ANALISIS EFISIENSI KINERJA OPERATOR DALA

ANALISIS EFISIENSI KINERJA OPERATOR DALAM
PERMINTAAN SALES YANG DINAMIS
(STUDI KASUS DI PT SHARP SEMICONDUCTOR
INDONESIA)
Budi Basuki Rochmad1, Hery Hamdi Azwir2
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri, Universitas Presiden
Jl. Ki Hajar Dewantara
Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi-Indonesia 17550
Email: budi_b@ssi.sharp-world.com1, hery.azwir@president.ac.id2
PT Sharp Semiconductor Indonesia
Karawang-Indonesia 41361

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai cara meningkatkan efisiensi proses dengan menurunkan waktu
menganggur operator. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meminimalkan waktu menganggur operator
pada proses, dengan sales yang fluktuatif dan membandingkan penerapan sistem kerja spesialisasi
operator dengan sistem kerja MFO (Multi Fungsi Operator) dalam hal peningkatan efisiensi ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sistem kerja MFO (Multi Fungsi Operator) jauh lebih efisien
dibandingkan dengan sistem kerja spesialisasi jika digunakan pada sales yang fluktuatif. Selain
menggunakan sistem MFO penulis juga menerapkan leveling kuantiti untuk membantu

mempermudah dan memperjelas kebutuhan Operator yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Dengan menggunakan sistem kerja MFO (Multi Fungsi Operator) dan leveling kuantiti kerugian
waktu yang dapat ditekan yaitu sebesar $ 3936.12. Sistem kerja MFO (Multi Fungsi Operator) dapat
berjalan dengan baik segaris dengan sistem training (OJT) yang baik, dengan jangka waktu yang
sudah ditentukan (maks 45 hari). Dengan kata lain keberhasilan sistem kerja MFO (Multi Fungsi
Operator)

sangat bergantung juga dengan kompetensi operator yang ada. Dengan meningkatnya

kompetensi operator akan memudahkan untuk mengalihkan statusnya dari operator yayasan menjadi
karyawan perusahaan.

Kata Kunci :
Sistem spesialisasi, Sistem MFO, efisien, leveling kuantiti, OJT, kompetensi.

1

1. Pendahuluan
Di dalam suatu perusahaan yang termasuk kategori perusahaan yang besar, pasti mempunyai sistem
manajemen yang sangat baik dan komplek. Didalam sistem manajemen tersebut terdapat banyak

bagian yang mempunyai tugas masing-masing. Bagian yang berhubungan langsung dengan produk
adalah bagian produksi. Di dalam bagian ini selalu berhubungan dengan apa yang dinamakan
efisiensi, terutama efisiensi operator. Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum
untuk menghasilkan produk secara maksimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan–tujuan yang
benar sudah ditentukkan dan berusaha mencari cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Di bagian
produksi efisiensi harus selalu diterapkan pada waktu melakukan proses produksi, sehingga walaupun
dengan jumlah operator yang terbatas, output yang didapatkan tetap maksimal. Pada proses produksi
pasti memerlukan suatu perangkat kerja, baik itu berupa peralatan, mesin, material, dan sumber daya
manusia yang berfungsi untuk mengoperasikan mesin atau melakukan proses inspeksi secara visual.

SSI (Sharp Semiconduktor Indonesia) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang
manufaktur, yaitu melakukan proses produksi dengan produk berupa semiconduktor. Perusahaan ini
adalah suatu perusahaan yang murni dimiliki seratus persen oleh perusahaan asing yaitu perusahaan
Japan. Perusahaan ini secara umum membagi bagian produksinya menjadi tiga Deparment yaitu
Deparment Opto, Compound, dan LED. Untuk kondisi sekarang produk yang sedang dikembangkan
yaitu produk-produk yang berasal dari Deparment LED, seperti BL LED dan Lighting LED dan
Deparment LED menjadi produk andalan yang ada di SSI ini.
Sales yang ada atau dikirimkan ke SSI dari Production Control Japan berupa Master Plan untuk LED
yang kondisinya sangat fluktuatif, sehingga sangat menyulitkan di dalam pengaturan man power pada
saat melakukan proses produksi setiap bulannya. Dengan kondisi sales yang fluktuatif, maka akan

menyebabkan tingkat turn over (keluar masuk) untuk operator yang sangat tinggi. Sehingga
produktifitas untuk operator akan tidak stabil atau cenderung menurun, dikarenakan pada saat sales

naik, maka permintaan kebutuhan operator juga bertambah. Penambahan operator otomatis diambil
dari perekrutan operator yang baru, sehingga operator tersebut akan melakukan training terlebih
dahulu di proses yang membutuhkan. Dengan adanya operator yang baru, maka akan menyebabkan
terjadinya pemborosan waktu atau efisiensi proses akan menurun.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan waktu menganggur tersebut terjadi yaitu adanya
kerusakan mesin atau perbaikan error mesin, adanya keterlambatan kedatangan material (bahan baku)
atau peralatan yang dibutuhkan, ketidaksuaian antara kapasitas mesin dengan target produksi yang
disebabkan permintaan produk yang fluktuatif, Tingkat turn over yang tinggi, sehingga akan terdapat
penambahan operator yang baru yang masih membutuhkan training pada proses yang ditempatinya.
Di SSI (Sharp Semiconductor Indonesia) permasalahan yang paling sering terjadi adalah yang ketiga

2

dan keempat yaitu permintaan yang fluktuatif dan tingkat turn over yang tinggi untuk operator setiap
bulannya, sehingga menimbulkan kesulitan didalam pengaturan sumber daya manusianya.
Di SSI (Sharp Semiconductor Indonesia) pengaturan manpower (sumber daya manusia) untuk proses

produksi menggunakan sistem spesialisasi yaitu setiap manpower hanya menguasai satu proses saja,
hal ini bertujuan untuk memfokuskan pekerjaannya hanya pada satu proses saja. Penerapan sistem
spesialisasi ini bermula kondisi permintaan customer sangat stabil. Tetapi kondisi sekarang sangatlah
berbeda, permintaan customer sangat fluktuatif. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh persaingan
pasar yang sangat ketat dan banyak perusahaan-perusahaan yang mulai beralih ke bisnis ini.

2. Literatur
2.1 Penentuan Jumlah Pengamatan (Sampling)

Dalam melakukan pengamatan, ada panduan yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukkan
jumlah siklus yang digunakan dalam pengamatan waktu langsung dengan menggunakan stopwatch.
Data ini dapat dijadikan dasar pengamatan, dikarenakan didapatkan dari sumber yang sudah
terpercaya yaitu (Tabel 10.2 Time Study Manual from the Erie Works of the General Electric
Company).

Tabel 2.1 Jumlah Siklus dari Observasi

Cycle time (min)
0.1
0.25

0.5
0.75
1
2
2~5
5~10
10~20
20~40
40 eatas

Jumlah siklus pengamatan
200
100
60
40
30
20
15
10
8

5
3

2.2 Penentuan jumlah pengamatan secara manual (sampling)

Dalam Penentuan jumlah pengamatan, selain menggunakan acuan tabel diatas ada juga cara lain yang
dapat digunakan, yaitu menggunakan perhitungan secara manual.

3

Berikut ini rumusan yang digunakan sebagai acuan:
Dengan menggunakan sampel mean, standar deviasi, distribusi normal.

x

zs

 ( xi  x)




i n

S=

(2-1)

n

i 1

n 1

2

(2-2)

Dengan (n