Pembangunan widodo agro Ekonomi (9)

Pembangunan Ekonomi
Menurut Siagian (1994) pembangunan diartikan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,
negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation
building)”. Sedangkan Menurut Mellor (1987;81), pembangunan ekonomi didefinisikan
sebagai suatu proses yang dengannya perekonomian diubah dari apa yang sebagian besar
pedesaan dan pertanian menjadi sebagian besar perkotaan, industri, dan jasa–jasa. Jadi inti
dari pembangunan ekonomi adalah adanya pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth).
Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, begitupula sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (kuantitatif).
Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP
riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Definisi pembangunan ekonomi secara konvensioanal sendiri menekankan pada peningkatan
income per capita (pendapatan per kapita), yaitu menekankan pada kemampuan suatu negara
untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi
pembangunan konvensional ini sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur
suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Industrialisasi yang diiringi dengan

eksploitasi sumberdaya alam dinilai dapat meningkatkan income perkapita suatu negara.

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang tidak bisa lepas dalam
kehidupan sehari-hari, b, karena melalui ilmu ekonomi inilah setiap manusia dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya baik sebagai individu maupun sebagai satu kesatuan atau dikenal dengan
organisasi. Dalam hal ini, organisasi yang merupakan kesatuan dari setiap individu disebut
dengan negara.
Kebijakan ekonomi suatu negara tidak bisa lepas dari keterlibatan pemerintah karena
pemerintah memegang kendali atas segala sesuatu, menyangkut semua kebijakan yang
bermuara kepada keberlangsungan negara itu sendiri. Setiap pemerintahan yang sedang
memimpin suatu negara tentu saja memiliki kebijakan ekonomi andalan untuk menjamin
perekonomian negara yang baik dan stabil demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan,
karena sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi agar
tercapainya kehidupan yang makmur dan sejahtera bagi rakyatnya.
Kebijakan ekonomi suatu negara juga tidak bisa dilepaskan dari paham atau sistem ekonomi
yang dipegang oleh pemerintahan suatu negara, seperti sistem ekonomi Kapitalisme,
Sosialisme, Campuran, maupun sistem ekonomi Islam. Tentu saja pemerintah, sebagai


pengendali perekonomian suatu negara, menganut salah satu sistem ekonomi sebagai dasar
dalam pengambilan kebijakan ekonomi. Apapun sistem ekonomi yang dipegang oleh suatu
pemerintahan, sistem ekonomi itulah yang diyakini sebagai sistem ekonomi terbaik bagi
perekonomian negara yang dipimpin oleh suatu pemerintahan tersebut walaupun nantinya
dalam sistem ekonomi yang dipegang memiliki berbagai kelemahan.
Dari berbagai sistem ekonomi yang ada, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki, sistem ekonomi Islam dianggap sebagai smart solution dari berbagai sistem ekonomi
yang ada karena secara etimologi maupun secara empiris, terbukti sistem ekonomi Islam
menjadi sistem ekonomi yang mampu
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan yang nyata dalam penerapannya pada saat zaman
Rasullah Muhammad SAW dan pada masa Khalifa Islamiyah karena sistem ekonomi Islam
adalah sistem ekonomi yang berdasarkan pada nilai keadilan dan kejujuran yang merupakan
refleksi dari hubungan vertikal antara manusia dengan Allah SWT.
B.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari kebijakan pemerintah?
2. Apa peran dan fungsi pemerintah di bidang ekonomi?

3.
Bagaimana intervensi pemerintah dalam perekonomian ?
4. Apa saja masalah-masalah yang di hadapi pemerintah di bidang ekonomi?
5.
Bagaimana kebijakan dari pemerintah untuk mengahadapi masalah dalam perekonomian
tersebut?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Agar mengetahui pengertian dari kebijakan pemerintah.
2. Agar mengetahui intervensi pemerintah dalam perekonomian.
3. Agar mengetahui masalah-masalah yang di hadapi pemerintah di bidang ekonomi.
4.
Agar memahami tentang kebijakan dari pemerintah untuk mengahadapi masalah dalam
perekonomian tersebut.
D. MANFAAT
Manfaat pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1.
Dapat mengetahui pengertian dari kebijakan pemerintah.
2.
Dapat mengetahui intervensi pemerintah dalam perekonomian.

3.
Dapat mengetahui masalah-masalah yang di hadapi pemerintah di bidang ekonomi.
4.
Dapat memahami tentang kebijakan dari pemerintah untuk mengahadapi masalah dalam
perekonomian tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan
pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan
Pemerintah adalah suatu keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan
maksud dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum.

