MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE MELALUI PELAYANAN PUBLIK

MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE MELALUI PELAYANAN PUBLIK

Neneng Siti Maryam

Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik Kridatama Bandung Email: stmaryam.neneng@gmail.com

Abstract

Public service is an effort to meet the basic needs of the state and the civil rights of every citizen in the goods, services, and administrative services provided by public service providers. In Indonesia, the Act of 1945 mandated the country to meet the basic needs of all citizens for the sake of welfare, so that the effectiveness of a system of government is determined by the merits of public service. Public service providers in Indonesia are all state organs such as the central government, local government (provincial, district, town). In this case, the Preamble of the 1945 Constitution was in aliena all 4 explicitly states that one of the objectives established the Republic of Indonesia is to promote the welfare of the public and educating the nation. Factors affecting the ineffectiveness of public services properly, namely: a structural problem involving bureaucratic budgeting for public services. Which affect the quality of public services is their cultural obstacles in bureaucracy. There are also factors of behavior does not reflect the behavior of officers who serve, and instead tend to exhibit behavior to be served. The condition of Indonesia's bureaucracy is now incompatible with the new organizational demands. In Indonesia, the bureaucracy in government departments or the lowest, the main priority is the input and process, not the results. Therefore, always be considered by the perpetrators of the bureaucracy is not to get the rest of the financial year end.

Keywords: good governance, public services

Abstrak

Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya negara untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa, dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Di Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada negara agar memenuhi kebutuhan dasar setiap warganya demi kesejahteraannya, sehingga efektivitas suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan pelayanan publik. Penyelenggara pelayanan publik di Indonesia adalah semua organ negara seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, Kota). Dalam hal ini, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pun pada aliena ke-4 secara tegas menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikan Negara Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan publik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Faktor yang mempengaruhi tidak berjalannya pelayanan publik dengan baik yaitu: Masalah struktural birokrasi yang menyangkut penganggaran untuk pelayanan publik. Yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik adalah adanya kendala kultural di dalam birokrasi. Selain itu ada pula faktor dari perilaku aparat yang tidak mencerminkan perilaku melayani, dan sebaliknya cenderung menunjukkan perilaku ingin dilayani. Kondisi birokrasi Indonesia saat ini sudah tidak sesuai dengan tuntutan organisasional yang baru. Di Indonesia, birokrasi di departemen atau pemerintahan paling rendah, yang diutamakan adalah masukan dan proses, bukan hasil. Karenanya, yang selalu diperhatikan oleh para pelaku birokrasi adalah jangan sampai ada sisa pada akhir tahun buku.

Kata Kunci: good governance, pelayanan publik

1. Pendahuluan

artinya penyelenggaraan tepat sasaran sesuai dengan perencanaan strategis yang ditetapkan,

1.1. Latar Belakang

efisien artinya penyelenggaraan dilakukan secara hemat berdaya guna dan berhasil guna,

Dewasa ini di negara kita, rakyat berharap transparan artinya segala kebijakan yang pada pemerintah agar dapat terselenggaranya

dilakukan oleh penyelenggara negara itu good governance, yaitu penyelenggaraan

adalah terbuka, semua orang melakukan dapat pemerintahan yang efektif, efisien, transparan,

pengawasan secara langsung sehingga mereka akuntabel, dan bertanggung jawab. Efektif

dapat memberikan penilaian kinerjanya

JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016

terhadap hasil yang dicapai, akuntabel artinya kepentingan terhadap perbaikan kinerja penyelenggara pemerintah bertanggung jawab

pelayanan publik. Ada tiga alasan penting terhadap kebijakan yang ditetapkan, serta

yang melatarbelakangi bahwa pembaharuan mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada

pelayanan publik dapat mendorong praktik seluruh warga negara pada setiap akhir tahun

good governance di Indonesia. Pertama, penyelenggaraan pemerintahan.

perbaikan kinerja pelayanan publik dinilai penting oleh stakeholders, yaitu pemerintah,

Permasalahan yang dialami oleh bangsa warga, dan sektor usaha. Kedua. Pelayanan Indonesia sekarang ini semakin komplek dan

publik adalah ranah dari ketiga unsur semakin sarat dengan permasalahan. Oknum-

governance melakukan interaksi yang sangat oknum

intensif. Ketiga, nilai-nilai yang selama ini seyogyanya menjadi panutan rakyat banyak

mencirikan praktik good governance yang tersandung masalah hukum. Eksistensi

diterjemahkan secara lebih mudah dan nyata pemerintahan yang baik atau sering disebut

melalui pelayanan publik. good governance yang selama ini dielu- elukan, faktanya saat ini masih menjadi

Fenomena pelayanan publik oleh birokrasi mimpi dan hanyalah sebatas jargon belaka.

pemerintah sarat dengan permasalahan, Indonesia harus segera terbangun dari tidur

misalnya prosedur pelayanan yang bertele- panjangnya. Revolusi di setiap bidang harus

tele, ketidakpastian waktu dan harga yang dilakukan karena setiap produk yang

menyebabkan pelayanan menjadi sulit dihasilkannya hanya mewadahi kepentingan

dijangkau secara wajar oleh masyarakat. Hal partai politik, fraksi dan sekelompok orang.

ini menyebabkan terjadi ketidakpercayaan Padahal seharusnya penyelenggaraan negara

kepada pemberi pelayanan dalam hal ini yang baik harus menjadi perhatian serius.

birokrasi sehingga masyarakat mencari jalan Transparansi memang bisa menjadi salah satu

alternatif untuk mendapatkan pelayanan solusi, tetapi hal itu tidaklah cukup untuk

melalui cara tertentu yaitu dengan mencapai good governance.

memberikan biaya tambahan.

