F I L S A F A T I L M U
FILSAFAT
LMU
I
JILID 1
UHAR SUHARSAPUTRA, Drs.,M.Pd.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
1
UNIVERSITAS KUNINGAN
2004
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. MANUSIA, BERFIKIR, DAN PENGETAHUAN
A. Makna menjadi Manusia
B. Makna Berfikir
C. Makna Pengetahuan
D. Berfikir dan Pengetahuan
Hal
i
1
7
11
13
BAB 2. F I L S A F A T
A. Pengertian Filsafat
B. Ciri-ciri Filsafat
C. Objek Filsafat
D. Sistimatika Filsafat
E. Cabang-cabang Filsafat
F. Pendekatan dalam mempelajari Filsafat
G. Sudut pandang terhadap Filsafat
H. Sejarah singkat Filsafat
17
20
22
23
25
28
30
31
BAB 3. ILMU PENGETAHUAN
A. Pengertian Ilmu (Ilmu Pengetahuan)
B. Ciri-ciri Ilmu
C. Fungsi dan Tujuan Ilmu
D. Struktur Ilmu
1. fakta dan Konsep
2. generalisasi dan Teori
3. proposasi dan Asumsi
4. definisi/Batasan
5. paradigma
E. Objek Ilmu
F. Pembagian/pengelompokan Ilmu
G. Penjelasan Ilmu (scientific explanation)
H. Sikap Ilmiah
42
46
48
50
52
55
59
61
64
65
66
70
71
BAB 4. F I L S A F A T I L M U
A. Orientasi Filsafat Ilmu
B. Perkembangan Filsafat Ilmu
C. Ciri-ciri Ilmu modern
D. Paradigma Ilmu modern menurut beberapa Aliran
E. Hubungan Filsafat dengan Ilmu
F. Pengertian Filsafat Ilmu
G. Bidang kajian dan masalah-masalah Filsafat Ilmu
H. Kebenaran Ilmu
I. Keterbatasan Ilmu
74
78
84
85
88
90
94
97
10
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
2
J.
0
10
3
10
4
Manfaat mempelajari Filsafat Ilmu
DAFTAR PUSTAKA
BAB
1
MANUSIA, BERFIKIR DAN PENGETAHUAN
Tanpa saudara kandungnya Pengetahuan, Akal (Instrumen berfkkr Manuska) bagakkan sk
mkskkn yang tak berumah, sedangkan Pengetahuan tanpa akal sepertk rumah yang tak
terjaga. Bahkan, Cknta, Keadklan, dan Kebakkan akan terbatas kegunaannya jkka akal tak
hadkr (Kahlil Gibran)
Pengetahuan merupakan suatu kekayaan dan kesempurnaan. ..Seseorang yang tahu lebkh
banyak adalah lebkh bakk kalau dkbandkng dengan yang tkdak tahu apa-apa (Louis Leahy)
Mengetahuk merupakan kegkatan yang menjadkkan subjek berkomunkkask Secara dknamkk
dengan ekskstensk dan kodrat dark “ada” benda-benda (Sartre)
A. MAKNA MENJADI MANUSIA
Kemampuan
memahamk
manuska
untuk
lkngkungannya
menggunakan
merupakan
potensk
akal
dalam
dasar
yang
memungkknkan manuska Berfkkr, dengan Berfkkr manuska menjadk
mampu
melakukan
perubahan
dalam
dkrknya,
dan
memang
sebagkan besar perubahan dalam dkrk manuska merupakan akkbat
dark aktkvktas Berfkkr, oleh karena ktu sangat wajar apabkla Berfkkr
merupakan
konsep
kunck
dalam
setkap
dkskursus
mengenak
kedudukan manuska dk muka bumk, knk berartk bahwa tanpa Berfkkr,
kemanuskaan manuska pun tkdak punya makna bahkan mungkkn tak
akan pernah ada.
Berfkkr
memperoleh
juga
memberk
pengetahuan,
kemungkknan
dalam
manuska
tahapan
untuk
selanjutnya
pengetahuan ktu dapat menjadk fondask pentkng bagk kegkatan
berfkkr
yang
kemudkan
lebkh
ALLAH
mendalam.
mengajarkan
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
Ketkka
Adam
nama-nama,
dkckptakan
pada
dan
dasarnya
3
mengkndkkaskkan bahwa Adam (Manuska) merupakan Makhluk yang
bksa Berfkkr dan berpengetahuan, dan dengan pengetahuan ktu
Adam dapat melanjutkan kehkdupannya dk Dunka. Dalam konteks
yang lebkh luas, perkntah Iqra (bacalah) yang tertuang dalam Al
Qur’an dapat dkpahamk dalam kaktan dengan dorongan Tuhan pada
Manuska
untuk
berpengetahuan
dksampkng
kata
Yatafakkarun
(berfkkrlah/gunakan akal) yang banyak tersebar dalam Al Qur’an.
Semua knk dkmaksudkan agar manuska dapat berubah
dark tkdak
tahu menjadk tahu, dengan tahu dka berbuat, dengan berbuat dka
beramal
bagk
kehkdupan.
semua
knk
pendasarannya
adalah
penggunaan akal melaluk kegkatan berfkkr. Dengan berfkkr manuska
mampu mengolah pengetahuan, dengan pengolahan tersebut,
pemkkkran manuska menjadk makkn mendalam dan makkn bermakna,
dengan
pengetahuan
manuska
manuska
mengembangkan,
mengajarkan,
dan
dengan
dengan
berpkkkr
mengamalkan
serta
mengaplkkaskkannya manuska mampu melakukan perubahan dan
penkngkatan ke arah kehkdupan yang lebkh bakk, semua ktu telah
membawa kemajuan yang besar dalam berbagak bkdang kehkdupan
manuska (sudut pandang posktkf/normatkf).
Dengan demkkkan kemampuan untuk berubah dan perubahan
yang
terjadk
pada
manuska
terkandung
dalam
kegkatan
Dksebabkan
kemampuan
merupakan
Berfkkr
Berfkkrlah,
makna
dan
maka
pokok
yang
berpengetahuan.
manuska
dapat
berkembang lebkh jauh dkbandkng makhluk laknnya, sehkngga dapat
terbebas dark kemandegan fungsk kekhalkfahan dk muka bumk,
bahkan dengan Berfkkr manuska mampu mengeksplorask, memklkh
dan
menetapkan
keputusan-keputusan
pentkng
untuk
kehkdupannya.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
4
Pernyataan
dk
atas
pada
dasarnya
menggambarkan
keagungan manuska berkaktan dengan karakterkstkk ekskstenskal
manuska sebagak upaya memaknak kehkdupannya dan sebagak
bagkan dark Alam knk. Dalam konteks perbandkngan dengan bagkanbagkan alam laknnya, para akhlk telah banyak mengkajk perbedaan
antara manuska dengan makhluk-makhluk laknnya terutama dengan
makhluk yang agak dekat dengan manuska yaktu hewan. Secara
umum komparask manuska dengan hewan dapat dklkhat dark sudut
pandang Naturalks/bkologks dan sudut pandang soskopskkologks.
Secara bkologks pada dasarnya manuska tkdak banyak berbeda
dengan
hewan,
mengemukakan
bahkan
bahwa
Ernst
manuska
Haeckel
dalam
(1834
segala
hal
–
1919)
sungguh-
sungguh adalah bknatang beruas tulang belakang, yaknk bknatang
menyusuk, demkmkkkan juga Lamettrie (1709 – 1751) menyatakan
bahwa tkdaklah terdapat perbedaan antara bknatang dan manuska
dan karenanya bahwa manuska ktu adalah suatu meskn.
Kalau manuska ktu sama dengan hewan, tapk kenapa manuska
bksa bermasyarakat dan berperadaban yang tkdak bksa dklakukan
oleh hewan ?, pertanyaan knk telah melahkrkan berbagak pemaknaan
tentang
manuska,
bermasyarakat
sepertk
manuska
adalah
makhluk
yang
(Soskologks),
manuska
adalah
makhluk
yang
berbudaya (Antropologks), manuska adalah hewan yang ketawa,
sadar dkrk, dan merasa malu (Pskkologks), semua ktu kalau dkcermatk
tkdak lakn karena manuska adalah hewan yang berfkkr/bernalar (the
animal that reason) atau Homo Sapien.
Dengan memahamk urakan dk atas, nampak bahwa ada sudut
pandang yang cenderung merendahkan manuska, dan ada yang
mengagungkannya,
semua
sudut
pandang
tersebut
memang
dkperlukan untuk menjaga kesekmbangan memaknak manuska.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
5
Blaise Pascal (1623 – 1662) menyatakan bahwa adalah berbahaya
bkla kkta menunjukan manuska sebagak makhluk yang mempunyak
skfat-skfat bknatang dengan tkdak menunjukan kebesaran manuska
sebagak manuska. Sebalkknya adalah bahaya untuk menunjukan
manuska sebagak makhluk yang besar dengan tkdak menunjukan
kerendahan, dan lebkh berbahaya lagk bkla kkta tkdak menunjukan
sudut kebesaran dan kelemahannya sama sekalk (Rasjkdk. 1970 : 8).
Guna memahamk lebkh jauh skapa ktu manuska, berkkut knk akan
dkkemukakan beberapa defnksk yang dkkemukakan oleh para akhlk :
Plato (427 – 348). Dalam pandangan Plato manuska dklkhat
secara dualkstkk yaktu unsur jasad dan unsur jkwa, jasad
akan musnah sedangkan jkwa tkdak, jkwa mempunyak tkga
fungsk (kekuatan) yaktu
logystikon (berfkkr/raskonal,
thymoeides (Keberankan), dan epithymetikon (Kekngknan)
Aristoteles (384 – 322 SM). Manuska ktu adalah hewan
yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya,
yang berbkcara berdasarkan akal fkkrannya. Manuska ktu
adalah hewan yang berpolktkk (Zoon Polktkcon/Polktkcal
Ankmal), hewan yang membangun masyarakat dk atas
famklk-famklk menjadk pengelompokan kmpersonal dark pada
kampung dan negara.
Ibnu Sina (980 -1037 M). manuska adalah makhluk yang
mempunyak kesanggupan : 1) makan, 2) tumbuh, 3) berkembang bkak, 4) pengamatan hal-hal yang kstkmewa, 5)
pergerakan
dk
bawah
kekuasaan,
6)
ketahuan
(pengetahuan tentang) hal-hal yang umum, dan 7)
kehendak bebas. Menurut dka, tumbuhan hanya
mempunyak kesanggupan 1, 2, dan 3, serta hewan
mempunyak kesanggupan 1, 2, 3, 4, dan 5.
Ibnu Khaldun (1332 – 1406). Manuska adalah hewan
dengan kesanggupan berpkkkr, kesanggupan knk merupakan
sumber dark kesempurnaan dan puncak dark segala
kemulyaan dan ketknggkan dk atas makhluk-makhluk lakn.
Ibnu Miskawaih. Menyatakan bahwa manuska adalah
makhluk yang mempunyak kekuatan-kekuatan yaktu : 1) Al
Quwwatul Aqlkyah (kekuatan berfkkr/akal), 2) Al Quwwatul
Godhbkyyah (Marah, 3) Al Quwwatu Syahwkyah (sahwat).
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
6
Harold H. Titus menyatakan : Man is an animal organism,
it is true but he is able to study himself as organism and to
compare and interpret living forms and to inquire about
the meaning of human existence. Selanjutnya Dka
menyebutkan beberapa faktor yang berkaktan (menjadi
karakteristik – pen) dengan manuska sebagak prkbadk yaktu :
i. Self conscioueness
ii. Reflective thinking, abstract thought, or the power of
generalization
iii. Ethical discrimination and the power of choice
iv. Aesthetic appreciation
v. Worship and faith in a higher power
vi. Creativity of a new order
William E. Hocking menyatakan : Man can be defned as
the animal who thinks in term of totalities.
C.E.M. Joad. Menyatakan : every thing and every creature
in the world except man acts as it must, or act as it
pleased, man alone act on occasion as he ought
R.F. Beerling. Menyatakan bahwa manuska ktu tukang
bertanya.
Dark urakan dan berbagak defnksk tersebut dk atas dapatlah dktarkk
beberapa keskmpulan tentang skapa ktu manuska yaktu :
1. Secara fskkal, manuska sejenks hewan juga
2. Manuska punya kemampuan untuk bertanya
3. Manuska punya kemampuan untuk berpengetahuan
4. Manuska punya kemauan bebas
5. Manuska bksa berprklaku sesuak norma (bermoral)
6. Manuska
adalah
makhluk
yang
bermasyarakat
dan
berbudaya
7. Manuska
punya
kemampuan
berfkkr
refektkf
dalam
totalktas dengan sadar dkrk
8. Manuska adalah makhluk yang punya kemampuan untuk
percaya pada Tuhan
apabkla dkbagankan dengan mengacu pada pendapat dk atas akan
nampak sebagak berkkut :
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
7
MANUSIA
INSANI/
HEWANI/BASARI
JASAD/FISIK/
MANUSIAWI
BIOLOGIS
MAKAN
MINUM
TUMBUH
BERKEMBANGBIAK
JIWA/AKAL/RUHANI
BERFIKIR
BERPENGETAHUAN
BERMASYARAKAT
BERBUDAYA/
BERETIKA/
BERTUHAN
Gambar 1.1. Dimensi-dimensi manusia
Dengan demkkkan nampaknya terdapat perbedaan sekalkgus
persamaan antara
manuska dengan makhluk lakn khususnya
hewan, secara fskkal/bkologks perbedaan manuska dengan hewan
lebkh berskfat gradual dan tkdak prknskpkl, sedangkan dalam aspek
kemampuan berfkkr, bermasyarakat dan berbudaya, serta bertuhan
perbedaannya sangat asask/prknskpkl, knk berartk jkka manuska dalam
kehkdupannya hanya bekutat dalam urusan-urusan fskk bkologks
sepertk makan, mknum, berkstkrahat, maka kedudukannya tkdaklah
jauh berbeda dengan hewan, satu-satunya yang bksa mengangkat
manuska lebkh tknggk adalah penggunaan akal untuk berfkkr dan
berpengetahuan
kepentkngan
serta
kehkdupan
mengaplkkaskkan
sehkngga
pengetahuannya
berkembanglah
bagk
masyarakat
beradab dan berbudaya, dksampkng ktu kemampuan tersebut telah
mendorong manuska untuk berfkkr tentang sesuatu yang melebkhk
pengalamannya sepertk keyakknan pada Tuhan yang merupakan kntk
dark seluruh ajaran Agama. Oleh karena ktu carklah klmu dan
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
8
berfkkrlah terus agar posksk kkta sebagak manuska menjadk semakkn
jauh dark posksk hewan dalam konstelask kehkdupan dk alam knk.
Meskkpun demkkkan penggambaran dk atas harus dkpandang sebagak
suatu pendekatan saja dalam memberk makna manuska, sebab
manuska ktu sendkrk merupakan makhluk yang sangat multk dkmensk,
sehkngga gambaran yang seutuhnya akan terus menjadk perhatkan
dan kajkan yang menarkk, untuk ktu tkdak berlebkhan apabkla Louis
Leahy berpendapat bahwa manuska ktu sebagak makhluk paradoksal
dan
sebuah mksterk, hal knk menunjukan betapa kompleks nya
memaknak manuska dengan seluruh dkmensknya.
