Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

PENGARUH PEMAHAMAN FIQH MUAMALAT MAHASISWA
TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK FASHION
PALSU
(Study Pada Mahasiswa Angkatan 2011 & 2012 Prodi Muamalat Fakultas
Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

OLEH :
ANGGIE PUTRA WIJAYA
NIM: 109046100001

PROGRAM STUDI MUAMALAT
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULAAH JAKARTA
1436 H/2015 M

i

TINGKAT PEMAIIAM.A.N FIQH MUAMALAT TERHADAP KEPUTUSAN
MEMBELI PRODUK FASHION PALSU
!


SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

Angei Putra Wijaya
109046100001

Pembimbing SkriPsi

o-J
,tr1

\tl

V
\,


H. Muhammad FudhailRahman. Lc. MA
NIP. 1 97508 102009121001

KONSENTRASI PERBANI(AN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436H I 2015

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PENGARUH PEMAHAMAN FIQH MUAMALAT
MAHASISWA TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK FASHION
PALSU. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Tanggal 31 Maret 2015. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
pada program studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah.
Jakarta, 31 Maret 2015

Itas Syariah dan Hukum

din Jahar M
2161996031001

PANITIA SIDANG MT'NAQASYAH
Ketua

H.Ah. Azharuddin Lathif. M.Ag. MH.
NIP. 19740725 200112 1001

Sekretaris

Abdunauf. M.A.
NrP. 1973 I 5 12200501 I 002

Pembimbing

H. Muh. Fudhail Rahman. Lc.. MA
NIP. 1 97508 102009121 001


Penguji I

Dr. Syahrul A'dam. M.Ag
NIP. 1 9730504200003 1 002

Penguji

II

Mu'min Roup. M.A
NrP. 1 9701 6041997031004

lll

LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama
NIM

: Anggie Putra

Jurusan

: Perbankan Syariah

Fakultas

: Syariah

Wijaya

: 109046100001

& Hukum

Dengan ini Menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya


:

1. Tidak

2.
3.
4.
5.

menggunakan ide Orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung j awabkan.
Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabnkan, ternyata memang di

temukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya,

I+karta,0l Februari2014
atakan

1V

ABSTRAK
Anggie Putra Wijaya, 109046100001, “Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat
Mahasiswa Terhadap Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu”, Program
Strata I, Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah
dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Problema yang muncul dalam membeli produk fashion palsu adalah
banyaknya mahasiswa yang masih menggunakan produk produk palsu. Salah satu hal
yang sangat penting adalah memberitahu bahwa produk palsu itu di larang oleh
agama yang di ajarkan dalam fiqh muamalat dan juga dilarang oleh negara pada UU

nomer 15 tahun 2001 tentang merk terhadap pemalsuan dan peniruan merk dagang
terkenal perusahaan multinasional. Negara memandang pemalsuan merupakan
tindakan yang ilegal.
Diharapkan dengan mahasiswa yang mempunyai pengetahuan yang baik
dalam fiqh muamalat khususnnya tentang keputusan membeli produk palsu bisa
memberikan pemahaman kepada teman-temannya. Khususnya di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang merupakan lembaga pendidikan islam yang sejak dini telah
mengajarkan nilai nilai syariah dalam kurikulumnya. Nantinya diharapkan kita semua
mengerti bahwa mengkonsumsi barang palsu atau ilegal itu dilarang oleh agama dan
negara. Skripsi ini meneliti bagaimana pengaruh pemahaman Fiqh Muamalat
terhadap keputusan membeli produk fashion palsu.
Dalam penelitian skripsi ini variabel yang digunakan satu variabel terikat dan
satu variabel bebas, Variabel Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa (X),
dan Variabel Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu (Y).Penulisan skripsi ini
menggunakan metode kuantitatif. Data yang diperoleh adalah data sekunder dari
kuisoner lalu diolah menggunakan regresi linier sederhana. Sebagai tambahan untuk
memperkuat teori, penulis juga mengadakan studi kepustakaan. Melalui studi
kepustakaan ini dilakukan dengan menelaah buku-buku, dokumen-dokumen, rujukan,
artikel yang berkaitan dengan penelitian ini.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pemahaman fiqh muamalat

Mahasiswa Perbankan Syariah cukup baik dilihat dari pernyataan yang dijawab oleh
responden. Pemahaman fiqh muamalah dapat berpengaruh secara nyata atau
signifikan terhadap keputusan membeli produk fashion palsu. Hasil ini juga dapat
dibuktikan dengan kofisien determinasi (R2) bahwa sebesar 23,7% keputusan
membeli produk palsu/tiruan dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel tingkat
pemahaman fiqh muamalat, sisanya sebesar 76,3% dijelaskan dan dipengaruhi oleh
faktor lain diluar variabel lain yang tidak dilakukan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Fiqh Muamalat, Fashion palsu dan Prilaku Konsumen
Pembimbing: H. Muhammad Fudhail Rahman, Lc, MA
Daftar Pustaka: Tahun 1986 sampai dengan Tahun 2014
Sumber: Buku, Jurnal, Skripsi, WEB
1436H/2015M.79 halaman + 25 lampiran

v

KATA PENGANTAR
Assalamua‟laikum.wr.wb
Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan hadirat-nya.
Tidak ada kekuatan apapun dalam diri selain dengan kekuasaan Allah SWT. Dialah
penguasa dari seluruh alam semesta ini, yang Maha Pengasih tanpa pilih kasih; Maha

Penyayang bagi semua makhluk-Nya. Karena anugrah dan karunia yang diberikanNya kita memiliki kemampuan untuk berfikir dan menikmati duniawi yang terhingga
jumlanya.
Shalawat dan salam semoga tercurah ke hadirat Qudwah Hasanah Nabi
Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafa‟atnya di hari pembalasan nanti,
Amin. Dengan mengucapkan rasa syukur kehaditrat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan judul “PENGARUH PEMAHAMAN FIQH

