Wahana Wisata Biota Akuatik Belawan (Arsitektur High-Tech)

(1)

8 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

WAHANA WISATA BIOTA AKUATIK

BELAWAN

( ARSITEKTUR HIGH-TECH )

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2011/2012

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

AURORA SALSABILA LUBIS

080406069

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012


(2)

9 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

WAHANA WISATA BIOTA AKUATIK

BELAWAN

( ARSITEKTUR HIGH-TECH )

Oleh

AURORA SALSABILA LUBIS 080406069

Medan, Juli 2012

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Imam Faisal Pane, ST, MT Andalucia, ST, MSc

NIP: 197409102002121002 NIP: 197402252002122001

Ketua Departemen

Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP: 196606221997021001


(3)

10 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : AURORA SALSABILA LUBIS

NIM : 08 0406 069

Judul Proyek Tugas Akhir : Wahana Wisata Biota Akuatik Belawan

Tema : Arsitektur High-Tech

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TKA-490 1. Lulus Langsung

2.

Lulus Melengkapi

3.

Perbaikan Tanpa Sidang

4.

Perbaikan Dengan Sidang

5.

Tidak Lulus

Medan, Juli 2012

A B+ B C+ C D E

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP: 196606221997021001

Koordinator TGA-490,

DR. Ir. Nelson M. Siahaan, Dip.T.P, M.Arch NIP: 195811271987011001


(4)

11 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan ridhaNya selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini mengambil judul: Wahana Wisata Biota Akuatik Belawan. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir Bapak Imam Faisal Pane, ST, MTdan kepada Ibu Andalucia, ST, MSc sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming , motivasi , pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:

1. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT., Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak DR. Ir. Nelson M. Siahaan, Dip.T.P, M.Arch., bapak Wahyu Abdillah, ST., selaku koordinator Tugas Akhir , Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Orang tua saya yang tercinta, Ayah saya, H. Torang Indra Lubis dan Ibu saya, Nora Ariani Nasution, atas segala doa, dukungan, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Adik saya tersayang . Sonia Sabira Lubis yang memberikan motivasi, serta perhatiannya.

6. Yang tersayang Erwin Muntazar (2007), sumber inspirasi dan semangat penulis.


(5)

12 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

7. Abang sepupu saya Evo Juniarga yang tetap setia mendukung penulis. 8. Semua teman - teman stambuk 2008, Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang memotivasi penulis untuk berjuang dalam Tugas Akhir ini..

9. Adik – adik stambuk 2009 - 20011, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada adik-adik 2010. Terima kasih atas dukungan, pendapat, waktu, dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini.

Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.

Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Juli 2012 Hormat saya,

AURORA SALSABILA LUBIS NIM 080406069


(6)

13 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )………..

KATA PENGANTAR……… ……..

i ii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR GAMBAR……… vii

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR DIAGRAM……….. xi

DAFTAR PUSTAKA……… xii

Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang………... 1

Latar Belakang Kasus Proyek………...

1.2. 3

Maksud dan Tujuan………..

1.3. 3

Masalah Perancangan………

1.4. 4

Metoda Pendekatan………...

1.5. 4

Batasan dan Lingkup Perencanaan………...

1.6. 4

Asumsi………...

1.7. 5

Kerangka Berfikir………..

1.8. 6

Sistematika Laporan………..

1.9. 7

Bab II. Deskripsi Proyek

Elaborasi Judul………...

2.1. 8

Tinjauan Umum Mengenai Aquarium………... 2.2.

2.2.1.Pengertian Aquarium………... 2.2.2.Sejarah Aquarium………...…… 2.2.3.Fungsi Aquarium………....

9 9

9 10 2.3. Landasan Teoritis...

2.3.1.Macam-macam Aquarium……….. 10 10


(7)

14 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

2.3.2.Aspek Teknis Akuarium………... a. Bentuk, dimensi, dan konstruksi aquarium... b. Komposisi Air Laut... c. Pencahayaan... d. Peralatan Aquarium... 2.3.3.Jenis Biota Yang Dipamerkan………....

11 11 15 24 29 32 2.4. Tinjauan Lokasi...

2.4.1. Kriteria Pemilihan Lokasi……….. 2.4.2. Deskripsi Proyek.………..

•Lokasi I………...

•Lokasi II……….…….

•Lokasi III……….……

2.4.3. Tinjauan Terhadap Struktur Kota………. 2.4.4. Tinjauan Terhadap Wisatawan……….. 2.4.5. Tinjauan terhadap Kota Medan………. 2.4.6. Tinjauan Umum Mengenai Lokasi……… 2.4.7. Kebijakan Pemerintah Terkait Pembangunan Rekreasi………

37 37 38 38 39 40 41 44 44 44 47 2.5. Deskripsi Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang……… 47 2.6. Study Banding Proyek Sejenis………...

1. Churaumi Okinawa, Japan……….. 2. SeaWorld Ancol, Indonesia………

50 50 50

Bab III. Elaborasi Tema

3.1. Pengertian Tema………

3.1.1. Sejarah singkat High Tech………..

60 63 3.2. Interpretasi

Tema………... 3.2.1. Fungsi dan Representasi………... 3.2.2. Struktur dan Zona Servis………... 3.2.3. Ruang dan Fleksibilitas………... 3.2.4. Arsitektur High Tech dan Kota………... 3.2.5. Dampak Bangunan Berdinding Kaca………...

64 64 65 66 67 68 69


(8)

15 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

3.2.6. Transmisi Radiasi Lewat Kaca………... 3.2.7. Pengaruh Bangunan Kaca Pada Lingkungan……… 3.2.8. Upaya Mengurangi Dampak………... 3.2.9. Penerapan Penggunaan Baja pada Bangunan………... 3.2.10.Baja Stainless………...

71 71 73 73

3.3. Keterkaitan Tema Dengan Proyek……… 74 3.4. Study Banding Tema Sejenis………...

3.4.1. Hongkong dan Shanghai Bank ……….. 3.4.2. The Reichstag (Gedung Parlemen), Jerman………... 3.4.3. Cybertecture Egg………..

74 74 81 83

Bab IV. Analisa 4.1. Analisa

Fisik... 4.1.1. Aalisa Lokasi……….. 4.1.2. Data Site……… 4.1.3. Analisa Tata Guna Lahan... 4.1.4. Analisa Kondisi Eksisting... 4.1.5 Analisa Sirkulasi... 4.1.6 Analisa Pencapaian... 4.1.7 Analisa Matahari dan Angin... 4.1.8 Analisa View Keluar... 4.1.9 Analisa View kedalam... 4.1.10 Analisa Kebisingan... 4.1.11 Analisa Vegetasi... 4.1.12 Analisa Ketinggian Bangunan... 4.1.13 Analisa Sarana dan Prasarana...

86 86 88 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102

4.2. Analisa Non Fisik... 4.2.1. Pelaku Kegiatan... 4.2.2. Kapasitas Pengunjungng... 4.2.3. Program Kebutuhan Ruang...

4.2.4. Deskripsi Kebutuhan Parkir………

103 103 104 105 112


(9)

16 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Bab V. Konsep Perancangan

5.1. Konsep Dasar……….. 114

5.2. Konsep Zoning Tata Ruang Luar dan Sirkulasi……… 116

5.3. Konsep Entrance Bangunan……… 117

5.4. Konsep Zoning Tata Ruang Dalam……….... 118

5.5. Konsep Gubahan Massa……… 119

5.6. Konsep Fasade………... 120

5.7. Konsep struktur……… 122

5.8. 5.9. Konsep Material………... Study Banding Konsep Sejenis………... 132 133 Bab VI. Hasil Rancangan 6.1. Bestek... 140

6.2. Eksterior... 163

6.3. Interior... 168

DAFTAR GAMBAR 2.1. Thermometer……… 15

2.2. Chille……… 16

2.3. Proses Pemasangan Chiller... 16

2.4. pH Meter Digital... 17

2.5. Refraktometer……….. 18

2.6. Hydrometer... 19

2.7. Protein Skimmer ………..………... 20

2.8. Test Kit…... 21

2.9. Aerator AC………. 22

2.10 Aerator DC……… 22

2.11. Macam-macam Lampu Flourescent………... 25


(10)

17 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

2.13. Lampu Metal Halide……….……… 27

2.14. Lampu LED.………. 27

2.15. Pompa Sirkulasi ……….……….. 30

2.16. Ozonizer……….………... 31

2.17. Heather………...………... 32

2.18. WPP Kota Meda………... 43

3.1. Jembatan Beat Coalbrookdale……….……. 63

3.2. Gedung Seagram………..………. 64

3.3. Gedung Lloyd´s of Londo………... 66

3.4. Penggunaan Baja (BMW Welt Building)………..….. 73

3.5. Gedung Hongkong Bank……….………. 74

3.6. Tampak Depan Gedung Hongkong Bank………. 75

3.7. Interior Gedung Hongkong Bank………. 76

3.8. Interior Gedung Hongkong Bank………..……….…….. 77

3.9. Denah Gedung Hongkong Bank Lantai 5………..………... 79

3.10. Potongan Gedung Hongkong Bank……….………. 80

3.11. Eksterior Bangunan………..……… 81

3.12. Interior Bangunan……….……… 82

3.13. Tampak ramp dari atrium..……… 82

3.14. Detail kabel penggantung………. 82

3.15. Eksterior Cybertecture Egg……….……….. 83

3.16. Fasad Cybertecture Egg……… 84

3.17. Perspektif Cybertecture Egg………. 85

4.1. Lokasi……… 86

5.1. Akuarium raksasa ………...………. 115

5.2. Restaurant/foodcourt ………..……….. 115

5.3. Mini snorkeling ………..……….………. 115

5.4. Arena atraksi binatang laut ……….. 115

5.5. Massa bangunan terdapat didalam air untuk memaksimalkan fungsi dari kolam laut buatan………... 120 5.6. Struktur Bentang Lebar ………... 122


(11)

