Pembahasan Keanekaragaman Hayati dan Sis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki
keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Di dunia ini tidak ada dua individu yang benarbenar sama. Setiap individu memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda sehingga
menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup di Bumi ini. Kekhasanan dan
tingginya tingkat keanekaragaman makhluk hidup sangat bermanfaat untuk kelangsungan
hidup umat manusia. Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di Bumi ini disebut
sebagai keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan,
jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan
spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman hayati adalah semua
jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas kehidupan
dalam semua bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam semua bentuknya
menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dan
mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa biodiversitas
mengacu pada diversitas gen, speses dan ekosistem.
Keanekaragaman


hayati

adalah

keanekaragaman

makhluk

hidup

yang

menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua
faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor
genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologiorganisme.
Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.
Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan keanekaragaman
untuk sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai
tingkat


kehidupan.

Saat

ini

tekanan

terhadap

keanekaragaman

hayati

makin

tinggi. Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil
1


hutan. Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh
karena itu keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)?
2) Bagaimana tingkatan dalam keanekaragaman hayati?
3) Apa saja manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati?
4) Bagaimana Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup?
C. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum dan untuk
menambah wawasan kita mengenai keanekaragaman hayati dan sistem klasfikasi
makhluk hidup, diantaranya:
1.
2.
3.
4.

Mengetahui keanekaragaman hayati
Memahami tingkatan-tingkatan keanekaragaman hayati
Mengetahui pengertian klasifikasi makhluk hidup
Mengetahui hirarki taksonomi

5. Mengetahui tatanama Binomial Nomenklatur

BAB II
PEMBAHASAN
2

A. Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)
Keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang bermacam-macam, baik
ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Hayati yaitu menunjukkan sesuatu yang
hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup
(organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”.
Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat
adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat
lainnya.
Keanekaragaman

hayati

adalah


keanekaragaman

makhluk

hidup

yang

menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua
faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor
genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.
Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.
Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban,
curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua
induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu.
Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip
dengan lingkungannya Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat
kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi.
Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat organisasi
kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai

ekosistem. Keanekaragam hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai
macam variasi, bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan
ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik.
Keanekaragaman hayati menurut UU no 50 tahun 1994 adalah keanekaragaman
diantara makhluk hidup dari semua sumber yang termasuk diantaranya dataran, ekosistem
ekuatik

lain,

serta

komplek-komplek

ekologi

yang

merupakan

bagian


dari

keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies , antara spesies dan
ekosistem.
B. Tingkatan Keanekaragaman Hayati

3

Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Secara garis besar, keanekaragaman
hayati terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Keanekaragaman gen merupakan sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan
demikian tidak ada satu makhluk pun yang sama persis dalam penampakannya. dengan
tekhnik budaya semakin banyak jenis tumbuhan hasil rekayasa genetik seperti padi,
jagung, ketela, semangka tanpa biji, jenis-jenis mangga, dan sebagainya. Yang membuat
variasi tadi adalah :
Rumus : F = G + L
F = fenotip

G = genotip
L = lingkungan
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi
perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.
Perlu kita ketahui bahwa perangkat genetik mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Misalnya, dua individu memiliki perangkat gen yang sama hidup
dilingkungan yang berbeda maka kedua individu tersebut dapat saja memunculkan ciri
dan sifat yang berbeda. Keadaaan sebaliknya dapat juga terjadi dua individu yang
memiliki perangkat gen yang berbeda, tetapi hidup dilingkungan yang sama dapat
memunculkan ciri yang sama. Hal ini terlihat jelas bahwa dalam spesies yang sama dapat
terjadi keanekaragaman susunan gen sehingga memunculkan variasi antara individu.
Begitu banyak kemungkinan susunan gen pada setiap individu dalam satu spesies,
menyebabkan tidak adanya individu yang benar-benar sama dalam segala hal, sekalipun
saudara kembar. Keanekaragam inilah yang disebut sebagai keanekaragaman individu
yang terjadi akibat keanekaragaman pada tingkat genetik.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (Spesies)
4

Perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat

disebut keanekaragaman spesies. Biasanya dijumpai pada suatu tempat yang dihuni
kumpulan makhluk hidup dari berbagai spesies (komunitas). Keanekaragaman ini lebih
mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat
ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk
kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.Misalnya: variasi dalam satu famili antara
kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae)
walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi
menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara
organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Semua makhluk hidup berinteraksi dengan
lingkungannya yang berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai
jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya,
suhu, air, tanah, kelembapan, dan sebagainya. Baik faktor biotik maupun abiotik sangat
bervariasi. Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari biotik dan abiotik pun
bervariasi pula.
Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen

biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap bertahan hidup. Jadi, interaksi
antar organisme didalam ekosistem ditentukan oleh komponen biotik dan abiotik yang
menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam dan komponen abiotik berbeda
kulitas

dan

kuantitasnya,

perbedaan

komponen-komponen

penyusun

tersebut

mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang
berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan
akan menyusun ekosistem yang berbeda.

Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan.
Secara garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem
perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

5

1. Ekosistem Darat (Terestrial).
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai
berikut.
a. Bioma Gurun. Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika
Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat. Karakteristik dari bioma ini yaitu
curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun. Perbedaan suhu siang hari dengan
malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0
C).Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen, dan
berbagaitanaman xerofit. Hewan yang menghuni daerah gurun umumnya adalah
serangga, hewan pengerat, ular dan kadal. Contoh bioma gurun adalah Gurun
Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
b.

Bioma Padang Rumput. Bioma padang rumput terbentang dari daerah

tropika sampai ke sub

tropika.Ciri-ciri bioma padang rumput yaitu curah hujan 25

- 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Vegetasi yang mendominasi adalah
rerumputan. Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar,
ular, rodentia, belalang dan burung. Contoh bioma padang rumput antara lain
Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia (Sumbawa).
c. Bioma Hutan Hujan Tropis. Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di
Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya, Costa Rica, dan Malaysia. Curah hujan
tinggi yaitu 200 – 255 cm per tahun, matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis
tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh
dengan subur, tinggi, serta banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga
membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas adalah kelompok liana, yaitu
tumbuhan yang merambat, misalnya rotan, dan tumbuhan epifit yaitu tumbuhan
yang menempel pada tumbuhan lain, misalnya anggrek. Binatang yang menghuni
hutan hujan tropik adalah berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan,
gajah, dan rusa dan hewan yang bersifat nokturnal.
d. Bioma Hutan Gugur. Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa
Barat, Korea, Jepang utara, dan Amerika Timur. Bioma ini memiliki curah hujan 75
– 100 cm per tahun. Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim
6

gugur danmusim semi. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada
bioma hutantropis. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech, yang selalu
menggugurkan daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan yang umum adalah rusa,
beruang, dan rubah, racoon, burung pelatuk, dan serangga.
e. Bioma Taiga. Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di
pegunungan daerah tropik, misalnya di Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska.
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer (pohon spruce, alder, dan birch),
pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara
lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan
pada musim gugur.
f.

Bioma Tundra. Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam

lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Daerah ini
beriklim kutub, sehingga selalu tertutup salju. Pertumbuhan tanaman di daerah ini
hanya 60 hari.Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut Sphagnum dan lumut
kerak.Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Hewan-hewan yang ada adalah beruang
kutub, burung, nyamuk, lalat hitam, serigala kutub, reinder, dan caribou bull
(sebangsa rusa).
g.

Bioma Karst. Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di

wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang
hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi,
mudah

longsor,

bersifat

rentan

dengan

pori-pori aerasi yang

rendah,

gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Contoh
bioma Karst terdapat di daerah Gunung Kidul.
2. Ekosistem Perairan (Akuatik)
a. Ekosistem Air Tawar. kosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Air
tawar memiliki kemampuan menyerap panas dari cahaya matahari sehingga
perubahan suhu tidak terlalu besar. Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air
tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik (air tidak mengalir) misalnya danau,
kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air mengalir) misalnyasungai.Tumbuhan yang
menghuni lingkungan perairan tawar meliputi tumbuhan yang berukuran besar
7