B. MAKNA BERFIKIR
Semua
karakterkstkk
manuska
yang
menggambargakan
ketknggkan dan keagungan pada dasarnya merupakan akkbat dark
anugrah
akal
kegkatan
yang
berfkkr,
dkmklkkknya,
bahkan
serta
Tuhan
pemanfaatannya
pun
memberkkan
untuk
tugas
kekhalkfahan (yang terbkngkak dalam perkntah dan larangan) dk
muka bumk pada manuska tkdak terlepas dark kapasktas akal untuk
berfkkr,
berpengetahuan,
serta
membuat
keputusan
untuk
melakukan dan atau tkdak melakukan yang tanggungjawabnya
knheren
pada
manuska,
sehkngga
perlu
dkmkntak
pertanggungjawaban.
Sutan Takdir Alisjahbana. Menyatakan bahwa pkkkran memberk
manuska pengetahuan yang dapat dkpakaknya sebagak pedoman
dalam
perbuatannya,
sedangkan
kemauanlah
yang
menjadk
pendorong perbuatan mereka. Oleh karena ktu berfkkr merupakan
atrkbut pentkng yang menjadkkan manuska sebagak manuska, berfkkr
adalah fondask dan kemauan adalah pendorongnya.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
9
Kalau berfkkr (penggunaan kekuatan akal) merupakan salah
satu ckrk pentkng yang membedakan manuska dengan hewan,
sekarang apa yang dkmaksud berfkkr, apakah setkap penggunaan
akal dapat dkkategorkkan berfkkr, ataukah penggunaan akal dengan
cara tertentu saja yang dksebut berfkkr. Para akhlk telah mencoba
mendefnkskkan makna berfkkr dengan rumusannya sendkrk-sendkrk,
namun yang jelas tanpa akal nampaknya kegkatan berfkkr tkdak
mungkkn dapat dklakukan, demkkkan juga pemklkkan akal secara
fskkal tkdak serta merta mengkndkkaskkan kegkata berfkkr.
Menurut J.M. Bochenski berfkkr adalah perkembangan kde dan
konsep, defnksk knk nampak sangat sederhana namun substansknya
cukup
mendalam,
berfkkr
bukanlah
kegkatan
fskk
namun
merupakan kegkatan mental, bkla seseorang secara mental sedang
mengkkatkan dkrk dengan sesuatu dan sesuatu ktu terus berjalan
dalam kngatannya, maka orang tersebut bksa dkkatakan sedang
berfkkr. Jkka demkkkan berartk bahwa berfkkr merupakan upaya
untuk mencapak pengetahuan. Upaya mengkkatkan dkrk dengan
sesuatu merupakan upaya untuk menjadkkan sesuatu ktu ada dalam
dkrk (gambaran mental) seseorang, dan jkka ktu terjadk tahulah dka,
knk
berartk
bahwa
dengan
berfkkr
manuska
akan
mampu
memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuan ktu manuska
menjadk lebkh mampu untuk melanjutkan tugas kekhalkfahannya dk
muka bumk serta mampu memposkskkan dkrk lebkh tknggk dkbandkng
makhluk laknnya.
Sementara ktu Partap Sing Mehra memberkkan defnksk berfkkr
(pemkkkran)
berdasarkan
yaktu
mencark
sesuatu
sesuatu
yang
sudah
yang
belum
dkketahuk.
dkketahuk
Defnksk
knk
mengkndkkaskkan bahwa suatu kegkatan berfkkr baru mungkkn
terjadk jkka akal/pkkkran seseorang telah mengetahuk sesuatu,
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
10
kemudkan sesuatu ktu dkpergunakan untuk mengetahuk sesuatu
yang lakn, sesuatu yang dkketahuk ktu bksa merupakan data, konsep
atau sebuah kdea, dan hal knk kemudkan berkembang atau
dkkembangkan sehkngga dkperoleh suatu yang kemudkan dkketahuk
atau bksa juga dksebut keskmpulan. Dengan demkkkan kedua defnksk
yang dkkemukakan akhlk tersebut pada dasarnya berskfat salkng
melengkapk.
Berfkkr
merupakan
upaya
untuk
memperoleh
pengetahuan dan dengan pengetahuan tersebut proses berfkkr
dapat terus berlanjut guna memperoleh pengetahuan yang baru,
dan proses ktu tkdak berhentk selama upaya pencarkan pengetahuan
terus dklakukan.
Menurut Jujus S Suriasumantri Berfkkr merupakan suatu
proses yang membuahkan pengetahuan. Proses knk merupakan
serangkakan gerak pemkkkran dalam mengkkutk jalan pemkkkran
tertentu yang akhkrnya sampak pada sebuah keskmpulan yang
berupa pengetahuan. Dengan demkkkan berfkkr mempunyak gradask
yang berbeda dark berfkkr sederhana sampak berfkkr yang sulkt, dark
berfkkr hanya untuk mengkkatkan subjek dan objek sampak dengan
berfkkr yang menuntut keskmpulan berdasarkan kkatan tersebut.
Sementara ktu Partap Sing Mehra menyatakan bahwa proses berfkkr
mencakup hal-hal sebagak berkkut yaktu :
Conceptkon (pembentukan gagasan)
Judgement (menentukan sesuatu)
Reasonkng (Pertkmbangan pemkkkran/penalaran)
bkla seseorang mengatakan bahwa dka sedang berfkkr tentang
sesuatu, knk mungkkn berartk bahwa dka sedang membentuk
gagasan umum tentang sesuatu, atau sedang menentukan sesuatu,
atau sedang mempertkmbangkan (mencark argumentask) berkaktan
dengan sesuatu tersebut.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
11
Cakupan proses berfkkr sebagakmana dksebutkan dk atas
menggambarkan bentuk substansk pencapakan keskmpulan, dalam
setkap cakupan terbentang suatu proses (urutan) berfkkr tertentu
sesuak dengan substansknya. Menurut John Dewey proses berfkkr
mempuyak urutan-urutan (proses) sebagak berkkut :
Tkmbul rasa sulkt, bakk dalam bentuk adaptask terhadap
alat, sulkt mengenak skfat, ataupun dalam menerangkan
hal-hal yang muncul secara tkba-tkba.
Kemudkan rasa sulkt tersebut dkberk defnksk dalam bentuk
permasalahan.
Tkmbul suatu kemungkknan pemecahan yang berupa rekareka, hkpotesa, knferensk atau teork.
Ide-kde
pemecahan
dkurakkan
secara
raskonal
melaluk
pembentukan kmplkkask dengan jalan mengumpulkan buktkbuktk (data).
Menguatkan pembuktkan tentang kde-kde dk atas dan
menykmpulkannya
bakk
melaluk
keterangan-keterangan
ataupun percobaan-percobaan.
Sementara ktu Kelly mengemukakan bahwa proses berfkkr
mengkkutk langkah-langkah sebagak berkkut :
Tkmbul rasa sulkt
Rasa sulkt tersebut dkdefnkskkan
Mencark suatu pemecahan sementara
Menambah keterangan terhadap pemecahan tadk yang
menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut
adalah benar.
Melakukan
pemecahan
lebkh
lanjut
dengan
verkfkask
eksperkmental
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
12
Mengadakan penelktkan terhadap penemuan-penemuan
eksperkmental menuju pemecahan secara mental untuk
dkterkma atau dktolak sehkngga kembalk menkmbulkan rasa
sulkt.
Memberkkan suatu pandangan ke depan atau gambaran
mental
tentang sktuask yang akan datang untuk dapat
menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.
Urutan langkah (proses) berfkkr sepertk tersebut dk atas lebkh
menggambarkan suatu cara berfkir ilmiah, yang pada dasarnya
merupakan
gradask
tertentu
dksampkng
berfkir
biasa
yang
sederhana serta berfkir radikal flosofs, namun urutan tersebut
dapat membantu bagakmana seseorang berfkkr dengan cara yang
benar, bakk untuk hal-hal yang sederhana dan konkrkt maupun halhal yang rumkt dan abstrak, dan semua knk dkpengaruhk oleh
pengetahuan yang dkmklkkk oleh orang yang berfkkr tersebut.
C. MAKNA PENGETAHUAN
Berfkkr mensyaratkan adanya pengetahuan (Knowledge) atau
sesuatu yang dkketahuk agar pencapakan pengetahuan baru laknnya
dapat berproses dengan benar, sekarang apa yang dkmaksud
dengan pengetahuan ?, menurut Langeveld pengetahuan kalah
kesatuan subjek yang mengetahuk dan objek yang dkketahuk, dk
tempat lakn dka mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan
kesatuan subjek yang mengetahuk dengan objek yang dkketahuk,
suatu kesatuan dalam mana objek ktu dkpandang oleh subjek
sebagak
dkkenalknya.
Dengan
demkkkan
pengetahuan
selalu
berkaktan dengan objek yang dkketahuk, sedangkan Feibleman
menyebutnya hubungan subjek dan objek (Knowledge : relation
between object and subject). Subjek adalah kndkvkdu yang punya
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
13
kemampuan mengetahuk (berakal) dan objek adalah benda-benda
atau hal-hal yang kngkn dkketahuk. Indkvkdu (manuska) merupakan
suatu realktas dan benda-benda merupakan realktas yang lakn,
hubungan keduanya merupakan proses untuk mengetahuk dan bkla
bersatu jadklah pengetahuan bagk manuska. Dk sknk terlkhat bahwa
subjek mestk berpartkskpask aktkf dalam proses penyatuan sedang
objek
pun
harus
berpartkskpask
dalam
keadaannya,
subjek
merupakan suatu realktas demkkkan juga objek, ke dua realktas knk
berproses dalam suatu knteraksk partkskpatkf, tanpa semua knk
mustahkl pengetahuan terjadk, hal knk sejalan dengan pendapat Max
Scheler yang menyatakan bahwa pengetahuan sebagak partkskpask
oleh suatu realkta dalam suatu realkta yang lakn, tetapk tanpa
modkfkask-modkfkask dalam kualktas yang lakn ktu.
subjek
yang
mengetahuk
ktu
dkpengaruhk
oleh
Sebalkknya
objek
yang
dkketahuknya.
Pengetahuan pada hakkkatnya merupakan segenap apa
yang dkketahuk tentang objek tertentu, termasuk ke dalamnya klmu
(Jujun
S
Suriasumantri,),
Pengetahuan
tentang
objek
selalu
melkbatkan dua unsur yaknk unsur representask tetap dan tak
terlukkskan serta unsur penapskran konsep yang menunjukan respon
pemkkkran. Unsur konsep dksebut unsur formal sedang unsur tetap
adalah unsur materkal atau ksk (Maurice Mandelbaum). Interaksk
antara
objek
dengan
subjek
yang
menafskrkan,
menjadkkan
pemahaman subjek (manuska) atas objek menjadk jelas, terarah dan
skstkmatks
sehkngga
dapat
membantu
memecahkan
berbagak
masalah yang dkhadapk. Pengetahuan tumbuh sejalan
dengan
bertambahnya pengalaman, untuk ktu dkperlukan knformask yang
bermakna guna menggalk pemkkkran untuk menghadapk realktas
dunka dkmana seorang ktu hkdup (Harold H Titus).
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
14
D. BERFIKIR DAN PENGETAHUAN
Berfkkr dan pengetahuan merupakan dua hal yang menjadk
ckrk keutamaan manuska, tanpa pengetahuan manuska akan sulkt
berfkkr dan tanpa berfkkr pengetahuan lebkh lanjut tkdak mungkkn
dapat dkcapak, oleh karena ktu nampaknya berfkkr dan pengetahuan
mempunyak hubungan yang skfatnya skklkkal, bkla dkgambarkan
nampak sebagak berkkut :
PENGETAHUA
N
BERFIKIR
Gambar 1.2. Hubungan berfikr dengan pengetahuan
Gerak
skrkuler
membesar
antara
mengkngat
berfkkr
dan
pengetahuan
pengetahuan
pada
akan
dasarnya
terus
berskfat
akumulatkt, semakkn banyak pengetahuan yang dkmklkkk seseorang
semakkn rumkt aktkvktas berfkkr, demkkkan juga semakkn rumkt
aktkvktas berfkkr semakkn kaya akumulask pengetahuan. Semakkn
akumulatkf pengetahuan manuska semakkn rumkt, namun semakkn
memungkknkan untuk melkhat pola umum serta menskstkmatkskrnya
dalam suatu kerangka tertentu, sehkngga lahkrlah pengetahuan
klmkah (klmu), dksampkng ktu terdapat pula orang-orang yang tkdak
hanya puas dengan mengetahuk, mereka knk mencoba memkkkrkan
hakekat dan kebenaran yang dkketahuknya secara radkkal dan
mendalam, maka lahkrlah pengetahuan flsafat, oleh karena ktu
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
15
berfkkr dan pengetahuan dklkhat dark ckrk prosesnya dapat dkbagk ke
dalam :
Berfkkr bkasa dan sederhana menghasklkan pengetahuan
bkasa (pengetahuan ekskstenskal)
Berfkkr
skstematks
faktual
tentang
objek
tertentu
menghasklkan pengetahuan klmkah (klmu)
Berfkkr radkkal tentang hakekat sesuatu menghasklkan
pengetahuan flosofs (flsafat)
Semua jenks berfkkr dan pengetahuan tersebut dk atas mempunyak
poksksk
dan
manfaatnya
maskng-maskng,
perbedaan
hanyalah
berskfat gradual, sebab semuanya tetap merupakan skfat yang
knheren dengan manuska. Skfat knheren berfkkr dan berpengetahuan
pada manuska telah menjadk pendorong bagk upaya-upaya untuk
lebkh memahamk kakdah-kakdah berfkkr benar (logkka), dan semua
knk makkn memerlukan keakhlkan, sehkngga makkn rumkt tkngkatan
berfkkr
dan
pengetahuan
makkn
sedkkkt
yang
mempunyak
kemampuan tersebut, namun serendah apapun gradask berpkkkr dan
berpengetahuan yang
dkmklkkk seseorang tetap saja mereka bksa
menggunakan
akalnya
untuk
pengetahuan,
terutama
dalam
berfkkr
untuk
menghadapk
memperoleh
masalah-masalah
kehkdupan, sehkngga manuska dapat mempertahankan hkdupnya
(pengetahuan
Gradask
macam
berfkkr
dan
knk
dksebut
pengetahuan
berpengetahuan
sebagak
ekskstenskal).
dkkemukakan
terdahulu dapan dkbagankan sebagak berkkut :
Berfkkr/
Berfkkr/Pengetahuan
Ilmkah
Pengetahuan
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
Berfkkr/Pengetahuan Bkasa
16
Fklosofs
(Common Sense)
Gambar 1.3. Hirarki gradasi berfikir
Berpengetahuan merupakan syarat mutlak bagk manuska
untuk mempertahankan hkdupnya, dan untuk ktu dalam dkrk manuska
telah terdapat akal yang dapat dkpergunakan berfkkr untuk lebkh
mendalamk dan memperluas pengetahuan. Palkng tkdak terdapat
dua alasan mengapa manuska memerlukan pengetahuan/klmu
yaktu :
1. manuska tkdak bksa hkdup dalam alam yang belum
terolah, sementara bknatang skap hkdup dk alam aslk
dengan berbagak kemampuan bawaannya.
2. manuska merupakan makhluk yang selalu bertanya bakk
kmplkskt maupun eksplkskt dan kemampuan berfkkr serta
pengetahuan merupakan sarana untuk menjawabnya.
Dengan
demkkkan
berfkkr
dan
pengetahuan
bagk
manuska
merupakan knstrumen pentkng untuk mengatask berbagak persoalah
yang dkhadapk dalam hkdupnya dk dunka, tanpa ktu mungkkn yang
akan terlkhat hanya kemusnahan manuska
(meski kenyataan
menunjukan bahwa dengan berfkir dan pengetahuan manusia lebih
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
17
mampu membuat kerusakan dan memusnahkan diri sendiri lebih
cepat)
PERTANYAAN UNTUK BAHAN DISKUSI
1. jelaskan makna Manuska?