18 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

5.8. Bentuk Atap………. 123

5.9. Struktur Kabel………. 123

5.10. Plat Lantai Precast……… 124

5.11. Ilustrasi Pemasangan Lantai Precast………. 125

5.12. Struktur Naval Architecture………. 125

5.13. Alloy Steel……… 126

5.14. Single Bottom Structure……… 127

5.15. Double Bottom Structure……… 128

5.16. Pontoon Fiber Plastic……… 129

5.17. Pontoon Baja………... 129

5.18. Pontoon Concrete-Steel……… 130

5.19. Ilustrasi Penggunaan Struktur Naval Architecture pada Bangunan………….…… 131

5.20. Penggunaan Material Serat Kaca………... 132

5.21. Kaca Spider Fitting……….. 132

5.22. Perpektif Mata Burung Bangunan Japan’a Ocean Dome……….…… 133

5.23. Kolam Ombak Japan’s Ocean Dome……… 134

5.24. Kolam Bermain Japan’s Ocean Dome………. 134

5.25. Suasana Area Bermain Buatan ………. 135

5.26. Suasana Pantai Buatan Japan’a Ocean Dome………... 135

5.27. Suasana Indoor Pantan Buatan Japan’a Ocean Dome………..… 135

5.28. Suasana Interior Japan’a Ocean Dome …….………... 136

5.29. Potongan Water Building Resort Front, Dubai ….………. 137

5.30. View Frontal Water Building Resort Front, Dubai………. 138

5.31. View Burung Auditorio de Tenerife "Adán Martín……….. 138

5.32. Perspektif Auditorio de Tenerife "Adán Martín………. 139

6.1. Perspektif Mata Burung………... 163

6.2. View Frontal……….... 163

6.3. Perspektif Suasana Parkir………. 163

6.4. View Samping Kanan………... 164

6.5. Perspektif Suasana Taman Belakang………... 164

6.6. Perspektif Suasana Taman………... 164


(12)

19 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

6.8. Suasana Pedestrian……… 165

6.9. Entrance……… 166

6.10. Suasana Pedestrian Taman Belakang……….………... 166

6.11. Suasana Exterior Cafe Terapung………..……… 167

6.12. Suasana Pedestrian Belakang………..……..……… 167

6.13. Interior Lobby………..……….……… 168

6.14. Interior Lobby………...…… 168

6.15. Interior Cafe Terapung………..…… 169

6.16. Interior Lobby Office……….………... 169

6.17. Interior Lobby Office……… 170

6.18. Interior Akuarium Raksasa……….………..…… 170

DAFTAR TABEL 2.1. Ketebalan kaca untuk aquarium air laut..……..………... 13

2.2. Ketebalan acrylic untuk aquarium air laut…….………... 13

2.3. Perbandingan Bahan Plastik, Kaca, dan Acrylic………... 14

2.4. Perbandingan antara Kaca dan Acrylic... 14

2.5. Hubungan Antara Suhu Air Laut dengan Berat Jenis Air Laut... 18

2.6. Hubungan Antara Tingkat Salinitas dengan Gravitasi Khusus……… 19

2.7. Komposisi air laut ………... 23

2.8. Variasi Penggunaan Lampu……... 28

2.9. Debit Pompa dan Arus Maksimal yang dapat Dicapai ………...………. 30

2.10 Data perilaku ikan ……… 33

2.11. Kriteria pemilihan lokasi……….. 37

2.12. RUTRK Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan………. 41

2.13. Data Penduduk dan Kegiatan Utama ….…….……… 43

2.14. Jumlah Wisatawan Mancanegara Melalui Belawan ……..………. 44

2.15. Jumlah Wisatawan Mancanegara Sumut ..……….. 44

2.16. Tinjauan umum mengenai lokasi……..………... 44


(13)

20 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

3.1. Proporsi Energi Matahari ………..……….……. 69

3.2. Posisi Peneduh dan Jenis Pelindung ...………. 70

4.1. Tabel Kebutuhan Ruang………... 105

DAFTAR DIAGRAM 1.1. Kerangka Berfikir …………..……….………. 6

4.1. Alir Kegiatan Pengelola Dan Karyawan …………..……….…….. 103

4.2. Deskripsi Kegiatan Service ……….………..………... 103


(14)

21 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar dari seluruh luas Indonesia adalah berupa perairan. Karena itu indonesia memiliki potensi laut yang besar meliputi sumber daya hayati, mineral, dan energi. Dengan potensi laut tersebut maka kita dapat memanfaatkannya untuk rekreasi dan penyelidikan ilmiah kelautan. Salah satu dari potensi laut Indonesia adalah keindahan kehidupan bawah laut itu sendiri.

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km2 dan sekitar 70 % wilayahnya merupakan perairan laut dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km. Laut Indonesia terbagi atas 2,3 juta Km2 perairan kepulauan/ laut nusantara, 0.8 juta Km2 perairan teritorial dan 2,7 juta Km2 kawasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)(Dishidros TNI AL, 1987). Selain itu, didalam perairan Indonesia terdapat beraneka ragam keindahan alam dan hasil laut. Laut dan kekayaan yang ada didalamnya merupakan sumber daya yang potensial sebagai modal dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (www.google.com/ Potensi laut Indonesia). Negara kita juga memiliki kewenangan untuk mengelola sumber daya hayati dan non hayati yang terkandung di dalamnya.(www.google.com/ Potensi Laut Indonesia). Wilayah kelautan Indonesia menyimpan keanekaragaman hayati laut tertinggi, sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara terpenting di dunia.

Dengan kekayaan laut yang berlimpah tersebut, menjadikan laut sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat Indonesia dan menjadikan Indonesia kedalam urutan kedua pengekspor hewan-hewan laut ke Negara-negara di dunia khususnya Eropa dan Amerika (www.google.com/ Potensi Laut Indonesia). Selain itu, pemanfaatan kekayaan laut dan keindahan bawah laut yang dimiliki Indonesia dapat dilakukan dengan pengembangan wisata bahari.

Perkembangan jaman menyebabkan keadaan perkotaan yang sibuk dan padat dengan rutinitas masyarakatnya sehari-hari. Hal ini meyebabkan kesesakan dan kebisingan di tengah hiruk pikuk kota. Juga ketegangan yang timbul akibat tingkat polusi udara yang tinggi, rutinitas pekerjaan yang membosankan kemacetan lalu lintas serta kurangnya waktu bersantai guna melepas kejenuhan. Masyarakat kota memiliki aktifitas pekerjaan


(15)

22 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

yang tinggi sekaligus juga memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik. Sejalan dengan meningkatnya kemampuan ekonomi,meningkat pula berbagai kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan akan rekreasi. Dengan kondisi mental masyarakat kota seperti ini maka rekreasi menjadi kebutuhan yang sangat penting.

Diantara sekian banyak rekreasi yang ada, salah satunya adalah rekreasi bahari. Selain itu dalam dunia internasional, Indonesia dikenal sebagai Negara bahari yang memiliki potensi wisata bahari yang sulit dijumpai di negara-negara lain, baik berupa wisata pantai dengan panorama yang indah ataupun dunia bawah laut dengan panorama taman lautnya yang menakjubkan. Potensi alam dan kekayan alam Indonesia saat ini, terutama potensi perairan baik itu perairan air maupun perairan tawar belum tertangani dengan baik dan optimal, sehubungan dengan status negara kita sebagai kita negara bahari.

Sumatera sebagai pulau terbesar kedua di Indonesia (473.600 km²) setelah Kalimantan (539.460 km²), terletak di bagian Barat Indonesia dan merupakan wilayah yang mempunyai potensi kebaharian yang potensial. Dari tahun ke tahun Indonesia terus melaksanakan pembangunan terencana yang berkelanjutan, satu diantaranya yaitu di bidang pariwisata yang dijadikan sebagai salah satu sektor sumber pendapatan devisa negara. Wisata bahari laut merupakan salah satu alternatif objek wisata bahari yang layak dipertimbangkan untuk menambah objek wisata bahari yang ada di Sumatera Utara dengan pertimbangan :

• Menambah pendapatan daerah setempat

• Menarik minat wisatawan baik domestic maupun internasional

• Melestarikan kekayaan biota laut yang kaya ragam jenisnya (Nontji 1987 : 2) • Sebagai fasilitas public dan tempat rekreasi yang bersifat edutaintment

• Menambanh pengetahuan masyarakat

Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki potensi bagi pengembangan daerah wisata bahari. Antara lain dipesisir pantai timur dan pantai barat Sumatera Utara, juga Danau Toba dan pulau Nias. Akan tetapi pemanfaatan potensi yang ada saat ini belumlah optimal, sehingga tempat wisata bahari yang ada di Sumatera Utara saat ini jauh dari apa yang diharapkan. Sementara kebutuhan akan suatu sarana pariwisata terus meningkat khususnya jenis wisata yang bernuansa bahari.

Setiap tahunnya arus wisatawan yang datang ke Sumatera Utara, namun terjadi penurunan pada tahun 1996 dan sekitar tahun 2004 akibat isu keamanan (Data dari dinas


(16)

23 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Pariwisata tingkat I Sumatera Utara). Hal ini merupakan tantangan bagi kita khususnya sektor pariwisata untuk terus menggali objek-objek wisata yang berpotensi dan mengembalikan kepercayaan wisatawan terhadap kondisi kepariwisataan di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara.

1.2.Latar Belakang Kasus Proyek

Kota Medan adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara yang merupakan kota stategis. Hal ini dikarenakan Kota Medan adalah pintu gerbang wilayah Indonesia bagian Barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan yang memungkinkan Kota Medan membutuhkan fasilitas yang memadai khususnya dalam bidang pariwisata.

Dalam kasus ini, Kota Medan memerlukan suatu sarana untuk dikajadikan sebagai objek pariwisata guna meningkatkan nilai pariwisata pada kota medan. Maka, untuk itu dibutuhkan suatu wadah untuk menarik perhatian para wisatawan dengan dibangun sebuah sarana rekreasi Wahana Wisata Biota Akuatik.

Selain itu, dibangunnya sarana pariwisata ini dilatarbelakangi oleh warga kota Medan sering pergi ke Brastagi dan Pantai Cermin karena Kota Medan tidak memiliki sarana yang menarik terutama dalam hal wisata air sehingga kurangnya pengetahuan tentang biota akuatik. Di samping itu, nilai jual pantai yang terdapat di daerah dekat Kota Medan juga jauh dan kurang menarik dan menjual.

Dibangunnya Wahana Wisata Biota Akuatik ini bertujuan untuk dapat menjadi sarana wisata air di Kota Medan yang memiliki fasilitas pertunjukan atraksi binatang air yang dapat menjadi suatu rekreasi terutama bagi para anak-anak dan juga dapat memberikan edukasi tentang binatang air, fasilitas kesehatan berupa terapi ikan (reflexi) dan fasilitas yang melibatkan langsung para wisatawan yang datang ke dalamnya, contoh: mini fun diving.

1.3.Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan proyek ini adalah:

• Memperkenalkan serta memperluas wawasan masyarakat terhadap dunia bahari. • Merangsang kunjungan wisatawan sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. • Meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat setempat.