(makrohidrofita) serta tumbuhan yang berukuran kecil, yaitu ganggang. Tumbuhan
biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok. Sedangkan tumbuhan
yang berukuran mikroskopik misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan
diatomae. Hewan yang menghuni air tawar adalah udang-udangan, ikan, dan
serangga.
b. Ekosistem Air Laut. Bioma air laut luasnya lebih dari dua pertiga
permukaan bumi. Bioma air laut kurang terpengaruh oleh perubahan iklim dan
cuaca. Ciri khas air laut adalah mempunyai kadar garam yang tinggi. Kadar garam
rata-rata air laut adalah 35 ppm (part per million). Di daerah khatulistiwa kadar
garamnya lebih tinggi daripada di daerah yang jauh dari khatulistiwa.Organisme
laut memiliki pola adaptasi terhadap tekanan osmosis sir laut yang tinggi dengan
cara yang berlawanan dengan organisme air tawar.
c. Ekosistem Estuari. Estuari (muara) merupakan wilayah perairan tempat
pertemuan antara sungai dan laut atau disebut muara sungai. Muara sungai disebut
pantai lumpur. Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di
antara air tawar dan laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput
laut. Beberapa organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti
ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan moluska yang dapat dimakan. Estuari
banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari
sungai memperkaya daerah estuari.
d. Ekosistem Pantai. Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar
garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik,
karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar
25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang
disebut daerahtermoklin. Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh
di gundukanpasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar
dan berdaun tebal.
e. Ekosistem Sungai. Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah.
Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan.
Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
8

bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komposisi komunitas hewan
juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai
ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan gurame. Beberapa sungai besar
dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh
buaya dan lumba-lumba.
f. Ekosistem Terumbu Karang. Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat
suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang batu clan organisme-organisme
lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat
ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini
bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang.Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis
dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di
antara karang clan ganggang. Herbivor seperti siput, landak laut, ikan, menjadi
mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.
g. Ekosistem Laut Dalam. Merupakan zona pelagik laut. Ekosistem ini berda
pada kedalaman 76000 m dari permukaan laut. Sehingga tidak ada lagi cahaya
matahari, oleh karena itu produsen utama di ekosistem ini merupakan organisme
kemoautrotof. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan
cahaya (bioluminisensi). Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis
dengan karang tertentu.
h. Ekosistem Lamun. Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok
tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini
hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
3. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman
atau

hewan

peliharaan

didominasi

pengaruh

manusia,

dan

memiliki

keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
9

a. Bendungan.
b. Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus.
c. Agroekosistem berupa sawah tadah hujan.
d. Sawah irigasi.
e. Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.

f. Ekosistem ruang angkasa.

C. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati

1. Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan
Kehidupan manusia sangat bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan
tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada
zaman dahulu merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan karena
memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan manusia. Misalnya: ayam dibudidayakan
karena menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan karena menghasilkan beras.
Hal ini seperti yang tertulisa dalam firman Allah dalam Al-Qur’an surat Abasa ayat 24-34
diperoleh pengertian bahwa manusia dapat mengambil manfaat dari tumbuh-tumbuhan
tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
2. Sebagai Sumber Plasma Nutfah
Beberapa jenis hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui
kegunaannya tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang
akan memiliki peranan yang sangat penting. Misalnya: tanaman mimba (Azadirachta
indica). Dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui
mengandung zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri.
Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang dapat digunakan
10

sebagai sumber makanan masa depan misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yang
semula tidak dimanfaatkan, sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan
kebugaran tubuh, mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah. Di hutan atau
lingkungan kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang belum dibudidayakan, yang
mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya dikatakan bahwa hutan merupakan
sumber plasma nutfah (sifat-sifat unggul).
3. Manfaat Ekologi
Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati
memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis
organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh
jenis yang lain. Misalnya: burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan
tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang
mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di
mana-mana terjadi hama tikus.
Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh
organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air
tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem.
Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil.
Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma
nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
4. Manfaat Keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu
yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.
5. Manfaat Keindahan
Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman.
Berbagai jenis tumbuhan digunakan untuk tanaman hias. Beberapa jenis hewan juga
dimanfaatkan manusia karena keindahan atau kemerduan suaranya, misalnya burung.
6. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati

11

Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah menjadi kesepakatan
internasional. Objek keanekaragaman hayati yang dilindungi terutama kekayaan jenis
tumbuhan (flora) termasuk di dalmnya lumut dan paku-pakuan dan kekayaan jenis hewan
(fauna) serta mikroorganisme misalnya bakteri, jamur.
Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah diresmikan oleh
pemerintah. Lokasi perlindungan tersebut misalnya berupa Taman Nasional, Cagar Alam,
Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung, dan Kebun
Raya. Tempat-tempat tersebut memiliki makna yang berbeda-beda meskipun fungsinya
sama yaitu untuk tujuan konservasi.

D. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
1. Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri
tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk
mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur.
Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan
dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam
kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris.
Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani
berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang dengan nama Carolus
Linnaeus.

Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya
yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan
dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem
klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa
Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi. Macam - Macam
Klasifikasi Makhluk Hidup.

