Bisnis mahasiswa lolos berkas (17)
RANGKUMAN ETIKA BISNIS BAB 1 SAMPAI
BAB 4
Disusun oleh: Siti Zainab Marasabessy
Nim
: 2241.14.273
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI
JURUSAN MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA
BAB 1 PENGANTAR ILMU ETIKA BISNIS
Etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh
bertindak atau tidak boleh bertindak, dimana aturan tersebut dapat
bersumber dari aturan tertulis maupun tidak tertulis. Jika melanggar
mendapatkan sangsi secara langsung dan tidak langsung.
1. NORMA
Berasal dari bahasa Yunani “ethos” yaitu adat istiadat atau kebiasaan. Adat
membangun suatu aturan kuat di masyarakat mengenai bagaimana tindak dan
tanduk mengikuti aturan-aturan dan aturan-aturan tersebut ternyata telah
membentuk moral masyarakat dalam menghargai adat istiadat yang berlaku.
Moralitas adalah praktik dan kegiatan yang membedakan apa yang baik dan buruk.
2 macam norma :
1. Norma Khusus : aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan
khusus misal aturan olahraga dll.
2. Norma Umum : bersifat umum dan universal
a. Norma sopan santun: etiket, mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah seperti
minum, makan,dll
b. Norma hukum : norma yang dituntut keberlakukannya secara tegas oleh
masyarakat
c. Norma moral : mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia,
menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku
manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
Yang dinilai adalah tanggungjawab dalam menjalankan profesinya secara
tuntas, sikapnya melayani pelanggan, tidak diskriminatif, dll
2. TEORI ETIKA
2 teori etika :
1. E tika Deontologi : Kewajiban manusia bertindak secara baik. Tindakan bertindak
moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memalng
harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu sendiri.
Misal memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, mengembalikan
utang sesuai kesepakatan, menawarkan barang dan jasa dengan mutu yang
baik, dll. Sangat menekankan motivasi, kemauan baik, watak yang kuat.
2. Etika Teleologi : Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan
yang akan dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang
ditimbulkan oleh tindakan itu. Contoh seseorang mencuri uang untuk
pengobatan ibunya.
ETIKA UMUM & KHUSUS
Etika Umum mengenai norma dan nilai moral, kondisi dasar manusia untuk
bertindak etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika,
dll.
Etika Khusus mengenai penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral.
Etika tidak sekedar meneropong perilaku dan perilaku manusia sebagai manusia
begitu saja, melainkan meneropong perilaku dan kehidupan manusia sebagai
manusia dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus tertentu.
Etika Profesi
Orang yang profesional adalah orang yang mempunyai komitmen pribadi
yang mendalam atas pekerjaannya itu.
3 hal yang membedakan pekerjaan seorang profesional sebagai sebuah profesi
dan pekerjaan sebagai hobi :
1. hobi; demi kepuasan dan kepentingan pribadi.
2. Tidak mempunyai tanggungjawab moral yang serius atas hasil pekerjaannya
bagi orang lain.
3. Bukan menjadi sumber utama dari nafkah sehingga hampir dipastikan tidak ada
keseriusan.
Ciri-ciri profesi :
1. Adanya keahlian dan keterampilan khusus.
2. Komitmen moral yang tinggi.
3. Orang yang hidup dari profesinya.
4. Pengabdian kepada masyarakat.
5. Izin khusus untuk menjalankan profesi.
6. Anggota dari suatu organisasi profesi
Prinsip-prinsip Etika Bisnis :
1. Prinsip tanggungjawab
2. Prinsip keadilan ; tamu pertama datang maka akan pertama dilayani.
3. Prinsip otonomi ; kebebasan menjalankan profesinya.
4. Prinsip integritas moral ; komitmen, menjaga nama baik dan kepentingan orang
lain.
Keuntungan dan Etika
Keuntungan bukanlah hal yang buruk, bahkan secara moral keuntungan
merupakan hal yang baik dan diterima.
1. Keuntungan memungkinkan suatu perusahaan bertahan dalam kegiatan
bisnisnya
2. Tanpa memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia
menanamkan modal karena tidak akan terjadi aktivitas ekonomi yang produktif
demi memacu pertumbuhan ekonomi yang menjamin kemakmuran nasional.
3. Keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan melainkan juga
dapat menghidupi karyawan dan pada tingkat dan taraf yang lebih baik.
Dengan keuntungan yang terus diperoleh maka perusahaan dapat
mengembangkan terus usahanya dan berarti membuka lapangan kerja bagi
orang banyak dan dapat memajukan ekonomi nasional.
Kinerja yang baik tidak hanya menyangkut aspek bisnis, manajerial dan
organisasi teknis melainkan menyangkut aspek etis. Termasuk komitmen moral,
integritas moral, disiplin, loyalitas, kesatuan visi moral, pelayanan, sikap
mengutamakan mutu, penghargaan terhadap hak dan kepentingan stakeholder.