Konsep good governance muncul karena Di samping permasalahan di atas, juga adanya

tentang cara pelayanan yang diterima oleh pemerintahan yang selama ini dipercaya

sering dilecehkan sebagai penyelenggara urusan publik.

masyarakat

yang

warga negara. Menerapkan praktik good governance dapat

martabatnya

sebagai

Masyarakat ditempatkan sebagai klien yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan

membutuhkan bantuan pejabat birokrasi, kapasitas pemerintah, masyarakat sipil, dan

sehingga harus tunduk pada ketentuan mekanisme pasar. Salah satu pilihan strategis

birokrasi dan kemauan dari para pejabatnya. untuk menerapkan good governance di

Hal ini terjadi karena budaya yang Indonesia adalah melalui penyelenggaraan

berkembang dalam birokrasi selama ini bukan pelayanan publik.

budaya pelayanan, tetapi lebih mengarah kepada budaya kekuasaan.

Pelayanan publik menjadi tolok ukur keberhasilan

Untuk mengatasi kondisi tersebut perlu pengukuran kinerja pemerintah melalui

perbaikan kualitas birokrasi.

dilakukan

upaya

penyelenggaraan pelayanan publik yang penggerak utama juga dianggap penting oleh

demi mewujudkan semua aktor dari unsur good governance. Para

berkesinambungan

pelayanan publik yang prima sebab pelayanan pejabat publik, unsur-unsur dalam masyarakat

publik merupakan fungsi utama pemerintah sipil dan dunia usaha sama-sama memiliki

yang diberikan sebaik-baiknya oleh pejabat

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi

publik. Salah satu upaya pemerintah adalah

1.3.Tujuan

dengan melakukan penerapan prinsip-prinsip good governance, yang diharapkan dapat

Tujuan dari penulisan ini adalah : memenuhi pelayanan yang prima terhadap

1. Untuk mengetahui penerapan prinsip- masyarakat. Terwujudnya pelayanan publik

prinsip good governance dalam pelayanan yang berkualitas merupakan salah satu ciri

publik.

good governance. Untuk itu, aparatur negara

2. Untuk mengetahui perwujudan konsep harus melaksanakan tugas dan tanggung

good governance dalam kaitannya dengan jawabnya secara efektif dan efisien, karena

pelayanan publik.

3. Untuk menjelaskan kualitas pelayanan governance dapat mengembalikan dan

diharapkan dengan

penerapan

good

publik yang diberikan pemerintah kepada membangun kembali kepercayaan masyarakat

masyarakat sehingga dapat memuaskan terhadap pemerintah.

masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

2. Kajian Pustaka

Adapun rumusan masalah yang penulis

2.1. Pengertian Good governance

kemukakan dalam hal pelayanan publik adalah sebagai berikut:

Penerapan

prinsip-prinsip good

1. Kurang responsif, respon terhadap governance sangat penting dalam pelaksanaan berbagai keluhan, aspirasi mapun harapan

pelayanan publik untuk meningkatkan kinerja masyarakat seringkali lambat ditanggapi

aparatur negara. Hal ini karena pemerintah atau bahkan diabaikan.

merancang konsep prinsip-prinsip good

2. Kurang informatif, berbagai informasi governance untuk meningkatkan potensi yang seharusnya disampaikan kepada

perubahan dalam birokrasi agar mewujudkan masyarakat lambat atau bahkan tidak

pelayanan publik yang lebih baik, di samping sampai.

itu masyarakat masih menganggap pelayanan

3. Inefisiensi, berbagai persyaratan yang publik yang dilaksanakan oleh birokrasi pasti diperlukan seringkali tidak relevan dengan

cenderung lamban, tidak profesional, dan pelayanan yang diberikan.

biayanya mahal.

4. Birokrasi, pelayanan pada umumnya dilakukan melalui proses yang terdiri dari

Gambaran buruknya birokrasi antara berbagai level sehingga menyebabkan

lain organisasi birokrasi gemuk dan pelayanan yang terlalu lama

kewenangan antar lembaga yang tumang tindih, sistem, metode, dan prosedur kerja

Dari identifikasi masalah di atas, maka belum tertib, pegawai negeri sipil belum penulis dapat mengajukan rumusan masalah

profesional, belum netral dan sejahteran, sebagai berikut:

praktik korupsi, kolusi dan nepotisme masih mengakar,

koordinasi, integrasi, dan

1. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip good sinkronisasi program belum terarah, serta governance dalam pelayanan publik?

disiplin dan etos kerja aparatur negara masih

2. Bagaimana perwujudan konsep good

rendah.

governance dalam kaitannya dengan pelayanan publik?

Menurut Sadjijono (2007:203) good

3. Bagaimana kualitas pelayanan publik yang governance mengandung arti: “Kegiatan diberikan pemerintah kepada masyarakat

suatu lembaga pemerintah yang dijalankan sehingga dapat memuaskan masyarakat?

berdasarkan kepentingan rakyat dan norma yang berlaku untuk mewujudkan cita-cita

JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016

negara”. Sedangkan menurut IAN & BPKP

2.2. Konsep Dasar Good governance

(2005:5) yang dimaksud dengan good governance adalah: “Bagaimana pemerintah

Konsep good governance sebenarnya berinteraksi

telah lama dilaksanakan oleh semua pihak mengelola sumber-sumber daya dalam

yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. pembangunan”. Peraturan Pemerintah Nomor

Namun demikian, masih banyak yang rancu 101 Tahun 2000, merumuskan arti good

memahami konsep governance. Secara governance sebagai berikut: “Kepemerintahan

sederhana, banyak pihak menerjemahkan yang mengembangkan dan menerapkan

governance sebagai tata pemerintahan. Tata prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas,

pemerintahan di sini bukan hanya dalam transparansi, pelayanan prima, demokrasi,

pengertian struktur dan manajemen lembaga efisiensi, efektivias, supremasi hukum dan

yang disebut eksekutif, karena pemerintah dapat diterima oleh seluruh masyarakat”.

