F I L S A F A T I L M U

FILSAFAT
LMU

I

JILID 1

UHAR SUHARSAPUTRA, Drs.,M.Pd.

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

1

UNIVERSITAS KUNINGAN
2004
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. MANUSIA, BERFIKIR, DAN PENGETAHUAN
A. Makna menjadi Manusia
B. Makna Berfikir

C. Makna Pengetahuan
D. Berfikir dan Pengetahuan

Hal
i
1
7
11
13

BAB 2. F I L S A F A T
A. Pengertian Filsafat
B. Ciri-ciri Filsafat
C. Objek Filsafat
D. Sistimatika Filsafat
E. Cabang-cabang Filsafat
F. Pendekatan dalam mempelajari Filsafat
G. Sudut pandang terhadap Filsafat
H. Sejarah singkat Filsafat


17
20
22
23
25
28
30
31

BAB 3. ILMU PENGETAHUAN
A. Pengertian Ilmu (Ilmu Pengetahuan)
B. Ciri-ciri Ilmu
C. Fungsi dan Tujuan Ilmu
D. Struktur Ilmu
1. fakta dan Konsep
2. generalisasi dan Teori
3. proposasi dan Asumsi
4. definisi/Batasan
5. paradigma
E. Objek Ilmu

F. Pembagian/pengelompokan Ilmu
G. Penjelasan Ilmu (scientific explanation)
H. Sikap Ilmiah

42
46
48
50
52
55
59
61
64
65
66
70
71

BAB 4. F I L S A F A T I L M U
A. Orientasi Filsafat Ilmu

B. Perkembangan Filsafat Ilmu
C. Ciri-ciri Ilmu modern
D. Paradigma Ilmu modern menurut beberapa Aliran
E. Hubungan Filsafat dengan Ilmu
F. Pengertian Filsafat Ilmu
G. Bidang kajian dan masalah-masalah Filsafat Ilmu
H. Kebenaran Ilmu
I. Keterbatasan Ilmu

74
78
84
85
88
90
94
97
10

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA


2

J.

0
10
3
10
4

Manfaat mempelajari Filsafat Ilmu

DAFTAR PUSTAKA

BAB

1

MANUSIA, BERFIKIR DAN PENGETAHUAN

Tanpa saudara kandungnya Pengetahuan, Akal (Instrumen berfkkr Manuska) bagakkan sk
mkskkn yang tak berumah, sedangkan Pengetahuan tanpa akal sepertk rumah yang tak
terjaga. Bahkan, Cknta, Keadklan, dan Kebakkan akan terbatas kegunaannya jkka akal tak
hadkr (Kahlil Gibran)
Pengetahuan merupakan suatu kekayaan dan kesempurnaan. ..Seseorang yang tahu lebkh
banyak adalah lebkh bakk kalau dkbandkng dengan yang tkdak tahu apa-apa (Louis Leahy)
Mengetahuk merupakan kegkatan yang menjadkkan subjek berkomunkkask Secara dknamkk
dengan ekskstensk dan kodrat dark “ada” benda-benda (Sartre)

A. MAKNA MENJADI MANUSIA
Kemampuan
memahamk

manuska

untuk

lkngkungannya

menggunakan


merupakan

potensk

akal

dalam

dasar

yang

memungkknkan manuska Berfkkr, dengan Berfkkr manuska menjadk
mampu

melakukan

perubahan


dalam

dkrknya,

dan

memang

sebagkan besar perubahan dalam dkrk manuska merupakan akkbat
dark aktkvktas Berfkkr, oleh karena ktu sangat wajar apabkla Berfkkr
merupakan

konsep

kunck

dalam

setkap


dkskursus

mengenak

kedudukan manuska dk muka bumk, knk berartk bahwa tanpa Berfkkr,
kemanuskaan manuska pun tkdak punya makna bahkan mungkkn tak
akan pernah ada.
Berfkkr
memperoleh

juga

memberk

pengetahuan,

kemungkknan
dalam

manuska


tahapan

untuk

selanjutnya

pengetahuan ktu dapat menjadk fondask pentkng bagk kegkatan
berfkkr

yang

kemudkan

lebkh

ALLAH

mendalam.
mengajarkan


PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

Ketkka

Adam

nama-nama,

dkckptakan
pada

dan

dasarnya
3

mengkndkkaskkan bahwa Adam (Manuska) merupakan Makhluk yang
bksa Berfkkr dan berpengetahuan, dan dengan pengetahuan ktu
Adam dapat melanjutkan kehkdupannya dk Dunka. Dalam konteks
yang lebkh luas, perkntah Iqra (bacalah) yang tertuang dalam Al
Qur’an dapat dkpahamk dalam kaktan dengan dorongan Tuhan pada
Manuska

untuk

berpengetahuan

dksampkng

kata

Yatafakkarun

(berfkkrlah/gunakan akal) yang banyak tersebar dalam Al Qur’an.
Semua knk dkmaksudkan agar manuska dapat berubah

dark tkdak

tahu menjadk tahu, dengan tahu dka berbuat, dengan berbuat dka
beramal

bagk

kehkdupan.

semua

knk

pendasarannya

adalah

penggunaan akal melaluk kegkatan berfkkr. Dengan berfkkr manuska
mampu mengolah pengetahuan, dengan pengolahan tersebut,
pemkkkran manuska menjadk makkn mendalam dan makkn bermakna,
dengan

pengetahuan

manuska

manuska

mengembangkan,

mengajarkan,

dan

dengan

dengan

berpkkkr

mengamalkan

serta

mengaplkkaskkannya manuska mampu melakukan perubahan dan
penkngkatan ke arah kehkdupan yang lebkh bakk, semua ktu telah
membawa kemajuan yang besar dalam berbagak bkdang kehkdupan
manuska (sudut pandang posktkf/normatkf).
Dengan demkkkan kemampuan untuk berubah dan perubahan
yang

terjadk

pada

manuska

terkandung

dalam

kegkatan

Dksebabkan

kemampuan

merupakan
Berfkkr

Berfkkrlah,

makna
dan

maka

pokok

yang

berpengetahuan.
manuska

dapat

berkembang lebkh jauh dkbandkng makhluk laknnya, sehkngga dapat
terbebas dark kemandegan fungsk kekhalkfahan dk muka bumk,
bahkan dengan Berfkkr manuska mampu mengeksplorask, memklkh
dan

menetapkan

keputusan-keputusan

pentkng

untuk

kehkdupannya.

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

4

Pernyataan

dk

atas

pada

dasarnya

menggambarkan

keagungan manuska berkaktan dengan karakterkstkk ekskstenskal
manuska sebagak upaya memaknak kehkdupannya dan sebagak
bagkan dark Alam knk. Dalam konteks perbandkngan dengan bagkanbagkan alam laknnya, para akhlk telah banyak mengkajk perbedaan
antara manuska dengan makhluk-makhluk laknnya terutama dengan
makhluk yang agak dekat dengan manuska yaktu hewan. Secara
umum komparask manuska dengan hewan dapat dklkhat dark sudut
pandang Naturalks/bkologks dan sudut pandang soskopskkologks.
Secara bkologks pada dasarnya manuska tkdak banyak berbeda
dengan

hewan,

mengemukakan

bahkan
bahwa

Ernst

manuska

Haeckel
dalam

(1834

segala

hal



1919)

sungguh-

sungguh adalah bknatang beruas tulang belakang, yaknk bknatang
menyusuk, demkmkkkan juga Lamettrie (1709 – 1751) menyatakan
bahwa tkdaklah terdapat perbedaan antara bknatang dan manuska
dan karenanya bahwa manuska ktu adalah suatu meskn.
Kalau manuska ktu sama dengan hewan, tapk kenapa manuska
bksa bermasyarakat dan berperadaban yang tkdak bksa dklakukan
oleh hewan ?, pertanyaan knk telah melahkrkan berbagak pemaknaan
tentang

manuska,

bermasyarakat

sepertk

manuska

adalah

makhluk

yang

(Soskologks),

manuska

adalah

makhluk

yang

berbudaya (Antropologks), manuska adalah hewan yang ketawa,
sadar dkrk, dan merasa malu (Pskkologks), semua ktu kalau dkcermatk
tkdak lakn karena manuska adalah hewan yang berfkkr/bernalar (the
animal that reason) atau Homo Sapien.
Dengan memahamk urakan dk atas, nampak bahwa ada sudut
pandang yang cenderung merendahkan manuska, dan ada yang
mengagungkannya,

semua

sudut

pandang

tersebut

memang

dkperlukan untuk menjaga kesekmbangan memaknak manuska.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

