BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1. Elaborasi Judul WAHANA adalah suatu tempat ataupun sebuah kawasan. WISATA adalah kegiatan perjalanan yang dilakaukan oleh seseorang atau sekelompol - Wahana Wisata Biota Akuatik Belawan (Arsitektur High-Tech)

BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1. Elaborasi Judul WAHANA adalah suatu tempat ataupun sebuah kawasan. WISATA adalah kegiatan perjalanan yang dilakaukan oleh seseorang atau sekelompol

  orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam rangka waktu sementara (Undang- Undang No. 10 Tahun 2009, Bab I Pasal I butir I).

  Sedangkan menurut Achols & Shadily dalam Warpani (2007:7), WISATA adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok prang mengunjungi tempat tertentu secara sekarela dan bersifat sementara dengan tujuan berlibur atau tujuan lainnya bukan untuk mencari nafkah.

  DalamBIOTA adalah keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu. Pembatasan luas wilayah geografi atau cakupan waktu dapat bersifat lokal atau sesaat hingga keseluruhan planet atau rentang waktu yang panjang. Sebagai contoh penyebutan misalnyadi lepas pantai Teluk Jakarta setelah pembuatan rumpon buatan". Biota planet

  AKUATIK berarti terkait dengan; tinggal di dalam atau dekat air atau terjadi di air.

  Akuatik juga dapat merujuk kepada:

  • , baik vertebrata atau invertebrata yang hidup di air untuk sebagian atau seluruh hidupnya
  • kuatik, sistem lingkungan yang terletak di badan air
  • akuatik , juga disebut tanaman hydrophytic atau hydrophytes, tanaman yang telah beradaptasi untuk hidup di dalam atau di lingkungan perairan
  • Olahraga akuatik, nama lain unt BELAWAN ialah pelabuhan yang terletak di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

  Dan merupakan pelabuhan terpenting di pulau Sumatera. Pelabuhan ini juga merupakan pelabuhan dengan tingkat kelas utama yang bernaung di bawah PT. Pelabuhan Indonesia I

  

o o o

  dengan koordinat geografis 03 47’LU 98 42’BT (03 47’ 00” LU dan 98” 42” BT (Wikipedia).

2.2. Tinjauan Umum Mengenai Aquarium Elaborasi Judul 2.2.4. Pengertian Aquarium

  Aquarium berasal dari bahasa latin “aqua”, yang berarti air,dan “rium” yang artinya tempat atau bangunan. Jadi aquarium adalah sebuah tempat, yang umumnya dibuat dari gelas atau plastik tembus pandang yang berisikan air dengan ikan, binatang serta tumbuhan hidup di dalamnya (Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press Cetakan I,2010).

  Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, Aquarium adalah tempat memelihara ikan hias ; Aquarium itu mirip dengan satu ekosistem tang berisikan banyak komponen saling berinteraksi sehingga keseluruhan sistem berjalan. Istilah aquarium sebenarnya sudah dipakai oleh bangsa Romawi, dimana mereka membuat kolam-kolam besar dihalaman rumah untuk memelihara ikan yang nantinya dikonsumsi (The Complete Aquarium Encyclopedia of Tropical Freshwater Fish, Dr. J.

  D. Van Ramshort).

2.2.5. Sejarah Aquarium

  Memelihara ikan dalam satu tempat terbatas atau di lingkungan buatan telah dikembangkan sejak lama. Bangsa Sumeria kuno diketahui menyimpan ikan hasil tangkapan di kolam sebelum disajikan sebagai hidangan. Pada awalnya ide untuk memelihara ikan dawan suatu tempat berasal dari bangsa Romawi dan Mesir, tetapi pada saat itu bukan untuk dinikmati keindahannya melainkan untuk memenuhi kebutuhan ikan segar, karena pada saat itu belum ditemukannya alat pendingin (The Complete Aquarium Encyclopedia of Tropical Freshwater Fish, Dr. J. D.Van Ramshort).

  Di Cina penangkaran secara selektif sejenis ikan tambera (keluarga Cyprinidae) sehingga menghasilkan ikan mas atau koi telah dimulai sekitar 2000 tahun yang lalu. Pada jaman dinasti Song di Cina, ikan mas mulai dipelihara di dalam rumah dalam bejana keramik besar (Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press Cetakan I, 2010).

  Pada tahun 1665 Samuel Pepys (1633-1703), administrator angkatan laut Inggris menulis dalam buku hariannya bahwa di London ia melihat: “ikan asing dan langka yang indah di dalam gelas berisi air dan hidup selamanya ‟. Selanjutnya, memelihara ikan dalam aquarium menjadi kegemaran populer di Inggris setelah tahun1851 dimana terdapat pameran akbar (Great Exhibition) (Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press Cetakan I, 2010).

  Di jaman pemerintahan ratu Inggris (Victoria), Aquarium menjadi suatu yang baru dan menarik karena jasa Philip Gosse. Ia adalah orang pertama yang memiliki gagasan untuk membuka aquarium mum pertama di dunia pada tahun 1853, yaitu London Zoo (kebun binatang London) ayng bernama “A Fish House”. Pada tahun 1871 di Sydenham dibuka aquarium buatan pertama di dunia yang bernama Crystal Palaca Aquarium, aquarium ini mulai dperkenalkan sejak tahun 1816.

2.2.6. Fungsi Aquarium

  Aquarium memiliki fungsi untuk memelihara ikan atau tumbuh-tumbuhan air yang diteliti, sehingga mempermudah para peneliti untuk melakukan pekerjaannya tanpa perlu mendatangi daerah yang diteliti secara berulang kali, cukup dengan contoh atau sampel saja, sehingga menghemat biaya untuk penelitian. Didalam perkembangannya aquarium juga dimanfaatkan oleh umum untuk menghias ruang dalam skala yang lebih kecil. Selain itu, Aquarium dapat memberikan kepuasan dan ketenangan jiwa disamping sebagai hiasan perabot rumah.

2.2. Landasan Teoritis 2.2.1. Macam-macam Aquarium

  Terdapat bermacam-macam aquarium, tetapi secara umum aquarium dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Aquarium Geografik, aquarium dengan nuansa hijau dengan suasana pegunungan alami.