BAB 2 ETIKA MORAL DAN AGAMA DALAM BISNIS
1. Etika dan Etiket
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji
yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan
Etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan atau yang
ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
Persamaan Etika dan Etiket adalah berorientasi mengatur tentang perilaku manusia
dalam hubungannya dengan sesama/ orang lain serta lingkungan sekitarnya.
2. Moral
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui agama serta budaya.
Moral bisa bertindak sebagai pengontrol atau tameng yang membuat seseorang
berfikir berkali-kali untuk melakukan hal yang diinginkannya.
Moral berkaitan dengan agama karena penjelasan setiap sisi dari moral tidak terlepas
referensinya dari agama yang dimiliki.
Menurut A. Sonny Keraf : Suatu pekerjaan hanya bisa dianggap sebagai sebuah profesi
dalam pengertian sebenarnya kalai pekerjaan itu melibatkan komitmen moral yang
tinggi dari pelakunya.
3. Agama
Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang
sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama
akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Moral dalam bisnis tidak
akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan yang ditetapkan oleh pihak-pihak
tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama
yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan seharihari.
BAB 3 BISNIS DALAM KONTEKS MORAL DAN KODE
ETIK PERUSAHAAN
1. BISNIS DALAM KONTEKS MORAL
Bisnis merupakan suatu unsur penting dalam masyarakat dan semua orang terlibat
didalamnya. Kita membeli barang dan jasa untuk bisa hidup atau seitdaknya bisa
hidup lebih nyaman.
Makin maju masyarakat, makin besar pula ketergantungan satu sama lain di bidang
ekonomi. Namun demikian bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang
diterima dalam pergaulan sosial termasuk aturan moral.
Mengapa bisnis harus berlaku etis ? mengapa manusia pada umumnya harus berlaku
etis?
1. Tuhan adalah hakim kita
Tuhan sebagai hakim MahaAgung akan menghukum kejahatan yang pernah dilakukan
dan mengganjar kebaikannya. Pandangan ini berdasarkan iman kepercayaan dan
karena itu termasuk perspektif teologis bukan filosofis. Menjadi tugas agama
mengajak para pemeluknya untuk tetap berpegang pada motivasi moral
2. Kontrak Sosial
Manusia sebagai perspektif sosial. Setiap kegiatan yang akan kita lakukan bersamasama dalam masyarakat menuntut adanya norma-norma dan nilai-nilai moral yang
disepakati bersama. Hidup dalam masyarakat mengikat diri untuk berpegang pada
norma-norma dan nilai-nilai. Jika tidak maka dalam kehidupan masyarakat akan
menjadi kacau tidak karuan.
3. Keutamaan
Pebisnis harus memiliki integritas. Bandingkan pebisnis satu yang menjadi kaya
dengan cara menipu dan merugikan orang lain dengan pebisnis kedua yang cukup
sukses dengan tetap mempertahankan integritas moral yang tinggi misalkan
kejujuran, jika orang yang tidak mengacu kepada moral dapat disebut sebagai diluar
moral community.
2. ETIKA DALAM DUNIA BISNIS
Menurut Richard T. De George bahwa Bisnis :
1. dituntut keberanian mengambil resiko dan spekulasi, yang dipertaruhkan bukan
hanya uang, melainkan dimensi kemanusiaan seperti nama baik keluarga.
2. Bagian yang sangat penting dari masyarakat dan menyangkut semua orang.
Praktik bisnis mensyaratkan etika disamping hukum positif sebagai standard
acuan dalam pengambilan keputusan dan kegiatan bisnis, dengan demikian
kegiatan bisnis dapat dinilai dari sudut moral
3. Praktik bisnis yang berhasil adalah memperhatikan norma-norma moral
masyarakat.
4. Asas legalitas harus dibedakan dari asas moralitas.
5. Tindakan yang dilakukan oleh banyak orang tidak otomastis berarti lebih baik.
Etika bisnis sebagai bagian dari etika terapan dijalankan pada tiga taraf :
1. Makro ; Etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem ekonomi
sebagai keseluruhan, disini masalah etika disoroti pada skala besar misal :
kekayaan bumi dibagi adil.
2. Meso ; etika bisnis menyelidiki masalah etis di bidang organisasi.
3. Mikro ; fokus pada individu dalam hubungan dengan ekonomi atau bisnis.
Tanggungjawab etis dari karyawan dan majikan, produsen dan konsumen,
pemasok dan investor.
Praktik etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka
menengah maupun jangka panjang, karena :
1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik
internal maupun eksternal.