(government) hanyalah salah satu dari tiga aktor besar yang membentuk lembaga yang

Dari defninisi-definisi yang telah disebut governance. Dua aktor lain adalah diuraikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

private sector (sektor swasta) dan civil society good governance mengandung arti kegiatan

(masyarakat madani). Karenanya, memahami suatu lembaga pemerintah yang dijalankan

governance adalah memahami bagaimana berdasarkan kepentingan rakyat dan norma

integrasi peran antara pemerintah (birokrasi), yang berlaku untuk mewujudkan cita-cita

sektor swasta dan civil society dalam suatu negara di mana kekuasaan dilakukan oleh

aturan main yang disepakati bersama. masyarakat yang diatur dalam berbagai

Lembaga pemerintah harus mampu tingkatan pemerintahan negara yang berkaitan

menciptakan lingkungan ekonomi, politik, dengan sumber-sumber sosial-budaya, politik,

sosial, budaya, hukum dan keamanan yang dan ekonomi.

kondusif. Sektor swasta berperan aktif dalam menumbuhkan kegiatan perekonomian yang

Menurut dokumen United Nations akan memperluas lapangan pekerjaan dan Development

meningkatkan pendapatan, sedangkan civil pemerintahan

society harus mampu berinteraksi secara aktif wewenang ekonomi politik dan administrasi

adalah:

“Penggunaan

macam aktivitas guna mengelola urusan-uruan negara pada

dengan

berbagai

perekonomian, sosial dan politik termasuk semua tingkat”. Tata pemerintahan mencakup

bagaimana melakukan kontrol terhadap seluruh mekanisme proses dan lembaga-

jalannya aktivitas-aktivitas tersebut. lembaga di mana warga dan kelompok- kelompok

pemahaman atas kepentingan mereka menggunakan hak

pengertian governance tersebut, maka hukum,

penambahan kata sifat good dalam menjembatani perbedaan-perbedaan diantara

governance bisa diartikan sebagai tata mereka. Namun untuk ringkasnya, good

pemerintahan yang baik atau positif. Letak governance pada umumnya diartikan sebagai

sifat baik atau positif itu adalah manakala ada pengelolaan pemerintahan yang baik. Kata

pengerahan sumber daya secara maksimal ‘baik’ di sini dimaksudkan sebagai mengikuti

dari potensi yang dimiliki masing-masing kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan prinsip-

aktor tersebut atas dasar kesadaran dan prinsip dasar good governance.

kesepakatan bersama terhadap visi yang ingin dicapai. Governance dikatakan memiliki sifat- sifat yang good, apabila memiliki ciri-ciri atau indikator-indikator tertentu.

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi

2.3. Prinsip-prinsip Good Governance

Menurut United Nations Development Program (UNDP) ada 14 prinsip good Dalam Peraturan Pemerintah Nomor

governance, yaitu:

101 Tahun 2000,

prinsip-prinsip

kepemerintahan yang baik terdiri atas:

a. Wawasan ke depan (visionary);

b. Keterbukaan dan transparansi (openess and

a. Profesionalitas, meningkatkan kemampuan

transparency);

dan moral penyelenggara pemerintahan

c. Partisipasi masyarakat (participation); agar mampu memberikan pelayanan yang

d. Tanggung gugat (accountability); mudah, cepat, tepat, dengan biaya

e. Supremasi hukum (rule of law) terjangkau.

f. Demokrasi (democracy);

dan kompetensi para pengambil keputusan dalam segala

b. Akuntabilitas, meningkatkan akuntabilitas

g. Profesionalisme

(profesionalism and competency); bidang yang menyangkut kepentingan

h. Daya tanggap (responsiveness); masyarakat.

i. Keefisienan dan keefektivan (efficiency

c. Transparansi, menciptakan kepercayaan

and effectiveness);

timbal balik antara pemerintah dan j. Desentralisasi (decentralization) masyarakat melalui penyediaan informasi

k. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan dan menjadi kemudahan di dalam

masyarakat (private sector and civil society memperoleh informasi yang akurat dan

partnership);

memadai.

l. Komitmen

pada

pengunrangan

kesenjangan (commitment to reduce pelayanan publik yang mencakup prosedur

d. Pelayanan prima,

penyelenggaraan

inequality);

yang baik, kejelasan tarif, kepastian waktu, m. Komitmen pada lingkungan hidup kemudahan akses, kelengkapan sarana dan

(commitment to environmental protection); prasarana serta pelayanan yang ramah dan

n. Komitmen pasar yang fair (commitment to disiplin.

fair market)

e. Demokrasi dan partisipasi, mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak

Keempat belas prinsip good governance dalam menyampaikan pendapat dalam

tersebut secara singkat dapat dijelaskan proses pengambilan keputusan, yang

sebagai berikut:

menyangkut kepentingan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

a. Tata pemerintahan yang berwawasan ke

f. Efisiensi dan efektivitas, menjamin depan (visi strategis), semua kegiatan terselenggaranya

pemerintah di berbagai bidang dan masyarakat dengan menggunakan sumber

pelayanan

terhadap

tingkatan seharusnya didasarkan pada visi daya yang tersedia secara optimal dan

dan misi yang jelas dan jangka waktu bertanggung jawab.