  2. Aquarium Display, aquarium dengan wadah-wadah yang membatasi ruang gerak biotanya Berdasarkan keadaan air yang ada, aquarium dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1.

  Aquarium air laut, dimana di dalamnya dipelihara jenis-jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air laut.

  2. Aquarium air tawar, dimana didalamnya dipelihara jenis-jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air tawar. Berdasarkan penggunaannya, aquarium dapat dibagi menjadi : 1.

  Aquarium untuk penelitian (riset), hanya digunakan untuk tempat binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk diteliti.

2. Aquarium untuk umum, hanya digunakan untuk umum sehingga dalam hal ini pengunjung merupakan faktor utama.

  3. Aquarium untuk penelitian dan umum, digunakan dengan tujuan utama untuk penelitian, tetapi untuk umum juga diberi kesempatan untuk melihatnya sehingga aquarium ini memiliki fungsi ganda 2.2.2.

   Aspek Teknis Akuarium

  Pembuatan dan perawatan aquarium air laut lebih sulit dibandingkan aquarium air tawar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan aquarium air laut, yaitu: e.

  Bentuk, dimensi, dan konstruksi aquarium Bentuk Aquarium

  Pada awalnya menurut sejarah, aquarium berbentuk lonjong. Kemudian dengan inovasi dan rekayasa dari manusia, maka muncul bentuk-bentuk baru berupa bentuk persegi dengan rangkaian beberapa kaca yang dapat memuat ikan dalam jumlah besar dan dapat dinikmati dari laur. Adapun bentuk-bentuk aquarium yaitu bulat, silinder, rumah-rumahan, bentuk toples, persegi empat, segitiga, dan segi enam. Model ini biasanya diletakkan menempel di dinding. Bentuk ini dibuat untuk memenuhi tuntutan aquarium yang lebih besar serta keinginan menghadirkan aquarium yang menyatu dengan rumahnya.

  Walaupun terdapat berbagai macam bentuk aquarium, tetapi umumnya bentuk yang sering dipakai yaitu bentuk persegi panjang. Bentuk persegi panjang ini terdiri dari dua model yang berbeda, yaitu bentuk tinggi dan bentuk pendek. Aquarium bentuk tinggi, ukuran tinggi lebih besar dari pada lebarnya. Aquarium bentuk pendek, ukuran lebar lebih besar dari pada tingginya.

  Aquarium yang pendek, permukaan airnya lebih luas dibandingkan dengan aquarium yang tinggi. Permukaan air yang luas membuat ikan lebih leluasa untuk bergerak. Walaupun aquarium tinggi lebih dalam, tetapi tidak banyak pengaruhnya

  terhadap ikan. Ikan-ikan laut lebih banyak bergerak secara mendatar dari pada naik- turun. Adapun bentuk-bentuk akuarium yang ada, antara lain :

   Bentuk bulat : kekurangannya kaca berfungsi sebagai lensa yang dapat mengecilkan atau membesarkan penglihatan terhadap ikan-ikan yang ada didalamnya.

   Memanjang ke atas: kekurangannya tekanan air terhadap kaca akan lebih besar sehingga memerlukan kaca yang lebih tebal.

   Lonjong/silinder : kelebihannya mudah dibersihkan, kekurangannya sama seperti bentuk bulat yaitu penipu penglihatan mata.

   Diorama : akuarium ini dibuat di dalam tembok dan hanya dinikmati dari satu sisi saja. Pembuatannya lebih mahal dan membutuhkan perawatan yang rumit. Kelebihannya yaitu menimbulkan kesan seolah sedang mengintip kehidupan bawah laut.

   Kubus : pembuatannya lebih mudah. Kerangkanya bisa dibuat dari :

  • Besi, mudah pembuatannya dan murah. Tahan lama asalkan dirawat dengan baik.
  • Alumunium, ada bermacam-macam ukuran maupun tebal atau panjangnya. Tidak semua tukang las bisa mengerjakannya sehingga biaya pemasangan relatif mahal.
  • Serba kaca, merupakan yang paling praktis, murah dan mudah dirakit sendiri.
  • Plastik, kekurangannya mudah tergores dan retak.

  Bentuk rumah-rumahan

  • Segienam : model ini biasanya diletakkan dengan menempel di dinding. Bentuk ini dibuat untuk memenuhi tuntutan akuarium yang lebih besar, keinginan menghadirkan akuarium yang menyatu dengan rumahnya.

  Dimensi Aquarium Pembuatan aquarium air laut memerlukan perhatian tersendiri mengingat bahwa aquarium laut mendapatkan beban berupa dorongan air yang lebih besar jika dibandingkan dengan beban dorongan pada air tawar. Hal ini disebabkan air laut memilki berat yang lebih besar dibandingkan air tawar. Berat air laut per liternya sama dengan 1,03 kg. Selain itu, umumnya aquarium air laut banyak menggunakan batuan, sehingga mengharuskan aquarium air laut di buat dengan menggunakan kaca atau bahan yang lebih tebal sehingga mampu menahan gaya dorongan ataupun tekanan air laut yang ada di dalamnya.

  Aquarium air laut biasanya lebih besar dari pada aquarium air tawar. Volume aquarium air laut ideal minimal 90 liter atau berukuran panjang 70 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 40 cm. Ukuran aquarium ditentukan oleh banyaknya penghuni aquarium. Banyaknya ikan yang dapat ditampung di aquarium secara kasar dapat dinyatakan sebagai 10 liter per centimeter panjang ikan. Artinya jika aquarium memiliki volume 200 liter, maka banyaknya ikan sepanjang 5 centimeter yang dapat ditampung sekitar 4 ekor. Berikut merupakan dimensi aquarium untuk bahan kaca dan acrylic. Tabel 2.1.Ketebalan kaca untuk aquarium air laut.

  6

  75

  75

  15 Sumber : Eko Budi Kuncoro “ Akuarium Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004.

  Tabel2.2. Ketebalan acrylic untuk aquarium air laut.

  DIMENSI AQUARIUM (cm) TEBAL ACRYLIC MINIMAL (mm) Panjang Lebar Tinggi

  70

  55

  45

  90

  50

  55

  45

  8 130

  55

  55

  10 150

  55

  60

  10 200

  50

  DIMENSI AQUARIUM (cm) TEBAL KACA MINIMAL (mm) Panjang Lebar Tinggi

  80

  60

  30

  30

  5

  80

  30

  30

  7

  45

  8 130

  45

  7

  90

  45

  45

  8 100

  50

  50

  10

  180

  60

  60

  15 240 120

  80

  20 Sumber : Eko Budi Kuncoro “ Akuarium Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004.

  Konstruksi Aquarium Saat ini di pasaran telah banyak dijual aquarium dengan berbagai bahan, seperti kaca, fiberglass, maupun acrylic. Masing-masing bahan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Tabel 2.3 Perbandingan Bahan Plastik, Kaca, dan Acrylic.

  BAHAN KEKURANGAN KELEBIHAN PLASTIK Cepat buram atau kusam Bahan lebih ringan

  KACA Tidak kuat terhadap Murah dan bersifat tekanan air laut, konduktor menggunakan sambungan lem sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi kebocoran. ACRYLIC Sulit menjadi konduktor, Lebih ringan, kuat, lebih sehingga aquarium menjadi cerah bila terkena sinar, permukaan lebih licin panas. sehingga sulit ditumbuhi oleh lumut, dapat dipoles apabila terjadi goresan, lebih lentur sehingga mudah dibentuk sesuai keinginan, tidak membutuhkan sambungan.

  Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004 .

  Pada umumnya bahan utama untuk aquarium yaitu kaca dan acrylic. Beberapa pertimbangan dalam menentukan bahan aquarium antara kaca dan acrylic, yaitu:

Tabel 2.4 Perbandingan antara Kaca dan Acrylic.

  PERTIMBANGAN KACA ACRYLIC HARGA Murah Lebih mahal dari kaca GORESAN Tahan goresan Goresan pada acrylic mudah dihilangkan BERAT Lebih berat Ringan KEMAMPUAN Mudah menghantar panas, Menghantar panas tetapi SAMBUNGAN Menggunakan sambungan Tidak menggunakan KEJERNIHAN BAHAN jernih Lebih tembus pandang : Prof. Ir. Budiono Mismail “ Akuarium Terumbu Karang “ Penerbit UB Press Cetakan I 2010.

  Sumber f.

  Komposisi Air Laut Keadaan di laut tropis dapat dikatakan selalu konstan, oleh sebab itu keadaan air o dalam aquarium harus sedemikian juga. Suhu harus dijaga antara 25 C sampai 28oC, pH(derajat keasaman) sekitar 8,4, dan salinitas (kadar garam) dengan berat jenis sekitar 1,021. Derajat keasaman dan mutu air akan banyak berubah karena adanya interaksi para penghuni aquarium.

  Suhu o Suhu yang terjaga sekitar 26 C merupakan hal yang mutlak untuk aquarium air laut. Pergeseran suhu sampai dua derajat tidak akan terlalu banyak menimbulkan masalah, o tetapi bila suhu mencapai 30 C akan berbahaya bagi kehidupan koral. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu aquarium yaitu Thermometer.

Gambar 2.1 Thermometer

  Thermometer digunakan untuk melihat suhu air di dalam aquarium. Suhu yang baik o o untuk aquarium air laut yaitu berkisar antara 25 C-29 C. Apabila didalam aquarium laut tersebut lebih banyak dipelihara karang dan anemone laut, maka sebaiknya suhu o dipertahankan pada 26

  C, sedangkan apabila lebih banyak dipelihara ikan maka suhu o dipertahankan pada 27

  C. Suhu yang terlalu tinggi dapat diatasi dengan peralatan pendingin khusus (chiller) atau dengan kipas angin yang diletakkan di bawah sungkup aquarium.

Gambar 2.2 Chiller

  Chiller berfungsi untuk mendinginkan atau menurunkan panas air laut dalam aquarium. Panas ditimbulkan oleh adanya sistem lampu dan pompa yang dapat menghasilkan kalor. Aquarium besar yang dilengkapi dengan lampu metal halide o o o dapat menyebabkan kenaikan suhu dari 27 C hingga 30 C-32

  C. Hal ini menyebabkan metabolisme ikan dan hewan laut lainnya juga meningkat yang berarti bahwa organ tubuh dipaksa bekerja cepat sehingga menyebabkan ikan dan terumbu karang mati.

  Oleh sebab itu, diperlukan chiller yang dikombinasikan dengan thermostat o sehingga suhu air laut dapat dipertahankan hingga

  26 C Chiller sebaiknya dibuat dengan bahan khusus, agar tidak mudah berkarat, seperti bahan titanium atau bahan yang berselaput plastik Adapun cara kerja chiller yaitu sebagai berikut: • Air dipompa melalui penukar panas, dimana kompresi gas dingin mengalir.

  • Gas dikompresi dengan tujuan untuk mengambil panas dari air di aquarium.
  • Yang panas (suhu tinggi) dibawa kembali ke kompresor dan mengalami penurunan tekanan.
  • Selanjutnya panas dibawa ke radiator , sebuah kipas penghisap udara baru dan
memungkinkan udara panas keluar dari chiller.

Gambar 2.3 Proses Pemasangan Chiller

  Derajat Keasaman (pH) Derajat keasaman (pH) merupakan ukuran konsentrasi hidrogen dan ion hidroksida dalam larutan. Jika ion hidroksida sangat banyak larutan dikatakan bersifat basa, tetapi jika ion hydrogen lebih banyak maka larutan akan bersifat asam. Dalam aquarium, proses alamiah cenderung menurunkan nilai pH dan harus diwaspai.