5

Blaise Pascal (1623 – 1662) menyatakan bahwa adalah berbahaya
bkla kkta menunjukan manuska sebagak makhluk yang mempunyak
skfat-skfat bknatang dengan tkdak menunjukan kebesaran manuska
sebagak manuska. Sebalkknya adalah bahaya untuk menunjukan
manuska sebagak makhluk yang besar dengan tkdak menunjukan
kerendahan, dan lebkh berbahaya lagk bkla kkta tkdak menunjukan
sudut kebesaran dan kelemahannya sama sekalk (Rasjkdk. 1970 : 8).
Guna memahamk lebkh jauh skapa ktu manuska, berkkut knk akan
dkkemukakan beberapa defnksk yang dkkemukakan oleh para akhlk :
 Plato (427 – 348). Dalam pandangan Plato manuska dklkhat
secara dualkstkk yaktu unsur jasad dan unsur jkwa, jasad
akan musnah sedangkan jkwa tkdak, jkwa mempunyak tkga
fungsk (kekuatan) yaktu
logystikon (berfkkr/raskonal,
thymoeides (Keberankan), dan epithymetikon (Kekngknan)
 Aristoteles (384 – 322 SM). Manuska ktu adalah hewan
yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya,
yang berbkcara berdasarkan akal fkkrannya. Manuska ktu
adalah hewan yang berpolktkk (Zoon Polktkcon/Polktkcal
Ankmal), hewan yang membangun masyarakat dk atas
famklk-famklk menjadk pengelompokan kmpersonal dark pada
kampung dan negara.
 Ibnu Sina (980 -1037 M). manuska adalah makhluk yang
mempunyak kesanggupan : 1) makan, 2) tumbuh, 3) berkembang bkak, 4) pengamatan hal-hal yang kstkmewa, 5)
pergerakan
dk
bawah
kekuasaan,
6)
ketahuan
(pengetahuan tentang) hal-hal yang umum, dan 7)
kehendak bebas. Menurut dka, tumbuhan hanya
mempunyak kesanggupan 1, 2, dan 3, serta hewan
mempunyak kesanggupan 1, 2, 3, 4, dan 5.
 Ibnu Khaldun (1332 – 1406). Manuska adalah hewan
dengan kesanggupan berpkkkr, kesanggupan knk merupakan
sumber dark kesempurnaan dan puncak dark segala
kemulyaan dan ketknggkan dk atas makhluk-makhluk lakn.
 Ibnu Miskawaih. Menyatakan bahwa manuska adalah
makhluk yang mempunyak kekuatan-kekuatan yaktu : 1) Al
Quwwatul Aqlkyah (kekuatan berfkkr/akal), 2) Al Quwwatul
Godhbkyyah (Marah, 3) Al Quwwatu Syahwkyah (sahwat).

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

6

 Harold H. Titus menyatakan : Man is an animal organism,
it is true but he is able to study himself as organism and to
compare and interpret living forms and to inquire about
the meaning of human existence. Selanjutnya Dka
menyebutkan beberapa faktor yang berkaktan (menjadi
karakteristik – pen) dengan manuska sebagak prkbadk yaktu :
i. Self conscioueness
ii. Reflective thinking, abstract thought, or the power of
generalization
iii. Ethical discrimination and the power of choice
iv. Aesthetic appreciation
v. Worship and faith in a higher power
vi. Creativity of a new order
 William E. Hocking menyatakan : Man can be defned as
the animal who thinks in term of totalities.
 C.E.M. Joad. Menyatakan : every thing and every creature
in the world except man acts as it must, or act as it
pleased, man alone act on occasion as he ought
 R.F. Beerling. Menyatakan bahwa manuska ktu tukang
bertanya.
Dark urakan dan berbagak defnksk tersebut dk atas dapatlah dktarkk
beberapa keskmpulan tentang skapa ktu manuska yaktu :
1. Secara fskkal, manuska sejenks hewan juga
2. Manuska punya kemampuan untuk bertanya
3. Manuska punya kemampuan untuk berpengetahuan
4. Manuska punya kemauan bebas
5. Manuska bksa berprklaku sesuak norma (bermoral)
6. Manuska

adalah

makhluk

yang

bermasyarakat

dan

berbudaya
7. Manuska

punya

kemampuan

berfkkr

refektkf

dalam

totalktas dengan sadar dkrk
8. Manuska adalah makhluk yang punya kemampuan untuk
percaya pada Tuhan
apabkla dkbagankan dengan mengacu pada pendapat dk atas akan
nampak sebagak berkkut :
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

7

MANUSIA
INSANI/
HEWANI/BASARI
JASAD/FISIK/

MANUSIAWI

BIOLOGIS
MAKAN
MINUM
TUMBUH
BERKEMBANGBIAK

JIWA/AKAL/RUHANI
BERFIKIR
BERPENGETAHUAN
BERMASYARAKAT
BERBUDAYA/
BERETIKA/

BERTUHAN
Gambar 1.1. Dimensi-dimensi manusia
Dengan demkkkan nampaknya terdapat perbedaan sekalkgus
persamaan antara

manuska dengan makhluk lakn khususnya

hewan, secara fskkal/bkologks perbedaan manuska dengan hewan
lebkh berskfat gradual dan tkdak prknskpkl, sedangkan dalam aspek
kemampuan berfkkr, bermasyarakat dan berbudaya, serta bertuhan
perbedaannya sangat asask/prknskpkl, knk berartk jkka manuska dalam
kehkdupannya hanya bekutat dalam urusan-urusan fskk bkologks
sepertk makan, mknum, berkstkrahat, maka kedudukannya tkdaklah
jauh berbeda dengan hewan, satu-satunya yang bksa mengangkat
manuska lebkh tknggk adalah penggunaan akal untuk berfkkr dan
berpengetahuan
kepentkngan

serta

kehkdupan

mengaplkkaskkan
sehkngga

pengetahuannya

berkembanglah

bagk

masyarakat

beradab dan berbudaya, dksampkng ktu kemampuan tersebut telah
mendorong manuska untuk berfkkr tentang sesuatu yang melebkhk
pengalamannya sepertk keyakknan pada Tuhan yang merupakan kntk
dark seluruh ajaran Agama. Oleh karena ktu carklah klmu dan

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

8

berfkkrlah terus agar posksk kkta sebagak manuska menjadk semakkn
jauh dark posksk hewan dalam konstelask kehkdupan dk alam knk.
Meskkpun demkkkan penggambaran dk atas harus dkpandang sebagak
suatu pendekatan saja dalam memberk makna manuska, sebab
manuska ktu sendkrk merupakan makhluk yang sangat multk dkmensk,
sehkngga gambaran yang seutuhnya akan terus menjadk perhatkan
dan kajkan yang menarkk, untuk ktu tkdak berlebkhan apabkla Louis
Leahy berpendapat bahwa manuska ktu sebagak makhluk paradoksal
dan

sebuah mksterk, hal knk menunjukan betapa kompleks nya

memaknak manuska dengan seluruh dkmensknya.
B. MAKNA BERFIKIR
Semua

karakterkstkk

manuska

yang

menggambargakan

ketknggkan dan keagungan pada dasarnya merupakan akkbat dark
anugrah

akal

kegkatan

yang

berfkkr,

dkmklkkknya,
bahkan

serta

Tuhan

pemanfaatannya

pun

memberkkan

untuk
tugas

kekhalkfahan (yang terbkngkak dalam perkntah dan larangan) dk
muka bumk pada manuska tkdak terlepas dark kapasktas akal untuk
berfkkr,

berpengetahuan,

serta

membuat

keputusan

untuk

melakukan dan atau tkdak melakukan yang tanggungjawabnya
knheren

pada

manuska,

sehkngga

perlu

dkmkntak

pertanggungjawaban.
Sutan Takdir Alisjahbana. Menyatakan bahwa pkkkran memberk
manuska pengetahuan yang dapat dkpakaknya sebagak pedoman
dalam

perbuatannya,

sedangkan

kemauanlah

yang

menjadk

pendorong perbuatan mereka. Oleh karena ktu berfkkr merupakan
atrkbut pentkng yang menjadkkan manuska sebagak manuska, berfkkr
adalah fondask dan kemauan adalah pendorongnya.