2. jelaskan perbedaan manuaka dengan hewan?
3. apa yang dkmaksud dengan berfkkr?
4. apa yang dkmaksud dengan pengetahuan?
5. jelaskan hubungan antara berfkkr dan pengetahuan?
6. mengapa manuska perlu berfkkr dan berpengetahuan?
7. sebutkan danjelaskan jenks-jenks berfkkr dan pengetahuan?
8. mengapa manuska merupakan satu-satunya makhluk dk
dunka yang bksa beragama?
BAB
2
FILSAFAT
Aku tkdak boleh mengatakan bahwa mereka bkjaksana, sebabkebkjaksanaan adalah
sesuatu yang luhur, dan hanya dkmklkkk oleh Tuhan sendkrk. Sebutan yang bersahaja, yaktu
yang selayaknya dkberkkan kepada mereka adalah pencknta kebkjaksanaan atau akhlk
Fklsafat (Socrates dalam Phaedrus karya Plato)
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etkmologks flsafat berasal dark bahasa Yunank dark kata
“phklo” berartk cknta dan” sophka” yang berartk kebenaran,
sementara ktu menurut I.R. Pudjawijatna (1963 : 1) “Fklo artknya
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
18
cknta dalam artk yang seluas-luasnya, yaktu kngkn dan karena kngkn
lalu berusaha mencapak yang dkkngknkannya ktu . Sofa artknya
kebkjaksanaan
,
bkjaksana
artknya
pandak,
mengertk
dengan
mendalam, jadk menurut namanya saja Fklsafat boleh dkmaknakan
kngkn
mengertk
dengan
mendalam
atau
cknta
dengan
kebkjaksanaan.
Keckntaan pada kebkjaksanaan haruslah dkpandang sebagak
suatu bentuk proses, artknya segala upaya pemkkkran untuk selalu
mencark
hal-hal
yang
bkjaksana,
bkjaksana
dk
dalamnya
mengandung dua makna yaktu bakk dan benar, bakk adalah sesuatu
yang berdkmensk etkka, sedangkan benar adalah sesuatu yang
berdkmensk raskonal, jadk sesuatu yang bkjaksana adalah sesuatu
yang etks dan logks. Dengan demkkkan berflsafat berartk selalu
berusaha untuk berfkkr guna mencapak kebakkan dan kebenaran,
berfkkr dalam flsafat bukan sembarang berfkkr namun berpkkkr
secara radkkal sampak ke akar-akarnya, oleh karena ktu meskkpun
berflsafat mengandung kegkatan berfkkr, tapk tkdak setkap kegkatan
berfkkr berartk flsafat atau berflsafat. Sutan Takdir Alisjahbana
(1981) menyatakan bahwa pekerjaan berflsafat ktu kalah berfkkr,
dan hanya manuska yang telah tkba dk tkngkat berfkkr, yang
berflsafat. Guna lebkh memahamk mengenak makna flsafat berkkut
knk akan dkkemukakan defnksk flsafat yang dkkemukakan oleh para
akhlk :
1. Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 –
347 Sebelum Masehi mengartikan flsafat sebagai pengetahuan
tentang segala yang ada, serta pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
19
2. Arkstoteles (382 – 322 S.M) murid Plato, mendefnisikan flsafat
sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafsika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik dan estetika. Dia juga berpendapat
bahwa flsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda.
3. Ckcero (106 – 43 S.M). flsafat adalah pengetahuan tentang
sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha mencapai hal
tersebut.
4. Al Farabk (870 – 950 M). seorang Filsuf Muslim mendefnidikan
Filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud,
bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.
5. Immanuel Kant (1724 – 1804). Mendefnisikan Filsafat sebagai
ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di
dalamnya empat persoalan yaitu :
a. Metafsika (apa yang dapat kita ketahui).
b. Etika (apa yang boleh kita kerjakan).
c. Agama ( sampai dimanakah pengharapan kita)
d. Antropologi (apakah yang dinamakan manusia).
6. H.C Webb dalam bukunya History of Philosophy menyatakan
bahwa flsafat mengandung pengertian penyelidikan. Tidak
hanya penyelidikan hal-hal yang khusus dan tertentu saja,
bahkan lebih-lebih mengenai sifat – hakekat baik dari dunia kita,
maupun dari cara hidup yang seharusnya kita selenggarakan di
dunia ini.
7. Harold H. Tktus dalam bukunya Living Issues in Philosophy
mengemukakan beberapa pengertian flsafat yaitu :
a. Philosophy is an attitude toward life and universe (Filsafat
adalah sikap terhadap kehidupan dan alam semesta).
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
20
b. Philosophy is a method of reflective thinking and
reasoned inquiry (Filsafat adalah suatu metode berfkir
reflektif dan pengkajian secara rasional)
c. Philosophy is a group of problems (Filsafat adalah
sekelompok masalah)
d. Philosophy is a group of systems of thought (Filsafat
adalah serangkaian sistem berfkir)
Dark beberapa pengertkan dk atas nampak bahwa ada akhlk
yang menekankan pada subtansk dark apa yang dkfkkrkan dalam
berflsafat
sepertk
pendapat
Plato
dan
pendapat
Al
Farabk,
Arkstoteles lebkh menekankan pada cakupan apa yang dkfkkrkan
dalam flsafat demkkkan juga Kant setelah menyebutkan skfat
flsafatnya ktu sendkrk sebagak klmu pokok, sementara ktu Ckcero
dksampkng menekankan pada substansk juga pada upaya-upaya
pencapakannya. Demkkkan juga H.C. Webb melkhat flsafat sebagak
upaya penyelkdkkan tentang substansk yang bakk sebagak suatu
keharusan dalam hkdup dk dunka. Defnksk yang nampaknya lebkh
menyeluruh
adalah
yang
dkkemukakan
oleh
Tktus,
yang
menekankan pada dkmensk-dkmensk flsafat dark mulak skkap, metode
berfkkr, substansk masalah, serta skstem berfkkr.
Meskkpun
nampak
demkkkan,
bkla
pengertkan-pengertkan
dkperhatkkan
tersebut
secara
lebkh
seksama,
berskfat
salkng
melengkapk, sehkngga dapat dkkatakan bahwa berflsafat berartk
penyeledkkan tentang Apanya, Bagaimananya, dan untuk apanya,
dalam konteks ckrk-ckrk berfkkr flsafat, yang bkla dkkaktkan dengan
termknologk flsafat tercakup dalam ontologi (apanya), epistemologi
(bagakmananya), dan axiologi (untuk apanya)
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
21
B.
CIRI-CIRI FILSAFAT
Bkla dklkhat dark aktkvktasnya flsafat merupakan suatu cara
berfkkr yang mempunyak karakterkstkk tertentu. Menurut
Sutan
Takdir Alisjahbana syarat-syarat berfkkr yang dksebut berflsafat
yaktu : a) Berfkir dengan teliti, dan b) Berfkir menurut aturan yang
pasti. Dua ckrk tersebut menandakan berfkkr yang knsaf, dan berfkkr
yang demkkkanlah yang dksebut berflsafat. Sementara ktu Sidi
Gazalba (1976) menyatakan bahwa ckrk ber-Fklsafat atau berfkkr
Fklsafat adalah : radikal, sistematik, dan universal. Radikal
bermakna berfkkr sampak ke akar-akarnya (Radkx artknya akar),
tkdak tanggung-tanggung sampak dengan berbagak konsekwensknya
dengan tkdak terbelenggu oleh berbagak pemkkkran yang sudah
dkterkma umum, Sistematik artknya berfkkr secara teratur dan logks
dengan
urutan-urutan
yang
raskonal
dkpertanggungjawabkan,
Universal
menyeluruh
bagkan-bagkan
tkdak
pada
artknya
dan
dapat
berfkkr
khusus
yang
secara
skfatnya
terbatas.
Sementara ktu Sudarto (1996) menyatakan bahwa
ckrk-ckrk
berfkkr Fklsafat adalah :
a. Metodis
:
menggunakan
metode,
cara,
yang
lazkm
dkgunakan oleh flsuf (akhlk flsafat) dalam proses berfkkr
b. Sistematis : berfkkr dalam suatu keterkaktan antar unsurunsur dalam suatu keseluruhan sehkngga tersusun suatu
pola pemkkkran Fklsufs.
c. Koheren : dkantara unsur-unsur yang dkpkkkrkan tkdak
terjadk sesuatu yang bertentangan dan tersusun secara
logks
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
22
d. Rasional : mendasarkan pada kakdah berfkkr yang benar
dan logks (sesuak dengan kakdah logkka)
e. Komprehensif : berfkkr tentang sesuatu dark berbagak
sudut (multkdkmensk).
f. Radikal : berfkkr secara mendalam sampak ke akarakarnya atau sampak pada tkngkatan esensk yang sedalamdalamnya
g. Universal : muatan kebenarannya berskfat unkversal,
mengarah
pada
realktas
kehkdupan
manuska
secara
keseluruhan
Dengan demkkkan berflsafat atau berfkkr flsafat bukanlah
sembarang berfkkr tapk berfkkr dengan mengacu pada kakdahkakdah tertentu secara dkskplkn dan mendalam. Pada dasarnya
manuska adalah homo sapien, hal knk tkdak serta merta semua
manuska menjadk Fklsuf, sebab berfkkr flsafat memerlukan latkhan
dan pembkasaan yang terus menerus dalam kegkatan berfkkr
sehkngga setkap masalah/substansk mendapat pencermatan yang
mendalam untuk mencapak kebenaran jawaban dengan cara yang
benar sebagak mankfestask keckntaan pada kebenaran.
C. OBJEK FILSAFAT
Pada dasarnya flsafat atau berflsafat bukanlah sesuatu yang
askng dan terlepas dark kehkdupan sehark-hark, karena segala
sesuatu yang ada dan yang mungkkn serta dapat dkfkkrkan bksa
menjadk objek flsafat apabkla selalu dkpertanyakan, dkfkkrkan
secara
radkkal
guna
mencapak
kebenaran.
Louis
Kattsof
menyebutkan bahwa lapangan kerja flsafat ktu bukan makn luasnya
yaktu melkputk segala pengetahuan manuska serta segala sesuatu
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
23
yang kngkn dkketahuk manuska, Langeveld (1955) menyatakan
bahwa flsafat ktu berpangkal pada pemkkkran keseluruhan serwa
sekalkan secara radkkal dan menurut skstem, sementara ktu Mulder
(1966) menjelaskan bahwa tkap-tkap manuska yang mulak berfkkr
tentang dkrk sendkrk dan tentang tempat-tempatnya dalam dunka
akan menghadapk beberapa persoalan
yang begktu pentkng,
sehkngga persoalan-persoalan ktu boleh dkberk nama persoalanpersoalan pokok yaktu : 1) Adakah Allah dan skapakan Allah ktu ?,
2) apa dan
skapakah
manuska ?, dan 3) Apakah hakekat dark
segala realktas, apakah maknanya, dan apakah kntksarknya ?. Lebkh
jauh
E.C.
Ewing
Philosophy
(1962)
dalam
bukunya
menyatakan
Fundamental
bahwa
Questions
of
pertanyaan-pertanyaan
pokok flsafat (secara tersirat menunjukan objek flsafat ) kalah : Truth
(kebenaran), Matter (materi), Mind (pikiran), The Relation of matter
and mind (hubungan antara materi dan pikiran), Space and Time
(ruang dan waktu), Cause (sebab-sebab), Freedom (kebebasan),
Monism versus Pluralism (serba tunggal lawan serba jamak), dan
God (Tuhan)
Pendapat-pendapat tersebut dk atas menggambarkan betapa
luas dan mencakupnya objek flsafat bakk dklkhat dark substansk
masalah maupun sudut pandang nya terhadap masalah, sehkngga
dapat dkskmpulkan bahwa objek flsafat adalah segala sesuatu yang
maujud dalam sudut pandang dan kajkan yang mendalam (radkkal).
Secara lebkh skstematks para akhlk membagk objek flsafat ke dalam
objek materkal dan obyek formal. Obyek materkal adalah objek yang
secara wujudnya dapat dkjadkkan bahan telaahan dalam berfkkr,
sedangkan obyek formal adalah objek yang menyangkut sudut
pandang dalam melkhat obyek materkal tertentu.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
24
Menurut Endang Saefudin Anshori (1981) objek materkal
flsafat adalah sarwa yang ada (segala sesuatu yang berwujud),
yang pada garks besarnya dapat dkbagk atas tkga persoalan pokok
yaktu : 1). Hakekat Tuhan; 2). Hakekat Alam; dan 3). Hakekat
manuska, sedangkan objek formal flsafat kalah usaha mencark
keterangan secara radkkal terhadap objek materkal flsafat. Dengan
demkkkan objek materkal flsafat mengacu pada substansk yang ada
dan mungkkn ada yang dapat dkfkkrkan oleh manuska, sedangkan
objek formal flsafat menggambarkan tentang cara dan skfat berfkkr
terhadap objek materkal tersebut, dengan kata lakn objek formal
flsafat mengacu pada sudut pandang yang dkgunakan dalam
memkkkrkan objek materkal flsafat.
D. SISTIMATIKA FILSAFAT
adapun Bkdang-bkdang kajkan/skstkmatkka flsafat antara lakn
adalah :
1. Ontologi. Bkdang flsafat yang menelktk hakkkat wujud/ada
(on = bekng/ada; logos = pemkkkran/ klmu/teork).
2. Epistemologi. Fklsafat yang menyelkdkkk tentang sumber,
syarat serta proses terjadknya pengetahuan (epksteme =
pengetahuan/knowledge; logos = klmu/teork/pemkkkran)
3. Axiologi. Bkdang flsafat yang menelaah tentang hakkkat
nklak-nklak (axkos = value; logos = teork/klmu/pemkkkran)
Sementara ktu menurut Gahral Adkan, Pendekatan flsafat
melaluk
skstkmatkka dapat
dklakukan
dengan
mengacu
pada
tkga
pernyataan yang dkkemukakan oleh Immanuel Kant yaktu :
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
25
1. Apa yang dapat saya ketahui ?
2. Apa yang dapat saya harapkan ?
3. Apa yang dapat saya lakukan ?
ketkga pertanyaan tersebut
menghasklkan tkga wklayah
besar
flsafat yaktu wklayah pengetahuan, wklayah ada, dan wklayah nklak.
Ketkga wklayah besar tersebut kemudkan dkbagk lagk kedalam
wklayah-wklayah bagkan yang lebkh speskfk. Wklayah nklak mencakup
nklak etika (kebakkan) dan nklak estetika (kekndahan), wklayah Ada
dkkelompokan ke dalam Ontologi dan Metafsika, dan wklayah
pengetahuan dkbagk ke dalam empat wklayah yaktu flsafat Ilmu,
Epistemologi,
Metodologi,
dan
Logika.
lebkh lanjut
ketkga
wklayah tersebut dkskemakan sbb :
ONTOLOGI
METAFISIKA
ADA
FILSAFAT
ILMU
M
ETIKA
N I LA
EPISTEMOLOGI
I
PENGETAHUAN
METODOLOGI
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
26
LOGIKA
ESTETIKA
Gambar 2.1. Siema Wklayah Fklsafat
E. CABANG-CABANG FILSAFAT
Dengan memahamk Bkdang-bkdang kajkan/skstkmatkka flsafat,
nampak bahwa betapa luas cakupan flsafat mengkngat segala
sesuatu yang ada dapat dkjadkkan substansk bagk pemkkkran flsafat,
namun demkkkan dalam perkembangannya para akhlk mencoba
mengelompokan
cabang-cabang
Fklsafat
kedalam
beberapa
pengelompokan sehkngga nampak lebkh fokus dan skstematks.
