POLA TANAM PADI METODE SRI SYSTEM OF RIC

POLA TANAM PADI METODE SRI
(SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION)

Oleh :
Diyah Tri Lestari
23040115120036

PROGRAM STUDI S-1 AGRIBISNIS
JURUSAN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

1

ABSTRAK
Padi (Oryza sativa L ) merupakan sumber pangan yang dikonsumsi
mayoritas masyarakat Indonesia. Meningkatnya kebutuhan pangan masyarakat
harus diimbangi dengan produksi bahan pangan. Namun, permasalahan
pangan masih banyak seperti kurangnya produksi beras karena berbagai

faktor. Untuk meningkatkan produksi padi diperlukan sebuah teknologi. suatu
teknologi budidaya yang mampu untuk meningkatkan produktivitas lahan
secara berkelanjutan. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan produksi padi adalah penanaman padi metode SRI (System of
Rice Intensification) . SRI adalah budidaya tanaman padi organik yang
dilakukan secara intensif dan efisien dengan proses manajemen sistem
perakaran yang berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman dan air. Hal yang
membedakan bertani padi organik bisasa dengan metode SRI terletak pada
Pengelahan Tanah, Pembenihan, Penyemaian, dan Penanaman

2

DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK.................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................................iv
BAB I

PENDAHULUAN...........................................................................5


BAB II PEMBAHASAN .............................................................................7
2.1

Pengenalan Metode SRI.........................................................7

2.2

Penerapan Metode SRI...........................................................8

2.3

Dampak Penerapan Metode SRI terhadap Usahatani............10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan...........................................................................13
4.2

Saran ..................................................................................13


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................14

3

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan paper pengantar agribisnis yang berjudul Pola Tanam
Metode SRI (System Of Rice Intensification) .
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam Penyusunan
makalah ini tidak menutup kemungkinan terdapatnya kekurangan dalam
pengerjaannnya. Untuk itu penulis mengharapakan kritik serta saran yang
membangun demi perbaikan kedepannya.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

4

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L ) merupakan sumber yang dikonsumsi mayoritas
masyarakat Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statitik hingga tahun 2010
penduduk indonesia mencapai 237.641.326 jiwa. Jumlah penduduk yang
semakain meningkat berimbas pada kebutuhan beras yang ikut meningkat.
Menurut Husodo ( 2007) Konsumsi beras rata-rata 133 kg/kapita/tahun maka
total kebutuhan beras 26,6 juta ton/tahun. Meningkatnya kebutuhan pangan
masyarakat harus diimbangi dengan produksi bahan pangan. Namun, hingga
kini masalah pangan khususnya beras masih menjadi masalah seperti harga
yang mahal dan kurangnya persediaan beras di pasar. Beberapa faktor
penyebab rendahnya produksi padi adalah alih fungsi lahan, masih ada yang
menggunakan benih padi varietas lokal, serta menurunnya kualitas lahan
karena penggunaan pupuk dan obat-obatan secara terus menerus.
Dalam

upaya

untuk


meningkatkan

produktivitas

lahan

secara

berkelanjutan diperlukan terobosan yang mengarah pada efisiensi usaha tani
dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Las et al (1999) menyatakan dalam
meningkatkan produksi padi perlu dilakukan pelestarian lingkungan produksi,
termasuk mempertahankan kandungan bahan organik. Oleh karena itu
diperlukan suatu teknologi budidaya yang mampu untuk meningkatkan
produktivitas lahan secara berkelanjutan. Salah satu teknologi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produksi padi adalah penanaman padi metode
SRI.

5

2. Rumusan Masalah

1)

Apakah System of Rice Intensification (SRI) itu?

2)

Bagaimanama penerapan Sistem SRI?

3)

Bagaimana dampak penerapan metode SRI terhadap usaha tani?

3. Tujuan
Dengan penemuan metode-metode dalam penanaman padi
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi input dan menghasilkan output
yang lebih tinggi dan adanya paper ini dapat menjelaskan salah satu
metode tersebut yaitu metode SRI (System of Rice Intensification).

6


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan Metode SRI
System of Rice Intensification (SRI) adalah teknik budidaya tanaman padi
yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah
pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil
meningkatkan produktivitas padi sebesar 50% bahkan dibeberapa tempat
mencapai lebih dari 100% (Mutakin, 2007). Secara keseluruhan SRI
memberikan hasil lebih baik, dalam arti lebih produktif (tanaman lebih tinggi,
anakan lebih banyak, malai lebih panjang, dan bulir lebih berat), lebih sehat
(tanaman lebih tahan hama dan Penyakit), lebih kuat (tanaman lebih tegar,
lebih tahan kekeringan dan tekanan abiotik), lebih menguntungkan (biaya
produksi lebih rendah) dan memberikan resiko ekonomi yang lebih rendah
(Purwasasmita, 2008). SRI adalah budidaya tanaman padi organik yang
dilakukan secara intensif dan efisien dengan proses manajemen sistem
perakaran yang berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman dan air. Tanaman
padi sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk menghasilkan produksi
tinggi

hal


ini

bisa

dicapai,

bila

kita

membantu

tanaman

dalam

pertumbuhannya. Melalui sistem SRI, tanaman akan mendapatkan perlakuan
yang baik, sehingga tanaman bukan hanya bertumbuh produktif tetapi juga
memiliki kualitas. Untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas tersebut


