Kelompok 4 Modal Disetor Dan Kebijakan Dividen

MODAL DISETOR
KEBIJAKAN DEVIDEN, STOCK SPLIT, LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS,
KUASI REORGANISASI
Untuk Memenuhi Tugas Akuntansi Keuangan Menengah II

Disusun oleh :

1. Risa Amaliyah (1603501020)
2. Ika Muslimah (1603501032)
3. Iis Uni Lestari (1603501035)
4. Annisa Nuradawiyah (1603501061)

S1 Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Jakarta
Tahun Ajaran 2016/2017

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Alhamdulillah
penulis menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas Akuntansi Keuangan Menengah II, yang berjudul “Ekuitas Pemilik : Modal

di Setor”.
Makalah ini berisikan mencakup tentang Kebijakan Dididen, Stock Split, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Kuasi Reorganisasi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi dan ilmu pengetahuan kepada pembaca tentang Kebijakan Dididen, Stock Split,
Laporan Perubahan Ekuitas, dan Kuasi Reorganisasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 15 Februari 2018

2

Contents
Kata Pengantar....................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
1.

KEBIJAKAN DEVIDEN............................................................................................................4

1.1

PENGERTIAN.................................................................................................................4

1.2

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DEVIDEN................................4

1.3

MACAM-MACAM KEBIJAKAN DEVIDEN..............................................................4

1.4

KEBIJAKAN STOCK DEVIDEN..................................................................................5

1.5

KEBIJAKAN STOCK SPLITS......................................................................................5


1.6

KEBIJAKAN REVERSE SPLITS.................................................................................5

1.7

RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN.......................................................................6

2.

STOCK SPLIT.............................................................................................................................8

3.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS.......................................................................................9

4.

3.1


Pengertian Laporan Perubahan Ekuitas.......................................................................9

3.2

Akun – Akun Dalam Laporan Perubahan Ekuitas.......................................................9

3.3

Bentuk Laporan Perubahan Ekuitas.............................................................................9

KUASI REORGANISASI.........................................................................................................11

BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................16

3

BAB II
PEMBAHASAN

1. KEBIJAKAN DEVIDEN

1.1 PENGERTIAN
Salah satu kebijakan deviden yang harus diambil oleh manajemen adalah laba yang
diperoleh oleh perusahaan selama satu periode akan dibagi sebagaian untuk deviden
dan sebagian lagi di bagi dalam laba ditahan.
Kebijakan Deviden adalah kebijakan untuk menentukan berapa laba yang harus
dibayarkan (deviden) kepada pemegang saham dan berapa banyak yang harus ditanam
kembali (laba ditahan).
Deviden adalah pendapatan bagi pemegang saham yang dibayarkan setiap akhir
periode sesuai dengan persentasenya. Persentase dari laba yang akan dibagikan sebagai
deviden kepada pemegang saham disebut sebagai Deviden Payout Ratio

1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DEVIDEN
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya deviden yang dibayarkan
oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain :
 Posisi Likuiditas Perusahaan
 Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
 Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
 Pengawasan Terhadap Perusahaan

 Kemampuan Meminjam
 Tingkat Keuntungan
 Stabilitas Return
4

 Akses Kepasar Modal

1.3 MACAM-MACAM KEBIJAKAN DEVIDEN


Kebijkan Deviden Yang Stabil
Artinya jumlah deviden per lembar dibayarkan setiap tahun tetap selama jangka
waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfliktuasi.



Kebijakan Deviden Dengan Penetapan Jumlah Deviden Minimal Ditambah
Jumlah Ekstra Tertentu
Artinya kebijakan ini menentukan jumlah rupiah minimal deviden per lembar
saham setiap tahunnya apabila keuntungan perusahaan lebih baik akan membayar

deviden ekstra.



Kebijakan Deviden Dengan Penetapan Deviden Payout Ratio Yang Konstan
Artinya kebijakan ini memberi deviden yang besarnya mengikuti besarnya laba
yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh, semakin besar
deviden yang dibayarkan dan sebaliknya. Dasar yang digunakan sering disebut
deviden payout ratio.