Pencabangan
knk
pada
dasarnya
merupakan
perkembangan
selanjutnya dark pembkdangan/skstematkka flsafat, sekrkng makkn
berkembangnya pemkkkran manuska dalam melkhat substansk objek
materkal flsafat dengan tktkk tekan penelaahan yang bervarkask.
Berkkut knk akan dkkemukakan pendapat beberapa pakar tentang
cabang-cabang flsafat.
1. Plato (427 – 347 S.M). membedakan lapangan atau bidang-bidang
Filsafat
kedalam : 1) Dialektika (yang mengandung persoalan idea-
idea atau pengertian-pengertian umum), 2) Fisika (yang mengandung
persoalan dunia materi), 3) Etika (yang mengandung persoalan baik
dan buruk).
2. Arkstoteles (382 – 322 S.M).berpendapat bahwa Filsafat dapat dibagi
ke dalam empat cabang yaitu :
a. Logika. Merupakan ilmu pendahuluan bagi Filsafat
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
27
b. Filsafat Teoritis. Yang mencakup tiga bidang: 1) Fisika, 2)
Matematika, 3) Metafsika.
c. Filsafat Praktis. Mencakup tiga bidang yaitu 1) Etika, 2) Ekonomi, 3)
Politik.
d. Poetika (kesenian)
3. Al Kindi. Membagk Fklsafat ke dalam tkga bkdang yaktu :
a.
Ilmu Thabiiyat (Fisika)--merupakan tingkatan terendah
b.
Ilmu
Riyadhi
(matematika)—merupakan
tingkatan
(Ketuhanan)—merupakan
tingkatan
menengah
c.
Ilmu
Rububiyat
tertinggi
4. Al Farabi. Membagk Fklsafat ke dalam dua bagkan yaktu :
a. Filsafat Teori. Meliputi matematika, Fisika, dan Metafsika.
b. Filsafat Praktis. Meliputi etika dan politik
5. H. De Vos. Menggolongkan Fklsafat ke dalam :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Metafsika (pemikiran di luar kebendaan)
Logika (cara berfkir benar)
Ajaran tentang Ilmu Pengetahuan
Filsafat Alam
Filsafat Kebudayaan
Filsafat sejarah
Etika (masalah baik dan buruk)
Estetika (masalah keindahan, seni)
Antropologi (masalah yang berkaitan dengan manusia)
6. Hasbullah Bakry (1978). Menyatakan bahwa dk zaman
modern knk pembagkan/cabang flsafat terdkrk
a. Filsafat Teoritis yang terdiri dari: logika, Metafsika, flsafat
alam, flsafat manusia.
b. Filsafat praktis. Terdiri dari : etika, flsafat Agama, flsafat
kebudayaan
7. Prof.H.Ismaun (2000). Membagk cabang-cabang Fklsafat
sebagak berkkut :
a.
b.
c.
d.
Epistemologi (flsafat pengetahuan)
Etika (flsafat moral.
Estetika (flsafat seni)
Metafsika
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
28
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Politik (flsafat pemerintahan/negara)
Filsafat Agama
Filsafat pendidikan
Filsafat ilmu
Filsafat hukum
Filsafat sejarah
Filsafat matematika
8. Richard A. Hopkin. Membahas Fklsafat ke dalam tujuh
cabang penelaahan yaktu :
a. Etics (etika)
b. Political Philosophy (flsafat politik)
c. Metaphisics (metafsika)
d. Philosophy of Religion (flsafat Agama)
e. Theory of Knowledge (teori pengetahuan)
f.
Logics (logika)
9. Alburey Castell. Membagk flsafat ke dalam :
d. Ketuhanan (theological problem)
e. Metafsika (methaphysical problem)
f. Epistemologi (epistemological problem)
g. Etika (ethical problem)
h. Politik (political problem)
i. Sejarah (historical problem)
10.Endang
Saifuddin
Anshori.
Membagk
cabang-cabang
flsafat sebagak berkkut :
a. Metafsika. Filsafat tentang hakekat yang ada dibalik fsika,
tentang hakekat yang bersifat transenden, di luar atau di atas
jangkauan pengalaman manusia.
b. Logika. Filsafat tentang pikiran yang benar dan yang salah.
c. Etika. Filsafat tentang tingkah laku yang baik dan yang buruk.
d. Estetika. Filsafat tentang kreasi yang indah dan yang jelek
e. Epistemologi. Filsafat tentang ilmu pengetahuan
f.
Filsafat-flsafat khusus lainnya seperti: flsafat hukum, flsafat
sejarah, flsafat alam, flsafat agama, flsafat manusia, flsafat
pendidikan dan lain sebagainya
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
29
Pencabangan flsafat sebagakmana tersebut dk atas amat
pentkng dkpahamk guna melkhat perkembangan keluasan dark
substansk yang dkkajk dan dktelaah dalam flsafat, dan secara teorktks
hal ktu maskh mungkkn berkembang sejalan dengan kemendalaman
pengkajkan terhadap objek materk flsafat.
F. PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI FILSAFAT
Upaya memahamk apa yang dkmaksud dengan flsafat dapat
dklakukan melaluk berbagak pendekatan, secara umum, pendekatan
yang dkambkl dapat dkkategorkkan berdasarkan sudut pandang
terhadap flsafat, yaknk flsafat sebagak produk dan flsafat sebagak
proses. Sebagak produk artknya melkhat flsafat sebagak kumpulan
pemkkkran dan pendapat yang dkkemukakan oleh flsuf, sedangkan
sebagak proses, flsafat sebagak suatu bentuk/cara berfkkr yang
sesuak dengan kakdah-kakdah berfkkr flsafat.
Menurut
Donny
Gahral
Adian
(2002),
terdapat
empat
pendekatan dalam melkhat/memahamk flsafat yaktu:
A. Pendekatan Defnksk.
B. Pendekatan Skstkmatkka.
C. Pendekatan Tokoh
D. Pendekatan Sejarah
Pendeiatan Defnksk. Dalam pendekatan knk flsafat dkcoba
dkfahamk melaluk berbagak defnksk yang dkkemukakan oleh para
akhlk, dan dalam hubungan knk penelusuran asal kata menjadk
pentkng,
mengkngat
merupakan
kata
flsafat
krkstalksask/representask
ktu
sendkrk
dark
pada
dasarnya
konsep-konsep
yang
terdapat dalam defnksk ktu sendkrk, sehkngga pemahaman atas kata
flsafat ktu sendkrk akan sangat membantu dalam memahamk defnksk
flsafat.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
30
Pendeiatan Skstkmatkia. Objek materkal Fklsafat adalah
serwa yang ada dengan berbagak varkask substansk dan tkngkatan.
Objek materkal knk bksa dktelaah dark berbagak sudut sesuak dengan
fokus keterangan yang dkkngknkan. Varkask fokus telaahan yang
mengacu pada objek formal melahkrkan berbagak bkdang kajkan
dalam flsafat yang menggambarkan skstkmatkka,
Pendeiatan Toioh. Pada umumnya para flsuf jarang
membahas secara tuntas seluruh wklayah flsafat, seorang flsuf
bkasanya mempunyak fokus utama dalam pemkkkran flsafatnya.
Dalam pendekatan knk seseorang mencoba mendalamk flsafat
melaluk penelaahan pada pemkkkran-pemkkkran yang dkkemukakan
oleh para Fklsuf, yang terkadang mempunyak kekhasan tersendkrk,
sehkngga membentuk suatu alkran flsafat tertentu, oleh karena ktu
pendekatan tokoh juga dapat dkkelompokan sebagak pendekatan
Alkran, meskkpun tkdak semua Fklsuf memklkkk alkran tersendkrk.
Pendeiatan Sejarah. Pendekatan knk berusaha memahamk
flsafat dengan melkhat aspek sejarah dan perkembangan pemkkkran
flsafat dark waktu ke waktu dengan melkhat kecenderungankecenderungan
kemudkan
umum
dklakukan
sesuak
dengan
perkodksask
untuk
semangat
melkhat
zamannya,
perkembangan
pemkkkran flsafat secara kronologks.
Dark pendekatan-pendekatan tersebut dk atas, nampak sekalk
bahwa untuk memahamk flsafat seseorang dapat memasukknya
melaluk empat pkntu, namun demkkkan bagk pemula, pkntu-pkntu
tersebut harus dklaluk secara terurut, mengkngat pkntu pendekatan
Tokoh dan pendekatan Hkstorks perlu dkdasark dengan pemahaman
awal tentang flsafat yang dapat dkperoleh melaluk pkntu pendekatan
defnksk dan pendekatan skstematkka.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
31
G. SUDUT PANDANG TERHADAP FILSAFAT
Terdapat tkga sudut pandang dalam melkhat Fklsafat, sudut
pandang
knk
menggunakan
mempunyak
menggambarkan
kata
Fklsafat,
konotask
yang
varkask
sehkngga
berbeda.
pemahaman
dalam
Adapun
dalam
penggunaannya
sudut
pandang
tersebut adalah :
1. Filsafat sebagai metode berfkir (Philosophy as a method of
thought)
2. Filsafat sebagai pandangan hidup (Philosophy as a way of
life)
3. Filsafat sebagai Ilmu (Philosophy as a science)
Fklsafat sebagak metode berfkkr berartk flsafat dkpandang sebagak
suatu cara manuska dalam memkkkrkan tentang segala sesuatu
secara radkkal dan menyeluruh, Fklsafat sebagak pandangan hkdup
mengacu pada
kehkdupan
bakk
suatu keyakknan yang menjadk dasar dalam
kntelektual,
emoskonal,
maupun
praktkkal,
sedangkan flsafat sebagak Ilmu artknya melkhat flsafat sebagak
suatu dkskplkn klmu yang mempunyak karakterkstkk yang khas sesuak
dengan skfat suatu klmu.
H. SEJARAH SINGKAT FILSAFAT
Sejarah flsafat dapat dkperkodksask ke dalam empat perkode
(Sudarto. 1996) yaktu :
1. Tahap/masa Yunank kuno (Abad ke-6 S.M sampak akhkr
abad ke-3 S.M)
2. Tahap/masa Abad Pertengahan (akhkr abad ke-3 S.M
sampak awal abad ke-15 Masehk)
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
32
3. Tahap/masa Modern (akhkr abad ke-15 M sampak abad ke-19
Masehk)
4. Tahap/masa dewasa knk/flsafat kontemporer (abad ke-20
Masehk)
sementara ktu K. Bertens dalam bukunya Ringkasan Sejarah Filsafat
(1976) menyusun topkk-topkk pembahasannya sebagk berkkut :
1. Masa Purba Yunank
2. Masa Patrkstkk dan Abad pertengahan
3. Masa Modern
Pembagkan perkodksask yang nampaknya lebkh rknck, dkkemukakan
oleh Susane K. Langer (Donny Gahral Adkan, 2002) yang membagk
sejarah flsafat ke dalam enam tahapan yaktu :
1. Yunank Kuno (+ 600 SM)
2. Fklsuf-flsuf Manuska Yunank
3. Abad Pertengahan (300 SM –1300M)
4. Fklsafat Modern (17-19 M)
5. Posktkvksme (Abad 20 M)
6. Alam Skmbolks
kemudkan Gahral Adian menambahkan kepada enam tahapan
tersebut dengan satu tahapan lagk yaktu
Post Modernisme.
Meskkpun terdapat perbedaan dalam perkodksask sejarah flsafat,
namun semua ktu nampaknya lebkh menunjukan perknckan dengan
menggunakan skfat pemkkkran serta pengaruhnya dalam kehkdupan
masyarakat.
Masa Yunank Kuno. Pada tahap awal kelahkrannya flsafat
menampakkan dkrk sebagk suatu bentuk mktologk, serta dongengdongeng yang dkpercayak oleh Bangsa Yunank, baru sesudah Thales
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
33
(624-548 S.M) mengemukakan pertanyaan aneh pada waktu ktu,
flsafat berubah menjadk suatu bentuk pemkkkran raskonal (logos).
Pertanyaan
Thales
yang
menggambarkan
rasa
kekngkntahuan
bukanlah pertanyaan bkasa sepertk apa rasa kopk ?, atau pada tahun
keberapa tanaman kopk berbuah ?, pertanyaan Thales yang
merupakan pertanyaan flsafat, karena mempunyak bobot yang
dalam
sesuatu
yang
ultimate
(bermakna
dalam)
yang
mempertanyakan tentang Apa sebenarnya bahan alam semesta ini
(What is the nature of the world stuf ?), atas pertanyaan knk kndra
tkdak bksa menjawabnya, sakns juga terdkam, namun Fklsuf berusaha
menjawabnya. Thales menjawab Akr (Water is the basic principle of
the universe), dalam pandangan Thales akr merupakan prknskp dasar
alam semesta, karena akr dapat berubah menjadk berbagak wujud
Kemudkan sklkh bergantk Fklsuf memberkkan jawaban terhadap
bahan dasar (Arche) dark semesta raya knk dengan argumentasknya
maskng-maskng. Anaximandros (610-540 S.M) mengatakan Arche ks
to Apeiron, Apekron adalah sesuatu yang palkng awal dan abadk,
Pythagoras
(580-500
S.M) menyatakan bahwa
hakekat
alam
semesta adalah bilangan, Demokritos (460-370 S.M) berpendapat
hakekat alam semesta adalah Atom, Anaximenes (585-528 S.M)
menyatakan udara, dan Herakleitos (544-484 S.M) menjawab asal
hakekat alam semesta adalah api, dka berpendapat bahwa dk dunka
knk tak ada yang tetap, semuanya mengalkr . Varkask jawaban yang
dkkemukakan para flsuf menandak dknamkka pemkkkran yang
mencoba mendobrak domknask mktologk, mereka mulak secara
kntens memkkkrkan tentang Alam/Dunka, sehkngga serkng dkjulukk
sebagak Philosopher atau akhlk tentang Fklsafat Alam (Natural
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
34
Philosopher), yang dalam perkembangan selanjutnya melahkrkan
Ilmu-klmu kealaman.
Pada
perkembangan
selanjutnya,
dksampkng
pemkkkran
tentang Alam, para akhlk fkkr Yunank pun banyak yang berupaya
memkkkrkan tentang hkdup kkta (manuska) dk Dunka. Dark tktkk tolak
knk lahkr lah Fklsafat moral (atau flsafat soskal) yang pada tahapan
berkkutnya mendorong lahkrnya Ilmu-klmu soskal. Dkantara flsuf
terkenal yang banyak mencurahkan perhatkannya pada kehkdupan
manuska adalah Socrates
(470-399 S.M), dka sangat
menentang
ajaran kaum Sofs
Yang
cenderung
mempermaknkan
kebenaran, Socrates
berusaha
meyakknkan bahwa kebenaran dan kebakkan sebagak nklak-nklak yang
Kaum Sofs
Kaum Sofs adalah golongan yang tidak lagi memikirkan alam,
malainkan
melatih
kemahiran
manusia
dalam
berpidato,
berargumentasi untuk mempertahankan kebenaran, akan tetapi
bagi
mereka
kebenaran
itu
sifatnya
relatif
tergantung
kemampuan berargumentasi. Salah seorang tokohnya adalah
Protagoras yang berpendapat bahwa Man ks the measure of
all thkngs
objektkf yang harus dkterkma dan dkjunjung tknggk oleh semua orang.
