Efektivitas produk Asuransi Jiwa Pembiayaan (AJP) mikro sakinah pada takmin: Unit PT Asyki Sarana Sejahtera

(1)

EFEKTIVITAS PRODUK ASURANSI JIWA PEMBIAYAAN (AJP) MIKRO SAKINAH PADA TAKMIN

(Unit PT Asyki Sarana Sejahtera) SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E Sy)

Oleh: Siti Munawaroh NIM : 1111046200021

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Siti Munawaroh, 1111046200021. Efektivitas Produk Asuransi Jiwa Pembiayaan (AJP) Mikro Sakinah Pada Takmin (Unit PT Asyki Sarana Sejahtera). Strata Satu (S1) Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama ini masyarakat berpenghasilan menengah kebawah dan UMKM terkendala akses pendanaan ke lembaga keuangan formal. Pembiayaan untuk masyarakat miskin tidak memiliki jaminan asset yang tidak terlalu besar, untuk itu kemungkinan risiko pembiayaan dinilai cukup besar. Risiko tersebut dapat diminimalisir dengan kerjasama antara LKMS dengan perusahaan asuransi. Tujuan produk AJP Mikro Sakinah adalah membebaskan sisa (seluruh) kewajiban peserta bila terjadi musibah meninggal dunia.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas produk AJP Mikro Sakinah. Responden dalam penelitian ini adalah ahli waris dari peserta produk AJP Mikro Sakinah pada Koperasi Baytul Ikhitiar, Bogor. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Uji statistik yang digunakan di dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan Fhitug pada model 1 sebesar 10,371 dengan signifikansi 5%, df1 = 3 dan df2 = 26, didapat nilai Ftabel sebesar 2,98. Maka dapat disimpulkan bahwa Fhitung>Ftabel yaitu 10,371 > 2,98 berarti Ho ditolak dan artinya pengetahuan produk, kualitas pelayanan dan proses klaim berpengaruh secara nyata terhadap manfaat produk.

Produk AJP Mikro Sakinah efektif dalam memberikan perlindungan bagi keluarga masyarakat miskin (berpenghasilan rendah) atas risiko keuangan yang menimpa mereka akibat musibah kematian.

Kata Kunci : Efektivitas, Asuransi Jiwa Pembiayaan, AJP Mikro Sakinah, Takmin Pembimbing : Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si


(6)

ii

KATA PENGANTAR ه ا مسب ميح رل نمح رلا

Alhamdulillah puji bagi Allah SWT, tuhan pencipta alam beserta isinya, yang selalu mencurahkan segala rahmat dan kekuatan-Nya untuk bergerak, berfikir, dan berkarya dalam menggapai ridho-Nya. Serta rasa syukur yang tiada hentinya disampaikan atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah memberikan warna dalam kehidupan. Shalawat beserta salam pun tak lupa dihanturkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, yang telah menyebarkan risalah Islam sebagai pegangan dan petunjuk dalam segala dimensi kehidupan.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun, berkat kesungguhan hati dan kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga membuat penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, rasa terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak, terkhusus kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., dan Bapak Abdurrauf, Lc., MA., sebagai Ketua dan Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

iii

3. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran-saran serta mengajarkan arti kedisiplinan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga apa yang telah Bapak ajarkan mendapat balasan dari Allah SWT.

4. Kepada seluruh dosen dan sifitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mentransfer ilmunya dengan ikhlas kepada penulis, serta para pengurus perpustakaan yang telah melayani dan memfasilitasi buku-buku hingga penulis terbantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kedua orangtua tercinta dan tersayang, Ayahanda Cecep Muis dan Ibunda Katmi Suarmi, yang dengan tulus selalu mendo’akan, memberikan dorongan semangat tiada henti kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini yang juga menjadi amanah bagi penulis kepada orangtua. Semoga Allah selalu memberikan perlindungan dan keberkahan untuk Mama dan Bapa, dibawah kasih sayang-Nya. Aamiin

6. Kepada kakak-kakakku, Aa Yudi Taryadi dan Teh Diana, serta adikku tercinta Karinina Nasriyah dan keponakanku Ahmad Fikri Ar-Rasyid yang selalu memberikan semangat dan keceriaan di sela-sela waktu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Kepada Ibu Melva Arita, selaku manajer perusahaan Takaful Mikro Indonesia (TAKMIN) Bogor serta para karyawannya, yang telah banyak memberikan


(8)

iv

sumbangsih berupa data yang diperlukan untuk penelitian dan bantuannya dalam memberikan saran, intruksi dan bimbingan terhadap peneliti.

8. Ferdian, S.Kom.I., yang selalu memberikan semangat, perhatian dan keceriaan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Teman-teman Asuransi Syariah 2011 yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis, khususnya sahabat-sahabat terbaikku Diah Laenatusyifa, Mirantini Tri Kuntari, Dewinta Karmila, Nissa Arifiani, Devi Arisah, Elsa Aisyah Irawan, Tiara Fitri Yanti dan Firda Aulia. Tak lupa pula sahabatku Nurhasanah dan Septiawati Pratiwi. Serta seluruh teman-teman lainnya yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan warna dalam kehidupan penulis. 10.Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis, menyemangati dan

menghibur penulis selama proses penyelesaian tugas akhir ini.

Akhirnya penulis secara terbuka dan berbesar hati menerima berbagai kritik dan masukan yang konstruktif terhadap perbaikan skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.

Depok, 30 Mei 2015 M


(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 6

C.Pembatasan dan Rumusan Masalah... 7

D.Tujuan Dan Manfaat Penelitian... 7

E.Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ... 8

F.Teknik Penulisan ... 11

G.Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A.Teori Asuransi Syariah dan Asuransi Mikro ... 13

1.Asuransi Syariah ... 13

2.Asuransi Mikro Syariah ... 14

B.Teori Variabel Operasional ... 16

C.Teori Pengetahuan Produk, Manfaat, Proses Klaim dan Pelayanan 18 1.Pengetahuan Produk ... 18

2.Klaim ... 22

3.Kualitas Pelayanan ... 23

4.Manfaat Asuransi ... 26

D.Teori Efektivitas ... 28

E.Produk Asuransi Jiwa Pembiayaan (AJP) Mikro Sakinah ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A.Ruang Lingkup Penelitian ... 33


(10)

vi

B.Objek Penelitian ... 33

C.Jenis dan Metode Penelitian ... 33

D.Data dan Sumber Data... 34

E.Teknik Pengumpulan Data ... 35

F.Pedoman Penulisan Skripsi ... 36

G.Populasi dan Sampel ... 36

H.Operasional Variabel Penelitian ... 38

I.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 42

1.Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 42

2.Uji Asumsi Klasik ... 46

3.Uji Hipotesis ... 48

4.Analisis Regresi Linier Berganda ... 52

J.Gambaran Umum Perusahaan ... 53

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Identitas Responden ... 55

B.Uji Validitas dan Reabilitas ... 60

C.Deskriptif Hasil Penelitian ... 63

D.Hasil Uji Analisis Data ... 71

1.Hasil Uji Asumsi Klasik ... 71

2.Hasil Uji Hipotesis ... 76

3.Analisis Regresi Linier Berganda ... 80

4.Analisis Efektivitas Produk ... 82

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 84

B. Saran-saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Operasional Variabel Regresi Linier Berganda ... 40

Tabel 3. 2 Tolak Ukur Efektivitas ... 41

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Pre-Test ... 44

Tabel 3. 4 Hasil Uji Reabilitas Pre-test ... 46

Tabel 4 1 Pengaruh Usia Terhadap Pengetahuan Produk………..58

Tabel 4 2 Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 61

Tabel 4 3 Hasil Uji Reabilitas ... 62

Tabel 4 4 Hasil Uji Multikolonieritas ... 71

Tabel 4 5 Hasil Uji Autokorelasi ... 73

Tabel 4 6 Hasil Uji Normalitas K-S ... 75

Tabel 4 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 76

Tabel 4 8 Hasil Uji Statistik F variabel X dan Y ... 77

Tabel 4 9 Hasil Uji Statistik Parsial (Uji t) ... 78


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Kecamatan ... 55

Gambar 4 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

Gambar 4 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Responden ... 58

Gambar 4 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 59

Gambar 4 5 Analisis Deskriptif Informasi Produk ... 63

Gambar 4 6 Analisis Deskriptif Kepemilikan Asuransi ... 64

Gambar 4 7 Analisis Deskriptif Pengetahuan Ahli Waris ... 65

Gambar 4 8 Analisis Deskriptif Sumber Informasi... 66

Gambar 4 9 Analisis Deskriptif Pelayanan (likert) ... 67

Gambar 4 10 Analisis Deskriptif Pelayanan Koperasi ... 67

Gambar 4 11 Analisis Deskriptif Proses Klaim ... 68

Gambar 4 12 Analisis Deskriptif Jenis Manfaat Produk ... 69

Gambar 4 13 Analisis Deskriptif Manfaat Produk ... 70

Gambar 4 14 Hasil Uji Heteroskedasitas Grafik Scatterplot ... 72


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi, seiring dengan perkembangan teknologi berkembang pula kebutuhan hidup yang semakin meningkat mengikuti arus perkembangan jaman, sehingga mengakibatkan semakin banyak pula lembaga pembiayaan baik itu bank maupun lembaga pembiayaan bukan bank yang mana lembaga pembiayaan tersebut menjadi tujuan dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan khususnya pembiayaan, baik itu pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana maupun barang modal.