MUAMALAT MAHASISWA TERHADAP KEPUTUSAN MEBELI
PRODUK FASHION PALSU”.
Walaupun usaha dalam penyelesaian skripsi ini, penulis sudah merasa optimal
namun

sudah pasti

banyak kekurangan dalam penulisan maupun dalam

pembahasannya. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan.
Sebagai suatu karya ilmiah, semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi
semua pihak yang membacanya serta pihak pihak yang terkait dengan masalah ini.


vi

Penulis sangat menyadari, bahwa selesainya penulisan skripsi ini bukanlah
semata-mata dari buah tangan hasil penulis sendiri, akan tetapi dari hamba Allah yang
senantiasa mendermawankan kemampuannya untuk kemaslahatan publik, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Mereka yang dengan tulis hati meluangkan waktu
mesti hanya sekedar menuangkan aspirasi bagi penulis, tentu tanggung jawab ini akan
terasa kian berat, tanpa kehadiran mereka.
Oleh karena itu tidak berlebihan kiranya jika pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terimakasih, khususnya kepada ;
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar M.A. Phd, Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif M.Ag, MH., dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA.,
Ketua Prodi Program Studi Muamalat dan Sekertaris Konsentrasi Perbankan
Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak M. Fudhail Rahman, M.A. Dosen pembimbing yang senantiasa
membimbing dengan sabar dan meluangkan waktunya untuk memberikan
arahan dan saran-saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa
kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan di sisi Allah SWT.

vii

5. Pimpin dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syari‟ah dan
Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi perpustakan.
6. Seluruh responden yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini,
karena dari mereka telah meluangkan waktunya dalam pengisisan kuesioner
yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Yang tercinta Ayahanda, Ibunda dan Kakak, yang disetiap nafasnya mengalir
doa untuk kebahagian dan kesuksesan Ananda dalam meniti kehidupan dunia
dan di akhirat kelak, dan selalu memberikan motivasi baik secara moril dan
materil semata-mata untuk keberhasilan penulis. Semoga kesehatan dan
keberkahan selalu tercurah untuk mereka.
8. Temen-teman seperjuangan, khususnya Agus Supriadi, Latu Perisa, Fitroh
Abdul Malik, dan teman teman di kampus, kelas PS A 2009 teman
seperjuanganku yang selalu ada baik dalam suka maupun duka.
9. Kepada wanita yang selalu menemani penulis yang selalu memberikan
dukungan dan semaangat “Rifa Rahmaniar”, terimakasih pernah menjadi
bagian dari sebuah kisah perjalanan hidup penulis.
10. Sahabat-sahabat rumah, Khususnya Tio Bagus, Odenk, Umam, Rojak, Eka
Cahya, terimakasih telah memberikan pengalaman hidup yang luar biasa
memberikam

pelajaran

berharga

persahabatan.

viii

tentang

kebersamaan

dan

tentang

11. Semua mahluk Allah yang membuat penulis terinspirasi dan semua pihak
yang telah memberikan bantuannya kepada penulis, hingga penulisan skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT. Semoga snantiasa
menerima kebaikan dan ketulusan mereka serta memberikan sebaik-baiknya balasan
atas amal baik mereka. Terakhir semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah
keilmuan kita. Amin.
Jakarta, 01 Februari 2014

Anggie Putra Wijaya

ix

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG ..............................................

iii

LEMBAR PERNYATAAN ...............................................................................

iv

ABSTRAK ...........................................................................................................

v

KATA PENGANTAR .........................................................................................

vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

xv

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................

1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................

7

C. Pembatasan Masalah ....................................................................

7

D. Rumusan Masalah ........................................................................

8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................

8

F.

Review Studi Terdahulu ................................................................

9

G. Kerangka Konseptual ...................................................................

11

H. Teknik Penulisan ..........................................................................

11

I.

12

Sistematika Penulisan ...................................................................

x

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Jual Beli dalam Fiqh Muamalat ...................................................

13

1. Pengertian Fiqh Muamalat .....................................................

13

2. Pengertian Jual Beli ................................................................

14

3. Rukun dan Syarat Jual Beli ....................................................

15

4. Macam-Macam Jual Beli .......................................................

17

B. Perilaku Konsumen ......................................................................

20

1. Pengertian Perilaku Konsumen ..............................................

20

2. Perilaku Konsumen Muslim ...................................................

20

C. Proses Pengambilan Keputusan ...................................................

22

D. Pengertian Fashion Palsu ............................................................

24

1. Pengertian Fashion Palsu ......................................................

24

2. Barang Palsu Atau Barang Tiruan Dalam Islam ...................

26

BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendeketan Penelitian ...................................................................

28

B. Lokasi ...........................................................................................

28

C. Jenis Penelitian ............................................................................

29

D. Kriteria dan Sumber Data .............................................................

29

E. Populasi dan Sampel .....................................................................

30

F. Variabel Penelitian .......................................................................

32

G. Teknik Analisis Data ....................................................................

33

H. Hipotesa ........................................................................................

40

xi

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Profil Responden ...........................................................................

41

1. Jenis Kelamin ..........................................................................

41

2. Semester ..................................................................................

42

3. Pendapatan Sebulam ................................................................

42

4. Sumber Pendapatan .................................................................

43

B. Penggunaan Produk Fashion Palsu Pada Mahasiswa .....................

44

1. Kepemilikan Produk Fashion Palsu .........................................

44

2. Produk Fashion Palsu Yang digunakan Oleh Mahasiswa .......

45

C. Hasil Penjelasan Responden ..........................................................

46

1. Variabel Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa (X) 46

BAB V

2. Variabel Keputusan Membeli Fashion Palsu (Y) ....................

52

D. Pembahasan Hasil Uji SPSS ..........................................................

58

1. Uji Normalitas .........................................................................

58

2. Analisis Regresi Linier Sederhana ..........................................

60

3. Koefesien Determinasi (R2) ....................................................

61

4. Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t) ..................................