pencapaiannya serta dilengkapi strategi

g. Supremasi hukum dan dapat diterima oleh implementasi yang tepat sasaran, manfaat seluruh masyarakat, mewujudkan adanya

dan berkesinambungan. penegakkan hukum yang adil bagi semua

b. Tata pemerintahan yang bersifat terbuka pihak tanpa pengecualian, menjunjung

(transparan), wujud nyata prinsip tersebut tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai

antara lain dapat dilihat apabila masyarakat yang hidup dalam masyarakat.

mempunyai kemudahan untuk mengetahui serta memperoleh data dan informasi tentang kebijakan, program dan kegiatan aparatur

pemerintah, baik yang

JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016

dilaksanakan di tingkat pusat maupun yang ada, dan dari upaya perbaikan atau daerah.

peningkatan kualitas sumber daya manusia.

h. Tata pemerintahan yang cepat tanggap partisipasi masyarakat, masyarakat yang

c. Tata pemerintahan yang mendorong

(responsif), aparat pemerintahan harus berkepentingan ikut serta dalam proses

cepat tanggap terhadap perubahan perumusan

situasi/kondisi mengakomodasi aspirasi keputusan atas kebijakan publik yang

dan/atau

pengambilan

masyarakat, serta mengambil prakarsa diperuntukkan bagi masyarakat, sehingga

untuk mengatasi berbagai masalah yang keterlibatan masyarakat sangat diperlukan

dihadapi masyarakat.

i. Tata pemerintahan yang menggunakan menyangkut masyarakat luas.

pada setiap pengambilan kebijakan yang

struktur dan sumber daya secara efisien

d. Tata pemerintahan yang bertanggungjawab dan efektif, pemerintah pusat maupun / bertanggung gugat (akuntabel), instansi

daerah dari waktu ke waktu harus selalu pemerintah dan para aparaturnya harus

menilai dukungan struktur yang ada, dapat

mempertanggungjawabkan melakukan perbaikan struktural sesuai pelaksanaan kewenangan yang diberikan

dengan tuntutan perubahan seperti sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

menyusun kembali struktur kelembagaan Demikian halnya dengan kebijakan,

secara keseluruhan, menyusun jabatan dan program, dan kegiatan yang dilakukannya

fungsi yang lebih tepat, serta selalu dapat dipertanggungjawabkan.

berupaya mencapai hasil yang optimal

e. Tata pemerintahan yang menjunjung dengan memanfaatkan dana dan sumber supremasi hukum, wujud nyata prinsip ini

daya lainnya yang tersedia secara efisien mencakup upaya penuntasan kasus KKN

dan efektif.

dan pelanggaran HAM, peningkatan j. Tata pemerintahan yang terdesentralisasi, kesadaran HAM, peningkatan kesadaran

pendelegasian tugas dan kewenangan pusat hukum, serta pengembangan budaya

kepada semua tingkatan aparat sehingga hukum. Upaya-upaya tersebut dilakukan

dapat mempercepat proses pengambilan dengan menggunakan aturan dan prosedur

keputusan, serta memberikan keleluasaan yang terbuka dan jelas, serta tidak tunduk

yang cukup untuk mengelola pelayanan pada manipulasi politik.

publik dan mensukseskan pembangunan di

f. Tata pemerintahan yang demokratis dan pusat maupun di daearah. berorientasi pada konsensus, perumus

k. Tata pemerintahan yang mendorong kebijakan pembangunan baik di pusat

kemitraan dengan dunia usaha, swasta dan maupun daerah dilakukan melalui

masyarakat, pembangunan masyarakat mekanisme

l. madani melalui peningkatan peran serta ditentukan

masyarakat dan sektor swasta harus Keputusan-keputusan yang diambil antara

melalui pembentukan lembaga eksekutif dan legislatif harus

diberdayakan

kemitraan antara didasarkan pada konsensus agar setiap

kerjasama

atau

pemerintah, swasta, dan masyarakat. kebijakan publik yang diambil benar-benar

Hambatan birokrasi yang menjadi merupakan keputusan bersama.

rintangan terbentuknya kemitraan yang

g. Tata pemerintahan yang berdasarkan setara harus segera diatasi dengan profesionalitas dan kompetensi, wujud

perbaikan sistem pelayanan kepada nyata dari prinsip profesionalisme dan

masyarakat dan sektor swasta serta kompetensi dapat dilihat dari upaya

penyelenggaraan pelayanan terpadu. penilaian kebutuhan dan evaluasi yang

m. Tata pemerintahan yang memiliki dilakukan terhadap tingkat kemampuan

komitmen pada pengurangan kesenjangan, dan profesionalisme sumber daya manusia

pengurangan kesenjangan dalam berbagai

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi

bidang baik antara pusat dan daerah Untuk mencapai good governance maupun antar daerah secara adil dan

dalam tata pemerintahan di Indonesia, maka proporsional merupakan wujud nyata

prinsip-prinsip good governance hendaknya prinsip pengurangan kesenjangan. Hal ini

ditegakkan dalam berbagai institusi penting juga mencakup upaya menciptakan

pemerintahan. Dengan melaksanakan prinsip- kesetaraan dalam hukum (equity of the

prinsip good governance maka tiga pilarnya law) serta mereduksi berbagai perlakuan

yaitu pemerintah, korporasi, dan masyarakat diskriminatif

sipil hendaknya saling menjaga, saling kesenjangan

yang

menciptakan

support dan berpartisipasi aktif dalam perempuan

penyelenggaraan pemerintahan yang sedang bermasyarakat.

n. Tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada lingkungan hidup, daya

2.4. Pelaksanaan Good Governance di

dukung lingkungan semakin menurun

Indonesia

akibat pemanfaatan yang tidak terkendali. Kewajiban penyusunan analisis mengenai

Penerapan good governance di dampak lingkungan secara konskuen,

Indonesia dilatarbelakangi oleh dua hal yang penegakkan hukum lingkungan secara

sangat mendasar:

a. Tuntutan eksternal: Pengaruh globalisasi pengendali dampak lingkungan, serta

konsisten, pengaktifan lembaga-lembaga

telah memaksa kita untk menerapkan pengelolaan sumber daya alam secara

good governance. Istilah good governance lestari merupakan contoh perwujudan

mulai mengemuka di Indonesia pada akhir komitmen pada lingkungan hidup.