2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja
3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga
4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing
Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan.2 hal
yang harus diperhatikan dalam bisnis :
1. Memperhatikan kepentingan dan dan menjaga perasaan orang lain.
2. Mencegah terjadinya salah paham dengan orang lain karena masing-masing
budaya atau negara memiliki etika bisnis yang berbeda.
3. KODE ETIK PERUSAHAAN
Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
ara sebagai pedoman berperilaku.
Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang
diterjemahkan dalam suatu standard perilaku anggotanya. Nilai profesional paling
utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Kode etik menurut Oteng/Sutisna (1986 :364) adalah sebagai pedoman yang
memaksa perilaku etis anggota profesi.
Nilai professional dapat disebut asas etis. Chung, 1981 terdapat 4 asas etis :
1. Menghargai harkat dan martabat
2. Peduli dan bertanggungjawab
3. Integritas dalam hubungan
4. Tanggungjawab terhadap masyarakat
Pembuatan kode etik adalah cara ampuh untuk melembagakan etika dalam struktur
dan kegiatan perusahaan. Manfaat kode etik perusahaan :
1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai
corporate culture.
2. Membantu menghilangkan grey area dibidang etika.
3. Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggungjawab sosialnya.
4. Mengatur dirinya sendiri
Peran etika bisnis dapat dilihat dari :
1. Nilai-nilai perusahaan yang merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan
misi perusahaan. Sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan perlu dirumuskan
visi dan misi perusahan. Nilai perusahaan yang universal : terpercaya, adil dan
jujur.
2. Pedoma perilaku yang merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika
bisnis dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ
perusahaan dan semua karyawan perusahaan. Pedoman perilaku mencakup
panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan
donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi dan pelaporan
terhadap perilaku yang tidak etis.
3. Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara
kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan ekonomos pribadi
pemegang saham, anggota dekom dan direksi dan karyawan. Dalam RUPS
setiap anggota yang memiliki kewenagnan pengambilan keputusan diharuskan
setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan
terhadap setiap keputusan yang telah dibuat dan telah melaksanakan pedoman
perilaku yang ditetapkan oleh perusahaan
4. Pemberian dan penerimaan hadian dan donasi. Setiap anggotan dekom dan
direksi serta karyawan dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu, baik
langsung atau tidak langsung kepada pejabat negara dan atau individu yang
mewakili mitra bisnis yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
Begitu pula dengan menerima.
5. Kepatuhan terhadap peraturan. Seluruh komponen wajib melaksanakan UU dan
Peraturan Perusahaan, perusahaan melakukan pencatatan dengan prinsip
akuntansi yang berlaku. Dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi
rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat kecuali diperlukan
untuk pemeriksaan dan penyidikan.
6. Pelaporan terhadap pelanggaran pedoman perilaku. Setiap perusahaan harus
menyusun peraturan yang menjadmin perlindungan terhadap individu yang
melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku
perusahaan.
Tidak mustahil bahwa perusahaan yang lebih etis mendapatkan keuntungan finansial
kurang, dibandingkan dengan perusahaan yang tidak begitu mempedulikan
etika.Perusahaan yang menggunakan cara produksi yang ramah lingkungan bisa saja
memperoleh keuntungan kurang jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
sadar lingkungan. Perusahaan yang peduli ramah lingkungan lebih etis dan memiliki
keberanian moral Kendati tidak ada jaminan mutlak, pada umumnya perusahaan yang
etis adalah perusahaan yang mencapai sukses juga.
Tidak begitu mudah membuktikan bahwa perusahaan yang berlaku etis pasti akan
meraih sukses, lebih mudah adalah menunjukkan betapa besar bahaya perusahaan
akan hancur jika secara sistematik tidak berlaku etis.
BAB 4 PENERAPAN ETIKA BISNIS BERBASIS
LINGKUNGAN
1.Etika dan Pegawai
Sikap dan Perilaku
•
Sikap dan perilaku merupakan bagian penting dalam etika perbankan. Adapun
sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh setiap pegawai bank adalah jujur
dalam bertindak dan bersikap, rajin, tepat waktu dan tidak pemalas, selalu
murah senyum, lemah lembut dan ramah tamah, sopan santun tutur kata dan
hormat, simpatik, bertanggung jawab dan suka menolong nasabah. Sikap
melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar khususnya pegawai
bank.
•
Sebagai karyawan bank maka sudah sepantasnya berlaku sopan dan baik
kepada nasabah supaya nasabah tersebut merasa senang dan akhirnya
mempertahankan diri untuk tetap menjadi nasabah bank tersebut dan menjadi
nasabah yang loyal yang akhirnya dapat memberikan keuntungan yang besar
bagi bank tersebut.
2. Etika dan Pegawai Penampilan
Wajar : sikap dan tindakan setiap karyawan tidak dibuat-buat.
Berpakaian harus selalu rapi, serasi dan bersih, dan tidak
menggunakan aksesoris dan make-up yang berlebihan.