63

PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................

66

B. Saran ..............................................................................................

68

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Uji Validitas Variabel Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat
Mahasiswa .........................................................................................

34

Tabel 3. 2 Uji Validitas Variabel Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu ...

35

Tabel 3. 3 Uji Reliabilitas Variabel Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat
Mahasiswa .........................................................................................

37

Tabel 3. 4 Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Membeli Produk Fashion
Palsu ..................................................................................................

37

Tabel 4. 1 Analisis Deskriptif Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat
Mahasiswa .........................................................................................

47

Tabel 4. 2 Analisis Deskriptif Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu .......

52

Tabel 4. 3 One Sample Test Kolgomorov – Smirnov Test ...............................

60

Tabel 4. 4 Coerrelation .......................................................................................

61

Tabel 4. 5 Model Summaryb ...............................................................................

62

Tabel 4. 6 Coefficientsa ......................................................................................

63

xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual .......................................................................

11

Gambar 4.1 Jenis Kelamin ...................................................................................

41

Gambar 4.2 Semester ...........................................................................................

42

Gambar 4.3 Pendapatan Sebulan ..........................................................................

42

Gambar 4.4 Sumber Pendapatan .........................................................................

43

Gambar 4.5 Pernyataan atas kepemilikan produk Fushion palsu .......................

44

Gambar 4.6 Kepemilikan atas jenis produk Fashion palsu .................................

45

Gambar 4.7 Normal P-P Plot Of Regression standardized Residul .....................

59

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I

(Hasil Uji Linear Sederhana)

Lampiran II

(Hasil Uji Olah Data Responden SPSS V.20)

Lampiran III (Kuisioner)
Lampiran IV (Data Mahasiswa Perbankan Syariah Angkatan 2011
Lampiran V

(Data Mahasiswa Perbankan Syariah Angkatan 2012

xv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku pembelian konsumen memang merupakan suatu pembahasan yang
unik dan menarik, sebab bahasan ini akan menyangkut pada berbagai faktor di
berbagai dimensi kehidupan manusia yang berbeda-beda selama manusia
melakukan kegiatan perekonomian (pembelian) dalam kehidupan maka selama itu
kita akan selalu mendapatkan fenomena-fenomena baru dalam pola prilaku
pembeliannya. Salah satu fenomena yang cukup menarik perhatian penulis dan
mungkin pula menarik perhatian banyak orang yaitu fenomena peredaran produk
produk imitasi (barang palsu) sebagai sebuah alternatif baru dalam pilihan
konsumsi konsumen indonesia. “setiap orang Indonesia menggunakan produk
imitasi, setidaknya sekali dalam seumur hidup” itulah sebuah setire yang mungkin
pernah kita dengar.
Pemalsuan barang bermerk memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
jaman sekarang, hal itu sering sekali kita temui dan fenomena tersebut tidak
hanya terjadi di indonesia saja khususnya, tetapi di seluruh belahan dunia juga
terjadi pemalsuan barang. bahkan pemalsuan barang sudah menjadi hal yang biasa
dan wajar bagi hampir seluruh orang. Sejak perjanjian pasar bebas dibuat pada
tahun 2002 dan resmi dianut di Indonesia pada tahun 2009. Ditandatanganinya
Persetujuan Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh Tiongkok Dan ASEAN bulan

1

2

November tahun 2002 itu menandakan dihidupkannya secara resmi proses
Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA)1. Perkembangan pasar
bebas terus mengarah pada pasar bebas Asean tahun 2015 yang benar-benar
berlaku tanpa bea masuk sedikitpun. Perdagangan bebas antar negara ditunjukkan
dengan tarif bea masuk relatif rendah. Indonesia memiliki rata-rata tarif bea
masuk Most Favored Nation (MFN) relatif rendah pada tahun 2010, yaitu
mencapai 7,69 persen. Rendahnya tarif bea masuk atas barang impor tersebut
mendorong peningkatan impor Indonesia, sehingga terjadi juga perubahan pasar
asal impor. Peningkatan importasi mengakibatkan adanya persaingan antara
barang impor dan barang produksi dalam negeri, sehingga dituntut adanya daya
saing produk dalam negeri untuk dapat bersaing di pasar negara tujuan dan pasar
domestik2.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya pasar bebas adalah terjadinya impor
yang lebih besar dibandingkan sebelum adanya pasar bebas. Selain itu, kontrol
yang lemah atas impor barang akan mempermudah masuknya barang illegal dan
barang palsu melalui impor. Menurut Wakil Menteri Perdagangan Bayu
Khrisnamurti, sejak priode tahun 2012 sampai dengan april 2013, sedikitnya
ditemukan 726 kasus dari hasil pengusutan impor barang palsu masuk ke

1

Pembangunan kawasan perdagangan bebas antara ASEAN dengan negara mitra
dialog,http://indonesian.cri.cn/481/2013/05/31/1s138817.htm, terakhir diakses 06 juni 2014
2
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, Kajian Dampak Kesepakatan Perdagangan
Bebas Terhadap Daya Saing Produk Manufaktur Indonesia,
http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2014/01/06/Full-Report-Kajian-Manufaktur.pdf, terakhir diakses
06 juni 2014