  Aquarium air laut mempunyai pH antara 8,0 sampai 8,5 artinya air lebih bersifat basa. Derajat keasaman diukur dengan pH meter. salah satu tanda bahwa nilai pH terlalu tinggi atau terlalu rendah adalah banyaknya koral yang mati dan kerang membuka cangkangnya lebar-lebar. Untuk mengatasi agar kadar pH tidak berubah diperlukan Kesadahan suatu larutan sebagai penyangga (buffer). Kesadahan dapat diperoleh dengan keberadaan antara lain karbonat, bikarbonat, dan lain-lain. Keberadaan karbonat juga dapat dipakai sebagai pengganti ukuran kesadahan, dan nilai derajat kandungan karbonat dapat dipakai sebagai acuan. Air laut alami mempunyai derajat kandungan karbonat (dKH) antara 6 sampai 7. Sedangkan untuk air laut dalam aquarium sebaiknya dipertahankan antara7 sampai 10 dKH. Alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau pH yaitu pH-meter .

Gambar 2.4. pH Meter Digital

  Konsentrasi ion Hidrolium merupakan komponen penting dalam kimia air laut. Semakin tinggi pH maka semakin tinggi pula NH3 (ammonia), sedangkan semakin rendah pH maka kandungan oksigen juga rendah. Sehingga lebih baik pH air laut dipertahankan pada kondisi antara 8,1-8,4.

  Salinitas (kadar Garam) Kadar garam (salinity) adalah ukuran beberapa banyak garam yang larut dalam air, diukur dengan gram per liter. Air laut daerah tropis mempunyai kadar garam sekitar 35 gram per liter. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar garam adalah refraktometer.

Gambar 2.5 Refraktometer

  Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut seperti gula, garam, protein, dsb. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuwan dari German pada permulaan abad 20. Prinsip kerja refraktometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya.

  Disamping itu, berat jenis juga dapat digunakan untuk mengukur kadar garam air laut terhadap air suling. Air suling mempunyai berat jenis 1,000 dan air laut mempunyai berat jenis antara 1,022 sampai 1,030 tergantung pada daerahnya. Pengukuran berat jenis dapat dilakukan dengan menggunakan hydrometer dan harus dipertahankan antara 1,022 dan 1,025. Umumnya hydrometer untuk aquarium laut pada skalanya diberi warna hijau untuk rentang nilai yang dianjurkan.

Tabel 2.5 Hubungan Antara Suhu Air Laut dengan Berat

  Jenis Air Laut

  

Suhu air laut Berat jenis

o (

  C) air laut

  20 1,025

  21 1,024 24 1,023 25 1,023 27 1,023 28 1,023 30 1,022

  Sumber : Prof.Ir.Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press Cetakan I 2010

Gambar 2.6 Hydrometer

  Berikut merupakan table yang menunjukkan hubungan antara tingkat salinitas dengan gravitasi khusus atau berat jenis.

Tabel 2.6 Hubungan Antara Tingkat Salinitas dengan Gravitasi Khusus

  GRAVITASI KHUSUS

  SALINITAS/KADAR GARAM (‰)

  23,1 1.0169 24,7 1.0181 26,3 1.0193 27,9 1.0205 29,3 1.0218

  • 30,3 1.0224
  • 31,1 1.0230
  • 31,9 1.0236
  • 32,7 1.0242
  • 33,4 1.0248

  • 34,3 1.0254 35,1 1.0261 36,8 1.0267 37,6 1.0279 39,3 1.0292

  40,1 1.0305 42,6 1.0318

  • * Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Air Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004

  Keterangan = Rentang yang baik untuk aquarium air lau

  Unsur-unsur penting lainnya (kapur, amonia, nitrat, posfat) Unsur-unsur lainnya yang juga tidak kalah penting dalam aquarium air laut adalah unsur kapur, ammonia, nitrat, posfat.

  Kapur (kalsium-Ca) merupakan bahan pembentuk utama koral, berbagai jenis ganggang, dan makhluk hidup lainnya yang berada di akuarium terumbu karang. Kandungan kapur dapat diukur dengan ppm (part per million- bagian per sejuta) atau milligram per liter (mg/l). kandungan kapur dalam air laut alami berkisar antara 380 sampai 480 mg/l tergantung pada tempatnya. Untuk meningkatkan kandungan kapur dapat menggunakan tambahan kalsium klorida(CaCl2) atau kalsium hidroksida (Ca(OH)2). Kalsium klorida mudah digunakan dan tidak secara langsung mempengaruhi pH aquarium, tetapi bila berlebihan dapat meningkatkan berat jenis dan menurunkan kesadahan sehingga akhirnya mempengaruhi pH. Kalsium hidroksida dalam larutan dikenal juga sebagai air kapur.

  Amonia (NH3) dalam aquarium air laut sebaiknya nol, jika dalam air aquarium terkandung amonia maka akan menyebabkan kematian hewan laut. Fospat dapat menimbulkan masalah dalam aquarium terumbu laut, khususnya jika kandungannya melebihi 0,2 ppm. Kebanyakan fospat akan memicu perumbuhan ganggang yang tidak diinginkan dan mengganggu proses pengkapuran koral dan makhluk lain yang memerlukan kapur demi kelangsungan hidupnya.fospat dapat mempunyai bentuk bermacam-macam dan tidak mudah untuk menyidiknya. Salah satu cara mengurangi kandungan fospat adalah dengan menggunakan protein skimmer.

Gambar 2.7 Protein Skimmer

  Protein skimmer merupakan alat yang berfungsi untuk merombak materi organik (protein) alga yang melayang bebas, dan sisa-sisa pakan. Penggunaan skimmer didasarkan pada filtrasi pada adanya sistem filtrasi, tingkat kepadatan organisme, dan besarnya aquarium.

  Cara kerja protein skimmer yaitu mencampur udara dengan air dalam aquarium sedemikian sehingga membentuk buih. Buih tersebut selanjutnya ditampung di suatu tempat yang nantinya akan dibuang. Buih mengikat protein dan berbagai bahan organik yang larut dalam air, jika tidak dibuang akan terurai menjadi ammonia dan senyawa nitrit yang mencemari aquarium. Selain itu, protein skimmer juga memegang peran penting dalam mempertahankan kandungan oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) dalam air. Di laut lepas, peran protein skimmer dilakukan oleh ombak yang menghanyutkan buih ke pantai.

  Agar protein skimmer dapat bekerja secara efektif, maka bagian tengah skimmer tempat lewatnya buih kepenampungan harus mengandung lendir. Terdapat beberapa tipe skimmer, antara lain: 1.

