Pusat Transportasi Belawan (Arsitektur High-Tech)

(1)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490- STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012/2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik

Oleh

ANISA AMMAR

090406030

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490-TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012/2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik

Oleh

ANISA AMMAR

090406030

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(3)

Oleh:

ANISA AMMAR

090406030

Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M.Phil., Ph.D

NIP. 195209271983031003

Ir. Novrial M.Eng.

NIP. 196603031993031002

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, M.T.

NIP 196606221997021001


(4)

Nama

: Anisa Ammar

NIM

: 090406030

Judul Proyek Tugas Akhir

: Pusat Transportasi Belawan

Tema

: Arsitektur

High-Tech

Rekapitulasi Nilai

:

A

B+

B

C+

C

D

E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:

Medan, Juli 2013

Ketua Departemen Arsitektur

Koordinator TKA-490

Ir. N. Vinky Rahman, MT.

NIP. 196606221997021001

Ir. Basaria Talarosa, MT

NIP. 196501091995012001

No

Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing I

Paraf

Pembimbing II

Kordinator TKA – 490

1

Lulus

Langsung

2

Lulus

Melengkapi

3

Perbaikan

Tanpa Sidang

4

Perbaikan

Dengan

Sidang

5

Tidak Lulus


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat mengerjakan dan menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya tercinta, ayah saya Dr. Mahmud, M.Sc. dan mama saya Dr. Marpongahtun, M.Sc. atas segala doa, kesabaran dan segala pegorbanannya selama ini. Kepada adik saya Hafizhalaila Ammar, abang sepupu Purnomo Wira Siddiq, adik sepupu Ari Sakti Widodo, keluarga besar serta Si Endut (Ratno Mulyadi C.S.) yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan pertolongan kepada saya.

Dengan tulus dan kerendahan hati, saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar – besarnya kepada Pembimbing Tugas Akhir saya bapak ProfIr H. Moehammad Nawawiy Loebis M.Phil, Ph.D dan bapak Ir. Novrial M.Eng., serta kepada para penguji bapak Devin Defriza Harisdani S.T., M.T. dan ibu

Andalucia, S.T., M.Sc. atas kesedian membimbing, memotivasi, memberi ilmu, memberi masukan dan waktu beliau sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga saya tujukan kepada:

 Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T. sebagai Ketua Departemen Arsitektur, Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.L.A., sebagai Sekretasis Departemen Arsitektur, dan Bapak Imam Faisal Pane, S.T., M.T. sebagai Sekretaris Departemen Arsitektur semasa kami menjalani proses-proses Tugas Akhir.

 Ibu Ir. Basaria Talarosa, M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Sahabat saya Zulvita Amanda, serta teman–teman 2009 tanpa terkecuali khususnya teman – teman kelompok tugas akhir Indra, Haffidz, Shara, Novi, Lili, Adib, Ipit, Ummi, dan Yuyun, atas kesetiakawanan dan perjuangan bersama.  Sahabat – sahabat saya, Asnila, Tika, Wina, TJ, Maw, Frida, dan Aja atas doa dan


(6)

 Senior-senior Arsitektur USU, Bang Kimo dan Bang Imam yang mau saya culik ke Belawan, Bang Surya, senior yang sama-sama berjuang di Belawan, dan terakhir Bang Grady dan Kak Dewi yang menjadi tempat curhat saat galau.

Saya sungguh menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini mungkin masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu saya membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini agar dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya di lingkungan Departemen Arsitektur USU

Medan, Juli 2013 Hormat Saya


(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul Luar i

Halaman Judul Dalam ii

Lembar Pengesahan iii

Surat Hasil Penilaian Proyek Akhir iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Diagram xii

Abstrak xiii

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang 1

I.2. Maksud dan Tujuan 3

I.3. Peruusan Masalah 3

I.4. Pendekatan Proyek 4

I.5. Lingkup dan Batasan Proyek 5

I.6. Kerangka Berpikir 6

I.7. Sistematika Laporan 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK

II.1. Terminologi Judul Proyek 8

II.2. Tinjauan Umum 9

II.2.1. Pelabuhan Penumpang Kapal Laut 9

II.2.1. Stasiun Kereta Api 14

II.2.3. Terminal Angkutan Umum 21

II.3. Lokasi Proyek 28

II.4. Studi Banding Fungsi Sejenis 32

BAB III ELABORASI TEMA

III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema 38

III.2. Pengertian Tema 38

III.3. Interpretasi Tema 41

III.4. Keterkaitan Tema dengan Judul 41


(8)

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

IV.1. Analisa Fisik 54

IV.1.1. Lokasi 54

IV.1.2. Tata Guna Lahan dan Skyline 57

IV.1.3. View 58

IV.1.4. Pencapaian dan Sirkulasi 59

IV.1.5. Cuaca 60

IV.1.6. Vegetasi 61

IV.1.7. Matahari 62

IV.2. Analisa Non-Fisik 63

IV.2.1. Skema Hubungan Kegiatan 63

IV.3. Analisa Kebutuhan Ruang 68

IV.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan 69 IV.3.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang 70 IV.3.2.1. Pelabuhan Penumpang Belawan 70 IV.3.2.2. Stasiun Kereta Api Belawan 79

IV.3.2.3. Terminal Angkutan Umum 82

IV.4. Analisa Utilitas 84

IV.4.1. Air Bersih 84

IV.4.2. Air Kotor 85

IV.4.3. Pengkondisian Udara 86

IV.4.4. Listrik 86

IV.4.5. Pencahayaan 86

IV.4.6. Pencegahan Kebakaran 86

IV.4.7. Sistem Keamanan 87

IV.4.8. Sistem Pembuangan Sampah 88

BAB V KONSEP PERANCANGAN

V.1. Konsep Zoning 89

V.2. Konsep Zoning Ruang Dalam 90

V.3. Konsep Bentukan Massa 90

V.4. Konsep Struktur Bangunan 91

DAFTAR PUSTAKA 95

LAMPIRAN 96


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Rencana Pusat Pelayanan Kota Medan 2030 29

Tabel 4.1. Foto Daerah Sekitar Site 56

Tabel 4.2. Tabel Pengguna dan Kegiatan 69

Tabel 4.3. Tabel Jumlah Penumpang Dalam Negeri 70

Tabel 4.4. Tabel Jumlah Penumpang Internasional 71

Tabel 4.5. Tabel Nama Kapal Ferry Internasional 72

Tabel 4.6. Tabel Kebutuhan Ruang Pelabuhan 77

Tabel 4.7. Tabel Jumlah Penumpang Kereta Api Tahun 2010 79 Tabel 4.8. Tabel Jumlah Penumpang Kereta Api Tahun 2011 79

Tabel 4.9. Jadwal Kereta Api Barang Belawan 79

Tabel 4.10. Tabel Kebutuhan Ruang Stasiun 80

Tabel 4.11. Tabel Kebutuhan Parkir Stasiun 82

Tabel 4.12. Tabel Kebutuhan Parkir Terminal 82


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Stasiun Siku-siku 14

Gambar 2.2. Stasiun Paralel 15

Gambar 2.3. Stasiun Pulau 15

Gambar 2.4. Stasiun Semenanjung 15

Gambar 2.5. Stasiun Kecil 16

Gambar 2.6. Stasiun Sedang 16

Gambar 2.7. Stasiun Besar 16

Gambar 2.8. Ground level station 17

Gambar 2.9. Over track station 17

Gambar 2.10. Under track station 17

Gambar 2.11. Lokasi Proyek 28

Gambar 2.12. Peta Kota Medan 31

Gambar 2.13. Site Plan Terminal 32

Gambar 2.14. Yokohama International Terminal 33

Gambar 2.15. Tampak Atas Terminal 33

Gambar 2.16. Tampak Atas Terminal 33

Gambar 2.17. Ruang Luar Terminal 33

Gambar 2.18. Langit-langit Pelabuhan 34

Gambar 2.19. Jalur Pejalan Kaki 34

Gambar 2.20. Spandu Railway Station 35

Gambar 2.21. Atap Terminal Bandar Raya Payung Sekaki 36

Gambar 2.22. Interior Dalam Terminal 37

Gambar 2.23. Area Terminal 37

Gambar 3.1. Tampak Gedung Fakultas Hukum 42

Gambar 3.2. Potongan Bangunan 43

Gambar 3.3. Interior Bangunan 43

Gambar 3.4. Fasad Bangunan 44

Gambar 3.5. Tangga Bangunan 44

Gambar 3.6. Tampak Bangunan 45

Gambar 3.7. Ruang Luar Bangunan 45

Gambar 3.8. Interior Gedung Parlemen 45

Gambar 3.9. Interior Gedung Parlemen 45

Gambar 3.10. Langit-langit Gedung 46

Gambar 3.11. Interior Gedung 46


(11)

Gambar 3.13. Lorong Dalam Gedung 47

Gambar 3.14. Potongan Bangunan 48

Gambar 3.15. Tampak Bangunan 49

Gambar 3.16. 3D Bangunan 49

Gambar 3.17. East Bay Garden 50

Gambar 3.18. Bagian Dalam South Bay Garden 51

Gambar 3.19. Taman Luar Lokasi Supertrees 51

Gambar 3.20. Proses Pembangunan 52

Gambar 3.21. Struktur Bangunan 52

Gambar 3.22. Struktur Dalam Bangunan 53

Gambar 4.1. Lokasi Site 54

Gambar 4.2. Site 55

Gambar 5.1. Rangka Baja Ekspose Penopang Atap 91

Gambar 5.2. Detail Sambungan Baja ke Atap 92

Gambar 5.3. Struktur Bagian Dalam Penghubung Antar Atap 92 Gambar 5.4. Rangka Penghubung Atap Bagian Lobby dan Skycross 93


(12)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1. Kerangka Berpikir 6

Diagram 2.1. Sistem Organisasi Unit Operasional Stasiun Belawan 19 Diagram 2.2. Sistem Organisasi Unit Sarana Stasiun Belawan 20

Diagram 4.1. Sirkulasi Umum 63

Diagram 4.2. Sirkulasi Penumpang Keberangkatan Pelabuhan 64 Diagram 4.3. Sirkulasi Penumpang Kedatangan Pelabuhan 65