Meskipun lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama dengan lembaga perbankan, namun dilihat dari pendanaan istilah dan penekanan usahanya antara lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan berbeda. Lembaga pembiayaan ini kegiatan usahanya lebih menekankan pada fungsi pembiayaan, yaitu dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Adapun lembaga-lembaga keuangan menjalankan usahanya di bidang keuangan, baik penyediaan dana untuk membiayai usaha produktif dan kebutuhan konsumtif, dengan demikian istilah lembaga pembiayaan


(14)

lebih sempit pengertiannya dibandingkan dengan istilah lembaga keuangan. Lembaga pembiayaan adalah bagian dari lembaga keuangan.1

Dalam upaya mendorong pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan menengah kebawah dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diperlukan dukungan yang komprehensif dari lembaga keuangan. Selama ini masyarakat berpenghasilan menengah kebawah dan UMKM terkendala akses pendanaan ke lembaga keuangan formal. Untuk mengatasi kendala tersebut, di masyarakat telah tumbuh dan berkembang banyak lembaga keuangan non-bank yang melakukan kegiatan usaha jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik yang didirikan pemerintah atau masyarakat. Lembaga-lembaga tersebut dikenal dengan sebutan sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Tetapi LKM tersebut banyak yang belum berbadan hukum dan memiliki izin usaha.2

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) jika mengacu pada Undang-Undang No. 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro di definisikan sebagai lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari

1

Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 1-2.

2


(15)

3

keuntungan. Di Indonesia, institusi yang terlibat dalam keuangan mikro dapat dibagi menjadi tiga, yakni institusi bank, koperasi, serta non bank/non koperasi.3

Dengan mempertimbangkan mayoritas penduduk Indonesia dalam keadaan menengah ke bawah dan di dominasi oleh masyarakat muslim.4 Keadaan seperti ini menyebabkan perkembangan lembaga keuangan mikro syariah semakin pesat. Perkembangan lembaga keuangan mikro syariah di Indonesia yaitu melalui Baitul Mal wa Tamwil (BMT). Saat ini, terdapat 5.500 Baitul Mal wa Tamwil (BMT) atau lembaga keuangan mikro (LKM) syariah di seluruh Indonesia.5

Setiap lembaga keuangan yang melakukan pembiayaan tentunya tidak terlepas dari risiko pembiayaan. Pembiayaan untuk masyarakat miskin tidak memiliki jaminan asset yang tidak terlalu besar, untuk itu kemungkinan risiko pembiayaan dinilai cukup besar. Keadaan seperti ini menyebabkan tingkat keberlangsungan usaha LKMS maupun program keuangan mikro menjadi rendah. Dengan itu, LKMS harus bisa melakukan sistem manajemen risiko pembiayaan yang baik agar risiko yang terjadi dapat diminimalisir.

Risiko tersebut dapat diminimalisir dengan kerjasama antara LKMS dengan perusahaan asuransi. Perusahaan-perusahaan jasa asuransi termasuk sarana terpenting yang dirujuk manusia untuk melindungi dan menjamin keamanan diri dari berbagai

3

I Gde Kajeng Baskara, Lembaga Keuangan Mikro Di Indonesia, Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18, No. 2, (Agustus: 2013), hlm. 115.

4

https://www.academia.edu/3615153/Sinergi_Asuransi_Syariah_dan_Lembaga_Keuangan_S yariah artikel diakses pada 4 April 2015.

5

http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/13/12/18/my0gaa-lkm-syariah-sangat-penting artikel diakses pada 4 April 2015.


(16)

risiko bahaya atau lainnya. Jenis, tujuan, dan model kerjanya pun beragam sesuai dengan jenis risiko bahaya yang di-cover-nya.6

Tujuan asuransi adalah untuk mengadakan persiapan dalam menghadapi kemungkinan kesulitan yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupan, seperti dalam kegiatan perdagangan mereka. Sebenarnya, bahaya kerugian itulah yang mendorong manusia berupaya dengan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan cara-cara yang aman untuk melindungi diri dan kepentingan mereka.7

Maka TAKMIN Working Group – Peramu sebagai LSM yang konsen terhadap masalah diatas, bekerja sama dengan Lembaga Asuransi Syariah berupaya membuka akses masyarakat kurang mampu agar dapat saling-tolong menolong bila terjadi musibah, dengan mekanisme asuransi syariah/takaful.

Pemberdayaan masyarakat kurang mampu merupakan suatu tindakan yang bernilai bagi masyarakat itu sendiri dan Allah, dimana kebanyakan orang mampu sekarang ini tidak akan bergerak jika tidak ada suatu organisasi yang mau mengkoordinir bantuan mereka. Oleh karena itu keberadaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah seperti KBMT, BPRS, dan lembaga sejenisnya merupakan suatu jembatan antara masyarakat lemah dan orang yang berlebih atas hartanya.

Dalam pemberdayaan masyarakat mustadh’afiin, harus banyak elemen pendukung untuk dapat menopang kegiatan tersebut. Elemen-elemen tersebut harus bersinergi dalam memberdayakan dhuafa. Dimulai dari sumber pendanaannya,

6

Husain Husain Syahatah, Asuransi Dalam Persfektif Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006), hlm. 4.

7


(17)

5

kemudian pembinaannya, dan penjaminannya. Yang dimaksud penjamin disini adalah sesuatu yang dapat membantu mereka meminimalisir risiko yang ada ketika terjadi musibah pada mereka, karena seringkali terjadi pada dhuafa yang ikut dalam program pembiayaan, mereka tidak dapat mengembalikan pinjaman yang diberikan karna meninggal atau ada salah satu keluarganya yang sakit.

Oleh karena itu, maka hadirlah TAKMIN (Unit PT Asyki Sarana Sejahtera) yang menggegas lahirnya Asuransi Mikro Syariah (Syariah Microinsurance) di Indonesia yang memberikan perlindungan bagi keluarga masyarakat miskin (berpenghasilan rendah) atas risiko keuangan yang menimpa mereka, seperti kematian, kecelakaan, sakit, kehilangan asset dan hari tua.

Salah satu program asuransi yang digagas TAKMIN (Unit PT Asyki Sarana Sejahtera) bersama-sama dengan beberapa lembaga Asuransi Syariah seperti PT Asuransi Jiwa Syariah Amanah Giri Artha (PT AJS Amanah Giri Artha) dan PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) telah meluncurkan Program Asuransi Mikro yaitu Asuransi Jiwa Pembiayaan Mikro Sakinah (AJP Mikro Sakinah), Takaful Ukhuwah

Mikro dan Program Keluarga Mu’awwanah. Berbeda dengan kebanyakan asuransi

jiwa kredit (credit life insurance). Takaful Mikro Sakinah di disain sesuai dengan keperluan dan kondisi Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dan mitra/anggota dan bagi ahli warisnya. Apabila nasabah LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) mengalami musibah kematian dan mereka masih mempunyai kewajiban yang harus dibayarkan, maka melalui dana tolong menolong (Tabarru’) mereka di bebaskan dari sisa (seluruh) kewajiban/hutang.


(18)

Dengan hal tersebut perlu adanya peninjauan untuk menganalisis efektivitas produk AJP Mikro Sakinah dari aspek pengetahuan produk, proses klaim dan kualitas pelayanan bagi ahli waris. Dengan demikian, dapat dilihat bagaimana manfaat program asuransi mikro syariah bagi ahli waris dan efektivitas produk asuransi mikro syariah tersebut bagi ahli waris.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: “EFEKTIVITAS PRODUK ASURANSI JIWA PEMBIAYAAN (AJP) MIKRO SAKINAH PADA TAKMIN (Unit PT Asyki Sarana Sejahtera).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang dapat diidentifikasi penulis adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi.

2. Selama ini masyarakat berpenghasilan menengah kebawah dan UMKM terkendala akses pendanaan ke lembaga keuangan formal.

3. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) saat ini menjadi solusi dari kendala akses pendanaan yang sulit diperoleh masyarakat miskin muslim di Indonesia. 4. Setiap lembaga keuangan yang melakukan pembiayaan tentunya tidak terlepas

dari risiko pembiayaan.

5. Risiko tersebut dapat diminimalisir dengan kerjasama antara LKMS dengan perusahaan asuransi.


(19)

7

6. Apakah manfaat produk AJP Mikro Sakinah efektiv bagi ahli waris dalam melunasi hutang peserta ketika meninggal dunia?

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks pada latar belakang masalah diatas, dengan sangat luasnya pembahasan yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan hanya sebatas pada :

1. Bagaimana efektivitas produk Asuransi Jiwa Pembiayaan (AJP) Mikro Sakinah bagi ahli waris?

2. Tolak ukur efektivitas hanya dibatasi pada kegunaan, efektivitas biaya, akuntabilitas dan ketepatan waktu.

3. Responden adalah ahli waris dari peserta produk AJP Mikro Sakinah Pada Koperasi Baytul Ikhtiar.

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis efektivitas produk AJP Mikro Sakinah yang dirasakan oleh ahli waris.