Kebijakan ekonomi adalah beberapa peraturan atau batasan-batasan di bidang ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah.Tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi adalah untuk meningkatkan
taraf hidup atau tingkat kesejahteraan masyarakat. Selain kebijakan ekonomi diperlukan juga
kebijakan nonekonmi, seperti kebijakan sosial yang menyangkut masalah pendidikan dan
kesehatan.
Kebijakan ekonomi dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1.
Kebijakan ekonomi mikro, adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua
perusahaan tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut.
2.
Kebijakan ekonomi meso, adalah kebijakan ekonomi yang khusus ditujukan pada
wilayah tertentu atau pada sektor-sektor tertentu.
3.
Kebijakan ekonomi makro, ialah kebijakan ekonomi yang mencakup semua aspek
ekonomi pada tingkat nasional (agregat). Oleh sebab itu, kebijakan ini bisa mempengaruhi
atau bahkan membuat kebijakan meso dan kebijakan mikro menjadi lebih atau kurang efektif.
Maka dari itu saya akan membahas lebih dalam mengenai kebijakan ekonomi makro.

B. PERAN DAN FUNGSI PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi
penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
·
Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi,
sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.
·

Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik
seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan
telepon.
·
Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan
masyarakat.
Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:
·
Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah
baik secara langsung maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam
perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga
monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran lingkungan.
·
Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat
pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk
pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih
penting karena mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi.
Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah
mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.
C. INTERVENSI PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar dalam
mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang optimum.
1.
Intervensi Pemerintah secara Langsung
a.
Penetapan Harga Minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk
melindungi produsen, terutama untuk produk dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering
terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak
(orang/pihak yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal)

yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga
tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan
Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme penetapan harga
seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu pasar yang pembentukan
harganya di luar harga minimum.
b.
Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan pemerintah
bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh pemerintah jika harga

pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak
diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga
maksimum di Indonesia antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tariff
angkutan atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer.
Seperti halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga mendorong
terjadinya pasar gelap.
2.
Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
c.
Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang
berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri,
pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut
menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih
murah.
d.
Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan harga pasar
yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaanperusahaan penghasil barang kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan
yang baru berkembang untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap

produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga
untuk melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.
D. MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI
1.
Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan ketidakmampuan yang bersifat ekonomi (ekonomi
lemah) jadi dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok (kebutuhan primer)
karena pendapatannya rendah. Kemiskinan terjadi karena beberapa faktor. Karena rendahnya
pendapatan yang menyebabkan rendahnya daya beli. Selain itu karena rendahnya pendidikan
masyarakat sehingga masyarakat tidak mendapatkan hidup yang layak.
Untuk mengatasi kemiskinan yaitu dengan cara membatu masayarakat pemerintah melakukan
program ‘Program Inpres Desa Tertinggal’ atau IDT, pemberian kredit untuk para petani dan
pengasuh kecil berupa ‘Kredit Usaha Kecil’ atau KUK, Kredit Modal Kerja Permanen
(KMKP), Program Kawasan Terpadu (PKT), Program Gerakan Orang Tua Asuh (GN-OTA),
Raskin, Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta program-program lainnya.
Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi pemerintah. Memang sudah menjadi
tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya. Namun kita semua juga haruslah ikut serta
dalam upaya pengentasan kemiskinan karena kita merupakan mahluk sosial yang beragama.
Dimulai dari upaya kecil dan nantinya akan melakukan perubahan besar.
Solusi atas masalah kemiskinan yang dapat kita upayakan yaitu dengan dimulai dari diri

sendiri, mulai detik ini, dan hingga akhir nanti. Maksudnya kalian sebagai pelajar, belajarlah
dengan tekun untuk masa depan diri kalian sendiri serta nantinya akan berkembang potensi
positif kalian untuk berguna bagi masyarakat. Contohnya, jika kalian belajar dengan tekun
maka kalian membentuk diri sebagai pribadi yang intelektual serta berakhlak mulia. Potensi

positif tersebut dapat digunakan untuk memperoleh pekerjaan yang layak sehingga pendapatan
yang kalian dapatkan akan membuat kalian jauh dari kemiskinan dan pendapatan tersebut
dapat kalian sisihkan untuk membantu sesama seperti membagikan sembako atau kebutuhankebutuhan lainnya, berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, dan lain-lain.
2.
Masalah Keterbelakangan
Keterbelakangan merupakan suatu keadaan yang kurang baik jika dibandingkan dengan
keadaan lingkungan lainnya. Keterbelakangan dalam hal ini maksudnya adalah ketertinggalan
dengan negara lain di lihat dari berbagai aspek serta berbagai bidang.
Dilihat dari penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Indonesia masih
dikategorikan sebagai negara sedang berkembang. Ciri lain dari negara sedang berkembang
adalah rendahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan
pelayanan fasilitas umum/publik, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendahnya tingkat
keterampilan penduduk, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, dan
rendahnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen usaha.
Untuk mengatasi masalah keterbelakangan tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan

kualitas SDM dengan melakukan program pendidikan seperti wajib belajar 9 tahun dan
mengadakan pelatihan-pelatihan seperti Balai Latihan Kerja (BLK). Selain itu, melakukan
pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi dari negara-negara maju.
Masalah keterbelakangan merupakan masalah yang harus kita atasi bersama. Karena kita
merupakan subjek atau obejek dari permasalahan ini. Upaya yang dapat kita lakukan adalah
dengan memiliki semangat ingin maju sehingga kita memiliki hasrat untuk belajar dan belajar
terus. Negara kita belum dikategorikan sebagai negara maju. Kita sebagai masyarakatnya
haruslah membantu pemerintah untuk mengejar ketertinggalan dari segala bidang dengan
negara lain. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan IPTEK karena
merupakan kunci untuk mengatasi masalah keterbelakangan. Apa yang dapat kalian lakukan
untuk mengatasi keterbelakangan ? Kalian harus belajar dengan tekun. Jika kalian pintar maka
kalian dapat melakukan sesuatu yang berguna seperti mengikuti olympiade mata pelajaran
atau kegiatan-kegiatan lainnya yang akan mengangkat nama negara dimata dunia. Selain itu,
kalian semestinya menjaga pembangunan seperti fasilitas publik yang telah dilakukan
pemerintah. Jangan sampai merusaknya karena jika rusak maka akan membutuhkan biaya
untuk memperbaikinya. Selain itu, pembangunan yang dilakukan pemerintah semestinya
dipergunakan dengan baik jangan sampai diabaikan karena pembangunan tersebut dibangun
dengan menggunakan biaya yang tidak sedikit. Contohnya seperti kebiasaan membuang
sampah sembarangan, tindakan anarki seperti kerusuhan, korupsi, mutu pendidikan rendah
karena banyak peserta didik yang kurang memenuhi standar nilai, pelanggaran lalu lintas, dan
lain-lain sehingga akan banyak hal yang dirugikan dan membutuhkan biaya untuk
mengatasinya. Jadi kita sebagai warga negara yang baik semestinya membantu pemerintah
supaya menjadi negara maju dengan menjadi warga negara yang tidak menjadi beban atau
merugikan negara serta menjadi warga negara yang produktik sehingga dapat berguna bagi
bangsa.
3.
Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja
Pengangguran merupakan suatu kondisi kurang produktif atau pasif sehingga kurang mampu
menghasilkan sesuatu. Sedangkan keterbatasan kesempatan kerja merupakan suatu keadaan
kekurangan peluang untuk mendapatkan pekerjaan karena tidak dapat masuk dalam kuota atau
pekerjaan yang tersedia.
Masalah pengangguran dan keterbatasan kesempatan Kerja saling berhubungan satu sama
lainnya. Masalah pengangguran timbul karena adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan
kerja yang tersedia. Hal ini terjadi karena Indonesia sedang mengalami masa transisi
perubahan stuktur ekonomi dari negara agraris menjadi negara industri.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka solusinya adalah dengan melaksanakan program
pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian yang sesuai dengan