tahun 1990-an, seiring dengan interaksi o. Tata pemerintahan yang memiliki

antara pemerintah Indonesia dengan komitmen pada pasar, pengalaman telah

negara-negara luar dan lembaga-lembaga membuktikan bahwa campur tangan

donor yang menyoroti kondisi objektif pemerintah dalam kegiatan ekonomi

situasi perkembangan ekonomi dan politik seringkali berlebihan sehingga akhirnya

dalam negeri Indonesia. membebani anggaran belanja dan bahkan

b. Tuntutan internal: Masyarakat melihat dan merusak pasar. Upaya pengaitan kegiatan

merasakan bahwa salah satu penyebab ekonomi masyarakat dengan pasar baik di

terjadinya krisis multidimensional saat ini dalam daerah maupun antara daerah

adalah terjadinya juse of power yang merupakan contoh wujud nyata komitmen

terwujud dalam bentuk KKN (Korupsi, pada pasar.

Kolusi, dan Nepotisme), dan sudah sedemikan rupa mewabah dalam segala

Indonesia merupakan salah satu negara aspek kehidupan. Masyarakat menilai di dunia yang sedang berjuang dan

praktik KKN yang paling mencolok mendambakan terciptanya good governance.

kualitas dan kuantitasnya adalah justru Namun, keadaan saat ini menunjukkan bahwa

yang dilakukan oleh cabang-cabang hal tersebut masih sangat jauh dari harapan.

pemerintahan, eksekutif, legislatif, dan Kepentingan politik, KKN, peradilan yang

yudikatif.

tidak adil, bekerja di luar kewenangan, dan kurangnya integritas dan transparansi adalah

Pelaksanaan good governance yang beberapa

baik adalah bertumpu pada tiga pilar dan pemerintahan yang baik masih belum dapat

penerapannya akan berjalan dengan baik jika tercapai.

didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara/pemerintah dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha

JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016

atau swasta sebagai pelaku pasar, dan Sedangkan menurut Widodo (2001:131) masyarakat sebagai pengguna produk dari

pelayanan publik adalah: “Pemberian layanan dunia usaha, sehingga menjalankan good

(melayani) keperluan orang atau masyarakat governance seyogyanya dilakukan bersama-

yang mempunyai kepentingan pada organisasi sama pada tiga pilar/elemen tersebut. Bila

tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata pelaksanaan

cara yang telah ditetapkan”. pemerintah saja maka keberhasilannya kurang optimal dan bahkan memerlukan waktu yang

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 panjang.

tentang Pelayanan Publik mendefinikan pelayanan publik sebagai berikut: “Pelayanan

2.5. Pengertian Pelayanan Publik

publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

dengan peraturan pemerintah adalah memberikan pelayanan

Salah satu tugas pokok terpenting

pelayanan

sesuai

perundang-undangan bagi setiap warga negara publik kepada masyarakat. Pelayanan publik

dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau merupakan pemberian jasa oleh pemerintah,

pelayanan administratif yang disediakan oleh pihak swasta atas nama pemerintah, ataupun

penyelenggara pelayanan publik”. pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan

Dari definisi-definisi yang telah atau kepentingan masyarakat. Ada tiga alasan

dikemukakan sebelumnya, maka dapat mengapa pelayanan publik menjadi titik

diambil kesipulan bahwa yang dimaksud strategis untuk memulai mengembangkan dan

dengan pelayanan publik adalah pemenuhan menerapkan good governance di Indonesia,

keinginan dan kebutuhan masyarakat pada yaitu:

penyelenggaraan negara. Negara didirikan

a. Pelayanan publik selama ini menjadi ranah oleh publik atau masyarakat dengan tujuan aar dimana negara diwakili pemerintah

meningkatkan kesejahteraan berinteraksi

dapat

masyarakat. Pada hakekatnya negara dalam pemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan

hal ini birokrasi haruslah dapat memenuhi publik akan mendorong tingginya

kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal dukungan masyarakat terhadap kerja

ini bukanlah kebutuhan secara individual akan birokrasi.

tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya

b. Pelayanan publik adalah ranah di mana diharapkan oleh masyarakat. berbagai aspek clean dan good governance dapat diartikulasikan secara mudah.

2.6. Unsur-Unsur Pelayanan Publik

c. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua

Menurut Bharata (2004:11) terdapat pemerintah, masyarakat, dan mekanisme

enam unsur penting dalam proses pelayanan pasar

publik, yaitu:

a. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat Menurut Robert (1996:30) yang

memberikan suatu layanan tertentu kepada dimaksud dengan pelayanan publik adalah:

konsumn, baik berupa layanan dalam “Segala bentuk kegiatan pelayanan umum

bentuk penyediaan dan penyerahan barang yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah

(goods) atau jasa-jasa (services). pusat, di daerah dan lingkungan badan usaha

b. Penerima layanan, yaitu mereka yang milik negara atau daerah dalam barang atau

disebut sebagai konsumen (customer) yang jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan

menerima berbagai layanan dari penyedia kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

layanan.

pelaksanaan

ketertiban-ketertiban”.