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Manfaat bagi Penulis

Skripsi ini merupakan sebuah karya untuk menuangkan gagasan dan aktualisasi keilmuan serta sarana menambah pengetahuan dan pemahaman industri asuransi khususnya asuransi mikro syariah.


(20)

2. Manfaat bagi Kalangan Akademis

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu informasi dari berbagai informasi dan sebagai bahan referensi atau kajian pustaka untuk menambah informasi bagi penelitian selanjutnya atau penelitian lainnya yang terkait khususnya yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan asuransi syariah.

3. Manfaat bagi Perusahaan atau Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)

Sebagai bahan informasi untuk lebih meningkatkan manfaat dan inovasi produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat muslim menengah kebawah di Indonesia.

4. Manfaat bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat akan pentingnya proteksi diri bagi kehidupan melalui asuransi sehingga masyarakat dapat mengikutsertakan dirinya sebagai peserta asuransi mikro.

5. Manfaat bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan menjadi informasi dalam mengembangkan asuransi mikro syariah dan sebagai sarana yang efektif dalam meminimalisir risiko pada masyarakat berpenghasilan rendah.

E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Penulis menyertakan review hasil studi terdahulu mengenai Efektivitas Asuransi Mikro Syariah. Ada sejumlah studi yang membahas tema yang berkaitan dengan Efektivitas Asuransi Mikro Syariah, diantaranya :


(21)

9

1. Jurnal Microtakaful as an Islamic Financial Instrumen, For Poverty Alleviation in Iraq, 2014. Penelitian ini membahas alasan penetrasi asuransi rendah di negara muslim dan lebih baik memberikan jaminan sosial berupa asuransi mikro syariah daripada penjatahan langsung kepada masyarakat berpenghasilan rendah dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Iraq.

2. Desmadi Saharuddin, Asuransi Syariah dalam Praktik, Jurnal Bisnis dan Manajemen volume 4, No.3, 2014. Dalam jurnal ini peneliti membahas bahwasanya perusahaan asuransi industri sebagai bentuk dari industri bisnis semata, akan tetapi merupakan salah satu intrumen finansial kesejahteraan dan ketentraman terutama bagi nasabahnya. Tujuan utama yang harus dimiliki perusahaan asuransi syariah dalam konsep operasional dalam mencari profit

adalah tolong-menolong untuk kebaikan dan ketaqwaan.

3. I Gde Kajeng Baskara, Lembaga Keuangan Mikro Di Indonesia, Jurnal Buletin Studi Ekonomi volume 18, No. 2, Agustus 2013. Dalam jurnal ini memaparkan bagaimana keberadaan lembaga keuangan mikro di Indonesia serta telaah terkait lembaga keuangan mikro dari perspektif Undang-Undang No.1 tahun 2013 tentang lembaga keuangan mikro.

4. Muhammad Ade Ridwan. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Judul Skripsi Efektivitas Produk Asuransi Mikro Syariah Terhadap Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pada PT Takmin Working Group Bogor. Penelitian ini membahas mengenai tingkat efektivitas produk


(22)

asuransi mikro syariah terhadap pemberdayaan UKM pada PT TAKMIN Working Group.

5. Muhammad Bahrul U.G. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidyatullah Jakarta 2013. Judul skripsi Efektivitas Program Keluarga Harapan di Kecamatan Leuwisadeng pada UPPKH Kabupaten Bogor.

Penelitian ini memaparkan mengenai mekanisme penyaluran dana bantuan sosial PKH dalam penyalurannya dari UPPKH tingkat pusat ke masyarakat peserta PKH dan untuk mengukur besarnya tingkat efektivitas program PKH terhadap peserta PKH di Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor.

6. Muhammad Murtadlo. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Judul skripsi Respon Peserta Takaful Ukhuwah Mikro Terhadap Produk Takaful Ukhuwah Mikro Pada Takaful Mikro Indonesia (TAKMIN) Working Group Bogor. Penelitian ini memaparkan mengenai respon pemilik kartu Asuransi TAKMIN berdasarkan aspek sosial ekonomi, lingkungan dan agama.

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian-penelitian sebelumnya, bahwa skripsi ini menganalisis efektivitas dan dampak produk AJP Mikro Sakinah bagi ahli waris dari aspek pengetahuan produk, kualitas pelayanan, dan klaim dengan mengisi tiap point pertanyaan pada angket terkait produk AJP Mikro Sakinah, dan dijawab oleh ahli waris peserta produk AJP Mikro Sakinah pada Takmin (Unit PT Asyki Sarana Sejahtera).


(23)

11

F. Teknik Penulisan

Adapun tekhnik penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah buku

“pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2012”.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan pokok pembahasan di masing-masing bab. Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review terdahulu, teknik penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Bab ini membahas mengenai landasan teori yang digunakan sebagai teori pendukung penelitian. Pertama menjelaskan tentang asuransi. Kedua mengenai teori operasional variabel. Ketiga mengenai pengetahuan produk, proses klaim asuransi dan kualitas pelayanan. Keempat mengenai teori efektivitas Kelima mengenai produk AJP Mikro Sakinah.


(24)

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai metode penelitian dalam penelitian ini. Kemudian, bab ini juga menjelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, jenis penelitian, teknik sampel dan teknik analisis data pada produk AJP Mikro Sakinah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab ini berisi mengenai pokok daripada penelitian ini yakni mengenai analisis deskriptif efektivitas produk AJP Mikro Sakinah.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan dari semua pembahasan yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi.


(25)

13 BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Asuransi Syariah dan Asuransi Mikro

1. Asuransi Syariah

Dalam bahasa Arab, asuransi disebut at-ta’min ( نىمأتلأ ), diambil dari kata نم آ yang artinya memberikan perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan terbebas dari rasa takut.8 Asuransi jika dilihat secara syariah pada hakikatnya adalah suatu bentuk kegiatan saling memikul risiko di antara sesama manusia sehingga antara satu dengan lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya. Saling pikul risiko itu dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan, dengan cara masing-masing mengeluarkan dana ibadah (tabarru’) yang ditunjukkan untuk menanggung risiko tersebut. Dengan kata lain asuransi syariah adalah sistem dimana para peserta menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta.

Prinsip dasar asuransi syariah adalah mengajak kepada setiap peserta untuk saling menjalin sesama peserta terhadap sesuatu yang meringankan terhadap bencana yang menimpa mereka (sharing of risk).9 Menurut Fatwa DSN. No.21/DSN-MUI/X/2001 Asuransi Syariah ( Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling

8

Khoirul Anwar, Asuransi Syariah, Halal & Maslahat, (Solo: Tiga Serangkai, 2007), hlm, 19.

9

Abdullah Amrin, Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah, (Jakarta: PT Ellex Media Komputindo, 2011), hlm,36.


(26)

melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan modern yang melakukan manajemen risiko yang mungkin dihadapi di masa yang akan datang. Hal ini sangat menarik, mengingat kemungkinan adalah suatu ketidakpastian (uncertainty). Mengantisipasi sesuatu yang masih berupa kemungkinan bisa jadi bagi sebagian orang sebagai sebuah tindakan yang sia-sia dan tidak bermanfaat sama sekali, tetapi bagi yang lain mungkin sebuah tindakan yang sangat efektif untuk menghindari kerugian yang mungkin ditimbulkannya.10 Sebagaimana dikemukakan pada Surat Al-Hasyr (59) ayat 18:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah dibuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

2. Asuransi Mikro Syariah

Asuransi Mikro Syariah atau Microtakaful adalah skema perlindungan terhadap masyarakat berpenghasilan rendah. Tidak kurang 50% atau lebih dari 100 juta penduduk Indonesia hidup dalam keadaan miskin. Data tersebut diperoleh DPD

10


(27)

15

dari hasil laporan anggotanya yang berkunjung ke daerah masing-masing.11 Banyak dari produk-produk takaful yang dapat ditawarkan ke masyarakat berpenghasilan rendah dengan beberapa modifikasi (perubahan), seperti jumlah saldo takaful yang kecil (minimum), durasi yang singkat, kontribusi yang rendah (premi), dan metode biaya yang rendah terhadap pembayaran untuk memastikan kelancaran alur keluar masuk dana takaful. Microtakaful adalah suatu produk asuransi syariah yang didesain agar tepat untuk masyarakat berpenghasilan rendah dalam kaitannya dengan biaya yang terjangkau, syarat-syarat, jumlah jaminan (cover asuransi), dan mekanisme pelayanan.12

Alasan mengadakan produk asuransi mikro syariah bagi masyarakat menengah kebawah. Pada dasarnya asuransi mikro memiliki prinsip sosial untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar tetap mendapat perlindungan asuransi. Karena asuransi dapat mengurangi kerentanan masyarakat terhadap kerugian yang bisa datang kapan saja tanpa bisa diduga sebelumnya. Asuransi mikro sebagai salah satu alat manajemen risiko yang tersedia untuk masyarakat berpendapatan rendah berprinsip untuk benar-benar peduli membantu masyarakat msikin dalam mengelola risiko.