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

9

Kalau berfkkr (penggunaan kekuatan akal) merupakan salah
satu ckrk pentkng yang membedakan manuska dengan hewan,
sekarang apa yang dkmaksud berfkkr, apakah setkap penggunaan
akal dapat dkkategorkkan berfkkr, ataukah penggunaan akal dengan
cara tertentu saja yang dksebut berfkkr. Para akhlk telah mencoba
mendefnkskkan makna berfkkr dengan rumusannya sendkrk-sendkrk,
namun yang jelas tanpa akal nampaknya kegkatan berfkkr tkdak
mungkkn dapat dklakukan, demkkkan juga pemklkkan akal secara
fskkal tkdak serta merta mengkndkkaskkan kegkata berfkkr.
Menurut J.M. Bochenski berfkkr adalah perkembangan kde dan
konsep, defnksk knk nampak sangat sederhana namun substansknya
cukup

mendalam,

berfkkr

bukanlah

kegkatan

fskk

namun

merupakan kegkatan mental, bkla seseorang secara mental sedang
mengkkatkan dkrk dengan sesuatu dan sesuatu ktu terus berjalan
dalam kngatannya, maka orang tersebut bksa dkkatakan sedang
berfkkr. Jkka demkkkan berartk bahwa berfkkr merupakan upaya
untuk mencapak pengetahuan. Upaya mengkkatkan dkrk dengan
sesuatu merupakan upaya untuk menjadkkan sesuatu ktu ada dalam
dkrk (gambaran mental) seseorang, dan jkka ktu terjadk tahulah dka,
knk

berartk

bahwa

dengan

berfkkr

manuska

akan

mampu

memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuan ktu manuska
menjadk lebkh mampu untuk melanjutkan tugas kekhalkfahannya dk
muka bumk serta mampu memposkskkan dkrk lebkh tknggk dkbandkng
makhluk laknnya.
Sementara ktu Partap Sing Mehra memberkkan defnksk berfkkr
(pemkkkran)
berdasarkan

yaktu

mencark

sesuatu

sesuatu

yang

sudah

yang

belum

dkketahuk.

dkketahuk

Defnksk

knk

mengkndkkaskkan bahwa suatu kegkatan berfkkr baru mungkkn
terjadk jkka akal/pkkkran seseorang telah mengetahuk sesuatu,
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

10

kemudkan sesuatu ktu dkpergunakan untuk mengetahuk sesuatu
yang lakn, sesuatu yang dkketahuk ktu bksa merupakan data, konsep
atau sebuah kdea, dan hal knk kemudkan berkembang atau
dkkembangkan sehkngga dkperoleh suatu yang kemudkan dkketahuk
atau bksa juga dksebut keskmpulan. Dengan demkkkan kedua defnksk
yang dkkemukakan akhlk tersebut pada dasarnya berskfat salkng
melengkapk.

Berfkkr

merupakan

upaya

untuk

memperoleh

pengetahuan dan dengan pengetahuan tersebut proses berfkkr
dapat terus berlanjut guna memperoleh pengetahuan yang baru,
dan proses ktu tkdak berhentk selama upaya pencarkan pengetahuan
terus dklakukan.
Menurut Jujus S Suriasumantri Berfkkr merupakan suatu
proses yang membuahkan pengetahuan. Proses knk merupakan
serangkakan gerak pemkkkran dalam mengkkutk jalan pemkkkran
tertentu yang akhkrnya sampak pada sebuah keskmpulan yang
berupa pengetahuan. Dengan demkkkan berfkkr mempunyak gradask
yang berbeda dark berfkkr sederhana sampak berfkkr yang sulkt, dark
berfkkr hanya untuk mengkkatkan subjek dan objek sampak dengan
berfkkr yang menuntut keskmpulan berdasarkan kkatan tersebut.
Sementara ktu Partap Sing Mehra menyatakan bahwa proses berfkkr
mencakup hal-hal sebagak berkkut yaktu :
 Conceptkon (pembentukan gagasan)
 Judgement (menentukan sesuatu)
 Reasonkng (Pertkmbangan pemkkkran/penalaran)
bkla seseorang mengatakan bahwa dka sedang berfkkr tentang
sesuatu, knk mungkkn berartk bahwa dka sedang membentuk
gagasan umum tentang sesuatu, atau sedang menentukan sesuatu,
atau sedang mempertkmbangkan (mencark argumentask) berkaktan
dengan sesuatu tersebut.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

11

Cakupan proses berfkkr sebagakmana dksebutkan dk atas
menggambarkan bentuk substansk pencapakan keskmpulan, dalam
setkap cakupan terbentang suatu proses (urutan) berfkkr tertentu
sesuak dengan substansknya. Menurut John Dewey proses berfkkr
mempuyak urutan-urutan (proses) sebagak berkkut :
 Tkmbul rasa sulkt, bakk dalam bentuk adaptask terhadap
alat, sulkt mengenak skfat, ataupun dalam menerangkan
hal-hal yang muncul secara tkba-tkba.
 Kemudkan rasa sulkt tersebut dkberk defnksk dalam bentuk
permasalahan.
 Tkmbul suatu kemungkknan pemecahan yang berupa rekareka, hkpotesa, knferensk atau teork.
 Ide-kde

pemecahan

dkurakkan

secara

raskonal

melaluk

pembentukan kmplkkask dengan jalan mengumpulkan buktkbuktk (data).
 Menguatkan pembuktkan tentang kde-kde dk atas dan
menykmpulkannya

bakk

melaluk

keterangan-keterangan

ataupun percobaan-percobaan.
Sementara ktu Kelly mengemukakan bahwa proses berfkkr
mengkkutk langkah-langkah sebagak berkkut :
 Tkmbul rasa sulkt
 Rasa sulkt tersebut dkdefnkskkan
 Mencark suatu pemecahan sementara
 Menambah keterangan terhadap pemecahan tadk yang
menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut
adalah benar.
 Melakukan

pemecahan

lebkh

lanjut

dengan

verkfkask

eksperkmental

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

12

 Mengadakan penelktkan terhadap penemuan-penemuan
eksperkmental menuju pemecahan secara mental untuk
dkterkma atau dktolak sehkngga kembalk menkmbulkan rasa
sulkt.
 Memberkkan suatu pandangan ke depan atau gambaran
mental

tentang sktuask yang akan datang untuk dapat

menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.
Urutan langkah (proses) berfkkr sepertk tersebut dk atas lebkh
menggambarkan suatu cara berfkir ilmiah, yang pada dasarnya
merupakan

gradask

tertentu

dksampkng

berfkir

biasa

yang

sederhana serta berfkir radikal flosofs, namun urutan tersebut
dapat membantu bagakmana seseorang berfkkr dengan cara yang
benar, bakk untuk hal-hal yang sederhana dan konkrkt maupun halhal yang rumkt dan abstrak, dan semua knk dkpengaruhk oleh
pengetahuan yang dkmklkkk oleh orang yang berfkkr tersebut.
C. MAKNA PENGETAHUAN
Berfkkr mensyaratkan adanya pengetahuan (Knowledge) atau
sesuatu yang dkketahuk agar pencapakan pengetahuan baru laknnya
dapat berproses dengan benar, sekarang apa yang dkmaksud
dengan pengetahuan ?, menurut Langeveld pengetahuan kalah
kesatuan subjek yang mengetahuk dan objek yang dkketahuk, dk
tempat lakn dka mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan
kesatuan subjek yang mengetahuk dengan objek yang dkketahuk,
suatu kesatuan dalam mana objek ktu dkpandang oleh subjek
sebagak

dkkenalknya.