Diagram 4.4. Sirkulasi Pengantar Pelabuhan 65

Diagram 4.5. Sirkulasi Penjemput Pelabuhan 66

Diagram 4.6. Sirkulasi Keberangkatan Stasiun 66

Diagram 4.7. Sirkulasi Kedatangan Stasiun 67

Diagram 4.8. Sirkulasi Keberangkatan Terminal 67

Diagram 4.9. Sirkulasi Kedatangan Terminal 68

Diagram 4.10. Skema Pendistribusian Air Bersih 85

Diagram 4.11. Skema Pendistribusian Black Water 85 Diagram 4.12. Skema Pendistribusian Grey Water 85


(13)

ABSTRACT

Medan Belawan located on the shipping lanes of the Malacca Strait, so it has a strategic position as the gateway (door) activities of trading goods and services, both domestic and foreign trade (export-import) from the sea. As the gateway of goods and services, Medan Belawan is also takes part as a door for both domestic visitors and foreign tourists to the city of Medan through sea routes. The Transportation Center of Belawan planning is intended to meet the needs of facilities and infrastucture in the field of transport. Expected by combining three transportations (ship, train, and public transport) make the movement of people to and from Belawan more easier. The Transportation Center of Belawan is also planning as one of the efforts to support the Goverment’s plans in making city of Belawan as a center of industry area.Planning used HighTech Architecture theme that symbolized and presented the technology than just using technology as efficient as possible. Exposed Structures and utilities were the prominent character from HighTech Architecture.

Keywords : Centre,Transportation, Belawan, Harbour, Station, Terminal, HighTech.

ABSTRAK

Medan Belawan berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, sehingga memiliki posisi yang strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor) dari jalur laut. Sebagai pintu masuk barang dan jasa, Kecamatan Medan Belawan juga merupakan pintu masuk bagi pengunjung domestik maupun mancanegara menuju Kota Medan melalui jalur laut. Perencanaan Pusat Transportasi Belawan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana infrastruktur dalam bidang transportasi. Diharapkan dengan dipusatkanya tiga fasilitas transportasi (kapal, kereta api, dan angkutan umum) dapat memudahkan pergerakan masyarakat dari dan menuju Belawan. Perencanaan Pusat Transportasi ini juga sebagai salah satu upaya untuk mendukung rencana Pemerintah dalam menjadikan Kota Medan Belawan sebagai pusat industri. Perencanaan menggunakan tema Arsitektur

HighTech yang lebih menyimbolkan dan mempresentasikan teknologi dari pada sekedar menggunakan teknologi yang sefisien mungkin. Struktur dan utilitas yang diekspose merupakan karakter yang menonjol dari Arsitektur HighTech.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Belawan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat dan timur, Medan Marelan dan Medan Labuhan di selatan, dan Selat Malaka di utara. Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kecamatan Medan Belawan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor) dari jalur laut.

Selain sebagai pintu masuk barang dan jasa, Kecamatan Medan Belawan juga merupakan pintu masuk bagi pengunjung domestik maupun mancanegara menuju Kota Medan melalui jalur laut. Jumlah pengunjung yang keluar masuk kota Medan tiap tahun semakin meningkat, baik pengunjung dari dalam negeri maupun luar negeri, pengunjung ini masuk ke kota Medan dengan berbagai tujuan yang berbeda-beda, diantaranya dengan tujuan wisata, bisnis, pendidikan, dll. Para pengunjung ini memasuki Kota Medan melalui Bandara Udara Polonia dan Pelabuhan Belawan.

Menurut data dari PT. Pelindo I, terjadi peningkatan tajam jumlah penumpang domestic dan mancanegara yang menuju pelabuhan-pelabuhan di bawah pengolahan PT. Pelindo I. Pada tahun 1995 tercatat penumpang domestic sebanyak 2.168.517 orang, dan penumpang mancanegara sebanyak 525.095 orang. Sedangkan pada tahun 1999 tercatat penumpang domestic sebanyak 4.994.094 orang, dan penumpang mancanegara sebanyak 1.542.825 orang. Peningkatan pesat ini terjadi karena meningkatnya arus penumpang domestic ke Belawan, Dumai, dan Kepulauan Riau.

Pemindahan lokasi terminal penumpang dari Dermaga Ujung Baru ke Dermaga Belawan Lama dilakukan karena lokasi yang lama tidak memadai untuk dipergunakan sebagai terminal penumpang. Area terminal bercampur aduk dengan area kegiatan bongkar muat barang dan lahan parkir yang tidak memadai dan tidak teratur. Selain itu, kegiatan Dermaga Belawan Lama tidak sesibuk dengan Dermaga Ujung Baru, karena dermaga ini hanya melayani pelayaran lokal dan antar pulau. Lokasi ini terletak langsung


(15)

di tepi jalan sehingga tidak perlu masuk ke area pelabuhan dan tidak terganggu arus masuk barang.

Tepat di seberang Dermaga Belawan Lama terdapat Stasiun Kereta Api Belawan. Stasiun Kereta Api Belawan dibangun pada tahun 1923 dan diperuntukan untuk mengangkut barang dan penumpang dari Belawan ke kota lain. Dengan adanya pengaktifan kembali dermaga Belawan Lama, maka Stasiun Kereta Api Belawan menjadi transportasi yang diperuntukan untuk mengangkut pengunjung yang menggunakan jalur laut ke destinasi tujuannya di Kota Medan.

Selain mengangkut penumpang, stasiun juga berfungsi sebagai transportasi mengangkut barang-barang industri. Saat ini kereta api barang yang melewati Stasiun Belawan menuju dermaga mengangkut hasil industri berupa minyak sawit dan lateks. Hasil-hasil industri berasal dari kecamatan-kecamatan penghasil di sekitar Sumatera Utara, seperti Kota Kisaran, Rantau Prapat, Tebing Tinggi, dan masih banyak lagi.

Di daerah ini juga ada rencana pembangunan terminal angkutan umum tipe B sebagai alternatif kendaraan darat selain kereta api. Pemerintah Kota Medan berencana menggabungkan ketiga fasilitas transportasi ini (pelabuhan, stasiun, dan terminal) untuk mempermudah akses pengunjung.

Beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi proyek “Pusat Transportasi Belawan”, diantaranya adalah :

 Pembangunan kota Medan yang selama ini dikonsentrasikan di Sebelah Selatan akan dialihkan ke arah Utara ( Belawan ).

 Rencana induk Pelabuhan Belawan yang akan memindahkan Terminal Penumpang dari Dermaga Ujung Baru ke Dermaga Belawan Lama yang berada di depan stasiun, yang akan dikhususkan untuk pengangkutan penumpang kapal.

 Rencana pemerintah tentang Trimoda Transportasi.

 Rencana pembangunan Belawan sebagai Harbour City yang moderen dan pusat industri Medan.


(16)

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari perencanaan “Pusat Transportasi Belawan” adalah : 1. Sesuai dengan program pengembangan prasarana transportasi (fisik dan

non-fisik) pada masa yang akan datang.

2. Kebutuhan akan sarana transportasi massal yang paling optimal, efektif dalam arti murah, lancar, cepat, mudah, teratur, dan nyaman dengan berbagai fasilitas penunjang dalam mendukung pengembangan wilayah kota Belawan.

3. Menghadirkan fasilitas transportasi yang terintegritas dengan sarana transportasi lainnya seperti bandara, pelabuhan, dan stasiun.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan yang sudah ada kepada masyarakat melalui penyediaan fasilitas pelayanan yang optimal. Menyediakan sebuah wadah yang secara khusus mengakomodasi penumpang yang akan berangkat (departure), melayani kedatangan (arrival) penumpang, dan kepengurusan perjalanan lainnya. 5. Meningkatkan penggunaan kendaraan massal dan memperkecil kemacetan akibat

penggunaan kendaraan bermotor milik pribadi yang sudah berlebihan. 6. Merancang ruang publik sebagai sarana pendukung bangunan transportasi.

I.3. Perumusan Masalah

Masalah yang ada dalam perancangan “Pusat Transportasi Belawan” ini antara lain:

1. Bagaimana merencanakaan dan merancang fasilitas transportasi dengan fungsi yang kompleks dan jenis beragam yang mampu menampung berbagai kegiatan sehingga terintegrasi secara baik dan benar.

2. Melakukan survey-survey yang berkenaan dengan kondisi eksisting lahan, dan analisa-analisa yang diperlukan.

3. Mengumpulkan data-data dari dinas-dinas pemerintah yang berhubungan dengan proyeksi-proyeksi pengguna moda transportasi yang ada sekarang, kemudian melakukan analisa-analisa yang diperlukan.

4. Bagaimana menciptakan ruang luar dan ruang dalam yang nyaman serta mengintegrasikan keduanya sehingga pengguna dapat dengan mudah mengakses ruang dalam dan ruang luar tanpa merasa bosan.


(17)

5. Bagaimana merancang bangunan yang nyaman dan aman mengingat bangunan yang akan dirancang nantinya akan ramai dikunjungi oleh masyarakat.

6. Bagaimana menggabungkan tiga jenis fasilitas transportasi agar dapat saling mendukung.

I.4. Pendekatan Proyek

Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan “Pusat Transportasi Belawan” maka dilakukan berbagai pendekatan desain yaitu :

1. Studi Pustaka

 Karakteristik dan Citra sebuah Stasiun Kereta Api, Pelabuhan, dan Terminal.

 Standar ruang-ruang untuk fasilitas ruang utama dan ruang penunjang.  Tipologi bangunan yang berkaitan dengan tema sejenis.

 Standar peraturan dan kebijakan yang berlaku di daerah sekitar site. 2. Studi banding terhadap tema sejenis.

3. Studi lapangan untuk mengetahui konsisi lingkungan dan potensi kawasan di sekitar site bangunan

4. Wawancara dengan berbagai pihak yang memiliki kaitan dengan perencanaan proyek ini

5. Seleksi, yaitu menyaring, mengolah, dan merumuskan berbagai masukan arsitektural maupun non arsitektural bagi keperluan perancangan.