Selalu mengucapkan salam ketika bertemu atau berpisah termasuk
ucapan terima kasih.
Selalu bersikap optimis dan tidak pesimis serta tidak ragu-ragu
dalam bertindak, sehingga mampu memberikan kepada nasabah
atas layanan yang diberikan.
Berprilaku yang baik lincah, gesit, mudah bergaul, dan cepat
tanggap namun tidak over acting didepan nasabah atau tamu yang
pada akhirnya dapat membuat nasabah jengkel.
Lemah lembut dan sopan santun dalam melayani tamu atau
nasabah, membuat nasabah merasa dihargai oleh karyawan bank.
Selalu memberikan perhatian, tidak cuek dalam menghadapi tamu
atau nasabah, dalam hal ini nasabah merasa memperoleh perhatian
serius.
Selalu suka membantu sehingga nasabah merasa ringan dalam
menghadapi urusannya.
3. Etika dan Konsumen
•
Banyak orang yang percaya bahwa konsumen secara otomatis terlindungi dari kerugian
dengan adanya pasar yang bebas dan kompetitif dan bahwa pemerintah atau para
pelaku bisnis tidak mengambil langkah – langkah yang diperlukan untuk menghadapi
masalah ini.
•
Pasar bebas mendukung alokasi , penggunaan, dan distribusi barang- barang yang
dalam artian tertentu, adil, menghargai hak, dan memiliki nilai kegunaan maksimum
bagi orang- orang yang berpartisipasi dalam pasar. Lebih jauh lagi, di pasar seperti ini,
konsumen dikatakan ‘’ berdaulat penuh’’.
•
Saat konsumen menginginkan dan bersedia membayar untuk suatu produk, para
penjual memperoleh insentif untuk memenuhi keinginan mereka. Seperti yang
dikatakan seorang penulis ekonomi ternama,’’ konsumen , dengan cita rasa mereka
seperti yang diekspresikan dalam pilihan atas produk, mengarahkan bagaimana
sumberdaya masyarakat dislaurkan.
4. Etika dan Konsumen
Hak dan Kewajiban Konsumen
Hak Konsumen
•
Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa.
•
Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan.
•
Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa.
•
Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan.
•
Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan konsumen, dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
•
Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
•
Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
•
Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian jika barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan tidak
sebagaimana mestinya
Kewajiban Konsumen
•
Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.
•
Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.
•
Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
•
Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara
patut .
5. Etika dan Perusahaan
•
Etika, pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar
dan menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan
melakukan ‘apa yang benar’ dan ‘baik’ untuk menentang apa yang ‘salah’ dan
‘buruk’. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik
kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan
perusahaan.
•
Mengapa demikian? Karena semua keputusan perusahaan sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan
adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh
terhadap keputusan perusahaan. Ada dua jenis pemilik kepentingan yang
berpengaruh terhadap perusahaan, yaitu pemilik kepentingan internal dan
eksternal. Investor, karyawan, manajemen, dan pimpinan perusahaan
merupakan pemilik kepentingan internal, sedangkan pelanggan, asosiasi
dagang, kreditor, pemasok, pemerintah, masyarakat umum, kelompok khusus
yang berkepentingan terhadap perusahaan merupakan pemilik kepentingan
eksternal.
Pihak-pihak ini sangat menentukan keputusan dan keberhasilan perusahaan.
Yang termasuk kelompok pemilik kepentingan yang memengaruhi keputusan
bisnis adalah:
•
Para pengusaha/mitra usaha,
•
Petani dan pemasok bahan baku,
•
Organisasi pekerja,
•
Pemerintah,
•
Bank,
•
Investor,
•
Masyarakat umum, serta
•
Pelanggan dan konsumen.
Selain kelompok-kelompok tersebut di atas, beberapa kelompok lain yang
berperan dalam perusahaan adalah para pemilik kepentingan kunci (key
stakeholders) seperti manajer, direktur, dan kelompok khusus.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa loyalitas pemilik kepentingan
sangat tergantung pada kepuasan yang mereka peroleh.. Oleh karena loyalitas
dapat mendorong deferensiasi, maka loyalitas pemilik kepentingan akan
menjadi hambatan bagi para pesaing.” Ingat bahwa diferensiasi merupakan
bagian dari strategi generik untuk memenangkan persaingan .
6. Etika dan Lingkungan
Manusia umumnya bergantung pada keadaan lingkungan sekitar (alam) yang berupa
sumber daya alam sebagai penunjang kehidupan sehari - hari, seperti pemanfaatan
air, udara, dan tanah yang merupakan sumber alam yang utama . lingkungan yang
sehat dapat terwujud jika manusia dan lingkungan dalam kondisi yang baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan
sebagai berikut:
a. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga perlu
menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.
b. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk
emnjaga terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.
c. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan
energy.
d. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk
hidup yang lain.