  Tingkat skimmer 45cm-50cm, diameter skimmer 7,5cm-10cm, dengan 1 batu gelembung.

  2. Tingkat skimmer 45 cm-50 cm, diameter skimmer lebih dari 15 cm, dengan 2 batu gelembung.

  3. Tingkat skimmer lebih dari 90 cm, diameter skimmer 7,5 cm-10 cm, dengan 1 batu gelembung.

  4. Tingkat skimmer lebih dari 90 cm, diameter skimmer lebih dari 15 cm, dengan 2 batu gelembung.

  5. Tingkat skimmer lebih dari 90 cm (venture skimmer), tanpa batu gelembung, dengan 1 pompa air. Untuk mengetahui kadar kandungan di dalam aquarium digunakan alat yaitu test kit.

Gambar 2.8 Test Kit

  Oksigen Oksigen merupakan unsur yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup tidak terkecuali hewan-hewan yang hidup di air. Untuk menyuplai oksigen didalam aquarium air laut dibutuhkan Aerator.

  Aerator adalah alat untuk menyuplai oksigen yang berbentuk gelembung- gelembung (buble) yang masuk ke dalam air dengan selang kecil. Pada aquarium air tawar alat ini merupakan alat vital, tetapi pada aquarium air laut, aerator hanya digunakan pada saat listrik PLN mati. Prinsip kerja aerator sangat sederhana. Di dalam aerator terdapat sebuah motor sederhana yang bergerak karena adanya gaya magnet dari sebuah kumparan yang dialiri arus listrik dihubungkan dengan klep karet. Gerakan yang ditimbulkan dari klep karet ini akan menimbulkan tekanan udara. Tekanan udara tersebut yang digunakan untuk menggerakkan air dalam aquarium sehingga terjadi difusi oksigen.

  Adapun manfaat dari penggunaan aerator, yaitu :

  • Gerakan air yang ditimbulkan aerator akan meratakan kandungan oksigen di dalam air.
  • Gerakkan air juga dapat menaikkan gas-gas yang timbul dari sisa makanan atau kotoran ikan ke permukaan dan terlepas di udara bebas.

  • Gerakan udara yang dihasilkan aerator akan membenturkan kotoran atau pertikel halus hingga membentuk partikel yang lebih besar dan berat. Kotoran yang menjadi berat tersebut akan jatuh ke dasar aquarium dan air yang keruh akan terlihat jernih.
  • Gerakan air membentuk gelombang, sehingga membuat aquarium mendekati dengan habitat asli ikan-ikan di laut.

Gambar 2.9 Aerator AC Gambar 2.10 Aerator DCTabel 2.7. Komposisi air laut

  UNSUR JUMLAH (ppm)

  A. Komponen Mayor 875.000 Oksigen (O) 108.000 Hidrogen (H) 19.000 Klor (Cl) 10.500 Magnesium (Mg) 1.350 Sulfur (S) 0,885 Kalsium (Ca) 0,400 Natrium (Na) 0.380

  B. Komponen Minor Brom (Br)

  65 Karbon (C)

  28 Strontium (Sr)

  13 Boron (B) 4,6 Silikon (Si)

  3 UNSUR JUMLAH (ppm)

  C. Komponen Berjumlah Sedikit Flour (F) 1,4 Nitrogen (N) 0,5 Litium (Li) 0,18 Rubidium (Rb)

  0.12 Fospor (P) 0,07 Yodium (I) 0,06 Borium (Br) 0,03 Alumunium (Al) 0,01 Besi (Fe) 0,01 Molibdenum (Mo) 0,01 Seng (Zn) 0,01 Nikel (Ni) 0,0054 Arsenik (As) 0,003 Tembaga (Cu) 0,003 Timah 0,003 Uranium (U) 0,003 Mangan (Mn) 0,002 Vanadium (V) 0,002 Caesium (Cs) 0,0005 Perak (Ag) 0,0004 Yitrium (Y) 0,0003 Kobalt (Co) 0,00027 Selenium (Se) 0,00009

  Sumber : Heru Susanto “Ikan Hias Laut” Penerbit Penebar Swadaya

Tabel 2.7 Komposisi Air Laut g.

   Pencahayaan

  Pencahayaan untuk aquarium air laut sekurang-kurangnya harus memenuhi dua fungsi utama, yaitu pencahayaan harus mampu melestarikan kehidupan dan fungsi- fungsi kehidupan penghuni aquarium, pencahayaan juga harus memberikan keindahan bagi aquarium sehingga memberikan kenikmatan bagi yang memandang.

  Sinar matahari tentu saja merupakan sumber pencahayaan alami yang terbaik bagi kehidupan di laut lepas. Untuk menggantikan fungsi sinar matahari pada aquarium air laut dibutuhkan penerangan buatan yang menggunakan tenaga listrik. Jenis lampu yang digunakan berbeda-beda tergantung dengan kedalaman. Pencahayaan nantinya digunakan oleh ganggang Zooxanthellae yang bersimbiosis dengan koral. Pencahayaan dibutuhkan untuk melakukan fotosintesis dan selanjutnya menghasilkan gula untuk makanan koral sebagai tempat tinggalnya.

  Pemilihan lampu untuk penerangan buatan bukan hanya ditentukan oleh dayanya saja, tetapi juga spektrum cahaya yang dihasilkan. Daya selalu dinyatakan dalam watt. Semakin tinggi watt lampu semakin terang cahaya lampu, selain itu juga semakin besar menyerap tenaga listrik dan panas yang dipancarkan juga semakin tinggi. Spektrum cahaya yang dipancarkan diberikan dalam nilai Kelvin (K). Semakin tinggi nilai derajat Kelvin, maka semakin biru cahaya yang dipancarkan. Lampu dengan 5000K memberikan warna kekuningan, 10.000K berwarna biru keputihan, dan 20.000K berwarna sangat biru. Untuk aquarium terumbu karang dianjurkan memakai lampu dengan nilai Kelvin tinggi sekitar 10.000K atau bahkan 20.000K (berwarna biru), untuk menirukan keadaan didasar laut guna merangsang kehidupan koral. Lampu berwarna biru (actinic) disamping bermanfaat bagi penghuni aquarium, juga memberikan kenikmatan tersendiri bagi yang memandang. Lampu berwarna biru akan menyebabkan pendar indah pada penghuni aquarium.