(18)

I.5. Lingkup dan Batasan Proyek

Yang menjadi lingkup dan batasan perancangan dalam bangunan ini adalah sebagai berikut:

1. Menyangkut masalah pemilihan site, site berada pada kawasan industri Kecamatan Belawan.

2. Perancangan yang dilakukan adalah bangunan yang memfasilitasi kegiatan yang terdapat dalam sebuah stasiun kereta api, pelabuhan penumpang, dan terminal angkutan umum yang saling mendukung.

3. Perancangan mengikuti standar ukuran ruangan terhadap masing-masing kegiatan.

4. Mempelajari dan menerapkan standar ruang dan pola sirkulasi bagi para penumpang, calon penumpang, serta bagasi dengan berbagai kepentingan dan tujuan perjalanan, baik itu kedatangan maupun keberangkatan.

5. Pembahasan proyek pada penerapan konsep Arsitektur HighTech yang dikaitkan dengan fungsi proyek.


(19)

I.6. Kerangka Berpikir

Pembahasan dan perumusan masalah hingga menghasilkan suatu desain, pada proyek ini terangkum dalam kerangka berpikir pada diagram I.1 berikut ini :


(20)

I.7. Sistematika Laporan

Sistematika penulisan laporan dalam proyek tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Perumusan Masalah, Pendekatan Proyek, Lingkup dan Batasan Proyek, Kerangka Berfikir, dan Sistematika Laporan.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK

Berisi tinjauan umum maupun tinjauan khusus tentang proyek yang akan dilaksanakan seperti beberapa teori yang dapat membantu dalam proses perencanaan/perancangan, posisi site, kondisi site, potensi yang ada, ketentuan dan peraturan yang ada, dan studi banding proyek sejenis.

BAB III. ELABORASI TEMA

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interoretasi tema, keterkaitan tema dengan judul, dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

BAB IV. ANALISA

Berisi tinjauan analisis tentang pengguna, aktifitas, kebutuhan dan standar ruang, program ruang dan organisasi ruang yang ada, dan analisis keadaan lingkungan tentang lokasi, kondisi, potensi lahan sebagai kasus proyek, kontrol fisik, sirkulasi dan pencapaian, orientasi, dan pemandangan sekitar lokasi.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep dasar dan konsep lanjutan tentang tapak, konsep bangunan yang direncanakan, sebagai keluaran untuk menuju kehasil perancangan.

BAB VI. GAMBAR KERJA

Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur, gambar rencana, dan maket.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.


(21)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1. Terminologi Judul Proyek

Pengertian tentang terminologi dari judul proyek “Pusat Transportasi Belawan”, adalah sebagai berikut :

 Pusat

Tempat yg letaknya di bagian tengah; titik yg di tengah-tengah (di bulatan bola, lingkaran, dsb); pusar; pokok pangkal atau yg menjadi pimpinan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb)1.

 Transportasi

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara2.

 Belawan

Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

Jadi, berdasarkan jabaran terminologi pengertian di atas, maka “Pusat

Transportasi Belawan” dapat diartikan sebagai suatu tempat atau daerah yang berfungsi

untuk mewadahi dan melayani kebutuhan penumpang dan pengunjung yang menggunakan jasa transportasi di Kecamatan Medan Belawan.

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia


(22)

II.2. Tinjauan Umum

Berdasarkan judul “Pusat Transportasi Belawan”, dapat diartikan bahwa terdapat

lebih dari satu fasilitas atau moda transportasi yang terdapat di dalam proyek. Fasilitas-fasilitas transportasi yang terdapat di Pusat Transportasi Belawan adalah:

II.2.1. Pelabuhan Penumpang Kapal Laut

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik,dan turun penumpang atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antara moda transportasi3.

Sedangkan menurut Wiwoho Sedjono, SH, pelabuhan adalah tempat yang dengan peraturan pemerintah ditunjuk sebagai demikian di Indonesia yang dapat dikunjungi oleh kapal-kapal laut4.

Maka yang dimaksud dengan pelabuhan adalah daerah atau tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal laut serta kendaraan air lainnya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang dan hewan, serta merupakan lingkungan kerja kegiatan ekonomi dan pemerintahan.

a. Peran Pelabuhan

Peran penting pelabuhan dalam sistem transportasi nasional:

o Titik perubahan moda transportasi, dari darat ke laut, dan sebaliknya. o Pintu gerbang komersial suatu daerah atau negara.

o Tempat penampungan, penyimpanan, dan distribusi barang.

3

PP RI No. 70 Tahun 1996 Tentang Kepelabuhan, Dephub RI, hal 2


(23)

b. Fungsi Pelabuhan

Adapun fungsi pelabuhan yaitu:

o Interface

Pelabuhan menyediakan fasilitas dan pelayanan untuk memindahkan barang dari kapal ke darat dan sebaliknya.

o Link

Pelabuhan sebagai mata rantai penghubung dalam sistem transportasi.

o Gateways

Pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang perdagangan bagi suatu daerah atau negara.

c. Klasifikasi Pelabuhan

Pelabuhan mempunyai beberapa cara pengklasifikasian, yaitu: 1. Klasifikasi dari segi teknis

o Pelabuhan alam

Pelabuhan yang terjadi dari kondisi geografis yaitu daerah yang menjorok ke dalam (berupa teluk).

o Pelabuhan buatan

Suatu daerah perairan yang dibuat oleh manusia sedemikian rupa sehingga terlindung terhadap gangguan alam yang berasal dari laut.

2. Klasifikasi dari segi pelayanan jasa

o Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan yang berada dalam pembinaan pemerintah yang disesuaikan dengan kondisi, potensi, serta kemampuan pengembangannya.

o Pelabuhan otonom

Pelabuhan yang diberi wewenang untuk mengatur dirinya sendiri sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

o Pelabuhan yang tak diusahakan

Merupakan pelabuhan untuk pelayaran rakyat seperti daerah penangkapan ikan dan lain-lain.


(24)

3. Klasifikasi menurut jenis perdagangan

o Pelabuhan laut

Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri dan dalam negeri.

o Pelabuhan pantai

Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan dalam negeri. 4. Klasifikasi jenis kapal dan muatannya

o Pelabuhan utama

Merupakan pelabuhan pengirim dan pengumpul yang melayani kapal besar.

o Pelabuhan cabang (feeder)

Merupakan pelabuhan pengumpul bagi pelabuhan utama yang melayani kapal-kapal sedang dan daerah sekitarnya merupakan daerah potensial industri.

o Pelabuhan ferry

Pelabuhan yang sebenarnya merupakan pelabuhan ferry tetapi ada juga aktifitas cargo tradisonal5.

d. Komponen Pelabuhan Penumpang

1. Area Dermaga

Dermaga digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Bentuk dermaga tergantung kegunaan pelabuhan dan kedalaman alur pelayaran, yaitu:

o Memanjang: dermaga yang posisinya sejajar atau parallel dengan garis

pantai terutama untuk alur pelayaran yang cukup dalam untuk kapal-kapal olah gerak (manuevering ship).

o Wharf: dermaga yang posisinya menjorok ke tengah laut atau tegak lurus

garis pantai. Hal ini dibuat bilamana kedalaman alur perairan pelabuhan kurang dalam untuk kapal-kapal masuk dan melakukan manuevering ship.


(25)

o Pier: antara dermaga dsn pantai dihubungkan dengan jembatan

penghubung sebagai penerus dari pergerakan barang.

2. Bangunan Terminal

Merupakan wadah prosessing penumpang dan barang bawaan yang akan embarkasi atau debarkasi dari kapal penumpang. Aktivitas pokok adalah pelayanan kepada masyaraka pemakai jasa angkutan laut. Fasilitas wadah kegiatan tersebut meliputi:

o Pelayanan pra dan pasca perjalanan penumpang o Pelayanan informasi dan penjualan tiket

o Pelayanan prossesing penumpang dan barang bawaan

o Pelayanan penunjang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan

penumpang.

3. Area Parkir Kendaraan Penumpang

Untuk mewadahi kendaraan penumpang sebagai penunjang pelabuhan penumpang, baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, parkir penumpang/pengantar/penjemput, dan parkir pegawai.

Guna memenuhi sasaran dan fungsinya, sebuah pelabuhan dilengkapi dengan beberapa fasilitas. Fasilitas pelabuhan terbagi atas dua, yaitu6:

1. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi:

o Perairan tempat labuh o Kolam labuh

o Alih muat antar kapal o Dermaga

o Terminal penumpang o Pergudangan

o Lapangan penumpukan o Terminal peti kemas

o Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa o Fasilitas bunker


(26)

o Instalasi air, listrik dan telekomunikasi o Jaringan jalan dan rel kereta api o Fasilitas pemadam kebakaran o Tempat tunggu kenderaan bermotor

2. Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi:

o Kawasan perkantoran untuk pengguna jasa pelabuhan o Sarana umum

o Tempat penampungan limbah

o Fasilitas pariwisata, pos, dan telekomunikasi o Fasilitas perhotelan dan restoran

o Areal pengembangan pelabuhan o Kawasan perdagangan

o Kawasan industri

Berdasarkan SNI 10-4838-1998 mengenai Persyaratan Terminal Penumpang di Pelabuhan Laut, pelabuhan penumpang terdiri dari terminal penumpang domestik. Gedung terminal penumpang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut7:

1. Tata ruang yang menjamin kelancaran arus naik turun penumpang, 2. Sirkulasi udara dan cahaya yang cukup,

3. Kemudahan perpindahan penumpang antarmoda,

4. Dilengkapi dengan tanda-tanda petunjuk dan tanda-tanda grafis,

5. Perbandingan yang digunakan untuk luas gedung terminal ialah 1,2 m2/orang, 6. Secara umum dengan mempertimbangkan efisiensi perencanaan, pembangunan

dan pengoperasiannya, ukuran luas terminal dibedakan menjadi:

o Terminal besar ukuran 2000 m2 dan 4000 m2 o Terminal sedang ukuran 500 m2 dan 1000 m2 o Terminal kecil ukuran 300 m2

7. Luas gedung terminal dan luas lapangan parkir diatur dengan perbandingan 1:2 8. Kegiatan angkutan penumpang dengan kendaraan darat sedapat mungkin

langsung ke jalan akses yang ada.