3

Indonesia3. Dampak negatif adanya produk palsu berimbas pada meningkatnya
pengangguran dari 50.573 orang menjadi 124 ribu orang pada periode yang sama.
Dampak negatif lainnya adalah berkurangnya penerimaan sektor pajak sebesar
Rp202,76 miliar. Dampak buruk tersebut memang tidak memberi dampak buruk
kepada konsumen secara langsung bahkan tidak sedikit yang sangat menerima
dengan alasan harga murah. Dampak kerugian ekonomi pada Negara yang
diakibatkan adanya pemalsuan produk sejak tahun 2004 hingga saat ini terus
meningkat hamper sepuluh kali lipat dari Rp4 triliun menjadi Rp37 triliun ditahun
2014.
Sikap masyarakat yang sangat welcome dengan produk tiruan membuat
bisnis jual beli barang palsu semakin subur. Banyak alasan kenapa seseorang
membeli barang palsu, dan alasan-alasan tersebut sudah dapat ditemukan di
beberapa penelitian internasional. Pembeli barang palsu memberikan alasan
bahwa mereka membeli barang palsu, karena hal tersebut tidak memberikan
dampak langsung yang merugikan bagi mereka, harga barang palsu jauh lebih
murah sehingga mereka merasa seolah-olah sebagai wise shoppers.
Kemajuan dunia fashion yang semakin pesat dan beragam membuat para
konsumen menginginkan berbagai produk fashion terbaru. Sayangnya, saat ini
produk fashion khususnya produk fashion bermerek eksklusif mengalami
berbagai peniruan. Di Indonesia, kasus pemalsuan atau kemiripan merek dagang
3

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, Pemerintah Usut 726 Kasus Barang Palsu,
http://www.kemenperin.go.id/artikel/6115/Pemerintah-Usut-726-Kasus-Barang-Palsu, Terakhir
diakses 5juni 2014

4

cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan para mahasiswa menjadi konsumen
yang banyak membeli produk-produk fashion tiruan bermerek eksklusif.
Barang palsu yang paling banyak beredar di Indonesia adalah produk
fashion dan produk elektronik. Pemalsuan barang fashion yang merupakan
pemalsuan paling banyak, hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan
konsumen dan produk di Indonesia. Banyak usaha konveksi yang dapat membuat
barang tiruan dari produk asli karena besarnya permintaan pasar. Bahkan
pemalsuan barang fashion sudah dianggap menjadi sebuah epidemik yang
merugikan jutaan dollar Amerika bagi industri fashion (Cheek and Easterling,
2008)4.
Produk fashion tiruan bermerek eksklusif yang banyak dibeli oleh di
antaranya adalah tas, pakaian, hingga kosmetik. Banyak para mahasiswa lebih
untuk memilih membeli produk tiruan disebabkan harganya yang terjangkau serta
kemiripan produk tersebut dengan produk aslinya. Alasan yang lainnya adalah
adanya kemungkinan bahwa mahasiswa tidak mengetahui ternyata barang yang
dibelinya merupakan produk tiruan. Semakin hari seiring dengan semakin
meningkatnya produk-produk tiruan yang muncul di pasaran, semakin bertambah
pula jumlah konsumen terutama para mahasiswa yang membeli produk tiruan.
Hal ini dikarenakan harga yang murah, inovasi produk yang semakin beraneka
macam dan mengikuti perkembangan zaman serta mampu memenuhi gaya hidup
para Mahasiswa.
4

T.H. Trisdiarto, Pengaruh Faktor Sosial Dan Personal Terhadap Sikap Dan Niat Beli
Konsumen untuk Barang Fashion Palsu Di Kota Denpasar Dan Kabupaten Badung, Universitas
Udayana Denpasar. H. 1-2

5

Berbagai produk fashion seperti tas, pakaian, sepatu, hingga aksesoris
menjadi kebutuhan yang selalu ingin dipenuhi oleh mahasiswa. Hal ini
disebabkan karena para mahasiswa kebanyakan ingin selalu tampil menjadi pusat
perhatian. Para mahasiswa memiliki kebutuhan terhadap produk fashion yang
digunakan sebagai pelengkap penampilan yang sesuai dengan dirinya dan
mempermudah mahasiswa untuk diterima di lingkungan sosialnya.mereka akan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut baik dengan cara membeli produk
fashion bermerek eksklusif yang asli maupun tiruan.
Merasa tertarik terhadap produk fashion tiruan bermerek eksklusif sebab
dengan harga yang jauh berbeda dari produk fashion bermerek yang asli,
mahasiswa dapat memiliki produk fashion yang hampir mirip dengan produk
fashion yang asli. mahasiswa yang merasa tertarik ini kemudian akan memiliki
keinginan untuk membelinya atau dengan kata lain pengguna memiliki intensi
untuk membeli produk fashion tiruan bermerek eksklusif.
Pandangan Negara terhadap produk palsu dan tiruan dapat dilihat dalam
Implementasi undang-undang nomor 15 tahun 2001 tentang merek terhadap
pemalsuan dan peniruan merek dagang terkenal perusahaan multinasional. Negara
memandang pemalsuan merupakan tidakan ilegal, namun belum ada upaya
khusus untuk menekan pemalsuan yang banyak dilakukan baik didalam negri
maupun membatasi impor produk palsu..
Jual beli dalam Islam harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
syara‟, yaitu harus memenuhi syarat dan rukun jual beli. Rukun jual beli yang tiga

6

harus ada yaitu Shighat Aqad, Aqid (penjual dan pembeli) dengan syarat
mumayyiz dan sehat akal agar jual beli itu sah, selain itu dalam melakukan aqad
penjual atau pembeli tidak ada paksaan dari siapapun. Dan yang terakhir dalam
jual beli harus ada Ma‟qud alaih (barang yang menjadi objek jual beli). Syaratsyarat yang harus terpenuhi adalah barang harus suci, bermanfaat, dapat diserah
terimakan, barang milik penjual dan dapat diketahui oleh kedua pihak tentang
dzat, bentuk, kadar dan sifatnya5.
Pada dua pandangan diatas baik secara undang-undang maupun syariat
Islam, jual beli produk palsu atau tiruan merupakan hal yang dilarang. Kenyataan
yang terjadi di Indonesia, meskipun sudah ada undang-undang yang mengatur
serta syariat Islam yang seharusnya menjadi pertimbangan untuk tidak melakukan
jual beli fashion dengan merek palsu atau tiruan.
Melihat realita tersebut penulis tertarik untuk melakukan kajian lebih
mendalam tentang bagaimana pemahaman masyarakat khususnya mahasiswa di
Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Perbankan Syariah
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dilihat dari tingkat
pemahaman fiqh muamalat terhadap beli fashion tiruan atau palsu. Dalam
penelitian ini penulis akan mengkaji judul penelitian yaitu “PENGARUH
PEMAHAMAN