Dengan

demkkkan

pengetahuan

selalu

berkaktan dengan objek yang dkketahuk, sedangkan Feibleman
menyebutnya hubungan subjek dan objek (Knowledge : relation
between object and subject). Subjek adalah kndkvkdu yang punya

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

13

kemampuan mengetahuk (berakal) dan objek adalah benda-benda
atau hal-hal yang kngkn dkketahuk. Indkvkdu (manuska) merupakan
suatu realktas dan benda-benda merupakan realktas yang lakn,
hubungan keduanya merupakan proses untuk mengetahuk dan bkla
bersatu jadklah pengetahuan bagk manuska. Dk sknk terlkhat bahwa
subjek mestk berpartkskpask aktkf dalam proses penyatuan sedang
objek

pun

harus

berpartkskpask

dalam

keadaannya,

subjek

merupakan suatu realktas demkkkan juga objek, ke dua realktas knk
berproses dalam suatu knteraksk partkskpatkf, tanpa semua knk
mustahkl pengetahuan terjadk, hal knk sejalan dengan pendapat Max
Scheler yang menyatakan bahwa pengetahuan sebagak partkskpask
oleh suatu realkta dalam suatu realkta yang lakn, tetapk tanpa
modkfkask-modkfkask dalam kualktas yang lakn ktu.
subjek

yang

mengetahuk

ktu

dkpengaruhk

oleh

Sebalkknya
objek

yang

dkketahuknya.
Pengetahuan pada hakkkatnya merupakan segenap apa
yang dkketahuk tentang objek tertentu, termasuk ke dalamnya klmu
(Jujun

S

Suriasumantri,),

Pengetahuan

tentang

objek

selalu

melkbatkan dua unsur yaknk unsur representask tetap dan tak
terlukkskan serta unsur penapskran konsep yang menunjukan respon
pemkkkran. Unsur konsep dksebut unsur formal sedang unsur tetap
adalah unsur materkal atau ksk (Maurice Mandelbaum). Interaksk
antara

objek

dengan

subjek

yang

menafskrkan,

menjadkkan

pemahaman subjek (manuska) atas objek menjadk jelas, terarah dan
skstkmatks

sehkngga

dapat

membantu

memecahkan

berbagak

masalah yang dkhadapk. Pengetahuan tumbuh sejalan

dengan

bertambahnya pengalaman, untuk ktu dkperlukan knformask yang
bermakna guna menggalk pemkkkran untuk menghadapk realktas
dunka dkmana seorang ktu hkdup (Harold H Titus).
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

14

D. BERFIKIR DAN PENGETAHUAN
Berfkkr dan pengetahuan merupakan dua hal yang menjadk
ckrk keutamaan manuska, tanpa pengetahuan manuska akan sulkt
berfkkr dan tanpa berfkkr pengetahuan lebkh lanjut tkdak mungkkn
dapat dkcapak, oleh karena ktu nampaknya berfkkr dan pengetahuan
mempunyak hubungan yang skfatnya skklkkal, bkla dkgambarkan
nampak sebagak berkkut :

PENGETAHUA
N

BERFIKIR

Gambar 1.2. Hubungan berfikr dengan pengetahuan
Gerak

skrkuler

membesar

antara

mengkngat

berfkkr

dan

pengetahuan

pengetahuan
pada

akan

dasarnya

terus

berskfat

akumulatkt, semakkn banyak pengetahuan yang dkmklkkk seseorang
semakkn rumkt aktkvktas berfkkr, demkkkan juga semakkn rumkt
aktkvktas berfkkr semakkn kaya akumulask pengetahuan. Semakkn
akumulatkf pengetahuan manuska semakkn rumkt, namun semakkn
memungkknkan untuk melkhat pola umum serta menskstkmatkskrnya
dalam suatu kerangka tertentu, sehkngga lahkrlah pengetahuan
klmkah (klmu), dksampkng ktu terdapat pula orang-orang yang tkdak
hanya puas dengan mengetahuk, mereka knk mencoba memkkkrkan
hakekat dan kebenaran yang dkketahuknya secara radkkal dan
mendalam, maka lahkrlah pengetahuan flsafat, oleh karena ktu
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

15

berfkkr dan pengetahuan dklkhat dark ckrk prosesnya dapat dkbagk ke
dalam :
 Berfkkr bkasa dan sederhana menghasklkan pengetahuan
bkasa (pengetahuan ekskstenskal)
 Berfkkr

skstematks

faktual

tentang

objek

tertentu

menghasklkan pengetahuan klmkah (klmu)
 Berfkkr radkkal tentang hakekat sesuatu menghasklkan
pengetahuan flosofs (flsafat)
Semua jenks berfkkr dan pengetahuan tersebut dk atas mempunyak
poksksk

dan

manfaatnya

maskng-maskng,

perbedaan

hanyalah

berskfat gradual, sebab semuanya tetap merupakan skfat yang
knheren dengan manuska. Skfat knheren berfkkr dan berpengetahuan
pada manuska telah menjadk pendorong bagk upaya-upaya untuk
lebkh memahamk kakdah-kakdah berfkkr benar (logkka), dan semua
knk makkn memerlukan keakhlkan, sehkngga makkn rumkt tkngkatan
berfkkr

dan

pengetahuan

makkn

sedkkkt

yang

mempunyak

kemampuan tersebut, namun serendah apapun gradask berpkkkr dan
berpengetahuan yang

dkmklkkk seseorang tetap saja mereka bksa

menggunakan

akalnya

untuk

pengetahuan,

terutama

dalam

berfkkr

untuk

menghadapk

memperoleh

masalah-masalah

kehkdupan, sehkngga manuska dapat mempertahankan hkdupnya
(pengetahuan
Gradask

macam

berfkkr

dan

knk

dksebut

pengetahuan

berpengetahuan

sebagak

ekskstenskal).
dkkemukakan

terdahulu dapan dkbagankan sebagak berkkut :

Berfkkr/
Berfkkr/Pengetahuan
Ilmkah
Pengetahuan
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

Berfkkr/Pengetahuan Bkasa

16

Fklosofs

(Common Sense)

Gambar 1.3. Hirarki gradasi berfikir
Berpengetahuan merupakan syarat mutlak bagk manuska
untuk mempertahankan hkdupnya, dan untuk ktu dalam dkrk manuska
telah terdapat akal yang dapat dkpergunakan berfkkr untuk lebkh
mendalamk dan memperluas pengetahuan. Palkng tkdak terdapat
dua alasan mengapa manuska memerlukan pengetahuan/klmu
yaktu :
1. manuska tkdak bksa hkdup dalam alam yang belum
terolah, sementara bknatang skap hkdup dk alam aslk
dengan berbagak kemampuan bawaannya.
2. manuska merupakan makhluk yang selalu bertanya bakk
kmplkskt maupun eksplkskt dan kemampuan berfkkr serta
pengetahuan merupakan sarana untuk menjawabnya.
Dengan

demkkkan

berfkkr

dan

pengetahuan

bagk

manuska

merupakan knstrumen pentkng untuk mengatask berbagak persoalah
yang dkhadapk dalam hkdupnya dk dunka, tanpa ktu mungkkn yang
akan terlkhat hanya kemusnahan manuska

(meski kenyataan

menunjukan bahwa dengan berfkir dan pengetahuan manusia lebih

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

17

mampu membuat kerusakan dan memusnahkan diri sendiri lebih
cepat)

PERTANYAAN UNTUK BAHAN DISKUSI
1. jelaskan makna Manuska?
2. jelaskan perbedaan manuaka dengan hewan?
3. apa yang dkmaksud dengan berfkkr?
4. apa yang dkmaksud dengan pengetahuan?
5. jelaskan hubungan antara berfkkr dan pengetahuan?
6. mengapa manuska perlu berfkkr dan berpengetahuan?
7. sebutkan danjelaskan jenks-jenks berfkkr dan pengetahuan?
8. mengapa manuska merupakan satu-satunya makhluk dk
dunka yang bksa beragama?