7 SNI 10-4838-1998


(27)

II.2.2. Stasiun Kereta Api

Stasiun merupakan bagian dari perkeretaapian yang memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa kereta api. Beberapa pengertian mengenai stasiun adalah:

 Stasiun adalah kumpulan jalan kereta, gedung, dan peralatan lainnya yang merupakan kesatuan yang diperlukan buat melakukan dinas perjalanan kereta api8.

 Stasiun adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, dimana penumpang dapat membeli karcis, menunggu kereta dan mengurus bagasinya9.

 Stasiun adalah tempat akhir dan awal perjalanan kereta api, bukan merupakan tujuan atau awal perjalanan yang sebenarnya karena masih diperlukan moda angkutan lainya untuk sampai ke tujuan akhir10.

Stasiun sendiri menurut Imam Subarkah (1981), memiliki jenisnya masing-masing, dengan rincian sebagai beriut:

a. Menurut bentuknya

1. Stasiun siku-siku, letak gedung stasiun adalah siku-siku dengan letak sepur-sepur yang berakhiran di stasiun tersebut.

Gambar 2.1. Stasiun Siku-siku

Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

2. Stasiun paralel, gedungnya sejajar dengan sepur-sepur dan merupakan stasiun pertemuan.

8

Ir. J. Honing Ilmu Bangunan Jalan Kereta Api, Pradnya Paramita, Jakarta, 1975, hal 68 9

Subarkah, Imam, 1981


(28)

Gambar 2.2. Stasiun Paralel

Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

3. Stasiun pulau, posisi stasiun sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya di tengah-tengah antara sepur.

Gambar 2.3. Stasiun Pulau

Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

4. Stasiun semenanjung, letak gedung stasiun pada sudut dua sepur yang bergandengan.

Gambar 2.4. Stasiun Semenanjung Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. b. Menurut jangkauuan pelayanan

1. Stasiun jarak dekat (Commuter Stasion).

2. Stasiun jarak sedang (Medium Distance Stasion). 3. Stasiun jarak jauh (Long Distance Stasion).

c. Menurut letak

1. Stasiun akhiran, stasiun tempat kereta api mengakhiri perjalanan. 2. Stasiun antara, stasiun yang terletak pada jalan terusan.

3. Stasiun pertemuan, stasiun yang menghubungkan tiga jurusan. 4. Stasiun silang, stasiun terdapat pada dua jalur terusan.


(29)

d. Menurut ukuran

1. Stasiun kecil, di sini biasanya kereta api ekspress tidak berhenti, hanya ada dua atau tiga rel kereta api.

Gambar 2.5. Stasiun Kecil

Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

2. Stasiun sedang, disinggahi kereta api ekspress, terdapat gudang barang dan melayani penumpang jarak jauh.

Gambar 2.6. Stasiun Sedang

Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

3. Stasiun besar, melayani pemberangkatan dan pemberhentian kereta yang banyak dari berbagai jenis perjalanan, fasilitasnya lengkap dengan sistem pengaturan yang sangat kompleks.

Gambar 2.7. Stasiun Besar

Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. e. Menurut posisi

1. Ground level station, bangunan stasiun yang letaknya sejajar dengan platform/peron diatas tanah.


(30)

Gambar 2.8. Ground level station

Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

2. Over track station, letak bangunan stasiunnya diatas platform/peron.

Gambar 2.9. Over track station

Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

3. Under track station, letak bangunan stasiunnya di bawah peron.

Gambar 2.10. Under track station

Sumber: Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

Sedangkan menurut PT. Kereta api, stasiun digolongkan/diklarifikasian dalam beberapa kelas yang diputuskan oleh PT. Kereta Api Indonesia dengan


(31)

mempertimbangkan nilai bobot stasiun. Penilaian bobot stasiun menggunakan rumus Point Method yang terdiri dari 10 faktor penilaian/klasifikasi, yaitu:

1. Jumlah personel,

2. Jumlah kereta api yang dilayani, 3. Jumlah kereta api yang berhenti, 4. Jumlah kereta api yang dilangsir, 5. Daerah tingkat kedudukan stasiun, 6. UPT lain disekitarnya,

7. Potensi angkutan, 8. Volume penumpang, 9. Volume barang, 10. Pendapatan stasiun.

Dengan menggunakan kriteria-kriteria di atas, stasiun kereta api dikelompokkan menjadi empat kelas stasiun, yaitu:

1. Stasiun kelas besar 2. Stasiun kelas 1 3. Stasiun kelas 2 4. Stasiun kelas 3

Perubahan kelas suatu stasiun diputuskan oleh Dirut PT. Kereta Api (Persero) dengan memperhatikan penilaian di atas dan juga memperhatikan usulan-usulan yang disampaikan oleh pengelola stasiun serta wilayah dimana stasiun itu berada.

Fasilitas stasiun kereta api umumnya terdiri atas:  Pelataran parkir stasiun;

 Tempat penjualan tiket dan loket informasi;  Peron atau ruang tunggu;

 Ruang Kepala Stasiun dan Wakil Kepala Stasiun;

 Ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf, dan lain sebagainya;

 Ruang administrasi;


(32)

 Balai Pengobatan;  Ruang Istirahat Masinis;  Toilet dan Musholla.

Sistem organisasi di Stasiun Kereta Api Belawan terbagi menjadi beberapa unit/bidang. Berikut merupakan rinciannya :

a. Unit Operasional

Unit ini merupakan unit yang bertanggung jawab terhadap kegiatan operasioanl yang terjadi Stasiun Kereta Api Belawan. Sistem organisasinya adalah :

 Kepala Stasiun (KS) bertugas mengatur kelancaran operasional kereta api dan segala yang terjadi di stasiun.

 Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA) bertugas mengatur sinyal, keluar-masuk kereta api, keberangkatan kereta api, dan langsiran di pelabuhan ujung baru.

 Pengawas Peron (PAP) bertugas untuk urusan administrasi kereta api barang, pengecekan surat-surat, pembayaran, dan membantu proses langsiran kereta api.


(33)

b. Unit Sarana

Unit ini bertugas untuk segala urusan yang menyangkut tangki dan lokomotif kereta api barang. Memastikan semua dalam kondisi baik.

Diagram 2.2. Sistem Organisasi Unit Sarana Stasiun Belawan

c. Unit Jalan dan Jembatan (JJ)

Unit ini bertugas untuk segala urusan yang menyangkut jalan rel. Segala kerusakan ditangani oleh unit ini dan pengecekan keadaan rel.

d. Unit Administrasi

Unit ini bertugas dalam urusan keuangan dan laporan-laporan di stasiun.

e. Unit Sinyal dan Telekomunikasi (Sintelis)

Unit ini bertugas untuk segala urusan yang menyangkut tentang persinyalan dan listrik.


(34)

f. Unit Keamanan

Pengamanan di Stasiun dipegang oleh Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska), bekerja sama dengan kepolisian dan TNI.

g. Unit Balai Pengobatan

Sebagai sarana untuk pengobatan pekerja maupun pengunjung yang menggunakan fasilitas.

II.2.3. Terminal Angkutan Umum

Beberapa pengertian mengenai stasiun adalah:

a. Terminal merupakan suatu sarana untuk kepentingan angkutan jalan raya, guna pengatur kedatangan, pemberangkatan, dan berpangkalnya kendaraan bermotor umum serta memuat dan menurunkan orang atau barang11.

b. Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan12.

Jadi terminal adalah merupakan komponen transportasi sebagai tempat pemberhentian bus dan angkutan umum dimana terjadi aktifitas masuk dan keluarnya penumpang atau barang menuju tujuannya.

1. Fungsi Terminal

Adapun secara terperinci fungsi terminal bus adalah sebagai berikut:

 Sebagai wadah untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang ke dan dari kendaraan angkutan umum.

11

SK bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri, No.K169/1/phb 76/No.82, Tahun 1979. 12 UURI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1 no. 13


(35)

 Sebagai tempat mempertemukan berbagai jenis sarana angkutan di jalan raya untuk mempermudah perpindahan atau pergantian dari satu jenis moda ke moda lain.

 Sebagai tempat untuk menampung penumpang dan atau barang dari waktu tiba sampai saat pemberangkatan.

 Sebagai tempat istirahat dan pergantian awak kendaraan yang menurut ukuran waktu dan jarak diharuskan berganti dalam rangka memelihara kesegaran jasmani demi keamanan dan kesekamatan keamanan dan keselamatan dijalan raya.

 Sebagai tempat pengumpulan data dan monitoring dalam rangka perencanaan jalan raya, sebagai tempat pemeriksaan insedental terhadap kendaraan yang diragukan kondisi teknisnya.

2. Klasifikasi Terminal

Terminal dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe, beikut adalah penjabarannya13: a. Terminal Tipe A

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi, dan/atau agkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota, dan angkutan pedesaan.

b. Terminal Tipe B

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota, dan/atau angkutan pedesaan.

c. Terminal Tipe C

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.


(36)

Beberapa klasifikasi lain menurut tujuan pelayanan adalah : a. Terminal Sub Kota, klasifikasinya:

 Terminal yang terletak disekeliling atau pinggiran kota.  Dirancang untuk menghindari kemacetan.

 Berlokasi berdekatan dengan jaringan jalan.

 Melayani angkutan ulang alik, menampung kegiatan angkutan dari daerah sub kota ke pusat kota.

b. Terminal Kota, klasifikasinya:

 Berlokasi dalam pusat keramaian kota, karena fungsinya sebagai pusat pengumpulan dan simpul distribusi penumpang dari dan kebagian-bagian wilayah kota.

 Dapat berlokasi pada sekeliling pusat kota, sebagai penghubung dengan lalu lintas transit cepat.

 Dicirikan oleh struktur rute bus kota yang berjenis-jenis, pengoperasian angkutan pulang-pergi.

 Aksesbilitas angkuan adalah yang terpenting. c. Terminal Airport, klasifikasinya:

 Untuk melayani transportasi penumpang pesawat udara dari pusat kota ke airport dan sebaliknya.

 Mempunyai akses dengan sistem transit lokal, taksi, dan angkutan ota lainnya.

 Berorientasi pada keberangkatan/kedatangan pesawat udara airport, informasi jadwal penerbangan.