BAB 4
Disusun oleh: Siti Zainab Marasabessy
Nim
: 2241.14.273
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI
JURUSAN MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA
BAB 1 PENGANTAR ILMU ETIKA BISNIS
Etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh
bertindak atau tidak boleh bertindak, dimana aturan tersebut dapat
bersumber dari aturan tertulis maupun tidak tertulis. Jika melanggar
mendapatkan sangsi secara langsung dan tidak langsung.
1. NORMA
Berasal dari bahasa Yunani “ethos” yaitu adat istiadat atau kebiasaan. Adat
membangun suatu aturan kuat di masyarakat mengenai bagaimana tindak dan
tanduk mengikuti aturan-aturan dan aturan-aturan tersebut ternyata telah
membentuk moral masyarakat dalam menghargai adat istiadat yang berlaku.
Moralitas adalah praktik dan kegiatan yang membedakan apa yang baik dan buruk.
2 macam norma :
1. Norma Khusus : aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan
khusus misal aturan olahraga dll.
2. Norma Umum : bersifat umum dan universal
a. Norma sopan santun: etiket, mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah seperti
minum, makan,dll
b. Norma hukum : norma yang dituntut keberlakukannya secara tegas oleh
masyarakat
c. Norma moral : mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia,
menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku
manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
Yang dinilai adalah tanggungjawab dalam menjalankan profesinya secara
tuntas, sikapnya melayani pelanggan, tidak diskriminatif, dll
2. TEORI ETIKA
2 teori etika :
1. E tika Deontologi : Kewajiban manusia bertindak secara baik. Tindakan bertindak
moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memalng
harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu sendiri.
Misal memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, mengembalikan
utang sesuai kesepakatan, menawarkan barang dan jasa dengan mutu yang
baik, dll. Sangat menekankan motivasi, kemauan baik, watak yang kuat.
2. Etika Teleologi : Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan
yang akan dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang
ditimbulkan oleh tindakan itu. Contoh seseorang mencuri uang untuk
pengobatan ibunya.
ETIKA UMUM & KHUSUS
Etika Umum mengenai norma dan nilai moral, kondisi dasar manusia untuk
bertindak etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika,
dll.
Etika Khusus mengenai penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral.
Etika tidak sekedar meneropong perilaku dan perilaku manusia sebagai manusia
begitu saja, melainkan meneropong perilaku dan kehidupan manusia sebagai
manusia dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus tertentu.
Etika Profesi
Orang yang profesional adalah orang yang mempunyai komitmen pribadi
yang mendalam atas pekerjaannya itu.
3 hal yang membedakan pekerjaan seorang profesional sebagai sebuah profesi
dan pekerjaan sebagai hobi :
1. hobi; demi kepuasan dan kepentingan pribadi.
2. Tidak mempunyai tanggungjawab moral yang serius atas hasil pekerjaannya
bagi orang lain.
3. Bukan menjadi sumber utama dari nafkah sehingga hampir dipastikan tidak ada
keseriusan.
Ciri-ciri profesi :
1. Adanya keahlian dan keterampilan khusus.
2. Komitmen moral yang tinggi.
3. Orang yang hidup dari profesinya.
4. Pengabdian kepada masyarakat.
5. Izin khusus untuk menjalankan profesi.
6. Anggota dari suatu organisasi profesi
Prinsip-prinsip Etika Bisnis :
1. Prinsip tanggungjawab
2. Prinsip keadilan ; tamu pertama datang maka akan pertama dilayani.
3. Prinsip otonomi ; kebebasan menjalankan profesinya.
4. Prinsip integritas moral ; komitmen, menjaga nama baik dan kepentingan orang
lain.
Keuntungan dan Etika
Keuntungan bukanlah hal yang buruk, bahkan secara moral keuntungan
merupakan hal yang baik dan diterima.
1. Keuntungan memungkinkan suatu perusahaan bertahan dalam kegiatan
bisnisnya
2. Tanpa memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia
menanamkan modal karena tidak akan terjadi aktivitas ekonomi yang produktif
demi memacu pertumbuhan ekonomi yang menjamin kemakmuran nasional.
3. Keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan melainkan juga
dapat menghidupi karyawan dan pada tingkat dan taraf yang lebih baik.
Dengan keuntungan yang terus diperoleh maka perusahaan dapat
mengembangkan terus usahanya dan berarti membuka lapangan kerja bagi
orang banyak dan dapat memajukan ekonomi nasional.
Kinerja yang baik tidak hanya menyangkut aspek bisnis, manajerial dan
organisasi teknis melainkan menyangkut aspek etis. Termasuk komitmen moral,
integritas moral, disiplin, loyalitas, kesatuan visi moral, pelayanan, sikap
mengutamakan mutu, penghargaan terhadap hak dan kepentingan stakeholder.