12

Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini
berkembang mulai dari yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.
Sistem artifisial / buatan. Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan
persamaan ciri yang ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan
habitat makhluk hidup. Penganut sistem ini di antaranya Aristoteles dan Theophratus
(370 SM).

Sistem natural / alami. Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh eksternal (morfologi) dan struktur tubuh
internal (anatomi) secara alamiah. Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus
Linnaeus (abad ke-18). Linnaeus berpendapat bahwa setiap tipe makhluk hidup
mempunyai bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, jika sejumlah makhluk hidup
memiliki sejumlah ciri yang sama, berarti makhluk hidup tersebut sama spesiesnya.
Dengan cara ini, Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis
hewan. Sistem modern (filogenetik). Sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan
pada hubungan kekerabatan secara evolusioner. Beberapa parameter yang digunakan
dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut:

Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal.
Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus,
dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti
rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini
lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke
dalam golongan laba-laba. Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga
untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan
adanya kekerabatan.

2. Manfaat dan Tujuan Klasifikasi
Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah :

13

a. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang
dimiliki.
b. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya
dengan makhluk hidup dari jenis lain
c. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup.
d. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau
belum memiliki nama.
Klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain:
a. Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang
sangat beraneka ragam.
b. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis
makhluk hidup.
c. Klasifikasi memudahkan komunikasi

3. Tahapan Klasifikasi
Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema
Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi
ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk
hidup.Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau
mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.
Pengelompokan (Klasifikasi), setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup
kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa.
Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang
disebut takson. Bentuk pengelompokan dalam unit-unit takson digambarkan kurang
lebih seperti urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut:
1. Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson genus.
14

2. Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson famili.
3. Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson. ordo.
4. Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson kelas.
5. Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi
makhluk hidup.Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah
sebagai Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk
memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.
Tingkatan Takson.
Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok
besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.
Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil
lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan
hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson.
Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of
Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature.
Adapun Urutan takson (dari kelompok terbesar ke kelompok paling kecil) adalah :
1. Kingdom (kerajaan)
2. Divisio atau fillum
3. Kelas (classis)
4. Ordo (bangsa)
5. Famili (suku)
15

6. Genus (marga)
7. Spesies (jenis)
Contoh susunan takson dalam klasifikasi adalah sebagai berikut:
Kingdom. Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup.
Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan
menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom
tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Filum/divisio (keluarga besar). Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan
nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organismorganisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki
akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain
phyta dan mycota.
Kelas (classis). Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau
divisio.
Ordo (bangsa). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan,
nama ordo umumnya diberi akhiran ales.
Famili. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama family
tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama
idea.
Genus (marga). Genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama
genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf
dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
Species (jenis). Species adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan
perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur).
Mengingat keperluannya, kadang-kadang di antara dua tingkatan terdapat subsub, seperti subkingdom, subfilum, subordo, dan subspesies. Demikian pula di bawah
kelompok spesies masih ditempatkan kelompok varietas dan di bawah varietas terdapat
strain. Semakin ke atas urutan tingkatan klasifikasi, hubungan kekerabatan makhluk
16

hidup semakin jauh, sedangkan semakin ke bawah hubungan kekerabatannya semakin
dekat.
Perkembangan Sistem Klasifikasi.
Sistem Klasifikasi makhluk hidup telah dikenal sejak zaman dulu. Ahli filosof
Yunani, Aristoteles (384-322 SM) mengelompokan makhluk hidup kedalam dua
kelompok besar yaitu kelompok hewan dan kelompok tumbuhan. Yang termasuk
kingdom tumbuhan adalah semua mahluk hidup yang mempunyai dinding sel dan dapat
berfotosintesis. Sedangkan pengelompokan dunia hewan berdasarkan kemampuan
berpindah tempat. Pada system klasifikasi ini, jamur dikelompokkan ke dalam kingdom
plantae.
Kemudian, diketahui bahwa jamur tidak berklorofil dan dinding selnya
mengandung kitin. Oleh karena itu, jamur dipisahkan menjadi kingdom tersendiri
sehingga mahluk hidup dibedakan lagi menjadi 3 kelompok kingdom, yaitu Fungi
(jamur), Tumbuhan dan Hewan. Keberadaan organisme mikroskopis belum dikenal pada
saat itu. Sistem klasifikasi makhluk hidup terus mengalami kemajuan seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem klasifikasi makhluk hidup
dikelompokan dalam satu-satuan kelompok besar yang disebut kingdom.
Sistem kingdom yang pertama diperkenalkan oleh Linnaeus. Sistem kingdom pun
terus mengalami perubahan dan perbaikan hingga sekarang dan sering menjadi pro dan
kontra bagi para ilmuwan.
1. Sistem Dua kingdom, yaitu Kingdom Animalia (Dunia Hewan), dan
Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan). Sistem ini dikembangkan oleh
ilmuwan Swedia C. Linnaeus tahun 1735.
2. Sistem Tiga Kingdom, yaitu: Kingdom Animalia (Dunia Hewan),
Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan), dan Kingdom Protista (Organisme
bersel