 Penjualan tiket dan check-in.  Biasanya berlokasi di pusat kota. d. Terminal Antar Kota, klasifikasinya:

 Untuk menampung kegiatan angkutan antar kota jarak jauh dan dekat.  Berakses langsung dengan transit lokal, taksi, dan mobil.

 Mengurusi lebih banyak jumlah pergerakan angkutan.

 Terdapat fasilitas perbaikan kerusakan angkutan karena perjalanan jarak jauh.


(37)

 Memiliki banyak ruang yang disewakan sebagai pemasukan/pendapatan terminal.

 Biasanya berlokasi di pinggiran kota.

Terminal juga dapat dikelompokkan menurut: a. Scope pelayanan

 Terminal besar

Berfungsi melayani angkutan umum baik antar/dalam kota dengan trayek-trayek jauh dan dekat, biasanya disediakan fasilitas pelengkap seperti bensin, bengkel, tempat istirahat kendaraan, tempat cuci, dan lain-lain.

 Terminal kecil

Berfungsi melayani angkutan dalam kota saja. b. Terminal pelayanan

 Terminal pusat

Merupakan terminal gabungan dari segala jenis angkutan jalan raya dan angkutan rel.

 Terminal cabang

Merupakan terminal yang hanya menaikkan dan menurunkan penumpang dengan cepat dan biasanya terletak di pinggiran kota. c. Sifat lalulintas yang dilaluinya

 Terminal transit

Merupakan terminal yang terdapat diantara dua terminal akhir dan mempunyai jarak yang cukup jauh antara satu dengan lainnya.

 Terminal akhir

Merupakan terminal yang mempunyai trayek-trayek jauh dan pada umumnya terdaat di kota-kota besar.


(38)

d. Pelayanan dan jenis angkutan  Terminal penumang

Sebagai tempat pergantian moda angkutan penumpang serta barang bawaan atau tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.  Terminal barang

Memberikan fasilitas untuk pergantian moda angkutan barang atau tempat memuat dan membongkar barang.

3. Sistem Pemuatan Dalam Terminal

a. Pemuatan paralel

 Membutuhkan banyak ruang.

 Bila akan berangkat harus menunggu yang berada di depannya berangkat.

 Dibutuhkan ruang sirkulasi tersendiri untuk menghubungkan.  Cocok untuk angkutan dengan frekuensi yang tinggi.

b. Pemuatan tegak lurus

 Manuver angkutan mudah.

 Penumpang dapat langsung menuju koridor penghubung.

 Penumpang dapat langsung melihat angkutan yang dituju dari koridor. c. Pemuatan gergaji lurus

 Manuver angkutan mudah.

 Penumpang dapat langsung menuju koridor penghubung.  Penumpang melihat angkutan yang dituju dari koridor. d. Pemuatan gergaji melingkar

 Lebih efisien, angkutan bergerak sepanjang bola melingkar.

 Ruang yang dibutuhkan sedikit pada muka, ruang belakang mempermudah pergerakan.

 Penumpang dapat langsung kekoridor dan melihat angkutan yang dituju.


(39)

4. Sistem Peron

a. Sistem peron keliling

 Sirkulasi manusia dan kendaraan sudah terpisah dan gerak angkutan terbatas di tengah.

 Pada jam sibuk mudah terjadi kekacauan sirkulasi angkutan.  Pengembangan parkir angkutan sulit dilakukan.

b. Sistem peron tengah

 Sirkulasi manusia dan kendaraan terpisah.  Jarak pencapaian lebih pendek.

 Angkutan dapat bergerak leluasa di sekitar peron.  Pengembangan areal terminal kearah dalam. c. Sistem peron paralel

 Membutuhkan ruang tersendiri untuk sirkulasi antar peron (di atas/di bawah emplasment).

 Pencapaian ke peron lebih pendek.  Gerakan angkutan terbatas pada jalurnya.  Pengembangan lebih sulit dilakukan.

 Banyak terjadi perpotongan sirkulasi antara penumpang dengan angkutan.

5. Fasilitas Termial

Fasilitas terminal dapat dikelompokkan atas fasilitas utaama dan fasilitas pendukung, semakin besar suatu terminal semakin banyak fasilitas yang bisa disediakan.

a. Fasilitas utamaa

 Jalur pemberangkatan kendaraan umum.  Jalur kedatangan kendaraan umum.

 Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum.


(40)

 Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar.  Menara pengawas.

 Loket penjualan karcis.

 Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan.

 Pelataran arkir kendaraan pengantar dan/atau taksi. b. Fasilitas penunjang

 Kamar kecil/toilet.  Musholla.

 Kios/kantin

 Ruang engobatan.

 Ruang informasi dan pengaduan.  Wartel

 Tempat penitipan barang.  Taman.


(41)

II.3. Lokasi Proyek

Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Belawan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Medan Marelan dan Medan Labuhan di selatan, dan Selat Malaka di utara.

Gambar 2.11. Lokasi Proyek

1. Judul Proyek : Pusat Transportasi Belawan 2. Tema Proyek : Arsitektur HighTech

3. Lokasi Proyek : Jln. Sumatera, Belawan 4. Batas Site

 Utara : Daerah Pelabuhan

 Selatan : Gedung Polisi Perairan dan Rumah penduduk  Timur : Rumah penduduk

 Barat : Sungai Belawan 5. Luas Site : ± 2.9 hektar 6. Status Proyek : Fiktif


(42)

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota (RTRK) Medan, kecamatan Medan Belawan merupakan daerah yang diperuntukan sebagai pusat kegiatan jasa dan perdagangan regional, pusat pelayanan transportasi, pusat kegiatan sosial-budaya, pusat kegiatan industri, dan pusat kegiatan perikanan.

Tabel 2.1. Rencana Pusat Pelayanan Kota Medan 2030

NO PUSAT

PELAYANAN

FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

A Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis;  Pusat kegiatan jasa dan

kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;

 Pusat pelayanan ekonomi

 Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;

 Provinsi Sumatera Utara  Internasional

B Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional

 Pusat pelayanan transportasi;  Pusat kegiatan sosial-budaya  Pusat kegiatan industri

 Kota Medan Bagian Utara;

 Provinsi Sumatera Utara  Regional

1 Subpusat pelayanan kota Medan Belawan

 pusat pelayanan transportasi laut,

 pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor,

 pusat kegiatan industri, dan

 pusat kegiatan perikanan

 Kec. Medan Belawan

2 Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan

 Pusat pelayanan transportasi  Pusat pelayanan kesehatan

 Kec. Medan Labuhan

3 Subpusat

Pelayanan kota Medan Maimun

 Pusat kegiatan Jasa dan perdagangan

 Pusat pemerintahan  Pusat perekonomian  Pusat pendidikan  Pusat kesehatan

 Kec. Medan Maimun

4 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan

 Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk);  Pusat kegiatan rekreasi dan

wisata

 Kec, Medan Marelan;  Kabupaten Deli Serdang


(43)

5 Subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan

 Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis  Pusat pelayanan olahraga

 Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan

Tembung

6 Subpusat pelayanan kota Medan Area

 Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan transportasi

 Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas

7 Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia

 Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan transportasi

wilayah bagian Barat

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal

8 Subpusat pelayanan kota Medan Selayang

 Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis  Pusat Pendidikan

 Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor

9 Subpusat pelayanan

kotaMedan Timur

 Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis

 Pusat pelayanan transportasi (TOD);

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat


(44)

Gambar 2.12. Peta Kota Medan

Belawan berperan sebagai pusat industri Kota Medan. Untuk mendukung itu, pemerintah kota berencana untuk menggiatkan pengembangan kota ke arah utara (Belawan) dengan merencanakan pembangunan Belawan sebagai Harbour City yang moderen dan pusat industri Medan. Hal ini dikarenakan posisi Belawan yang strategis, yang berada di pinggiran jalur Selat Malaka, yang merupakan jalur kapal-kapal industri.


(45)

II.4. Studi Banding Fungsi Sejenis

Berikut beberapa studi banding bangunan dengan fungsi sejenis. Proyek-proyek sejenis ini dapat diambil sebagai bahan pembelajaran, baik dari segi tipologi maupun penerapan konsep-konsep arsitekturnya.

1. Yokohama International Passenger Terminal, Yokohama, Jepang

Yokohama International Passenger Terminal terletak di sebelah ujung Barat Laut dari Tokyo Bay. Dahulu, terminal ini bernama Osanbashi Pier, kemudian pada tahun 1994 diselenggarakan satu kompetisi internasional untuk mendesain ulang terminal ini. Akhirnya kompetisi dimenangkan oleh tim arsitek muda dari London, yaitu Foreign Offoce Architects.

Pembangunan terminal ini mendapat cukup banyak hambatan seiring dengan krisis ekonomi yang melanda dunia pada akhir tahun 1990-an, namun terpilihnya Jepang bersama Korea untuk menyelenggarakan pentas Piala Dunia 2001 yang babak finalnya diselenggarakan di Kota Yokohama memotivasi pemerintah Jepang untuk mempercepat penyelesaian pembangunan terminal ini.

Akhirnya pada tahun 2002 terminal ini selesai dibangun dan hingga saat ini Yokohama International Passenger Terminal dikenal sebagai pintu gerbang Jepang melalui jalur laut. Posisi terminal terletak pada dermaga yang menjorok ke laut, dermaga seperti ini biasanya diterapkan pada dermaga yang kedalaman kolamnya dangkal.


(46)

Gambar 2.14. Yokohama International Terminal

Gambar 2.15. Tampak Atas Terminal Gambar 2.16. Tampak Atas Terminal Ruang luar terminal yang menyediakan akses yang sangat bebas kepada pejalan kaki, juga tersedia akses langsung ke atap terminal yang berfungsi sebagai Roof Plaza dan Dek Pengantar.


(47)

Langit-langit interior Lobby Utama Terminal menerapkan konsep kertas origami yang merupakan seni kerajinan tangan yang berasal dari Jepang. Koridor yang merupakan jalur sirkulasi pejalan kaki dari ruang luar ke dalam terminal dan sebaliknya di buat senada dengan jalur pejalan kaki ruang luar terminal.