Asuransi mikro syariah juga dapat membantu debitur saat meninggal dan meninggalkan hutang maka hal tersebut bukan menjadi tanggungan ahli waris tetapi

11

http://www.neraca.co.id/article/52563/dpd-ri-50-penduduk-miskin-akibat-beban-ekonomi diakses pada 12 Mei 2015.

12Sirag Elhadi, “

Micro Takaful Opportunities and Need Egyptian Experience”, (Egypt: Solidarity Family Takaful Egypt), hlm.11.


(28)

menjadi tanggungan asuransi. Manfaat asuransi mikro secara sosial mencoba memberikan perlindungan sosial ekonomi masyarakat sedangkan manfaat secara bisnis yaitu segmen market yang dilayani akan berkembang dan akan membutuhkan asuransi dengan mempunyai investasi di awal dengan brand image.13

B. Teori Variabel Operasional

Lembaga keuangan adalah salah satu lembaga yang memiliki peran penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Mobilitas dana masyarakat terhadap pembiayaan sektor produktif menjadi main goal lembaga keuangan agar tercipta masyarakat yang inklusif dengan akses atau layanan permodalan yang tinggi dan penuh. Keuangan mikro adalah lembaga keuangan yang secara khusus berorientasi dalam upaya pengembangan usaha mikro dan pemberdayaan aktivitas ekonomi masyarakat. Lembaga Keuangan Mikro dikenalkan dengan berbagai macam jasa atau penggadaian dan lain sebagainya.

Salah satu Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dalam konsep asuransi memiliki tujuan yaitu berusaha memperbaiki struktur perekonomian dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah. Jika regulasi mengenai pelayanan asuransi lebih diintensifkan maka keuangan mikro memiliki peranan penting dalam sektor keuangan. Pertumbuhan asset dari perusahaan asuransi mampu menjadi implus devisa negara melalui sektor keuangan mikro

13

Penasebi Blogspot, “Asuransi Syariah melindungi Usaha UMKM” artikel diakses pada 5 April 2015 dari http://penasebi.blogspot.com/2013/03/asuransi-syariah-melindungi-usaha-umkm.html


(29)

17

Indonesia, sehingga perusahaan asuransi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dalam aktifitas pasar, setiap lembaga keuangan akan berlomba-lomba menciptakan inovasi instrumen atau layanan keuangan sehingga mampu meningkatkan permintaan dan jumlah nasabah serta mampu menumbuhkan tingkat kesadaran diri masyarakat akan pentingnya asuransi.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, masyarakat Indonesia masih kurang peka terhadap arti pentingnya keberadaan lembaga keuangan dalam aktivitas perekonomian, kepercayaan masyarakat, utamanya pada lembaga keuangan mikro dalam konsep asuransi dinilai masih rendah. Hal tersebut mampu menjadi faktor penghambat terwujudnya masyarakat yang inklusif.

Adapun kelemahan yang ada pada perusahaan asuransi Indonesia adalah lemahnya pembiayaan atau dana yang tersedia, mengingat bahwa sumber dana dari perusahaan asuransi diperoleh dari setoran modal nasabah, premi asuransi, komisi atas pembagian premi yang diasuransikan dan hasil investasi. Dari seluruh sumber dana perusahaan asuransi tersebut masih relatif rendah, mengingat masyarakat masih belum sepenuhnya memahami manfaat yang akan diperoleh dari perusahaan asuransi.14

Ketua Umum Asuransi Syariah Adi Praman mengatakan masalah mengembangkan asuransi mikro syariah tidak hanya pada distribusi namun juga pada

14

http://www.kompasiana.com/www.kompasiana.santi.com/bunga-rampai-asuransi-indonesia_556fc7b18efdfd163950931c artikel diakses pada 3 Juli 2015.


(30)

masalah klaim dan pengaduan. Masyarakat yang membeli produk asuransi mikro di koperasi seharusnya juga dapat melakukan klaim dan pengaduan di koperasi.15

Dari permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk menganalisis variabel pengetahuan produk, kualitas pelayanan dan proses klaim terhadap manfaat produk asuransi mikro syariah bagi ahli waris.

C. Teori Pengetahuan Produk, Proses Klaim, Kualitas Pelayanan dan Manfaat

Asuransi

1. Pengetahuan Produk

Pengetahuan adalah data dan informasi yang digabung dengan kemampuan, instuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang kompeten.16 Secara umum pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan, atau dapat dikatakan pengetahuan adalah himpunan bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar disebut pengetahuan konsumen.17 a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, diantaranya:

1) Pendidikan, adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersbut menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. Peningkatan pengetahuan

15

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/15/02/26/nkd827-strategi-pengembangan-asuransi-mikro-syariah artikel diakses pada 5 Juli 2015.

16

Pawit M. Yusup, Persfektif Manajemen Pengetahuan, Informasi, Komunikasi, Pendidikan dan Perpustakaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 24.

17

Roger D. Blackwell, dkk, “Consumer Behavior”, (South Western: Thomson, 2006), hlm. 331.


(31)

19

tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

2) Informasi/ Media Massa. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3) Sosial budaya dan ekonomi. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.


(32)

4) Pengalaman. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

5) Usia. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.18

b. Tipe Pengetahuan Konsumen

Menurut Blackwell, Miniard dan Engel, ada 5 tipe dari pengetahuan konsumen, yaitu:19

1) Pengetahuan Produk. Pengetahuan produk merupakan informasi tentang produk yang disimpan di dalam ingatan konsumen.

2) Pengetahuan Pembelian. Merupakan informasi yang mengarahkan untuk membeli produk. Pengetahuan ini meliputi apa yang konsumen ketahui tentang harga dari produk tersebut, dimana produk tersebut dapat dibeli, dan kapan untuk membelinya.

3) Pengetahuan konsumsi atau penggunaan. Merupakan informasi yang dimiliki konsumen tentang bagaimana mengonsumsi sebuah produk, dan apa yang dibutuhkan dalam mengkonsumsi produk tersebut. Pengetahuan ini sangat penting, konsumen tidak akan membeli suatu produk apabila tidak tahu cara memkonsumsinya atau menggunakannya.

18

Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)

19


(33)

21

4) Pengetahuan persuasif. Menunjukkan apa yang konsumen ketahui tentang tujuan dan strategi yang digunakan oleh penjual.

5) Pengetahuan sendiri. Merupakan pengetahuan konsumen sendiri tentang proses pembelian produk.

c. Jenis Pengetahuan Produk

Jenis pengetahuan produk dibagi menjadi tiga, yaitu:20

1) Pengetahuan atribut produk adalah pengetahuan dimana konsumen melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Atribut suatu produk dibedakan menjadi atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk, misalnya ukuran. Atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen.

2) Pengetahuan manfaat produk adalah pengetahuan tentang manfaat produk, pengetahuan tentang manfaat produk penting bagi konsumen karena pengetahuan ini akan mempengaruhi keputusan pembeliannya sehingga pemasar perlu menyampaikan informasi mengenai apa manfaat produk bagi konsumen.

3) Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi konsumen. Konsumen akan merasakan dua jenis manfaat setelah mengkonsumsi suatu produk, yaitu manfaat fungsional (manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis, seperti minuman teh Sosro akan menghilangkan rasa haus) dan manfaat psikososial

20

J. Paul Peter dan Jerry Corrie Olson, Consumer Behavior and Marketing Strategy, (United States: Mc Grwa-Hill, 2005), hlm. 74.


(34)

(aspek psikologis: perasaan dan emosi) dan aspek sosial (persepsi konsumen terhadap bagaimana pandangan orang lain) yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk.

Karena konsumen biasanya lebih suka untuk membuat keputusan pembelian berbeda pada tiap level pengetahuan. Pemasar harus memahami bagaimana konsumen mengorganisasikan pengetahuan mereka dalam kaitannya dengan perbedaan tingkat pengetahuan.

2. Klaim

Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib dibayarkan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Ketentuan klaim dalam asuransi syariah adalah: (1) Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian. (2) Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan. (3) Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya. Klaim atas akad tabarru’ merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad. Umumnya dalam melakukan pembayaran terhadap klaim peserta ada 4 langkah proses pengajuan klaim, yaitu pemberitahuan kerugian, penyelidikan kerugian, bukti kerugian, dan pembayaran atau penolakan klaim.21

Makna klaim adalah permintaan peserta, ahli warisnya, atau pihak lain yang terlibat perjanjian dengan perusahaan asuransi atas terjadinya kerugian sebagaimana

21


(35)

23

yang diperjanjikan. Setiap dokumen yang diterima akan dilakukan verifikasi, secara umum meliputi hal-hal seperti: (1) Dokumen klaim, (2) polis masih dalam kondisi in force, artinya polis tersebut masih aktif, dibuktikan dengan premi lanjutan yang terus dibayar, (3) Peristiwa kerugian itu masih dalam masa kontrak, (4) Peristiwa kerugian tidak dalam pengecualian polis, (5) Tidak mengandung kecurangan atau tidak melanggar peraturan.22

3. Kualitas Pelayanan

Sebuah produk apapun tidak akan terlepas dari akan adanya unsur pelayanan. Bentuk pelayanan tersebut dapat terbagi kepada delapan kelompok, yaitu:23

a. Informasi, misalnya jalan/arah menuju tempat produsen, jadwal atau schedule

penyampaian produk, harga, intruksi mengenai cara menggunakan produk ini atau layanan pelengkap, peringatan (warnings), persyaratan penjualan/layanan, pemberitahuan tentang adanya perubahan, dokumentasi, konfirmasi reservasi, rekapitulasi rekening, tanda terima, dan tiket.

b. Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi, dan konsultasi manajemen/teknis.

c. Order taking, meliputi aplikasi (keanggotaan di klub atau program tertentu); jasa langganan; jasa berbasis kualifikasi (misalnya perguruan tinggi), order entry, dan

22

Koiril Anwar, Op.Cit, hlm. 60.

