalam Kaum Sambas 79162 (Kalimantan Barat)

b. Nama Ibu : Zulaika

Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Abu Bakar No. 102 Rt03/Rw1 Dalam Kaum Sambas 79162 (Kalimantan Barat)


(6)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Undang - undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan penjabaran platform Bupati terpilih yang penyusunannya berpedoman pada perencanaan Jangka Panjang Daerah Bupati yang bersifat menyeluruh. Dengan demikian, keberhasilan pelaksanaan rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah sekaligus mencerminkan kinerja Bupati beserta jajaran Perangkat Daerah Kabupaten selama kurun waktu masa jabatan Bupati sebagai Kepala Pemerintahan Daerah dan selaku Wakil Pemerintah di Daerah.

Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan – tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu .

RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah periode 5 (lima) tahun yang memuat penjabaran dari Visi, Misi, dan program dari Kepala Daerah terpilih. Dalam penyusunan RPJM Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, yang di dalamnya memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, dan Program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Program Lintas SKPD, dan Program Kewilayahan disertai dengan Rencana – rencana Kerja dalam Kerangka Regulasi dan Kerangka Pendanaan yang bersifat indikatif.

Dalam RPJM Daerah juga ditekankan arti pentingny upaya dalam menerjemahkan visi, misi dan agenda kepala Daerah terpilih ke dalam tujuan, sasaran strategi dan kebijakan pembangunan yang mampu merespon kebutuhan dan asnpirasi masyarakat serta kesepaktan tentang


(7)

tolak ukur kinerja untuk mengukur keberhasilan maupun ketidak berhasilan pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun ke depan.

Dalam penyusunan dokumen RPJMD daerah Kabupaten Sambas Tahun 2012 - 2016 diharapkan dapat di jadikan sebagai alat pemandu, pengarah dan pedoman dalam pelaksanaan program – program pembangunan daerah selama kurun 5 (lima) tahun ke depan, sekaligus juga dijadikan dasar dalam pertanggung jawab atas pelaksanaan hasil – hasil pembangunan kepada masyarakat pada setiap akhir tahun anggaran maupun pada saat akhir masa jabatan.

Kepala Daerah menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan Daerah di Daerahnya, dimana dalam penyelenggaraan perencanaan pembangunan Daerah dilaksanakan oleh BAPPEDA, sesuai amanat Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan Kepala BAPPEDA Provinsi Kabupaten Sambas bertanggungjawab terhadap tugas pokok dan fungsi perencanaan pembangunan sebagaimana sistem perencanaan pembangunan di atas.

Dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya, BAPPEDA sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan bagian dari jajaran Pemerintahan Daerah yang menjalankan otonomi daerah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan demikian, Kepala BAPPEDA berkewajiban menyusun RENSTRA berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Suatu kegiatan selalu diawali dengan perencanaan karena perencanaan merupakan sebuah konsep yang dibuat untuk menggerakkan suatu kegiatan yang akan dilakukan, sehingga proses tersebut dapat berjalan dengan teratur dan terarah. Salah satu sumber pendanaan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintahan Daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan


(8)

3

daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi.

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam pembangunan secara lebih proporsional, tentunya pemerintah Kabupaten Sambas membutuhkan APBD yang kuat, baik besaran maupun strukturnya. Namun mengingat proporsi transfer pemerintah pusat dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) pada APBD Kabupaten Sambas sangat dominan, maka upaya memperkuat APBD harus dilakukan dengan menggali potensi sumber pendapatan asli daerah, baik melalui peningkatan penerimaan pajak dan retribusi daerah maupun dengan mencari sumber-sumber penerimaa baru sesuai dengan semangat otonomi daerah.

Keadaan ini mendorong munculnya pemikiran baru dalam pembangunan yang akan lebih banyak melibatkan peran serta masyarakat dala proses pembangunan dan mengurangi peranan pemerintah yang terlalu dominan selama ini. Dengan pemikiran baru ini diharafkan semua kepentigan masyarakat yang memiliki latar belakang sosial, budaya, politik dan ekonomi sangat beragam dapat diakomodasikan dengan fokus untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Sambas yang mandiri, berprestasi, madani dan sejahtera.

Dengan kondisi permasalahan diatas, maka tugas pemerintah Kabupaten Sambas dalam menyelenggarakan pelayanan masyarakat akan mnjadi semakin kompleks terutama untuk menggerakan ekonomi rakyat, meningkatkan kualitas SDM melalui Pendidikan dan kesehatan dan mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih religius.

Berdasarkan latar belakang Laporan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan laporan dengan judul sebagai berikut: “ REVIEW PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2012 – 2016”.


(9)

1.2. Lokasi dan Waktu KKL A. Lokasi

Lokasi yang diambil sebagai tempat Laporan KKL adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang beralamatkan di Jln. Pembangunan Sambas Kabupaten Sambas Prov. Kalimantan Barat Telepon (0562) 392824. Adapun jadwal kegiatan KKL.

B. Waktu

Waktu penulisan laporan kuliah kerja lapangan yang terdiri atas : 1. Mengajukan surat ke Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Sambas tahun 2012

2. Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan bulan Juli – Agustus tahun 2012

3. Pengumpulan data bulan Juli – Agustus tahun 2012 4. Penulisan laporan bulan oktobrt – Desember tahun 2013 5. Pengumpulan laporan bulan Desember tahun 2013

Tabel 1.1 Kegiatan KKL

No Kegiatan 2012 2013

Juli Agustus September Oktober November Desember 1 Tahap Persiapan

Observasi KKL Pengajuan Judul Penyusunan Bab I 2 Tahap

Pelaksanaan Pelaksanaan KKL 3 Tahap Akhir

Penyusunaan Laporan KKL


(10)

5

BAB II

TARGET DAN LUARAN 2.1 Target RPJMD

Dalam target RPJMD Kabupaten Sambas untuk mendorong peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) melalui peningkatan infrastruktur dasar yang menunjang sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan dan investasi, melakukan reformasi birokrasi serta meningkatkan kesmpatan kerja dan penanggulangan kemiskinan.

Berdasarkan Laporan KKL untuk menentukan arah kebijakan dan straregi pembangunan daerah dalam 5 (lima) tahun kedepan, maka diterapkan target pembangunan Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2012-2016, yaitu: ‘‘Terwujudnya Sambas Yang Mandiri, Berprestasi, Madani dan Sejahtera melalui Terpikat Terigas 2016”.

Adapun makna dari target Pembangunan Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2012 – 2016 :

1. Sambas yang mandiri adalah suatu kondisi dimana perekonomian masyarakat berkembang dengan baik, kreatif, dan inovatif yang ditandai dengan meningkatnya investasi dan kapasitas ekonomi masyarakat baik karena faktor intensifikasi maupun ekstensifikasi, serta membaiknya infrastruktur dan pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan.

2. Sambas yang berprestasi adalah suatu kondisi dimana kualitas sosial, moral, dan intelektual masyarakat berkembang dengan baik menuju pencapaian unggul terutama pada bidang pendidikan, kesehatan, kepribadian, dan kebudayaan.

3. Sambas yang madani adalah suatu kondisi dimana kehidupan masyarakat berlangsung dengan harmonis, taat dan tertib hukum,


(11)

sadar politik, demokratis, dan dinamis serta selaras dengan prinsip-prinsipgood governance.

4. Sambas yang sejahtera adalah suatu kondisi dimana hak-hak dasar dan sekunder masyarakat terpenuhi dengan didukung oleh suasana kehidupan yang agamis, aman, dan damai.

Dalam mencapai target RPJMD, adapun sasaran dari Pembangun Daerah Kabupaten Sambas agar tercapainya Sambas Yang Mandiri, Berprestasi, Madani dan Sejahtera sebagai berikut ;

1. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur dasar. 2. Berkembangnya perekonomian daerah.

3. Terciptanya pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan.

4. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, kebudayaan, pariwisata, pemuda, olahraga serta pemberdayaan perempuan, KB dan anak.

5. Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat.

6. Meningkatnya kepribadian dan kebudayaan masyarakat.

7. Meningkatnya kemampuan melakukan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan.

8. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.

9. Meningkatnya kesadaran hukum.

10. Terciptanya stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat. 11. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama.


(12)

7

2.2 Luaran RPJMD

Dalam perencanaan dapat dilihat sebagai suatu proses dimana tujuan-tujuan, bukti-bukti faktual dan asumsi-asumsi diterjemahkan sebagai suatu proses argumen logis kedalam penerapan kebijaksanaan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan.

Penyusunan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2012-2016 untuk menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan yang terarah, efektif, efisien, dan terpadu yang dapat mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Bupati/Wakil Bupati Sambas dengan memperhatikan

arahan RPJPD Kabupaten Sambas Tahun 2005-2025, serta

memperhatikan berbagai aspirasi seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kabupaten Sambas. RPJMD Kabupaten Sambas juga dimaksudkan untuk menjadi acuan dan pedoman resmi bagi Pemerintah Kabupaten Sambas dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), serta sekaligus merupakan acuan penentuan program daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Sambas secara berjenjang.

Berdasarkan Laporan KKL target pembangunan diatas, maka diterapkan sasaran Luaran Pembangunan Kabupaten Sambas Tahun 2012 - 2016, yaitu:

1. Mengembangkan ekonomi kerakyatan dan inventasi yang sinergis melalui model kemitraan didukung oleh pelayanan prima.

2. Mendorong dan meningkatkan peranan swasta untuk menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi kerakyatan yang siap bersaing secara regional, nasional dan global.

3. Meningkatkan kemampun daya insani membangun manusia seutuhnya.


(13)

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan maupun dalam memelihara dan menikmati hasil pembangunan.