7

diperluka beberapa faktor yang mendukung antara lain, bahan organik, tanah
sehat, mikroorganisme lokal, dan oksigen.

2.2 Penerapan Metode SRI
Hal yang membedakan bertani padi organik bisasa dengan metode SRI
terletak pada Pengelahan Tanah, Pembenihan, Penyemaian, dan Penanaman.
a. Pengolahan Tanah
Untuk mendapatkan media tanam yang baik tanah harus diolah,
dibajak, digaru, kemudian diratakan. Saat digaru dilakukan penaburan
pupuk organik dengan keadaan tanah basah tetapi tidak perlu digenangi
air. Tujuan dari tanah yang tidak digenangi air adalah agar pupuk organik
lebih cepat diserap oleh tanah dan juga untuk menyediakan kadar oksigen
lebih banyak di dalam tanah. Disamping itu tanah yang digenangi air
setelah diberi pupuk, maka pupuk organik yang seharusnya berfungsi
sebagai nutrisi bagi tanah banyak yang larut dan hanyut terbawa air, serta
genangan air tenyata membuat tanah mengalami oksidasi yang bisa
menimbulkan zat berbahaya. Menurut Simarmata dalam Trubus (2008),

Penggenangan air menyebabkan kerusakan jaringan perakaran akibat
terbatasnya suplay oksigen. Semakin tinggi air semakin kecil oksigen
terlarut, dampaknya akar tanaman tidak mampu mengikat oksigen
sehingga jaringan perakaran rusak.

Selain itu jika air tergenang

menyebabkan musuh alami hama padi tidak dapat hidup sedangkan hama

8

padi dapat hidup dan dapat memunculkan hama padi baru yang berasal
dari lingkungan aquatik.
b. Pembenihan
Pertama masukan air dan telur ayam kedalam bak kemudian
tambah kan garam dan aduk sampai telur ayam mengapung. Telur ayam
berfungsi sebagai barometer. Kedua masukkan padi ke dalam air, padi
yang tenggelam akan digunakan sebagai benih sedangkan yang
mengapung tidak digunakan. Sebelum ditanam benih tersebut dibilas air
bersih lalu direndam selama satu malam agar benih saat ditanam tumbuh

rata dan seragam.
c.

Penyemaian
Penyemaian pada sistem ini berbeda dengan penyemaian padi pada
umumnya. Pada sistem SRI petani terlebih dahulu membuat wadah yang
diisi tanah yang sudah dicampur pupuk organik dengan perbandingan
pupuk dan tanah 1:1. Sebelum wadah itu diisi tanah pada bagian bawah
dilapisi daun pisang. Hal ini dimaksudkan supaya tanah tidak terlalu poros.
Setelah wadah siap untuk dilakukan penyemaian, benih yang sudah
diseleksi dan direndam segera ditanam. Untuk setiap wadah berisi 200-300
benih. Kemudian benih yang ditanam dilapisi tipis dengan tanah yang
sudah dicapur pupuk organik. Setiap hari penyemaian disiram dan
sebaiknya persemaian disimpan ditempat yang aman dan terlindungi dari
kepanasan.

9

d. Penanaman
Untuk penanaman cara SRI berbeda dengan cara menanam padi
organik biasa. Perbedan itu teletak pada jumlah bibit yang di tanam. Bila
cara organik biasa, untuk satu lubang tanam diletakkan 3-5 butir benih,
sedangkan SRI hanya membutuhkan satu butir benih setiap lobang
tanam. jarak antar lubang bisa mencapai 30 x 30 cm, semakin jauh jarak
antar lubang maka akan semakin baik, karena persediaan oksigen akan
semakin banyak. Penggunaan satu butir benih pada satu lubang tanam
ternyata

dapat

meningkatkan

produksi.

Menurut

Abdulrachman dalam Trubus (2008), bahwa dengan menanam satu bibit
per lubang berarti menghindari perebutan cahaya atau hara dalam tanah
sehingga sistem perakaran dan pertumbuhan tanaman menjadi lebih
baik. Sebaliknya jika penanaman terdiri atas 9 bibit per lubang
kompetisi hara tidak terelakkan.