23

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa – Prinisp, Penerapan dan penelitian, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2014), hlm. 107.


(36)

reservasi (tempat duduk, meja, ruang, professional appointments, dan admisi untuk fasilitas yang terbatas seperti pameran).

d. Hospitality, di antaranya sambutan terhadap konsumen, penyediaan food and beverage di ruang tunggu, kelengkapan dan kebersihan kamar mandi, penyediaan fasilitas menunggu (majalah, hiburan, koran, ruang tunggu), security (pihak keamanan), dan transportasi.

e. Caretaking, terdiri atas perhatian dan perlindungan atas barang milik pelanggan yang mereka bawa (parkir kendaraan roda dua dan roda empat; penanganan bagasi; titipan tas; dan lain-lain), serta perhatian dan perlindungan atas barang yang dibeli pelanggan (pengemasan, transportasi, pengantaran, instalasi, pembersihan, inspeksi dan diagnosis, pemeliharaan preventif, reparasi dan inovasi, dan upgrades).

f. Exception, meliputi permintaan khusus sebelumnya penyampaian produk,

menangani komplain/pujian/saran, penyelesaian masalah (jaminan dan garansi atas kegagalan pemakaian produk, kesulitan yang disebabkan kegagalan produk, termasuk masalah dengan staff atau pelanggan lainnya) dan restitusi (pengembalian uang, kompensasi dan sebagainya).

g. Billing, meliputi laporan rekening priodik, faktur untuk transaksi individual, laporan verbal mengenai jumlah rekening, mesin yang memperlihatkan jumlah rekening dan self billing.


(37)

25

h. Pembayaran, dalam bentuk pembayaran swalayan oleh pelanggan, pelanggan berinteraksi dengan personil perusahaan yang menerima pembayaran, pengurangan otomatis atas rekening pelanggan, serta kontrol dan verifikasi.

Di dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, terdapat lima kriteria penentu kualitas pelayanan. Lima dimensi pokok kualitas pelayanan, yaitu:24 1. Realibility (Keandalan) yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan

dengan segera, akurat, dan memuaskan.

2. Responsiveness (Daya Tanggap) berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera.

3. Assurance (Jaminan) mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staff bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.

4. Empathy (Empati), meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan.

5. Tangibles (Bukti Fisik), berkenan dengan penampilan fisik, fasilitas layanan, peralatan/perlengakapan, sumber daya manusia dan materi komunikasi perusahaan.

24


(38)

4. Manfaat Asuransi

Beberapa manfaat dari keberadaan asuransi syariah menurut M. Amin Suma, secara rinci adalah sebagai berikut : 25

a. Memberikan rasa aman atau sekurang-kurangnya lebih aman kepada tertanggung dari kemungkinan kerugian atas harta benda bahkan dari kemungkinan bahaya terhadap dirinya; sebab, dengan menjadi anggota salah satu asuransi, paling tidak kemungkinan sebagian risiko yang bersangkutan telah diambil alih oleh pihak lain diluar dirinya melalui asas tolong-menolong atau ta’awun menurut istilah

al-Qur’an.

b. Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, mengingat dana-dana tertanggung yang terkumpul dari pembayaran premi akan dikelola oleh perusahaan asuransi melalui investasi di berbagai bidang usaha.

c. Mengurangi biaya modal, terutama dengan mengalihkan risiko kerugian kepada perusahaan asuransi sehingga, cadangan modal untuk menutupi risiko terhadap kerugian dapat dikurangi daripada orang/pihak yang sama sekali tidak mengasuransikan diri dan atau keluarga serta harta bendanya.

d. Menjamin kestabilan usaha. Dengan penjaminan dari perusahaan asuransi, paling tidak sebagian dari kegiatan usaha tertanggung dapat segera dipulihkan bilamana terjadi musibah/kerugian yang dialami tertanggung dalam polis asuransi.

25

M. Amin Suma, Asuransi Syariah & Asuransi Konvensional: Teori, Sistem, Aplikasi & Pemasaran, (Jakarta: Kholam Publishing, 2006), hlm. 53.


(39)

27

e. Melengkapi persyaratan kredit. Dalam melakukan pengajuan aplikasi kredit, baik kredit konsumtif maupun produktif, para kreditur seringkali mempersyaratkan adanya perlindungan asuransi untuk objek kredit maupun kepastian pembayaran kredit itu sendiri. Dengan demikian maka manfaat asuransi dalam prakteknya tidak hanya dinikmati oleh nasabah (tertanggung), akan tetapi juga dirasakan oleh pihak lain dalam kasus ini pihak bank selaku kreditur.

1) Manfaat Asuransi26

Mengikuti program asuransi memberikan manfaat yang luas, baik untuk pribadi, keluarga, masyarakat, maupun Negara. Manfaat asuransi bagi pribadi dan keluarga adalah mendidik untuk hidup berhemat, mendidik untuk berpandangan jauh ke hari depan dan berencana, mendidik berdisiplin dan tertib mengatur keuangan, mendidik pribadi-pribadi untuk mencintai keluarga, menanamkan kasih sayang terhadap sesama, menghilangkan rasa was-was terhadap kerugian akibat terjadinya kejadian-kejadian yang tidak diharapkan datangnya, memberikan ketentraman hati bagi seluruh anggota keluarga, mencegah kesengsaraan bagi janda dan yatim piatu, menjamin keberhasilan pendidikan anak-anak, memberikan penghasilan keluarga secara regular, menyediakan pensiun sendiri di hari tua, membentuk warisan bagi keluarga di masa mendatang, mendidik sikap berani, cermat, dan melatih mental baja, memberi nilai kepada diri sendiri secara pasti, mencegah terjadinya kesulitan-kesulitan keuangan, memberikan rasa pasti bagi masa depan seseorang.

26


(40)

D. Teori Efektivitas 1. Pengertian Efektivitas

Dua konsep utama untuk mengukur prestasi kerja manajemen adalah efesiensi dan efektivitas. Efektivitas berasal dari kata efektif yang mempunyai beberapa arti antara lain ada efeknya (akibat, pengaruh, dan kesan), manjur atau mujarab, membawa hasil dan mulai berlaku tentang Undang-Undang atau peraturan.27

Menurut ahli manajemen Peter F. Drucker efektivitas erat kaitannya dengan efesiensi. Efesiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar (doing the right things). Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.28

Menurut E. Mulyasa dalam bukunya manajemen berbasis sekolah menjelaskan efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju, selanjutnya dijelaskan bahwa efektivitas berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dan rencana yang telah disusun sebelumnya atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.29 Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Efektivitas berfokus pada outcome (hasil) program

27

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 250.

28

T. Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPPE, 1998), hlm.7.

29

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 82.


(41)

29

atau kegiatan yang dinilai. Dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan (spending wisely).30

2. Tolak Ukur Penilaian Efektivitas

Dengan melihat perspektif keefektivan diatas, maka dalam mencapai efektivitas kerja atau efesiensi haruslah dipenuhi syarat-syarat ataupun ukuran sebagai berikut:

a. Kegunanaan, yakni agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana.

b. Ketetapan dan obyektivitas, maksudnya semua rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat.

c. Ruang lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity) dan konsistensi (consistency).

d. Efektivitas biaya, dalam hal ini efektivitas biaya menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional.

e. Akuntabilitas, terdapat dua aspek akuntabilitas; pertama tanggung jawab atas pelaksanaan, kedua tanggung jawab atas implementasi.

f. Ketepatan waktu, yakni suatu perencanaan, perubahan-perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan waktu.31

30

Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), hlm. 92.


(42)

E. Produk Asuransi Jiwa Pembiayaan (AJP) Mikro Sakinah

Program Asuransi Jiwa Pembiayaan Mikro Sakinah (AJP Mikro Sakinah) merupakan produk pertama yang didesain sesuai dengan kebutuhan LKMS dan mitra-mitra nasabahnya, dengan tujuan utama adalah membebaskan kewajiban bila terjadi musibah meninggal dunia. Lembaga-lembaga Keuangan Mikro Syariah sebagai wakil dari segenap mitra/nasabahnya menjadi pemegang polis, PT AJS Amanah Giri Artha dan PT Asuransi Takaful Keluarga menjadi penyedia jasa asuransi sementara Takmin (Unit PT Asyki Sarana Sejahtera) melakukan fungsi mediasi (keagenan) diantara LKMS, BMT, BPRS, KJKS. Pendekatan atau model ini, di dunia asuransi mikro dikenal sebagai Partner Agent Model.