5. Meningkatkan kapasitas aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan prinsip-prinsipgood governance. 6. Penegakan huikum (law enforcement) yang adil dan bertanggung

jawab.

7. Memantapkan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat guna memacu akselarasi pembangunan daerah.


(14)

9 BAB III

METODE PELAKSANAAN 3.1 Observasi

Observasi adalah aktivitas yang dilakukan mahluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi – informasi yang dibutuhkan unutk melanjutkan suatu penelitian.

Dalam meningkatkn upaya terwujudnya ‘‘Sambas yang Mandiri, Berprestasi, mandani dan Sejahtera melalui Terpikat Terigas 2016”dalam program dan kebijakan digulirkan oleh Pemerintahan Daerah. Penulis akan melakukan pengamatan dilapangan terhadap program yang akan berjalan.

Dalam Laporan KKL ini pelapor menggunakan metode penelitian deskriptif karena pelapor akan mereview program‘‘Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah di Kabupaten Sambas Tahun 2012 – 2016” yang akan berjalan secara intensif atau mendetail. Subjek yang diteliti yakni pemerintah daerah sebagai pelaksana dan satu unit lembaga (masyarakat) sebagai penerima program.

Pengertian metode deskriptif adalah : “Penelitian Deskriptif bermaksud membuat pemeriaan (penyandaraan) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu”. (Usman dan Akbar 1995:4).

Metode ini menggunakan penggambaran dari masalah yang ada di lapangan dengan melihat faktor-faktor pendukungnya untuk memberikan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2012-2016 di Kabupaten Sambas.


(15)

Adapun dalam membuat laporan KKL penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi pustaka, yaitu dengan membaca dan mencari buku-buku, majalah dan surat kabar yang berhubungan dengan sumber-sumber RPJMD.

2. Studi lapangan, yaitu dengan mengamati dan terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui tentang penyususnan RPJMD yang meliputi ;

a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung permasalahan yang ada dengan menggunakan indera penglihatan.

b. Wawancara, yaitu sebuah dialog yang dilakukan secara langsung oleh peneliti/pewawancara untuk memperoleh informasi dari nara-sumber.

3.2 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah suatu pembahasan yang berdasarkan pada buku – buku referensi yang bertujuan untuk memperkuat materi pembahasan maupun sebagai dasar untuk menggunakan rumus – rumus tertentu dalam menganalisa dan mendesain suatu struktur.

Dalam penulisan studi pustaka digunakan penulis untuk mereview program yang ada, baik untuk menganalisa faktor – faktor dan data pendukung maupun untuk merencanakan konstruksi.

Dalam pengambilan data penulis mereview dari buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sambas tahun 2012 – 2016 .


(16)

11

BAB IV

HASIL YANG DICAPAI 4.2.1 Hasil Kegiatan KKL

Selama kurang lebih 1 bulan pelaksanaan KKL, banyak kegiataan yang dilakukan penulis selama di BAPPEDA Kabupaten Sambas Prov. Kalimantan Barat.

Minggu Pertama

Hari pertama di Minggu pertama KKL di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sambas Prov. Kalimantan Barat, Penulis masuk pada jam 08.00 WIBA . Penulis d tempatkan di Bidang Penelitian, Pembangunan dan Statistik . Penulis langsung keruangan, sekitar ½ jam penulis berada di ruangan , di hari pertama penulis di beri tugas pembimbing untuk ikut di ruangan rapat untuk membantu dokumentasi dan arsip rapat . Kemudian pukul 12.00 WIBA penulis istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA, Setelah masuk penulis melanjutkan kembali s/d pukul 15.00 WIBA, setelah itu penulis mendapatkan ijin pulang, sebelum pulang penulis di kasih bingkisan untuk berbuka puasa, Pada saat itu penulis melaksanakan KKL pada bulan Ramadhan.

Hari Kedua KKL Penulis masuk seperti hari pertama pukul 08.00 WIBA. Setibanya penulis di BAPPEDA , penulis langsung keruangan dan penulis di beri tugas untuk mengetik. Sekitat pukul 12.00 WIBA penulis istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA. Setelah penulis masuk kembali , penulis di beri tugas melakukan pengarsipan surat-surat masuk. Kemudian sekitar pukul 15.00 WIBA penulis mendapatkan ijin pulang.

Hari ketiga KKL penulis masuk seperti biasa pukul 08.00 WIBA. Setibanya penulis di BAPPEDA, penulis langsung keruangan . Sekitar ½ jam penulis diruangan, penulis di beri tugas pembimbing untuk membayar


(17)

pajak disuatu BANK swasta, sekitar 1 jam lebih penulis membayar pajak, penulis kembali lagi ke kantor sampai pukul 12.00 WIBA penulis istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA. Setelah masuk kembali penulis di beri tugas untuk memasukan arsip surat-surat dari dinas. Sekitar pukul 15.00 WIBA penulis di ijinkan pulang.

Minggu Kedua

Hari pertama di minggu kedua pelaksanaan KKL, penulis masuk seperti biasa pukul 08.00 WIBA. Setibanya penulis di BAPPEDA, penulis langsung keruangan. Seteleh penulis berada di ruangan, penulis langsung di beri tugas mengetik , sekitar pukul 12.00 WIBA penulis istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA . setelah penulis masuk kembali , penulis kembali melanjutkan tugas mengetik . waktu udh menunjukan jam 15.00 WIBA penulis di perbolehkan pulang.

Hari kedua di minggu kedua pelaksanaan KKL, penulis masuk seperti biasa pukul 08.00 WIBA. Setibanya penulis di BAPPEDA, penulis langsung keruangan. Setelah penulis berada diruangan, penulis di beri tugas mengetik seperti hari sebelumnya, sampai sekitar pukul 12.00 WIBA penulis istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA. Dan penulis melanjutkan tugas . Sampai pukul 15.00 WIBA penulis di ijinkan pulang.

Hari ke-tiga di minggu kedua pelaksanan KKL, seperti biasa penulis masuk pukul 08.00 WIBA.Setibanya di BAPPEDA, di hari ini penulis di beri tugas untuk mengantar surat di kantor-kantor dinas. Setibanya pukul 13.00 WIBA penulis masuk kembali dan menulis arsip surat-surat masuk dari dinas. Sampai sekitar pukul 15.00 WIBA penulis mendapat ijin pulang.

Hari ke-empat di minggu kedua pelaksanaan KKL, seperti biasa penulis masuk pukul 08.00 WIBA. Setibanya penulis di BAPPEDA, penulis langsung keruangan. Setelah berada di ruangan penulis di beri tugas mengetik seperti hari sebelumnya. Sampai sekitar pukul 12.00 WIBA


(18)

13

penulis istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA . Setelah masuk kembali penulis melanjutkan tugas. Sekitar pukul 15.00 WIBA penulis di ijinkan pulang.

Hari ke-lima di minggu kedua pelaksanaan KKL, seperti biasa penulis masuk pukul 08.00 WIBA. Setelah masuk ruangan penulis hanya di beri tugas menulis arsip surat masuk dari dinas. Di hari ini tidak banyak pekerjaan yang dikerjakan penulis. Sekitar jam 11.30 WIBA, penulis di ijinkan istirahat di karenakan hari jum’at dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA. Setelah masuk kembali penulis tidak pekerjaan yang di beri kan. Sampai pukul 15.00 WIBA penulis di ijinkan pulang.

Minggu Ketiga

Hari pertama di minggu ketiga pelaksanaan KKL, di hari ini penulis masuk lebih awal pukul 07.00 WIBA di karenakan untuk membantu persiapan rapat. Setelah berada di ruangan penulis langsung membantu mempersiapkan alat perlengkapan rapat di lantai 2, sekitar pukul 08.00 WIBA, rapat di mulai dan penulis di beri tugas membantu dokumentasi dan arsip rapat. Sekitar pukul 12.00 WIBA peserta rapat istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA, setelah masuk kembali peserta melanjutkan rapat. Sekitar pukul 15.00 WIBA rapat selesai, penulis membantu merapikan ruangan sampai pukul 16.00 WIBA penulis di ijinkan pulang.

Hari ke-dua di minggu ketiga pelaksanaan KKL, penulis masuk pukul 08.00 WIBA. Setelah penulis berada di ruangan, penulis di beri tugas mengetik, sampai pukul 12.00 WIBA penulis istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA dan melanjutakan tugas. Sekitar pukul 15.00 WIBA penulis di ijinkan pulang.

Hari ke-tiga di minggu ketiga pelaksanaan KKL, penulis masuk pukul 08.00 WIBA. Setibanya penulis di BAPPEDA , penulis langsung keruangan dan penulis di beri tugas untuk mengetik. Sekitar pukul 12.00 WIBA penulis


(19)

istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA. Setelah penulis masuk kembali , penulis di beri tugas melakukan pengarsipan surat-surat masuk. Kemudian sekitar pukul 15.00 WIBA penulis mendapatkan ijin pulang.

Hari ke-empat di minggu ketiga pelaksanaan KKL, penulis masuk seperti biasa pukul 08.00 WIBA. Setibanya penulis di BAPPEDA, penulis langsung keruangan. Setelah penulis berada diruangan, penulis di beri tugas mengetik, sampai sekitar pukul 12.00 WIBA penulis istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA. Dan penulis melanjutkan tugas . Sampai pukul 15.00 WIBA penulis di ijinkan pulang.

Hari ke-lima di minggu ketiga pelaksanaan KKL, penulis masuk seperti biasa pukul 08.00 WIBA. Setibanya penulis di BAPPEDA, penulis langsung keruangan. Setelah penulis berada diruangan, penulis di beri tugas mengetik seperti hari sebelumnya, sampai sekitar pukul 12.00 WIBA penulis istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA. Dan penulis melanjutkan tugas . Sampai pukul 15.00 WIBA penulis di ijinkan pulang.

Minggu ke-empat

Hari pertama di minggu keempat pelaksanaan KKL, penulis masuk seperti biasa pukul 08.00 WIBA. Setibanya penulis di BAPPEDA, penulis langsung keruangan. Setelah penulis berada diruangan, penulis di beri tugas mengetik, sampai sekitar pukul 12.00 WIBA penulis istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA. Dan penulis melanjutkan tugas . Sampai pukul 15.00 WIBA penulis di ijinkan pulang.

Hari ke-dua di minggu keempat pelaksanaan KKL, seperti biasa penulis masuk pukul 08.00 WIBA. Setelah masuk ruangan penulis hanya di beri tugas melakukan pengarsipan surat-surat masuk. Di hari ini tidak banyak pekerjaan yang dikerjakan penulis. Sekitar pukul 12.00 WIBA penulis masuk kembali pukul 13.00 WIBA. Setelah masuk kembali penulis


(20)

15

tidak pekerjaan yang di kerjakan. Sampai pukul 15.00 WIBA penulis di ijinkan pulang.

Hari ketiga di minggu keempat pelaksanaan KKL, seperti biasa penulis masuk pukul 08.00 WIBA. Setelah masuk ruangan penulis hanya di beri tugas melakukan pengarsipan surat-surat masuk. Di hari ini seperti hari sebelumnya tidak banyak pekerjaan yang dikerjakan penulis. Sekitar pukul 12.00 WIBA penulis masuk kembali pukul 13.00 WIBA. Setelah masuk kembali penulis tidak pekerjaan yang di kerjakan. Sampai pukul 15.00 WIBA penulis di ijinkan pulang.

Hari keempat di minggu keempat pelaksanaan KKL, seperti biasa penulis masuk pukul 08.00 WIBA. Setelah masuk ruangan, penulis di beri tugas untuk mengantarkan surat ke dinas-dinas dan mengetik. Sekitar pukul 12.00 WIBA penulis istirahat dan masuk kembali pukul 13.00 WIBA, penulis melakukan pengarsipan surat-surat masuk . Pukul 15.00 WIBA penulis di ijinkan penulis.

Hari kelima atau d hari yang terakhir penulis melakukakn KKL di BAPPEDA, penulis masuk jam 08.00 WIBA. Di hari terakhir penulis hanya mengurus surat-surat dan data-data yang diperlukan untuk menulis laporan KKL di BAPPEDA dan sekaligus penulis pamitan sama pembibing dan pegawai-pegawai lainnya.

4.2.2 Pembahasan RPJMD

Berdasarkan laopran KKL kemampuan pemerintah daerah untuk mencapai pembangunan daerah dalam penyusuanan RPJMD Kabupaten Sambas tahun 2012 – 2016 , di perlukan berbagai Analisis, Isu – isu dan Strategi Daerah sebagai berikut :


(21)

A. Analisis Lingkungan Internal dan eksternal

Analisis ini diperlukan untuk melihat kecenderungan posisi Kabupaten Sambas lima tahun ke depan melalui optimalisasi potensi yang dimiliki serta meminimalisir berbagai kendala yang dihadapi. Berdasarkan kondisi dan potensi itu diharapkan dapat dirumuskan kebijakan yang sistematis untuk menghasilkan suatu strategi pembangunan yang dapat dijabarkan kedalam program dan kegiatan pembangunan.

Dalam ruang lingkup analisis lingkungan strategis meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Adapun analisis SWOT sebagai berikut:


(22)

17

Tabel 4.2.1 Analisis SWOT

STRENGTH (S) OPPORTUNITIES (O)

S T R E N G T H

1. Memiliki potensi lahan pertanian, perikanan, dan kelautan yang luas.

2. Telah memiliki dokumen perencanaan RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah)

sehingga arah

pembangunan menjadi lebih jelas.

3. Memiliki kawasan perbatasan yang sudah diresmikan 1 Januari 2011 sebagai pintu resmi (PPLB Aruk)

4. Penduduk yang relatif homogen sehingga potensial menjadi basis pembangunan sosial-ekonomi masyarakat. 5. Mempunyai potensi budaya

dan sejarah sebagai kesultanan.

6. Posisi geografis Kabupaten Sambas pada lintasan jalur ekonomi Utara Kalimantan Barat.

1. Perkembangan ekonomi di negara bagian Sarawak Malaysia yang berbatasan dan memiliki pintu resmi dengan Kabupaten Sambas.

2. Kebijakan Pemerintah Provinsi yang menempatkan Kabupaten Sambas sebagai kawasan prioritas pembangunan pertanian dan kelautan di Kalimantan Barat. 3. Pasar bebas, kuatnya permintaan terhadap produk home industry

membuka peluang pasar bagi produk-produk unggulan Kabupaten Sambas.

4. Perkembangan pembangunan Migas di Kabupaten Natuna Kepulauan Riau yang secara geografis sangat dekat dengan Kabupaten Sambas.

5. Perkembangan ekonomi dan pembangunan di Kabupaten Natuna serta Kabupaten tetangga (Singkawang dan Bengkayang) membuka peluang untuk pemasaran produk-produk unggulan Kabupaten Sambas. 6. Globalisasi menyebabkan

cepatnya arus informasi maupun transformasi. O P P O R T U N IT IE S


(23)

WEAKNESS (W) THREATH (T) W E A K N E S S

1 Terbatasnya infrastruktur (prasarana

dan sarana dasar) sehingga menghambat laju pertumbuhan ekonomi daerah.

2 Kualitas SDM yang masih rendah berdampak pada terbatasnya produktifitas serta profesionalisme kerja masyarakat dan aparatur. Derajat pendidikan, kesehatan, ekonomi sebagian besar masyarakat Kabupaten Sambas masih rendah.

3 PAD rendah, kontribusi sumber-sumber

pendapatan daerah belum optimal serta kurangnya kebijakan insentif bagi investor berdampak pada keterbatasan dana bagi pembangunan.

4 Belum selesainya batas-batas wilayah

dan kejelasan status aset Kabupaten menyebabkan terhambatnya proses pembangunan yang berdampak pada belum optimumnya pelayanan pemerintah daerah.

5 Belum lengkapnya perangkat peraturan

daerah sebagai dasar operasional bagi keberlangsungan pembangunan di Kabupaten Sambas.

1. Investor cenderung ke daerah maju yang lebih siap menangkap peluang investasi.

2. Pengaruh budaya negatif dari luar (narkoba, sex bebas, dll.) yang menurunkan kualitas SDM Kabupaten Sambas.

3. Era pasar bebas menyebabkan persaingan yang ketat sehingga dapat mengancam produk-produk lokal yang umumnya masih memiliki daya saing yang rendah.

4. Banyaknya komoditas pertanian maupun produk UKM/IKM sejenis yang dihasilkan daerah lain menyebabkan persaingan yang ketat.

5. Masih besarnya tumpang tindih peraturan perundangan di tingkat pusat dan daerah yang menghambat iklim usaha dan pada gilirannya menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat;.

B. Isu Strategi Daerah

Dengan memperhatikan analisa lingkungan internal dan eksternal di atas, maka dapat dirumuskan beberapa isu strategis daerah Kabupaten Sambas dalam lima tahun (2012-2016) mendatang, yaitu sebagai berikut:

a. Minimnya ketersediaan infrastruktur dasar, terutama di kawasan perbatasan.

b. Lambannya pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh yang ditandai oleh tingginya proporsi desa tertinggal.


(24)

19

c. Belum optimalnya pemanfaatan/pengolahan hasil produksi komoditas pertanian (jeruk, padi, karet, kelapa sawit, dan lada) serta perikanan dan kelautan dalam mendorong perkembangan ekonomi lokal.

d. Belum optimalnya sistem distribusi dan koneksi hasil produksi pertanian, perikanan dan kelautan akibat terbatasnya infrastruktur khususnya jalan, yang menghambat pengembangan usaha, pelayanan publik, dan investasi.

e. Kurangnya kesadaran pemangku kepentingan terhadap kelestarian lingkungan telah menyebabkan timbulnya konflik pemanfaatan lahan dan menimbulkan kecenderungan penurunan daya dukung lingkungan.

f. Tingginya angka kemiskinan karena terbatasnya akses terhadap kegiatan ekonomi.

g. Tidak seimbangnya antara pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan kesempatan kerja sehingga menyebabkan munculnya pengangguran.

h. Rendahnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) akibat terbatasnya fasilitas dan belum meratanya persebaran tenaga pendidikan dan kesehatan.

i. Rendahnya partisipasi masyarakat baik dalam kehidupan berdemokrasi maupun dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.

j. Belum optimalnya kinerja aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan publik dan dalam pengelolaan keuangan daerah baik dari sisi pendapatan maupun belanja.

k. Meningkatnya frekuensi tindak kriminal, penderita HIV AIDS, narkoba, kenakalan remaja (dekadensi moral) yang merupakan ancaman terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, serta kualitas sumber daya manusia (generasi penerus) di masa yang akan datang.


(25)

l. Belum sinergisnya antara pemahaman nilai-nilai luhur agama dan budaya dengan penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan.

m. Rendahnya peran dan partisipasi kaum perempuan dalam pembangunan di daerah.

C. Strategi Daerah

Sesuai dengan analisis lingkungan internal dan eksternal serta dengan memperhatikan isu strategis daerah di atas, maka dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan Kabupaten Sambas akan ditempuhStrategi Pembangunan Daerah, sebagai berikut :

1. Percepatan pembangunan Infrastruktur untuk mendorong peningkatan perekonomian rakyat berbasis komoditas unggulan khususnya pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kelautan.

2. Peningkatan daya dukung wilayah dengan membangun dan mengoptimalkan sarana dan prasarana daerah untuk mengembangkan kawasan perbatasan serta wilayah strategis dan cepat tumbuh lainnya, sekaligus untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar kawasan.

3. Peningkatan perekonomian masyarakat dan iklim investasi daerah yang berorientasi pasar, berwawasan lingkungan, serta berkeadilan melalui peningkatan produktivitas pertanian dan pengembangan sentra-sentra komoditas unggulan sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan kelautan serta pemberdayaan UKM dan koperasi untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.


(26)

21

4. Peningkatan dan pemanfaatan teknologi tepat guna dan diversifikasi kegiatan ekonomi perdesaan berdasarkan kearifan lokal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di pedesaan.

5. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, kebudayaan, pariwisata, pemuda, olahraga dan pemberdayaan perempuan, KB dan anak untuk menunjang program-program unggulan daerah.

6. Peningkatan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. 7. Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan daerah untuk

mendorong terwujudnya pelaksanaan pembangunan yang lebih efisien dan efektif.

8. Peningkatan kualitas partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi serta dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.

9. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat yang berlandaskan keadilan dan berorientasi pada peningkatan sosial ekonomi.

10. Peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi.

11. Peningkatan kualitas pemahaman dan implementasi nilai-nilai agama dan budaya untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan

4.2.1 Pengelolaan Keuangan Daerah dan Serta Kerangka Pendanaan Pembangunan

Kemampuan pengelolaan keuangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sambas sangat menentukan bagi proses penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan maupun pelayanan. Pemerintah Kabupaten Sambas tidak akan mampu melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kepada masyarakat tanpa didukung kemampuan keuangan yang memadai.


(27)

Untuk itu dibutuhkan kebijakan pengelolaan keuangan/ anggaran daerah yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan pengharapan masyarakat akan keuangan daerah yang dikelola secara ekonomis, efisien, dan efektif.

Kemampuan keuangan dapat dilihat dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Kemampuan keuangan Kabupaten Sambas selama tahun 2000-2004 terus meningkat, dengan didukung oleh peneriman keuangan terutama yang bersumber dari dana pertimbangan dan pendapatan asli daerah. Kemampuan APBD yang terus meningkat demikian digunakan untuk membiayai kegiatan belanja pemerintah khususnya untuk pembiayaanpublic service.

A. Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sambas berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 59 Tahun 2007, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, serta Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sejalan dengan pedoman di atas, pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan melalui tahapan perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, serta pertanggungjawaban.

Perencanaan dan penganggaran keuangan daerah diorientasikan pada terciptanya hasil pengelolaan yang jelas dan sinkron dengan berbagai kebijakan pemerintah, dan tidak menimbulkan tumpang tindih program dan kegiatan. Perencanaan diarahkan agar seluruh proses penyusunan APBD semaksimal mungkin dapat menunjukkan latar belakang pengmbilan keputusan dalam penetapan arah kebijakan umum, skala prioritas dan


(28)

23

penetapan alokasi serta distribusi sumber daya dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Pada tahap pelaksanaan dan penatausahaan, Kepala Daerah merupakan pemegang kekuasaan dalam pengelolaan keuangan daerah. Namun dalam implementasinya, kekuasaan tersebut dilaksanakan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah di bawah koordinasi Sekretaris Daerah. Dengan demikian, tampak jelas adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab, dan terciptanya mekanisme check and balances serta untuk mendorong peningkatan profesionalisme dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan.

Pada tahap pertanggungjawaban keuangan daerah diawali dengan pencatatan akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan. Fungsi ini dilakukan dalam rangka menciptakan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan. Disamping itu, pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban keuangan daerah, berupa: (1) Laporan Realisasi Anggaran; (2) Neraca; (3) Laporan Arus Kas; (4) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan tersebut disusun

sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan

disampaikan/dilaporkan kepada DPRD, setelah laporan terlebih dahulu diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Sebelum penyusunan dan pelaksanaan anggaran, terlebih dahulu ditetapkan arah kebijakan anggaran yang telah disepakati bersama antara eksekutif dan legislatif, dan dituangkan dalam Nota Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sambas dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sambas.

Selanjutnya, proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dilakukan dengan memperhatikan dinamika perkembangan peraturan perundang-undangan yang ada, terutama peraturan yang berkaitan dengan reformasi di bidang keuangan daerah. Struktur APBD


(29)

yang disusun terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah.

1. Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah merupakan elemen yang cukup penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, sumber pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sambas meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sambas terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah/hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, serta Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Bantuan Keuangan Provinsi. Sedangkan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah diperoleh dari berbagai jenis pendapatan meliputi pendapatan hibah, dana darurat, dana penyesuaian, dana peningkatan sarana/prasarana, bantuan keuangan pemerintah provinsi, dan bagi hasil sumbangan pihak ketiga.

Pendapatan daerah Kabupaten Sambas periode tahun 2006-2010 meningkat rata-rata sebesar 12,65% per tahun. Peningkatan pendapatan daerah tertinggi terjadi tahun 2007 yakni sebesar 19,52%, dan terendah pada tahun 2010 yakni sebesar 7,97%. Dilihat dari struktur pendapatan daerah, tampak bahwa Dana Perimbangan memberikan kontribusi tertinggi, yakni rata-rata 88,74% per tahun. Kemudian diikuti oleh Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah dengan rata-rata 7,85% per tahun, dan Pendapatan Asli Daerah dengan rata-rata 3,42% per tahun.


(30)

25

Untuk meningkatkan kapasitas keuangan daerah, pemerintah daerah

memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali dan

mengoptimalkan sumber-sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakannya untuk membiayai tugas-tugas penyelenggaran pemerintahan daerah. Sumber keuangan yang strategis adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Peningkatan PAD dilakukan tanpa menciptakan ekonomi biaya tinggi, menghindari terjadinya tumpang tindih pemungutan, dan mempertimbangkan beban yang dipikul masyarakat.

Peningkatan PAD berimplikasi langsung dengan upaya untuk meningkatkan pelayanan dan kegiatan pembangunan lainnya. Oleh karenanya, pengelolaan PAD di Kabupaten Sambas selama tahun 2006-2010 diupayakan pada intensifikasi PAD dari berbagai objek pungutan pajak daerah dan retribusi daerah, termasuk pula meningkatkan penerimaan dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan maupun lain-lain PAD yang sah.

Berbagai langkah yang telah dilakukan untuk mengoptimalkan PAD di Kab. Sambas antara lain adalah pendataan objek dan subjek pajak serta sosialisasi dan penyuluhan pajak dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat membayar pajak. Langkah lain yang telah dilakukan adalah penguatan koordinasi antar dinas/instansi pemungut.

Peluang peningkatan PAD dimungkinkan sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dengan adanya penambahan objek pajak baru sehingga optimalisasi penerimaan daerah diupayakan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam membayar pajak maupun retribusi.

Secara kuantitas, realisasi PAD Kab. Sambas terus mengalami peningkatan selama tahun 2006-2010. Akan tetapi peningkatannya dari tahun ke tahun cenderung menurun. Prestasi peningkatan PAD tertinggi terjadi pada tahun 2007, yakni sebesar 86,58%. Pada tahun 2008,


(31)

peningkatannya sebesar 27,17%, kemudian tahun 2009 sebesar 8,92%. Terakhir, pada tahun 2010 peningkatan PAD menurun dibandingkan tahun sebelumnya yakni hanya sebesar 3,74% atau senilai Rp 0,944 Milyar.

Mengingat rendahnya kemampuan perpajakan daerah (local taxing power) selama ini, maka tantangan pengelolaan PAD dalam lima tahun mendatang antara lain adalah perlunya pengembangan kegiatan ekonomi daerah, pembenahan administrasi dan perbaikan pelayanan perpajakan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak daerah khususnya dan PAD pada umumnya.Penerimaan pajak daerah Kabupaten Sambas selama ini mengandalkan pada pungutan pajak penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian C, dan pajak reklame.

Sementara penerimaan pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak parkir belum memberikan kontribusi yang memadai. Namun dengan penambahan objek pajak kabupaten menjadi 11 jenis pajak (ekstensifikasi reguler melalui UU No. 28 Tahun 2009) maka pajak daerah masih memungkinkan untuk dioptimalkan penerimaannya.

Mencermati peluang peningkatan perpajakan daerah saat ini, intensifikasi PAD Kabupaten Sambas dalam lima tahun mendatang dapat ditempuh antara lain dengan melakukan pemutakhiran data objek dan subjek pajak dan retribusi, pembenahan dan peningkatan sistem administrasi, mengefektifkan penagihan, dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan pelayanan publik, memberikan kemudahan perijinan usaha, dan mengoptimalkan pengelolaan kekayaan dan asset daerah.

2. Belanja Daerah

Dalam kepentingan yang lebih strategis, penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk program dan kegiatan yang menjadi prioritas daerah. Alokasi belanja daerah semaksimal


(32)

27

mungkin diupayakan keberpihakan kepada pemberdayaan potensi ekonomi lokal, pengembangan ekonomi kerakyatan, perluasan kesempatan berusaha dan penanggulangan kemiskinan.

Pengelolaan belanja daerah merupakan bagian dari pelaksanaan program pembangunan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Oleh karenanya, pengelolaan belanja daerah Kabupaten Sambas didasarkan pada anggaran berbasis kinerja dengan orientasi pada pencapaian hasil, efisiensi, dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit kerja berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas.

Belanja daerah diarahkan/difokuskan pada pelaksanaan program-program dan kegiatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pemenuhan kebutuhan infrastruktur daerah secara bertahap mulai dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya, anggaran belanja diklasifikasikan menurut belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pengelolaan belanja yang utama adalah mengedepankan alokasi belanja yang ideal antara belanja tidak langsung dengan belanja langsung.

Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak secara langsung berkaitan dengan program/kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja. Belanja tidak langsung diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan operasional pemerintahan. Sedangkan belanja langsung adalah belanja yang dialokasikan untuk melaksanakan suatu program atau kegiatan tertentu. Belanja langsung diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas ingkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program dan kependidikan dan kesehatan, penyediaan infrastruktur dasar, serta mengiatan pembangunan seperti penciptaan lapangan kerja, penanggulangan pengangguran dan kemiskinan.


(33)

Seiring dengan tuntutan pembangunan, belanja daerah Kabupaten Sambas dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Selama tahun 2006-2010, belanja daerah meningkat rata-rata sebesar 12,50% per tahun. Peningkatan cukup besar pada belanja daerah terjadi pada tahun 2008, dari Rp 520,23 Milyar pada tahun 2007 menjadi Rp 619,89 Milyar pada tahun 2008 atau meningkat 19,16%. Komponen yang menjadi penyumbang terbesar kenaikan belanja pada tahun 2008 adalah belanja pegawai.

Selanjutnya, pada tahun 2010 volume belanja daerah meningkat 9,36% dibandingkan tahun 2009. Sebagaimana kondisi sebelumnya, peningkatan belanja disebabkan kenaikan yang cukup tinggi pada belanja pegawai dalam bentuk tabel sebagai berikut ;

Tabel 4.2.2

Belanja Daerah Kabupaten Sambas, Tahun 2006-2010 (Milyar Rp)

Sumber: Rekapitulasi APBD Kabupaten Sambas, 2006-2010.

Meningkatnya alokasi belanja tidak langsung menjadikan penurunan cukup tajam pada belanja langsung dalam beberapa tahun terakhir ini. Puncaknya terjadi pada tahun 2009 dan 2010, ketika proporsi belanja tidak langsung lebih tinggi dibandingkan dengan belanja langsung

Komponen 2006 2007 2008 2009 2010

I.Belanja tidak langsung 257.817 244.541 302.077 341.065 422.894

1.Belanja Pegawai 220.977 209.907 265.390 305.275 377.762

2.Belanja Bunga 0.000 0.000 0.000 0.404 1.272

3.Belanja Subsidi 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

4.Belanja Hibah 0.000 0.000 2.019 3,638 7.057

5.Belanja Bantuan Sosial 0.000 11.909 10.143 7.371 10.225

6.Belanja Bagi Hasil 0.000 0.464 0.581 0.581 0.581

7.Belanja Bantuan Keu 35.990 21.999 23.543 23.262 25.357

8.Belanja Tidak terduga 0.850 0.460 0.401 0.535 0.610

II.Belanja Tidak Langsung 191.553 275.691 317.810 326.613 307.263

1.Belanja Pegawai 12.409 21.741 24,921 22.877 24.923

2.Belanja Barang dan jasa 92.430 142.253 170.890 159.268 132.466

3.Belanja Modal 86.714 111.696 121.999 144.469 149.874


(34)

29

Harapan masyarakat akan adanya perbaikan sosial ekonomi menjadikan alokasi belanja langsung secara progresif mutlak dilakukan, terutama untuk penyediaan infrastruktur dasar, peningkatan aksesibilitas pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan, penciptaan lapangan kerja, penanggulangan pengangguran dan kemiskinan.

3. Pembiayaan Daerah

Penerimaan daerah sebagaimana ketentuan UU Nomor 33 Tahun 2004 terdiri dari Pendapatan daerah dan Pembiayaan daerah. Pembiayaan daerah dibutuhkan untuk mengatasi kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan/ketidaksesuaian antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Artinya, ketika tejadi defisit/suplus anggaran daerah, maka pengelolaan pembiayaan menjadi strategis.

Oleh karenanya, kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah diprioritaskan untuk menutupi defisit/surplus anggaran, terutama untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendesak dan merupakan prioritas dan strategi untuk dilaksanakan setiap tahunnya.

Defisit anggaran yang relatif cukup tinggi di Kab. Sambas terjadi pada tahun 2008 yakni minus Rp 42,286 Milyar. Besaran defisit tersebut ditanggulangi melalui penerimaan pembiayaan yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) sebesar Rp 60,495 Milyar; dan penerimaan kembali pemberian pinjaman sebesar Rp 0,318 Milyar.


(35)

Tabel 4.2.3

Pembiayaan Daerah Kabupaten Sambas, Tahun 2006-2010 (Milyar Rp)

Komponen 2006 2007 2008 2009 2010

1.Pendapatan Daerah 441.177 527.299 577.602 667.024 720.195 2.Belanja Daerah 449.370 520.232 619.888 667.678 730.157 Surplus/Defisit -8.193 7.067 -42.286 -0.654 -9.963 3.Pembiayaan Daerah

a.Penerimaan Pembiayaan 10.693 56.178 60.813 39.660 59.185

b.Pengeluaran Pembiayaan 2.500 2.750 1.451 0.000 23.949

Pembiayaan Netto 8.193 53.428 59.362 39.660 35.236

Sumber: Rekapitulasi APBD Kabupaten Sambas, 2006-2010.

Pada tahun-tahun berikutnya defisit anggaran cenderung menurun. Sumber penerimaan pembiayaan dari SILPA juga cenderung berkurang. Pada tahun 2010, penerimaan pembiayaan dari SILPA mencapai Rp Rp 39,005 Milyar. Untuk tahun-tahun mendatang diprediksi defisit anggaran semakin ditekan. Langkah yang ditempuh adalah melakukan perencanaan belanja daerah secara lebih matang, sehingga tingkat realisasinya tinggi dan SILPA menjadi rendah.

B. Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan terkait langsung dengan kemampuan pendapatan daerah untuk membiayai berbagai program dan kegiatan pembangunan Kabupaten Sambas lima tahun yang akan datang. Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan Kas Daerah dengan tetap mengupayakan peningkatan pada sumber pendapatan yang baru.

Berdasarkan perkembangan pendapatan daerah periode sebelumnya, prediksi pendapatan daerah Kabupaten Sambas tahun 2012 sampai tahun 2016, sebagai berikut:


(36)

31

Tabel 4.2.4

Prediksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sambas, 2012-2016 (Milyar Rp)

Sumber: Hasil proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sambas, Tahun 2012-2016

Apabila sudah dilakukan perencanaan secara tepat, permasalahan berikutnya adalah bagaimana pelaksanaanya? Kekayaan milik daerah harus dikelola secara optimal dengan memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Masyarakat dan DPRD jugs harus melakukan pengawasan (monitoring) terhadap pemanfaatan asset daerah tersebut agar tidak terjadi penyalahgunaan kekayaan milik daerah. Pengelolaan juga menyangkut pendistribusian, pengamanan, dan perawatan. Perlu ada unit pengelola kekayaan daerah yang professional agar tidak terjadi overlapping tugas dan kewenangan dalam mengelola kekayaan daerah. Pengamanan terhadap kekayaan aderah harus dilakukan secara memadai baik pengamanan fisik maupun melalui siste akutansi (system pengendalian intern).

Sebagaimana kondisi beberapa tahun sebelumnya, pada kurun tahun 2012-2016 Pemerintah Kabupaten Sambas masih tetap mengandalkan sumber pendanaan dari transfer pusat, dengan tetap mengupayakan peningkatan sumber pendapatan lainnya yang berasal dari PAD maupun lain-lain pendapatan daerah yang sah. Peningkatan pendapatan daerah diupayakan seoptimal mungkin dalam rangka mengantisipasi kemungkinan kemungkinan defisit anggaran yang terlalu besar.

Komponen

2012

2013

2014

2015

2016

1. PAD

32.072

35.702

39.922

44.161

49.047

2. Dana Perimbangan

685.861

724.480

796.928

844.239

889.638

3. Lain-lain Pendapatan Daerah

98.257

105.135

110.392

121.431

127.502

Jumlah Pendapatan Daerah

816.190

865.316

947.241 1,009.831 1,066.187


(37)

4.2.2 Faktor – faktor penghambat pendukung perencanaan penyusunan dalam rangka pembangunan daerah jangka menengah di Kabupaten sambas.

Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sangat dipengaruhi oleh bagaimana suatu organisasi pemerintahan menerima sukses atau mengalami kegagalan dari pelaksanaan misinya. Secara umum suksesnya organisasi pemerintahan dalam melaksanakan misi sangat ditentukan oleh; pertama, kemampuannya memanfaatkan kekuatan serta mengoptimalkan peluang; dan kedua, kemampuannya mengantisipasi kelemahan serta mengatasi ancaman.

A. Faktor – faktor penghambat

Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sangat dipengaruhi oleh bagaimana suatu organisasi pemerintahan menerima sukses atau mengalami kegagalan dari pelaksanaan misinya. Secara umum suksesnya organisasi pemerintahan dalam melaksanakan misi sangat ditentukan oleh; pertama, kemampuannya memanfaatkan kekuatan serta mengoptimalkan peluang; dan kedua, kemampuannya mengantisipasi kelemahan serta mengatasi ancaman.

Kurang telitinya pengawasan yang dilakukan. Dalam hal ini Badan Perencanan Pembangunan Daerah kurang memperhatikan kesalahan-kesalahan atau pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para aparatur. Karena dengan kurang telitinya suatu pengawasan, maka sekecil apapun kesalahan-kesalahan atau pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan para aparatur akan menjadi terabaikan dan dapat mempengaruhi disiplin kerja para aparatur.

Adapun yang merupakan penghambat pembangunan daerah adalah:


(38)

33

1. Tigginya angka kemisinan dan pengangguran; 2. Rendahnya kualitas SDM dilihat dari besaran IPM; 3. Rendahnya kemampuan keuangan daerah;

4. Lemahnya koordinasi baik antar sector manapun antar wilayah; 5. Kurangnya profesionalsme dan proporsi aparatur pemerinta

daerah;

6. Kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik yang belum memadai;

7. Kondisi beberapa kawasan yang belum kondusif untuk investasi terutama dilihat dari ketersediaan nfrastruktur dasar;

8. Belum diterapkannya e-government;

9. Adanya indikasi penurunan kualitas lingkungan;

B. Faktor – Faktor Pendukung

Berdasarkan kajian analisis lingkungan internal terdapat beberapa hal yang merupakan unsure pendukng pembangunan Kabupate Sambas yaitu:

1. Memiliki jumlah penduduk dan angkatan kerja yang relative banyak dan homogen;

2. Terjalinnya hubungan yang sinergis antara ulama dan umaro; 3. Memiliki summer daya alam yang potensial (lahan pertanian,

pariwisata, perkebunan, dan kelauta;

4. Memiliki struktur organisasi yang sudah berorientasi pada urusan waji yang dimilikinya;

5. Adanya komitmen peemrintah daerahuntuk meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan masyarakat;

6. Meningkatnya partisipasi masyarakat;

Ada tiga hal mendasar yang menjadi kata kunci keberhasilan perencanaan RPJM, yaitu: pertama sharing of power (pembagian kewenangan), kedua distrution of income (pemeratan pendapatan),


(39)

dan ketiga empowering (pemberdayaan dan partisipasi). Pembangunan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah sebagai motor penggerak utama harus diubah akrena paradigma semacam itu terbukti menciptakan pola pembangunan yang menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah.

4.2.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

Dalam tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan untuk mencapai Visi dan Misi selanjutnya perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan sasaran misi tersebut melalui strategi pembangunan daerah yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan hingga tahun 2016. Strategi yang dilaksanakan perlu didukung kebijakan, sebagai arah dalam merumuskan program dan kegiatan dengan tujuan mempercepat pencapaian sasaran misi pemerintah daerah Kabupaten Sambas tahun 2016.

A. Kebijakan Umum Pembangunan Daerah

Kebijakan Umum merupakan kebijakan pemerintah daerah secara umum. Pernyusunan Kebijakan Umum diperlukan untuk menyelaraskan perencanaan daerah dengan potensi sumber daya yang ada, sehingga akan terwujud pembangunan yang efisien, efektif dan berhasil guna.

Adapun kebijakan - kebijakan umum pemerintah untuk menunjang pembangunan yang efesien, efektif dan berhasil sebagai berikut :

1. Pembangun Infrastruktur Daerah

Pembangunan infrastruktur adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pembangunan dan perubahan yang dilakuakan secara terencana untuk membangun prasarana atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses pembangunan.


(40)

35

Kebijakan umum peningkatan infrastruktur dasar diwujudkan melalui sbb;

a. Mengembangkan sistem transportasi yang terpadu, efektif dan efisien.

b. Mengembangkan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan c. Mengembangkan hunian yang layak dengan sarana dan prasarana

dasar yang memadai serta pembiayaan yang terjangkau

2. Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

Kebijakan Umum pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh di Kabupaten Sambas diarahkan pada :

1. Meningkatkan/Mengembangkan Fungsi Kawasan

 Mendorong pertumbuhan kawasan potensial menjadi kawasan strategis.

 Meningkatkan daya dukung fungsi kawasan sebagai pendorong pengembangan kawasan sekitarnya.

2. Mengembangkan Kebijakan Pengelolaan Kawasan.

 Mengembangkan kebijakan pengelolaan kawasan strategis.

 Mengembangkan penataan ruang kawasan strategis.

3. Peningkatan Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kebijakan umum pengelolaan sumber daya pertanian melalui pendekatan pengelolaan berkelanjutan yang menyangkut aspek dimensi ekonomi, sosial, dan ekologi. Pendekatan kebijakan tersebut dilakukan dengan prinsip pengelolaan sumber daya pertanian secara ekonomi layak/menguntungkan, secara ekologi tidak menyebabkan kerusakan lingkungan (degradasi sumberdaya), dan secara sosial berkeadilan. Pembangunan pertanian dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja


(41)

pertanian dengan tujuan mengurangi kemiskinan dan penggangguran, dan meningkatkan daya saing ekonomi.

4. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

Kebijakan umum peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui pendekatan pengelolaan berkelanjutan yang menyangkut aspek sosial dan ekologi. Pendekatan kebijakan tersebut dilakukan dengan prinsip pengelolaan sumber daya alam yang secara ekologi tidak menyebabkan kerusakan lingkungan.

5. Peningkatan Ekonomi Kerakyatan dan Investasi

Kebijakan umum peningkatan ekonomi kerakyatan dan investasi diwujudkan melalui :

a. Peningkatan kelembagaan, organisasi, manajemen, dan kewirausahaan Koperasi dan UMKM.

b. Penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan UMKM. c. Pengembangan kemampuan kewirausahaan UMKM.

d. Pengembangan industri kecil dan menengah serta industri rumah tangga.

e. Peningkatan mutu dan diversifikasi produk melalui teknologi tepat guna, manajemen dan kewirausahaan.

f. Pemberdayaan dan perlindungan konsumen. g. Peningkatan sarana dan prasarana perdagangan.

h. Perluasan dan penyebaran informasi perdagangan/bisnis. i. Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan.

j. Peningkatan kapasitas Ipteks sistem produksi di pedesaan. k. Perbaikan sistem dan prosedur pelayanan perizinan investasi. l. Peningkatan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana investasi. m. Pengembangan promosi investasi untuk mengoptimalkan potensi


(42)

37

6. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Penanggulangan Kemiskinan

Kebijakan umum meningkatkan kesempatan kerja dan

penanggulangan kemiskinan diarahkan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. mempertahankan pertumbuhan penduduk yang relatif rendah disertai pemerataan persebarannya.

b. meningkatkan kualitas dan produktvitas penduduk usia kerja. c. menciptakan dan perluasan lapangan kerja baru.

d. peningkatan akses pendidikan dan kesehatan bagi penduduk miskin.

7. Pengembangan Kesehatan

Upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang Berprestasi di bidang pengembangan kesehatan diarahkan pada beberapa kebijakan umum sebagai berikut :

a. menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu b. menurunkan balita berstatus gizi buruk.

c. meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan kesehatan. d. meningkatkan layanan ketersediaan alat kontrasepsi.

8. Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana dan Anak

Kebijakan umum yang dilakukan untuk mewujudkan Kabupaten Sambas yang Berprestasi di bidang pemberdayaan perempuan, keluarga berencana dan Anak , yaitu :

a. Mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.


(43)

c. Peningkatan pembinaan ketenagakerjaan bagi ibu rumah tangga, calon tenaga kerja perempuan.

d. Peningkatan dan pelayanan pada akseptor KB berbasis gender. e. Penyuluhan Keluarga Berencana paradigma baru.

9. Pengembangan Pendidikan

Upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang Berprestasi di bidang pendidikan dilaksanakan melalui kebijakan umum sebagai berikut :

a. Ketersediaan Layanan Pendidikan. b. Keterjangkauan Layanan Pendidikan.

c. Peningkatan Kualitas dan Relevansi Layanan Pendidikan. d. Kesetaraan dalam Memperoleh Layanan Pendidikan. e. Kepastiaan dalam Memperoleh Layanan Pendidikan.

10. Pengembangan Kualitas Pemuda dan Olahraga

Upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang Berprestasi di bidang pemuda dan olahraga diarahkan pada kebijakan umum sebagai berikut :

a. meningkatkan partisipasi pemuda pelopor pembangunan desa. b. melakukan pembinaan berkelanjutan bagi pemuda berprestasi di

bidang olahraga.

c. meningkatkan kuantitas dan kualitas pelatih olahraga.

d. mengembangkan sarana dan prasarana olahraga yang representatif.

11. Pengembangan Budaya dan Pariwisata

Upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang Berprestasi di bidang pengembangan budaya dan pariwisata diarahkan pada beberapa kebijakan umum sebagai berikut:


(44)

39

b. Mengembangkan pengelolaan kekayaan dan keberagamanan budaya daerah.

c. Mengembangkan dan menata potensi wisata daerah. d. Pengembangan pemasaran dan tujuan pariwisata.

e. Mengembangkan kemitraan pembangunan pariwisata daerah.

12. Peningkatan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan

Upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang Madani di bidang peningkatan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan pada beberapa kebijakan umum sebagai berikut:

a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas sumberdaya aparatur. b. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.

c. Meningkatkan kemampuan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

d. Menata kelembagaan pemerintahan daerah dan meningkatkan kerjasama antar daerah.

e. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat perdesaan

13. Peningkatan Perencanaan Pembangunan dan Demokrasi

Upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang Madani di bidang peningkatan perencanaan pembangunan dan demokrasi diarahkan pada beberapa kebijakan umum, yakni sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas kehidupan demokrasi di daerah.

b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan dan sinergisitas dalam pembangunan.


(45)

14. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang Madani di bidang keuangan daerah difokuskan pada kebijakan umum sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan sumber-sumber potensial pendapatan daerah. b. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian

pelaksanaan kebijakan keuangan daerah.

c. Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan daerah.

d. Peningkatan kemampuan administrasi pengelolaan keuangan daerah.

15. Peningkatan Kesadaran Hukum

Upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang Madani di bidang peningkatan kesadaran hukum dilakukan melalui kebijakan umum, yakni sebagai berikut:

a. Meningkatkan penataan regulasi di daerah.

b. Meningkatkan kemampuan penegakan hukum di daerah.

16. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban

Upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang Sejahtera di bidang peningkatan keamanan dan ketertiban dilaksanakan melalui beberapa kebijakan umum, yakni sebagai berikut:

a. Meningkatkan keamanan dan ketertiban umum.

b. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam pemeliharaan kantrantibmas.

c. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

d. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan. e. Meningkatkan pemberantasan penyakit masyarakat. f. Meningkatkan kualitas aparat penegak hukum di daerah.


(46)

41

17. Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama

Upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang Sejahtera di bidang peningkatan kualitas kehidupan beragama dilakukan melalui beberapa kebijakan umum, yakni sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan beragama.

b. Meningkatkan kesadaran moral dan etika dalam masyarakat dan keluarga.

c. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan. d. Meningkatkan kerukunan hidup beragama.

e. Meningkatkan Penelitian dan pengembangan agama.

B. Tahapan Prioritas Program Pembangunan Tahun 2012-2016

Adapun tahapan prioritas program pembangunan di Kabupaten Sambas untuk 5 (lima) tahun ke depan (2012-2016) adalah sebagai berikut :

1. Prioritas Program Pembangunan tahun 2012

Prioritas program pembangunan Tahun 2012 diarahkan untuk mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui :

a. Peningkatan infrastruktur dasar yang menunjang sektor pendidikan, kesehatan serta ekonomi kerakyatan dan investasi; b. Reformasi birokrasi (Tata Kelola Pemerintahan) dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Penyediaan dan perbaikan infratruktur dasar untuk memberikan implikasi yang sangat luas terhadap sector pendidikan, kesehatan, serta dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat dan investasi , sektor sosial lainnya dan pada akhirnya dapat mendongkrak peningkatan IPM Kabupaten Sambas.

Fokus program prioritas tersebut adalah dalam rangka mewujudkan visi Sambas Mandiri, Berprestasi dan Madani.


(47)

2. Prioritas Program Pembangunan tahun 2013

Pada prinsipnya prioritas program pembangunan pada tahun 2013 masih melanjutkan prioritas program pembangunan tahun 2012, yaitu tetap mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui peningkatan infrastruktur dasar yang menunjang sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan dan investasi, reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan), serta peningkatan kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan.

Membaiknya tingkat perekonomian masyarakat pada tahun-tahun awal pelaksanaan RPJMD (Tahun 2012) diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat pada sektor pendidikan dan kesehatan, serta penyerapan tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan.

Fokus program prioritas tersebut dalam rangka meningkatkan kualitas untuk mewujudkan Sambas Mandiri, Berprestasi dan Madani.

3. Prioritas Program Pembangunan tahun 2014

Pada tahun 2014 program prioritas pembangunan masih secara konsisten diarahkan pada peningkatan IPM melalui peningkatan infrastruktur dasar yang menunjang sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan dan investasi, peningkatan kualitas pelayanan publik melalui reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan) serta peningkatan kualitas kehidupan beragama.

Perbaikan derajat ekonomi masyarakat yang berlangsung selama dua tahun sebelumnya akan semakin efektif meningkatkan akses masyarakat akan pelayanan yang berkualitas pada pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan dan penanggulangan kemiskinan.

Disisi lain bahwa reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan) dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas pemerintah untuk peningkatan pelayanan masyarakat serta meningkatkan kualitas kehidupan


(48)

43

beragama melalui pembinaan dan peningkatan sarana dan prasarana ibadah.

Fokus program prioritas tersebut untuk mewujudkan Sambas Mandiri, Berprestasi, Madani dan Sejahtera.

4. Prioritas Program Pembangunan tahun 2015

Demikian pula untuk tahun 2015, program prioritas masih konsisten diarahkan dalam rangka meningkatkan IPM, yaitu melalui peningkatan infrastruktur dasar, pengembangan kesehatan dan KB, pengembangan pendidikan, reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan), peningkatan kualitas kehidupan beragama. Dengan semakin meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat dan investasi, serta ditunjang oleh peningkatan pelayanan sektor publik oleh pemerintah, maka diharapkan akan dapat mengoptimalkan akses masyarakat terhadap kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan, pemberdayaan perempuan, KB dan anak serta semakin meningkatkan kualitas ibadah dalam kehidupan beragama.

Fokus program prioritas pembangunan tersebut adalah untuk mempercepat visi Sambas Berprestasi dan Sejahtera.

5. Prioritas Program Pembangunan tahun 2016

Adapun prioritas program pembangunan pada tahun 2016 yang merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sambas periode 2012-2016 adalah peningkatan tata kelola pemerintahan (reformasi birokrasi), peningkatan kapasitas keuangan daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban serta peningkatan kualitas kehidupan beragama dan tetap memperhatikan program-program penunjang peningkatan IPM.

Penilaian terhadap peningkatan kemampuan/kapasitas otonomi daerah tercermin pada percepatan pengelolaan potensi daerah dan peningkatan kemampuan tata kelola pemerintahan melalui pengembangan SDM aparatur, perbaikan kualitas perencanaan pembangunan, peningkatan jasa


(49)

publik (pendidikan, kesehatan, jaminan sosial), peningkatan pengelolaan keuangan daerah secara bertanggung jawab, efektif dan efisien, serta didukung oleh semakin meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat, guna menjamin rasa aman dan nyaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Fokus program prioritas pembangunan tersebut untuk mewujudkan Sambas Madani dan Sejahtera.

4.2.4 Review RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2012 - 2016

Dalam laporan KKL ini Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, dan program Kepala Daerah yang dituangkan ke dalam strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun dengan maksud menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif 5(Lima) tahunan, yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunanRencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah(Renstra SKPD),Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah(Renja SKPD) danRencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sebagai dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan, RPJMD adalah bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah), yang berkedudukan sebagai dokumen perencanaan induk dengan wawasan waktu 20 (dua puluh) tahunan.

Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan untuk Kabupaten Sambas, maka isu-isu strategis yang diajukan antara lain: isu peningkatan SDM melalui program kesempatan kerja bagi generasi muda dan usia tua yang masih produktif, Pengembangan Pertanian yang Berkelanjutan,


(50)

45

Pengembangan Agribisnis, Peningkatan Kinerja Aparatur Pemerintahan, isu Kondisi Lingkungan Hidup dan Upaya Pengamanan Wilayah.

Berdasarkan Laporan KKl mereview RPJM Daerah Kabupaten Sambas disusun untuk lebih melengkapi RPJMD yang telah disusun sebelumnya. Dalam pelaksanaan penyusunan yang dilakukan presentasi awal mengenai penafsiran kerja dan diskusi bersama SKPD untuk mendapatkan masukan-masukan penyempurnaan. Masukan yang diharapkan adalah selain program-program pembangunan yang direncanakan juga indikator-indikator capaian yang diharapkan dari program tersebut. Kemudian observasi dan kepengumpulan data primer dan sekunder di beberapa desa untuk memahami kondisi Kabupaten Sambas secara lebih komprehensif. Selanjutnya dilakukan analisis data yang diperoleh di lapangan baik data sekunder maupun primer di studio.

Pada tahap kedua dilakukan presentasi dan diskusi untuk mendapatkan masukan dari pihak SKPD Kabupaten sambas dan jajaran terkait lainnya mengenai penyusunan review RPJM-D dan program-program pembangunan yang akan dan telah dilaksanakan sekaligus indikator dan capaian dari program tersebut. Penyampaian materi pembahasan mengenai teknik perencanaan program dengan visi dan misi (sesuai dengan UU SPPN diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada aparat pemerintah dalam hal ini SKPD untuk selain merencanakan program yang sesuai dengan visi dan misi bupati terpilih juga perlunya dilakukan sosialisasi dan familiarisasi program kepada masyarakat.

Disamping itu RPJMD tersebut juga memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi. Selain sebagai petunjuk dan penentu arah kebijakan, dokumen ini juga berguna sebagai dasar penilaian kinerja bupati dalam melaksanakan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat selama masa jabatannya dan menjadi tolok ukur keberhasilan bupati dalam laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang nantinya diserahkan kepada Menteri Dalam


(51)

Negeri melalui Gubernur Kalimantan Barat dan laporan keterangan pertanggungjawaban bupati yang nantinya diserahkan kepada DPRD Kabupaten Sambas.

Berdasarkan Laporan KKL adapun maksud dan tujuan dari RPJMD Kabupaten Sambas tahu 2012 – 2016 sebagai berikut ;

1. Maksud

Penyusunan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2012-2016 dimaksudkan untuk menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan yang terarah, efektif, efisien, dan terpadu yang dapat mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Bupati/Wakil Bupati Sambas dengan memperhatikan arahan RPJPD Kabupaten Sambas Tahun 2005-2025, serta memperhatikan berbagai aspirasi seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kabupaten Sambas.

RPJMD Kabupaten Sambas juga dimaksudkan untuk menjadi acuan dan pedoman resmi bagi Pemerintah Kabupaten Sambas dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), serta sekaligus merupakan acuan penentuan program daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Sambas secara berjenjang.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut :

1. Menjabarkan visi, misi, agenda pembangunan dan program Bupati/Wakil Bupati Sambas ke dalam arah kebijakan dan program pembangunan yang rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016;

2. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Sambas dalam


(52)

47

menentukan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD Kabupaten Sambas, APBD Provinsi dan sumber dana lainnya;

3. Mendorong terwujudnya koordinasi, integrasi, sinergi, dan sinkronisasi pembangunan baik antar SKPD, maupun antar

Pemerintah Kabupaten Sambas dengan Pemerintah

Kabupaten/Kota lainnya, dengan Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat;

4. Menyediakan tolak ukur untuk mengukur kinerja dan mengevaluasi kinerja setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas;

5. Menciptakan iklim pemerintahan yang aman dan kondusif dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan;

6. Mengoptimalkan kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat.


(53)

48

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2012 - 2016, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) berkewajiban untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sambas Tahun 2006 - 2011 kedalam rencana Strategis Dinas, Badan, dan Kantor.

Dalam keberhasilan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sambas Tahun 2012 – 2016 di tentukan oleh dukungan yang solid Pemerintah Kabupaten Sambas, Kerjasama yang kuat antara Pemerintahan Kabupaten dan Pemerintahan Provinsi dan serta dukungan DPRD Kabupaten Sambas.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukannya pendataan kembali atau pemetaan mengenai potensi jumlah wajib pajak dan wajib Retribusi yang ada di Kabupaten Sambas yang setiap tahun terus berkembang.

2. Perlu diterbitkan suatu peraturan pelaksanaan teknis pemungutan untuk menghindari adanya kemungkinan penyalagunaan pungutan dari pemungut langsung Retribusi.

3. Menggali potensi-potensi baru yang dianggap mampu meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

4. Meningkatkan kualitas aparatur melalui Diklat atau seminar-seminar tentang perpajakan sehingga mampu menyumbangkan pemikiran-pemikiran yang dapat memajukan Daerah Kabupaten Sambas.


(1)

beragama melalui pembinaan dan peningkatan sarana dan prasarana ibadah.

Fokus program prioritas tersebut untuk mewujudkan Sambas Mandiri, Berprestasi, Madani dan Sejahtera.

4. Prioritas Program Pembangunan tahun 2015

Demikian pula untuk tahun 2015, program prioritas masih konsisten diarahkan dalam rangka meningkatkan IPM, yaitu melalui peningkatan infrastruktur dasar, pengembangan kesehatan dan KB, pengembangan pendidikan, reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan), peningkatan kualitas kehidupan beragama. Dengan semakin meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat dan investasi, serta ditunjang oleh peningkatan pelayanan sektor publik oleh pemerintah, maka diharapkan akan dapat mengoptimalkan akses masyarakat terhadap kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan, pemberdayaan perempuan, KB dan anak serta semakin meningkatkan kualitas ibadah dalam kehidupan beragama.

Fokus program prioritas pembangunan tersebut adalah untuk mempercepat visi Sambas Berprestasi dan Sejahtera.

5. Prioritas Program Pembangunan tahun 2016

Adapun prioritas program pembangunan pada tahun 2016 yang merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sambas periode 2012-2016 adalah peningkatan tata kelola pemerintahan (reformasi birokrasi), peningkatan kapasitas keuangan daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban serta peningkatan kualitas kehidupan beragama dan tetap memperhatikan program-program penunjang peningkatan IPM.

Penilaian terhadap peningkatan kemampuan/kapasitas otonomi daerah tercermin pada percepatan pengelolaan potensi daerah dan peningkatan kemampuan tata kelola pemerintahan melalui pengembangan SDM aparatur, perbaikan kualitas perencanaan pembangunan, peningkatan jasa


(2)

publik (pendidikan, kesehatan, jaminan sosial), peningkatan pengelolaan keuangan daerah secara bertanggung jawab, efektif dan efisien, serta didukung oleh semakin meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat, guna menjamin rasa aman dan nyaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Fokus program prioritas pembangunan tersebut untuk mewujudkan Sambas Madani dan Sejahtera.

4.2.4 Review RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2012 - 2016 Dalam laporan KKL ini Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, dan program Kepala Daerah yang dituangkan ke dalam strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun dengan maksud menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif 5(Lima) tahunan, yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunanRencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah(Renstra SKPD),Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah(Renja SKPD) danRencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sebagai dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan, RPJMD adalah bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah), yang berkedudukan sebagai dokumen perencanaan induk dengan wawasan waktu 20 (dua puluh) tahunan.

Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan untuk Kabupaten Sambas, maka isu-isu strategis yang diajukan antara lain: isu peningkatan SDM melalui program kesempatan kerja bagi generasi muda dan usia tua yang masih produktif, Pengembangan Pertanian yang Berkelanjutan,


(3)

Pengembangan Agribisnis, Peningkatan Kinerja Aparatur Pemerintahan, isu Kondisi Lingkungan Hidup dan Upaya Pengamanan Wilayah.

Berdasarkan Laporan KKl mereview RPJM Daerah Kabupaten Sambas disusun untuk lebih melengkapi RPJMD yang telah disusun sebelumnya. Dalam pelaksanaan penyusunan yang dilakukan presentasi awal mengenai penafsiran kerja dan diskusi bersama SKPD untuk mendapatkan masukan-masukan penyempurnaan. Masukan yang diharapkan adalah selain program-program pembangunan yang direncanakan juga indikator-indikator capaian yang diharapkan dari program tersebut. Kemudian observasi dan kepengumpulan data primer dan sekunder di beberapa desa untuk memahami kondisi Kabupaten Sambas secara lebih komprehensif. Selanjutnya dilakukan analisis data yang diperoleh di lapangan baik data sekunder maupun primer di studio.

Pada tahap kedua dilakukan presentasi dan diskusi untuk mendapatkan masukan dari pihak SKPD Kabupaten sambas dan jajaran terkait lainnya mengenai penyusunan review RPJM-D dan program-program pembangunan yang akan dan telah dilaksanakan sekaligus indikator dan capaian dari program tersebut. Penyampaian materi pembahasan mengenai teknik perencanaan program dengan visi dan misi (sesuai dengan UU SPPN diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada aparat pemerintah dalam hal ini SKPD untuk selain merencanakan program yang sesuai dengan visi dan misi bupati terpilih juga perlunya dilakukan sosialisasi dan familiarisasi program kepada masyarakat.

Disamping itu RPJMD tersebut juga memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi. Selain sebagai petunjuk dan penentu arah kebijakan, dokumen ini juga berguna sebagai dasar penilaian kinerja bupati dalam melaksanakan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat selama masa jabatannya dan menjadi tolok ukur keberhasilan bupati dalam laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang nantinya diserahkan kepada Menteri Dalam


(4)

Negeri melalui Gubernur Kalimantan Barat dan laporan keterangan pertanggungjawaban bupati yang nantinya diserahkan kepada DPRD Kabupaten Sambas.

Berdasarkan Laporan KKL adapun maksud dan tujuan dari RPJMD Kabupaten Sambas tahu 2012 – 2016 sebagai berikut ;

1. Maksud

Penyusunan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2012-2016 dimaksudkan untuk menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan yang terarah, efektif, efisien, dan terpadu yang dapat mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Bupati/Wakil Bupati Sambas dengan memperhatikan arahan RPJPD Kabupaten Sambas Tahun 2005-2025, serta memperhatikan berbagai aspirasi seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kabupaten Sambas.

RPJMD Kabupaten Sambas juga dimaksudkan untuk menjadi acuan dan pedoman resmi bagi Pemerintah Kabupaten Sambas dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), serta sekaligus merupakan acuan penentuan program daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Sambas secara berjenjang.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut :

1. Menjabarkan visi, misi, agenda pembangunan dan program Bupati/Wakil Bupati Sambas ke dalam arah kebijakan dan program pembangunan yang rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016;

2. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Sambas dalam


(5)

menentukan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD Kabupaten Sambas, APBD Provinsi dan sumber dana lainnya;

3. Mendorong terwujudnya koordinasi, integrasi, sinergi, dan sinkronisasi pembangunan baik antar SKPD, maupun antar Pemerintah Kabupaten Sambas dengan Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya, dengan Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat;

4. Menyediakan tolak ukur untuk mengukur kinerja dan mengevaluasi kinerja setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas;

5. Menciptakan iklim pemerintahan yang aman dan kondusif dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan;

6. Mengoptimalkan kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat.


(6)

48

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2012 - 2016, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) berkewajiban untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sambas Tahun 2006 - 2011 kedalam rencana Strategis Dinas, Badan, dan Kantor.

Dalam keberhasilan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sambas Tahun 2012 – 2016 di tentukan oleh dukungan yang solid Pemerintah Kabupaten Sambas, Kerjasama yang kuat antara Pemerintahan Kabupaten dan Pemerintahan Provinsi dan serta dukungan DPRD Kabupaten Sambas.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukannya pendataan kembali atau pemetaan mengenai potensi jumlah wajib pajak dan wajib Retribusi yang ada di Kabupaten Sambas yang setiap tahun terus berkembang.

2. Perlu diterbitkan suatu peraturan pelaksanaan teknis pemungutan untuk menghindari adanya kemungkinan penyalagunaan pungutan dari pemungut langsung Retribusi.

3. Menggali potensi-potensi baru yang dianggap mampu meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

4. Meningkatkan kualitas aparatur melalui Diklat atau seminar-seminar tentang perpajakan sehingga mampu menyumbangkan pemikiran-pemikiran yang dapat memajukan Daerah Kabupaten Sambas.