BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Wahana Wisata Biota Akuatik Belawan (Arsitektur High-Tech)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar dari seluruh luas Indonesia adalah berupa perairan. Karena itu indonesia memiliki potensi laut yang besar

  meliputi sumber daya hayati, mineral, dan energi. Dengan potensi laut tersebut maka kita dapat memanfaatkannya untuk rekreasi dan penyelidikan ilmiah kelautan. Salah satu dari potensi laut Indonesia adalah keindahan kehidupan bawah laut itu sendiri.

  Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km2 dan sekitar 70 % wilayahnya merupakan perairan laut dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km. Laut Indonesia terbagi atas 2,3 juta Km2 perairan kepulauan/ laut nusantara, 0.8 juta Km2 perairan teritorial dan 2,7 juta Km2 kawasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)(Dishidros TNI AL, 1987). Selain itu, didalam perairan Indonesia terdapat beraneka ragam keindahan alam dan hasil laut. Laut dan kekayaan yang ada didalamnya merupakan sumber daya yang potensial sebagai modal dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (www.google.com/ Potensi laut Indonesia). Negara kita juga memiliki kewenangan untuk mengelola sumber daya hayati dan non hayati yang terkandung di dalamnya.(www.google.com/ Potensi Laut Indonesia). Wilayah kelautan Indonesia menyimpan keanekaragaman hayati laut tertinggi, sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara terpenting di dunia.

  Dengan kekayaan laut yang berlimpah tersebut, menjadikan laut sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat Indonesia dan menjadikan Indonesia kedalam urutan kedua pengekspor hewan-hewan laut ke Negara-negara di dunia khususnya Eropa dan Amerika (www.google.com/ Potensi Laut Indonesia). Selain itu, pemanfaatan kekayaan laut dan keindahan bawah laut yang dimiliki Indonesia dapat dilakukan dengan pengembangan wisata bahari.

  Perkembangan jaman menyebabkan keadaan perkotaan yang sibuk dan padat dengan rutinitas masyarakatnya sehari-hari. Hal ini meyebabkan kesesakan dan kebisingan di tengah hiruk pikuk kota. Juga ketegangan yang timbul akibat tingkat polusi udara yang tinggi, rutinitas pekerjaan yang membosankan kemacetan lalu lintas serta kurangnya waktu bersantai guna melepas kejenuhan. Masyarakat kota memiliki aktifitas pekerjaan yang tinggi sekaligus juga memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik. Sejalan dengan meningkatnya kemampuan ekonomi,meningkat pula berbagai kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan akan rekreasi. Dengan kondisi mental masyarakat kota seperti ini maka rekreasi menjadi kebutuhan yang sangat penting.

  Diantara sekian banyak rekreasi yang ada, salah satunya adalah rekreasi bahari. Selain itu dalam dunia internasional, Indonesia dikenal sebagai Negara bahari yang memiliki potensi wisata bahari yang sulit dijumpai di negara-negara lain, baik berupa wisata pantai dengan panorama yang indah ataupun dunia bawah laut dengan panorama taman lautnya yang menakjubkan. Potensi alam dan kekayan alam Indonesia saat ini, terutama potensi perairan baik itu perairan air maupun perairan tawar belum tertangani dengan baik dan optimal, sehubungan dengan status negara kita sebagai kita negara bahari.

  Sumatera sebagai pulau terbesar kedua di Indonesia (473.600 km²) setelah Kalimantan (539.460 km²), terletak di bagian Barat Indonesia dan merupakan wilayah yang mempunyai potensi kebaharian yang potensial. Dari tahun ke tahun Indonesia terus melaksanakan pembangunan terencana yang berkelanjutan, satu diantaranya yaitu di bidang pariwisata yang dijadikan sebagai salah satu sektor sumber pendapatan devisa negara. Wisata bahari laut merupakan salah satu alternatif objek wisata bahari yang layak dipertimbangkan untuk menambah objek wisata bahari yang ada di Sumatera Utara dengan pertimbangan :

  • Menambah pendapatan daerah setempat
  • Menarik minat wisatawan baik domestic maupun internasional
  • Melestarikan kekayaan biota laut yang kaya ragam jenisnya (Nontji 1987 : 2)
  • Sebagai fasilitas public dan tempat rekreasi yang bersifat edutaintment
  • Menambanh pengetahuan masyarakat Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki potensi bagi pengembangan daerah wisata bahari. Antara lain dipesisir pantai timur dan pantai barat Sumatera Utara, juga Danau Toba dan pulau Nias. Akan tetapi pemanfaatan potensi yang ada saat ini belumlah optimal, sehingga tempat wisata bahari yang ada di Sumatera Utara saat ini jauh dari apa yang diharapkan. Sementara kebutuhan akan suatu sarana pariwisata terus meningkat khususnya jenis wisata yang bernuansa bahari.