(17)

24 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

• Sebagai sarana pendidikan non-formal bagi lapisan masyarakat yang ingin lebih mengenal dunia satwa maupun tumbuhan serta jenis karang laut. Pendidikan yang didapat disekolah kurang efektif tanpa adanya alat peraga langsung, sehingga dapat berfungsi sebagai pelengkap bagi dunia pendidikan.

• Menciptakan sarana dan prasarana hiburan dan rekreasi yang dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat berupa suatu bangunan yang menampilkan keragaman biota air.

• Memupuk rasa cinta bahari yang identik dengan Indonesia sebagai negara bahari.

1.4.Masalah Perancangan

Adapun rumusan maslaah dalam perencanaan Wahana Wisata Biota Akuatik ini adalah:

• Bagaimana merancang wisata bahari (Wahana Wisata Biota Akuatik) agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.

• Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.

• Bagaimana pengolahan ruang dalam yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda, misalnya ;

 Akuarium raksasa dengan edukasi center  Edukasi center dengan perpustakaan biota air  Akuarium raksasa dengan foodcourt

 Foodcourt dengan terapi ikan

 Akuarium raksasa dengan toko souvenir

• Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility). • Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan karakter

kegiatan yang ditampung didalamnya sesuai dengan tema yang dipilih.

1.5.Metoda Pendekatan

Adapun metoda pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan Wahana Wisata Biota Akuatik ini adalah :

• Pemilihan lokasi, lokasi yang dipilih yang berada di kawasan Utara Kota Medan dimana kawasan ini berada dekat dengan laut.


(18)

25 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

• Survey, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk mendapatkan data-data yang akurat dari lokasi tersebut disertai dengan mengadakan studi literatur sebagai penambah dari data-data yang didapat di lokasi tersebut.

• Literatur, mengambil data-data dari berbagai sumber bacaan sebagai tambahan untuk melanjutkan laporan perancangan.

1.6.Batasan dan Lingkup Perencanaan

Adapun lingkup dan batasan perencanaan proyek ini adalah suatu perihal yang menjadi cakupan, wilayah pembahasan suatu peristiwa agar pembahasannya tersebut tepat sasaran dari tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini akan dibahas sejauh mana hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan Wahana Wisata Biota Akuatik ini, yaitu:

Lingkup perencanaannya adalah :

• Bangunan ini ditujukan sebagai wadah kegiatan rekreasi, edukasi dan terapi.

• Perancangan pusat di bidang biota akuatik yang menampilkan berbagai jenis satwa air

• Bangunan ini didesain dengan menggunakan unsur-unsur perancangan arsitektur, antara lain aspek fisik dan perancangan khusus proyek bangunan, yang berkaitan dengan lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukan ruang dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan, dan selanjutnya akan diterapkan ke dalam perancangan bangunan, sehingga dapat menciptakan suatu bentuk yang indah, memiliki daya tarik bagi masyarakat, dan terutama menghasilkan banyak keuntungan.

• Perencanaan fasilitas hiburan yang disertai fasilitas pendukungnya ini hanya menawarkan keberadaan wisata bahari yang diwujudkan dalam bentuk hiburan. Fasilitas yang ditawarkan dalam proyek ini terbatas pada sarana pertunjukkan dan pengetahuan.

• Teknologi yang diterapkan untuk aquarium tepat guna, efisien, dan fleksibel

1.7.Asumsi

Karena kasus proyek bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan, yaitu:


(19)

26 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

• Diasumsikan kepemilikan bangunan oleh pihak swasta dengan penekanan bangunan yang mewadahi kegiatan komersil yang bersifat rekreatif.

• Diasumsikan lokasi lahan studi layak untuk didirikan bangunan sesuai dengan peruntukan lahan sebagai kawasan wisata yang bersifat komersil.

• Diasumsikan kondisi perairan tidak menjadi permasalahan yang dapat menghambat keberadaan proyek ini.

• Diasumsikan bahwa perekonomian di Indonesia berada dalam kondisi normal sehingga dapat mendukung keberadaan proyek ini.


(20)

27 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

1.8.Kerangka Berfikir

JUDUL PROYEK

BELAWAN MARINE RESEARCH & RECREATION CENTER

LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG KASUS

• Wilayah Kelautan Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati tertinggi dengan jenis biota yang beragam serta terumbu karang yang luas.

• Dapat dijadikan wisata bahari untuk meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat sekitar.

LATAR BELAKANG TEMA

• Bangunan yang identik dengan kemajuan teknologi dan inovasi

TUJUAN DAN MANFAAT

• Menambah pendapatan daerah setempat

• Menarik minat wisatawan baik domestic maupun internasional

• Melestarikan kekayaan biota laut yang kaya ragam jenisnya (Nontji 1987 : 2) • Sebagai fasilitas public dan tempat rekreasi yang bersifat edutaintment • Menambanh pengetahuan masyarakat.

PENGUMPULAN DATA STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING

Standar ruang dan luasan untuk fasilitas rekreasi

Standar ruang dan luasan ruang peneliti

Kajian tema dengan bentuk bangunan

STUDI SITE

Ukuran Site

Peraturan Pemerintah

Peruntukan Lahan sesuai dengan WPP

ANALISA ANALISA TAPAK

• Analisa Lokasi terhadap kota Belawan • Analisa Lingkungan sekitar

• Analisa Ukuran dan Zoning • Analisa fitur fisik lingkungan sekitar • Analisa fitur buatan manusia di sekitar site • Analisa sirkulasi

• Analisa utilitas • analisa kebisingan

ANALISA FUNGSIONAL • Analisa Pengguna • Analisa Aktifitas • Kebutuhan ruang • Besaran ruang

• Hubungan antara ruang

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

Berdasarkan data, analisa, peraturan, pemerintah. Konsep ruang dalam, konsep ruang luar,

sirkulasi,struktur, utilitas. HASIL PERANCANGAN F E E D B A C

K F

E E D B A C K


(21)

28 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

1.9.Sistematika Laporan

Sistematika pembahasan ini meliputi:

Bab I. Pendahuluan

Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.

Bab II. Deskripsi Proyek

Berisi terminologi judul, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

Bab III. Elaborasi tema

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

Bab IV. Analisa

Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan kesimpulan.

Bab V. Konsep Perancangan

Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

Bab VI. Perancangan Arsitektur


(22)

29 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1. Elaborasi Judul

WAHANA adalah suatu tempat ataupun sebuah kawasan.

WISATA adalah kegiatan perjalanan yang dilakaukan oleh seseorang atau sekelompol orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam rangka waktu sementara (Undang- Undang No. 10 Tahun 2009, Bab I Pasal I butir I).

Sedangkan menurut Achols & Shadily dalam Warpani (2007:7), WISATA adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok prang mengunjungi tempat tertentu secara sekarela dan bersifat sementara dengan tujuan berlibur atau tujuan lainnya bukan untuk mencari nafkah.

DalamBIOTA adalah keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu. Pembatasan luas wilayah geografi atau cakupan waktu dapat bersifat lokal atau sesaat hingga keseluruhan planet atau rentang waktu yang panjang. Sebagai contoh penyebutan misalnya Jakarta setelah pembuatan rumpon buatan". Biota planet

AKUATIK berarti terkait dengan

Akuatik juga dapat merujuk kepada:

atau seluruh hidupnya

yang telah beradaptasi untuk hidup di dalam atau di lingkungan perairan • Olahraga akuatik, nama lain unt

BELAWAN ialah pelabuhan yang terletak di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Dan merupakan pelabuhan terpenting di pulau Sumatera. Pelabuhan ini juga merupakan pelabuhan dengan tingkat kelas utama yang bernaung di bawah PT. Pelabuhan Indonesia I dengan koordinat geografis 03o47’LU 98o42’BT (03o 47’ 00” LU dan 98” 42” BT (Wikipedia).


(23)

30 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

2.2. Tinjauan Umum Mengenai Aquarium Elaborasi Judul 2.2.4. Pengertian Aquarium

Aquarium berasal dari bahasa latin “aqua”, yang berarti air,dan “rium” yang artinya tempat atau bangunan. Jadi aquarium adalah sebuah tempat, yang umumnya dibuat dari gelas atau plastik tembus pandang yang berisikan air dengan ikan, binatang serta tumbuhan hidup di dalamnya (Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press Cetakan I,2010).

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, Aquarium adalah tempat memelihara ikan hias ; Aquarium itu mirip dengan satu ekosistem tang berisikan banyak komponen saling berinteraksi sehingga keseluruhan sistem berjalan.

Istilah aquarium sebenarnya sudah dipakai oleh bangsa Romawi, dimana mereka membuat kolam-kolam besar dihalaman rumah untuk memelihara ikan yang nantinya dikonsumsi (The Complete Aquarium Encyclopedia of Tropical Freshwater Fish, Dr. J. D. Van Ramshort).

2.2.5. Sejarah Aquarium

Memelihara ikan dalam satu tempat terbatas atau di lingkungan buatan telah dikembangkan sejak lama. Bangsa Sumeria kuno diketahui menyimpan ikan hasil tangkapan di kolam sebelum disajikan sebagai hidangan. Pada awalnya ide untuk memelihara ikan dawan suatu tempat berasal dari bangsa Romawi dan Mesir, tetapi pada saat itu bukan untuk dinikmati keindahannya melainkan untuk memenuhi kebutuhan ikan segar, karena pada saat itu belum ditemukannya alat pendingin (The Complete Aquarium Encyclopedia of Tropical Freshwater Fish, Dr. J. D.Van Ramshort).

Di Cina penangkaran secara selektif sejenis ikan tambera (keluarga Cyprinidae) sehingga menghasilkan ikan mas atau koi telah dimulai sekitar 2000 tahun yang lalu. Pada jaman dinasti Song di Cina, ikan mas mulai dipelihara di dalam rumah dalam bejana keramik besar (Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press Cetakan I, 2010).

Pada tahun 1665 Samuel Pepys (1633-1703), administrator angkatan laut


(24)

31 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

indah di dalam gelas berisi air dan hidup selamanya‟. Selanjutnya, memelihara ikan dalam aquarium menjadi kegemaran populer di Inggris setelah tahun1851 dimana terdapat pameran akbar (Great Exhibition) (Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press Cetakan I, 2010).