Gambar 2.18. Langit-langit Pelabuhan Gambar 2.19. Jalur Pejalan Kaki Kesimpulan:

Penggabungan unsur air dan tanah menghasilkan desain pelabuhan yang unik. Pada dasarnya pelabuhan terletak di pinggir laut namun didesain menyerupai daratan. Penggunaan warna kayu juga menciptakan suasana darat. Adanya aksen origami pada langit-langit menambah keunikan dari pelabuhan ini.

2. Spandau Railway Station, Berlin, Jerman

Stasiun Kereta Api Spandau di Berlin, Jerman, adalah salah satu stasiun kereta api yang paling modern. Berlin berjarak ± 236 km dari tengah Kota Rostock. Stasiun kereta ini bermaterialkan baja dan kaca, garis-garis yang jelas dan memiliki sentuhan bangunan berteknologi tinggi (HighTech).

Stasiun baru, dengan lapangannya 440-meter panjang (1.440 ft) meliputi tiga platform, didirikan pada tahun 1998 di lokasi stasiun Spandau-Barat S-Bahn lama yang dibuka pada tahun 1910. Stasiun Kereta Api Spandau menggantikan


(48)

Spandau railway station yang bersejarah yang terletak di sebelah timur dari sungai Havel, yang sekarang disebut Stresow dan hanya dilayani oleh S-Bahn kereta metro.

Gambar 2.20. Spandu Railway Station Kesimpulan:

Penggabungan bentuk lengkung dan kotak dengan struktur rangka baja membuat bangunan lebih kokoh. Material kaca sebagai pelindung bangunan sehingga pencahayaannya alami dan lebih maksimal.


(49)

3. Terminal AKAP Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau

Terminal AKAP Payung Sekaki atau Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (disingkat TBRPS) adalah terminal besar yang terletak di Pekanbaru, Riau. Terminal ini dubangun untuk menggantikan Terminal Mayang Terurai yang terletak di Jalan Nangka (Tuanku Tambusai) tepat di pusat kota. Terminal Bandar Raya Payung Sekaki melayani trayek dari Riau menuju Sumatera Utara, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Pulau Jawa, dan daerah lain di Pulau Sumatera.

Gambar 2.21. Atap Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) Pekanbaru memiliki bentuk yang khas arsitektur dan ornamen melayu cukup khas di bangunan ini. Terminal cukup bersih dan nyaman serta dilengkapi fasilitas pendukung lainnya, toilet, mushala, kios dan kantin, ruang informasi dan pengaduan, warung telepon, tempat penitipan barang, serta kantor organisasi angkutan darat dan juga penginapan.


(50)

Gambar 2.22. Interior Dalam Terminal

Sistem pencatatan kendaraan yang masuk dan keluar di Terminal ini menggunakan sistem komputerisasi. Disediakan penginapan bagi penumpang yang kemalaman. Kapasitasnya sekitar 50 orang, terdiri atas kamar VIP dan kelas ekonomi.

Gambar 2.23. Area Terminal Kesimpulan:

Penggabungan unsur melayu yang merupakan budaya/ ciri khas Riau dengan sistem komputerisasi dalam pencatatan kendaraan membuat terminal ini terkesan megah. Pemilihan warna merah dan kuning (ciri khas melayu) membuat terminal terkesan unik sekaligus mahal.


(51)

BAB III

ELABORASI TEMA

III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema

Perencanaan dan perancangan bangunan dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada dalam upaya mewujudkan wadah kegiatan transportasi memerlukan suatu pendekatan arsitektural yang baik dan tepat.

Salah satu prinsip teori dan bentuk bangunan yang mendukung penerapan arsitektur high-tech, menurut Coin Davis, bangunan high-tech umumnya memiliki pelapis yang tipis dan lebar atau besar untuk menunjukkan kepada dunia luar aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Pada umumnya penampilan bangunan secara keseluruhan adalah ringan, biasanya dengan sebuah kombinasi kurva yang dramatis dan garis-garis lurus.

Prinsip ini menjadi bahan pemikiran dalam menciptakan dan mengembangkan penampilan bentuk bangunan. Bagaimana keinginan menampilkan suatu bangunan yang dapat mewakili fungsinya.dimana nantinya diharapkan mempunyai suasana tersendiri bagi pengguna terutama pengunjung dan dapat memberikan suatu kesan yang berhubungan dengan karakter teknologi.

III.2. Pengertian Tema

Arsitektur HighTech berasal dari kata arsitektur dan hightech, yang memiliki pengertian sebagai berikut:

Arsitektur

 Lingkungan Binaan

Suatu ruangan yang diwujudkan, dibina, dan ditata menurut norma, kaidah, dan aturan tertentu yang berkembang menurut waktu dan tempatnya.


(52)

 Ilmu dalam merancang bangunan

Suatu yang sengaja dirancang guna memenuhi kebutuhan para pemakai sebagai suatu pemecahan dari masalah yang ada dan harus memenuhi persyaratan fungsional.

 Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan

Perwujudan fisik sebagai wadah kegiatan manusia yang kemudian diwujudkan dalam bentuk yang menarik, baik secara visual maupun sirkulasi yang teratur dan nyaman.  Suatu hal yang membahas tentang fungsi, struktur, dan estetika

Pengolahan unsur-unsur bentuk dan ruang yang merupakan sarana pemecahan masalah sebagai tanggapan atas kondisi-kondisi dari fungsi, tujuan, dan ruang lingkupnya.

Jadi Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab.

Menurut Le Corbusier, Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisen. Massa-massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, piramid, yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas.

Sedangkan menurut Louis I Khan, Arsitektur adalah pemikiran-pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang.

HighTech

Istilah Arsitektur HighTech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang

digunakan para arsitek untuk menyatakan “teknologi alternatif”, sejalan dengan waktu,

istilah tersebut semakin umum digunakan. Namun arsitek-arsitek HighTech mempunyai makna yang berbeda dari industri HighTech. Dalam industri HighTech bermakna alat elektronik, komputer, silicon chip, robot, dan sejenisnya. Sedangkan dalam arsitektur bermakna sebagai lagam bangunan.

High dalam bahasa Indonesia berarti tinggi. Tinggi disini maksudnya adalah sesuatu yang mengacu pada modernisasi dan hal yang baru.


(53)

Tech merupakan kata lain dari technology. Dalam bahasa Indonesia berubah dan diserap menjadi teknologi yang artinya adalah suatu metode yang dipakai dalam suatu pemecahan dalam perancangan. Masalah perancangan dapat berupa masalah struktur, serta pemakaian bahan material yang mendukung.

Dari penjabaran diatas, maka diperoleh pengertian bahwa Arsitektur HighTech adalah gaya perancangan suatu bangunan atau ligkungan binaan dengan beberapa standar tertentu yang kemudian ditata dan diatur agar pemecahan masalah yang ada berhasil dicapai dengan pemakaian suatu metode yang tidak biasa, baik itu dari sistem struktur, serta pemakaian bahan bangunan yang fungsional dan estetis.

Bangunan HighTech lebih menyimbolkan dan mempresentasikan teknologi dari pada sekedar menggunakan teknologi yang sefisien mungkin. Untuk memberi efek imajinasi pada bangunannya, struktur bangunan harus jujur dan mempunyai pembenaran yang fungsional. Struktur dan utilitas yang diekspose merupakan karakter yang menonjol dari Arsitektur HighTech.

Menurut Charles Jenks dalam tulisannya “The Battle of High-tech; Great Buildings with Great Faults”, terdapat beberapa hal dasar mengenai HighTech yang didalamnya terdapat enam hal penting:

Inside-out, area servis dan struktur dari suatu bangunan selalu lebih ditonjolkan pada eksteriornya baik sebagai ornamen ataupun sebagai sculpture.

Celebration of process, dengan penekanan ada pemahaman konstruksinya

“bagaimana, mengapa, dan apa” dari suatu bangunan, diantaranya hubungan dari struktur, paku, flanges, dan pipa-pipa saluran, sehingga timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang ilmuwan.

 Transparan, pelapis, dan pergerakan, ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditampilkan secara dramatis. Kegunaan yang lebih luas dari kata yang transparan dan tembus cahaya, pelapis dari pipa-pipa saluran, tangga, dan struktur, serta penekanan pada eskalator lift sebagai suatu unsur yang bergerak merupakan karakteristik dari bangunan HighTech

 Pewarnaan cerah yang merata.

A lightweight filigree of tensile members, baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari HighTech Building. Sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat


(54)

membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.

Optimistic confidence in a scientific culture, bangunan HighTech adalah janji masa depan dari dunia depan yang menanti untuk ditemukan. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja, perlakuan pada material, warna-warna dan pendapatan, dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi.

III.3. Interpetasi Tema

Eksponen HighTech seperti pionir-pionir modernisme. Arsitektur HighTech melihat arsitektur sebagai sebuah cabang teknologi industri. Berharap bangunan menjadi penentu terhadap penampilan dengan kriteria yang sama seperti alat-alat kehidupan sehari-hari, fungsional, dan efisien, tidak bersifat artistik atau simbolik. Berikut merupakan beberapa ciri Arsitektur HighTech:

 Penggunaan material kaca dan metal

 Harus merupakan kejujuran ekspresi bangunan

 Mengandung ide-ide yang didapat dari produksi industri

 Mengunakan industri, kecuali industri bangunan sebagai sumber teknologi dan informasi.

III.4. Keterkaitan Tema dengan Judul

Tema yang diangkat pada proyek ini adalah Arsitektur HighTech, karena perencanaan dan perancangan bangunan dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada dalam upaya mewujudkan wadah kegiatan transportasi memerlukan suatu pendekatan arsitektural yang baik dan tepat.

Menurut Colin Davis, salah satu prinsip teori dan bentuk bangunan HighTech umumnya memiliki pelapis yang tipis dan lebar atau besar untuk menunjukkan kepada dunia luar aktivitas yang berlangsung didalamnya. Pada umumnya penampilan bangunan secara keseluruhan adalah ringan, biasanya dengan sebuah kombinasi kurva yang dramatis dan garis-garis lurus.