BAB

2

FILSAFAT
Aku tkdak boleh mengatakan bahwa mereka bkjaksana, sebabkebkjaksanaan adalah
sesuatu yang luhur, dan hanya dkmklkkk oleh Tuhan sendkrk. Sebutan yang bersahaja, yaktu
yang selayaknya dkberkkan kepada mereka adalah pencknta kebkjaksanaan atau akhlk
Fklsafat (Socrates dalam Phaedrus karya Plato)

A. PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etkmologks flsafat berasal dark bahasa Yunank dark kata
“phklo” berartk cknta dan” sophka” yang berartk kebenaran,
sementara ktu menurut I.R. Pudjawijatna (1963 : 1) “Fklo artknya

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

18

cknta dalam artk yang seluas-luasnya, yaktu kngkn dan karena kngkn
lalu berusaha mencapak yang dkkngknkannya ktu . Sofa artknya
kebkjaksanaan

,

bkjaksana

artknya

pandak,

mengertk

dengan

mendalam, jadk menurut namanya saja Fklsafat boleh dkmaknakan
kngkn

mengertk

dengan

mendalam

atau

cknta

dengan

kebkjaksanaan.
Keckntaan pada kebkjaksanaan haruslah dkpandang sebagak
suatu bentuk proses, artknya segala upaya pemkkkran untuk selalu
mencark

hal-hal

yang

bkjaksana,

bkjaksana

dk

dalamnya

mengandung dua makna yaktu bakk dan benar, bakk adalah sesuatu
yang berdkmensk etkka, sedangkan benar adalah sesuatu yang
berdkmensk raskonal, jadk sesuatu yang bkjaksana adalah sesuatu
yang etks dan logks. Dengan demkkkan berflsafat berartk selalu
berusaha untuk berfkkr guna mencapak kebakkan dan kebenaran,
berfkkr dalam flsafat bukan sembarang berfkkr namun berpkkkr
secara radkkal sampak ke akar-akarnya, oleh karena ktu meskkpun
berflsafat mengandung kegkatan berfkkr, tapk tkdak setkap kegkatan
berfkkr berartk flsafat atau berflsafat. Sutan Takdir Alisjahbana
(1981) menyatakan bahwa pekerjaan berflsafat ktu kalah berfkkr,
dan hanya manuska yang telah tkba dk tkngkat berfkkr, yang
berflsafat. Guna lebkh memahamk mengenak makna flsafat berkkut
knk akan dkkemukakan defnksk flsafat yang dkkemukakan oleh para
akhlk :
1. Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 –
347 Sebelum Masehi mengartikan flsafat sebagai pengetahuan
tentang segala yang ada, serta pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli.

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

19

2. Arkstoteles (382 – 322 S.M) murid Plato, mendefnisikan flsafat
sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafsika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik dan estetika. Dia juga berpendapat
bahwa flsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda.

3. Ckcero (106 – 43 S.M). flsafat adalah pengetahuan tentang
sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha mencapai hal
tersebut.

4. Al Farabk (870 – 950 M). seorang Filsuf Muslim mendefnidikan
Filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud,
bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.

5. Immanuel Kant (1724 – 1804). Mendefnisikan Filsafat sebagai
ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di
dalamnya empat persoalan yaitu :
a. Metafsika (apa yang dapat kita ketahui).
b. Etika (apa yang boleh kita kerjakan).
c. Agama ( sampai dimanakah pengharapan kita)
d. Antropologi (apakah yang dinamakan manusia).

6. H.C Webb dalam bukunya History of Philosophy menyatakan
bahwa flsafat mengandung pengertian penyelidikan. Tidak
hanya penyelidikan hal-hal yang khusus dan tertentu saja,
bahkan lebih-lebih mengenai sifat – hakekat baik dari dunia kita,
maupun dari cara hidup yang seharusnya kita selenggarakan di
dunia ini.

7. Harold H. Tktus dalam bukunya Living Issues in Philosophy
mengemukakan beberapa pengertian flsafat yaitu :

a. Philosophy is an attitude toward life and universe (Filsafat
adalah sikap terhadap kehidupan dan alam semesta).

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

20

b. Philosophy is a method of reflective thinking and
reasoned inquiry (Filsafat adalah suatu metode berfkir
reflektif dan pengkajian secara rasional)

c. Philosophy is a group of problems (Filsafat adalah
sekelompok masalah)

d. Philosophy is a group of systems of thought (Filsafat
adalah serangkaian sistem berfkir)

Dark beberapa pengertkan dk atas nampak bahwa ada akhlk
yang menekankan pada subtansk dark apa yang dkfkkrkan dalam
berflsafat

sepertk

pendapat

Plato

dan

pendapat

Al

Farabk,

Arkstoteles lebkh menekankan pada cakupan apa yang dkfkkrkan
dalam flsafat demkkkan juga Kant setelah menyebutkan skfat
flsafatnya ktu sendkrk sebagak klmu pokok, sementara ktu Ckcero
dksampkng menekankan pada substansk juga pada upaya-upaya
pencapakannya. Demkkkan juga H.C. Webb melkhat flsafat sebagak
upaya penyelkdkkan tentang substansk yang bakk sebagak suatu
keharusan dalam hkdup dk dunka. Defnksk yang nampaknya lebkh
menyeluruh

adalah

yang

dkkemukakan

oleh

Tktus,

yang

menekankan pada dkmensk-dkmensk flsafat dark mulak skkap, metode
berfkkr, substansk masalah, serta skstem berfkkr.
Meskkpun
nampak

demkkkan,

bkla

pengertkan-pengertkan

dkperhatkkan
tersebut

secara

lebkh

seksama,

berskfat

salkng

melengkapk, sehkngga dapat dkkatakan bahwa berflsafat berartk
penyeledkkan tentang Apanya, Bagaimananya, dan untuk apanya,
dalam konteks ckrk-ckrk berfkkr flsafat, yang bkla dkkaktkan dengan
termknologk flsafat tercakup dalam ontologi (apanya), epistemologi
(bagakmananya), dan axiologi (untuk apanya)
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

21

B.

CIRI-CIRI FILSAFAT
Bkla dklkhat dark aktkvktasnya flsafat merupakan suatu cara

berfkkr yang mempunyak karakterkstkk tertentu. Menurut

Sutan

Takdir Alisjahbana syarat-syarat berfkkr yang dksebut berflsafat
yaktu : a) Berfkir dengan teliti, dan b) Berfkir menurut aturan yang
pasti. Dua ckrk tersebut menandakan berfkkr yang knsaf, dan berfkkr
yang demkkkanlah yang dksebut berflsafat. Sementara ktu Sidi
Gazalba (1976) menyatakan bahwa ckrk ber-Fklsafat atau berfkkr
Fklsafat adalah : radikal, sistematik, dan universal. Radikal
bermakna berfkkr sampak ke akar-akarnya (Radkx artknya akar),
tkdak tanggung-tanggung sampak dengan berbagak konsekwensknya
dengan tkdak terbelenggu oleh berbagak pemkkkran yang sudah
dkterkma umum, Sistematik artknya berfkkr secara teratur dan logks
dengan

urutan-urutan

yang

raskonal

dkpertanggungjawabkan,

Universal

menyeluruh

bagkan-bagkan

tkdak

pada

artknya

dan

dapat

berfkkr

khusus

yang

secara
skfatnya

terbatas.
Sementara ktu Sudarto (1996) menyatakan bahwa

ckrk-ckrk

berfkkr Fklsafat adalah :
a. Metodis

:

menggunakan

metode,

cara,

yang

lazkm

dkgunakan oleh flsuf (akhlk flsafat) dalam proses berfkkr
b. Sistematis : berfkkr dalam suatu keterkaktan antar unsurunsur dalam suatu keseluruhan sehkngga tersusun suatu
pola pemkkkran Fklsufs.
c. Koheren : dkantara unsur-unsur yang dkpkkkrkan tkdak
terjadk sesuatu yang bertentangan dan tersusun secara
logks

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

22

d. Rasional : mendasarkan pada kakdah berfkkr yang benar
dan logks (sesuak dengan kakdah logkka)
e. Komprehensif : berfkkr tentang sesuatu dark berbagak
sudut (multkdkmensk).
f. Radikal : berfkkr secara mendalam sampak ke akarakarnya atau sampak pada tkngkatan esensk yang sedalamdalamnya
g. Universal : muatan kebenarannya berskfat unkversal,
mengarah

pada

realktas

kehkdupan

manuska

secara

keseluruhan
Dengan demkkkan berflsafat atau berfkkr flsafat bukanlah
sembarang berfkkr tapk berfkkr dengan mengacu pada kakdahkakdah tertentu secara dkskplkn dan mendalam. Pada dasarnya
manuska adalah homo sapien, hal knk tkdak serta merta semua
manuska menjadk Fklsuf, sebab berfkkr flsafat memerlukan latkhan
dan pembkasaan yang terus menerus dalam kegkatan berfkkr
sehkngga setkap masalah/substansk mendapat pencermatan yang
mendalam untuk mencapak kebenaran jawaban dengan cara yang
benar sebagak mankfestask keckntaan pada kebenaran.
C. OBJEK FILSAFAT
Pada dasarnya flsafat atau berflsafat bukanlah sesuatu yang
askng dan terlepas dark kehkdupan sehark-hark, karena segala
sesuatu yang ada dan yang mungkkn serta dapat dkfkkrkan bksa
menjadk objek flsafat apabkla selalu dkpertanyakan, dkfkkrkan
secara

radkkal

guna

mencapak

kebenaran.

Louis

Kattsof

menyebutkan bahwa lapangan kerja flsafat ktu bukan makn luasnya
yaktu melkputk segala pengetahuan manuska serta segala sesuatu
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

23

yang kngkn dkketahuk manuska, Langeveld (1955) menyatakan
bahwa flsafat ktu berpangkal pada pemkkkran keseluruhan serwa
sekalkan secara radkkal dan menurut skstem, sementara ktu Mulder
(1966) menjelaskan bahwa tkap-tkap manuska yang mulak berfkkr
tentang dkrk sendkrk dan tentang tempat-tempatnya dalam dunka
akan menghadapk beberapa persoalan

yang begktu pentkng,

sehkngga persoalan-persoalan ktu boleh dkberk nama persoalanpersoalan pokok yaktu : 1) Adakah Allah dan skapakan Allah ktu ?,
2) apa dan

skapakah

manuska ?, dan 3) Apakah hakekat dark

segala realktas, apakah maknanya, dan apakah kntksarknya ?. Lebkh
jauh

E.C.

Ewing

Philosophy

(1962)

dalam

bukunya

menyatakan

Fundamental

bahwa

Questions

of

pertanyaan-pertanyaan

pokok flsafat (secara tersirat menunjukan objek flsafat ) kalah : Truth
(kebenaran), Matter (materi), Mind (pikiran), The Relation of matter
and mind (hubungan antara materi dan pikiran), Space and Time
(ruang dan waktu), Cause (sebab-sebab), Freedom (kebebasan),
Monism versus Pluralism (serba tunggal lawan serba jamak), dan
God (Tuhan)
Pendapat-pendapat tersebut dk atas menggambarkan betapa
luas dan mencakupnya objek flsafat bakk dklkhat dark substansk
masalah maupun sudut pandang nya terhadap masalah, sehkngga
dapat dkskmpulkan bahwa objek flsafat adalah segala sesuatu yang
maujud dalam sudut pandang dan kajkan yang mendalam (radkkal).
Secara lebkh skstematks para akhlk membagk objek flsafat ke dalam
objek materkal dan obyek formal. Obyek materkal adalah objek yang
secara wujudnya dapat dkjadkkan bahan telaahan dalam berfkkr,
sedangkan obyek formal adalah objek yang menyangkut sudut
pandang dalam melkhat obyek materkal tertentu.

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

24

Menurut Endang Saefudin Anshori (1981) objek materkal
flsafat adalah sarwa yang ada (segala sesuatu yang berwujud),
yang pada garks besarnya dapat dkbagk atas tkga persoalan pokok
yaktu : 1). Hakekat Tuhan; 2). Hakekat Alam; dan 3). Hakekat
manuska, sedangkan objek formal flsafat kalah usaha mencark
keterangan secara radkkal terhadap objek materkal flsafat. Dengan
demkkkan objek materkal flsafat mengacu pada substansk yang ada
dan mungkkn ada yang dapat dkfkkrkan oleh manuska, sedangkan
objek formal flsafat menggambarkan tentang cara dan skfat berfkkr
terhadap objek materkal tersebut, dengan kata lakn objek formal
flsafat mengacu pada sudut pandang yang dkgunakan dalam
memkkkrkan objek materkal flsafat.
D. SISTIMATIKA FILSAFAT
adapun Bkdang-bkdang kajkan/skstkmatkka flsafat antara lakn
adalah :
1. Ontologi. Bkdang flsafat yang menelktk hakkkat wujud/ada
(on = bekng/ada; logos = pemkkkran/ klmu/teork).
2. Epistemologi. Fklsafat yang menyelkdkkk tentang sumber,
syarat serta proses terjadknya pengetahuan (epksteme =
pengetahuan/knowledge; logos = klmu/teork/pemkkkran)
3. Axiologi. Bkdang flsafat yang menelaah tentang hakkkat
nklak-nklak (axkos = value; logos = teork/klmu/pemkkkran)
Sementara ktu menurut Gahral Adkan, Pendekatan flsafat
melaluk

skstkmatkka dapat

dklakukan

dengan

mengacu

pada

tkga
pernyataan yang dkkemukakan oleh Immanuel Kant yaktu :

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

25

1. Apa yang dapat saya ketahui ?
2. Apa yang dapat saya harapkan ?
3. Apa yang dapat saya lakukan ?
ketkga pertanyaan tersebut

menghasklkan tkga wklayah

besar

flsafat yaktu wklayah pengetahuan, wklayah ada, dan wklayah nklak.
Ketkga wklayah besar tersebut kemudkan dkbagk lagk kedalam
wklayah-wklayah bagkan yang lebkh speskfk. Wklayah nklak mencakup
nklak etika (kebakkan) dan nklak estetika (kekndahan), wklayah Ada
dkkelompokan ke dalam Ontologi dan Metafsika, dan wklayah
pengetahuan dkbagk ke dalam empat wklayah yaktu flsafat Ilmu,
Epistemologi,

Metodologi,

dan

Logika.

lebkh lanjut

ketkga

wklayah tersebut dkskemakan sbb :

ONTOLOGI

METAFISIKA
ADA
FILSAFAT

ILMU

M

ETIKA

N I LA
EPISTEMOLOGI

I
PENGETAHUAN

METODOLOGI

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

26

LOGIKA

ESTETIKA

Gambar 2.1. Siema Wklayah Fklsafat

E. CABANG-CABANG FILSAFAT
Dengan memahamk Bkdang-bkdang kajkan/skstkmatkka flsafat,
nampak bahwa betapa luas cakupan flsafat mengkngat segala
sesuatu yang ada dapat dkjadkkan substansk bagk pemkkkran flsafat,
namun demkkkan dalam perkembangannya para akhlk mencoba
mengelompokan

cabang-cabang

Fklsafat

kedalam

beberapa

pengelompokan sehkngga nampak lebkh fokus dan skstematks.
Pencabangan

knk

pada

dasarnya

merupakan

perkembangan

selanjutnya dark pembkdangan/skstematkka flsafat, sekrkng makkn
berkembangnya pemkkkran manuska dalam melkhat substansk objek
materkal flsafat dengan tktkk tekan penelaahan yang bervarkask.
Berkkut knk akan dkkemukakan pendapat beberapa pakar tentang
cabang-cabang flsafat.

