Lembaga Keluarga sakinah keluarga tanpa

Lembaga Keluarga
1. Perceraian Orang Tua
Masalah perceraian orang tua adalah masalah yang cukup banyak terjadi pada
saat ini. Masalah ini akan menekan keadaan sosial seorang anak yang menjadi
anggota keluarga tersebut. Anak yang kedua orang tuanya mengalami
perceraian cenderung akan selalu menutup diri atau terkadang anak tersebut
susah untuk dikendalikan dan mudah terpengaruh oleh lingkungan
sekitarnya.Contoh : Dani adalah anak dari keluarga yang orang tuanya berpisah.
Karena hal itu Dani lebih sering diluar rumah dibandingkan dengan dirumahnya.
Ia lebih percaya dengan temannya dibandingkan orang tuanya sehingga ia
terbawa dengan temannya, ia mulai mengikuti temannya seperti merokok.Dari
contoh tersebut dapat kita simpulkan bahwa perceraian orang tua merupakan
masalah sosial keluarga yang sangat mempengeruhi mental anak sehingga
menjadi lemah dan kehilangan akal sehatnya. Oleh sebab itu, orang yang
mengalami seperti ini harus diberikan perhatian khusus sehingga tidak terjebak
dalam lingkungan sosialnya yang negatif.
2. Perbedaan Pendapat
Masalah perbedaan pendapat terkadang sering terjadi di antara anggota
keluarga. Sebagai contoh, seorang ayah dan ibu berbeda pendapat tentang di
mana anaknya melanjutkan belajar. ayah menginginkan anaknya melanjutkan
belajar di universitas luar negeri karena sangat terjamin kualitas pembelajaran,

namun ibu menegaskan bahwa universitas di indonesia sudah setara untuk
menjamin kualitas pembelajaran yang tak kalah baiknya, dan juga dapat
mengawasi perkembangan dan pergaulan anaknya. Dari perbedaan pendapat
seperti contoh tersebut saja terkadang sudah dapat menjadi masalah sosial di
dalam keluarga.
3. Perekonomian
Keadaan ekonomi yang kurang menentu kadang membuat seluruh anggota
keluarga tersebut bertindak secara tidak rasional dan menghilangkan nilai
moralnya. contohnya : Redy seorang anak dari keluarga yang bercukupan.
Namun pada suatu hari ia ingin mengupgrade komputernya. Setelah itu ia
meminta pada orang tuanya, namun sayang orang tuanya akhirnya menolaknya
dengan alasan hal tersebut tidak terlalu mendesak namun Redy memaksa.
Namun akhirnya ia hanya mendapatkan amarah orang tuanya yang sudah
kelelahan mecari uang. akhirnya Redy mencuri uang orang tuanya secara diamdiam untuk membeli apa yang dia inginkan. Dari contoh tersebut walaupun tidak
secara langsung masalah terjadi dalam keluarga namun salah anggota keluarga
akan merasakan suatu tekanan sehingga ia akan berbuat tanpa berfikir dengan
jernih.
4.Adanya rasa saling tidak percaya yang muncul di setiap anggota keluarga
Adanya rasa saling tidak percaya yang muncul di setiap anggota keluarga akan
menimbulkan suatu konflik kecil dan menjadi masalah social dalam keluarga.

Adapun cara untuk menghindari adanya masalah sosial dalam anggota keluarga
adalah antara lain :



memusyawarahkan segala perbedaan masalah yang ada agar menemui
jalan yg terbaik bagi semua anggota keluarga satu samalainnya,



selalu saling berkomunikasi dalam anggota keluarga agar tidak terjadi
kesalah pahaman, karena komunikasi adalah hal yang paling penting yang
selalu menjadi bagian di hidup kita sehari-hari,



Memberi informasi kepada anggota keluarga lain jika tidak dapat
melaksanakan tugas yang sudah di sepakati bersama agar dapat bertukar
jadwal tugas dan tidak menimbulkan rasa tidak bertanggung jawab.




hilangkan rasa saling curiga yang timbul antara anggota keluarga



timbulkan rasa saling menyayangi dan menjaga satu sama lain dalam
keluarga

Sebuah keluarga adalah ruang lingkup terkecil dalam kita melakukan sosialisasi
sehari-hari, jika di dalam lingkup keluarga saja kita sudah melakukan konflik
dalam keluarga, maka kita akan sulit bersosialisasi di dalam masyarakat luas
dengan baik dan benar.