Kebijakan Deviden Yang Fleksibel
Artinya besarnya setiap tahun disesuaikan dengan kondisi financial dan kebutuhan
financil dari perusahaan yang bersangkutan.

1.4 KEBIJAKAN STOCK DEVIDEN
Adalah kebijakan yang pembayaran devidennya kepada pemegang saham dalam bentuk
saham bukan dalam uang tunai. Rumus yang dipakai:
Stock Deviden (SD) : % SD * Jumlah lembar saham

Pemberian deviden tidak akan mengubah besarnya jumlah modal sendiri, tetapi akan
mengubah komposisi dari modal sendiri perusahaan yang bersangkutan. Karena pada
dasarnya pemberian stock deviden ini akan mengurangi pos laba ditahan di neraca dan
akan ditambahkan ke pos modal saham.
5

1.5

KEBIJAKAN STOCK SPLITS
Merupakan kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham dengan cara
pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan
pengurangan nilai nominal saham yang lebih kecil secara proposional. Oleh karena itu
dengan stock splits harga saham menjadi lebih murah. Rumus yang digunakan :
(b/a)

(a/b)

1.6

x Jumlah lembar saham


x Nilai Nominal

KEBIJAKAN REVERSE SPLITS
Kebijakan untuk menurunkan jumlah lembar saham dengan cara pengurangan jumlah
lembar saham menjadi lembar yang lebih sedikitdengan penambahan harga nominal per
lembar secara proposional. Rumus yang digunakan :
(a/b)

x Jumlah lembar saham

(b/a) x Nilai Nominal

keterangan :
a => perbandingan terkecil
b => perbandingan terbesar
1.7

RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN
1. Stock deviden (SD) : % SD x Jumlah lembar saham

2. Saham biasa (SB)
: harga nominal x (SD+jumlah lemar saham),atau
3. Saham biasa baru
: SB lama + (SD x HN )
4. Agio saham (AS)
:
AS lama + {SD(HP-HN)} =>jika nilai HP>HN
AS lama – {SD(HN-HP)} =>jika nilai HP harga pasar
 HN =>harga nominal
6

1.8

CONTOH SOAL :
Diketahui struktur modal PT. MIAMI adalah sebagai berikut :
Saham biasa ( @ 4000,12000 lbr)
= Rp 48.000.000
Agio saham
= Rp 27.000.000
Laba ditahan

= Rp 25.000.000 +
Jumlah modal sendiri
= Rp 100.000.000
Jika perusahaan melakukan :
1. Stock deviden sebesar 20% dari lembar saham biasa sedangksn harga pasar
Rp8000/lembar. Tentukan struktur modal baru setelah dilakukan stock deviden dan
berikan analisinya !
2. Stock splits “six to three”. Tentukan struktur modal baru setelah stock splits dan
berikan analisisnya!
3. Reverse splits “two to five”. Tentukan struktur modal baru setelah reverse splits
dan berikan analisnya!
JAWAB :
1.

Stock deviden

= % SD x Jumlah lembar saham
= 20% x 12.000
= 2400

Saham biasa

= Harga Nominal x (SD + jumlah lembar saham)
= 4000 x (2400 + 12000)
= 57.600.000

Agio saham

= Agio Saham + (SD(HP-HN))
= 27.000.000 + (2400(8000 – 4000))
= 27.000.000 + 9.600.000
= 36.600.000

Laba Yang Ditahan

= Laba yang ditahan Lama – (SD x HP)
= 25.000.000 – (2400 x 8000)
= 5.800.000

Struktur modal baru PT.MIAMI adalah sbb :
Saham biasa ( @ 4000,14.400 lbr)
= Rp 57.600.000
Agio saham
= Rp 36.600.000
Laba ditahan
= Rp 5.800.000 +
Jumlah modal sendiri
= Rp 100.000.000
Analisa : jika perusahaan melakukan stock deviden 20%, maka jumlah lembar
saham akan bertambah sebanyak 2400 lembar, agio saham bertambah menjadi
Rp36.600.000 dan laba ditahan berkurang menjadi Rp5.800.000.
2.

Stock splits “ six to three “
(b/a)

x Jumlah lembar
7

(6/3)

x 12.000

(a/b)

x Nilai nominal

(3/6)

x 4000

= 24.000

= 2000

Jadi, struktur modal baru PT.MIAMI adalah sbb :
Saham biasa ( @ 2000, 24.000 lbr)

= Rp 48.000.000

Agio saham

= Rp 27.000.000

Laba ditahan

= Rp 25.000.000 +

Jumlah modal sendiri

= Rp 100.000.000

Analisis : Jika perusahaan melakukan stock splits “six to three”, maka jumlah
lembar saham bertambah menjadi 24.000 lembar, sedangkan nilai nominal saham
akan berkurang menjadi Rp2000/lembar.

3.

Reverse splits “two to five”
(a/b)

x Jumlah lembar

(2/5)

x 12.000

(b/a)

x Nilai nominal

(5/2)

x 4000

= 4800

= 10.000

Jadi, struktur modal baru PT.MIAMI adalh sbb :
Saham biasa ( @ 10.000, 4800 lbr)

= Rp 48.000.000

Agio saham

= Rp 27.000.000

Laba ditahan

= Rp 25.000.000 +
8

Jumlah modal sendiri

= Rp 100.000.000

9

2. STOCK SPLIT
Pemecahan saham (stocksplit) merupakan peningkatan jumlah saham beredar
dengan mengurangi nilai nominal saham. Sebagai contoh, perusahaan melakukan
pemecahan saham 2:1 atau dua lembar saham untuk 1 lembar akan membuat jumlah
saham yang beredar menjadi 2 kali lipat dengan nilai nominal per saham berkurang
menjadi setengahnya. Pada akhirnya nilai kapitalisasi saham perusahaan tetap.
Karena tidak ada perubahan total nilai, maka untuk pemecahan saham tidak
dilakukan jurnal atau pencatatan. Pengaruh dari pemecahan saham adalah berkurangnya
nilai nominal dan meningkatnya jumlah lembar saham.
Biasanya, pemecahan saham dilakukan ketika nilai harga pasar saham perusahaan
sudah terlalu tinggi, sehingga menjadi kurang aktif diperdagangkan. Melalui
pemecahan saham. harga pasar saham akan berkurang sesuai rasio, sehingga dengan
harga yang relatif rendah akan menarik minat para investor untuk melakukan
perdagangan saham.
Di Indonesia, pemecahan saham telah berkali-kali dilakukan. Ambil contoh, saham
PT Astra Internasional, Tbk. (PT ASII). Sebelum dilakukan pemecahan nilai saham,
satu lembar saham PT ASII seharga Rp66.000. Ini terlalu mahal bagi investor, yang
pada saat itu Untuk membeli harus dalam sam lot, yang setara dengan 500 lembar
saham. Artinya untuk melakukan transaksi minimal membeli 1 lot saham, investor
harus mengeluarkan dana sebesar Rp38.000.000. Pada saat yang sama harga saham PT
WIKA bahkan hanya Rp1.160 per lembar sehingga untuk membeli 1 lot hanya
diperlukan dana Rp558.000 saja. Pada 5 Juni 2012 secara resmi PT ASII melakukan
pemecahan saham dengan rasio 1:10, dan nilai nominal saham terpecah dari Rp500 per
lembar menjadi Rp50. Secara otomatis, harga saham perusahaan setelah pemisahan
saham berkurang secara proposional dari Rp66.000 menjadi Rp6.600 per lembar.
Sebagai contoh dari pemecahan saham, saham PT X diperdagangkan di bursa
dengan harga Rp12.000 per lembar dan jumlah lembar saham yang beredar adalah
2.000.000 lembar saham beredar. Untuk meningkatkan likuiditas saham, maka PT X
melakukan pemecahan saham 2:1 . Setelah pemecahan saham, maka harga saham PT X
menjadi Rp6.000 dan jumlah lembar saham yang beredar adalah 4.000.000 lembar
saham. Pemecahan saham ini mirip dengan dividen saham besar. Tujuan dari strategi
pemecahan saham adalah untuk mengurangi secara substansif harga pasar per lembar
saham biasanya agar saham yang beredar tidak terlalu tinggi harganya dan likuiditas
saham dapat meningkat.
Umumnya investor saham perlu membedakan antara pemisahan saham dan dividen
saham, terutama dalam jumlah besar. Kedua aktivitas ini sama-sama menambah jumlah
saham yang beredar dan tidak mengubah total ekuitas perusahaan. Selain itu, dengan
bertambahnya jumlah saham yang beredar, harga pasar saham cenderung untuk turun.
Namun demikian perbedaan mendasar dari sisi akuntansi adalah tidak adanya
pencatatan jurnal dan buku perusahaan untuk pemisahan saham. Biasanya yang
dilakukan perusahaan adalah sebatas melakukan pengungkapan (disclosure).
10

3.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
3.1

Pengertian Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan yang menunjukan perubahan
ekuitas selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal
modal pada neraca saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih selama satu
periode dikurangi dengan pengambilan prive.

3.2

Akun – Akun Dalam Laporan Perubahan Ekuitas
Komponen akun dalam laporan perubahan ekuitas adalah:
a. Modal awal
Modal awal berasal dari investasi awal ataupun penambahan investasi.
b. Laba atau rugi
Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan, sedangkan rugi akan
mengurangi modal perusahaan.
c. Penarikan (prive)
Apabila sebagian laba diambil oleh pemilik untuk kepentingannya sendiri di
luar kepentingan perusahaan, maka kejadian ini akan mengurangi modal
pemilik.
Jika bentuk perusahaan adalah perseorangan atau firma maka penarikan
disebut Prive dan jika berbentuk perseroan (PT) penarikan disebut Dividen.
Apabila laba lebih besar dari pada penarikan maka akan ada kenaikan modal,
sebaliknya jika laba lebih kecil dari penarikan maka akan terjadi penurunan
modal.
d. Modal akhir
Modal akhir adalah saldo modal awal ditambah laba rugi dikurangi
penarikan.

3.3

Bentuk Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas mencerminkan berubahnya modal dari awal sampai
dengan menjadi modal akhir.

Contoh Format Lap. Perubahan Ekuitas Perusahaan
Perseorangan
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Tahun (Bulan) yang berakhir 31 Desember 2006
Modal 1 Januari 2006
Laba Bersih
Prive
Kenaikan / Penurunan Modal
Modal Akhir

XX
XX
(XX)
XX
XXX

11

Contoh Format Laporan Saldo Laba Perusahaan Perseroan
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Saldo Laba
Untuk Tahun (Bulan) yang berakhir 31 Desember 2006
Saldo Laba 1 Januari 2006
Laba Bersih
Deviden
Kenaikan / Penurunan Modal
Saldo Laba Akhir

12

XX
XX
(XX)
(XX)
XXX

4.

KUASI REORGANISASI
Kuasi reorganisasi atau Corporate Readjustmen adalah salah satu prosedur penting
dalam akuntansi yang digunakan untuk menurunkan nilai aktiva tetap berwujud (dalam
rekening-rekening).
Dalam prosedur ini tidak ada perubahan dalam badan usaha badan usaha tetap seperti
semula dan tidak ada pembentukan badan usaha baru.
Tujuan dari diadakannya prosedur kuasi reorgaisasi atau corporate readjustment aedalah
untuk menghilangkan defisit yang timbul karena depresiasi aktiva tetap yang terlalu
tinggi.
Hal itu bisa terjadi karena aktiva-aktiva tetap tersebut dipeoleh pada masa harga-harga
yang tinggi dan pencatatannya dilakukan dengan mencatat nilai yang realistis.
Selain itu tujuan dari corporate adjusment adalah untuk menentukan satu titik
permulaan (dipandang dari sudut akuntansi )yang memungkinkan untuk
membandingkan penghasilan dan biaya yang layak.
Pada umumnya corporate adjusment bisa dilakukan bila terdapat kondisi-kondisi seperti
berikut ini :
 Terdapat jumlah defisit yang besar
 Merupaka suatu alternatif yang lain dari reorganisasi yang legal dan disetujui oleh
pemegang saham dan kreditur.
 “cost basis” untuk menyatakan nilai aktiva tetap tidak rasional ditinjau dari sudut
going concern.
 Laba tidak dibagi dan saldo-saldo agio saham tidak mencukupi untuk menyerap
beban depresiasi.
 Jika diinginkan laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil yang layak.
Bila terdapat kondisi seperti tersebut di atas maka corporate readjusment dapat
diterima sebagai suatu prosedur untuk menurunkan nilai aktiva tetap.
Karakteristik dari corporate readjusment adalah sebagai berikut :
1. Jumlah dalam rekening-rekening aktiva tetap berwujud diturunkan.
2. Rekening modal dan Agio saham diturunkan dan rekening laba tidak dibagi
saldonya menjadi nol sesudah corporate readjusment.
3. Rekening laba tidak dibagi diberi tanggal yang menunjukkan adanya corporate
readjusment.
4. Diperlukan penjelasan di dalam laporan keuangan
5. Tidak ada perubahan kesatuan usaha.

Untuk menjelaskan prosedur corporate readjusment, berikut ini contohnya :
PT. ABAC mempunyai neraca pada tanggal 1 Januari 2015 sebagai berikut :
13

PT. ABAC
Neraca 1 Januari 2015

Prosedur corporate adjusment akan dilakukan sebagai berikut :
Aktiva tetap diturunkan menjadi Rp. 1.500.000
Modal saham nilai nominalnya diturunkan dari Rp. 1.000.000 menjadi Rp. 500 dan
dicatat sebagai agio saham sehingga jumlahnya akan cukup untuk menutup penurunan
nilai aktiva tetap dan defisit.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat corporate readjustment ini sebagai berikut
Neraca PT. ABAC sesudah adanya corporate readjustment adalah sebagai berikut :
PT. ABAC
Neraca 01 Januari 2015

Setelah dilakukan corporate readjustment maka rekening laba tidak dibagi harus diberi
tanda, begitu juga dengan pencantumannya dalam neraca.

14

Hal tersebut bertujuan agar para pembaca neraca dapat mengetahui bahwa saldo laba
tidak dibagi itu adalah kumpulan dari laba-laba setelah adanya kuasi reorganisasi atau
corporate readjustment.
Aktiva tetap yang sudah diturunkan nilainya, baik melalui devaluasi maupun dangan
cara corporate readjustment dihitung depresiasinya.
Cara penghitungan depresiasi atau penyusutan tahunannya adalah dengan dasar nilai
yang baru, sehingga akan diperoleh beban penyusutan periodik yang layak.

15

BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karna terbatasnya
pengetahuan kami yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap
para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan serta penyusunan makalah dikesempatan berikut. Semoga berguna
bagi kami dan para mahasiswa STIE Muhammadiyah Jakarta pada khususnya pada para
pembaca pada umumnya.

Saran
Penulis berharap makalah ini dapat membawa wawasan bagi seluruh mahasiswa
khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rakan mahasiswa.
Demi penyempurnaan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.

16

17

DAFTAR PUSTAKA
http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/05/01/kebijakan-deviden/
http://sakurahime-teara.blogspot.co.id/2010/04/akutansi-ekuitas.html
http://lailyza.blogspot.co.id/2012/04/laporan-perubahan-ekuitas.html
https://manajemenkeuangan.net/kuasi-reorganisasi-pengertian-dan-i...

18