FIQH

MUAMALAT

MAHASISWA

TERHADAP

KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK FASHION PALSU”

5

Drs. H. Nazar Bakry, Problema Pelaksanaan Fiqh Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1994, h. 59

7

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan tema dalam penelitian ini, masalah yang akan di teliti adalah :

1. Mengenai pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap
keputusan membeli produk fashion palsu.

2. Apakah konsumen memperhatikan hukum Islam terhadap membeli produk
fashion palsu.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang akan dibahas, maka dalam penelitian
ini penulis membatasi ruang lingkupnya agar penelitian lebih terarah, terfokus,
dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Serta dapat mempermudah
proses analisa itu sendiri. Oleh karena itu, penulis membatasi pembahasan atas
permasalahan yang akan dikaji,antara lain :
1. Pembatasan ruang lingkup hanya pada Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Penelitian mengambil populasi mahasiswa Semester 5 dan semester 7 jurusan
Perbankan Syariah
3. Isu yang diangkat adalah pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa
terhadap keputusan membeli produk fashion palsu, baik buruknya pandangan
Mahasiswa terhadap barang fashion palsu.

8

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang, Identifikasi Masalah, dan Batasan Masalah
yang telah dipaparkan sebelumnya. Maka penulis merumuskan masalah dalam
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran penggunaan barang fashion palsu atau tiruan oleh
mahasiswa prodi muamalat fakultas Syariah & Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ?
2. Bagaimana tingkat pemahaman fiqh muamalat mahasiswa Prodi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap keputusan membeli produk fashion palsu ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penulisan
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui penggunan barang palsu pada mahasiswa Prodi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Melihat hubungan antara pemahaman atas Fiqh Muamalat mengenai
hukum jual beli barang palsu terhadap keputusan melakukan pembelian
fashion.

9

2. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini diantaranya adalah :
a. Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas khazanah
keilmuan tentang keputusan membeli produk fashion palsu, penelitian ini
juga dapat dijadikan sebagai tambahan referensi untuk penelitianpenelitian selanjutnya berkenaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan
baik bagi para mahasiswa perbankan syariah maupun kalangan akademisi
lainnya.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
untuk Mahasiswa perbankan syariah tentang tingkat pemahaman fiqh
muamalat terhadap keputusan membeli produk fashion palsu. Dan juga
sebagai gambaran tentang sejauh mana pemahaman Mahasiswa terhadap
tingkat pemahaman fiqh muamalat terhadap keputusan membeli produk
fashion palsu.
c. Untuk pihak akademik, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini
maka dapat memberi masukan bahwa seberapa baik pemahaman
mahasiswa UIN akan Fiqh Muamalat khususnya yang berhubungan
dengan jual beli.
F. Review Studi Terdahulu
Darwin Haryatmoko, 2005, dengan judul “Sanksi Pelanggaran Merek
Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam (Telaah Undang-Undang No.15 Tahun
2001 tentang Merek)”. Skripsi ini di dalamnya membahas mengenai sanksi yang

10

diterima oleh seseorang akibat pelanggaran hak merk menurut perspektif hukum
pidana Islam. Hak merk merupakan salah satu dari Hak atas Kekayan Intelektual6.
Danu Winoto, 2005, dengan skripsi berjudul analisis hukum Islam terhadap
praktek jual beli software komputer di kota Semarang. Dalam penelitiannya
dibahas mengenai peran hukum Islam dalam mengurangi penjualan perangkat
lunak tidak asli.
Pembahasan penelitian yang penulis kaji dengan penelitian sebelumnya
memiliki kesamaan tema yang membahas tentang penjualan merk atau produk
palsu. Dimana judul ini difokuskan pada pembahasan tentang pelanggaran/saksi
yang diterima oleh seseorang akibat pelanggaran hak merk menurut perspektif
hukum pidana Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif dengan pengolahan data menggunakan metode kualitatif.
Penelitian kedua, membahas tentang “analisis hukum Islam terhadap
praktek jual beli software komputer di kota Semarang”.Perbedaannya dengan
penelitian terdahulu terletak pada objek penelitian yang dimana dalam skripsi ini
membahas tentang fashion palsu dan studi kasusnya berada di Fakultas Syariah
dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Darwin Haryatmoko, “Sanksi Pelanggaran Merek Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam
(Telaah Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek”, Skripsi Sarjana Syari‟ah, Semarang
Perpustakaan Fak. Syari‟ah IAIN, 2005, td
6

11

G. Kerangka Konseptual

Pemahaman Atas Fiqh Muamalat
Yang Tidak Membolehkan Proses
Jual Beli Barang Palsu Dan Tiruan

Keputusan Tidak Melakukan
pembelian

Keputusan Melakukan Pembelian

Pembelian Produk Palsu

Gambar 1.1.1 Kerangka Konseptual

H. Tehnik Penulisan
Teknik penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan
Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Syariah dan Hukum tahun 2013.