satu

dan

organisme

multiseluler

sederhana).

Sistem

ini

dikembangkan oleh ahli Biologi Jerman Ernst Haeckel tahun 1866.
3. Sistem Empat Kingdom, yaitu Kingdom Animalia (Dunia Hewan),
Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan), Kingdom Protista, Kingdom

17

Monera. Sistem Ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Herbert
Copeland tahun 1956.
4. Sistem Lima Kingdom, Yaitu Kingdom Animalia (Dunia Hewan),
Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan), Kingdom Protista, Kingdom
Monera, dan Kingdom Fungi (Dunia Jamur). Sistem ini dikembangkan
oleh ahli Biologi Amerika Robert H. Whittaker tahun 1969.
5. Sistem Enam Kingdom, Yaitu Kingdom Animalia (Dunia Hewan),
Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan), Kingdom Protista, Kingdom
Mycota

(Dunia

Jamur).

Kingdom

Eubacteria,

dan

Kingdom

Archaebacteria. Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Carl
Woese 1977.
Tata Nama Binomial Nomenclature.
Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa berbeda antara satu
daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus
diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan
internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam
pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena
pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan
species).
Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :
1. Nama Ilmiah suatu species terdiri atas dua kata yang merupakan kata latin
atau yang dilatinkan, kata pertama menunjukkan nama genus, sedangkan
kata kedua menunjukkan jenis (epitheton specificum).
2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama
penunjuk jenis digunakan huruf kecil.
3. Nama ilmiah harus ditulis berbeda dengan kata-kata lainnya dalam sebuah
paragraph atau kalimat (misalnya ditulis miring atau digarisbawahi).
Contoh:
18

Padi (Oryza sativa)
Ketela pohon (Manihot utilisima)
Selain contoh di atas, terdapat pula mahluk hidup yang diberi nama dengan tiga
huruf. Kata ketiga dapat berarti varietas atau inisial penemunya. Misalnya Oryza sativa
glutinosa (ketan hitam), glutinosa merupakan varietas. Zea mays L, huruf L merupakan
inisial penemunya. dimana L tersebut adalah inisial Linnaeus.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup
tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem
lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati
19

ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat
dari makhluk hidup lainnya. Indonesia terletak di daerah tropik yang memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik dan kutub.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam
mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Kegiatan

manusia

dapat

menurunkan

keanekaragaman

hayati,

baik

keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun di samping itu,
kegiatan manusia juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya
penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan.Pelestarian keanekaragaman hayati
dapat dilakukan secara in situ dan ex situ.
B. Saran
Keanekaragaman hayati perlu dilindungi dan dilestarikan karena dengan adanya
keseimbangan dalam suatu lingkungan hidup akan menimbulkan interaksi yang baik
antara makhluk yang satu dengan yang lain sehingga alam akan selalu mendukung
kelanjutan kehidupan di muka bumi ini.
Sebaiknya kita harus dapat menjaga lingkungan kita. Karena apabila tidak dijaga,
maka beberapa spesies tumbuhan yang langka maupun bermanfaat akan punah. Dan
apabila hal tersebut terjadi, maka kita tidak akan dapat merasakan manfaat yang
diberikan tumbuhan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://makalahinyong.blogspot.co.id/ (diakses pada 17 Oktoer 2015)
https://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati (diakses pada 17 Oktoer
2015)

20

http://www.artikellingkunganhidup.com/pengertian-ekosistem-lingkunganhidup.html (diakses pada 18 Oktoer 2015)
Saktiyono.2006. Seribu Pena Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Stone,David.1997. Biodiversity of Indonesia. Tien Wah Press: Singapore.
Odum,E P, Samingan T(penerjemah). 1993. Dasar – Dasar Ekologi. Yogyakarta :
Gadjah mada University Press.

21