Berbeda dengan kebanyakan asuransi jiwa kredit (credit life insurance), takaful mikro sakinah di disain sesuai dengan keperluan dan kondisi Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dan mitra/anggotanya dan santunan bagi ahli warisnya bila terjadi musibah meninggal dunia. Keunikan Sakinah terdapat pada, besarnya Dana Kebajikan (premi) = 0.5 per mill (0.5%o) per bulan atau Rp. 500,- untuk manfaat santunan sebesar Rp. 1.000.000,- (bila terjadi musibah meninggal dunia) berlaku untuk semua usia dalam rentang 18 s.d 65 tahun. Dirancang untuk menyelesaikan seluruh (sisa) kewajiban mitra/anggota Lembaga Keuangan, dengan tidak membedakan derajat kolektibilitas dan tidak dibatasi jangka waktu pinjaman/pembiayaan. Laporan dan pembayaran premi dilakukan secara bulanan. Masa perjanjian asuransi berlaku efektif sejak pencairan pinjaman/pembiayaan di

31


(43)

31

LKMS. Adapun persyaratan dokumen klaim yang harus di lengkapi oleh ahli waris yaitu:

1. Ahli waris wajib mengisi Formulir Pengajuan Klaim yang disediakan oleh perusahaan dan dilampiri dengan dokumen-dokumen yang diperlukan serta diajukan kepada TAKMIN selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal terjadinya klaim tersebut.

2. Dokumen yang diperlukan adalah: (a) Surat pengajuan klaim dari ahli waris (b) Mengisi formulir pertanyaan untuk klaim meninggal dunia, (c) Fotocopy KTP/SIM Peserta (asli atau yang telah dilegalisir). Untuk peserta dibawah usia 17 tahun (belum memiliki KTP) melampirkan fotocopy KTP orang tua/wali dan fotocopy Kartu Keluarga, (d) Surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh pamong praja setempat (minimal setingkat kelurahan), atau instansi pemerintah lain yang berwenang (e) Surat Keterangan dari Kepolisian bila meninggal karena kecelakaan, (f) Surat Keterangan dari Rumah Sakit/Dokter yang menyatakan secara terperinci tanggal dan sebab kematian, (g) Bukti Ahli Waris (keterangan lurah), (h) Kartu Peserta

Perusahaan berhak untuk meminta hal-hal dan dokumen-dokumen lain yang dianggap perlu dalam pengajuan klaim; mengadakan penyelidikan atas sebab-sebab klaim peserta; serta menunjuk dokter untuk melakukan penyelidikan dan memberikan rekomendasi kepada perusahaan. Bila berdasarkan penyelidikkan ternyata penyebab klaim termasuk dalam pengecualian, maka perusahaan berhak untuk menolak klaim tersebut ataupun jika dikemudian hari diketemukan adanya ketidakbenaran yang


(44)

disengaja dalam data peserta. Ketidakbenaran dalam keterangan peserta tidak berlaku setelah masa kepesertaan berjalan 2 tahun berturut-turut.

Distribusi Pemasaran Takmin (Unit PT Asyki Sarana Sejahtera) menggunakan

model distribusi “Partner-Agent”. Dalam Partner-Agent Model, partner adalah perusahaan yakni pengelola risiko yang memberikan ganti rugi kepada peserta atas kerugian yang di derita oleh tertanggung sesuai dengan polis yang diterbitkannya yang berasal dari dana tabarru’ dalam hal ini adalah PT Takaful Keluarga dan PT AJS Amanah Jiwa Giri Artha. Agen adalah keagenan asuransi yakni perantara yang berperan untuk memasarkan dan melayani produk AJP Mikro Sakinah bagi LKMS dalam hal ini adalah Takmin Working Group. Policyholder adalah LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) yakni lembaga keuangan yang memberikan fasilitas pinjaman, pembiayaan, dan jasa keuangan mikro lainnya, baik lembaga keuangan mikro bank (BPRS) maupun lembaga keuangan mikro bukan bank (seperti koperasi

Baitul Mal wa at-Tamwil (KBMT)


(45)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, yang menjadi studi penelitian adalah produk

asuransi mikro syariah yaitu ahli waris dari peserta produk “Asuransi Jiwa Pembiayaan (AJP) Mikro Sakinah” di Koperasi Baytul Ikhtiar Bogor dengan jumlah

peserta yang sudah klaim 300 orang. Dari jumlah peserta klaim tersebut yang berada pada wilayah Ciampea, Ciomas, Dramaga dan Taman Sari Bogor. Hal ini, peneliti dapatkan berdasarkan data yang diberikan oleh Takmin (Salah Satu Unit PT Asyki Sarana Sejahtera) mengenai data peserta klaim produk “AJP Mikro Sakinah”.

B. Objek Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015. Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah ahli waris produk AJP Mikro Sakinah pada Takmin (Unit PT Asyki Sarana Sejahtera).

C. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini termasuk pada penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).


(46)

Format penelitian dalam penelitian ini menggunakan format eksplanasi. Format eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain.32

D. Data dan Sumber Data

Data penelitian ini menggunakan dua jenis penelitian data, yaitu data primer dan data sekunder.

1) Data Primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer yang peneliti gunakan dengan wawancara dengan narasumber dan menyebarkan kuesioner kepada ahli waris

produk asuransi mikro “AJP Mikro Sakinah”.

2) Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada penulis yang berfungsi sebagai data pendukung. Data sekunder didapat dari buku-buku, koran, majalah, internet, penelitian terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi tentang masalah yang di bahas.33

32

M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 38.

33


(47)

35

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Riset Lapangan

Penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi penelitian yang dalam hal ini adalah Takmin (Unit PT Asyki Sarana Sejahtera) untuk mendapatkan dan mengumpulkan pengumpulan data sebagai berikut:

1) Metode Angket (Metode Kuesioner)

Sering pula metode angket disebut pula sebagai metode kuesioner atau dalam bahasa Inggris disebut questionnaire (daftar pertanyaan). Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau peneliti.34 Angket disebarkan kepada ahli waris peserta produk “AJP

Mikro Sakinah” di Bogor.

b. Riset Kepustakaan (Library Research)

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan (library research) dengan membaca, memahami dan menganalisa buku-buku serta menelusuri berbagai literatur yang relevansinya dengan pembahasan ini, serta literatur lain sebagai penunjang untuk dikaji lebih jauh guna mencari landasan pemikiran dalam upaya pemecahan masalah.

34

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), h.123


(48)

F. Pedoman Penulisan Skripsi

Penulisan dan penyusunan skripsi berdasarkan dan berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012”.35

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian.36 Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah ahli waris pada produk AJP Mikro pada koperasi Baytul Ikhtiar dengan jumlah populasi sebesar 300 orang,

2. Sampel

Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci.37 Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagian sumber data yang didapat mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini untuk mengetahui berapa sampel yang diambil dari 17 subpopulasi maka peneliti menggunakan Two stage Cluster Sampling dengan alokasi sampel berimbang dengan besarnya strata. Two Stage Cluster Sample adalah sampel yang

35

PPJM, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah (Jakarta: UIN Syahid, 2012).

36

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi Edisi 3, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), hlm. 118.

37

Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 162.


(49)

37

ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok yang disebut stratum (strata), dan kemudian memilih sebuah sampel secara random

dari setiap stratum.38 Maka, untuk menentukan alokasi sampel yang berimbang dengan besarnya strata maka diperlukan sampling fraction per stratum.

 Memilih psu sebagai sampel dengan menggunakan sampel fraction = 25%. Jumlah psu dalam sampel pertama dicari dengan rumus:

m = f . M Dimana:

f = Sample fraction

m = Sampling jumlah psu M = Jumlah psu

Perhitungan : m = f . M = 25% . 17 m = 4,25 = 4 psu

 Menentukan jumlah responden dari setiap psu Kecamatan Ciampea : 27 peserta klaim Kecamatan Ciomas : 7 peserta klaim Kecamatan Dramaga : 9 peserta klaim Kecamatan Taman sari : 13 peserta klaim Total peserta klaim 56 orang.

38


(50)

 Tidak semua responden (56 orang) tersebut akan dijadikan responden. Tetapi dari sini akan ditarik lagi sampel tahap kedua secara random dan berimbang. Sample fraction yang digunakan adalah 50%. Maka jumlah ahli waris dari peserta klaim diatas yang akan menjadi responden adalah

n1 = 0.5 x 27 = 13.5 = 14 ahli waris untuk kecamatan Ciampea n2 = 0.5 x 7 = 3.5 = 4 ahli waris untuk kecamatan Ciomas n3 = 0.5 x 9 = 4.5 = 5 ahli waris untuk kecamatan Dramaga n4 = 0.5 x 13 = 6.5 = 7 ahli waris untuk kecamatan Taman sari

Jadi, jumlah responden pada penelitian adalah 30 ahli waris pada peserta produk AJP Mikro Sakinah.

H. Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen

Variabel independen (bebas, eksogenus) adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya (terpengaruhnya) variabel dependen (terikat, endogenus).39 Variabel

independen dalam penelitian ini yaitu:

Pengetahuan ahli waris terhadap produk Kualitas pelayanan LKMS terhadap ahli waris = Proses klaim

39

Sambas Ali Muhidin & Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, Dan Jalur Dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hlm. 14.