(55)

Prinsip ini nantinya menjadi bahan pemikiran dalam menciptakan dan mengembangkan penampilan bentuk bangunan. Bagaimana keinginan menampilkan suatu bangunan yang dapat mewakili fungsi stasiun. Dimana nantinya diharapkan mempunyai suasana tersendiri bagi pengguna terutama pengunjung dan dapat memberikan suatu kesan yang berhubungan dengan karakter teknologi.

III.5. Studi Banding Tema Sejenis

1. Faculty of Law, University of Cambridge

Gambar 3.1. Tampak Gedung Fakultas Hukum

Berlokasi di Sidqwick Avenue Camous tepat disebelah James Stirling’s,

1967, perpustakaan fakultas sejarah. Bangunan rancangan Norman Foster ini merupakan paduan rancangan modern yang mahir dan menghargai lingkungan yang ada. Bangunan terdiri dari perpustakaan hukum, lima auditorium, ruang seminar, kantor administrasi. Bangunan berbentuk lekukan kaca, dirancang meminimalkan penggunaan energi listrik dengan hanya pada bagian bawah ruangan kuliag yang diberi AC. Perhitungan yang hati-hati terhadap sudut matahari sehingga pada musim panas pun keadaan ruangan tetap nyaman.


(56)

Gambar 3.2. Potongan Bangunan

Bengunan menyerupai potongan suatu bentuk dengan pintu masuk dan ruang resepsionis pada sisi yang terpotong tersebut. Timbunan buku yang menumpuk dipadukan dengan ruang yang fleksibel dan area-area belajar yang memasukkan cahaya alami.


(57)

Gambar 3.4. Fasad Bangunan Gambar 3.5. Tangga Bangunan

Atap dilapisi oleh lapisan bening menutupi bangunan yang melengung ke bawah hingga lantai dasar di sisi taman, memberikan view yang mengagumkan dari padang rumput dan pepohonan alami.

Penganalisaan dari struktur bangunan, rangka pipa dapat menjadi netting untuk penglihatan ke arah view utama. Desain bangunan menjadi landmark kawasan kampus karena merupakan desain yang paling unik. Perancangan tapak sangat menguntungkan untuk mendapat view yang paling baik.

Konstruksi bangunan berupa rangka pipa besi berpilin merupakan struktur utama dinding dan atap, desain kolom penyangga kantilever dibuat miring sesuai dengan kantilever yang berundak-undak. Interior memperlihatkan jalinan rangka pipa besi pada dinding , deretan tempat duduk untuk ruang bersosialisasi diletakkan pada dasar bangunan.

Kesimpulan:

High Tech pada bangunan ditunjukkan pada penggunaan material dan elemen penyusunnya. Material kaca dengan perhitungan yang hati-hati terhadap sudut matahari. Struktur utama neggunakan rangka pipa dan diekspose.


(58)

2. The Reichstag (Gedung Parlemen), Jerman.

The Reichstag berfungsi sebagai Gedung Parlemen di Jerman. Gedung ini pada awalnya dibangun dengan biaya yang berasal dari Kerajaan Jerman pada tahun 1872, namun dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan dimensi Gedung Parlemen yang lebih besar di Berlin maka dilakukan renovasi. Arsitek yang mengerjakan proyek ini adalah Norman Foster. Ia mendesain The Reichstag yang baru dengan tampilan arsitektur high-tech.

Gambar 3.6. Tampak Bangunan Gambar 3.7. Ruang Luar Bangunan

Selain sebagai Gedung Parlemen, kini The Reichstag juga merupakan ujung dari sirkulasi ramp yang membentuk spiral tersebut, para pengunjung bisa menimati keindahan pemandangan kota Berlin.

Gambar 3.8. Interior Gedung Parlemen Gambar 3.9. Interior Gedung Parlemen


(59)

Gambar 3.10. Langit-langit Gedung Gambar 3.11. Interior Gedung

Kesimpulan:

High Tech pada bangunan ditunjukkan pada penggunaan material dan elemen penyusunnya. Penggunaan material kaca dan baja menambah kesan transparan pada bangunan. Penggabungan bentuk bulat, spiral, dan material yang kaku seperti kaca dan baja menghasilkan efek yang megah dan unik.

3. Lycee Albert Campus

Berdiri di daerah pebukitan dan menghadap ke arah laut, dengan kapasitas bangunan dapat menampung 90 pelajar. Foster menekankan penggunaan dari beberapa inspirasi lokal untuk bangunan ini, seperti pada areal masuk

“menyerupai lingkungan desa Mediterania”, dan sebuah “rongga yang terbentuk

dari lapisan atap dan vult yang menggunakan teknik ventilasi udara seperti yang

digunakan pada arsitektur tradisional arab”.cerobong hawa bangunan ini memneri efek disalurkannya hawa panas ke atas melalui aluran yang dapat dioperasikan.


(60)

Gambar 3.12. Tampak Bangunan

Gambar 3.13. Lorong Dalam Gedung

Salah satu elemen yang sangat mencolok dari bangunan seluas 12.420 m2 ini adalah tritisan besar yang membentang pada sisi selatannya. Desain yang diajukan pada bangunan ini adalah penanganan terhadap pendinginan hawa secara alami yang merupakan antisipasi dari penggunaan AC. Bangunan ini dibangun dengan dana 2,8 juta Franc dan dalam jangka waktu satu tahun. Ini membuktikan kemampuan Foster dalam mengatasi masalah jadwal yang ketat dengan biaya yang efektif.


(61)

Gambar 3.14. Potongan Bangunan

Desain tritisan ini menggunakan teknologi tinggi, akan tetapi tritisan tidak akan berfungsi apabila hujan karena lubang-lubang kecil pada tritisan. Penyelesaian tritisan dengan bentang lebar tanpa kolom yang lainnya dijepit pada pangkalnya saja mampu menghasilkan ruang yang luas dibawahnya sebagai ruang untuk bersosialisasi.

Tampak interior pada potongan di sirkulasi, ruang kelas, menampilkan tangkapan angin dan sinar matahari yang bergantung di sebelah kanan dan diagram alur gerak udara alami melalui struktur. Pemilihan bahan untuk tritisan yang berfungsi sebagai tangkap angin maupun penahan sengatan matahari mampu memperlihatkan kesan teknologi tinggi karena eksos pengerjaan struktur dan detail-detailnya.

Kesimpulan:

Konsep desain pada bangunan sangat memperhatikan lingkungan sekitarnya. Arsitek menggabungkan beberapa style arsitektur dengan konsep arsitektur high-tech.


(62)

4. Garden by The Bay, Singapore

Gambar 3.15. Tampak Bangunan

Gambar 3.16. 3D Bangunan

Gardens by the Bay adalah sebuah taman mencakup 250 hektar lahan reklamasi di pusat Singapura, berdekatan dengan Waduk Marina. Taman ini terdiri dari tiga tepi kebun: Bay South Garden, Bay East Garden dan Bay Central Garden.

Gardens by the Bay merupakan bagian integral dari strategi oleh pemerintah Singapura untuk mengubah Singapura dari "Garden City" ke "kota di


(63)

surga". Menyatakan tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dengan meningkatkan penghijauan dan fauna di kota. Dimaksud untuk menjadi ruang rekreasi luar ruangan utama di Singapura, dan ikon nasional.

Bay Central Garden bertindak sebagai penghubung antara South Bay dan East Bay Gardens. Berdiri pada 37 hektar dengan 3-kilometer waterfront promenade yang memungkinkan untuk jalan-jalan, membentang dari pusat kota ke timur Singapura. Bay Central Garden masih dalam proses perkembangan.

Gambar 3.17. East Bay Garden

East Bay Garden berukuran 79 hektar dan memiliki 2 kilometer promenade depan yang menyulam Waduk Marina. Sebuah taman sementara dikembangkan di Bay East Garden dalam mendukung Youth Olimpiade Musim Panas 2010. Tahap pertama dari taman ini dibuka untuk umum pada bulan Oktober 2011, yang memungkinkan akses alternatif ke Marina Barrage.

Dirancang sebagai kebun tropis berbentuk daun besar, masing-masing dengan spesifik lansekap desain, karakter dan tema. Lima lubang air sejajar dengan arah angin memaksimalkan dan memperluas garis pantai sementara memungkinkan angin dan air untuk menembus situs untuk membuat sejuk daerah


(64)

di sekitar mereka. Bay East Garden menyediakan pandangan yang terhalang cakrawala kota. Perkembangan Mendatang Bay East Garden akan didasarkan pada tema air.

Gambar 3.18. Bagian Dalam South Bay Garden

Gambar 3.19. Taman Luar Lokasi Supertrees

South Bay Garden adalah yang terbesar dari tiga kebun di 130 hektar dan bertujuan untuk menampilkan yang terbaik dari hortikultura tropis dan kesenian taman.

Keseluruhan konsep master plan yang menarik terinspirasi dari anggrek yang merupakan ikon dari daerah tropis dan Singapura, bunga nasional negara,


(65)

itu, Vanda "Miss Joaquim '. Anggrek berakar di tepi laut (konservatori), sedangkan daun (bentang alam), tunas (jalan, jalan dan linkways) dan akar sekunder (air, energi dan komunikasi garis) kemudian membentuk suatu jaringan terpadu dengan bunga (kebun theme dan supertrees) di persimpangan kunci.

Gambar 3.20. Proses Pembangunan


(66)

Gambar 3.22. Struktur Dalam Bangunan

Kesimpulan:

Konsep desain pada bangunan sangat memperhatikan lingkungan sekitarnya. Menggunakan ikon bunga anggrek sebagai konsep yang sekaligus merupakan bunga nasional Singapura. Sistem struktur yang digunakan menggunakan rangka ekspose yang menjadikan bagian dalam bangunan tidak memerlukan struktur yang banyak guna menciptakan kondisi taman yang lapang. Arsitek menggabungkan beberapa style arsitektur dengan konsep arsitektur high-tech.


(67)

BAB IV


(68)

BAB IV

ANALISIS PERANCANGAN

Dalam merancang, bangunan yang dirancang harus memperhatikan tapak, lingkungan, dan manusia. Dalam hal apak khususnya, analisis yang baik akan memberikan konsep dasar sebuah perancangan arsitektur.