lapangan yang tersedia, pembukaan investasi-investasi baru, melakukan program padat karya,
serta memberikan penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan pekerjaan.
Supaya kita tidak menjadi pengangguran karena kurangnya kesempatan kerja maka kita dapat
berupaya secara aktif sehingga menjadi produktif yang pada akhirnya kita tidak
ketergantungan pada pekerjaan yang telah tersedia. Lebih baik kita menciptakan pekerjaan
yakni berwirausaha dari pada kita ketergantungan pada pekerjaan yang belum pasti kita akan
dapatkan. Kalaupun kita tidak dapat menciptakan pekerjaan maka kita harus bersiap untuk
bersaing dengan para pencari pekerja baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk itu,
kalian semestinya memanfaatkan kegiatan belajar dengan baik untuk memupuk ilmu
pengetahuan serta kepribadian yang baik supya kita memiliki kompetensi atau kemampuan
untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan. Dalam mendapatkan pekerjaan, yang perlu
diperhatikan bukan nilai dari pendidikan formal (sekolah,kuliah) dan non-formal (kursus
ketrampilan,kepribadian, serta pengalaman) saja yang dijadikan bahan pertimbangan utama
namun penerapan atau aplikasi dari ilmu pengetahuan yang dimiliki. Artinya percuma jika
nilai tinggi di ijazah tetapi setelah diuji kembali tidak dapat membuktikannya. Maka kalian
disaat ujian janganlah membiasakan mencontek atau bekerja sama supaya mendapatkan nilai
yang tinggi.
4.
Masalah Kekurangan Modal
Masalah kekurangan modal adalah salah satu ciri penting bagi setiap negara yang memulai
proses pembangunan. Kekurangan modal tidak hanya mengahambat kecepatan pembangunan
ekonomi yang dapat dilaksanakan tetapi dapat menyebabkan kesulitan negara tersebut untuk
lepas dari kemiskinan.
Pemerintah banyak melakukan program-program bantuan modal salah satunya yakni PNPM
MANDIRI. Selain pemerintah, badan usaha juga membantu dalam masalah kekurangan modal
seperti bank, koperasi, BUMN seperti PLN dan lain-lain.
Untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan program-program yang
meningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif. Kekurangan
modal dapat diatasi secara bijak dengan tidak meminjam kepada retenir. Lebih baik meminjam
kepada koperasi karena koperasi jasa yang dikenakan bersifat menurun dan kita akan
mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU). Kalaupun dirasa tidak akan mampu mengembalikan
pinjaman maka semestinya kita berfikir kreatif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
5.
Masalah Pemerataan Pendapatan
Pemerataan pendapatan bukan berarti pendapatan masyarakat harus sama. Pemerataan
pendapat supaya keadaan masyarakat semakin membaik bukan semakinrendah. Pemerataan
Pendapatan merupkan upaya untuk membantu masyarakat yang ekonominya rendah supaya
tidak jauh terpojok. Artinya untuk menghindari dari adanya gap atau batas antara yang kaya
dan yang miskin. Jadi supaya yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin.
Ketidakmerataan pendapatan terjadi karena sebagian besar pembangunan Indonesia
terkonsentrasi hanya dikota-kota besar saja. Oleh sebabitulah supaya pendapatan masyarakat
merata, perlu perhatian pemerintah yang didukung oleh masyarakat untuk bersama
meningkatkan pelayanan kualitas publik, meningkatkan kualitas SDM dan SDA supaya dapat
mengatasi ketidakmerataan pendapatan. Penerapan pajak bagi masyarakat yang
berpenghasilan tinggi lebih dicermati lagi untuk subsidi silang bagi masyarakat yang
ekonominya masih rendah.
Apa yang dapat kalian lakukan untuk membantu pemerintah dalam masalah ini ? kalian
semestinya memiliki sikap tenggang rasa jangan sombong. Maksudnya jika kalian memiliki
rezeki lebih, berbagilah dengan lainnya. Jangan kalian sombong dengan harta yang dimiliki
karena akan mengakibatkan kecemburuan sosial. Kita semestinya membantu sesama baik
dengan uang, tenaga, dan pikiran supaya dapat meningkatkan pendapatannya (taraf hidupnya)
6.
Inflasi

Inflasi atau kenaikan harga umum secara terus-menerus dianggap berbahaya karena dapat
menyebabkan dampak negtif seperti menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat, memburuknya
distribusi pendapatan, dan mengganggu stabilitas ekonomi.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut :
a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
barang dan jasa
b. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
c. Kenaikan harga barang impor
d. Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru
e. Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1998.
Akibatnya angka inflasi mencapai 58,5%.
Untuk mengatasi masalah inflasi salah satu caranya yakni dengan operasi pasar untuk
meninjau harga supaya harga tidak terlalu tinggi dipasaran, memberikan subsidi untuk
membantu masyarakat yang ekonominya masih rendah, dan menurunkan pajak untuk
meringankan beban produsen dan konsumen.
7.
Ketergantungan terhadap Impor dan Utang Luar Negeri
Tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintah dan sektor swasta terhadap impor dan
utang luar negeri merupakan masalah pembangunan. Impor yang tinggi jelas akan mengurangi
cadangan devisa negara. Jika cadangan devisa berkurang, stabilitas ekonomi nasional akan
lemah. Utang luar negeri merupakan suatu masalah serius pemerintah. Jika suatu negara
memiliki utang luar negeri masalah yang muncul adalah menyangkut beban utang.
Semestinya pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan ekspor supaya cadangan devisa
(pendapatan negara) menjadi bertambah serta mengurangi kebiasaan utang. Lebih baik
memanfaatkan sumber daya yang ada secara kreatif tidak tergantung pada bantuan dari pihak
luar.
E.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASALAH
PEREKONOMIAN
1.Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu
negara melalui pengeluaran dan pendapatan pemerintah dalam bidang anggaran belanja
negara.Bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan
jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Kebijakan Fiskal yang sering disebut “politik fiskal” atau “fiscal policy” biasa diartikan
sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja Negara dengan
maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomia. Anggran belanja Negara terdiri dari
penerimaan berupa haasil pungutan pajak dan pengeluaran yang dapat berupa “government
expenditure” dan “government transfer’’, maka sering pula dikatakan bahwa kebijakan fiskal
meliputi semua tindakan pemerintah yang berupa tindakan memperbesar atau memperkecil
jumlah pungutan pajak memperbesar atau memperkecil “government expenditure” dan atau
memperbesar atau memperkecil “government transfer” yang bertujuan untuk mempengaruhi
jalannya perekonomian.
a.
Peranan kebijakan fiskal dalam perekonomian
Peranan dari tindakan fiskal pemerintah dalam turut menentukan tingkat pendapatan nasional
lebih besar. Untuk Negara-negara yang sudah maju perekonomiannya, peranan tindakan fiskal
pemerintah semakin besar dalam mekanisme pembentukan tingkat pendapatan nasional
terutama dimaksudkan agar supaya pemerintah dapat lebih mampu dalam mempengaruhi
jalannya perekonomian. Dengan demikian diharapkan bahwa dengan adanya kebijakan fiskal,
pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak

diinginkan seperti misalnya keadaan dimana banyak pengangguran, inflasi, neraca
pembayaran internasional yang terus menerus deficit, dan sebagainya.
b. Tujuan kebijakan fiskal
Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mencegah pengangguran dan menstabilkan harga,
implementasinya untuk menggerakkan pos penerimaan dan pengeluaran dalam anggran
pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Adapun kebijakan fiskal sebagai sarana menggalakan pembangunan ekonomi bermaksud
mencapai tujuan sebagai berikut :
·
Untuk meningkatkan laju investasi.
Kebijakan fiskal bertujuan meningkatkan dan memacu laju investasi disektor swasta dan
sektor Negara. Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat dipergunakan untuk mendorong dan
menghambat bentuk investasi tertuntu. Dalam rangka itu pemerintah harus menerapkan
kebijakan investasi berencana di sektor public, namun pada kenyataannya dibeberapa Negara
berkembang dan tertinggal terjadi suatu problem yaitu dimana langkanya tabungan sukarela,
tingkat konsumsi yang tinggi dan terjadi investasi dijalur yang tidak produktif dari masyarakat
dinegara tersbut. Hal ini disebabkan tidak tersedianya modal asing yang cukup, baik swasta
maupun pemerintha. Oleh karena itu kebijakan fiskal memberikan solusi yaitu kebijakan fiskal
dapat meningkatkan rasio tabungan inkremental yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan, memacu, mendorong dan menghambat laju investasi.
·
Untuk mendorong investasi optimal secara sosial.
Kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong investasi optimal secara sosial, dikarenakan
investasi jenis ini memerlukan dana yang besar dan cepat yang menjadi tangunggan Negara
secara serentak berupaya memacu laju pembentukkan modal. Nantinya invesati optimal
secara sosial bermanfaat dalam pembentukkan pasar yang lebih luas, peningkatan
produktivitas dan pengurangan biaya produksi.
·
Untuk meningkatkan kesempatan kerja.
Untuk merealisasikan tujuan ini, kebijakan fiskal berperan dalam hal pengelolan pengeluaran
seperti dengan membentuk anggaran belanja untuk mendirikan perusahaan Negara dan
mendorong perusahaan swasta melalui pemberian subsidi, keringanan dan lain-lainnya
sehingga dari pengupayaan langkah ini tercipta tambahan lapangan pekerjaan. Namun,
langkah ini harus juga diiringi dengan pelaksanaan program pengendalian jumlah penduduk.
·
Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan internasional
Kebijaksanaan fiskal memegang peranan kunci dalam mempertahankan stabilitas ekonomi
menghadapi kekuatan-kekuatan internal dan eksternal. Dalam rangka mengurangi dampak
internasional fluktuasi siklis pada masa boom, harus diterapkan pajak ekspor dan impor. Pajak
ekspor dapat menyedot rejeki nomplok yang timbul dari kenaikkan harga pasar. Sedangkan
bea impor yang tinggi pada impor barang konsumsi dan barang mewah juga perlu untuk
menghambat penggunaan daya beli tambahan.
·
Untuk menanggulangi inflasi
Kebijakan fiskal bertujuan untuk menanggulangi inflasi salah satunya adalah dengan cara
penetapan pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan pajak komoditi, karena pajak
seperti ini cendrung menyedot sebagian besar tambahan pendapatan uang yang tercipta dalam
proses inflasi.
·
Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional
Kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan nasional terdiri dari
upaya meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan mengurangi tingkat pendapatan yang
lebih tinggi, upaya ini dapat tercipta apabila adanya investasi dari pemerintah seperti
pelancaran program pembangunan regional yang berimbang pada berbagai sektor
perekonomian.
2.Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia sebagai
otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada kondisi yang
lebih baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dan tingkat suku
bunga. Kebijakan moneter tujuan utamanya adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar
(JUB).
Tujuan utama kebijakan ekonomi moneter adalah untuk menjaga stabilitas harga di dalam
negeri dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dolar AS. Dengan demikian
kebijakan ini juga dapat menjaga keseimbangan neraca pembayaran melalui perubahan nilai
kurs rupiah yang terkendali bisa dicapai. Kebijakan ekonomi moneter dilakukan terutama
melalui operasi pasar terbuka, penentuan mengenai cadangan wajib minimum dan batas
maksimum pemberian kredit bagi sektor perbankan, dan perubahan tingkat suku bunga
diskonto. Selain itu ada juga kebijakan moneter yang sering digunakan oleh Bank Indonesia
untuk mengimbangi perubahan likuiditas perekonomian adalah dengan cara memperjualbelikan surat berharga SBI dan SBPU. Efektifitas kebijakan moneter yang kontraksi ini untuk
meredam laju pertumbuhan tingkat inflasi melalui pengendalian jumlah uang beredar di dalam
ekonomi tergantung pada respon masyarakat dan dunia usaha, baik di sektor riil maupun di
sektor keuangan.
Kebijakan moneter memiliki tiga instrumen, yaitu:
a.
Operasi pasar terbuka ( open market operation )
Yaitu kebijakan pemerintah mengendalikan jumlah uang yang bredar dengan cara menjual
atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah. Di Indonesia operasi pasar terbuka
dilakukan dengan menjual atau membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga
Pasar Uang (SPBU).
b.
Fasilitas Diskonto ( Discount Rate )
Salah satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto yang maksudnya adalah tingkat
bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke bank sentral.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah melakukan
suatu cara yaitu menurunkan tingkat bunga penjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat
bunga pinjaman yang lebih murah, maka keinginan bank-bank untuk meminjam uang dari
bank sentral menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang yang beredar bertambah dan
sebaliknya.
c.
Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio )
Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar. Jka rasio
cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil
dibandingkan sebelumnya.
Selain ketiga instrumen yang bersifat kuantitatif tersebut, pemerintah dapat melakukan
himbauan moral (moral suasion). Misalnya untuk mengendalikan jumlah uang beredar (JUB)
di masyarakat, Bank Indonesia melalui Gubernur Bank Indonesia memberi saran supaya
perbankan mengurangi pemberian kredit ke masyarakat atau ke sektor-sektor tersebut.
3.Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi perusahaan, sehingga barang dan jasa yang ditawarkan lebih banyak dan lebih murah.
Contohnya pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada pengusaha kecil menengah.
Kebijakan fiskal dan moneter dapat dipandang sebagai kebijakan yang memengaruhi
pengeluaran agregat. Dengan demikian kebijakan fiskal dan moneter merupakan kebijakan
dari segi permintaan. Di samping melalui permintaan, kegiatan perekonomian juga dapat
dipengaruhi dari segi penawaran. Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi

efisiensi kegiatan perusahaan sehingga dapat menawarkan barang dengan harga yang lebih
murah atau dengan mutu yang lebih baik.
Kebijakan segi penawaran lebih menekankan pada peningkatan kegairahan tenaga kerja untuk
bekerja (dengan mengurangi pajak pendapatan rumah tangga) dan peningkatan usaha para
pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksinya. Cara ini dilakukan pemerintah
dengan memberi insentif kepada perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan teknologi
yang canggih, dan pengembangan mutu barang yang diproduksikan.
4. Kebijakan Energi
Kebijakan energi adalah kebijakan dalam menggunakan energi seefisien dan seoptimal
mungkin yang didalamnya terdapat usaha penghematan energi. Misalnya kebijakan konfersi
minyak tanah ke gas LPG guna penghematan penggunaan bahan bakar minyak oleh
masyarakat.
Sumber daya energi yang terbatas, tetapi sejumlah kegiatan manusia berhubungan erat.
Kelangkaan kebutuhan energi sumber daya manusia dan merupakan sepasang tak berujung
kontradiksi dasar, kontradiksi yang dihasilkan atas dasar ekonomi, yang menyebabkan segala
macam pilihan adalah objek studi ekonomi. British ekonom Harvey dalam "ilmu ekonomi
modern" dan ekonomi bawah definisi langsung: ". Ekonomi adalah studi tentang bagaimana
orang mengalokasikan sumber daya mereka yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat ilmu" Amerika ekonom Paul Samuelson Nordhaus dan co-penulis "Ekonomi"
(edisi 12) dalam ekspresi ekonomi adalah: "Inti dari ekonomi mengakui realitas kelangkaan
ada, dan untuk mempelajari bagaimana masyarakat diatur sehingga penggunaan yang paling
efektif sumber daya. Ini adalah kontribusi yang unik untuk ekonomi. "
5. Kebijakan Penetapan Harga
Kebijakan penetapan harga adalah kebijakan dalam menentukan harga-harga pada tingkat
tertentu pada komoditas yang menguasai hajat hidup orang banyak. Contohnya penetapan tarif
dasar listrik oleh pemerintah.
Harga adalah suatu nilai yang harus di keluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan barang atau
jasa yang memiliki nilai guna beserta pelayanannya
a.
Tujuan penetapan harga
Harga bersifat fleksibel, dimana bisa disesuaikan. sebelum penenetapan harga perushaan harus
mengetahui tujuan dari penetapan harga itu sendiri apabila tujuannya sudah jelas maka
penetapan harga dapat dilakukan dengan mudah.
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga
Perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga antara lain :
v Keadaan perekonomian berpengaruh terhadap tingkat harga
v Kurva yang memperlihatkan tingkat pembelian pasar pada berbagai:
1.
Kurva permintaan: Kurva yang memperlihatkan tingkat pembelian pasar pada berbagai
tingkatan harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki
kepekaan pasar yang beragam.
2.
Biaya: Biaya merupakan faktor dasar dalam penentukan harga, sebab bila harga yang di
tetapkan tidak sesuai maka perusahaan akan mengalami kerugian. Perasahaan ingin
menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi, dan penjualan produknya,
termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan resikonya. Biaya perusahaan ada dua
jenis yaitu :
v Biaya tetap adalah biaya - biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan.
v Biaya variable adalah biaya yang tidak tetap dan akan berubah menurut level produksi.
Biaya ini disebut biaya variabel karena biaya totalnya berabah sesuai dengan jumlah unit yang
diproduk.