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi

c. Kejelasan tata cara pelayanan. Tata cara diberikan oleh penyedia layanan kepada

c. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat

pelayanan harus didesain sesederhana pihak yang membutuhkan layanan.

mungkin dan dikomunikasikan kepada

d. Kepuasan pelanggan, dalam memberikan masyarakat pengguna jasa layanan. layanan penyedia layanan harus mengacu

pesyaratan pelayanan. pada tujuan utama pelayanan, yaitu

d. Minimalisasi

Persyaratan dalam mengurus pelayanan kepuasan pelanggan. Hal ini sangat penting

harus dibatasi sesedikit mungkin dan dilakukan karena tingkat kepuasan yang

sebanyak yang benar-benar diperlukan. diperoleh para pelanggan itu biasanya

e. Kejelasan kewenangan. Kewenangan sangat berkaitan erat dengan standar

pegawai yang melayani masyarakat kualitas barang dan atau jasa yang mereka

pengguna jasa pelayanan harus dirumuskan nikmati.

sejelas mungkin dengan membuat bagan tugas dan distribusi kewenangan.

f. Transparansi biaya. Biaya pelayanan harus pelayanan publik yang baik adalah memiliki

Menurut Kasmir (2006:34) ciri-ciri

ditetapkan seminimal mungkin dan unsur-unsur sebagai berikut:

setransparan mungkin.

a. Tersedianya karyawan yang baik;

g. Kepastian jadwal dan durasi pelayanan.

b. Tersedianya sarana dan prasarana yang Jadwal dan durasi pelayanan juga harus baik;

pasti, sehingga masyarakat memiliki

c. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah gambaran yang jelas dan tidak resah. (pelanggan) sejak awal hingga akhir;

h. Minimalisasi formulir. Formulir-formulir

d. Mampu melayani secara cepat dan tepat; harus dirancang secara efisien, sehingga

e. Mampu berkomunikasi; akan dihasilkan formulir komposit (satu

f. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap formulir yang dapat diapkai untuk berbagai transaksi;

keperluan).

i. Maksimalisasi masa berlakunya izin. yang baik;

g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan

Untuk menghindarkan terlalu seringnya

h. Berusaha memahami kebutuhan nasabah masyarakat mengurus izin, maka masa (pelanggan)

berlakunya izin harus ditetapkan selama

i. Mampu memberikan kepercayaan kepada

mungkin.

nasabah (pelanggan) j. Kejelasan hak dan kewajiban provides dan customers. Hak-hak dan kewajiban-

2.7. Asas-asas Pelayanan Publik

kewajiban bagi providers maupun customers harus dirumuskan secara jelas,

Menurut Ratminto dan Winarsih dan dilengkapi dengan sanksi serta (2006:245) terdapat bebarapa asas dalam

ketentuan ganti rugi.

penyelenggaraan pelayanan pemerintah dan k. Efektivitas penanganan keluhan. Pelayanan perizinan yang harus diperhatikan, yaitu:

yang baik sedapat mungkin harus

a. Empati dengan customers. Pegawai yang menghindarkan terjadinya keluhan. Akan melayani urusan perizinan dari instansi

tetapi jika muncul keluhan, maka harus penyelenggara jasa perizinan harus dapat

dirancang suatu mekanisme yang dapat berempati dengan masyarakat pengguna

memastikan bahwa keluhan tersebut jasa pelayanan.

ditangani

secara

efektif sehingga

b. Pembatasan prosedur. Prosedur harus permasalahan yang ada dapat segera dirancang sependek mungkin, dengan

diselesaikan dengan baik demikian konsep one stop shop benar- benar diterapkan.

JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016

2.8. Prinsip Pelayanan Publik

sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

h. Kemudahan akses, yaitu bahwa tempat memuaskan dan bisa sesuai dengan keinginan

Tujuan pelayanan publik adalah

dan lokasi serta sarana pelayanan yang masyarakat atau pelayaan pada umumnya.

memadai, mudah dijangkau oleh Untuk mencapai hal itu diperlukan kualitas

masyarakat, dan dapat memanfaatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan

telekomunikasi dan keinginan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, Negara No. 62 Tahun 2003 tentang

pemberi layanan harus bersikap disiplin, Penyelenggaraan Pelayanan Publik setidaknya

sopan dan santun, ramah, serta mengandung sendi-sendi:

memberikan pelayanan dngan ikhlas. j. Kenyamanan, lingkungan pelayanan

a. Kesederhanaan, dalam arti prosedur harus tertib, teratur, disediakan ruang pelayanan publik tidak berbelit-belit,

tunggu yang nyaman, bersih, rapi, mudah

lingkungan yang indah dan sehat serta dilaksanakan.

dilengkapi dengan fasilitas pendukung

b. Kejelasan, kejelasan ini mencakup pelayanan seperti parkir, toilet, tempat kejelasan dalam hal:

ibadah, dan lain-lain.

1) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;

Dari uraian di atas dapat disimpulkan

2) Unit kerja/pejabat yang berwenang bahwa pelayanan publik adalah bentuk dan bertanggung jawab dalam

pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah memberikan

baik yang berupa barang maupun jasa guna penyelesaian

pelayanan

dan

memenuhi kebutuhan masyarakat ataupun keluhan/persoalan/sengketa dalam

rangka pelaksanaan peraturan pelaksanaan pelayanan publik.

dalam

perundang-undangan dnegan berpedoman

3) Rincian biaya pelayanan publik dan pada asas dan prinsip pelayanan. tata cara pembayaran.

c. Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan

2.9. Kaitan

Prinsip-Prinsip Good

pelayanan publik harus dapa diselesaikan

Governance dalam Pelayanan Publik

dalam kurun waktu yang telah

ditentukan. Menerapkan praktik good governance

d. Akurasi, produk pelayanan publik dapat dilakukan secara bertahap sesuaiu diterima dengan benar, tepat dan sah.