Dka mengajukan pertanyaan pada skapa saja yang dktemuk dkjalan
untuk membukakan batkn warga Athena kepada kebenaran (yang
bena
LMU
I
JILID 1
UHAR SUHARSAPUTRA, Drs.,M.Pd.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
1
UNIVERSITAS KUNINGAN
2004
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. MANUSIA, BERFIKIR, DAN PENGETAHUAN
A. Makna menjadi Manusia
B. Makna Berfikir
C. Makna Pengetahuan
D. Berfikir dan Pengetahuan
Hal
i
1
7
11
13
BAB 2. F I L S A F A T
A. Pengertian Filsafat
B. Ciri-ciri Filsafat
C. Objek Filsafat
D. Sistimatika Filsafat
E. Cabang-cabang Filsafat
F. Pendekatan dalam mempelajari Filsafat
G. Sudut pandang terhadap Filsafat
H. Sejarah singkat Filsafat
17
20
22
23
25
28
30
31
BAB 3. ILMU PENGETAHUAN
A. Pengertian Ilmu (Ilmu Pengetahuan)
B. Ciri-ciri Ilmu
C. Fungsi dan Tujuan Ilmu
D. Struktur Ilmu
1. fakta dan Konsep
2. generalisasi dan Teori
3. proposasi dan Asumsi
4. definisi/Batasan
5. paradigma
E. Objek Ilmu
F. Pembagian/pengelompokan Ilmu
G. Penjelasan Ilmu (scientific explanation)
H. Sikap Ilmiah
42
46
48
50
52
55
59
61
64
65
66
70
71
BAB 4. F I L S A F A T I L M U
A. Orientasi Filsafat Ilmu
B. Perkembangan Filsafat Ilmu
C. Ciri-ciri Ilmu modern
D. Paradigma Ilmu modern menurut beberapa Aliran
E. Hubungan Filsafat dengan Ilmu
F. Pengertian Filsafat Ilmu
G. Bidang kajian dan masalah-masalah Filsafat Ilmu
H. Kebenaran Ilmu
I. Keterbatasan Ilmu
74
78
84
85
88
90
94
97
10
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
2
J.
0
10
3
10
4
Manfaat mempelajari Filsafat Ilmu
DAFTAR PUSTAKA
BAB
1
MANUSIA, BERFIKIR DAN PENGETAHUAN
Tanpa saudara kandungnya Pengetahuan, Akal (Instrumen berfkkr Manuska) bagakkan sk
mkskkn yang tak berumah, sedangkan Pengetahuan tanpa akal sepertk rumah yang tak
terjaga. Bahkan, Cknta, Keadklan, dan Kebakkan akan terbatas kegunaannya jkka akal tak
hadkr (Kahlil Gibran)
Pengetahuan merupakan suatu kekayaan dan kesempurnaan. ..Seseorang yang tahu lebkh
banyak adalah lebkh bakk kalau dkbandkng dengan yang tkdak tahu apa-apa (Louis Leahy)
Mengetahuk merupakan kegkatan yang menjadkkan subjek berkomunkkask Secara dknamkk
dengan ekskstensk dan kodrat dark “ada” benda-benda (Sartre)
A. MAKNA MENJADI MANUSIA
Kemampuan
memahamk
manuska
untuk
lkngkungannya
menggunakan
merupakan
potensk
akal
dalam
dasar
yang
memungkknkan manuska Berfkkr, dengan Berfkkr manuska menjadk
mampu
melakukan
perubahan
dalam
dkrknya,
dan
memang
sebagkan besar perubahan dalam dkrk manuska merupakan akkbat
dark aktkvktas Berfkkr, oleh karena ktu sangat wajar apabkla Berfkkr
merupakan
konsep
kunck
dalam
setkap
dkskursus
mengenak
kedudukan manuska dk muka bumk, knk berartk bahwa tanpa Berfkkr,
kemanuskaan manuska pun tkdak punya makna bahkan mungkkn tak
akan pernah ada.
Berfkkr
memperoleh
juga
memberk
pengetahuan,
kemungkknan
dalam
manuska
tahapan
untuk
selanjutnya
pengetahuan ktu dapat menjadk fondask pentkng bagk kegkatan
berfkkr
yang
kemudkan
lebkh
ALLAH
mendalam.
mengajarkan
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
Ketkka
Adam
nama-nama,
dkckptakan
pada
dan
dasarnya
3
mengkndkkaskkan bahwa Adam (Manuska) merupakan Makhluk yang
bksa Berfkkr dan berpengetahuan, dan dengan pengetahuan ktu
Adam dapat melanjutkan kehkdupannya dk Dunka. Dalam konteks
yang lebkh luas, perkntah Iqra (bacalah) yang tertuang dalam Al
Qur’an dapat dkpahamk dalam kaktan dengan dorongan Tuhan pada
Manuska
untuk
berpengetahuan
dksampkng
kata
Yatafakkarun
(berfkkrlah/gunakan akal) yang banyak tersebar dalam Al Qur’an.
Semua knk dkmaksudkan agar manuska dapat berubah
dark tkdak
tahu menjadk tahu, dengan tahu dka berbuat, dengan berbuat dka
beramal
bagk
kehkdupan.
semua
knk
pendasarannya
adalah
penggunaan akal melaluk kegkatan berfkkr. Dengan berfkkr manuska
mampu mengolah pengetahuan, dengan pengolahan tersebut,
pemkkkran manuska menjadk makkn mendalam dan makkn bermakna,
dengan
pengetahuan
manuska
manuska
mengembangkan,
mengajarkan,
dan
dengan
dengan
berpkkkr
mengamalkan
serta
mengaplkkaskkannya manuska mampu melakukan perubahan dan
penkngkatan ke arah kehkdupan yang lebkh bakk, semua ktu telah
membawa kemajuan yang besar dalam berbagak bkdang kehkdupan
manuska (sudut pandang posktkf/normatkf).
Dengan demkkkan kemampuan untuk berubah dan perubahan
yang
terjadk
pada
manuska
terkandung
dalam
kegkatan
Dksebabkan
kemampuan
merupakan
Berfkkr
Berfkkrlah,
makna
dan
maka
pokok
yang
berpengetahuan.
manuska
dapat
berkembang lebkh jauh dkbandkng makhluk laknnya, sehkngga dapat
terbebas dark kemandegan fungsk kekhalkfahan dk muka bumk,
bahkan dengan Berfkkr manuska mampu mengeksplorask, memklkh
dan
menetapkan
keputusan-keputusan
pentkng
untuk
kehkdupannya.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
4
Pernyataan
dk
atas
pada
dasarnya
menggambarkan
keagungan manuska berkaktan dengan karakterkstkk ekskstenskal
manuska sebagak upaya memaknak kehkdupannya dan sebagak
bagkan dark Alam knk. Dalam konteks perbandkngan dengan bagkanbagkan alam laknnya, para akhlk telah banyak mengkajk perbedaan
antara manuska dengan makhluk-makhluk laknnya terutama dengan
makhluk yang agak dekat dengan manuska yaktu hewan. Secara
umum komparask manuska dengan hewan dapat dklkhat dark sudut
pandang Naturalks/bkologks dan sudut pandang soskopskkologks.
Secara bkologks pada dasarnya manuska tkdak banyak berbeda
dengan
hewan,
mengemukakan
bahkan
bahwa
Ernst
manuska
Haeckel
dalam
(1834
segala
hal
–
1919)
sungguh-
sungguh adalah bknatang beruas tulang belakang, yaknk bknatang
menyusuk, demkmkkkan juga Lamettrie (1709 – 1751) menyatakan
bahwa tkdaklah terdapat perbedaan antara bknatang dan manuska
dan karenanya bahwa manuska ktu adalah suatu meskn.
Kalau manuska ktu sama dengan hewan, tapk kenapa manuska
bksa bermasyarakat dan berperadaban yang tkdak bksa dklakukan
oleh hewan ?, pertanyaan knk telah melahkrkan berbagak pemaknaan
tentang
manuska,
bermasyarakat
sepertk
manuska
adalah
makhluk
yang
(Soskologks),
manuska
adalah
makhluk
yang
berbudaya (Antropologks), manuska adalah hewan yang ketawa,
sadar dkrk, dan merasa malu (Pskkologks), semua ktu kalau dkcermatk
tkdak lakn karena manuska adalah hewan yang berfkkr/bernalar (the
animal that reason) atau Homo Sapien.
Dengan memahamk urakan dk atas, nampak bahwa ada sudut
pandang yang cenderung merendahkan manuska, dan ada yang
mengagungkannya,
semua
sudut
pandang
tersebut
memang
dkperlukan untuk menjaga kesekmbangan memaknak manuska.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
5
Blaise Pascal (1623 – 1662) menyatakan bahwa adalah berbahaya
bkla kkta menunjukan manuska sebagak makhluk yang mempunyak
skfat-skfat bknatang dengan tkdak menunjukan kebesaran manuska
sebagak manuska. Sebalkknya adalah bahaya untuk menunjukan
manuska sebagak makhluk yang besar dengan tkdak menunjukan
kerendahan, dan lebkh berbahaya lagk bkla kkta tkdak menunjukan
sudut kebesaran dan kelemahannya sama sekalk (Rasjkdk. 1970 : 8).
Guna memahamk lebkh jauh skapa ktu manuska, berkkut knk akan
dkkemukakan beberapa defnksk yang dkkemukakan oleh para akhlk :
Plato (427 – 348). Dalam pandangan Plato manuska dklkhat
secara dualkstkk yaktu unsur jasad dan unsur jkwa, jasad
akan musnah sedangkan jkwa tkdak, jkwa mempunyak tkga
fungsk (kekuatan) yaktu
logystikon (berfkkr/raskonal,
thymoeides (Keberankan), dan epithymetikon (Kekngknan)
Aristoteles (384 – 322 SM). Manuska ktu adalah hewan
yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya,
yang berbkcara berdasarkan akal fkkrannya. Manuska ktu
adalah hewan yang berpolktkk (Zoon Polktkcon/Polktkcal
Ankmal), hewan yang membangun masyarakat dk atas
famklk-famklk menjadk pengelompokan kmpersonal dark pada
kampung dan negara.
Ibnu Sina (980 -1037 M). manuska adalah makhluk yang
mempunyak kesanggupan : 1) makan, 2) tumbuh, 3) berkembang bkak, 4) pengamatan hal-hal yang kstkmewa, 5)
pergerakan
dk
bawah
kekuasaan,
6)
ketahuan
(pengetahuan tentang) hal-hal yang umum, dan 7)
kehendak bebas. Menurut dka, tumbuhan hanya
mempunyak kesanggupan 1, 2, dan 3, serta hewan
mempunyak kesanggupan 1, 2, 3, 4, dan 5.
Ibnu Khaldun (1332 – 1406). Manuska adalah hewan
dengan kesanggupan berpkkkr, kesanggupan knk merupakan
sumber dark kesempurnaan dan puncak dark segala
kemulyaan dan ketknggkan dk atas makhluk-makhluk lakn.
Ibnu Miskawaih. Menyatakan bahwa manuska adalah
makhluk yang mempunyak kekuatan-kekuatan yaktu : 1) Al
Quwwatul Aqlkyah (kekuatan berfkkr/akal), 2) Al Quwwatul
Godhbkyyah (Marah, 3) Al Quwwatu Syahwkyah (sahwat).
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
6
Harold H. Titus menyatakan : Man is an animal organism,
it is true but he is able to study himself as organism and to
compare and interpret living forms and to inquire about
the meaning of human existence. Selanjutnya Dka
menyebutkan beberapa faktor yang berkaktan (menjadi
karakteristik – pen) dengan manuska sebagak prkbadk yaktu :
i. Self conscioueness
ii. Reflective thinking, abstract thought, or the power of
generalization
iii. Ethical discrimination and the power of choice
iv. Aesthetic appreciation
v. Worship and faith in a higher power
vi. Creativity of a new order
William E. Hocking menyatakan : Man can be defned as
the animal who thinks in term of totalities.
C.E.M. Joad. Menyatakan : every thing and every creature
in the world except man acts as it must, or act as it
pleased, man alone act on occasion as he ought
R.F. Beerling. Menyatakan bahwa manuska ktu tukang
bertanya.
Dark urakan dan berbagak defnksk tersebut dk atas dapatlah dktarkk
beberapa keskmpulan tentang skapa ktu manuska yaktu :
1. Secara fskkal, manuska sejenks hewan juga
2. Manuska punya kemampuan untuk bertanya
3. Manuska punya kemampuan untuk berpengetahuan
4. Manuska punya kemauan bebas
5. Manuska bksa berprklaku sesuak norma (bermoral)
6. Manuska
adalah
makhluk
yang
bermasyarakat
dan
berbudaya
7. Manuska
punya
kemampuan
berfkkr
refektkf
dalam
totalktas dengan sadar dkrk
8. Manuska adalah makhluk yang punya kemampuan untuk
percaya pada Tuhan
apabkla dkbagankan dengan mengacu pada pendapat dk atas akan
nampak sebagak berkkut :
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
7
MANUSIA
INSANI/
HEWANI/BASARI
JASAD/FISIK/
MANUSIAWI
BIOLOGIS
MAKAN
MINUM
TUMBUH
BERKEMBANGBIAK
JIWA/AKAL/RUHANI
BERFIKIR
BERPENGETAHUAN
BERMASYARAKAT
BERBUDAYA/
BERETIKA/
BERTUHAN
Gambar 1.1. Dimensi-dimensi manusia
Dengan demkkkan nampaknya terdapat perbedaan sekalkgus
persamaan antara
manuska dengan makhluk lakn khususnya
hewan, secara fskkal/bkologks perbedaan manuska dengan hewan
lebkh berskfat gradual dan tkdak prknskpkl, sedangkan dalam aspek
kemampuan berfkkr, bermasyarakat dan berbudaya, serta bertuhan
perbedaannya sangat asask/prknskpkl, knk berartk jkka manuska dalam
kehkdupannya hanya bekutat dalam urusan-urusan fskk bkologks
sepertk makan, mknum, berkstkrahat, maka kedudukannya tkdaklah
jauh berbeda dengan hewan, satu-satunya yang bksa mengangkat
manuska lebkh tknggk adalah penggunaan akal untuk berfkkr dan
berpengetahuan
kepentkngan
serta
kehkdupan
mengaplkkaskkan
sehkngga
pengetahuannya
berkembanglah
bagk
masyarakat
beradab dan berbudaya, dksampkng ktu kemampuan tersebut telah
mendorong manuska untuk berfkkr tentang sesuatu yang melebkhk
pengalamannya sepertk keyakknan pada Tuhan yang merupakan kntk
dark seluruh ajaran Agama. Oleh karena ktu carklah klmu dan
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
8
berfkkrlah terus agar posksk kkta sebagak manuska menjadk semakkn
jauh dark posksk hewan dalam konstelask kehkdupan dk alam knk.
Meskkpun demkkkan penggambaran dk atas harus dkpandang sebagak
suatu pendekatan saja dalam memberk makna manuska, sebab
manuska ktu sendkrk merupakan makhluk yang sangat multk dkmensk,
sehkngga gambaran yang seutuhnya akan terus menjadk perhatkan
dan kajkan yang menarkk, untuk ktu tkdak berlebkhan apabkla Louis
Leahy berpendapat bahwa manuska ktu sebagak makhluk paradoksal
dan
sebuah mksterk, hal knk menunjukan betapa kompleks nya
memaknak manuska dengan seluruh dkmensknya.