6. Kebijakan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran meliputi semua nilai barang dan jasa, transfer-transfer (hadiah, hibah,
bantuan asing), transaksi modal (pinjaman dan utang) dan semua transfer keyataan resmi serta
tabungan internasional yang dilaksanakan selama kurun waktu tertentu. Jadi neraca
pembayaran adalah suatu catatan sistemmatis yang mampu memberikan informasi mengenai
tarnsaksi-transaksi ekonomi internasional yang sudah dan sedang dilakukan oleh suatu Negara
dengan Negara lain, dinilai dengan mata uang pada setiap periodenya (biasanya setaun sekali).
Taransaksi ekonomi yang dicatat dalam neraca pembayaran meliputi transaksi kredit dan
transaksi debet. Transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan atau menambah hak bagi
penduduk suatu Negara untuk menerima pembayaran dari penduduk Negara lain. Taransaksi
debet adalah transaksi yang menimbulkan atau menambah kewajiban penduduk suatu Negara
untuk melakukan pembayaran kepada penduduk lain.
a.
Tujuan Dan Fungsi Neraca Pembayaran
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
- Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi Negara di perdagangan
internasional,
- Memberikan bantuan dan sistem pembayarannya,
- Memberikan bantuan kepada pemerintah dalam mentapkan kebijakan moneter dan fiskal,
- Memberikan keterangan kepada pemerintah di dalam menetapkan berbagai kewajiban
perekonomian nasional seperti ekspor impor, lalu lintas moneter serta produksi, dan
- Membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dalam bidang politik perdagangan dan
urusan pembayarannya.
b.
Neraca pembayaran memiliki beberapa fungsi, yaitu:
- Alat pembukuan anggaran dan alat pembayaran luar negeri,
- Alat untuk menjalankan pengaruh transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional,
- Alat untuk mengukur keadaan perekonomian suatu Negara,
- Alat untuk menetapkan kebijakan moneter dan fiskal, dan
- Untuk mengetahui transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional.
c.
Komponen Neraca Pembayaran
v Neraca Pmbayaran Transaksi Berjalan (Current Account): Neraca pembayaran meliputi
semua transaksi tahun berjalan, yaitu ekspor, perdagangan barang dan bukan barang. Ekspor
barang merupakan taransaksi kredit yang menyebabkan terjadinya aliran uang masuk ke
dalam negeri.
v Neraca Taransaksi Modal (Capital Account): Neraca transaksi modal meliputi pemberian
pinjaman (pours) dan utang (borrowing) berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang.
Transaksi modal tersebut dapat berupa hal-hal berikut:
- Kredit untuk kegiatan perdagangan dari Negara lain.
- Deposito yang dimiliki penduduk kita di luar negeri, atau deposito yang dimiliki penduduk
luar negeri di dalam negeri.
- Pembelian surat-surat berharga jangka pendek oleh penduduk luar negeri, atau penjualan
surat-surat berharga jangka pendek kepada penduduk luar negeri di dalam negeri.
- Adanya investasi di luar negeri, atau investasi asing di dalam negeri.
- Pembelian surat-surat berjangka panjang oleh penduduk luar negeri, atau penjualan suratsurat berharga jangka panjang kepada penduduk luar negeri di dalam negri.
- Pinjaman jangka panjang dari penduduk Negara lain kepada Indonesia, atau pinjaman jangka
panjang dari penduduk Indonesia kepada Negara lain.

v Neraca Jasa: Neraca meliputi transportasi dan asuransi, pengeluaran para wisatawan, laba
perorangan yang dibagiakan, kiriman uang, hibah, jasa-jasa yang diterima dari dan yang
diberikan ke Negara lain.
v Neraca Moneter (Accommodating Transaction): Transaksi ini timbul karena transaksi yang
lain (autonomous). Yang termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi yang sedang
berjalan, taransaksi kapital, dan transaksi satu arah. Yang termasuk transaksi lintas moneter
adalah mutasi adalah hubungan dengan IMF, pasiva luar negeri dan aktiva luar negeri.
v Neraca Perdagangan: Neraca perdagangan adalah suatu catatan atau ikhtisar yang memuat
atau mencatat semua transaksi ekspor dan transaksi impor barang-barang. Ekspor barangbarang dicatat sebelah kredit, sedangakn import barang-barang dicatat dalam pos debet.
v Transaksi Unilateral: Transaksi Unilateral adalah teransaksi yang tidak menimbulkan
kewajiban membayar bagi Negara yang menerima barang kepada yang memberikan barang.

BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi
penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilitas, alokasi, dan distribusi.
Masalah Utama Perekonomian
Pertumbuhan Ekonomi
Ketidakstabilan Perkembangan Ekonomi
Pengangguran .
Inflasi .
Ketidakseimbangan Neraca Perdagangan dan Pembayaran
Tujuan ekonomi yang didambakan
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Efisiensi ekonomi (manfaat maksimum).
3. Kesempatan kerja penuh
4. Stabilitas tingkat harga
5. Kebebasan ekonomi.
6. Distribusi pendapatan yang adil (an Equitable Distribution of Income)
7. Kepastian ekonomi
8. Neraca perdagangan (Balance of Trade)
Jadi, masalah-masalah dalam bidang ekonomi yang dihadapi pemerintah bukan hanya
tanggung jawab pemerintah saja, tetapi kita sebagai warga negara yang baik semestinya ikut
membantu dalam mengatasinya. Banyak cara yang dapat diupayakan dimulai dengan
melakukan program-program serta kebijakan-kebijakan. Hal tersebut tidak akan berjalan
dengan baik tanpa kerja sama masyarakatnya. Untuk itu, masyarakat semsetinya sudah dapat

memposisikan dirinya untuk membantu supaya pembangunan yang dilakukan pemerintah
tersebut berjalan dengan baik dengan cara tidak menjadi beban atau kendala bagi pemerintah.

Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi dan cara pemerintah
mengatasinya.
Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi dan cara pemerintah
mengatasinya.
Permasalahan ekonomi di Indonesia pada umumnya terdapat masalah yang terkait dengan :
1.
Masalah kemiskinan
Segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian
besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya
Indonesia. Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara,
misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit
Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), dan program wajib belajar.
2.
Masalah Keterbelakangan
Jika dilihat dari segi penguasaan teknologi,Indonesia masih dikategorikan sebagai Negara
berkembang.Ciri lain Negara berkembang adalah rendahnya tingkat pendapatan dan
pemerataannya,rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan,kurang terpeliharanya
fasilitas umum,rendahnya tingkat disiplin masyarakat,rendahnya tingkat keterampilan
penduduk,rendahnya pendidikan formal,kurangnya modal,rendahnya produktivitas tenaga
kerja,serta lemahnya tingkat manajemen usaha.
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM,melakukan
pertukaran tenaga ahli,melakukan transfer teknologi dari Negara yang maju.
3.

Masalah pengangguran dan kesempatan kerja

Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja
dan kesempatan kerja yang tersedia.
Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga
tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan
investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai
lapangan kerja
4.

Masalah Kekurangan Modal

Masaah Kekurangan modal ini disebabkan karena tingkat pendapatan masyarakat yang
rendah,yang menyebabkan tabungan dan tingkat pembentukan modal menjadi
rendah.Pendapatan yang rendah juga menyebabkan kemampuan investasi rendah yang
menyebabkan modal dan produktivitas rendah.
Untuk mengatasinya pemerintah melakukan suatu program besar yaitu meningkatkan kualitas
SDM dan peningkatan investasi menjadi lebih produktif.
5.

Masalah Pemerataan Pendapatan

Pembangunan ekonomi Indonesia terkonsentrasi hanya di kota-kota besar,terutama di
Pulau Jawa dan didominasi oleh kelompok tertentu.
Untuk mengatasinya pemerintah membuka lapangan kerja di desa- desa.supaya warga desa
juga bisa bekerja
6.

Ketergantungan Terhadap Impor dan Utang Luar Negeri

Impor yang tinggi akan mengurangi cadangan devisa Negara.Jika cadangan devisa
berkurang,stabilitas ekonomi nasional akan lemah.Utang luar negeri satu masalah yang serius
bagi pemerintah.
Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan
pihak peminjam.Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional
untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
7.

Iflasi

Proses naiknya harga-harga secara umum dan berlangsung secara terus-menerus dan biasanya
disebabkan oleh beberapa factor antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas dipasar yang memicu konsumsi bahkan spekulasi dan adanya ketidak
lancaran dalam proses distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi merupakan proses
penurunan mata uang secara teruss menerus.
Kebijakan yang biasa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menaikkan suku bunga di
bank agar orang mau menyimpan uang di bank, hal ini dimaksudkan supaya dapat mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat sehingga inflasi akan turun. Dampak inflasi yang
sangat jelas kita rasakan adalah kenaikan harga secara terus menerus yang ada di pasar
8.

Krisis Nilai Tukar

Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang
spekulan yang menyebabkan keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung
pada pinjaman luar negeri sector swasta.Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan
melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut.
Upaya Pemerintah yaitu menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai
pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali.