Tugas Irigasi dan Bangunan Air Bendung

Tugas Irigasi dan Bangunan Air

Bendung di Daerah Istimewa Yogyakarta

disusun oleh:
Nita Sari Suryani
D100140243
Kelas E

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

PENDAHULUAN

Bendung merupakan salah satu bangunan air yang dibangun sebagai salah
satu solusi dalam permasalahan yang berhubungan dengan sumber daya air, baik
dari segi pemanfaatan, pengelolaan, pelestarian maupun penanganan daya rusak
dari sumber daya yang terbarukan tersebut. Pembangunan bendung mempunyai
banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. Sehingga, dalam pembangunan bendung

harus ada peraturan (regulasi) yang tetap untuk mengatur nilai manfaat dan nilai
potensi bahaya yang harus diperhatikan. Dimana setiap bendungan yang
berpotensi menyebabkan bencana diharuskan untuk mempunyai Rencana Tindak
Darurat (RTD) untuk melakukan tindakan yang diperlukan apabila terdapat gejala
kegagalan bendungan atau terjadi kegagalan bendung. (Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2010 tentang Bendungan).
Salah satu bendung yang terletak di kota Yogyakarta adalah bendung
Tambakboyo, atau biasa disebut embung Tambakboyo. Tujuan dibangun bendung
(embung) ini adalah untuk mengantisipasi persoalan keseimbangan antara
kebutuhan dan ketersediaan air, menurunnya kualitas air sumur dangkal yang
dikonsumsi masyarakat Yogyakarta pada umumnya dan DAS Tambakboyo,
sekaligus

kebutuhan

rekreasi

kota

yang


kemudian

ditempuh

dengan

mengembalikan fungsi daerah resapan sekaligus mengembangkan kawasan
tersebut sebagai rekreasi taman bernuansa air agar memperoleh basis keunggulan
ekonomi suatu kawasan.

PEMBAHASAN

Bendung adalah bangunan air beserta kelengkapannya yang dibangun
melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air sungai agar bisa
dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya (disadap).
Fungsi utama bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari sungai
yang dibendung sehingga bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan
pengambilan. Selain itu, bendung berfungsi sebagai pengendali aliran, angkutan
sedimen dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara aman,

efisien dan optimal.

Macam-macam bendung di Daerah Istimewa Yogyakarta:
A. Bendung Tambakboyo

Bendung (embung) Tambakboyo terletak di meandering Sungai Tambakboyo
di

Desa Tambakboyo, Kelurahan Wedomartani,

Kecamatan Ngemplak,

Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bendung ini
terletak di kaki selatan Gunung Merapi, suatu daratan yang miring ke selatan
dengan sudut 10°-30°, namun tebing mencapai kategori agak curam (moderately

steep) sampai curam (steep) sudut lerengnya mencapai 70°-80° sehingga potensi

kejadian erosi vertikal cukup besar.
Embung Tambakboyo merupakan salah satu waduk yang berada di wilayah

Sleman, Yogyakarta. Sebenarnya waduk ini terletak diantara tiga Desa yaitu
Condongcatur, Maguwo dan Wedomartani. Perencanaan pembangunan dari
embung ini telah berjalan sejak tahun 2003 selama 5 tahun sampai tahun 2008 dan
saat ini telah selesai pengerjaannya. Waduk yang luasnya 7,8 hektar dan volume
tampungan sekitar 400.000 m3 ini memiliki wilayah yang cukup luas. Fungsi
utama dari waduk ini adalah cadangan dan resapan air tanah untuk warga Bantul,
Sleman, Yogyakarta, sebagai sarana pengairan, dan cadangan air untuk PDAM
dimasa mendatang. Namun dalam pengembangan waduk ini sering digunakan
sebagai sarana rekreasi seperti memancing, berolahraga, bahkan piknik.
Pembangunan embung yang mempunyai kapasitas tampungan yang besar,
mempunyai kapasitas tampungan besar, mempunyai potensi yang membahayakan
sehingga membangun embung (bendung) berarti membangun suatu bangunan
yang beresiko tinggi. Resiko kegagalan embung merupakan ancaman bahaya yang
tidak dapat dielakkan bagi masyarakat di hilir embung. Dengan bertambahnya
usia, bendungan akan mengalami penurunan kualitas baik dari segi fisik, fungsi
maupun kemananan bendungan.
Pada umumnya kerusakan atau keruntuhan suatu embung disebabkan oleh
overtopping, yakni meluapnya air melalui puncak bendungan karena debit inflow

yang besar melebihi kapasitas spillway mengalirkan air, sehingga air dalam

embung akan meningkat kemudian melimpas di atas tanggul yang mengakibatkan
longsor pada dinding embung. Keruntuhan embung dapat juga disebabkan oleh
mengalirnya

air

melalui

lubang-lubang

pada

tubuh

embung

sehingga

mempengaruhi stabilitas tubuh embung, yang disebut piping. Sebab lain
keruntuhan embung adalah akibat gempa bumi atau sabotase.

Mengingat bahwa lokasi Embung Tambakboyo berada dalam perkotaan
dengan kondisi permukiman padat di daerah hilirnya, maka apabila terjadi
keruntuhan embung maka air yang tertampung dengan debit yang besar akan

mengalir dengan kecepatan yang tinggi ke arah hilir, sehingga secara langsung
maupun tidak langsung akan menimbulkan bencana yang mengancam jiwa dan
harta benda masyarakat. Tubuh Embung Tambakboyo memakai jenis concrete
gravity dam yang proses keruntuhannya menunjukkan pola tahapan dari retak

rambut, kemudian berlubang dan untuk jarak relatif lama (tergantung dari material
penyusunnya) kemudian secara perlahan-lahan guling sebagian hingga runtuh
secara keseluruhan. Pola ini akan memberikan waktu yang cukup dan secara
psikologis manusia masih mampu merespon untuk penyelamatan diri. Walaupun
demikian, biasanya waktu kecepatan bertindak yang tersedia untuk memberi
peringatan dini sangat singkat dibandingkan dengan banjir dari limpasan
permukaan akibat hujan. Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu untuk
dilakukan suatu analisis terutama pada daerah hilir embung (downstream area )
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh banjir yang timbul akibat keruntuhan
embung. Keruntuhan embung dapat menyebabkan perambatan gelombang banjir
yang sangat cepat ke bagian hilir (downstream) bendungan. Akibatnya dapat

menggenangi daerah/kawasan yang banyak terdapat fasilitas umum, daerah
permukiman, daerah pertanian dan lain-lain sehingga mempunyai potensi
menyebabkan/menimbulkan kerugian harta benda, hancurnya infrastruktur yang
ada bahkan korban jiwa.

B. Bendung Tegal

Bendung tegal terletak di desa wisata Kebonagung, Imogiri, sekitar 17 km ke
arah selatan dari kota Yogyakarta. Desa ini memiliki luas 187,11 hektare dengan
lahan pertanian seluas 117,670 hektare dan 70,435 hektare sisanya merupakan
perumahan, pekarangan, dan lainnya. Bendung Tegal diresmikan Pemerintah
Indonesia pada tahun 1997. Namun, potensi wisata bendung Tegal baru
dikembangkan sebagai objek wisata pada tahun 2000.
Air bendung ini diambil dari aliran air Kali Opak yang merupakan salah satu
kali besar di wilayah Yogyakarta. Bendung Tegal selain berungsi sebagai
bendung, juga dapat dimanfaatkan untuk tempat rekreasi.

C. Bendung (embung) Nglanggeran

Sebelum dibangun menjadi embung dan diresmikan sebagai objek wisata oleh

Sultan HB X tanggal 19 Februari 2013 lalu, dulunya tempat ini adalah sebuah
bukit yang diberi nama Gunung Gandu. Bukit tersebut lalu dikeruk hingga
menjadi waduk tadah hujan agar bisa mengairi kebun buah milik warga sekitar
yang luasnya sekitar 20 hektare. Embung ini selain menampung air hujan, juga
menampung air dari sumber Sumurup yang letaknya di Gunung Nglanggeran.

D. Bendung (embung) Batara Sriten

Embung Batara Sriten merupakan salah satu wisata Gunungkidul yang baru
dikembangkan, terletak di Padukuhan Sriten Desa Pilangrejo Kecamatan Nglipar
Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta, Koordinat GPS S7°49'56"
E110°37'54". Embung Sriten diproyeksikan sebagai agrowisata kebun buah
diataranya manggis dan kelengkeng di perbukitan Baturagung utara yaitu gunung
yang merupakan puncak tertinggi di Gunungkidul atau puncak tugu Magir dengan
ketinggian sekitar 896 mdpl.

E. Bendung Simo

Bendung Simo terletak di desa Genjahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten
Gunungkidul, Yogyakarta. Bendung Simo merupaka ide dari masyarakat untuk

pencadangan air agar sawah dan lahan pertanian tidak kering waktu musim
kemarau. Namun bendungan ini menjadi multifungsi karena banyak wisatawan
lokal yang datang ke tempat ini sehingga menjadi objek wisata.

PENUTUP

Kesimpulan
1. Bendung adalah bangunan air beserta kelengkapannya yang dibangun
melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air sungai agar
bisa dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya (disadap).
2. Fungsi bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari sungai
yang dibendung sehingga bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat
bangunan pengambilan, sebagai pengendali aliran, angkutan sedimen dan
geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara aman, efisien dan
optimal.
3. Bendung-bendung yang di Yogyakarta antara lain bendung Tambakboyo,
bendung Tegal, bendung (embung) Nglanggeran, bendung (embung)
Batara Sriten dan bendung Simo.
4. Bendung-bendung yang ada di Yogyakarta, selain sebagai fungsi bendung
pada umumnya, juga berfungsi sebagai tempat wisata atau rekreasi.


DAFTAR PUSTAKA

Jogjapedia. (2016). Embung Tambakboyo- Wisata Alternatif Murah
Meriah Nan Menawan. jogjapedia.net/wisata-alam/embung-tambakboyo-wisataalternatif-murah-meriah-nan-menawan/. (3 Desember 2016)
Kurniawan, Daniel. (2012). Keindahan Sore di Dam Beton dan
Bendungan Simo. yogyakarta.panduanwisata. id/hiburan./keindahan-sore-di-dambeton-dan-bendungan-simo/. (3 Desember 2016)
Univesitas Gadjah Mada. (2013). Bendung Tambakboyo di Jogjakarta.