Di jaman pemerintahan ratu Inggris (Victoria), Aquarium menjadi suatu yang baru dan menarik karena jasa Philip Gosse. Ia adalah orang pertama yang memiliki gagasan untuk membuka aquarium mum pertama di dunia pada tahun 1853, yaitu London Zoo (kebun binatang London) ayng bernama “A Fish House”. Pada tahun 1871 di Sydenham dibuka aquarium buatan pertama di dunia yang bernama Crystal Palaca Aquarium, aquarium ini mulai dperkenalkan sejak tahun 1816.

2.2.6. Fungsi Aquarium

Aquarium memiliki fungsi untuk memelihara ikan atau tumbuh-tumbuhan air yang diteliti, sehingga mempermudah para peneliti untuk melakukan pekerjaannya tanpa perlu mendatangi daerah yang diteliti secara berulang kali, cukup dengan contoh atau sampel saja, sehingga menghemat biaya untuk penelitian. Didalam perkembangannya aquarium juga dimanfaatkan oleh umum untuk menghias ruang dalam skala yang lebih kecil. Selain itu, Aquarium dapat memberikan kepuasan dan ketenangan jiwa disamping sebagai hiasan perabot rumah.

2.2.Landasan Teoritis

2.2.1. Macam-macam Aquarium

Terdapat bermacam-macam aquarium, tetapi secara umum aquarium dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Aquarium Geografik, aquarium dengan nuansa hijau dengan suasana pegunungan alami.

2. Aquarium Display, aquarium dengan wadah-wadah yang membatasi ruang gerak biotanya

Berdasarkan keadaan air yang ada, aquarium dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Aquarium air laut, dimana di dalamnya dipelihara jenis-jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air laut.

2. Aquarium air tawar, dimana didalamnya dipelihara jenis-jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air tawar.


(25)

32 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Berdasarkan penggunaannya, aquarium dapat dibagi menjadi :

1. Aquarium untuk penelitian (riset), hanya digunakan untuk tempat binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk diteliti.

2. Aquarium untuk umum, hanya digunakan untuk umum sehingga dalam hal ini pengunjung merupakan faktor utama.

3. Aquarium untuk penelitian dan umum, digunakan dengan tujuan utama untuk penelitian, tetapi untuk umum juga diberi kesempatan untuk melihatnya sehingga aquarium ini memiliki fungsi ganda

2.2.2. Aspek Teknis Akuarium

Pembuatan dan perawatan aquarium air laut lebih sulit dibandingkan aquarium air tawar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan aquarium air laut, yaitu:

e. Bentuk, dimensi, dan konstruksi aquarium

Bentuk Aquarium

Pada awalnya menurut sejarah, aquarium berbentuk lonjong. Kemudian dengan inovasi dan rekayasa dari manusia, maka muncul bentuk-bentuk baru berupa bentuk persegi dengan rangkaian beberapa kaca yang dapat memuat ikan dalam jumlah besar dan dapat dinikmati dari laur. Adapun bentuk-bentuk aquarium yaitu bulat, silinder, rumah-rumahan, bentuk toples, persegi empat, segitiga, dan segi enam. Model ini biasanya diletakkan menempel di dinding. Bentuk ini dibuat untuk memenuhi tuntutan aquarium yang lebih besar serta keinginan menghadirkan aquarium yang menyatu dengan rumahnya.

Walaupun terdapat berbagai macam bentuk aquarium, tetapi umumnya bentuk yang sering dipakai yaitu bentuk persegi panjang. Bentuk persegi panjang ini terdiri dari dua model yang berbeda, yaitu bentuk tinggi dan bentuk pendek. Aquarium bentuk tinggi, ukuran tinggi lebih besar dari pada lebarnya. Aquarium bentuk pendek, ukuran lebar lebih besar dari pada tingginya.

Aquarium yang pendek, permukaan airnya lebih luas dibandingkan dengan aquarium yang tinggi. Permukaan air yang luas membuat ikan lebih leluasa untuk bergerak. Walaupun aquarium tinggi lebih dalam, tetapi tidak banyak pengaruhnya


(26)

33 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

terhadap ikan. Ikan-ikan laut lebih banyak bergerak secara mendatar dari pada naik- turun.

Adapun bentuk-bentuk akuarium yang ada, antara lain :

 Bentuk bulat : kekurangannya kaca berfungsi sebagai lensa yang dapat mengecilkan atau membesarkan penglihatan terhadap ikan-ikan yang ada didalamnya.

 Memanjang ke atas: kekurangannya tekanan air terhadap kaca akan lebih besar sehingga memerlukan kaca yang lebih tebal.

 Lonjong/silinder : kelebihannya mudah dibersihkan, kekurangannya sama seperti bentuk bulat yaitu penipu penglihatan mata.

 Diorama : akuarium ini dibuat di dalam tembok dan hanya dinikmati dari satu sisi saja. Pembuatannya lebih mahal dan membutuhkan perawatan yang rumit. Kelebihannya yaitu menimbulkan kesan seolah sedang mengintip kehidupan bawah laut.

 Kubus : pembuatannya lebih mudah. Kerangkanya bisa dibuat dari :

 Besi, mudah pembuatannya dan murah. Tahan lama asalkan dirawat dengan baik.

 Alumunium, ada bermacam-macam ukuran maupun tebal atau panjangnya. Tidak semua tukang las bisa mengerjakannya sehingga biaya pemasangan relatif mahal.

 Serba kaca, merupakan yang paling praktis, murah dan mudah dirakit sendiri.

 Plastik, kekurangannya mudah tergores dan retak. Bentuk rumah-rumahan

• Segienam : model ini biasanya diletakkan dengan menempel di dinding. Bentuk ini dibuat untuk memenuhi tuntutan akuarium yang lebih besar, keinginan menghadirkan akuarium yang menyatu dengan rumahnya.

Dimensi Aquarium

Pembuatan aquarium air laut memerlukan perhatian tersendiri mengingat bahwa aquarium laut mendapatkan beban berupa dorongan air yang lebih besar jika dibandingkan dengan beban dorongan pada air tawar. Hal ini disebabkan air laut


(27)

34 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

memilki berat yang lebih besar dibandingkan air tawar. Berat air laut per liternya sama dengan 1,03 kg. Selain itu, umumnya aquarium air laut banyak menggunakan batuan, sehingga mengharuskan aquarium air laut di buat dengan menggunakan kaca atau bahan yang lebih tebal sehingga mampu menahan gaya dorongan ataupun tekanan air laut yang ada di dalamnya.

Aquarium air laut biasanya lebih besar dari pada aquarium air tawar. Volume aquarium air laut ideal minimal 90 liter atau berukuran panjang 70 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 40 cm. Ukuran aquarium ditentukan oleh banyaknya penghuni aquarium. Banyaknya ikan yang dapat ditampung di aquarium secara kasar dapat dinyatakan sebagai 10 liter per centimeter panjang ikan. Artinya jika aquarium memiliki volume 200 liter, maka banyaknya ikan sepanjang 5 centimeter yang dapat ditampung sekitar 4 ekor.

Berikut merupakan dimensi aquarium untuk bahan kaca dan acrylic. Tabel 2.1.Ketebalan kaca untuk aquarium air laut.

DIMENSI AQUARIUM (cm) TEBAL KACA MINIMAL (mm) Panjang Lebar Tinggi

60 30 30 5

80 30 30 7

80 45 45 7

90 45 45 8

100 50 50 8

130 50 50 10

200 75 75 15

Sumber : Eko Budi Kuncoro “ Akuarium Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004.

Tabel2.2. Ketebalan acrylic untuk aquarium air laut.

DIMENSI AQUARIUM (cm) TEBAL ACRYLIC MINIMAL (mm) Panjang Lebar Tinggi

70 55 45 6

90 55 45 8

130 55 55 10


(28)

35 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

180 60 60 15

240 120 80 20

Sumber : Eko Budi Kuncoro “ Akuarium Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004. Konstruksi Aquarium

Saat ini di pasaran telah banyak dijual aquarium dengan berbagai bahan, seperti kaca, fiberglass, maupun acrylic. Masing-masing bahan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Tabel 2.3 Perbandingan Bahan Plastik, Kaca, dan Acrylic.

BAHAN KEKURANGAN KELEBIHAN

PLASTIK Cepat buram atau kusam Bahan lebih ringan

KACA Tidak kuat terhadap tekanan air laut, menggunakan sambungan lem sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi kebocoran.

Murah dan bersifat konduktor

ACRYLIC Sulit menjadi konduktor, sehingga aquarium menjadi panas.

Lebih ringan, kuat, lebih cerah bila terkena sinar, permukaan lebih licin sehingga sulit ditumbuhi oleh lumut, dapat dipoles apabila terjadi goresan, lebih lentur sehingga mudah dibentuk sesuai keinginan, tidak membutuhkan sambungan.

Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004.

Pada umumnya bahan utama untuk aquarium yaitu kaca dan acrylic. Beberapa pertimbangan dalam menentukan bahan aquarium antara kaca dan acrylic, yaitu:


(29)

36 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

PERTIMBANGAN KACA ACRYLIC

HARGA Murah Lebih mahal dari kaca

GORESAN Tahan goresan Goresan pada acrylic

mudah dihilangkan

BERAT Lebih berat Ringan

KEMAMPUAN Mudah menghantar panas, Menghantar panas tetapi SAMBUNGAN Menggunakan sambungan Tidak menggunakan KEJERNIHAN BAHAN jernih Lebih tembus pandang

Sumber : Prof. Ir. Budiono Mismail “ Akuarium Terumbu Karang “ Penerbit UB Press Cetakan I 2010.

f. Komposisi Air Laut

Keadaan di laut tropis dapat dikatakan selalu konstan, oleh sebab itu keadaan air dalam aquarium harus sedemikian juga. Suhu harus dijaga antara 25oC sampai 28oC, pH(derajat keasaman) sekitar 8,4, dan salinitas (kadar garam) dengan berat jenis sekitar 1,021. Derajat keasaman dan mutu air akan banyak berubah karena adanya interaksi para penghuni aquarium.

Suhu

Suhu yang terjaga sekitar 26oC merupakan hal yang mutlak untuk aquarium air laut. Pergeseran suhu sampai dua derajat tidak akan terlalu banyak menimbulkan masalah, tetapi bila suhu mencapai 30oC akan berbahaya bagi kehidupan koral. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu aquarium yaitu Thermometer.

Gambar 2.1 Thermometer


(30)

37 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

untuk aquarium air laut yaitu berkisar antara 25oC-29oC. Apabila didalam aquarium laut tersebut lebih banyak dipelihara karang dan anemone laut, maka sebaiknya suhu dipertahankan pada 26oC, sedangkan apabila lebih banyak dipelihara ikan maka suhu

dipertahankan pada 27oC. Suhu yang terlalu tinggi dapat diatasi dengan peralatan pendingin khusus (chiller) atau dengan kipas angin yang diletakkan di bawah sungkup aquarium.