  Setiap tahunnya arus wisatawan yang datang ke Sumatera Utara, namun terjadi penurunan pada tahun 1996 dan sekitar tahun 2004 akibat isu keamanan (Data dari dinas Pariwisata tingkat I Sumatera Utara). Hal ini merupakan tantangan bagi kita khususnya sektor pariwisata untuk terus menggali objek-objek wisata yang berpotensi dan mengembalikan kepercayaan wisatawan terhadap kondisi kepariwisataan di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara.

  1.2. Latar Belakang Kasus Proyek

  Kota Medan adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara yang merupakan kota stategis. Hal ini dikarenakan Kota Medan adalah pintu gerbang wilayah Indonesia bagian Barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan yang memungkinkan Kota Medan membutuhkan fasilitas yang memadai khususnya dalam bidang pariwisata.

  Dalam kasus ini, Kota Medan memerlukan suatu sarana untuk dikajadikan sebagai objek pariwisata guna meningkatkan nilai pariwisata pada kota medan. Maka, untuk itu dibutuhkan suatu wadah untuk menarik perhatian para wisatawan dengan dibangun sebuah sarana rekreasi Wahana Wisata Biota Akuatik.

  Selain itu, dibangunnya sarana pariwisata ini dilatarbelakangi oleh warga kota Medan sering pergi ke Brastagi dan Pantai Cermin karena Kota Medan tidak memiliki sarana yang menarik terutama dalam hal wisata air sehingga kurangnya pengetahuan tentang biota akuatik. Di samping itu, nilai jual pantai yang terdapat di daerah dekat Kota Medan juga jauh dan kurang menarik dan menjual.

  Dibangunnya Wahana Wisata Biota Akuatik ini bertujuan untuk dapat menjadi sarana wisata air di Kota Medan yang memiliki fasilitas pertunjukan atraksi binatang air yang dapat menjadi suatu rekreasi terutama bagi para anak-anak dan juga dapat memberikan edukasi tentang binatang air, fasilitas kesehatan berupa terapi ikan (reflexi) dan fasilitas yang melibatkan langsung para wisatawan yang datang ke dalamnya, contoh: mini fun diving.

  1.3. Maksud dan Tujuan

  Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan proyek ini adalah: • Memperkenalkan serta memperluas wawasan masyarakat terhadap dunia bahari.

  • Merangsang kunjungan wisatawan sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah.
  • Meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat setempat.

  • Sebagai sarana pendidikan non-formal bagi lapisan masyarakat yang ingin lebih mengenal dunia satwa maupun tumbuhan serta jenis karang laut. Pendidikan yang didapat disekolah kurang efektif tanpa adanya alat peraga langsung, sehingga dapat berfungsi sebagai pelengkap bagi dunia pendidikan.
  • Menciptakan sarana dan prasarana hiburan dan rekreasi yang dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat berupa suatu bangunan yang menampilkan keragaman biota air.
  • Memupuk rasa cinta bahari yang identik dengan Indonesia sebagai negara bahari.

  1.4. Masalah Perancangan

  Adapun rumusan maslaah dalam perencanaan Wahana Wisata Biota Akuatik ini adalah:

  • Bagaimana merancang wisata bahari (Wahana Wisata Biota Akuatik) agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.
  • Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.
  • Bagaimana pengolahan ruang dalam yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda, misalnya ;

  Akuarium raksasa dengan edukasi center

  • Edukasi center dengan perpustakaan biota air
  • Akuarium raksasa dengan foodcourt
  • Foodcourt dengan terapi ikan
  • Akuarium raksasa dengan toko souvenir
  • Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility).
    • Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan karakter kegiatan yang ditampung didalamnya sesuai dengan tema yang dipilih.

  1.5. Metoda Pendekatan

  Adapun metoda pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan Wahana Wisata Biota Akuatik ini adalah :

  • Pemilihan lokasi, lokasi yang dipilih yang berada di kawasan Utara Kota Medan dimana kawasan ini berada dekat dengan laut.
  • Survey, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk mendapatkan data-data yang akurat dari lokasi tersebut disertai dengan mengadakan studi literatur sebagai penambah dari data-data yang didapat di lokasi tersebut.
  • Literatur, mengambil data-data dari berbagai sumber bacaan sebagai tambahan untuk melanjutkan laporan perancangan.