  Umumnya lampu yang digunakan untuk penerangan aquarium, antara lain: Lampu Flourescent /Lampu TL

  Jenis lampu ini hanya bisa digunakan pada aquarium yang memiliki kedalaman antara 40 cm-50 cm. Lampu ini mempunyai spektrum sinar hampir sama dengan panjang sinar matahari, sehingga dapat memberikan sinar fotosintesis bagi alga. Lampu jenis ini tersedia dalam berbagai kuat penerangan dan warna cahaya, meliputi NO (normal output- standar), HO (high output-keluaran tinggi), VHO (very

  

high output- keluaran sangat tinggi), dan kompak. Lampu fluorescent untuk aquarium

  terumbu karang sebaiknya adalah jenis HO, VHO atau fluorescent kompak dengan warna biru (actinic).

  Lampu flouresent HO bentuknya sama seperti lampu fluorescent yang dipakai di rumah tetapi harganya lebih mahal dan lebih tahan lama. Lampu ini tersedia dengan daya dari 20 watt sampai 60 watt dan nilai Kelvin dari 6000K sampai 11.000K.

  Lampu VHO bentuknya sama dengan lampu fluorescent biasa, tetapi cahayanya lebih kuat. Lampu ini tersedia dengan daya dari 75 watt sampai 160 watt dan nilai Kelvin dari 10.000K sampai 20.000K. Lampu jenis ini cukup panas dan umumnya dilengkapi dengan kipas angin khusus untuk mengurangi panas yang timbul.

  Lampu fluorescent kompak merupakan lampu fluorescent yang dibentuk seperti huruf U. lampu jenis ini relative baru untuk aquarium air laut. Lampu ini tersedia dengan daya dari 10 watt sampai 100 watt dan nilai Kelvin dari 5000K sampai 10.000K. Seperti halnya dengan lampu VHO, umumnya lampu ini dilengkapi dengan kipas pendingin.

Gambar 2.11 Macam-macam Lampu Flourescent

  Lampu Actinic Blue Lampu ini memiliki panjang gelombang warna biru yang mana dialam dapat menembus kedalaman air hingga 400 m dibawah permukaan laut.

  Lampu Mercuri (HQL) Penggunaan lampu mercuri pada aquarium air laut tidak direkomendasikan, karena panjang gelombang sinar kuning dan merah yang ditimbulkan member efek yang tidak alami. Selain itu, lampu ini memicu pertumbuhan lumut pada permukaan kaca acrylic. Biasanya lampu ini digunakan pada aquarium yang memlihara ikan dengan menggunakan karang mati

Gambar 2.12 Macam-macam Lampu

  Merkuri Lampu Metal Halide (HQI)

  Lampu ini digunakan untuk aquarium dengan ketinggian minimal 50 cm. Lampu jenis ini mempunyai watt yang lebih besar dibandingkan dengan sinar lain, sehingga dapat digunakan pada aquarium dengan ukuran besar. Lampu ini dapat menghasilkan daya dari 175 watt sampai 1000 watt. Tetapi jenis lampu ini menimbulkan efek yaitu menghasilkan kalor sehingga air di dalam aquarium menjadi panas, sehingga perlu digunakan chiller untuk menghilangkan panas dari aquarium. Lampu Halide Logam atau Metal Halide dijual dengan berbagai spektrum dari 5000K sampai 20.000K. Lampu Halide dapat menimbulkan gemerlapan dalam air aquarium karena riak permukaan air, serupa dengan yang dijumpai di laut lepas dengan ombak yang bersikap seperti lensa dalam meneruskan cahaya matahari ke dalam laut. Selain itu, lampu ini mendekati cahaya matahari tetapi mahal harganya. Panas yang ditimbulkan oleh lampu ini sehingga umumnya lampu ini harus digantung agak jauh dari permukaan air yaitu berkisar antara 20-30 cm.

Gambar 2.13 Lampu Metal Halide Lampu LED Lampu LED (light emitting diode) merupakan lampu jenis baru untuk aquarium air laut. Lampu ini dikatakan sebagai pengganti lampu halide logam dan fluorescent karena lebih hemat energi. Lampu LED yang setara dengan lampu halide logam 250 watt yaitu 20.000K dan hanya memerlukan daya 150 watt serta umurnya 50.000 jam. Selain itu, panas yang ditimbulkan jauh lebih kecil dari pada lampu halide logam dan lampu fluorescent.

  Lampu ini juga dilengkapi dengan mikroprosesor untuk mengatur kapan lampu dihidupkan atau dimatikan, disamping juga mengatur nilai Kelvin dari 6500K sampai 20.000K sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan tersebut diperlukan untuk mensimulasikan suasana yang terjadi pada kondisi yang sebenarnya di laut lepas mulai dari matahari terbit, siang hari, sore, malam, sampai matahari terbit kembali.

Gambar 2.14 Lampu LED

  Umumnya untuk aquarium dengan 200 liter cukup dipasang penerangan sekitar 100 watt, tetapi untuk aquarium jenis tegak perlu lampu yang lebih terang agar cahaya dapat mencapai dasar aquarium. Syarat tersebut berlaku untuk lampu halide logam dan lampu fluorescent, dan tidak berlaku untuk lampu LED yang memerlukan daya jauh lebih rendah. Secara umum persyaratan lampu untuk aquarium air laut, antara lain:

   warna merah atau kuning serta warna biru harus dominan.

  Spektrum cahaya yang dihasilkan hendaknya tidak terlalu banyak mengandung

   Tidak boleh memancarkan sinar ultra-ungu yang berlebihan.

  Tidak boleh menimbulkan panas yang berlebihan dalam aquarium.

   Harus memberikan kuat cahaya yang sesuai untuk makhluk yang diteranginya.