dengan kapasitas pemerintah, masyarakat sipil

e. Keamanan, proses, dan produk pelayanan dan mekanisme pasar. Upaya untuk publik memberikan rasa aman dan

menghubungkan tata pemerintahan yang baik kepastian hukum.

dengan

pelayanan

publik bukanlah

f. Tanggung

merupakan hal baru. Namun keterkaitan penyelenggara pelayanan publik atau

jawab,

pimpinan

antara konsep good governance dengan pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab

konsep public service sudah cukup jelas. atas penyelenggaraan pelayanan dan

Argumentasi lain yang yang membuktikan penyelesaian keluhan/persoalan dalam

betapa pentingnya pelayanan publik ialah pelaksanaan pelayanan publik.

keterkaitannya dengan tingkat kesejahteraan

g. Kelengkapan sarana dan prasaran, rakyat. Inilah yang tampaknya harus dilihat tersedianya sarana dan prasarana kerja,

secara jernih karena di negara-negara peralatan kerja, dan pendukung lainnya

berkembang kesadaran para birokrat untuk yang memadai termasuk penyediaan

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi

memberikan pelayanan yang terbaik kepada Dengan metode tersebut penerapan masyarakat masih sangat rendah.

prinsip good governance dalam pelayanan publik akan berjalan sesuai dengan prinsip-

Secara garis besar, permasalahan prinisp good governance yang telah diatur penerapan good governance meliputi:

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000.

a. Reformasi birokrasi belum berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat;

Salah satu pertimbangan mengapa

b. Tingginya kompleksitas permasalahan pelayanan publik menjadi strategis dan dalam mencari solusi perbaikan;

prioritas untuk ditangani adalah, karena

c. Masih tingginya tingkat penyalahgunaan dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik wewenang, banyaknya praktek KKN, dan

sangat buruk dan signifikan dengan buruknya masih lemahnya pengawasan terhadap

penyelenggaraan tata pemerintahan.dampat kinerja aparatur;

pelayanan publik yang buruk sangat dirasakan

d. Makin meningkatnya tuntutan akan oleh warga dan masyarakat luas, sehingga partisipasi masyarakat dalam kebijakan

ketidakpuasan dan publik;

menimbulkan

ketidakpercayaan terhadap kinerja pelayanan

e. Meningkatnya tuntutan penerapan prinsip- pemerintah. Buruknya pelayanan publik, prinsip tata kepemerintahan yang baik,

kinerja manajemen antara lain transparansi, akuntabilitas dan

mengindikasikan

pemerintahan yang kurang baik. kualitas kinerja publik serta taat pada hukum;

Faktor-faktor

penyebab buruknya

f. Mengingatnya tuntutan dalam pelimpahan pelayanan publik selama ini antara lain: tanggung jawab, kewenangan dan pengambilan keputusan dalam era

a. Kebijakan dan keputusan yang cenderung desentralisasi;

menguntungkan para elit politik dan sama

g. Rendahnya kinerja sumberdaya manusia sekali tidak pro rakyat. dan kelembagaan aparatur, sistem

b. Kelembagaan yang dibangun selalu kelembagaan

menekankan sekedar teknis-mekanis saja ketatalaksanaan

(organisasi)

dan

dan bukan pendekatan pada martabat pemerintahan

masyarakat yang mempertahankan sikap nrimo (pasrah) apa Untuk mengatasi permasalahan tersebut,

c. Kecenderungan

danya yang telah diberikan oleh para birokrat bekerja dalam sebuah

pemerintah sehingga berdampak pada lingkungan yang bermuatan nilai dan

sikap kritis masyarakat yang tumpul. lingkungan yang didorong oleh sejumlah

d. Adanya sikap-sikap pemerintah yang nilai, dimana nilai-nilai ini yang akan menjadi

mengedepankan pijakan dalam segala aktivitas birokrasi saat

berkecenderungan

informality birokrasi dan mengalahkan memberi pelayanan publik. Terkait dengan

dengan asas pernyataan tersebut, ada beberapa nilai yang

proses

formalnya

mendapatkan keuntungan pribadi. harus dipegang teguh para formulator saat mendesain suatu maklumat pelayanan. Beberapa nilai yang dimaksud yakni: kesetaraan, keadilan, keterbukaan, kontinuitas dan regulasitas, partisipasi, inovasi dan perbaikan, efisiensi, efektivias.

JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016

3. Hasil dan Pembahasan

meningkatnkan kualitas manajemen kinerja dan kualitas pelayanan publik.

3.1. Penerapan Prinsip Good Governance dalam Pelayanan Publik

Pelayanan publik yang baik akan berpengaruh

menurutnkan atau Penyelenggaraan

utuk

mempersempit terjadinya KKN dan pungli pembangunan dan pelayanan publik menurut

pemerintahan,

yang dewasa ini telah merebak di semua lini paradigma good governance, dalam prosesnya

ranah pelayanan publik, serta dapat tidak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah

menghilangkan diskriminasi dalam pemberian berdasarkan pendekatan rule government

pelayanan.

(legalitas), atau hanya untuk kepentingan pemerintahan daerah. Paradigma good

Paradigma good governance menjadi governance, mengedepankan proses dan

relevan dan menjiwai kebijakan pelayanan prosedur, di mana dalam proses persiapan,

publik di era otonomi daerah yang diarahkan perencanaan, perumusan dan penyusunan

untuk meningkatkan kinerja manajemen suatu kebijakan senantiasa mengedepankan

pemerintahan, mengubah sikap ental, perilaku kebersamaan

aparat penyelenggara pelayanan serta melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

membangun kepedulian dan komitmen pimpinan daerah dan aparatnya untuk

Penyelenggaraan pemerintahan yang memperbaiki dan meningkatkan pelayanan baik, pada dasarnya menuntut keterlibatan

publik yang berkualitas.

seluruh komponen pemangku kepentingan, baik di lingkungan birokrasi maupun di

3.2. Permasalahan Pelayanan Publik

lingkungan masyarakat. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah pemerintah

Permasalahan utama pelayanan publik yang dekat dengan masyarakat dan dalam

pada dasarnya adalah berkaitan dengan memberikan pelayanan harus sesuai dengan

peningkatan kualitas pelayanan itu sendiri. kebutuhan

Pelayanan yang berkualitas sangat tergantung kepemerintahan yang baik (good governance)

masyarakat.