BAB 2 ETIKA MORAL DAN AGAMA DALAM BISNIS
1. Etika dan Etiket
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji
yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan
Etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan atau yang
ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
Persamaan Etika dan Etiket adalah berorientasi mengatur tentang perilaku manusia
dalam hubungannya dengan sesama/ orang lain serta lingkungan sekitarnya.
2. Moral
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui agama serta budaya.
Moral bisa bertindak sebagai pengontrol atau tameng yang membuat seseorang
berfikir berkali-kali untuk melakukan hal yang diinginkannya.
Moral berkaitan dengan agama karena penjelasan setiap sisi dari moral tidak terlepas
referensinya dari agama yang dimiliki.
Menurut A. Sonny Keraf : Suatu pekerjaan hanya bisa dianggap sebagai sebuah profesi
dalam pengertian sebenarnya kalai pekerjaan itu melibatkan komitmen moral yang
tinggi dari pelakunya.
3. Agama
Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang
sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama
akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Moral dalam bisnis tidak
akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan yang ditetapkan oleh pihak-pihak
tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama
yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan seharihari.
BAB 3 BISNIS DALAM KONTEKS MORAL DAN KODE
ETIK PERUSAHAAN
1. BISNIS DALAM KONTEKS MORAL
Bisnis merupakan suatu unsur penting dalam masyarakat dan semua orang terlibat
didalamnya. Kita membeli barang dan jasa untuk bisa hidup atau seitdaknya bisa
hidup lebih nyaman.
Makin maju masyarakat, makin besar pula ketergantungan satu sama lain di bidang
ekonomi. Namun demikian bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang
diterima dalam pergaulan sosial termasuk aturan moral.
Mengapa bisnis harus berlaku etis ? mengapa manusia pada umumnya harus berlaku
etis?
1. Tuhan adalah hakim kita
Tuhan sebagai hakim MahaAgung akan menghukum kejahatan yang pernah dilakukan
dan mengganjar kebaikannya. Pandangan ini berdasarkan iman kepercayaan dan
karena itu termasuk perspektif teologis bukan filosofis. Menjadi tugas agama
mengajak para pemeluknya untuk tetap berpegang pada motivasi moral
2. Kontrak Sosial
Manusia sebagai perspektif sosial. Setiap kegiatan yang akan kita lakukan bersamasama dalam masyarakat menuntut adanya norma-norma dan nilai-nilai moral yang
disepakati bersama. Hidup dalam masyarakat mengikat diri untuk berpegang pada
norma-norma dan nilai-nilai. Jika tidak maka dalam kehidupan masyarakat akan
menjadi kacau tidak karuan.
3. Keutamaan
Pebisnis harus memiliki integritas. Bandingkan pebisnis satu yang menjadi kaya
dengan cara menipu dan merugikan orang lain dengan pebisnis kedua yang cukup
sukses dengan tetap mempertahankan integritas moral yang tinggi misalkan
kejujuran, jika orang yang tidak mengacu kepada moral dapat disebut sebagai diluar
moral community.
2. ETIKA DALAM DUNIA BISNIS
Menurut Richard T. De George bahwa Bisnis :
1. dituntut keberanian mengambil resiko dan spekulasi, yang dipertaruhkan bukan
hanya uang, melainkan dimensi kemanusiaan seperti nama baik keluarga.
2. Bagian yang sangat penting dari masyarakat dan menyangkut semua orang.
Praktik bisnis mensyaratkan etika disamping hukum positif sebagai standard
acuan dalam pengambilan keputusan dan kegiatan bisnis, dengan demikian
kegiatan bisnis dapat dinilai dari sudut moral
3. Praktik bisnis yang berhasil adalah memperhatikan norma-norma moral
masyarakat.
4. Asas legalitas harus dibedakan dari asas moralitas.
5. Tindakan yang dilakukan oleh banyak orang tidak otomastis berarti lebih baik.
Etika bisnis sebagai bagian dari etika terapan dijalankan pada tiga taraf :
1. Makro ; Etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem ekonomi
sebagai keseluruhan, disini masalah etika disoroti pada skala besar misal :
kekayaan bumi dibagi adil.
2. Meso ; etika bisnis menyelidiki masalah etis di bidang organisasi.
3. Mikro ; fokus pada individu dalam hubungan dengan ekonomi atau bisnis.
Tanggungjawab etis dari karyawan dan majikan, produsen dan konsumen,
pemasok dan investor.
Praktik etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka
menengah maupun jangka panjang, karena :
1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik
internal maupun eksternal.
2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja
3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga
4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing
Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan.2 hal
yang harus diperhatikan dalam bisnis :
1. Memperhatikan kepentingan dan dan menjaga perasaan orang lain.
2. Mencegah terjadinya salah paham dengan orang lain karena masing-masing
budaya atau negara memiliki etika bisnis yang berbeda.