Gambar 2.2 Chiller

Chiller berfungsi untuk mendinginkan atau menurunkan panas air laut dalam aquarium. Panas ditimbulkan oleh adanya sistem lampu dan pompa yang dapat menghasilkan kalor. Aquarium besar yang dilengkapi dengan lampu metal halide dapat menyebabkan kenaikan suhu dari 27oC hingga 30oC-32oC. Hal ini menyebabkan metabolisme ikan dan hewan laut lainnya juga meningkat yang berarti bahwa organ tubuh dipaksa bekerja cepat sehingga menyebabkan ikan dan terumbu karang mati.

Oleh sebab itu, diperlukan chiller yang dikombinasikan dengan thermostat sehingga suhu air laut dapat dipertahankan hingga 26oC Chiller sebaiknya dibuat dengan bahan khusus, agar tidak mudah berkarat, seperti bahan titanium atau bahan yang berselaput plastik

Adapun cara kerja chiller yaitu sebagai berikut:

• Air dipompa melalui penukar panas, dimana kompresi gas dingin mengalir. • Gas dikompresi dengan tujuan untuk mengambil panas dari air di aquarium.

• Yang panas (suhu tinggi) dibawa kembali ke kompresor dan mengalami penurunan tekanan.


(31)

38 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

memungkinkan udara panas keluar dari chiller.

Gambar 2.3 Proses Pemasangan Chiller

Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) merupakan ukuran konsentrasi hidrogen dan ion hidroksida dalam larutan. Jika ion hidroksida sangat banyak larutan dikatakan bersifat basa, tetapi jika ion hydrogen lebih banyak maka larutan akan bersifat asam. Dalam aquarium, proses alamiah cenderung menurunkan nilai pH dan harus diwaspai. Aquarium air laut mempunyai pH antara 8,0 sampai 8,5 artinya air lebih bersifat basa. Derajat keasaman diukur dengan pH meter. salah satu tanda bahwa nilai pH terlalu tinggi atau terlalu rendah adalah banyaknya koral yang mati dan kerang membuka cangkangnya lebar-lebar. Untuk mengatasi agar kadar pH tidak berubah diperlukan Kesadahan suatu larutan sebagai penyangga (buffer). Kesadahan dapat diperoleh dengan keberadaan antara lain karbonat, bikarbonat, dan lain-lain. Keberadaan karbonat juga dapat dipakai sebagai pengganti ukuran kesadahan, dan nilai derajat kandungan karbonat dapat dipakai sebagai acuan. Air laut alami mempunyai derajat kandungan karbonat (dKH) antara 6 sampai 7. Sedangkan untuk air laut dalam aquarium sebaiknya dipertahankan antara7 sampai 10 dKH. Alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau pH yaitu pH-meter

.


(32)

39 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Konsentrasi ion Hidrolium merupakan komponen penting dalam kimia air laut. Semakin tinggi pH maka semakin tinggi pula NH3 (ammonia), sedangkan semakin rendah pH maka kandungan oksigen juga rendah. Sehingga lebih baik pH air laut dipertahankan pada kondisi antara 8,1-8,4.

Salinitas (kadar Garam)

Kadar garam (salinity) adalah ukuran beberapa banyak garam yang larut dalam air, diukur dengan gram per liter. Air laut daerah tropis mempunyai kadar garam sekitar 35 gram per liter. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar garam adalah refraktometer.

Gambar 2.5 Refraktometer

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut seperti gula, garam, protein, dsb. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuwan dari German pada permulaan abad 20. Prinsip kerja refraktometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya.

Disamping itu, berat jenis juga dapat digunakan untuk mengukur kadar garam air laut terhadap air suling. Air suling mempunyai berat jenis 1,000 dan air laut mempunyai berat jenis antara 1,022 sampai 1,030 tergantung pada daerahnya. Pengukuran berat jenis dapat dilakukan dengan menggunakan hydrometer dan harus dipertahankan antara 1,022 dan 1,025. Umumnya hydrometer untuk aquarium laut pada skalanya diberi warna hijau untuk rentang nilai yang dianjurkan.

Tabel 2.5 Hubungan Antara Suhu Air Laut dengan Berat Jenis Air Laut

Suhu air laut (oC)

Berat jenis air laut


(33)

40 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

21 1,024

24 1,023

25 1,023

27 1,023

28 1,023

30 1,022

Sumber : Prof.Ir.Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press Cetakan I 2010

Gambar 2.6 Hydrometer

Berikut merupakan table yang menunjukkan hubungan antara tingkat salinitas dengan gravitasi khusus atau berat jenis.

Tabel 2.6 Hubungan Antara Tingkat Salinitas dengan Gravitasi Khusus

SALINITAS/KADAR GARAM (‰) GRAVITASI KHUSUS

23,1 1.0169

24,7 1.0181

26,3 1.0193

27,9 1.0205

29,3 1.0218

30,3 1.0224*

31,1 1.0230*

31,9 1.0236*


(34)

41 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

33,4 1.0248*

34,3 1.0254*

35,1 1.0261

36,8 1.0267

37,6 1.0279

39,3 1.0292

40,1 1.0305

42,6 1.0318

Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Air Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004

Keterangan * = Rentang yang baik untuk aquarium air lau

Unsur-unsur penting lainnya (kapur, amonia, nitrat, posfat)

Unsur-unsur lainnya yang juga tidak kalah penting dalam aquarium air laut adalah unsur kapur, ammonia, nitrat, posfat.

Kapur (kalsium-Ca) merupakan bahan pembentuk utama koral, berbagai jenis ganggang, dan makhluk hidup lainnya yang berada di akuarium terumbu karang. Kandungan kapur dapat diukur dengan ppm (part per million- bagian per sejuta) atau milligram per liter (mg/l). kandungan kapur dalam air laut alami berkisar antara 380 sampai 480 mg/l tergantung pada tempatnya. Untuk meningkatkan kandungan kapur dapat menggunakan tambahan kalsium klorida(CaCl2) atau kalsium hidroksida (Ca(OH)2). Kalsium klorida mudah digunakan dan tidak secara langsung mempengaruhi pH aquarium, tetapi bila berlebihan dapat meningkatkan berat jenis dan menurunkan kesadahan sehingga akhirnya mempengaruhi pH. Kalsium hidroksida dalam larutan dikenal juga sebagai air kapur.

Amonia (NH3) dalam aquarium air laut sebaiknya nol, jika dalam air aquarium terkandung amonia maka akan menyebabkan kematian hewan laut.

Fospat dapat menimbulkan masalah dalam aquarium terumbu laut, khususnya jika kandungannya melebihi 0,2 ppm. Kebanyakan fospat akan memicu perumbuhan ganggang yang tidak diinginkan dan mengganggu proses pengkapuran koral dan makhluk lain yang memerlukan kapur demi kelangsungan hidupnya.fospat dapat mempunyai bentuk bermacam-macam dan tidak mudah untuk menyidiknya. Salah satu cara mengurangi kandungan fospat adalah dengan menggunakan protein skimmer.


(35)

42 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Gambar 2.7 Protein Skimmer

Protein skimmer merupakan alat yang berfungsi untuk merombak materi organik (protein) alga yang melayang bebas, dan sisa-sisa pakan. Penggunaan skimmer didasarkan pada filtrasi pada adanya sistem filtrasi, tingkat kepadatan organisme, dan besarnya aquarium.

Cara kerja protein skimmer yaitu mencampur udara dengan air dalam aquarium sedemikian sehingga membentuk buih. Buih tersebut selanjutnya ditampung di suatu tempat yang nantinya akan dibuang. Buih mengikat protein dan berbagai bahan organik yang larut dalam air, jika tidak dibuang akan terurai menjadi ammonia dan senyawa nitrit yang mencemari aquarium. Selain itu, protein skimmer juga memegang peran penting dalam mempertahankan kandungan oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) dalam air. Di laut lepas, peran protein skimmer dilakukan oleh ombak yang menghanyutkan buih ke pantai.

Agar protein skimmer dapat bekerja secara efektif, maka bagian tengah skimmer tempat lewatnya buih kepenampungan harus mengandung lendir.

Terdapat beberapa tipe skimmer, antara lain:

1. Tingkat skimmer 45cm-50cm, diameter skimmer 7,5cm-10cm, dengan 1 batu gelembung.

2. Tingkat skimmer 45 cm-50 cm, diameter skimmer lebih dari 15 cm, dengan 2 batu gelembung.


(36)

43 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

gelembung.

4. Tingkat skimmer lebih dari 90 cm, diameter skimmer lebih dari 15 cm, dengan 2 batu gelembung.

5. Tingkat skimmer lebih dari 90 cm (venture skimmer), tanpa batu gelembung, dengan 1 pompa air.

Untuk mengetahui kadar kandungan di dalam aquarium digunakan alat yaitu test kit.

Gambar 2.8 Test Kit

Oksigen

Oksigen merupakan unsur yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup tidak terkecuali hewan-hewan yang hidup di air. Untuk menyuplai oksigen didalam aquarium air laut dibutuhkan Aerator.

Aerator adalah alat untuk menyuplai oksigen yang berbentuk gelembung- gelembung (buble) yang masuk ke dalam air dengan selang kecil. Pada aquarium air tawar alat ini merupakan alat vital, tetapi pada aquarium air laut, aerator hanya digunakan pada saat listrik PLN mati. Prinsip kerja aerator sangat sederhana. Di dalam aerator terdapat sebuah motor sederhana yang bergerak karena adanya gaya magnet dari sebuah kumparan yang dialiri arus listrik dihubungkan dengan klep karet. Gerakan yang ditimbulkan dari klep karet ini akan menimbulkan tekanan udara. Tekanan udara tersebut yang digunakan untuk menggerakkan air dalam aquarium sehingga terjadi difusi oksigen.

Adapun manfaat dari penggunaan aerator, yaitu :

• Gerakan air yang ditimbulkan aerator akan meratakan kandungan oksigen di dalam air.

• Gerakkan air juga dapat menaikkan gas-gas yang timbul dari sisa makanan atau kotoran ikan ke permukaan dan terlepas di udara bebas.


(37)

44 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

• Gerakan udara yang dihasilkan aerator akan membenturkan kotoran atau pertikel halus hingga membentuk partikel yang lebih besar dan berat. Kotoran yang menjadi berat tersebut akan jatuh ke dasar aquarium dan air yang keruh akan terlihat jernih.