   Tabel 2.8 Variasi Penggunaan Lampu

  Spesifikasi (Px L x T) cm Volume Air Laut (liter) Sistem Lampu

  70 x 55 x 45 126 TL 20 Watt x 3 Actinic Blue 20 Watt x 2 90 x 55 x 45 162 TL 20 Watt x 4 Actinic Blue 20 Watt x 3 90 x 55 x 45 162 Metal Halide 10.000 K, 150 Watt Actinic Blue 40 Watt x 2 130 x 55 x 55 409 Metal Halide 10.000 K, 2 x 150 Watt Actinic Blue 40 Watt x 2 150 x 55 x 60 495 Metal Halide 10.000 K, 2 x 150 Watt Actinic Blue 40 Watt x 2 180 x 65 x 60 650 Metal Halide 10.000 K, 2 x 150 Watt 240 x 120 x 80

  2.30 Metal Halide 10.000 K, 3 x

  Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Air Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004 h.

   Peralatan Aquarium

  Sebagai media ikan hidup, aquarium memiliki kelemahan yaitu tempat yang terbatas bagi ikan. Sehingga ikan yang dapat dipamerkan hanya beberapa ekor, aquarium cepat berlumut, air cepat kotor, dsb. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan beberapa peralatan yang harus dimiliki selain hal-hal teknis yang telah dijelaskan diatas mengenai mempertahankan unsur-unsur dalam aquarium air laut, juga dibutuhkan peralatan lainnya, yaitu: a.

  Pompa air

  Keberadaan pompa air sangat dibutuhkan pada setiap aquarium, tanpa pompa tersebut maka pemeliharaan aquarium akan sia-sia. Pompa air dalam aquarium berfungsi sebagai “hati” dari sistem aquarium air laut. Pompa yang baik adalah pompa yang memenuhi syarat-syarat antara lain; konsumsi energi rendah namun kekuatan outputnya besar, selain itu mudah diinstal (dipasang kembali) setelah dibersihkan. Kegunaan dari pompa meliputi tiga bagian antara lain : b.

  Pompa sirkulasi / filter Pada aquarium yang berukuran kecil, perpaduan batu koral dan gerakan air oleh aerator sudah cukup menjaga kejernihan air dalam aquarium, tetapi tidak berlaku untuk aquarium dengan ukuran yang lebih besar. Pada aquarium dengan ukuran yang besar, ikan yang dipelihara cukup banyak, sehingga sisa makanan dan kotoran hasil buangan dari badan ikan pun banyak dan dapat menjadi racun. Oleh sebab itu, diperlukan alat penyaringan (filter).

  Pompa sirkulasi yang diperlukan yaitu pompa yang kuat karena merupakan sistem utama semua sistem filtrasi, dan berfungsi membawa air dari aquarium ke filter serta dikembalikan lagi ke dalam aquarium. Bahan yang digunakan untuk menyaring air terdiri atas dua macam, yaitu karbon aktif yang berwarna hitam dan serat filter yang berwarna putih.

  Karbon aktif berfungsi sebagai penyaring partikel kotoran yang lebih besar, dan juga untuk menjaga air agar tetap basa (alkalis). Selain itu, karbo aktif dapat mengikat gas-gas di dalam air seperti H2S sehingga tidak membahayakan ikan. Sedangkan serat filter berfungsi sebagai penyaring partikel yang lebih kecil dan juga serat pada filter dapat dijadikan media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri yang bermanfaat bagi proses perputaran nitrogen.

Gambar 2.15 Pompa Sirkulasi c.

  Pompa Arus Pompa arus digunakan untuk menciptakan arus dalam air sehingga suplay oksigen ke dalam aquarium tetap terjaga. Adapun arus air diciptakan sesuai dengan kondisi alam lautan yaitu sebagai berikut. Air pada lapisan air laut mempunyai kerapatan (density) yang lebih rendah dibandingkan dengan lapisan yang ada dibawahnya, sehingga semakin kebawah terjadi penurunan kandungan oksigen terlarut. Dengan adanya arus, maka lapisan permukaan akan berpindah ke bawah dan lapisan bawah akan berpindah ke atas. Hal ini berlangsung terus sehingga kandungan oksigen pada berbagai lapisan akan sama.

  Pada aquarium tanpa arus ikan akan banyak berkumpul di permukaan karena hanya pada lapisan ini paling banyak mengandung oksigen. Posisi pompa pada aquarium akan mempengaruhi kuat lemahnya arus pada suatu daerah di dalam aquarium. Secara umum, debit pompa dan panjang arus tercantum pada table berikut :

Tabel 2.9 Debit Pompa dan Arus Maksimal yang dapat Dicapai

  DEBIT POMPA (liter/ jam) PANJANG ARUS MAKSIMAL (m) 250 0,55 270 0,75 300 0,85 540 1,50 100 1,75 120 2,00 200 3,00 228 3,10 Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Air Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004.

  d.

  Pompa Protein Skimmer Telah dijelaskan sebelumnya kegunaan dari pompa protein skimmer yaitu untuk untuk merombak materi organik (protein) alga yang melayang bebas, dan sisa-sisa pakan. Penggunaan skimmer didasarkan pada filtrasi pada adanya sistem filtrasi, tingkat kepadatan organisme, dan besarnya aquarium.

  Ozonizer Merupakan alat yang adapt menghasilkan ozon (O3). Sementara ozon berfungsi untuk membunuh protozoa, bakteri, virus, maupun jamur. Ozonisasi merupakan reaksi khusus yang terjadi pada molekul oksigen. Dengan adanya ozon, sebagian dari materi organik dan beberapa materi anorganik yang ada, akan dioksidasi.

Gambar 2.16 Ozonizer Ultraviolet Sinar ultraviolet dapat digunakan sebagai desinfektan terhadap air pada kasus penanganan penyakit atau mengubah turbiditas yang disebabkan oleh bakteri atau alga.

  Lampu fluorescent secara khusus telah mengandung UV. Lampu merkuri mengandung UV pada panjang gelombang 185 nm- 254 nm. Radiasi sinar UV biasanya diabsorbsi oleh kaca aquarium. Lampu UV dapat mencegah terjadinya penyebab penyakit, lampu UV dapat membunuh parasit sel tunggal yang bebas melayang pada tingkat spora.