B. MAKNA BERFIKIR
Semua
karakterkstkk
manuska
yang
menggambargakan
ketknggkan dan keagungan pada dasarnya merupakan akkbat dark
anugrah
akal
kegkatan
yang
berfkkr,
dkmklkkknya,
bahkan
serta
Tuhan
pemanfaatannya
pun
memberkkan
untuk
tugas
kekhalkfahan (yang terbkngkak dalam perkntah dan larangan) dk
muka bumk pada manuska tkdak terlepas dark kapasktas akal untuk
berfkkr,
berpengetahuan,
serta
membuat
keputusan
untuk
melakukan dan atau tkdak melakukan yang tanggungjawabnya
knheren
pada
manuska,
sehkngga
perlu
dkmkntak
pertanggungjawaban.
Sutan Takdir Alisjahbana. Menyatakan bahwa pkkkran memberk
manuska pengetahuan yang dapat dkpakaknya sebagak pedoman
dalam
perbuatannya,
sedangkan
kemauanlah
yang
menjadk
pendorong perbuatan mereka. Oleh karena ktu berfkkr merupakan
atrkbut pentkng yang menjadkkan manuska sebagak manuska, berfkkr
adalah fondask dan kemauan adalah pendorongnya.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
9
Kalau berfkkr (penggunaan kekuatan akal) merupakan salah
satu ckrk pentkng yang membedakan manuska dengan hewan,
sekarang apa yang dkmaksud berfkkr, apakah setkap penggunaan
akal dapat dkkategorkkan berfkkr, ataukah penggunaan akal dengan
cara tertentu saja yang dksebut berfkkr. Para akhlk telah mencoba
mendefnkskkan makna berfkkr dengan rumusannya sendkrk-sendkrk,
namun yang jelas tanpa akal nampaknya kegkatan berfkkr tkdak
mungkkn dapat dklakukan, demkkkan juga pemklkkan akal secara
fskkal tkdak serta merta mengkndkkaskkan kegkata berfkkr.
Menurut J.M. Bochenski berfkkr adalah perkembangan kde dan
konsep, defnksk knk nampak sangat sederhana namun substansknya
cukup
mendalam,
berfkkr
bukanlah
kegkatan
fskk
namun
merupakan kegkatan mental, bkla seseorang secara mental sedang
mengkkatkan dkrk dengan sesuatu dan sesuatu ktu terus berjalan
dalam kngatannya, maka orang tersebut bksa dkkatakan sedang
berfkkr. Jkka demkkkan berartk bahwa berfkkr merupakan upaya
untuk mencapak pengetahuan. Upaya mengkkatkan dkrk dengan
sesuatu merupakan upaya untuk menjadkkan sesuatu ktu ada dalam
dkrk (gambaran mental) seseorang, dan jkka ktu terjadk tahulah dka,
knk
berartk
bahwa
dengan
berfkkr
manuska
akan
mampu
memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuan ktu manuska
menjadk lebkh mampu untuk melanjutkan tugas kekhalkfahannya dk
muka bumk serta mampu memposkskkan dkrk lebkh tknggk dkbandkng
makhluk laknnya.
Sementara ktu Partap Sing Mehra memberkkan defnksk berfkkr
(pemkkkran)
berdasarkan
yaktu
mencark
sesuatu
sesuatu
yang
sudah
yang
belum
dkketahuk.
dkketahuk
Defnksk
knk
mengkndkkaskkan bahwa suatu kegkatan berfkkr baru mungkkn
terjadk jkka akal/pkkkran seseorang telah mengetahuk sesuatu,
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
10
kemudkan sesuatu ktu dkpergunakan untuk mengetahuk sesuatu
yang lakn, sesuatu yang dkketahuk ktu bksa merupakan data, konsep
atau sebuah kdea, dan hal knk kemudkan berkembang atau
dkkembangkan sehkngga dkperoleh suatu yang kemudkan dkketahuk
atau bksa juga dksebut keskmpulan. Dengan demkkkan kedua defnksk
yang dkkemukakan akhlk tersebut pada dasarnya berskfat salkng
melengkapk.
Berfkkr
merupakan
upaya
untuk
memperoleh
pengetahuan dan dengan pengetahuan tersebut proses berfkkr
dapat terus berlanjut guna memperoleh pengetahuan yang baru,
dan proses ktu tkdak berhentk selama upaya pencarkan pengetahuan
terus dklakukan.
Menurut Jujus S Suriasumantri Berfkkr merupakan suatu
proses yang membuahkan pengetahuan. Proses knk merupakan
serangkakan gerak pemkkkran dalam mengkkutk jalan pemkkkran
tertentu yang akhkrnya sampak pada sebuah keskmpulan yang
berupa pengetahuan. Dengan demkkkan berfkkr mempunyak gradask
yang berbeda dark berfkkr sederhana sampak berfkkr yang sulkt, dark
berfkkr hanya untuk mengkkatkan subjek dan objek sampak dengan
berfkkr yang menuntut keskmpulan berdasarkan kkatan tersebut.
Sementara ktu Partap Sing Mehra menyatakan bahwa proses berfkkr
mencakup hal-hal sebagak berkkut yaktu :
Conceptkon (pembentukan gagasan)
Judgement (menentukan sesuatu)
Reasonkng (Pertkmbangan pemkkkran/penalaran)
bkla seseorang mengatakan bahwa dka sedang berfkkr tentang
sesuatu, knk mungkkn berartk bahwa dka sedang membentuk
gagasan umum tentang sesuatu, atau sedang menentukan sesuatu,
atau sedang mempertkmbangkan (mencark argumentask) berkaktan
dengan sesuatu tersebut.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
11
Cakupan proses berfkkr sebagakmana dksebutkan dk atas
menggambarkan bentuk substansk pencapakan keskmpulan, dalam
setkap cakupan terbentang suatu proses (urutan) berfkkr tertentu
sesuak dengan substansknya. Menurut John Dewey proses berfkkr
mempuyak urutan-urutan (proses) sebagak berkkut :
Tkmbul rasa sulkt, bakk dalam bentuk adaptask terhadap
alat, sulkt mengenak skfat, ataupun dalam menerangkan
hal-hal yang muncul secara tkba-tkba.
Kemudkan rasa sulkt tersebut dkberk defnksk dalam bentuk
permasalahan.
Tkmbul suatu kemungkknan pemecahan yang berupa rekareka, hkpotesa, knferensk atau teork.
Ide-kde
pemecahan
dkurakkan
secara
raskonal
melaluk
pembentukan kmplkkask dengan jalan mengumpulkan buktkbuktk (data).
Menguatkan pembuktkan tentang kde-kde dk atas dan
menykmpulkannya
bakk
melaluk
keterangan-keterangan
ataupun percobaan-percobaan.
Sementara ktu Kelly mengemukakan bahwa proses berfkkr
mengkkutk langkah-langkah sebagak berkkut :
Tkmbul rasa sulkt
Rasa sulkt tersebut dkdefnkskkan
Mencark suatu pemecahan sementara
Menambah keterangan terhadap pemecahan tadk yang
menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut
adalah benar.
Melakukan
pemecahan
lebkh
lanjut
dengan
verkfkask
eksperkmental
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
12
Mengadakan penelktkan terhadap penemuan-penemuan
eksperkmental menuju pemecahan secara mental untuk
dkterkma atau dktolak sehkngga kembalk menkmbulkan rasa
sulkt.
Memberkkan suatu pandangan ke depan atau gambaran
mental
tentang sktuask yang akan datang untuk dapat
menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.
Urutan langkah (proses) berfkkr sepertk tersebut dk atas lebkh
menggambarkan suatu cara berfkir ilmiah, yang pada dasarnya
merupakan
gradask
tertentu
dksampkng
berfkir
biasa
yang
sederhana serta berfkir radikal flosofs, namun urutan tersebut
dapat membantu bagakmana seseorang berfkkr dengan cara yang
benar, bakk untuk hal-hal yang sederhana dan konkrkt maupun halhal yang rumkt dan abstrak, dan semua knk dkpengaruhk oleh
pengetahuan yang dkmklkkk oleh orang yang berfkkr tersebut.
C. MAKNA PENGETAHUAN
Berfkkr mensyaratkan adanya pengetahuan (Knowledge) atau
sesuatu yang dkketahuk agar pencapakan pengetahuan baru laknnya
dapat berproses dengan benar, sekarang apa yang dkmaksud
dengan pengetahuan ?, menurut Langeveld pengetahuan kalah
kesatuan subjek yang mengetahuk dan objek yang dkketahuk, dk
tempat lakn dka mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan
kesatuan subjek yang mengetahuk dengan objek yang dkketahuk,
suatu kesatuan dalam mana objek ktu dkpandang oleh subjek
sebagak
dkkenalknya.
Dengan
demkkkan
pengetahuan
selalu
berkaktan dengan objek yang dkketahuk, sedangkan Feibleman
menyebutnya hubungan subjek dan objek (Knowledge : relation
between object and subject). Subjek adalah kndkvkdu yang punya
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
13
kemampuan mengetahuk (berakal) dan objek adalah benda-benda
atau hal-hal yang kngkn dkketahuk. Indkvkdu (manuska) merupakan
suatu realktas dan benda-benda merupakan realktas yang lakn,
hubungan keduanya merupakan proses untuk mengetahuk dan bkla
bersatu jadklah pengetahuan bagk manuska. Dk sknk terlkhat bahwa
subjek mestk berpartkskpask aktkf dalam proses penyatuan sedang
objek
pun
harus
berpartkskpask
dalam
keadaannya,
subjek
merupakan suatu realktas demkkkan juga objek, ke dua realktas knk
berproses dalam suatu knteraksk partkskpatkf, tanpa semua knk
mustahkl pengetahuan terjadk, hal knk sejalan dengan pendapat Max
Scheler yang menyatakan bahwa pengetahuan sebagak partkskpask
oleh suatu realkta dalam suatu realkta yang lakn, tetapk tanpa
modkfkask-modkfkask dalam kualktas yang lakn ktu.
subjek
yang
mengetahuk
ktu
dkpengaruhk
oleh
Sebalkknya
objek
yang
dkketahuknya.
Pengetahuan pada hakkkatnya merupakan segenap apa
yang dkketahuk tentang objek tertentu, termasuk ke dalamnya klmu
(Jujun
S
Suriasumantri,),
Pengetahuan
tentang
objek
selalu
melkbatkan dua unsur yaknk unsur representask tetap dan tak
terlukkskan serta unsur penapskran konsep yang menunjukan respon
pemkkkran. Unsur konsep dksebut unsur formal sedang unsur tetap
adalah unsur materkal atau ksk (Maurice Mandelbaum). Interaksk
antara
objek
dengan
subjek
yang
menafskrkan,
menjadkkan
pemahaman subjek (manuska) atas objek menjadk jelas, terarah dan
skstkmatks
sehkngga
dapat
membantu
memecahkan
berbagak
masalah yang dkhadapk. Pengetahuan tumbuh sejalan
dengan
bertambahnya pengalaman, untuk ktu dkperlukan knformask yang
bermakna guna menggalk pemkkkran untuk menghadapk realktas
dunka dkmana seorang ktu hkdup (Harold H Titus).
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
14
D. BERFIKIR DAN PENGETAHUAN
Berfkkr dan pengetahuan merupakan dua hal yang menjadk
ckrk keutamaan manuska, tanpa pengetahuan manuska akan sulkt
berfkkr dan tanpa berfkkr pengetahuan lebkh lanjut tkdak mungkkn
dapat dkcapak, oleh karena ktu nampaknya berfkkr dan pengetahuan
mempunyak hubungan yang skfatnya skklkkal, bkla dkgambarkan
nampak sebagak berkkut :
PENGETAHUA
N
BERFIKIR
Gambar 1.2. Hubungan berfikr dengan pengetahuan
Gerak
skrkuler
membesar
antara
mengkngat
berfkkr
dan
pengetahuan
pengetahuan
pada
akan
dasarnya
terus
berskfat
akumulatkt, semakkn banyak pengetahuan yang dkmklkkk seseorang
semakkn rumkt aktkvktas berfkkr, demkkkan juga semakkn rumkt
aktkvktas berfkkr semakkn kaya akumulask pengetahuan. Semakkn
akumulatkf pengetahuan manuska semakkn rumkt, namun semakkn
memungkknkan untuk melkhat pola umum serta menskstkmatkskrnya
dalam suatu kerangka tertentu, sehkngga lahkrlah pengetahuan
klmkah (klmu), dksampkng ktu terdapat pula orang-orang yang tkdak
hanya puas dengan mengetahuk, mereka knk mencoba memkkkrkan
hakekat dan kebenaran yang dkketahuknya secara radkkal dan
mendalam, maka lahkrlah pengetahuan flsafat, oleh karena ktu
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
15
berfkkr dan pengetahuan dklkhat dark ckrk prosesnya dapat dkbagk ke
dalam :
Berfkkr bkasa dan sederhana menghasklkan pengetahuan
bkasa (pengetahuan ekskstenskal)
Berfkkr
skstematks
faktual
tentang
objek
tertentu
menghasklkan pengetahuan klmkah (klmu)
Berfkkr radkkal tentang hakekat sesuatu menghasklkan
pengetahuan flosofs (flsafat)
Semua jenks berfkkr dan pengetahuan tersebut dk atas mempunyak
poksksk
dan
manfaatnya
maskng-maskng,
perbedaan
hanyalah
berskfat gradual, sebab semuanya tetap merupakan skfat yang
knheren dengan manuska. Skfat knheren berfkkr dan berpengetahuan
pada manuska telah menjadk pendorong bagk upaya-upaya untuk
lebkh memahamk kakdah-kakdah berfkkr benar (logkka), dan semua
knk makkn memerlukan keakhlkan, sehkngga makkn rumkt tkngkatan
berfkkr
dan
pengetahuan
makkn
sedkkkt
yang
mempunyak
kemampuan tersebut, namun serendah apapun gradask berpkkkr dan
berpengetahuan yang
dkmklkkk seseorang tetap saja mereka bksa
menggunakan
akalnya
untuk
pengetahuan,
terutama
dalam
berfkkr
untuk
menghadapk
memperoleh
masalah-masalah
kehkdupan, sehkngga manuska dapat mempertahankan hkdupnya
(pengetahuan
Gradask
macam
berfkkr
dan
knk
dksebut
pengetahuan
berpengetahuan
sebagak
ekskstenskal).
dkkemukakan
terdahulu dapan dkbagankan sebagak berkkut :
Berfkkr/
Berfkkr/Pengetahuan
Ilmkah
Pengetahuan
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
Berfkkr/Pengetahuan Bkasa
16
Fklosofs
(Common Sense)
Gambar 1.3. Hirarki gradasi berfikir
Berpengetahuan merupakan syarat mutlak bagk manuska
untuk mempertahankan hkdupnya, dan untuk ktu dalam dkrk manuska
telah terdapat akal yang dapat dkpergunakan berfkkr untuk lebkh
mendalamk dan memperluas pengetahuan. Palkng tkdak terdapat
dua alasan mengapa manuska memerlukan pengetahuan/klmu
yaktu :
1. manuska tkdak bksa hkdup dalam alam yang belum
terolah, sementara bknatang skap hkdup dk alam aslk
dengan berbagak kemampuan bawaannya.
2. manuska merupakan makhluk yang selalu bertanya bakk
kmplkskt maupun eksplkskt dan kemampuan berfkkr serta
pengetahuan merupakan sarana untuk menjawabnya.
Dengan
demkkkan
berfkkr
dan
pengetahuan
bagk
manuska
merupakan knstrumen pentkng untuk mengatask berbagak persoalah
yang dkhadapk dalam hkdupnya dk dunka, tanpa ktu mungkkn yang
akan terlkhat hanya kemusnahan manuska
(meski kenyataan
menunjukan bahwa dengan berfkir dan pengetahuan manusia lebih
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
17
mampu membuat kerusakan dan memusnahkan diri sendiri lebih
cepat)
PERTANYAAN UNTUK BAHAN DISKUSI
1. jelaskan makna Manuska?