• Gerakan air membentuk gelombang, sehingga membuat aquarium mendekati dengan habitat asli ikan-ikan di laut.

Gambar 2.9 Aerator AC Gambar 2.10 Aerator DC

Tabel 2.7. Komposisi air laut

UNSUR JUMLAH (ppm)

A. Komponen Mayor 875.000

Oksigen (O) 108.000

Hidrogen (H) 19.000

Klor (Cl) 10.500

Magnesium (Mg) 1.350

Sulfur (S) 0,885

Kalsium (Ca) 0,400

Natrium (Na) 0.380

B. Komponen Minor

Brom (Br) 65

Karbon (C) 28

Strontium (Sr) 13

Boron (B) 4,6


(38)

45 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

UNSUR JUMLAH (ppm)

C. Komponen Berjumlah Sedikit

Flour (F) 1,4

Nitrogen (N) 0,5

Litium (Li) 0,18

Rubidium (Rb) 0.12

Fospor (P) 0,07

Yodium (I) 0,06

Borium (Br) 0,03

Alumunium (Al) 0,01

Besi (Fe) 0,01

Molibdenum (Mo) 0,01

Seng (Zn) 0,01

Nikel (Ni) 0,0054

Arsenik (As) 0,003

Tembaga (Cu) 0,003

Timah 0,003

Uranium (U) 0,003

Mangan (Mn) 0,002

Vanadium (V) 0,002

Caesium (Cs) 0,0005

Perak (Ag) 0,0004

Yitrium (Y) 0,0003

Kobalt (Co) 0,00027

Selenium (Se) 0,00009

Sumber : Heru Susanto “Ikan Hias Laut”Penerbit Penebar Swadaya Tabel 2.7 Komposisi Air Laut

g. Pencahayaan

Pencahayaan untuk aquarium air laut sekurang-kurangnya harus memenuhi dua fungsi utama, yaitu pencahayaan harus mampu melestarikan kehidupan dan fungsi-fungsi kehidupan penghuni aquarium, pencahayaan juga harus memberikan


(39)

46 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

keindahan bagi aquarium sehingga memberikan kenikmatan bagi yang memandang.

Sinar matahari tentu saja merupakan sumber pencahayaan alami yang terbaik bagi kehidupan di laut lepas. Untuk menggantikan fungsi sinar matahari pada aquarium air laut dibutuhkan penerangan buatan yang menggunakan tenaga listrik. Jenis lampu yang digunakan berbeda-beda tergantung dengan kedalaman. Pencahayaan nantinya digunakan oleh ganggang Zooxanthellae yang bersimbiosis dengan koral. Pencahayaan dibutuhkan untuk melakukan fotosintesis dan selanjutnya menghasilkan gula untuk makanan koral sebagai tempat tinggalnya.

Pemilihan lampu untuk penerangan buatan bukan hanya ditentukan oleh dayanya saja, tetapi juga spektrum cahaya yang dihasilkan. Daya selalu dinyatakan dalam watt. Semakin tinggi watt lampu semakin terang cahaya lampu, selain itu juga semakin besar menyerap tenaga listrik dan panas yang dipancarkan juga semakin tinggi. Spektrum cahaya yang dipancarkan diberikan dalam nilai Kelvin (K). Semakin tinggi nilai derajat Kelvin, maka semakin biru cahaya yang dipancarkan. Lampu dengan 5000K memberikan warna kekuningan, 10.000K berwarna biru keputihan, dan 20.000K berwarna sangat biru. Untuk aquarium terumbu karang dianjurkan memakai lampu dengan nilai Kelvin tinggi sekitar 10.000K atau bahkan 20.000K (berwarna biru), untuk menirukan keadaan didasar laut guna merangsang kehidupan koral. Lampu berwarna biru (actinic) disamping bermanfaat bagi penghuni aquarium, juga memberikan kenikmatan tersendiri bagi yang memandang. Lampu berwarna biru akan menyebabkan pendar indah pada penghuni aquarium.

Umumnya lampu yang digunakan untuk penerangan aquarium, antara lain: Lampu Flourescent /Lampu TL

Jenis lampu ini hanya bisa digunakan pada aquarium yang memiliki kedalaman antara 40 cm-50 cm. Lampu ini mempunyai spektrum sinar hampir sama dengan panjang sinar matahari, sehingga dapat memberikan sinar fotosintesis bagi alga. Lampu jenis ini tersedia dalam berbagai kuat penerangan dan warna cahaya, meliputi NO (normal output- standar), HO (high output-keluaran tinggi), VHO (very high output-keluaran sangat tinggi), dan kompak. Lampu fluorescent untuk aquarium terumbu karang sebaiknya adalah jenis HO, VHO atau fluorescent kompak dengan warna biru (actinic).


(40)

47 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

rumah tetapi harganya lebih mahal dan lebih tahan lama. Lampu ini tersedia dengan daya dari 20 watt sampai 60 watt dan nilai Kelvin dari 6000K sampai 11.000K.

Lampu VHO bentuknya sama dengan lampu fluorescent biasa, tetapi cahayanya lebih kuat. Lampu ini tersedia dengan daya dari 75 watt sampai 160 watt dan nilai Kelvin dari 10.000K sampai 20.000K. Lampu jenis ini cukup panas dan umumnya dilengkapi dengan kipas angin khusus untuk mengurangi panas yang timbul.

Lampu fluorescent kompak merupakan lampu fluorescent yang dibentuk seperti huruf U. lampu jenis ini relative baru untuk aquarium air laut. Lampu ini tersedia dengan daya dari 10 watt sampai 100 watt dan nilai Kelvin dari 5000K sampai 10.000K. Seperti halnya dengan lampu VHO, umumnya lampu ini dilengkapi dengan kipas pendingin.

Gambar 2.11 Macam-macam Lampu Flourescent Lampu Actinic Blue

Lampu ini memiliki panjang gelombang warna biru yang mana dialam dapat menembus kedalaman air hingga 400 m dibawah permukaan laut.

Lampu Mercuri (HQL)

Penggunaan lampu mercuri pada aquarium air laut tidak direkomendasikan, karena panjang gelombang sinar kuning dan merah yang ditimbulkan member efek yang tidak alami. Selain itu, lampu ini memicu pertumbuhan lumut pada permukaan kaca acrylic. Biasanya lampu ini digunakan pada aquarium yang memlihara ikan dengan menggunakan karang mati


(41)

48 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Gambar 2.12 Macam-macam Lampu Merkuri

Lampu Metal Halide (HQI)

Lampu ini digunakan untuk aquarium dengan ketinggian minimal 50 cm. Lampu jenis ini mempunyai watt yang lebih besar dibandingkan dengan sinar lain, sehingga dapat digunakan pada aquarium dengan ukuran besar. Lampu ini dapat menghasilkan daya dari 175 watt sampai 1000 watt. Tetapi jenis lampu ini menimbulkan efek yaitu menghasilkan kalor sehingga air di dalam aquarium menjadi panas, sehingga perlu digunakan chiller untuk menghilangkan panas dari aquarium. Lampu Halide Logam atau Metal Halide dijual dengan berbagai spektrum dari 5000K sampai 20.000K. Lampu Halide dapat menimbulkan gemerlapan dalam air aquarium karena riak permukaan air, serupa dengan yang dijumpai di laut lepas dengan ombak yang bersikap seperti lensa dalam meneruskan cahaya matahari ke dalam laut. Selain itu, lampu ini mendekati cahaya matahari tetapi mahal harganya. Panas yang ditimbulkan oleh lampu ini sehingga umumnya lampu ini harus digantung agak jauh dari permukaan air yaitu berkisar antara 20-30 cm.


(42)

49 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Lampu LED

Lampu LED (light emitting diode) merupakan lampu jenis baru untuk aquarium air laut. Lampu ini dikatakan sebagai pengganti lampu halide logam dan fluorescent karena lebih hemat energi. Lampu LED yang setara dengan lampu halide logam 250 watt yaitu 20.000K dan hanya memerlukan daya 150 watt serta umurnya 50.000 jam. Selain itu, panas yang ditimbulkan jauh lebih kecil dari pada lampu halide logam dan lampu fluorescent.

Lampu ini juga dilengkapi dengan mikroprosesor untuk mengatur kapan lampu dihidupkan atau dimatikan, disamping juga mengatur nilai Kelvin dari 6500K sampai 20.000K sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan tersebut diperlukan untuk mensimulasikan suasana yang terjadi pada kondisi yang sebenarnya di laut lepas mulai dari matahari terbit, siang hari, sore, malam, sampai matahari terbit kembali.

Gambar 2.14 Lampu LED

Umumnya untuk aquarium dengan 200 liter cukup dipasang penerangan sekitar 100 watt, tetapi untuk aquarium jenis tegak perlu lampu yang lebih terang agar cahaya dapat mencapai dasar aquarium. Syarat tersebut berlaku untuk lampu halide logam dan lampu fluorescent, dan tidak berlaku untuk lampu LED yang memerlukan daya jauh lebih rendah.

Secara umum persyaratan lampu untuk aquarium air laut, antara lain:

 Spektrum cahaya yang dihasilkan hendaknya tidak terlalu banyak mengandung warna merah atau kuning serta warna biru harus dominan.


(43)

50 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

 Tidak boleh menimbulkan panas yang berlebihan dalam aquarium.  Tidak boleh memancarkan sinar ultra-ungu yang berlebihan.