  Heater atau thermostat Heater merupakan alat pemanas yang dibutuhkan bila suhu air aquarium terlalu rendah. Heater dan thermostat merupakan dua alat yang berbeda tetapi memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai alat pemanas. Heater dan thermostat dapat digunakan bersamaan. Heater dan thermostat cocok digunakan untuk daerah dingin, digunakan bila suhu air laut di dalam

  o

  aquarium berada di bawah 22

  C. Sehingga dengan demikian, alat ini tidak cocok digunakan di Indonesia. Heater biasanya digunakan untuk aquarium air tawar maupun untuk aquarium karantina bagi ikan yang sakit.

Gambar 2.17 Heather 2.2.3.

   Jenis Biota Yang Dipamerkan Biota yang akan dipamerkan harus dipertimbangkan karena ada beberapa hewan laut khususnya yang mempunyai sifat mengganggu dan tidak bersahabat dengan ikan lainnya sehingga akan menimbulkan kekacauan. Adapun biota yang akan dipamerkan dikelompokkan sebagai berikut: • Kelompok ikan hias karang.

  Aquarium yang digunakan untuk kelompok ikan hias karang berukuran tidak terlalu besar, tetapi panjang karena umumnya pada koral dan karang terdapat Zooxanthellae yang memerlukan cahaya untuk melakukan fotosintesis sehingga aquarium tidak boleh dalam yang nantinya akan menyulitkan cahaya sampai ke dasar aquarium. Jenis- jenis ikan yang menghuni aquarium ini, yaitu: angel fish, damselfish, surgeon fish, butterfly fish, gobbies fish, banner fish, fox fish, frog fish, dll.

  • Kelompok bukan ikan hias. Kelompok ini merupakan potensi utama dari pembuatan proyek ini, dimana pengunjung diarahkan untuk menuju ke sebuah ruangan aquarium sehingga merasa berada pada suasana kehidupan di dalam laut dan menyaksikan secara langsung bagaimana kehidupan penghuni air laut serta terumbu karang itu sendiri.

  Aquarium ini memerlukan goa-goa batu karang yang besar pada dasar aquariumnya. Umumnya kedalaman mencapai 5 meter lebih dengan panjang mencapai 10 meter lebih. Adapun jenis-jenis penghuni aquarium ini yaitu ikan Hiu, Pari, ikan

  

Tuna, Grouper, Scorpion Fish, kerapu macan, lumba-lumba, paus jenis tertentu,

penyu laut, lobster, dan ikan-ikan terumbu karang.

Tabel 2.10. Data perilaku ikan.

  NO Nama Lokal Nama Bahasa Inggris Nama Latin Sifat Makanan Dengan Terumbu Karang Dengan Hewan Lain Sesama Jenis

  1 Enjel Kecil

  Dwarf Angel

  Centro- pyge AG S H R T

  2 Enjel Besar

  Big Angel

  Hola- canthus AG S H R T

  3 Ikan Kodok

  Angler Anten- narius AG D R T T

  4 Gadis Anthia Pseu- dan- thias

  AG D R R R

  NO Nama Lokal Nama Bahasa Inggris Nama Latin Sifat Makanan Dengan Terumbu Karang Dengan Hewan Lain Sesama Jenis

  5 Gebel Batfish Platax J D T R T

  6 Jabing Blenny Blenni- idae J S R R H

  7 Layaran Butterfly Henio- chus J S T R H

  8 Capungan Cardinal Pterapo- gon A G D R R R

  9 Giro, Klon

  Clownfish Amphi- prion A G D R R H

  10 Betok Damsel Dasc- llus A G D R R R

  11 Roket Dartfish Ptere- leotris J D R R H

  12 Mandarin Dragonet Synchi- ropus J D R R T

  13 Belut Eel Echidna A G D R T T

  NO Nama Nama Nama Sifat Makanan Dengan Dengan Sesama Lokal Bahasa Latin Terumbu Hewan Jenis Inggris Karang Lain

  14 Sonang, Filefish Perva- J D T T T bulusan gor babi

  15 Belosoh Goby Gobioso J D R R H

  • ma

  16 Kerapu Grouper Cromile G D T T T tikus -ptes

  17 Kerapu Hawk Cirrhiti- A D H T T chtys Loncat G

  18 Bayan Hogfish Bodia- J D T H T nus

  19 Ikan Lionfish Pterois J D T H T Scorpion

  20 Ikan Parrot Scaridae A D T T T Kakak Fish G Tua

  21 Cantik Dotty Pseudo- J D R T T back chromis

  22 Buntal Puffer Aro- J D T T R thron

  NO Nama Lokal Nama Bahasa Inggris Nama Latin Sifat Makanan Dengan Terumbu Karang Dengan Hewan Lain Sesama Jenis

  23 Kuda Laut

  Seahorse Hippo- campus J D R R R

  24 Hiu Shark Chiloscy

  G D T T T

  • llium

  25 Kakap Snapper Lutjanus A G D T T R

  26 Onde- onde Sweetlips Plectorh inchus

  G D H T T

  

Sumber : Prof. Ir. Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press, Cet I 2010

Ket : G = galak, AG= agak galak, J=jinak, D=daging, S=segala, R=rukun, T=tidak, Y=ya, H=hati-hati.

  • Koral Koral ditempatkan dengan kelompok ikan hias karang, karena koral membutuhkan cahaya untuk melakukan fotosintesis.

  Beberapa jenis koral, diantaranya: a.

  Anemone jamur (keluarga Actinodisciidae) Beberapa diantaranya, yang berwarna coklat hidup dengan cahaya yang tidak terlalu terang dan yang berwarna biru memerlukan cahaya yang lebih kuat.

  Anemone ini memerlukan arus yang tidak terlalu kuat dan tidak perlu diberi makan b.

  Polip bintang (keluarga Clavulariidae) Koral jenis ini terdapat dalam berbagai warna mulai warna coklat sampai hijau berpendar. Hidup dengan baik di bawah cahaya yang menengah sampai kuat dan jika mendapat arus yang kuat akan cepat beriak dan menempel di karang dan kaca. Koral jenis ini berkembang biak dengan memotong dirinya dan tidak perlu diberi makan. c.