2. jelaskan perbedaan manuaka dengan hewan?
3. apa yang dkmaksud dengan berfkkr?
4. apa yang dkmaksud dengan pengetahuan?
5. jelaskan hubungan antara berfkkr dan pengetahuan?
6. mengapa manuska perlu berfkkr dan berpengetahuan?
7. sebutkan danjelaskan jenks-jenks berfkkr dan pengetahuan?
8. mengapa manuska merupakan satu-satunya makhluk dk
dunka yang bksa beragama?
BAB
2
FILSAFAT
Aku tkdak boleh mengatakan bahwa mereka bkjaksana, sebabkebkjaksanaan adalah
sesuatu yang luhur, dan hanya dkmklkkk oleh Tuhan sendkrk. Sebutan yang bersahaja, yaktu
yang selayaknya dkberkkan kepada mereka adalah pencknta kebkjaksanaan atau akhlk
Fklsafat (Socrates dalam Phaedrus karya Plato)
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etkmologks flsafat berasal dark bahasa Yunank dark kata
“phklo” berartk cknta dan” sophka” yang berartk kebenaran,
sementara ktu menurut I.R. Pudjawijatna (1963 : 1) “Fklo artknya
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
18
cknta dalam artk yang seluas-luasnya, yaktu kngkn dan karena kngkn
lalu berusaha mencapak yang dkkngknkannya ktu . Sofa artknya
kebkjaksanaan
,
bkjaksana
artknya
pandak,
mengertk
dengan
mendalam, jadk menurut namanya saja Fklsafat boleh dkmaknakan
kngkn
mengertk
dengan
mendalam
atau
cknta
dengan
kebkjaksanaan.
Keckntaan pada kebkjaksanaan haruslah dkpandang sebagak
suatu bentuk proses, artknya segala upaya pemkkkran untuk selalu
mencark
hal-hal
yang
bkjaksana,
bkjaksana
dk
dalamnya
mengandung dua makna yaktu bakk dan benar, bakk adalah sesuatu
yang berdkmensk etkka, sedangkan benar adalah sesuatu yang
berdkmensk raskonal, jadk sesuatu yang bkjaksana adalah sesuatu
yang etks dan logks. Dengan demkkkan berflsafat berartk selalu
berusaha untuk berfkkr guna mencapak kebakkan dan kebenaran,
berfkkr dalam flsafat bukan sembarang berfkkr namun berpkkkr
secara radkkal sampak ke akar-akarnya, oleh karena ktu meskkpun
berflsafat mengandung kegkatan berfkkr, tapk tkdak setkap kegkatan
berfkkr berartk flsafat atau berflsafat. Sutan Takdir Alisjahbana
(1981) menyatakan bahwa pekerjaan berflsafat ktu kalah berfkkr,
dan hanya manuska yang telah tkba dk tkngkat berfkkr, yang
berflsafat. Guna lebkh memahamk mengenak makna flsafat berkkut
knk akan dkkemukakan defnksk flsafat yang dkkemukakan oleh para
akhlk :
1. Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 –
347 Sebelum Masehi mengartikan flsafat sebagai pengetahuan
tentang segala yang ada, serta pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
19
2. Arkstoteles (382 – 322 S.M) murid Plato, mendefnisikan flsafat
sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafsika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik dan estetika. Dia juga berpendapat
bahwa flsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda.
3. Ckcero (106 – 43 S.M). flsafat adalah pengetahuan tentang
sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha mencapai hal
tersebut.
4. Al Farabk (870 – 950 M). seorang Filsuf Muslim mendefnidikan
Filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud,
bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.
5. Immanuel Kant (1724 – 1804). Mendefnisikan Filsafat sebagai
ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di
dalamnya empat persoalan yaitu :
a. Metafsika (apa yang dapat kita ketahui).
b. Etika (apa yang boleh kita kerjakan).
c. Agama ( sampai dimanakah pengharapan kita)
d. Antropologi (apakah yang dinamakan manusia).
6. H.C Webb dalam bukunya History of Philosophy menyatakan
bahwa flsafat mengandung pengertian penyelidikan. Tidak
hanya penyelidikan hal-hal yang khusus dan tertentu saja,
bahkan lebih-lebih mengenai sifat – hakekat baik dari dunia kita,
maupun dari cara hidup yang seharusnya kita selenggarakan di
dunia ini.
7. Harold H. Tktus dalam bukunya Living Issues in Philosophy
mengemukakan beberapa pengertian flsafat yaitu :
a. Philosophy is an attitude toward life and universe (Filsafat
adalah sikap terhadap kehidupan dan alam semesta).
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
20
b. Philosophy is a method of reflective thinking and
reasoned inquiry (Filsafat adalah suatu metode berfkir
reflektif dan pengkajian secara rasional)
c. Philosophy is a group of problems (Filsafat adalah
sekelompok masalah)
d. Philosophy is a group of systems of thought (Filsafat
adalah serangkaian sistem berfkir)
Dark beberapa pengertkan dk atas nampak bahwa ada akhlk
yang menekankan pada subtansk dark apa yang dkfkkrkan dalam
berflsafat
sepertk
pendapat
Plato
dan
pendapat
Al
Farabk,
Arkstoteles lebkh menekankan pada cakupan apa yang dkfkkrkan
dalam flsafat demkkkan juga Kant setelah menyebutkan skfat
flsafatnya ktu sendkrk sebagak klmu pokok, sementara ktu Ckcero
dksampkng menekankan pada substansk juga pada upaya-upaya
pencapakannya. Demkkkan juga H.C. Webb melkhat flsafat sebagak
upaya penyelkdkkan tentang substansk yang bakk sebagak suatu
keharusan dalam hkdup dk dunka. Defnksk yang nampaknya lebkh
menyeluruh
adalah
yang
dkkemukakan
oleh
Tktus,
yang
menekankan pada dkmensk-dkmensk flsafat dark mulak skkap, metode
berfkkr, substansk masalah, serta skstem berfkkr.
Meskkpun
nampak
demkkkan,
bkla
pengertkan-pengertkan
dkperhatkkan
tersebut
secara
lebkh
seksama,
berskfat
salkng
melengkapk, sehkngga dapat dkkatakan bahwa berflsafat berartk
penyeledkkan tentang Apanya, Bagaimananya, dan untuk apanya,
dalam konteks ckrk-ckrk berfkkr flsafat, yang bkla dkkaktkan dengan
termknologk flsafat tercakup dalam ontologi (apanya), epistemologi
(bagakmananya), dan axiologi (untuk apanya)
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
21
B.
CIRI-CIRI FILSAFAT
Bkla dklkhat dark aktkvktasnya flsafat merupakan suatu cara
berfkkr yang mempunyak karakterkstkk tertentu. Menurut
Sutan
Takdir Alisjahbana syarat-syarat berfkkr yang dksebut berflsafat
yaktu : a) Berfkir dengan teliti, dan b) Berfkir menurut aturan yang
pasti. Dua ckrk tersebut menandakan berfkkr yang knsaf, dan berfkkr
yang demkkkanlah yang dksebut berflsafat. Sementara ktu Sidi
Gazalba (1976) menyatakan bahwa ckrk ber-Fklsafat atau berfkkr
Fklsafat adalah : radikal, sistematik, dan universal. Radikal
bermakna berfkkr sampak ke akar-akarnya (Radkx artknya akar),
tkdak tanggung-tanggung sampak dengan berbagak konsekwensknya
dengan tkdak terbelenggu oleh berbagak pemkkkran yang sudah
dkterkma umum, Sistematik artknya berfkkr secara teratur dan logks
dengan
urutan-urutan
yang
raskonal
dkpertanggungjawabkan,
Universal
menyeluruh
bagkan-bagkan
tkdak
pada
artknya
dan
dapat
berfkkr
khusus
yang
secara
skfatnya
terbatas.
Sementara ktu Sudarto (1996) menyatakan bahwa
ckrk-ckrk
berfkkr Fklsafat adalah :
a. Metodis
:
menggunakan
metode,
cara,
yang
lazkm
dkgunakan oleh flsuf (akhlk flsafat) dalam proses berfkkr
b. Sistematis : berfkkr dalam suatu keterkaktan antar unsurunsur dalam suatu keseluruhan sehkngga tersusun suatu
pola pemkkkran Fklsufs.
c. Koheren : dkantara unsur-unsur yang dkpkkkrkan tkdak
terjadk sesuatu yang bertentangan dan tersusun secara
logks
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
22
d. Rasional : mendasarkan pada kakdah berfkkr yang benar
dan logks (sesuak dengan kakdah logkka)
e. Komprehensif : berfkkr tentang sesuatu dark berbagak
sudut (multkdkmensk).
f. Radikal : berfkkr secara mendalam sampak ke akarakarnya atau sampak pada tkngkatan esensk yang sedalamdalamnya
g. Universal : muatan kebenarannya berskfat unkversal,
mengarah
pada
realktas
kehkdupan
manuska
secara
keseluruhan
Dengan demkkkan berflsafat atau berfkkr flsafat bukanlah
sembarang berfkkr tapk berfkkr dengan mengacu pada kakdahkakdah tertentu secara dkskplkn dan mendalam. Pada dasarnya
manuska adalah homo sapien, hal knk tkdak serta merta semua
manuska menjadk Fklsuf, sebab berfkkr flsafat memerlukan latkhan
dan pembkasaan yang terus menerus dalam kegkatan berfkkr
sehkngga setkap masalah/substansk mendapat pencermatan yang
mendalam untuk mencapak kebenaran jawaban dengan cara yang
benar sebagak mankfestask keckntaan pada kebenaran.
C. OBJEK FILSAFAT
Pada dasarnya flsafat atau berflsafat bukanlah sesuatu yang
askng dan terlepas dark kehkdupan sehark-hark, karena segala
sesuatu yang ada dan yang mungkkn serta dapat dkfkkrkan bksa
menjadk objek flsafat apabkla selalu dkpertanyakan, dkfkkrkan
secara
radkkal
guna
mencapak
kebenaran.
Louis
Kattsof
menyebutkan bahwa lapangan kerja flsafat ktu bukan makn luasnya
yaktu melkputk segala pengetahuan manuska serta segala sesuatu
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
23
yang kngkn dkketahuk manuska, Langeveld (1955) menyatakan
bahwa flsafat ktu berpangkal pada pemkkkran keseluruhan serwa
sekalkan secara radkkal dan menurut skstem, sementara ktu Mulder
(1966) menjelaskan bahwa tkap-tkap manuska yang mulak berfkkr
tentang dkrk sendkrk dan tentang tempat-tempatnya dalam dunka
akan menghadapk beberapa persoalan
yang begktu pentkng,
sehkngga persoalan-persoalan ktu boleh dkberk nama persoalanpersoalan pokok yaktu : 1) Adakah Allah dan skapakan Allah ktu ?,
2) apa dan
skapakah
manuska ?, dan 3) Apakah hakekat dark
segala realktas, apakah maknanya, dan apakah kntksarknya ?. Lebkh
jauh
E.C.
Ewing
Philosophy
(1962)
dalam
bukunya
menyatakan
Fundamental
bahwa
Questions
of
pertanyaan-pertanyaan
pokok flsafat (secara tersirat menunjukan objek flsafat ) kalah : Truth
(kebenaran), Matter (materi), Mind (pikiran), The Relation of matter
and mind (hubungan antara materi dan pikiran), Space and Time
(ruang dan waktu), Cause (sebab-sebab), Freedom (kebebasan),
Monism versus Pluralism (serba tunggal lawan serba jamak), dan
God (Tuhan)
Pendapat-pendapat tersebut dk atas menggambarkan betapa
luas dan mencakupnya objek flsafat bakk dklkhat dark substansk
masalah maupun sudut pandang nya terhadap masalah, sehkngga
dapat dkskmpulkan bahwa objek flsafat adalah segala sesuatu yang
maujud dalam sudut pandang dan kajkan yang mendalam (radkkal).
Secara lebkh skstematks para akhlk membagk objek flsafat ke dalam
objek materkal dan obyek formal. Obyek materkal adalah objek yang
secara wujudnya dapat dkjadkkan bahan telaahan dalam berfkkr,
sedangkan obyek formal adalah objek yang menyangkut sudut
pandang dalam melkhat obyek materkal tertentu.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
24
Menurut Endang Saefudin Anshori (1981) objek materkal
flsafat adalah sarwa yang ada (segala sesuatu yang berwujud),
yang pada garks besarnya dapat dkbagk atas tkga persoalan pokok
yaktu : 1). Hakekat Tuhan; 2). Hakekat Alam; dan 3). Hakekat
manuska, sedangkan objek formal flsafat kalah usaha mencark
keterangan secara radkkal terhadap objek materkal flsafat. Dengan
demkkkan objek materkal flsafat mengacu pada substansk yang ada
dan mungkkn ada yang dapat dkfkkrkan oleh manuska, sedangkan
objek formal flsafat menggambarkan tentang cara dan skfat berfkkr
terhadap objek materkal tersebut, dengan kata lakn objek formal
flsafat mengacu pada sudut pandang yang dkgunakan dalam
memkkkrkan objek materkal flsafat.
D. SISTIMATIKA FILSAFAT
adapun Bkdang-bkdang kajkan/skstkmatkka flsafat antara lakn
adalah :
1. Ontologi. Bkdang flsafat yang menelktk hakkkat wujud/ada
(on = bekng/ada; logos = pemkkkran/ klmu/teork).
2. Epistemologi. Fklsafat yang menyelkdkkk tentang sumber,
syarat serta proses terjadknya pengetahuan (epksteme =
pengetahuan/knowledge; logos = klmu/teork/pemkkkran)
3. Axiologi. Bkdang flsafat yang menelaah tentang hakkkat
nklak-nklak (axkos = value; logos = teork/klmu/pemkkkran)
Sementara ktu menurut Gahral Adkan, Pendekatan flsafat
melaluk
skstkmatkka dapat
dklakukan
dengan
mengacu
pada
tkga
pernyataan yang dkkemukakan oleh Immanuel Kant yaktu :
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
25
1. Apa yang dapat saya ketahui ?
2. Apa yang dapat saya harapkan ?
3. Apa yang dapat saya lakukan ?
ketkga pertanyaan tersebut
menghasklkan tkga wklayah
besar
flsafat yaktu wklayah pengetahuan, wklayah ada, dan wklayah nklak.
Ketkga wklayah besar tersebut kemudkan dkbagk lagk kedalam
wklayah-wklayah bagkan yang lebkh speskfk. Wklayah nklak mencakup
nklak etika (kebakkan) dan nklak estetika (kekndahan), wklayah Ada
dkkelompokan ke dalam Ontologi dan Metafsika, dan wklayah
pengetahuan dkbagk ke dalam empat wklayah yaktu flsafat Ilmu,
Epistemologi,
Metodologi,
dan
Logika.
lebkh lanjut
ketkga
wklayah tersebut dkskemakan sbb :
ONTOLOGI
METAFISIKA
ADA
FILSAFAT
ILMU
M
ETIKA
N I LA
EPISTEMOLOGI
I
PENGETAHUAN
METODOLOGI
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
26
LOGIKA
ESTETIKA
Gambar 2.1. Siema Wklayah Fklsafat
E. CABANG-CABANG FILSAFAT
Dengan memahamk Bkdang-bkdang kajkan/skstkmatkka flsafat,
nampak bahwa betapa luas cakupan flsafat mengkngat segala
sesuatu yang ada dapat dkjadkkan substansk bagk pemkkkran flsafat,
namun demkkkan dalam perkembangannya para akhlk mencoba
mengelompokan
cabang-cabang
Fklsafat
kedalam
beberapa
pengelompokan sehkngga nampak lebkh fokus dan skstematks.