Permasalahan Harmonisasi keluarga

Harmonisasi Keluarga merupakan masalah sosial dalam keluarga. Hal ini tidak jauh berbeda dengan
perceraian orang tua. Ketidak harmonisan membuat anggota keluarga tidak betah berkumpul bersama

keluarga bahkan hingga tidak betah terhadap rumahnya sendiri. Sehingga keluarga tersebut lebih
senang aktivitas personalnya diluar rumah. permasalahan sosial ini tentunya akan mempengaruhi
keadaan mental dan psikis anggota keluarga tersebut terlebih lagi anak-anak. Anak-anak akan merasa
tertekan dan merasa kurang betah bahkan membenci keluarganya. contoh: Pangki merupakan anak
tunggal dari pengusaha kaya. Namun sayangnya dirumahnya ia hanya mendapatkan pertengkaranpertengkaran dari orang tuanya, alhasil ia kekurangan orang tuanya. Setiap ia bersama orang tuanya ia
hanya mendapatkan amarahnya saja. Akhirnya Pangki pun stress dan kabur keluar rumah, ia
mengikuti ajakan teman-temanya yang negatif. dan akhirnya ia moralnya menjadi rusak dan tak
terkendali lagi. Dari contoh diatas seseorang dari keluarga yang tidak harmonis akan kekurangan
perhatian dan kasih sayang. Oleh karenanya orang dalam masalah sosial tersebut harus mendapatkan
arahan dan kasih sayang yang positif dari lingkungannya.


Permasalahan lingkungan sosial

Permasalahan yang satu ini pasti akan dirasakan pada setiap keluarga. Setiap keluarga pastinya akan
melakukan interaksi pada lingkungan sosialnya. Lingkungan akan dengan cepat menilai keadaan
sosial dalam keluarga tersebut. Namun lingkungan sosial dapat membuat masalah dalam sebuah
keluarga. Contoh: keluarga Rezy merupakan keluarga yang baik dan bermoral. Namun pada suatu saat
keluarga tersebut pindah dalam suatu lingkungan yang kurang baik. Setelah beberapa lama anak-anak
dari Rezy menjadi pembantah semua, akhirnya sering terjadi pertengkaran keluarga dan menyebabkan

keluarga tidak harmonis lagi. Dari contoh diatas lingkungan sosial merupakan suatu masalah dalam
keluarga. Apabila keluarga tidak memiliki moral yang kuat maka lingkungan akan dengan mudah
menggoyahkan keluarga tersebut. Oleh karena itu untuk menghadapinya keluarga harus ditanamkan
moral dan prinsip secara konsisten sehingga tidak mudah terpengaruh terhadap lingkungan sosial.

Dari beberapa permasalahan yang dibahas ada beberapa faktor yang cukup membuat masalah sosial
dalam keluarga yaitu faktor moral, prinsip, keyakinan, dan sosialisasi. oleh sebab itu keluarga harus
menanamkan moral, prinsip, keyakinan, dan sosialisasi semenjak dini sehingga sudah tertanam kuat
dalam masing-masing anggota keluarga.

Lembaga Perkawinan
1. Nikah siri
Pernikahan siri sering diartikan oleh masyarakat umum dengan; Pertama; pernikahan tanpa wali.
Pernikahan semacam ini dilakukan secara rahasia (siri) karena pihak wali perempuan tidak setuju;
atau karena menganggap absah pernikahan tanpa wali; atau hanya karena ingin memuaskan nafsu
syahwat belaka tanpa mengindahkan lagi ketentuan-ketentuan syariat; kedua, pernikahan yang sah
secara agama namun tidak dicatatkan dalam lembaga pencatatan negara. Banyak faktor yang
menyebabkan seseorang tidak mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan negara. Ada yang
karena faktor biaya, alias tidak mampu membayar administrasi pencatatan; ada pula yang disebabkan
karena takut diketahui melanggar aturan yang melarang pegawai negeri nikah lebih dari satu; dan lain

sebagainya. Ketiga, pernikahan yang dirahasiakan karena pertimbangan-pertimbangan tertentu;
misalnya karena takut mendapatkan stigma negatif dari masyarakat yang terlanjur menganggap tabu
perkawinan yang tidak tercatat pada lembaga Negara atau pernikahan siri; karena pertimbanganpertimbangan rumit yang memaksa seseorang untuk merahasiakan pernikahannya.
2. nikah tanpa dicatat pegawai pencatatan nikah (PPN)
Adapun fakta pernikahan siri baik pertama dan kedua, yakni pernikahan yang sah menurut
ketentuan syariat namun tidak dicatatkan pada lembaga pencatatan negara ; sesungguhnya ada dua
hukum yang harus dikaji secara berbeda; yakni (1) hukum pernikahannya, dan (2) hukum tidak
mencatatkan pernikahan di lembaga pencatatan negara
Dari aspek perkawinannya, perkawinan yang tidak tercatat pada lembaga Negara atau nikah siri
tetap sah menurut ketentuan syariat, dan pelakunya tidak boleh dianggap melakukan tindak
kemaksiyatan, sehingga tidak berhak dijatuhi sanksi hukum.
Dari aspek Perturan perundangan seseorang baru berhak dijatuhi sanksi hukum di dunia ketika
orang tersebut, melanggar Undang-undang dan aturan-aturan administrasi negara, seperti melanggar
Undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal 2.ayat (2) yang menyatakan bahwa ” Tiap-tiap
perkawinan dicatat menurut peraturan perundangan yang berlaku” Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 9 tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan UU.Perkawinan pasal 2 ayat (1) ”
Pencatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinan menurut agama Islam dilakukan
oleh Pegawai pencatat Nikah”
Sesuai pula dengan Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975 pasal 3 ayat (1) berbunyi ” Setiap
orang yang akan melangsungkan perkawinan memberitahukan kehendaknya itu kepada Pegawai

Pencatat nikah di tempat perkawinan akan dialngsungkan ” sesuai dengan pasal 45 ayat (1) hurup a.
Berbunyi : Barang siapa yang melanggar ketentuan yang diatur dalam pasal 3, 10 ayat (3) Peraturan
Pemerintah ini di hukum dengan hukuman denda setinggi-tingginya Rp. 7.500, (tujuh ribu lima ratus

rupiah) sedangkan hurup b. berbunyi: Pegawai Pencatat yang melanggar ketentuan yang diatur dalam
pasal 6, 7, 8, 9, 10, ayat (1), 11, 13, 44 peraturan Pemerintah ini dihukum selama-lamanya 3 (tiga)
bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah).
Jika yang bersangkutan memerlukan Akta Nikah ( BUKU NIKAH ) di diproses itsbat nikah di
Pengadilan Agama, setelah putusan isbat ( penetapan) di bawa ke Kantor Urusan Agama kecamatan
setempat di catat dan dapat dikeluarkan buku Nikah oleh Kantor Urusan Agama, berdasarkan putusan
Pengadilan tersebut.
3. Nikah dibawah umur
Nikah dilaksanakan dibawah batas usia minimal yang telah ditentukan oleh peraturan perundangan
yang berlaku. Umur ketika akan menikah dipersyaratkan berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun
1974 tentang perkawinan pasal 7 ayat (1) Perkawinan hanya diizinkan jika pria sudah mencapai umur
19 ( sembilan belas ) tahun dan pihak wanitansudah mencapai umur 16 ( enam belas) tahun. Akan
tetapi dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan
Agama atau Pejabat laninnya yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak peria maupun pihak wanita.
4. Nikah tidak satu Agama atau antar agama
Nikah tidak satu agama adalah nikah yang dilangsungkan pasangan mempelai berbeda keyakian beda

agama, sedangkan perkawinan antar agama adalah perkawinan yang terjadi di Indonesia antara dua
orang yang menganut agama berbeda misalnya antara seorang peria muslim dengan wanita non
muslim. Sesuai dengan pasal 2 ayat (1) undang perkawinan nomor 1 tahun 1974 ” Sahnya
perkawinan apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu ”
Dalam Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan tidak diatur perkawinan beda agama,
yang diatur adalah perkawinan campuran sesuai pasal 57 berbunyi ” Yang dimaksud dengan
perkawinan campuran dalam undang-undang ini ialah perkawinan antara dua orang yang di
Indonesia tunduk hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak
berkewarganegaraan Indonesia”