2.3 Dampak Penerapan Metode SRI terhadap Usahatani
A. Dampak Terhadap Produktivitas
Melalui teknologi yang digunakan pada budidaya padi organik
metode SRI diperoleh hasil yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
sistem konvensional. Peningkatan produktivitas terjadi karena jumlah
anakan padi lebih banyak. . Jumlah anakan pada metode SRI berkisar 3040

anakan/rumpun

sedangkan

pola

konvensional

berkisar

25-30

anakan/rumpun. Dengan anakan yang cukup banyak, menyebabkan
10

anakan produktif yang terbentuk juga cukup tinggi sehingga sangat
memungkinkan hasil gabah lebih tinggi. Hampir semua jenis padi yang
ditanam mengalami peningkatan produksi terutama bagi petani yang telah
melakukan pola SRI lebih dari dua kali tanam. Berdasarkan hasil
penelitian Wardana et al, (2005) di Kabupaten Garut dan Ciamis diperoleh
data bahwa hasil padi yang diperoleh dengan metode SRI rata-rata berkisar
5-7 ton/ha, sementara bila diusahakan secara konvensional diperoleh hasil
gabah rata-rata antara 4-5 ton/ha.
B. Dampak Terhadap Penggunaan Saprodi
Penerapan metode SRI menekankan pada pola penghematan air.
Namun secara bertahap sistem SRI telah mendorong pada substitusi
penggunaan input produksi usaha tani. Metode SRI mampu
menghemat saprodi berupa benih, pupuk,air irigasi, dan insektisida.
Efisiensi penggunaan input yang signifikan adalah penggunaan pada
kemampuan air irigasi dalam mengairi sawah, terutama pada musim
kemarau jika pola SRI diterapkan pada skala luas.

C. Dampak terhadap pendapatan petani
Produksi padi yang dihasilkan melalui metode ini lebih tinggi
dibandingkan cara konvensional. Semakin tinggi produksi maka
semakin besar nilai jualnya sehingga pendapatan petani meningkat.
Keuntungan yang lebih besar akan diperoleh petani apabila

11

memproduksi sendiri kompos dan mikro organisme lokal. Hasil panen
metode SRI pada musim pertama tidak jauh berbeda dengan hasil
sebelumnya (metode konvensional) dan terus meningkat pada musim
berikutnya sejalan dengan meningkatnya bahan organik dan
kesehatan tanah. Beras organik yang dihasilkan dari sistem tanam di
musim pertama memiliki harga yang sama dengan beras dari sistem
tanam konvensional, harga ini didasarkan atas dugaan bahwa beras
tersebut belum tergolong organik, karena pada lahan tersebut masih
ada pupuk kimia yang tersisa dari musim tanam sebelumnya. Untuk
musim berikutnya dengan menggunakan metode SRI secara berturutturut, maka sampai musim ke-3 akan diperoleh beras organik dan
memiliki harga yang lebih tinggi dari beras padi sistem konvensional

12

BAB III
SIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Adanya inovasi dalam pola penanaman padi yaitu SRI (System of
Rice Intensification) dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas padi
sehingga mampu meningkatkan ketahanan pangan. Input yang dibutuhkan
pada sistem ini lebih sedikit dari pada padi biasa namun output yang
dihasilkan lebih tinggi.

4.2 Saran
Agar pola SRI (System of Rice Intensification)

dapat diterima

oleh petani maka perlu mengoptimalkan tugas penyuluh pertanian
terutama tentang pelatihan terhadap penyuluh pertanian tentang budidaya
padi pola SRI serta

memberi motivasi kepada petani agar mudah

menerima inovasi baru seperti budidaya pola SRI.

13

DAFTAR PUSTAKA
Husodo, S.Y. 2007. Seminar Kemandirian Ekonomi Nasional; Membangun
Kemandirian Dibidang Pangan Suatu Kebutuhan Bagi Indonesia.
Jakarta.
I.Z. Nursinah dan Taryadi. 2009. Penerapan SRI (System of Rice Intensification)
Sebagai Budidaya Padi Organik. J Agribisnis dan Pengembangan
Wilayah. 1 (1) : 1-14
Mutakin, 2007. Budidaya dan Keunggulan Padi Organik SRI (System of Rice
Intensification). Pertanian Ekologis. Yayasan Field Indonesia.
Purwasasmita, M. 2007. Tanah sebagai Bioreaktor Landasan System Of Rice
Intensification. Seminar Teknik Kimia Suhadi Reksowardoyo,
Bandung.
Wardana, P, I. Juliardi, Sumedi, Iwan Setiajie. 2005. Kajian Perkembangan
System Of Rice Intensification (SRI) di Indonesia. Kerjasama
Yayasan Padi Indonesia dengan Badan Litbang Pertanian. Jakarta.

14