1.6. Batasan dan Lingkup Perencanaan

   Asumsi

  Adapun lingkup dan batasan perencanaan proyek ini adalah suatu perihal yang menjadi cakupan, wilayah pembahasan suatu peristiwa agar pembahasannya tersebut tepat sasaran dari tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini akan dibahas sejauh mana hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan Wahana Wisata Biota Akuatik ini, yaitu: Lingkup perencanaannya adalah : • Bangunan ini ditujukan sebagai wadah kegiatan rekreasi, edukasi dan terapi.

  • Perancangan pusat di bidang biota akuatik yang menampilkan berbagai jenis satwa air
  • Bangunan ini didesain dengan menggunakan unsur-unsur perancangan arsitektur, antara lain aspek fisik dan perancangan khusus proyek bangunan, yang berkaitan dengan lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukan ruang dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan, dan selanjutnya akan diterapkan ke dalam perancangan bangunan, sehingga dapat menciptakan suatu bentuk yang indah, memiliki daya tarik bagi masyarakat, dan terutama menghasilkan banyak keuntungan.
  • Perencanaan fasilitas hiburan yang disertai fasilitas pendukungnya ini hanya menawarkan keberadaan wisata bahari yang diwujudkan dalam bentuk hiburan. Fasilitas yang ditawarkan dalam proyek ini terbatas pada sarana pertunjukkan dan pengetahuan.
  • Teknologi yang diterapkan untuk aquarium tepat guna, efisien, dan fleksibel 1.7.

  Karena kasus proyek bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan, yaitu:

  • Diasumsikan kepemilikan bangunan oleh pihak swasta dengan penekanan bangunan yang mewadahi kegiatan komersil yang bersifat rekreatif.
  • Diasumsikan lokasi lahan studi layak untuk didirikan bangunan sesuai dengan peruntukan lahan sebagai kawasan wisata yang bersifat komersil.
  • Diasumsikan kondisi perairan tidak menjadi permasalahan yang dapat menghambat keberadaan proyek ini.
  • Diasumsikan bahwa perekonomian di Indonesia berada dalam kondisi normal sehingga dapat mendukung keberadaan proyek ini.

1.8. Kerangka Berfikir JUDUL PROYEK

  BELAWAN MARINE RESEARCH & RECREATION CENTER

LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG KASUS

LATAR BELAKANG TEMA

  • Wilayah Kelautan Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati tertinggi dengan jenis biota yang beragam serta terumbu karang yang luas.
  • Dapat dijadikan wisata bahari untuk meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat sekitar.
  • Bangunan yang identik dengan kemajuan teknologi dan inovasi

TUJUAN DAN MANFAAT

  • Menambah pendapatan daerah setempat
  • Menarik minat wisatawan baik domestic maupun internasional
  • Melestarikan kekayaan biota laut yang kaya ragam jenisnya (Nontji 1987 : 2)
  • Sebagai fasilitas public dan tempat rekreasi yang bersifat edutaintment • Menambanh pengetahuan masyarakat.

  PENGUMPULAN DATA STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING

STUDI SITE

  • Standar ruang dan luasan untuk fasilitas
  • Ukuran Site Peraturan Pemerintah Peruntukan Lahan sesuai dengan WPP
  • Standar ruang dan luasan ruang peneliti
  • Kajian tema dengan bentuk bangunan

  rekreasi

  ANALISA

ANALISA TAPAK

  • Analisa Lokasi terhadap kota Belawan • Analisa Lingkungan sekitar
  • Analisa Ukuran dan Zoning • Analisa fitur fisik lingkungan sekitar
  • Analisa fitur buatan manusia di sekitar site
  • Analisa sirkulasi
  • Analisa utilitas
  • analisa kebisingan ANALISA FUNGSI
  • Analisa Pengguna • Analisa Aktifitas • Kebutuhan ruang
  • Besaran ruang
  • Hubungan antara ruang

  KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN Berdasarkan data, analisa, peraturan, pemerintah. Konsep ruang dalam, konsep ruang luar, HASIL PERANCANGAN F E E D B A C K F E E D B A C K

1.9. Sistematika Laporan

  Sistematika pembahasan ini meliputi:

  Bab I. Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang

  meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.

  Bab II. Deskripsi Proyek Berisi terminologi judul, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting,

  luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

  Bab III. Elaborasi tema Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis. Bab IV. Analisa Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan kesimpulan. Bab V. Konsep Perancangan Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah. Bab VI. Perancangan Arsitektur . Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur dan maket