(51)

39

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel indenpenden.40 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manfaat produk AJP Mikro Sakinah bagi ahli waris.

40


(52)

Tabel 3. 1 Operasional Variabel Regresi Linier Berganda

Dimensi Indikator Sub. Indikator

Pengetahuan Konsumen (X1) (J.Paul Peter & Jerry Olson, 2005)

Pengetahuan atribut abstrak produk

* Premi

* Lama masa perjanjian pengetahuan

manfaat produk

* Manfaat produk yang dirasakan Kualitas pelayanan (X2)

(Fandy Tjiptono, 2014)

Reability * Kehandalan tenaga lapangan

Responsiveness * Daya tanggap tenaga lapangan

terhadap keluhan konsumen

* Pengetahuan tenaga lapangan * Penggunaan istilah teknis yang mudah

Empathy

* Paham terhadap kebutuhan konsumen

Tangible * Kerapihan tenaga lapangan

Klaim (X3) (Andri Soemitra, 2009)

Prosedur klaim * Pemberitahuan kerugian * Penyelidikan Kerugian Persyaratan

dokumen klaim * Kemudahan dalam melengkapi dokumen klaim Pembayaran klaim

* Waktu/masa pembayaran klaim * Kesesuaian pada akad

Manfaat Produk (Y) (Philip Kotler & Gery Amstrong, 2008)

Kegunaan produk * Memberikan rasa aman *Kepuasan terhadap manfaat * Manfaat sesuai dengan akad/perjanjian

Keunggulan Produk * Tepat dengan kebutuhan konsumen

* Kesesuaian kontribusi dengan manfaat


(53)

41

Tabel 3. 2 Tolak Ukur Efektivitas

Dimensi Indikator

Kegunaan Produk

Memberikan rasa aman Kepuasan terhadap manfaat

Manfaat sesuai dengan akad/perjanjian Tepat dengan kebutuhan konsumen Kesesuaian kontribusi dengan manfaat Manfaat produk yang dirasakan Efektivitas Biaya premi

lama masa perjanjian

Akuntabilitas

Kehandalan tenaga lapangan

Daya tanggap tenaga lapangan terhadap keluhan konsumen

Pengetahuan tenaga lapangan

Penggunaan istilah teknis yang mudah Paham terhadap kebutuhan konsumen Kerapihan tenaga lapangan

Ketepatan waktu

Pemberitahuan kerugian Penyelidikan kerugian

Kemudahan dalam melengkapi dokumen klaim Waktu/masa pembayaran klaim


(54)

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Alat pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Sebagai instrumen ukur dalam penelitian, angket harus memenuhi kriteria tertentu sehingga dapat memberikan informasi yang terpercaya. Kriteria tersebut adalah angket harus mempunyai validitas dan reabilitas yang baik.41

Validitas merupakan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas menunjuk kepada ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya.42

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Item pertanyaan atau pertanyaan dikatakan valid jika mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r standar yaitu 0,2.43

Reabilitas artinya adalah tingkat kepercayaaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reabilitas merupakan salah satu

41

Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hlm. 211.

42

Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), ed. Revisi, hlm. 57.

43


(55)

43

ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Kadang-kadang realibilitas disebut juga sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari galat pengukuran (meansurement error).

Tinggi rendahnya realibilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien realibilitas. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien realibilitas berkisar antara 0,00-1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber error yang potensial. Di samping itu walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), akan tetapi dalam hal realibilitas, koefisien yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi realibilitas mengacu kepada koefisien yang positif.

Metode Perhitungan reabilitas menggunakan Alpha Cronbach merupakan koefisien realibilitas yang paling umum yang dapat digunakan karena koefisien ini menggambarkan variasi dari item-item baik untuk format benar/salah ataupun bukan, sehingga koefisien Alpha Cronbach merupakan koefisien yang paling umum untuk mengevaluasi internal consistency.44

44

Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), ed. revisi, hlm. 55.


(56)

Sebelum kuesioner disebarkan kepada ahli waris dari peserta produk AJP Mikro Sakinah, peneliti melakukan pre-test kepada responden yang keadaannya kurang lebih sama dengan responden yang sesungguhnya akan diteliti. Berikut adalah uji validitas dan reabilitas kuesioner yang diberikan kepada 10 responden.

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Pre-Test Item-Total Statistics

Corrected Item-Total Correlation

Corrected Item-Total Correlation

B1 .662 C8 .504

B2 .645 C9 .504

B3 .000 C10 .504

B4 .000 C11 .675

B5 .176 E1 .645

B6 .344 E2 .147

B7 .385 E3 .317

B8 .385 E4 .504

B9 .000 E5 .317

b9a .000 E6 .504

C1 .000 E7 .504

C2 .475 E8 .313

C3 .385 E9 .313

C4 .385 D1 .317

C5 .796 D2 .504

C6 .675 D3 .748

C7 .675 D4 .748

Sumber : Data primer yang diolah

Pada tabel 3.2 dapat dilihat bahwa terdapat tujuh item pertanyaan yang memiliki nilai <0,2, hal tersebut menyatakan bahwa item pertanyaan tidak valid. Pada


(57)

45

item pertanyaan B3 yaitu mengenai sumber pembayaran kontribusi/premi yang dibayarkan peserta, semua responden menjawab sumber pembayaran menggunakan pendapatan pribadi sehingga menghasilkan nilai validitas 0,000. Item pertanyaan B4 yaitu pertanyaan mengenai melalui apakah premi/kontribusi asuransi yang dibayarkan oleh peserta, semua responden menjawab melalui angsuran pembiayaan. Rate premi pada kontibusi asuransi yaitu 0,5 permill perbulan per outstanding.45 Item pertanyaan B5 yaitu mengenai merek produk asuransi jiwa pembiayaan, mayoritas responden menjawab tidak mengetahui merek produk asuransi tersebut dan sebagian responden menjawab ragu-ragu/biasa saja. Item pertanyaan B9 dan B9a adalah dua pertanyaan yang saling berkaitan, pada B9 peneliti menanyakan apakah responden pernah

berinvestasi ditempat lain? Semua responden menjawab “tidak” maka hal tersebut

mengakibatkan tidak terjawabnya pertanyaan pada B9a. Sistem pembiayaan yang diberikan koperasi kepada masyarakat berpenghasilan rendah menggunakan sistem kumpulan, pihak koperasi mengadakan perkumpulan satu kali dalam seminggu di salah satu rumah warga untuk pembayaran dan pemberian informasi mengenai pembiayaan tersebut, sehingga peserta mendapatkan informasi secara berkala dari pihak koperasi dan ahli waris dari peserta dapat dengan sangat mudah mengakses manfaat asuransi jiwa pembiayaan tersebut. Dengan hal tersebut, item pertanyaan pada C1 dan E2 tidak valid dikarenakan jawaban responden serupa.

45


(58)

Tabel 3. 4 Hasil Uji Reabilitas Pre-test Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.901 34

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan uji reabilitas di atas dapat dilihat bahwa nilai Crobanch’s Alpha adalah sebesar 0,901. Hal itu berarti dapat dikatakan rialibel karena nilai yang dihasilkan lebih dari 0,60 dan dianggap baik karena lebih besar dari 0,60.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolieritas

Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas/independent variable (x1,x2,….x1), dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas (x1 dan x2, x2 dan x3 dan seterusnya) lebih besar dari 0,60 (pendapat lain 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolienaritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil sama dengan 0,60 (r 0,60).46

46

Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat & Regresi untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 97.


(59)

47

b. Uji Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi model klasik yang kedua adalah adanya heteroskedastisitas. Artinya, varians variabel dalam model tidak sama (konstan). Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimaton yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar, walaupun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya tidak bias) dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya (konsisten). Ini disebakan oleh variansnya yang tidak minimum (tidak efisien).47

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi.48

Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika d lebih kecil dari dL dan (4-dL) maka hipotesis nol ditolah, yang berarti terdapat autokorelasi.

47

Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2013), hlm. 85.

48

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19, (Semarang: Badan Penelitian Universitas Diponegoro, 2011), hlm. 20.


(60)

b. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

c. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL) maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

d. Uji Normalitas

Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan heteroskedastisitas, uji asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau berdistribusi tidak normal.49

3. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi ( r2)

Koefesien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan presentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Misalnya, nilai r2 (sering juga menggunakan simbol R2) pada suatu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan pengaruh variabel manfaat produk AJP Mikro Sakinah terhadap variabel pengetahuan produk, proses klaim, kualitas pelayanan dari hasil perhitungan tertentu adalah 0,85.

49


(61)

49

Ini artinya bahwa variasi nilai Y yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah 85%. Sisanya, yaitu 15%, variasi variabel Y dipengaruhi oleh variabel lain yang berada di luar persamaan (model).50

b. Uji Parsial

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan untuk signifikan atau tidak signifikan masing-masing nilai koefisien regresi (b1 dan b2) secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat.51 Untuk menguji hipotesa tersebut langkah-langkah yang akan digunakan sebagai berikut:

1) Menentukan Ha dan Ho

Ho : 1 = 0 berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengetahuan ahli waris dengan variabel manfaat produk.