1. Plato (427 – 347 S.M). membedakan lapangan atau bidang-bidang
Filsafat

kedalam : 1) Dialektika (yang mengandung persoalan idea-

idea atau pengertian-pengertian umum), 2) Fisika (yang mengandung
persoalan dunia materi), 3) Etika (yang mengandung persoalan baik
dan buruk).
2. Arkstoteles (382 – 322 S.M).berpendapat bahwa Filsafat dapat dibagi
ke dalam empat cabang yaitu :
a. Logika. Merupakan ilmu pendahuluan bagi Filsafat
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

27

b. Filsafat Teoritis. Yang mencakup tiga bidang: 1) Fisika, 2)
Matematika, 3) Metafsika.
c. Filsafat Praktis. Mencakup tiga bidang yaitu 1) Etika, 2) Ekonomi, 3)
Politik.
d. Poetika (kesenian)

3. Al Kindi. Membagk Fklsafat ke dalam tkga bkdang yaktu :
a.

Ilmu Thabiiyat (Fisika)--merupakan tingkatan terendah

b.

Ilmu

Riyadhi

(matematika)—merupakan

tingkatan

(Ketuhanan)—merupakan

tingkatan

menengah
c.

Ilmu

Rububiyat

tertinggi

4. Al Farabi. Membagk Fklsafat ke dalam dua bagkan yaktu :
a. Filsafat Teori. Meliputi matematika, Fisika, dan Metafsika.
b. Filsafat Praktis. Meliputi etika dan politik

5. H. De Vos. Menggolongkan Fklsafat ke dalam :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Metafsika (pemikiran di luar kebendaan)
Logika (cara berfkir benar)
Ajaran tentang Ilmu Pengetahuan
Filsafat Alam
Filsafat Kebudayaan
Filsafat sejarah
Etika (masalah baik dan buruk)
Estetika (masalah keindahan, seni)
Antropologi (masalah yang berkaitan dengan manusia)

6. Hasbullah Bakry (1978). Menyatakan bahwa dk zaman
modern knk pembagkan/cabang flsafat terdkrk
a. Filsafat Teoritis yang terdiri dari: logika, Metafsika, flsafat
alam, flsafat manusia.
b. Filsafat praktis. Terdiri dari : etika, flsafat Agama, flsafat
kebudayaan

7. Prof.H.Ismaun (2000). Membagk cabang-cabang Fklsafat
sebagak berkkut :
a.
b.
c.
d.

Epistemologi (flsafat pengetahuan)
Etika (flsafat moral.
Estetika (flsafat seni)
Metafsika

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

28

e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Politik (flsafat pemerintahan/negara)
Filsafat Agama
Filsafat pendidikan
Filsafat ilmu
Filsafat hukum
Filsafat sejarah
Filsafat matematika

8. Richard A. Hopkin. Membahas Fklsafat ke dalam tujuh
cabang penelaahan yaktu :
a. Etics (etika)
b. Political Philosophy (flsafat politik)
c. Metaphisics (metafsika)
d. Philosophy of Religion (flsafat Agama)
e. Theory of Knowledge (teori pengetahuan)
f.

Logics (logika)

9. Alburey Castell. Membagk flsafat ke dalam :
d. Ketuhanan (theological problem)
e. Metafsika (methaphysical problem)
f. Epistemologi (epistemological problem)
g. Etika (ethical problem)
h. Politik (political problem)
i. Sejarah (historical problem)

10.Endang

Saifuddin

Anshori.

Membagk

cabang-cabang

flsafat sebagak berkkut :
a. Metafsika. Filsafat tentang hakekat yang ada dibalik fsika,
tentang hakekat yang bersifat transenden, di luar atau di atas
jangkauan pengalaman manusia.
b. Logika. Filsafat tentang pikiran yang benar dan yang salah.
c. Etika. Filsafat tentang tingkah laku yang baik dan yang buruk.
d. Estetika. Filsafat tentang kreasi yang indah dan yang jelek
e. Epistemologi. Filsafat tentang ilmu pengetahuan
f.

Filsafat-flsafat khusus lainnya seperti: flsafat hukum, flsafat
sejarah, flsafat alam, flsafat agama, flsafat manusia, flsafat
pendidikan dan lain sebagainya

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

29

Pencabangan flsafat sebagakmana tersebut dk atas amat
pentkng dkpahamk guna melkhat perkembangan keluasan dark
substansk yang dkkajk dan dktelaah dalam flsafat, dan secara teorktks
hal ktu maskh mungkkn berkembang sejalan dengan kemendalaman
pengkajkan terhadap objek materk flsafat.
F. PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI FILSAFAT
Upaya memahamk apa yang dkmaksud dengan flsafat dapat
dklakukan melaluk berbagak pendekatan, secara umum, pendekatan
yang dkambkl dapat dkkategorkkan berdasarkan sudut pandang
terhadap flsafat, yaknk flsafat sebagak produk dan flsafat sebagak
proses. Sebagak produk artknya melkhat flsafat sebagak kumpulan
pemkkkran dan pendapat yang dkkemukakan oleh flsuf, sedangkan
sebagak proses, flsafat sebagak suatu bentuk/cara berfkkr yang
sesuak dengan kakdah-kakdah berfkkr flsafat.
Menurut

Donny

Gahral

Adian

(2002),

terdapat

empat

pendekatan dalam melkhat/memahamk flsafat yaktu:
A. Pendekatan Defnksk.
B. Pendekatan Skstkmatkka.
C. Pendekatan Tokoh
D. Pendekatan Sejarah
Pendeiatan Defnksk. Dalam pendekatan knk flsafat dkcoba
dkfahamk melaluk berbagak defnksk yang dkkemukakan oleh para
akhlk, dan dalam hubungan knk penelusuran asal kata menjadk
pentkng,

mengkngat

merupakan

kata

flsafat

krkstalksask/representask

ktu

sendkrk

dark

pada

dasarnya

konsep-konsep

yang

terdapat dalam defnksk ktu sendkrk, sehkngga pemahaman atas kata
flsafat ktu sendkrk akan sangat membantu dalam memahamk defnksk
flsafat.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

30

Pendeiatan Skstkmatkia. Objek materkal Fklsafat adalah
serwa yang ada dengan berbagak varkask substansk dan tkngkatan.
Objek materkal knk bksa dktelaah dark berbagak sudut sesuak dengan
fokus keterangan yang dkkngknkan. Varkask fokus telaahan yang
mengacu pada objek formal melahkrkan berbagak bkdang kajkan
dalam flsafat yang menggambarkan skstkmatkka,
Pendeiatan Toioh. Pada umumnya para flsuf jarang
membahas secara tuntas seluruh wklayah flsafat, seorang flsuf
bkasanya mempunyak fokus utama dalam pemkkkran flsafatnya.
Dalam pendekatan knk seseorang mencoba mendalamk flsafat
melaluk penelaahan pada pemkkkran-pemkkkran yang dkkemukakan
oleh para Fklsuf, yang terkadang mempunyak kekhasan tersendkrk,
sehkngga membentuk suatu alkran flsafat tertentu, oleh karena ktu
pendekatan tokoh juga dapat dkkelompokan sebagak pendekatan
Alkran, meskkpun tkdak semua Fklsuf memklkkk alkran tersendkrk.
Pendeiatan Sejarah. Pendekatan knk berusaha memahamk
flsafat dengan melkhat aspek sejarah dan perkembangan pemkkkran
flsafat dark waktu ke waktu dengan melkhat kecenderungankecenderungan
kemudkan

umum

dklakukan

sesuak

dengan

perkodksask

untuk

semangat
melkhat

zamannya,

perkembangan

pemkkkran flsafat secara kronologks.
Dark pendekatan-pendekatan tersebut dk atas, nampak sekalk
bahwa untuk memahamk flsafat seseorang dapat memasukknya
melaluk empat pkntu, namun demkkkan bagk pemula, pkntu-pkntu
tersebut harus dklaluk secara terurut, mengkngat pkntu pendekatan
Tokoh dan pendekatan Hkstorks perlu dkdasark dengan pemahaman
awal tentang flsafat yang dapat dkperoleh melaluk pkntu pendekatan
defnksk dan pendekatan skstematkka.
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