12

I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah serta teraturnya skripsi ini dan memberikan gambaran
yang jelas serta lebih terarah mengenai pokok permasalahan skripsi ini, maka
peneliti mengelompokkan dalam lima bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah,
Batasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian,
Penelitian Sebelumnya, Krangka Konseptual, Hipotesis, Metodologi Penelitian,
Tekhnik Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II menjelaskan pengertian fiqh muamalat, prilaku konsumen muslim dan
pengertian fashion palsu serta teori lain yang berkaitan dengan hal tersebut.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian, ukuran sampel, populasi
penelitian serta metode penelitian yang digunakan untuk melakukan analisis.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini Menjelaskan tentang temuan yang diperoleh dari hasil penelitian
menggunakan kuesioner yang kemudian dijelaskan secara deskriptif serta hasil
pengujian hipotesis yang disimpulkan dari angka-angka statistik yang diperoleh.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan tahap akhir dari penelitian skripsi yang berisikan mengenai
kesimpulan dan saran.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Jual Beli dalam Fiqh Muamalat
1. Pengertian Fiqh Muamalat
Secara etimologi fiqh berarti al-ilmu (tahu) atau al-fahmu (paham)
sedangkan muamalah secara etimologi berarti perlakuan atau tindakan.7
Secara terminologi muamalah memiliki makna secara luas dan secara sempit.
Makna luasnya adalah, muaalah merupakan suatu konsepsi Islam mengenai
atura-aturan yang tertentu ditunjukan untuk mengatur urusan duniawi manusia
yang dapat menguntungkan semua pihak yang terlibat didalamnya, sehingga
akan berimplikasi terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmonis yang
mengedepankan nilai-nilai keberagamaan dan kemasyarakatan.
Sedangkan makna muamalah dalam arti sempit ini, beberapa ulama
yang mendefinisikan, diantaranya yaitu :
a. Hudlari beik Mendefinisikan muamalah dengan “semua akad yang
membolehkan manusia untuk saling menukar manfaat.”
b. Idris Ahmad mendefinisikan muamalah dengan “aturan-aturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk
mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling
baik.”
7

Isnawati Rais dan Hasanuddin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya Pada LKS (Ciputat:

Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 3.

13

14

c. Rasyid Rida mendefinisikan muamalah dengan “tukar menukar barang atau
sesuatu yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan.”
Jadi dapat didefinisikan bahwa fiqh muamalat adalah ilmu yang
menjelaskan berbagai ketentuan-ketentuan yang mengatur prilaku manusia
kepada manusia lainya, dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dengan
cara-cara yang dibenarkan oleh syara.
2. Pengertian Jual Beli
Jual beli merupakan bagian dari fiqh muamalat, jual beli secara bahasa
ialah penerimaan sesuatu dengan sesuatu yang lain.8 Jual beli dalam istilah
fiqh disebut dengan al-bai yang bermakna menjual, mengganti atau menukar
sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafadz al-bai

dalam bahasa arab

kadangkala digunakan juga untuk pengertian lawannya yaitu asy-syira (beli).
Dengan demikian, kata al-bai berarti adalah jual tetapi juga sekaligus berarti
beli.9 Sedangkan menurut Sayyid Sabiq dalam fiqh sunnah menjelaskan arti
jual beli sebagai pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan hak
milik dengan ganti (imbalan) menurut cara yang dibenarkan.10
Dapat dipahami bahwa inti dari jual beli adalah suatu perjanjian tukar
menukar barang yang memiliki nilai secara sukarela diantara kedua belah
pihak yang menerima barang sedang pihak lainnya menerima gantinya sesuai

8

Wahbah Zuhaili, Fiqh Muamalah Perbankan Syariah, cet.I (Jakarta: PT. Bank Muamalat
Tbk, 1999), h.2.
9
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, cet. II (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.111.
10
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah jilid 12 (Bandung: PT. Alma arif, 1987), h. 45.

15

dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan oleh syara dan
disepakati, baik dilakukan dengan cara pertukaran barang (barter) atau cara
lain yang dibenarkan.
3. Rukun dan Syarat Jual Beli
Jual beli dapat sah dikatakan sah oleh syara apabila dalam melakukan
transaksi jual beli telah terpenuhi rukun dan syaratnya. Menurut jumhur ulama
ada empat rukun jual beli yaitu: 11
a. Orang yang berakad atau al-muta aqidain (penjual dan pembeli).
Orang yang melakukan akad jual beli itu harus memenuhi syarat:
1) Baligh dan berakal, apabila orang yang berakad itu masih mumayyiz,
maka jual belinya tidak sah.
2) Adanya orang yang berbeda dalam akad tersebut, artinya seseorang
tidak bisa bertindak dalam waktu yang bersamaan sebagai pembeli
sekaligus penjual.
b. Shighat (lafadz ijab dan qabul).
Unsur utama dari jual beli adalah kerelaan kedua belah pihak.
Kerelaandari kedua belah pihak dapat dilihat dari ijab dan qabul
yangdilangsungkan. Maka syarat shighat adalah:
1) Qabul sesuai dengan ijab, apabila antara ijab dan qabul tidak
sesuaimaka jual beli tidak sah.
2) Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis diantara kedua pihak yang
saling bertransaksi.
11

Opcit., h. 115-119.

16

c. Barang yang diperjual belikan (ma’qud alaih).
Dibawah ini adalah syarat-syarat yang terkait dengan barang yang
diperjualbelikan:
1) Barang tersebut ada, atau tidak ada ditempat, tetapi pihak penjual
menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan barang itu.
2) Barang tersebut halal dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi
manusia.
3) Sudah dimiliki oleh seseorang. Artinya tidak boleh memperjual
belikan. sesuatu yang belum jelas kepemilikannya, seperti memperjual
belikan ikan yang masih dilaut atau emas didalam tanah.
4) Boleh diserahkan saat akad berlangsung atau pada waktu yang
disepakati bersama ketika transaksi berlangsung.
d. Nilai tukar pengganti barang (harga barang)
Para ulama fiqh menyatakan bahwa tsaman (harga pasar yang berlaku
di tengah-tengah masyarakat secara aktual) itu ada dua, yaitu harga antar
pedagang dan harga antara pedagang dengan pembeli (harga jual dipasar).
Oleh karena itu, harga yang dapat dipermainkan oleh para pedagang
adalah ats-tsaman. Berikut syarat-syaratnya sebagai berikut:
1) Harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlahnya.
Boleh diserahkan pada waktu akad, apabila pembayaran dilakuikan
dengan cek atau kartu kredit juga diperbolehkan dan jika dibayar
kemudian (berhutang) maka waktu pembayarannya harus jelas.