IV.1. Analisa Fisik

IV.1.1. Lokasi


(69)

Lokasi site berada pada jalur jalan arteri kota yang dapat diakses dengan mudah baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

1. Lokasi Proyek : Jln. Sumatera, Kecamatan Medan Belawan, Medan, Sumatera Utara.

2. Batas Site

 Utara : Daerah Pelabuhan

 Selatan : Gedung Polisi Perairan dan Rumah penduduk  Timur : Rumah penduduk

 Barat : Sungai Belawan 3. Luas Site : ± 2.9 hektar

4. KDB : 60%

5. KLB : 1-3 lantai

Gambar 4.2. Siite

B

D

C

A


(70)

Tabel 4.1. Foto Daerah Sekitar Site.

A. Kawasan Pergudangan B. Kawasan Dermaga


(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

IV.2. Analisa Non-Fisik

IV.2.1. Skema Hubungan Kegiatan

A. Sirkulasi Umum


(78)

B. Sirkulasi Penumpang Keberangkatan Pelabuhan


(79)

C. Sirkulasi Penumpang Kedatangan Pelabuhan

Diagram 4.3. Sirkulasi Penumpang Kedatangan Pelabuhan

D. Sirkulasi Pengantar Pelabuhan


(80)

E. Sirkulasi Penjemput Pelabuhan

Diagram 4.5. Sirkulasi Penjemput Pelabuhan

F. Sirkulasi Keberangkatan Stasiun

Diagram 4.6. Sirkulasi Keberangkatan Stasiun


(81)

G. Sirkulasi Kedatangan Stasiun

Diagram 4.7. Sirkulasi Kedatangan Stasiun

H. Sirkulasi Keberangkatan Terminal


(82)

I. Sirkulasi Kedatangan Terminal

Diagram 4.9. Sirkulasi Kedatangan Terminal

IV.3. Analisa Kebutuhan Ruang

Berdasarkan deskripsi kegiatan yang terjadi dalam bangunan, kegiatan-kegiatan yang berlangsung di Pusat Transportasi Belawan dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok kegiatan, yaitu:

 Keberangkatan  Kedatangan  Pengantar  Penjemput

Berdasarkan fungsi ruang yang ada akan terjadi sejumlah kegiatan sesuai dengan fungsi ruangnya masing-masing. Kegiatan ini akan diakomodasi oleh ruang tertentu yang disebut Program Kegiatan dan kebutuhan ruang seperti dalam tabel berikut.


(83)

IV.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Berikut deskripsi pengguna beserta kegiatan yang terjadi di dalam Pusat Transportasi Belawan ditinjau dari masing-masing penggunanya:

Tabel 4.2. Tabel Pengguna dan Kegiatan

NO. PENGGUNA KEGIATAN

1 Pengelola  Bekerja

 Istirahat

 Menyimpan arsip  Rapat

 Keperluan administrasi  Mengawasi operasional

2 Karyawan  Bekerja

 Istirahat

 Mengatur lalu lintas

 Treatment peralatan teknis

3 Penumpang  Membeli tiket

 Menunggu

 Mengambil barang  Berbincang

4 Pengunjung  Membeli tiket

 Informasi

 Mengambil/mengirim barang

5. Pengantar  Mengantar penumpang

 Melihat keberangkatan

6. Penjemput  Menjemput penumpang


(84)

IV.3.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

IV.3.2.1. Pelabuhan Penumpang Belawan

A. DOMESTIK

Tabel 4.3. Tabel Jumlah Penumpang Dalam Negeri

TAHUN DATANG % BERANGKAT %

2004 76817 - 83763 -

2005 75586 -1.6 86025 2.70

2006 72123 -4.58 72757 -15.42

2007 64878 -10.04 67343 -7.44

2008 80309 23.78 75562 12.80

2009 67292 -16.21 60916 -14.64

2010 48524 -27.89 67433 10.69

2011 69681 43.60 80902 19.97

2012 65128 -6.53 81139 0.29

TOTAL 0.53 8.35

RATA-RATA

0.066 1.04

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa jumlah persentase penumpang keberangkatan lebih besar dari persentasi penumpang kedatangan yang cenderung menurun. Proyeksi kenaikan jumlah penumpang diambil dari nilai rata-rataer delapan tahun mulai dari tahun 2004 hingga tahun 2012. Maka proyeksi jumlah penumpang domestik baik kedatangan maupun keberangkatan jangka panjang 2022 berdasarkan rumusan deret geometri sebesar Pt = Po (1 + r)n ialah:


(85)

KEDATANGAN

Pt = Po (1 + r)n

P2022 = P2012 (1+ 0.00066)2022-2012 = 65128 (1.0066)

= 65558 orang/tahun

Jumlah penumpang = 65558 / 48 = 1365 orang/keberangkatan

KEBERANGKATAN

Pt = Po (1 + r)n

P2022 = P2012 (1+ 0.0104)2022-2012 = 81139 (1.109)

= 89983 orang/tahun

Jumlah penumpang = 89983 / 48 = 1875 orang/keberangkatan

Untuk kegiatan keberangkatan domestik, kapal yang datang dan berangkat merupakan kapal yang sama. kapal yang datang bermalam dua hari di Pelabuhan Belawan sebelum berangkat kembali.

B. INTERNASIONAL

Tabel 4.4. Tabel Jumlah Penumpang Internasional

NO URAIAN SATUAN 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 NAIK ORANG 29.298 26.216 12.501 5.630 - -

TURUN ORANG 31.894 26.265 14.543 5.576 - -

JUMLAH ORANG 61.192 52.481 27.044 11.206 - -

Berdasarkan data jumlah penumpang yang diterima dari PT. PELINDO I, diketahui bahwa Pelabuhan Belawan sudah tidak melayani rute internasional sejak tahun 2011 hingga saat ini. Terminal internasional hanya difungsikan jika ada kapal penumpang jenis kapal pariwisata yang berlabuh di Pelabuhan Belawan. Namun, direncanakan kedepannya rute internasional, Belawan-Malaysia, akan dibuka kembali. Jenis kapal penumpang yang digunakan adalah kapal Ferry yang


(86)

berkapasitas skitar 200 orang dan direncanakan akan beroperasi satu unit tiap harinya.

Tabel 4.5. Tabel Nama Kapal Ferry Internasional

No. Nama Kapal Ferry Kapasitas

1 Kapal Ferry MV Suka Express 138 penupang + 7 orang kru

2 Kapal Ferry Kenangan 3 192 penumpang + 7 orang kru

C. PERHITUNGAN KEBUTUHAN RUANG

Berikut merupakan perhitungan dari kebutuhan ruang tiap kegiatan pada bangunan pelabuhan penumpang:

1. Domestik

 Keberangkatan

 Lobby keberangkatan

Penumpang datang satu sampai dua jam sebelum keberangkatan Asumsi :

1. Menampung 10% dari kapasitas penumpang = 137 orang 2. Pengantar satu orang per penumpang = 137 orang Kebutuhan ruang = ( 137+137 ) 1m2 = 274

 Hall keberangkatan Asumsi :

Menampung 30% dari kapasitas penumpang = 410 orang Keburuhan ruang = 410 ( 1m2 ) = 410m2


(87)

 Ruang pemerisaan tiket dan bagasi

1 ruang pemeriksaan = 2m x 2,5 = 5m2 ( asumsi ) Kebutuhan :

1. Kelas VIP = 5 ruang = 25 m2

2. Kelas ekonomi = 8 ruang = 40 m2 65 m2

 Ruang tunggu penumpang Asumsi :

Menampung 20% dari kapasitas penumpang = 273 orang Kebutuhan per kelas :

 kelas VIP = 20% dari 273 = 55 orang x 1,5 m2 = 82,5 m2  kelas ekonomi = 80% dari 273 = 220 orang

duduk 60% = 132 orang x 1,5 m2 =198m2 berdiri 40% = 88 orang x 1 m2 = 88 m2

286 m2 TOTAL = 82,5 + 286= 368,5 m2

 Kedatangan

 Lobby kedatangan Asumsi :

1. Menampung 10% dari kapasitas penumpang = 188 orang 2. Penjemput 1 orang / penumpang = 188 0rang Kebutuhan ruang = ( 188 + 188 ) 1m2 = 376 m2


(88)

 Hall kedatangan Asumsi :

Menampung 30% dari kapasitas penumpang = 563 orang Kebutuhan ruang = 563 x 1m2 = 563 m2

 Ruang pemerisaan tiket dan bagasi

1 ruang pemeriksaan = 2m x 2,5 = 5m2 ( asumsi ) Kebutuhan :

1. Kelas VIP = 5 ruang = 25 m2

2. Kelas ekonomi = 8 ruang = 40 m2 65 m2

2. Internasional

 Keberangkatan

 Lobby keberangkatan

Penumpang dating satu sampai dua sebelum keberangkatan kapal Asumsi :

1. Menampung 20% dari kapasitas penumpang = 40 orang 2. Pengantar 1 org / penumpang = 40 orang Kebutuhan ruang = ( 40 + 40 ) 1 m2 = 80 m2


(89)

 Hall keberangkatan Asumsi :

Menampung 40% dari kapasitas penumpang = 80 orang Kebutuhan ruang : 80 x 1m2 = 80 m2

 Ruang pemerisaan tiket dan bagasi

1 ruang pemeriksaan = 2m x 2,5 = 5m2 ( asumsi ) Kebutuhan :

10 ruang = 5m2 x 10 = 50 m2

 Ruang imigrasi dan karantina

 Ruang imigrasi = 40 m2  Ruang karantina = 20 m2

 Ruang tunggu penumpang Asumsi :

Menampung 30% dari kapasitas penumpang = 60 orang Kebutuhan ruang = 60 x 1,5 m2 = 90 m2

 Kedatangan

 Lobby kedatangan Asumsi :


(1)

Anisa Ammar (090406030) 125 Universitas Sumatera Utara


(2)

Gambar 3 Dimensi


(3)

Anisa Ammar (090406030) 127

GAMBAR INTERIOR LOBBY


(4)

GAMBAR INTERIOR RUANG PEMERIKSAAN TIKET DAN BAGASI


(5)

Anisa Ammar (090406030) 129

Foto Maket


(6)