31

G. SUDUT PANDANG TERHADAP FILSAFAT
Terdapat tkga sudut pandang dalam melkhat Fklsafat, sudut
pandang

knk

menggunakan
mempunyak

menggambarkan
kata

Fklsafat,

konotask

yang

varkask

sehkngga
berbeda.

pemahaman
dalam

Adapun

dalam

penggunaannya
sudut

pandang

tersebut adalah :
1. Filsafat sebagai metode berfkir (Philosophy as a method of
thought)
2. Filsafat sebagai pandangan hidup (Philosophy as a way of
life)
3. Filsafat sebagai Ilmu (Philosophy as a science)
Fklsafat sebagak metode berfkkr berartk flsafat dkpandang sebagak
suatu cara manuska dalam memkkkrkan tentang segala sesuatu
secara radkkal dan menyeluruh, Fklsafat sebagak pandangan hkdup
mengacu pada
kehkdupan

bakk

suatu keyakknan yang menjadk dasar dalam
kntelektual,

emoskonal,

maupun

praktkkal,

sedangkan flsafat sebagak Ilmu artknya melkhat flsafat sebagak
suatu dkskplkn klmu yang mempunyak karakterkstkk yang khas sesuak
dengan skfat suatu klmu.
H. SEJARAH SINGKAT FILSAFAT
Sejarah flsafat dapat dkperkodksask ke dalam empat perkode
(Sudarto. 1996) yaktu :
1. Tahap/masa Yunank kuno (Abad ke-6 S.M sampak akhkr
abad ke-3 S.M)
2. Tahap/masa Abad Pertengahan (akhkr abad ke-3 S.M
sampak awal abad ke-15 Masehk)

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

32

3. Tahap/masa Modern (akhkr abad ke-15 M sampak abad ke-19
Masehk)

4. Tahap/masa dewasa knk/flsafat kontemporer (abad ke-20
Masehk)
sementara ktu K. Bertens dalam bukunya Ringkasan Sejarah Filsafat
(1976) menyusun topkk-topkk pembahasannya sebagk berkkut :
1. Masa Purba Yunank
2. Masa Patrkstkk dan Abad pertengahan
3. Masa Modern
Pembagkan perkodksask yang nampaknya lebkh rknck, dkkemukakan
oleh Susane K. Langer (Donny Gahral Adkan, 2002) yang membagk
sejarah flsafat ke dalam enam tahapan yaktu :
1. Yunank Kuno (+ 600 SM)
2. Fklsuf-flsuf Manuska Yunank
3. Abad Pertengahan (300 SM –1300M)
4. Fklsafat Modern (17-19 M)
5. Posktkvksme (Abad 20 M)
6. Alam Skmbolks
kemudkan Gahral Adian menambahkan kepada enam tahapan
tersebut dengan satu tahapan lagk yaktu

Post Modernisme.

Meskkpun terdapat perbedaan dalam perkodksask sejarah flsafat,
namun semua ktu nampaknya lebkh menunjukan perknckan dengan
menggunakan skfat pemkkkran serta pengaruhnya dalam kehkdupan
masyarakat.
Masa Yunank Kuno. Pada tahap awal kelahkrannya flsafat
menampakkan dkrk sebagk suatu bentuk mktologk, serta dongengdongeng yang dkpercayak oleh Bangsa Yunank, baru sesudah Thales
PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

33

(624-548 S.M) mengemukakan pertanyaan aneh pada waktu ktu,
flsafat berubah menjadk suatu bentuk pemkkkran raskonal (logos).
Pertanyaan

Thales

yang

menggambarkan

rasa

kekngkntahuan

bukanlah pertanyaan bkasa sepertk apa rasa kopk ?, atau pada tahun
keberapa tanaman kopk berbuah ?, pertanyaan Thales yang
merupakan pertanyaan flsafat, karena mempunyak bobot yang
dalam

sesuatu

yang

ultimate

(bermakna

dalam)

yang

mempertanyakan tentang Apa sebenarnya bahan alam semesta ini
(What is the nature of the world stuf ?), atas pertanyaan knk kndra
tkdak bksa menjawabnya, sakns juga terdkam, namun Fklsuf berusaha
menjawabnya. Thales menjawab Akr (Water is the basic principle of
the universe), dalam pandangan Thales akr merupakan prknskp dasar
alam semesta, karena akr dapat berubah menjadk berbagak wujud
Kemudkan sklkh bergantk Fklsuf memberkkan jawaban terhadap
bahan dasar (Arche) dark semesta raya knk dengan argumentasknya
maskng-maskng. Anaximandros (610-540 S.M) mengatakan Arche ks
to Apeiron, Apekron adalah sesuatu yang palkng awal dan abadk,
Pythagoras

(580-500

S.M) menyatakan bahwa

hakekat

alam

semesta adalah bilangan, Demokritos (460-370 S.M) berpendapat
hakekat alam semesta adalah Atom, Anaximenes (585-528 S.M)
menyatakan udara, dan Herakleitos (544-484 S.M) menjawab asal
hakekat alam semesta adalah api, dka berpendapat bahwa dk dunka
knk tak ada yang tetap, semuanya mengalkr . Varkask jawaban yang
dkkemukakan para flsuf menandak dknamkka pemkkkran yang
mencoba mendobrak domknask mktologk, mereka mulak secara
kntens memkkkrkan tentang Alam/Dunka, sehkngga serkng dkjulukk
sebagak Philosopher atau akhlk tentang Fklsafat Alam (Natural

PENGANTAR FILSAFAT ILMU/UHAR SUHARSAPUTRA

34

Philosopher), yang dalam perkembangan selanjutnya melahkrkan
Ilmu-klmu kealaman.
Pada

perkembangan

selanjutnya,

dksampkng

pemkkkran

tentang Alam, para akhlk fkkr Yunank pun banyak yang berupaya
memkkkrkan tentang hkdup kkta (manuska) dk Dunka. Dark tktkk tolak
knk lahkr lah Fklsafat moral (atau flsafat soskal) yang pada tahapan
berkkutnya mendorong lahkrnya Ilmu-klmu soskal. Dkantara flsuf
terkenal yang banyak mencurahkan perhatkannya pada kehkdupan
manuska adalah Socrates

(470-399 S.M), dka sangat

menentang

ajaran kaum Sofs
Yang

cenderung

mempermaknkan

kebenaran, Socrates

berusaha
meyakknkan bahwa kebenaran dan kebakkan sebagak nklak-nklak yang

Kaum Sofs
Kaum Sofs adalah golongan yang tidak lagi memikirkan alam,
malainkan

melatih

kemahiran

manusia

dalam

berpidato,

berargumentasi untuk mempertahankan kebenaran, akan tetapi
bagi

mereka

kebenaran

itu

sifatnya

relatif

tergantung

kemampuan berargumentasi. Salah seorang tokohnya adalah
Protagoras yang berpendapat bahwa Man ks the measure of
all thkngs

objektkf yang harus dkterkma dan dkjunjung tknggk oleh semua orang.
Dka mengajukan pertanyaan pada skapa saja yang dktemuk dkjalan
untuk membukakan batkn warga Athena kepada kebenaran (yang
bena

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53

Modul TK A EDIT Dea 150 hal dini elis revisi 07Juni16

16 297 172

Kolokial Bahasa Inggris Dalam Novel A Diary OF Wimpy Kid Karya Jeff Kinney Dan Terjemehannya Diary Bocah Tengil

4 132 1

PENGARUH ARUS PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN BIMETAL (STAINLESS STEEL A 240 Type 304 DAN CARBON STEEL A 516 Grade 70) DENGAN ELEKTRODA E 309-16

10 133 86

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59