3. KODE ETIK PERUSAHAAN
Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
ara sebagai pedoman berperilaku.
Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang
diterjemahkan dalam suatu standard perilaku anggotanya. Nilai profesional paling
utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Kode etik menurut Oteng/Sutisna (1986 :364) adalah sebagai pedoman yang
memaksa perilaku etis anggota profesi.
Nilai professional dapat disebut asas etis. Chung, 1981 terdapat 4 asas etis :
1. Menghargai harkat dan martabat
2. Peduli dan bertanggungjawab
3. Integritas dalam hubungan
4. Tanggungjawab terhadap masyarakat
Pembuatan kode etik adalah cara ampuh untuk melembagakan etika dalam struktur
dan kegiatan perusahaan. Manfaat kode etik perusahaan :
1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai
corporate culture.
2. Membantu menghilangkan grey area dibidang etika.
3. Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggungjawab sosialnya.
4. Mengatur dirinya sendiri
Peran etika bisnis dapat dilihat dari :
1. Nilai-nilai perusahaan yang merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan
misi perusahaan. Sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan perlu dirumuskan
visi dan misi perusahan. Nilai perusahaan yang universal : terpercaya, adil dan
jujur.
2. Pedoma perilaku yang merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika
bisnis dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ
perusahaan dan semua karyawan perusahaan. Pedoman perilaku mencakup
panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan
donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi dan pelaporan
terhadap perilaku yang tidak etis.
3. Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara
kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan ekonomos pribadi
pemegang saham, anggota dekom dan direksi dan karyawan. Dalam RUPS
setiap anggota yang memiliki kewenagnan pengambilan keputusan diharuskan
setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan
terhadap setiap keputusan yang telah dibuat dan telah melaksanakan pedoman
perilaku yang ditetapkan oleh perusahaan
4. Pemberian dan penerimaan hadian dan donasi. Setiap anggotan dekom dan
direksi serta karyawan dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu, baik
langsung atau tidak langsung kepada pejabat negara dan atau individu yang
mewakili mitra bisnis yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
Begitu pula dengan menerima.
5. Kepatuhan terhadap peraturan. Seluruh komponen wajib melaksanakan UU dan
Peraturan Perusahaan, perusahaan melakukan pencatatan dengan prinsip
akuntansi yang berlaku. Dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi
rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat kecuali diperlukan
untuk pemeriksaan dan penyidikan.
6. Pelaporan terhadap pelanggaran pedoman perilaku. Setiap perusahaan harus
menyusun peraturan yang menjadmin perlindungan terhadap individu yang
melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku
perusahaan.
Tidak mustahil bahwa perusahaan yang lebih etis mendapatkan keuntungan finansial
kurang, dibandingkan dengan perusahaan yang tidak begitu mempedulikan
etika.Perusahaan yang menggunakan cara produksi yang ramah lingkungan bisa saja
memperoleh keuntungan kurang jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
sadar lingkungan. Perusahaan yang peduli ramah lingkungan lebih etis dan memiliki
keberanian moral Kendati tidak ada jaminan mutlak, pada umumnya perusahaan yang
etis adalah perusahaan yang mencapai sukses juga.
Tidak begitu mudah membuktikan bahwa perusahaan yang berlaku etis pasti akan
meraih sukses, lebih mudah adalah menunjukkan betapa besar bahaya perusahaan
akan hancur jika secara sistematik tidak berlaku etis.
BAB 4 PENERAPAN ETIKA BISNIS BERBASIS
LINGKUNGAN
1.Etika dan Pegawai
Sikap dan Perilaku
•
Sikap dan perilaku merupakan bagian penting dalam etika perbankan. Adapun
sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh setiap pegawai bank adalah jujur
dalam bertindak dan bersikap, rajin, tepat waktu dan tidak pemalas, selalu
murah senyum, lemah lembut dan ramah tamah, sopan santun tutur kata dan
hormat, simpatik, bertanggung jawab dan suka menolong nasabah. Sikap
melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar khususnya pegawai
bank.
•
Sebagai karyawan bank maka sudah sepantasnya berlaku sopan dan baik
kepada nasabah supaya nasabah tersebut merasa senang dan akhirnya
mempertahankan diri untuk tetap menjadi nasabah bank tersebut dan menjadi
nasabah yang loyal yang akhirnya dapat memberikan keuntungan yang besar
bagi bank tersebut.
2. Etika dan Pegawai Penampilan
Wajar : sikap dan tindakan setiap karyawan tidak dibuat-buat.
Berpakaian harus selalu rapi, serasi dan bersih, dan tidak
menggunakan aksesoris dan make-up yang berlebihan.