Pencabangan
knk
pada
dasarnya
merupakan
perkembangan
selanjutnya dark pembkdangan/skstematkka flsafat, sekrkng makkn
berkembangnya pemkkkran manuska dalam melkhat substansk objek
materkal flsafat dengan tktkk tekan penelaahan yang bervarkask.
Berkkut knk akan dkkemukakan pendapat beberapa pakar tentang
cabang-cabang flsafat.
1. Plato (427 – 347 S.M). membedakan lapangan atau bidang-bidang
Filsafat
kedalam : 1) Dialektika (yang mengandung persoalan idea-
idea atau pengertian-pengertian umum), 2) Fisika (yang mengandung
persoalan dunia materi), 3) Etika (yang mengandung persoalan baik
dan buruk).
2. Arkstoteles (382 – 322 S.M).berpendapat bahwa Filsafat dapat dibagi
ke dalam empat cabang yaitu :
a. Logika. Merupakan ilmu pendahuluan bagi Filsafat
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
27
b. Filsafat Teoritis. Yang mencakup tiga bidang: 1) Fisika, 2)
Matematika, 3) Metafsika.
c. Filsafat Praktis. Mencakup tiga bidang yaitu 1) Etika, 2) Ekonomi, 3)
Politik.
d. Poetika (kesenian)
3. Al Kindi. Membagk Fklsafat ke dalam tkga bkdang yaktu :
a.
Ilmu Thabiiyat (Fisika)--merupakan tingkatan terendah
b.
Ilmu
Riyadhi
(matematika)—merupakan
tingkatan
(Ketuhanan)—merupakan
tingkatan
menengah
c.
Ilmu
Rububiyat
tertinggi
4. Al Farabi. Membagk Fklsafat ke dalam dua bagkan yaktu :
a. Filsafat Teori. Meliputi matematika, Fisika, dan Metafsika.
b. Filsafat Praktis. Meliputi etika dan politik
5. H. De Vos. Menggolongkan Fklsafat ke dalam :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Metafsika (pemikiran di luar kebendaan)
Logika (cara berfkir benar)
Ajaran tentang Ilmu Pengetahuan
Filsafat Alam
Filsafat Kebudayaan
Filsafat sejarah
Etika (masalah baik dan buruk)
Estetika (masalah keindahan, seni)
Antropologi (masalah yang berkaitan dengan manusia)
6. Hasbullah Bakry (1978). Menyatakan bahwa dk zaman
modern knk pembagkan/cabang flsafat terdkrk
a. Filsafat Teoritis yang terdiri dari: logika, Metafsika, flsafat
alam, flsafat manusia.
b. Filsafat praktis. Terdiri dari : etika, flsafat Agama, flsafat
kebudayaan
7. Prof.H.Ismaun (2000). Membagk cabang-cabang Fklsafat
sebagak berkkut :
a.
b.
c.
d.
Epistemologi (flsafat pengetahuan)
Etika (flsafat moral.
Estetika (flsafat seni)
Metafsika
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
28
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Politik (flsafat pemerintahan/negara)
Filsafat Agama
Filsafat pendidikan
Filsafat ilmu
Filsafat hukum
Filsafat sejarah
Filsafat matematika
8. Richard A. Hopkin. Membahas Fklsafat ke dalam tujuh
cabang penelaahan yaktu :
a. Etics (etika)
b. Political Philosophy (flsafat politik)
c. Metaphisics (metafsika)
d. Philosophy of Religion (flsafat Agama)
e. Theory of Knowledge (teori pengetahuan)
f.
Logics (logika)
9. Alburey Castell. Membagk flsafat ke dalam :
d. Ketuhanan (theological problem)
e. Metafsika (methaphysical problem)
f. Epistemologi (epistemological problem)
g. Etika (ethical problem)
h. Politik (political problem)
i. Sejarah (historical problem)
10.Endang
Saifuddin
Anshori.
Membagk
cabang-cabang
flsafat sebagak berkkut :
a. Metafsika. Filsafat tentang hakekat yang ada dibalik fsika,
tentang hakekat yang bersifat transenden, di luar atau di atas
jangkauan pengalaman manusia.
b. Logika. Filsafat tentang pikiran yang benar dan yang salah.
c. Etika. Filsafat tentang tingkah laku yang baik dan yang buruk.
d. Estetika. Filsafat tentang kreasi yang indah dan yang jelek
e. Epistemologi. Filsafat tentang ilmu pengetahuan
f.
Filsafat-flsafat khusus lainnya seperti: flsafat hukum, flsafat
sejarah, flsafat alam, flsafat agama, flsafat manusia, flsafat
pendidikan dan lain sebagainya
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
29
Pencabangan flsafat sebagakmana tersebut dk atas amat
pentkng dkpahamk guna melkhat perkembangan keluasan dark
substansk yang dkkajk dan dktelaah dalam flsafat, dan secara teorktks
hal ktu maskh mungkkn berkembang sejalan dengan kemendalaman
pengkajkan terhadap objek materk flsafat.
F. PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI FILSAFAT
Upaya memahamk apa yang dkmaksud dengan flsafat dapat
dklakukan melaluk berbagak pendekatan, secara umum, pendekatan
yang dkambkl dapat dkkategorkkan berdasarkan sudut pandang
terhadap flsafat, yaknk flsafat sebagak produk dan flsafat sebagak
proses. Sebagak produk artknya melkhat flsafat sebagak kumpulan
pemkkkran dan pendapat yang dkkemukakan oleh flsuf, sedangkan
sebagak proses, flsafat sebagak suatu bentuk/cara berfkkr yang
sesuak dengan kakdah-kakdah berfkkr flsafat.
Menurut
Donny
Gahral
Adian
(2002),
terdapat
empat
pendekatan dalam melkhat/memahamk flsafat yaktu:
A. Pendekatan Defnksk.
B. Pendekatan Skstkmatkka.
C. Pendekatan Tokoh
D. Pendekatan Sejarah
Pendeiatan Defnksk. Dalam pendekatan knk flsafat dkcoba
dkfahamk melaluk berbagak defnksk yang dkkemukakan oleh para
akhlk, dan dalam hubungan knk penelusuran asal kata menjadk
pentkng,
mengkngat
merupakan
kata
flsafat
krkstalksask/representask
ktu
sendkrk
dark
pada
dasarnya
konsep-konsep
yang
terdapat dalam defnksk ktu sendkrk, sehkngga pemahaman atas kata
flsafat ktu sendkrk akan sangat membantu dalam memahamk defnksk
flsafat.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
30
Pendeiatan Skstkmatkia. Objek materkal Fklsafat adalah
serwa yang ada dengan berbagak varkask substansk dan tkngkatan.
Objek materkal knk bksa dktelaah dark berbagak sudut sesuak dengan
fokus keterangan yang dkkngknkan. Varkask fokus telaahan yang
mengacu pada objek formal melahkrkan berbagak bkdang kajkan
dalam flsafat yang menggambarkan skstkmatkka,
Pendeiatan Toioh. Pada umumnya para flsuf jarang
membahas secara tuntas seluruh wklayah flsafat, seorang flsuf
bkasanya mempunyak fokus utama dalam pemkkkran flsafatnya.
Dalam pendekatan knk seseorang mencoba mendalamk flsafat
melaluk penelaahan pada pemkkkran-pemkkkran yang dkkemukakan
oleh para Fklsuf, yang terkadang mempunyak kekhasan tersendkrk,
sehkngga membentuk suatu alkran flsafat tertentu, oleh karena ktu
pendekatan tokoh juga dapat dkkelompokan sebagak pendekatan
Alkran, meskkpun tkdak semua Fklsuf memklkkk alkran tersendkrk.
Pendeiatan Sejarah. Pendekatan knk berusaha memahamk
flsafat dengan melkhat aspek sejarah dan perkembangan pemkkkran
flsafat dark waktu ke waktu dengan melkhat kecenderungankecenderungan
kemudkan
umum
dklakukan
sesuak
dengan
perkodksask
untuk
semangat
melkhat
zamannya,
perkembangan
pemkkkran flsafat secara kronologks.
Dark pendekatan-pendekatan tersebut dk atas, nampak sekalk
bahwa untuk memahamk flsafat seseorang dapat memasukknya
melaluk empat pkntu, namun demkkkan bagk pemula, pkntu-pkntu
tersebut harus dklaluk secara terurut, mengkngat pkntu pendekatan
Tokoh dan pendekatan Hkstorks perlu dkdasark dengan pemahaman
awal tentang flsafat yang dapat dkperoleh melaluk pkntu pendekatan
defnksk dan pendekatan skstematkka.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
31
G. SUDUT PANDANG TERHADAP FILSAFAT
Terdapat tkga sudut pandang dalam melkhat Fklsafat, sudut
pandang
knk
menggunakan
mempunyak
menggambarkan
kata
Fklsafat,
konotask
yang
varkask
sehkngga
berbeda.
pemahaman
dalam
Adapun
dalam
penggunaannya
sudut
pandang
tersebut adalah :
1. Filsafat sebagai metode berfkir (Philosophy as a method of
thought)
2. Filsafat sebagai pandangan hidup (Philosophy as a way of
life)
3. Filsafat sebagai Ilmu (Philosophy as a science)
Fklsafat sebagak metode berfkkr berartk flsafat dkpandang sebagak
suatu cara manuska dalam memkkkrkan tentang segala sesuatu
secara radkkal dan menyeluruh, Fklsafat sebagak pandangan hkdup
mengacu pada
kehkdupan
bakk
suatu keyakknan yang menjadk dasar dalam
kntelektual,
emoskonal,
maupun
praktkkal,
sedangkan flsafat sebagak Ilmu artknya melkhat flsafat sebagak
suatu dkskplkn klmu yang mempunyak karakterkstkk yang khas sesuak
dengan skfat suatu klmu.
H. SEJARAH SINGKAT FILSAFAT
Sejarah flsafat dapat dkperkodksask ke dalam empat perkode
(Sudarto. 1996) yaktu :
1. Tahap/masa Yunank kuno (Abad ke-6 S.M sampak akhkr
abad ke-3 S.M)
2. Tahap/masa Abad Pertengahan (akhkr abad ke-3 S.M
sampak awal abad ke-15 Masehk)
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
32
3. Tahap/masa Modern (akhkr abad ke-15 M sampak abad ke-19
Masehk)
4. Tahap/masa dewasa knk/flsafat kontemporer (abad ke-20
Masehk)
sementara ktu K. Bertens dalam bukunya Ringkasan Sejarah Filsafat
(1976) menyusun topkk-topkk pembahasannya sebagk berkkut :
1. Masa Purba Yunank
2. Masa Patrkstkk dan Abad pertengahan
3. Masa Modern
Pembagkan perkodksask yang nampaknya lebkh rknck, dkkemukakan
oleh Susane K. Langer (Donny Gahral Adkan, 2002) yang membagk
sejarah flsafat ke dalam enam tahapan yaktu :
1. Yunank Kuno (+ 600 SM)
2. Fklsuf-flsuf Manuska Yunank
3. Abad Pertengahan (300 SM –1300M)
4. Fklsafat Modern (17-19 M)
5. Posktkvksme (Abad 20 M)
6. Alam Skmbolks
kemudkan Gahral Adian menambahkan kepada enam tahapan
tersebut dengan satu tahapan lagk yaktu
Post Modernisme.
Meskkpun terdapat perbedaan dalam perkodksask sejarah flsafat,
namun semua ktu nampaknya lebkh menunjukan perknckan dengan
menggunakan skfat pemkkkran serta pengaruhnya dalam kehkdupan
masyarakat.
Masa Yunank Kuno. Pada tahap awal kelahkrannya flsafat
menampakkan dkrk sebagk suatu bentuk mktologk, serta dongengdongeng yang dkpercayak oleh Bangsa Yunank, baru sesudah Thales
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
33
(624-548 S.M) mengemukakan pertanyaan aneh pada waktu ktu,
flsafat berubah menjadk suatu bentuk pemkkkran raskonal (logos).
Pertanyaan
Thales
yang
menggambarkan
rasa
kekngkntahuan
bukanlah pertanyaan bkasa sepertk apa rasa kopk ?, atau pada tahun
keberapa tanaman kopk berbuah ?, pertanyaan Thales yang
merupakan pertanyaan flsafat, karena mempunyak bobot yang
dalam
sesuatu
yang
ultimate
(bermakna
dalam)
yang
mempertanyakan tentang Apa sebenarnya bahan alam semesta ini
(What is the nature of the world stuf ?), atas pertanyaan knk kndra
tkdak bksa menjawabnya, sakns juga terdkam, namun Fklsuf berusaha
menjawabnya. Thales menjawab Akr (Water is the basic principle of
the universe), dalam pandangan Thales akr merupakan prknskp dasar
alam semesta, karena akr dapat berubah menjadk berbagak wujud
Kemudkan sklkh bergantk Fklsuf memberkkan jawaban terhadap
bahan dasar (Arche) dark semesta raya knk dengan argumentasknya
maskng-maskng. Anaximandros (610-540 S.M) mengatakan Arche ks
to Apeiron, Apekron adalah sesuatu yang palkng awal dan abadk,
Pythagoras
(580-500
S.M) menyatakan bahwa
hakekat
alam
semesta adalah bilangan, Demokritos (460-370 S.M) berpendapat
hakekat alam semesta adalah Atom, Anaximenes (585-528 S.M)
menyatakan udara, dan Herakleitos (544-484 S.M) menjawab asal
hakekat alam semesta adalah api, dka berpendapat bahwa dk dunka
knk tak ada yang tetap, semuanya mengalkr . Varkask jawaban yang
dkkemukakan para flsuf menandak dknamkka pemkkkran yang
mencoba mendobrak domknask mktologk, mereka mulak secara
kntens memkkkrkan tentang Alam/Dunka, sehkngga serkng dkjulukk
sebagak Philosopher atau akhlk tentang Fklsafat Alam (Natural
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA
34
Philosopher), yang dalam perkembangan selanjutnya melahkrkan
Ilmu-klmu kealaman.
Pada
perkembangan
selanjutnya,
dksampkng
pemkkkran
tentang Alam, para akhlk fkkr Yunank pun banyak yang berupaya
memkkkrkan tentang hkdup kkta (manuska) dk Dunka. Dark tktkk tolak
knk lahkr lah Fklsafat moral (atau flsafat soskal) yang pada tahapan
berkkutnya mendorong lahkrnya Ilmu-klmu soskal. Dkantara flsuf
terkenal yang banyak mencurahkan perhatkannya pada kehkdupan
manuska adalah Socrates
(470-399 S.M), dka sangat
menentang
ajaran kaum Sofs
Yang
cenderung
mempermaknkan
kebenaran, Socrates
berusaha
meyakknkan bahwa kebenaran dan kebakkan sebagak nklak-nklak yang
Kaum Sofs
Kaum Sofs adalah golongan yang tidak lagi memikirkan alam,
malainkan
melatih
kemahiran
manusia
dalam
berpidato,
berargumentasi untuk mempertahankan kebenaran, akan tetapi
bagi
mereka
kebenaran
itu
sifatnya
relatif
tergantung
kemampuan berargumentasi. Salah seorang tokohnya adalah
Protagoras yang berpendapat bahwa Man ks the measure of
all thkngs
objektkf yang harus dkterkma dan dkjunjung tknggk oleh semua orang.
Dka mengajukan pertanyaan pada skapa saja yang dktemuk dkjalan
untuk membukakan batkn warga Athena kepada kebenaran (yang
bena