17

2) Apabila jual beli itu dilakukan dengan saling mempertukarkan barang
(al-muqayyadhah), maka barang yang dijadikan nilai tukar bukan
barang yang diharamkan dalam syara .
Jadi, jual beli harus memenuhi rukun dan syarat jual beli agar
tercapainya jual beli yang baik diantara penjual dan pembeli. Secara umum
rukun-rukun jual beli adalah al-muta aqidain (penjual dan pembeli), shigat,
objek yang diperjual belikan, serta harga yang jelas.
4. Macam - Macam Jual Beli
a.

Jual beli ditinjau dari aspek pelaku akad (subjek), dibedakan menjadi
tigamacam yaitu:12
1) Akad jual beli yang dilakukan dengan lisan seperti yang dilakukan
oleh kebanyakan orang. Namun bagi orang yang bisu, dapat diganti
dengan isyarat

yang merupakan ungkapan didalam hatinya

sebagaimana ucapan bagi orang yang dapat berbicara.
2) Akad jual beli melalui perantara atau tulisan. Dinyatakan sah
hukumnya, hal ini sama dengan akad jual beli yang dilakukan secara
lisan apabila kedua belah pihak tidak saling bertemu.
3) Jual beli dengan perbuatan atau dikenal dengan istilah mu athah,
yaitu mengambil dan memberikan barang tanpa ijab qabul karena
sudah tercantum label harga pada objek, sehingga dapat langsung
dibayarkan harga barang tersebut.
12

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 77.

18

b.

Jual beli ditinjau dari sisi objek akad, dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
1) Bai’ al-muthlaq, yaitu jual beli antara barang dengan uang. Seperti
yang lazim digunakan sekarang ini.
2) Bai’ al-muqayadhah, yaitu jual beli barang dengan barang (barter).
Misalnya tukar menukar buku dengan jam.
3) Bai’ al-sharf, yaitu jual beli mata uang dengan mata uang lainnya.
Seperti tukar menukar rupiah dengan real.13
4) Bai’ al-salam,yaitu jual beli pesanan antara barang dengan
harga/uang, dikarenakan barang tidak ada pada saat akad dan
barukan ada dikemudian hari. Maka dalam hal ini barang tidak lagi
dinilai sebagai ‟ain melainkan berupa dain (tanggungan).14

c.

Jual beli ditinjau dari penetapan harga, dibagi menjadi dua bagian yaitu:15
1) Bai’ al-musawamah (jual beli dengan tawar menawar), yaitu jual beli
dimana pihak penjual tidak menyebutkan harga pokok barang, akan
tetapi menetapkan harga tertentu dan membuka peluang untuk
ditawar.
2) Bai’ al-amanah, yaitu jual beli dimana pihak penjual menyebutkan
harga pokok barang lalu menyebutkan harga jual barang tersebut

13

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah cet.I (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.

108-109.
14

Muhammad Sharif Chaudry, Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar cet.I (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2012), h. 125.
15
Opcit., h. 109-110.

19

d.

Adapun jual beli yang jual beli yang batal hukumnya:
1) Barang yang dihukumkan najis oleh agama seperti babi, berhala, dan
bangkai.
2) Menentukan dua harga untuk satu barang yang diperjual belikan.
3) Jual beli gharar, yaitu jual beli yang tidak jelas mengenai objek,
harga, besar atau kecilnya jumlah, maupun waktu penyerahan.

e.

Jual beli yang dilarang tetapi tetap sah hukumnya:16
1) Jual beli najasyi (false demand), yaitu seseorang menambah atau
melebihi harga komoditas milik temannya atau orang lain dengan
maksud memancing agar orang itu mau membeli barang tersebut.
2) Menjual diatas penjualan orang lain, artinya seorang penjual berkata
kepada pembelinya untuk membeli barang dagangannya saja yang
harganya lebih murah dari pada barang dagangan penjual lain.
Padahal mengenai harga barang yang dijual oleh penjual lain belum
diketahui jelas apakah memang lebih mahal atau ternyata sama
harganya.
Dapat dipahami bahwa dari aktifitas jual beli, menimbulkan bermacam-

macam kriteria yang membaginya kedalam beberapa aspek yang dapat
ditinjau dari pelaku jual beli, objek jual beli, penetapan harga, dan hukum jual
beli.

16

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h.78.

20

B. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Prilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
individu, kelompok atau oganisasi yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang
atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.17
Ada Beberapa Definisi Prilaku Konsumen Menurut Engel et al, perilaku
konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.18
Sementara itu, Loudon dan bitta lebih menekankan perilaku konsumen
sebagai suatu proses pengambilan keputusan. Mereka mengatakan bahwa
perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan
aktifitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau
mengatur barang dan jasa.19
2. Perilaku Konsumen Muslim
Perilaku konsumen mempelajari bagaimana manusia memilih di antara
berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumber daya
(resources)yang dimilikinya. Teori perilaku konsumen muslim yang dibangun
17

A.A Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen Edisi Revisi, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2002), h.4.
18
Bilson simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama, 2008), h.2.
19
Bilson simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama, 2008), h.3.

21

berdasarkan syari‟at Islam, memiliki perbedaan yang mendasar dengan teori
konvensional. Perbedaan ini menyangkut nilai dasar yang menjadi fondasi,
teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan dan alokasi anggaran
untuk berkonsumsi.
Ada tiga nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi
masyarakat muslim:20
a. Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini
mengarahkan seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk
akhirat dari pada konsumsi duniawi. Konsumsi untuk ibadah merupakan
future consumtion (karena terdapat balasan surga di akherat), sedangkan
konsumsi duniawi adalah present consumption.
b. Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral
agama Islam, dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin
tinggi moralitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai. Kebijakan,
kebenaran dan ketaqwaan kepada Allah merupakan kunci moralitas Islam.
Kebijakan dan kebenaran dapat dicapai dengn perilaku yang baik dan
bermanfaat bagi kehidupan dan menjauhkan diri dari kejahatan.
c. Kedudukan harta merupakan anugrah Allah dan bukan sesuatu yang
dengan sendirinya bersifat buruk (sehinga harus dijauhi secara
berlebihan). Harta merupakan alat untuk mencapai tujuan hidup, jika
diusahakan dan dimanfaatkan dengan benar.
20

Mufli Muhammad, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2006), h.44.

22

C. Proses Pengambilan Keputusan
Menurut tujuan pembeliannya, konsumen dapat dikelompokkan menjadi
konsumen akhir (individual) yaitu yang terdiri atas individu dan rumah tangga
yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk
dikomsumsi. Keputusan pembelian barang/jasa seringkali melibatkan dua pihak
atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peran tersebut
meliputi:21
Pemprakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide
untuk membeli suatu barang/jasa. Pembawa pengaruh (influencer) yaitu orang
yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.
Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.
Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa
yang dibeli.
Dilihat dari proses pengambilan keputusan, proses keputusan pembelian
sangat bervariasi, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Konsumen
sering melakukan pencarian informasi dan evaluasi terhadap merek yang lain
sebelum keputusan diambil. Dilain pihak ada pula konsumen yang jarang mencari
informasi tambahan, karena konsumen ini telah terbiasa membeli merek tersebut.
Pada dimensi kedua, konsumen dibedakan bedasarkan tingkat keterlibatan saat

21

Tatik Suryati, Perilaku Konsumen, Implikasi Pada Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Graha
Ilmu 2008),cet.pertama, hal.13

23

pemilihan suatu merk. Pada saat itu konsumen tidak jarang terlibat terlalu dalam.
Semua itu dapat terjadi karena produk amat penting bagi konsumen sebab image
pribadi dari konsumen terkait dengan produk, adanya keterkaitan secara terus
menerus dengan konsumen, mengandung resiko yang cukup tinggi, pertimbangan
emosional Pengaruh dari norma group.22
Faktor eksternal dapat menjadi input dan dapat berpengaruh terhadap proses
pengambilan keputusan. faktor-faktor eksternal tersebut antara lain:23 Pertama
mengenali kebutuhan. pada tahap ini konsumen merasakan bahwa ada hal yang
dirasakan kurang dan menuntut untuk dipenuhi.
Kedua mencari informasi, apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, pertanyaan ini akan muncul ada konsumen.
Konsumen umumnya mencari informasi dari berbagai sumber. Tidak hanya dari
sumber resmi yang dikeluarkan perusahaan seperti iklan atau dari pemasar
melalui tenaga penjual, tetapi juga informsi dari pihak lain (utamanya orang yang
berpengalaman) untuk mendapatkan informasi yang benar-benar obyektif.
Ketiga mengevaluasi alternative, informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk
mengambil keputusan. Selanjutnya mengambil keputusan, setelah melalui
evaluasi dengan pertimbangan yang matang, konsumen akan mengambil

22

Tatik Suryati, Perilaku Konsumen, Implikasi Pada Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Graha
Ilmu 2008),cet.pertama, hal.14
23
Tatik Suryati, Perilaku Konsumen, Implikasi Pada Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Graha
Ilmu 2008),cet.pertama, hal.17

24

keputusan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keputusan membeli dan
tujuan pembelian yaitu sikap orang lain, dan faktor situasional yang tidak dapat
diprediksikan (tidak terduga).
Dan yang terakhir adalah evaluasi Paska pembelian Setelah membeli,
konsumen akan mengevaluasi atas keputusan dan tindakannya dalam membeli.
Jika kosumen menilai kinerja produk atau layanan yang dirasakan sama atau
melebihi apa yang diharapkan, maka konsumen akan puas dan sebaliknya.
Kepuasan dan ketidakpuasan yang dialami konsumen akan berpengaruh terhadap
perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, maka dia akan memperlihatkan sikap
dan perilaku positif terhadap produk atau jasa yang dibelinya.

D. Fashion Palsu
1. Pengertian Fashion Palsu
Fashion berasal dari bahasa Inggris, yang artinya suatu cara, kebiasaan
atau mode. Menurut Troxell dan Stone, fashion didefinisikan sebagai gaya
yang diterima dan digunakan oleh mayoritas anggota sebuah kelompok dalam
satu waktu tertentu. Bertambah majunya perindustrian saat ini memberikan
peluang kepada produsen produk fashion untuk membuat berbagai macam
bentuk, warna serta kekhasan tersendiri pada produk yang dibuatnya. Seiring
dengan pesatnya dunia usaha, para pesaing-pesaing baru yang muncul dengan
produk-pr

Dokumen yang terkait

Pengaruh label halal terhadap keputusan menggunakan produk kosmetik: studi pada Mahasiswa prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta

0 14 99

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Respon Mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Produk Tabungan Wadi’ah Bank Syariah Respon Mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Produk Tabungan Wadi’ah Bank Syariah

0 15 77

Tingkat pemahaman fiqh muamalat kontemporer terhadap keputusan menjadi nasabah bank syariah ( studi pada mahasiswa program studi muamalat konsentrasi perbankan syariah fakultas syariah dan hukum uin syarif hidayatullah jakarta )

0 55 126

Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat Kontemporer Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Bank Syariah (Studi pada Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 15 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat kontemporer Terhadap keputusan menjadi Nasab Bank Syariah (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 34 126

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu : study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 7 103

Ekuitas Merek Bank Syariah di Kalangan Mahasiswa Program Studi Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 11 151