Ha : 1 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengetahuan ahli waris dengan variabel manfaat produk.

Ho : 2 = 0 berarti tidak terdapat signifikan pengaruh yang antara variabel kualitas pelayanan dengan variabel manfaat produk.

Ha : 2 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kualitas pelayanan dengan variabel manfaat produk.

50

Algifari, Opcit, hlm 45.

51


(62)

Ho : 3 = 0 berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel proses klaim dengan variabel manfaat produk.

Ha : 3 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel proses klaim dengan variabel manfaat produk.

Asumsi hipotesis yang digunakan adalah:

 Semakin tinggi pengetahuan ahli waris terhadap produk “AJP Mikro Sakinah”

maka akan semakin besar pula manfaat yang dirasakan oleh waris maka semakin

tinggi pula tingkat efektivitas produk “AJP Mikro Sakinah”, begitupun sebaliknya semakin rendah pengetahuan ahli waris terhadap produk “AJP Mikro Sakinah” maka akan semakin rendah pula manfaat yang dirasakan oleh waris dan

semakin rendah tingkat efektivitas terhadap produk “AJP Mikro Sakinah”.

 Semakin tinggi kualitas pelayanan yang dirasakan ahli waris pada produk “AJP Mikro Sakinah” maka akan semakin besar pula manfaat yang dirasakan oleh

waris maka semakin tinggi pula tingkat efektivitas produk “AJP Mikro Sakinah”, begitupun sebaliknya semakin buruk kualitas pelayanan yang dirasakan ahli waris

pada produk “AJP Mikro Sakinah” maka akan semakin rendah pula manfaat yang

dirasakan oleh waris dan semakin rendah tingkat efektivitas terhadap produk

“AJP Mikro Sakinah”.

 Semakin mudah proses klaim produk “AJP Mikro Sakinah” maka akan semakin


(63)

51

efektivitas produk “AJP Mikro Sakinah”, begitupun sebaliknya semakin sulit

proses klaim produk “AJP Mikro Sakinah” maka akan semakin rendah pula

manfaat yang dirasakan oleh waris dan semakin rendah tingkat efektivitas

terhadap produk “AJP Mikro Sakinah”.

c. Uji Simultan (F)

Pengujian ini melibatkan kedua variabel bebas terhadap variabel terikat dalam menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan/bersama-sama. Pengujian secara simultan menggunakn distribusi F yaitu membandingkan antara F hitung (F rasio) dengan F tabel. 52 Hipotesis yang digunakan adalah:

 Ho : , , = 0, variabel pengetahuan produk, proses klaim, kualitas pelayanan tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel manfaat produk.

 Ha : , , , variabel pengetahuan produk, proses klaim, kualitas pelayanan berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel manfaat produk.

Pada tingkat signifikan 5 persen dengan kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:

 Ho ditolak dan Ha diterima, apabila F hitung > F tabel, artinya pengetahuan produk, proses klaim, kualitas pelayanan bersama-sama berpengaruh terhadap variabel manfaat produk secara nyata.

52


(64)

 Ho diterima dan Ha ditolak, apabila F dihitung < F tabel, artinya variabel pengetahuan produk, proses klaim, kualitas pelayanan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel manfaat produk secara nyata.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi ganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional dan hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas X1,X2,…., Xi terhadap suatu variabel terikat Y.53 Regresi linier Berganda (Multiple Linier Regresion) bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.54

Persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3

Yang menyatakan bahwa:

Y = Manfaat produk AJP Mikro Sakinah X1 = Pengetahuan produk

a = Konstanta X2 = Kualitas Pelayanan

b = Koefisien Regresi X3 = Proses Klaim

53

Sambas Ali Muhidin & Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, Dan Jalur Dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hlm. 198.

54


(65)

53

J. Gambaran Umum Perusahaan

Takmin singkatan dari Takaful Mikro Indonesia, didirikan oleh tim yang dibentuk oleh Peramu (disebut Working Group) pada tanggal 10 Oktober 2005 untuk melaksanakan program asuransi mikro syariah berbasis keagenan (Patner Agent

Model). Tim Takmin Working Group terdiri dari Ir. Agus Haryadi dengan

profesionalitasnya sebagai Ahli Asuransi Syariah, Amin Musa, SE sebagai Ahli Keuangan Syariah dan Ir. Andi Ihsan Arkam sebagai Ahli Keuangan Mikro Syariah. Pendirian TAKMIN dilatarbelakangi oleh keinginan para aktivis LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang begitu kuat senantiasa memproteksi kaum mustadh’afin dari berbagai risiko atas musibah yang menimpa mereka melalui asuransi. Alasan utama yang mendasarinya disebabkan selama ini masyarakat bawah tidak mendapatkan proteksi yang layak, padahal risiko meninggal, sakit, kecelakaan, kebakaran dan musibah yang lain akan datang ke siapa saja tanpa memandang status. Kehadiran Takmin menjadi impian berbagai pihak, terutama bagi masyarakat miskin, dengan premi yang begitu rendah, Takmin mencoba memberikan pelayanan proteksi social secara cepat, mudah dan terjangkau.

Pada tahun 2014 ternyata semua lembaga keuangan non bank harus mempunyai badan hukum sesuai peraturan OJK (Otoritas jasa keuangan) untuk memenuhi peraturan tersebut maka pada tanggal 15 Juni 2013 ditetapkan TAKMIN berbadan hukum PT Asyki Sarana Sejahera dan diberikan oleh OJK izin usaha di bidang perusahaan pialang asuransi pada tanggal 23 Januari 2014, Takmin (Unit PT


(66)

Asyki Sarana Sejahera) sebagai perusahaan pialang asuransi. Perusahaan pialang asuransi adalah suatu badan hukum yang dibentuk dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan suatu badan yang dapat membantu mereka membeli produk asuransi dan mendampinginya pada saat terjadi klaim.55

Perusahaan pialang asuransi dibentuk dalam bentuk hukum dan harus memiliki ijin dari Otoritas Jasa keuangan (OJK) dengan persyaratan cukup ketat dan diatur secara jelas dalam:

 Undang-Undang No. 2 tahun 1992, Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1992 dan Keputusan Menteri Keuangan RI No. 226/KMK.0171993 dan peraturan terbaru lainnya.

 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.

Bersama-sama dengan beberapa lembaga Asuransi Syariah sebagai provider Takmin (Unit PT Asyki Sarana Sejahera) seperti PT AJS Amanah Giri Artha, PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) dan PT Asuransi Bumida Syariah 1967.

55

http://ekonomisyariah.info/blog/2014/02/27/asyki-asuransi-mikro-syariah-pertama-di-indonesia/ artikel diakses pada 9 Maret 2015.


(67)

55 BAB IV

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Bagian ini menyajikan informasi mengenai karakteristik responden berdasarkan data yang telah berhasil dikumpulkan melalui kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada 30 ahli waris dari peserta produk AJP Mikro Sakinah pada Takmin (Unit PT Asyki Sarana Sejahtera). Penulis membagi identifikasi karakteristik responden menjadi beberapa bagian yaitu, sebagai berikut :

Gambar 4 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Kecamatan

Sumber : Data primer yang diolah

Penelitian dilakukan pada empat Kecamatan di Kota Bogor yaitu Kecamatan Ciampea, Kecamatan Dramaga, Kecamatan Tamansari, Kecamatan Ciomas. Jumlah responden pada Kecamatan Ciampea yaitu 47% (14 orang), Kecamatan Dramaga 20% (6 orang), Kecamatan Tamansari 23% (7 orang), dan Kecamatan Ciomas 10% (3 orang). Kecamatan Asal Responden; Ciampea; 14; 47% Kecamatan Asal Responden; Dramaga; 6; 20% Kecamatan Asal Responden ; Tamansari; 7; 23% Kecamatan Asal Responden; Ciomas; 3; 10% Chart Title


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Perusahaan Pasangan Usaha Dalam Perjanjian Pembiayaan Pola Bagi Hasil Pada Perusahaan Modal Ventura (Studi Pada Pt. Sarana Sumut Ventura)

9 131 132

Pembiayaan Asuransi Produk Unggulan Pada PT. Prudential Life Assurance Medan

5 61 51

Analisis Pembiayaan Asuransi Produk Unggulan pada Prudential Assurance Medan

0 22 61

Faktor-faktor yang mempengaruhi underwriter dalam menyeleksi risiko guna menentukan kontribusi pada produk asuransi mikro syariah program AJP mikro sakinah: studi pada PT. Asyki Sarana Sejahtera

0 26 95

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA SYARIAH SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif Iklim Komunikasi Organisasi PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera Syariah Surabaya).

0 0 98

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA SYARIAH SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif Iklim Komunikasi Organisasi PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera Syariah Surabaya).

0 0 98

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA SYARIAH SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif Iklim Komunikasi Organisasi PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera Syariah Surabaya)

0 0 20

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA SYARIAH SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif Iklim Komunikasi Organisasi PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera Syariah Surabaya)

0 0 20

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION) PADA PT ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PALEMBANG

0 1 15

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION) PADA PT ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PALEMBANG

0 0 29