 Harus memberikan kuat cahaya yang sesuai untuk makhluk yang diteranginya. Tabel 2.8 Variasi Penggunaan Lampu

Spesifikasi (Px L x T) cm Volume Air Laut (liter) Sistem Lampu

70 x 55 x 45 126 TL 20 Watt x 3

Actinic Blue 20 Watt x 2

90 x 55 x 45 162 TL 20 Watt x 4

Actinic Blue 20 Watt x 3 90 x 55 x 45 162 Metal Halide 10.000 K, 150

Watt

Actinic Blue 40 Watt x 2 130 x 55 x 55 409 Metal Halide 10.000 K, 2 x

150 Watt

Actinic Blue 40 Watt x 2 150 x 55 x 60 495 Metal Halide 10.000 K, 2 x

150 Watt

Actinic Blue 40 Watt x 2 180 x 65 x 60 650 Metal Halide 10.000 K, 2 x

150 Watt

240 x 120 x 80 2.30

0

Metal Halide 10.000 K, 3 x

Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Air Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004

h. Peralatan Aquarium

Sebagai media ikan hidup, aquarium memiliki kelemahan yaitu tempat yang terbatas bagi ikan. Sehingga ikan yang dapat dipamerkan hanya beberapa ekor, aquarium cepat berlumut, air cepat kotor, dsb. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan beberapa peralatan yang harus dimiliki selain hal-hal teknis yang telah dijelaskan diatas mengenai mempertahankan unsur-unsur dalam aquarium air laut, juga dibutuhkan peralatan lainnya, yaitu:


(44)

51 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Keberadaan pompa air sangat dibutuhkan pada setiap aquarium, tanpa pompa tersebut maka pemeliharaan aquarium akan sia-sia. Pompa air dalam aquarium berfungsi sebagai “hati” dari sistem aquarium air laut. Pompa yang baik adalah pompa yang memenuhi syarat-syarat antara lain; konsumsi energi rendah namun kekuatan outputnya besar, selain itu mudah diinstal (dipasang kembali) setelah dibersihkan. Kegunaan dari pompa meliputi tiga bagian antara lain :

b. Pompa sirkulasi / filter

Pada aquarium yang berukuran kecil, perpaduan batu koral dan gerakan air oleh aerator sudah cukup menjaga kejernihan air dalam aquarium, tetapi tidak berlaku untuk aquarium dengan ukuran yang lebih besar. Pada aquarium dengan ukuran yang besar, ikan yang dipelihara cukup banyak, sehingga sisa makanan dan kotoran hasil buangan dari badan ikan pun banyak dan dapat menjadi racun. Oleh sebab itu, diperlukan alat penyaringan (filter).

Pompa sirkulasi yang diperlukan yaitu pompa yang kuat karena merupakan sistem utama semua sistem filtrasi, dan berfungsi membawa air dari aquarium ke filter serta dikembalikan lagi ke dalam aquarium. Bahan yang digunakan untuk menyaring air terdiri atas dua macam, yaitu karbon aktif yang berwarna hitam dan serat filter yang berwarna putih.

Karbon aktif berfungsi sebagai penyaring partikel kotoran yang lebih besar, dan juga untuk menjaga air agar tetap basa (alkalis). Selain itu, karbo aktif dapat mengikat gas-gas di dalam air seperti H2S sehingga tidak membahayakan ikan. Sedangkan serat filter berfungsi sebagai penyaring partikel yang lebih kecil dan juga serat pada filter dapat dijadikan media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri yang bermanfaat bagi proses perputaran nitrogen.


(45)

52 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

c. Pompa Arus

Pompa arus digunakan untuk menciptakan arus dalam air sehingga suplay oksigen ke dalam aquarium tetap terjaga. Adapun arus air diciptakan sesuai dengan kondisi alam lautan yaitu sebagai berikut. Air pada lapisan air laut mempunyai kerapatan (density) yang lebih rendah dibandingkan dengan lapisan yang ada dibawahnya, sehingga semakin kebawah terjadi penurunan kandungan oksigen terlarut. Dengan adanya arus, maka lapisan permukaan akan berpindah ke bawah dan lapisan bawah akan berpindah ke atas. Hal ini berlangsung terus sehingga kandungan oksigen pada berbagai lapisan akan sama.

Pada aquarium tanpa arus ikan akan banyak berkumpul di permukaan karena hanya pada lapisan ini paling banyak mengandung oksigen. Posisi pompa pada aquarium akan mempengaruhi kuat lemahnya arus pada suatu daerah di dalam aquarium. Secara umum, debit pompa dan panjang arus tercantum pada table berikut :

Tabel 2.9 Debit Pompa dan Arus Maksimal yang dapat Dicapai DEBIT POMPA (liter/ jam) PANJANG ARUS MAKSIMAL (m)

250 0,55

270 0,75

300 0,85

540 1,50

100 0

1,75 120

0

2,00 200

0

3,00 228

0

3,10

Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Air Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004.

d. Pompa Protein Skimmer

Telah dijelaskan sebelumnya kegunaan dari pompa protein skimmer yaitu untuk untuk merombak materi organik (protein) alga yang melayang bebas, dan sisa-sisa pakan. Penggunaan skimmer didasarkan pada filtrasi pada adanya sistem filtrasi, tingkat kepadatan organisme, dan besarnya aquarium.

Ozonizer


(46)

53 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

berfungsi untuk membunuh protozoa, bakteri, virus, maupun jamur. Ozonisasi merupakan reaksi khusus yang terjadi pada molekul oksigen. Dengan adanya ozon, sebagian dari materi organik dan beberapa materi anorganik yang ada, akan dioksidasi.


(47)

50 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Ultraviolet

Sinar ultraviolet dapat digunakan sebagai desinfektan terhadap air pada kasus penanganan penyakit atau mengubah turbiditas yang disebabkan oleh bakteri atau alga. Lampu fluorescent secara khusus telah mengandung UV. Lampu merkuri mengandung UV pada panjang gelombang 185 nm- 254 nm. Radiasi sinar UV biasanya diabsorbsi oleh kaca aquarium. Lampu UV dapat mencegah terjadinya penyebab penyakit, lampu UV dapat membunuh parasit sel tunggal yang bebas melayang pada tingkat spora.

Heater atau thermostat

Heater merupakan alat pemanas yang dibutuhkan bila suhu air aquarium terlalu rendah. Heater dan thermostat merupakan dua alat yang berbeda tetapi memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai alat pemanas. Heater dan thermostat dapat digunakan bersamaan. Heater dan thermostat cocok digunakan untuk daerah dingin, digunakan bila suhu air laut di dalam aquarium berada di bawah 22oC. Sehingga dengan demikian, alat ini tidak cocok digunakan di Indonesia. Heater biasanya digunakan

untuk aquarium air tawar maupun untuk aquarium karantina bagi ikan yang sakit.

Gambar 2.17 Heather

2.2.3. Jenis Biota Yang Dipamerkan

Biota yang akan dipamerkan harus dipertimbangkan karena ada beberapa hewan laut khususnya yang mempunyai sifat mengganggu dan tidak bersahabat dengan ikan lainnya sehingga akan menimbulkan kekacauan. Adapun biota yang akan dipamerkan dikelompokkan sebagai berikut:

• Kelompok ikan hias karang.

Aquarium yang digunakan untuk kelompok ikan hias karang berukuran tidak terlalu besar, tetapi panjang karena umumnya pada koral dan karang terdapat Zooxanthellae


(48)

51 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

yang memerlukan cahaya untuk melakukan fotosintesis sehingga aquarium tidak boleh dalam yang nantinya akan menyulitkan cahaya sampai ke dasar aquarium. Jenis- jenis ikan yang menghuni aquarium ini, yaitu: angel fish, damselfish, surgeon fish, butterfly fish, gobbies fish, banner fish, fox fish, frog fish, dll.

• Kelompok bukan ikan hias.

Kelompok ini merupakan potensi utama dari pembuatan proyek ini, dimana pengunjung diarahkan untuk menuju ke sebuah ruangan aquarium sehingga merasa berada pada suasana kehidupan di dalam laut dan menyaksikan secara langsung bagaimana kehidupan penghuni air laut serta terumbu karang itu sendiri.

Aquarium ini memerlukan goa-goa batu karang yang besar pada dasar aquariumnya. Umumnya kedalaman mencapai 5 meter lebih dengan panjang mencapai 10 meter lebih. Adapun jenis-jenis penghuni aquarium ini yaitu ikan Hiu, Pari, ikan Tuna, Grouper, Scorpion Fish, kerapu macan, lumba-lumba, paus jenis tertentu, penyu laut, lobster, dan ikan-ikan terumbu karang.

Tabel 2.10. Data perilaku ikan. NO Nama

Lokal Nama Bahasa Inggris Nama Latin

Sifat Makanan Dengan

Terumbu Karang Dengan Hewan Lain Sesama Jenis

1 Enjel Kecil

Dwarf Angel

Centro- pyge

AG S H R T

2 Enjel Besar

Big Angel

Hola- canthus

AG S H R T

3 Ikan Kodok

Angler Anten- narius

AG D R T T

4 Gadis Anthia Pseu- dan- thias


(49)

52 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

NO Nama Lokal Nama Bahasa Inggris Nama Latin

Sifat Makanan Dengan

Terumbu Karang Dengan Hewan Lain Sesama Jenis

5 Gebel Batfish Platax J D T R T

6 Jabing Blenny Blenni- idae

J S R R H

7 Layaran Butterfly Henio- chus

J S T R H

8 Capungan Cardinal Pterapo- gon

A G

D R R R

9 Giro, Klon

Clownfish Amphi-prion

A G

D R R H

10 Betok Damsel Dasc-llus

A G

D R R R

11 Roket Dartfish Ptere-leotris

J D R R H

12 Mandarin Dragonet Synchi- ropus

J D R R T

13 Belut Eel Echidna A

G


(50)

53 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

NO Nama Lokal Nama Bahasa Inggris Nama Latin

Sifat Makanan Dengan

Terumbu Karang Dengan Hewan Lain Sesama Jenis

14 Sonang, bulusan babi

Filefish Perva-gor

J D T T T

15 Belosoh Goby Gobioso -ma

J D R R H

16 Kerapu tikus

Grouper Cromile -ptes

G D T T T

17 Kerapu Loncat

Hawk Cirrhiti-chtys

A G

D H T T

18 Bayan Hogfish Bodia-nus

J D T H T

19 Ikan Scorpion

Lionfish Pterois J D T H T

20 Ikan Kakak Tua

Parrot Fish

Scaridae A G

D T T T

21 Cantik Dotty back

Pseudo-chromis

J D R T T

22 Buntal Puffer Aro-thron


(51)

54 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

NO Nama Lokal Nama Bahasa Inggris Nama Latin

Sifat Makanan Dengan

Terumbu Karang Dengan Hewan Lain Sesama Jenis

23 Kuda

Laut

Seahorse Hippo-campus

J D R R R

24 Hiu Shark Chiloscy -llium

G D T T T

25 Kakap Snapper Lutjanus A G

D T T R

26 Onde- onde

Sweetlips Plectorh inchus

G D H T T

Sumber : Prof. Ir. Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press, Cet I 2010

Ket : G = galak, AG= agak galak, J=jinak, D=daging, S=segala, R=rukun, T=tidak, Y=ya, H=hati-hati.

• Koral

Koral ditempatkan dengan kelompok ikan hias karang, karena koral membutuhkan cahaya untuk melakukan fotosintesis.