Selalu mengucapkan salam ketika bertemu atau berpisah termasuk
ucapan terima kasih.
Selalu bersikap optimis dan tidak pesimis serta tidak ragu-ragu
dalam bertindak, sehingga mampu memberikan kepada nasabah
atas layanan yang diberikan.
Berprilaku yang baik lincah, gesit, mudah bergaul, dan cepat
tanggap namun tidak over acting didepan nasabah atau tamu yang
pada akhirnya dapat membuat nasabah jengkel.
Lemah lembut dan sopan santun dalam melayani tamu atau
nasabah, membuat nasabah merasa dihargai oleh karyawan bank.
Selalu memberikan perhatian, tidak cuek dalam menghadapi tamu
atau nasabah, dalam hal ini nasabah merasa memperoleh perhatian
serius.
Selalu suka membantu sehingga nasabah merasa ringan dalam
menghadapi urusannya.
3. Etika dan Konsumen
•
Banyak orang yang percaya bahwa konsumen secara otomatis terlindungi dari kerugian
dengan adanya pasar yang bebas dan kompetitif dan bahwa pemerintah atau para
pelaku bisnis tidak mengambil langkah – langkah yang diperlukan untuk menghadapi
masalah ini.
•
Pasar bebas mendukung alokasi , penggunaan, dan distribusi barang- barang yang
dalam artian tertentu, adil, menghargai hak, dan memiliki nilai kegunaan maksimum
bagi orang- orang yang berpartisipasi dalam pasar. Lebih jauh lagi, di pasar seperti ini,
konsumen dikatakan ‘’ berdaulat penuh’’.
•
Saat konsumen menginginkan dan bersedia membayar untuk suatu produk, para
penjual memperoleh insentif untuk memenuhi keinginan mereka. Seperti yang
dikatakan seorang penulis ekonomi ternama,’’ konsumen , dengan cita rasa mereka
seperti yang diekspresikan dalam pilihan atas produk, mengarahkan bagaimana
sumberdaya masyarakat dislaurkan.
4. Etika dan Konsumen
Hak dan Kewajiban Konsumen
Hak Konsumen
•
Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa.
•
Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan.
•
Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa.
•
Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan.
•
Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan konsumen, dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
•
Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
•
Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
•
Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian jika barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan tidak
sebagaimana mestinya
Kewajiban Konsumen
•
Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.
•
Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.
•
Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
•
Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara
patut .
5. Etika dan Perusahaan
•
Etika, pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar
dan menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan
melakukan ‘apa yang benar’ dan ‘baik’ untuk menentang apa yang ‘salah’ dan
‘buruk’. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik
kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan
perusahaan.
•
Mengapa demikian? Karena semua keputusan perusahaan sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan
adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh
terhadap keputusan perusahaan. Ada dua jenis pemilik kepentingan yang
berpengaruh terhadap perusahaan, yaitu pemilik kepentingan internal dan
eksternal. Investor, karyawan, manajemen, dan pimpinan perusahaan
merupakan pemilik kepentingan internal, sedangkan pelanggan, asosiasi
dagang, kreditor, pemasok, pemerintah, masyarakat umum, kelompok khusus
yang berkepentingan terhadap perusahaan merupakan pemilik kepentingan
eksternal.
Pihak-pihak ini sangat menentukan keputusan dan keberhasilan perusahaan.
Yang termasuk kelompok pemilik kepentingan yang memengaruhi keputusan
bisnis adalah:
•
Para pengusaha/mitra usaha,
•
Petani dan pemasok bahan baku,
•
Organisasi pekerja,
•
Pemerintah,
•
Bank,
•
Investor,
•
Masyarakat umum, serta
•
Pelanggan dan konsumen.
Selain kelompok-kelompok tersebut di atas, beberapa kelompok lain yang
berperan dalam perusahaan adalah para pemilik kepentingan kunci (key
stakeholders) seperti manajer, direktur, dan kelompok khusus.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa loyalitas pemilik kepentingan
sangat tergantung pada kepuasan yang mereka peroleh.. Oleh karena loyalitas
dapat mendorong deferensiasi, maka loyalitas pemilik kepentingan akan
menjadi hambatan bagi para pesaing.” Ingat bahwa diferensiasi merupakan
bagian dari strategi generik untuk memenangkan persaingan .
6. Etika dan Lingkungan
Manusia umumnya bergantung pada keadaan lingkungan sekitar (alam) yang berupa
sumber daya alam sebagai penunjang kehidupan sehari - hari, seperti pemanfaatan
air, udara, dan tanah yang merupakan sumber alam yang utama . lingkungan yang
sehat dapat terwujud jika manusia dan lingkungan dalam kondisi yang baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan
sebagai berikut:
a. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga perlu
menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.
b. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk
emnjaga terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.
c. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan
energy.
d. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk
hidup yang lain.