Beberapa jenis koral, diantaranya:

a. Anemone jamur (keluarga Actinodisciidae)

Beberapa diantaranya, yang berwarna coklat hidup dengan cahaya yang tidak terlalu terang dan yang berwarna biru memerlukan cahaya yang lebih kuat. Anemone ini memerlukan arus yang tidak terlalu kuat dan tidak perlu diberi makan

b. Polip bintang (keluarga Clavulariidae)

Koral jenis ini terdapat dalam berbagai warna mulai warna coklat sampai hijau berpendar. Hidup dengan baik di bawah cahaya yang menengah sampai kuat dan jika mendapat arus yang kuat akan cepat beriak dan menempel di karang dan kaca. Koral jenis ini berkembang biak dengan memotong dirinya dan tidak perlu diberi makan.


(52)

55 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

c. Koral keras

Koral yang tergolong mudah dipelihara adalah koral kolang-kaling (Plerogyra sinuosa), keluarga Euphyllia dan Catalaphyllia. Beberapa jenis lainnya yang tahan banting adalah karang otak (Trachyphyllia), Turbinaria dan Cynarina.

2.3.Tinjauan Lokasi

2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Adapun beberapa Kriteria pemilihan lokasi dalam perancangan Wahana Wisata Biota Akuati ini, yaitu :

Table 2.11. Kriteria pemilihan lokasi

NO KRITERIA LOKASI

1 Tinjauan terhadap struktur kota Berada di kawasan wisata daerah yang merupakan bangunan yang dirancang memiliki fungsi komersil berskala nasional serta dekat dengan perairan atau laut.

2 Pencapaian Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik dengan angkutan umum maupun pribadi. Oleh karena itu bangunan diusahakan masih dapat terlihat dari bagian jalan tertentu (Sumber : NAD dan TSS).

3 Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan sebagai objek wisata. Selain itu, terletak dekat dengan perairan sesuai dengan fungsi proyek rancangan. (Sumber : Asumsi ).


(53)

56 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

2.2.2. Deskripsi Proyek

Judul Proyek : Wahana Wisata Biota Akuatik

Lokasi I

Tema Proyek : High-Tech

Lokasi I Proyek : Jl. Lorong Pemancar, Medan Belawan. Luas Lahan :

Kontur : Datar KDB : 60 – 80 %

Pemilik Proyek : Pemko Medan bekerjasama dengan Pihak swasta


(54)

57 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Judul Proyek : Wahana Wisata Biota Akuatik Tema Proyek : High-Tech

Lokasi II Proyek : Jl. Pelabuhan II, Medan Belawan Luas Lahan :

Kontur : Datar KDB : 60 – 80 %


(55)

58 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Judul Proyek : Wahana Wisata Biota Akuatik

Lokasi III

Tema Proyek : High-Tech

Lokasi III Proyek : Jl. Bgrigadir jend.katamso gg. Fajar. Medan Polonia Luas Lahan :

Kontur : Datar KDB : 60 – 80 %


(56)

59 Aurora Salsabila Lbs (080406069)


(57)

60 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

Berdasarkan RUTRK, Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan disesuaikan menjadi 5 Wilayah Pengembangan Pembangunan ( WPP ) , yaitu :

Tabel 2.12. RUTRK Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan

WPP Cakupan

Kecamatan

Pusat

Pengembangan

Peruntukan

Lahan

Program

Pembangunan

A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan BELAWAN • Pelabuhan • Industry • Pemukiman • Rekreasi • maritim

Jalan Baru, Jaringan air minum, Septic Tank, Sarana pendidikan dan pemukiman

B M. Deli

TJ. MULIA

• Perkantoran • Perdagangan • Rekreasi indoor • pemukiman

Jalan baru, Jaringan

air minum, Pembuangan

sampah, Sarana pendidikan

C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas AKSARA • Permukiman • Perdagangan • Rekreasi Sambungan air minum, Septic Tank, Jalan baru, Rumah permanen, Sarana pendidikan dan Kesehatan.

D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M. Polonia INTI KOTA • CBD

• Pusat pemerintah • Hutan kota • Pusat pendidikan • Perkantoran • Rekreasi indoor • Permukiman Perumahan permanen, Pembuangan sampah, Sarana pendidikan.

E M. Barat

M. Helvetia SEI SEKAMBING

•Permikiman •Perkantoran

Sambungan air minum, Septic


(58)

61 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

WPP Cakupan

Kecamatan

Pusat

Pengembangan

Peruntukan

Lahan

Program

Pembangunan

M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan •Perdagangan •Konservasi •Lapangan golf •Hutan kota

Tank, Jalan baru, Rumah permanen, Sarana pendidikan dan Kesehatan

Sumber : RUTRK Kota Medan Tahun 2005

Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat pada peta di bawah ini:

Gambar 2.18. WPP Kota Medan

WPP A

Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim

WPP B Perkantoran,

Perdagangan, Rekreasi

WPP C Permukiman,

Perdagangan, Rekreasi WPP D

CBD, Pusat

Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman

WPP E Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota


(59)

62 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

RUTRK 2006-20016 ditujukan bahwa pengembangan kota dititikberatkan di kawasan Medan POlonia dengan Belawan.

Tabel 2.13. Data Penduduk dan Kegiatan Utama

Jumlah Penduduk Tahun 2005 101.867 jiwa

Kepadatan Penduduk 39 jiwa/ha (Tingkat Kepadatan Rendah)

Kegiatan Utama Pelabuhan, Industri, Terminal barang,

Pergudangan berorientasi pelabuhan, Perumahan, Rekreasi, Meritim (WPP A)

Sumber : RUTRK Kota Medan Tahun 2005

2.2.4. Tinjauan Terhadap Wisatawan

Tabel 2.14. Jumlah Wisatawan Mancanegara Melalui Belawan

Tahun Jumlah Wisatawan

Melalui Belawan

2005 7413

2006 6936

2007 7312

2008 7011

2009 5075

2010 15919

Sumber : Dinas Pariwisata Sumatera Utara

2.2.5. Tinjauan terhadap Kota Medan

Lokasi perancangan terletak di kawasan Belawan, sehingga rencana area pelayanan proyek mencakup Kota Medan dan sekitarnya, sehingga diperlukan datadata penunjang yang berhubungan dengan perencanaan proyek sebagai ODTW seperti data wisatawan serta data penduduk kota Medan.

Tabel 2.15. Jumlah Wisatawan Mancanegara Sumut

Jumlah Penduduk Tahun 2010 2.109.339 jiwa

Tahun Jumlah Wisatawan

Mancanegara

Tahun Jumlah Wisatawan

Mancanegara


(60)

63 Aurora Salsabila Lbs (080406069)

2006 109574 2009 148193

2007 116614 2010 145553

Sumber : Dinas Pariwisata Sumatera Utara

2.2.6. Tinjauan Umum Mengenai Lokasi

Tabel 2.16. Tinjauan umum mengenai lokasi

No Lokasi I

JL. LORONG PEMANCAR

Lokasi II

JL. PELABUHAN II

Lokasi III

JL. BRIGJ. KATAMSO 1. Medan belawan menjadi daerah

pusat pengembangan pada WPP A dimana terdapat peruntukan lahan sebagai kawasan rekreasi.

(Tabel 1) (5)

Medan belawan menjadi daerah pusat pengembangan pada WPP A dimana terdapat peruntukan lahan sebagai kawasan rekreasi. (Tabel 1)

(5)

Medan Polonia terdapat pada WPP D yang pada kawan ini akan di bangun CBD Polonia yang nantinya pada CBD ini akan terdapat rekrasi indoor. (Tabel 1)

(5)

2.

(5)

Kawasan Pantai di Belawan, Sumatera Utara dinilai prospektif dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata bahari, karena jaraknya relatif dekat dengan pusat Kota Medan.

(5)

Kawasan Pantai di Belawan, Sumatera Utara

dinilai prospektif dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata bahari, karena jaraknya relatif dekat dengan pusat Kota Medan.

Merupakan kecamatan yang letaknya sangat strategis, dimana:

• Sebelah utara berbatasan

denga

• Sebelah selatan berbatasan dengan Medan Johor

• Sebelah barat berbatasan dengan Medan Baru

• Sebelah timur berbatasan

denga

(5)

3. Dekat dengan perairan. (5)

Dekat dengan perairan. (5)

Tidak dekat dengan perairan. (2)

4. Terdapat restaurant seafood yang dapat dijadikan potensi.

(5)

Terdapat restaurant seafood yang dapat dijadikan potensi.

(5)

Terdapat 2 buah hotel (Hotel Polonia dan Hotel Tiara), Taman Hiburan/Rekreasi di Tugu Ahmad Yani dan 1 unit Lapangan Golf Polonia yang


(1)

Wahana Wisata Biota Akuatik

lvii Gambar 6.10. Suasana Pedestrian Taman Belakang


(2)

lviii Gambar 6.11. Suasana Ekterior Cafe Terapung


(3)

Wahana Wisata Biota Akuatik

lix 6.3. INTERIOR

Gambar 6.14. Interior Lobby Gambar 6.13. Interior Lobby


(4)

lx Gambar 6.15. Interior Cafe Terapung


(5)

Wahana Wisata Biota Akuatik

lxi Gambar 6.18. Interior Akuarium Raksasa


(6)

lxii

DAFTAR PUSTAKA

• De Chiara, Yoseph. Time Saver Standards for Building Types.New York : Mc.Graw HillBook Company.

• Kuiter, R. H. 1992 . Tropical reef-fishes of the Western Pasicific-Indonesia and adjacent Water. P.T. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

• Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek I. Jakarta : Erlangga. • Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek II. Jakarta : Erlangga.

• Randall , J.E.,Steene R. J and R. Allen 1997 The complete divers and fishermens guide to Fishes of the Great Barrier Reef and Coral Sea, A CHP Production, Bathurst NSW 2795 • Gerry Allen 1997, Marine Fishes of South East Asia, Periplus Edition Western

Australian Museum 6000

• 2003.The Architects’ Handbook. USA : Blackwell Publishing Company. • Kuncoro, Eko Budi. Akuarium Air Laut. Jakarta : Kanisius.

• Mismail, Ir. Budiono.2010. Akuarium Terumbu Karang. Jakarta: UB Press. • www.google.com/ Potensi Laut Indonesia.

• www.google.com/ Jumlah Terumbu Karang di Indonesia. • www.google.com/ Gambar

• www.wikipedia.com/ Peranan Kerang Terhadap Laut.

• (http://zahroni.blogspot.com/2009/03/arsitektur-metafora.html)