Esensi

pada berbagai aspek, yaitu bagaimana pola dicirikan dengan terselenggaranya pelayanan

penyelenggaraannya (tata laksana), dukungan publik yang baik, hal ini sejalan dengan

sumber daya manusia, dan kelembagaan. esensi kebijakan desentralisasi dan otonomi

Dilihat dari sisi pola penyelenggaraannya, daerah yang ditujukan untuk memberikan

pelayanan publik masih memiliki berbagai keleluasaan kepada daerah untuk mengatur

kelemahaan antara lain:

dan mengurus masyarakat setempat, dan meningkatkan pelayanan publik.

a. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur pelayanan, Kinerja manajemen pemerintahan yang

mulai pada tingkatan petugas pelayanan buruk dapat disebabkan berbagai faktor antara

(front line) sampai dengan tingkatan lain:

penanggung jawab instansi. Respin komitmen

terhadap berbagai keluhan, aspirasi, manajerial atas, menengah, dan bawah, serta

maupun harapan masyarakat seringkali aparatur penyelenggara pemerintahan lainnya

lambat atau bahkan diabaikan sama sekali. untuk bersama-sama mewujudkan tujuan

b. Kurang informatif. Berbagai informasi otonomi daerah. Selain itu, kurangnya

yang seharusnya disampaikan kepada komitmen

masyarakat lambat atau bahkan tidak melaksanakan strategi dan kebijakan

sampai kepada masyarakat.

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi

pemerintah, yang juga menyebabkan pelaksanaka pelayanan terletak jauh dari

c. Kurang accessible.

Berbagai

unit

pelayanan publik menjadi tidak efisien. jangkauan

masyarakat

sehingga

menyulitkan bagi

mereka

yang

3.3. Pemecahan masalah

memerlukan pelayanan tersebut.

Tuntutan masyarakat pada era reformasi pelayanan yang terkait satu dengan lainya

d. Kurang koordinasi.

Berbagai

unit

terhadap pelayanan publik yang berkualitas sangat kurang berkoordinasi. Akibatnya,

akan semakin menguat. Oleh karena itu, sering terjadi tumpang tindih ataupun

kredibilitas pemerintah sangat ditentukan oleh pertentangan kebijakan antara satu instansi

mengatasi berbagai pelayanan dengan instansi pelayanan lain

kemampuannya

permasalahan di atas sehingga mampu yang terkait.

menyediakan

pelayanan publik yang

memuaskan masyarakat sesuai dengan pelayanan perijinan) pada umumnya

e. Birokratsi. Pelayanan

(khususnya

kemampuan yang dimilikinya. dilakukan dengan melalui proses yang

Adapun hal-hal yang dapat diajukan untuk terdiri dari berbagai level, hal ini

mengatasi permasalahan tersebut antara lain: menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama.

a. Penetapan standar pelayanan. Standar

f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/ pelayanan memiliki arti yang sangat aspirasi masyarakat. Pada umumnya aparat

penting dalam pelayanan publik. Standar pelayanan kurang memiliki kemauan untuk

pelayanan merupakan suatu komitmen mendengar keluhan/saran/ aspirasi dari

pelayanan untuk masyarakat.

penyelenggara

menyediakan pelayanan dengan suatu dilaksanakan dengan apa adanya, tanpa ada

Akibatnya,

pelayanan

kualitas tertentu yang ditentutkan atas perbaikan dari waktu ke waktu.

dan kemampuan diperlukan (khususnya dalam pelayanan

g. Inefisien. Berbagai persyaratan yang

masyarakat

penyelenggara pelayanan. Penetapan perijinan) seringkali tidak relevan dengan

standar pelayanan yang dilakukan melalui pelayanan yang diberikan.

proses identifikasi jenis pelayanan, identifikasi pelanggan, identifikasi harapan

Dilihat dari sisi sumber daya manusianya, pelanggan, perumusan visi dan misi kelemahan utamanya adalah berkaitan dengan

pelayanan, analisis proses dan prosedur, profesionalisme, kompetensi, empati dan

sarana dan prasarana, waktu dan biaya etika. Berbagai pandangan juga setuju bahwa

pelayanan. Proses ini tidak hanya akan salah satu dari unsur yang perlu

memberikan informasi mengenai standar dipertimbangkan adalah masalah sistem

pelayanan yang harus ditetapkan, tetapi kompensasi yang tepat.

juga informasi mengenai kelembagaan yang mampu mendukung terselenggaranya

Dilihat dari sisi kelembagaan, kelemahan proses manajemen yang menghasilkan utama terletak pada disain organisasi yang

pelayanan sesuai dengan standar yang telah tidak dirancang khusus dalam rangka

ditetapkan.

pemberian pelayanan kepada masyarakat,

Standard Operating penuh dengan hirarki yang membuat

b. Pengembangan

Procedures (SOP). Untuk memastikan pelayanan menjadi berbelit-belit (birokratis),

bahwa proses pelayanan dapat berjalan dan tidak terkoordinasi. Kecenderungan untuk

secara konsisten diperlukan adanya SOP. melaksanakan dua fungsi sekaligus, fungsi

Dengan adanya SOP, maka proses pengaturan dan fungsi penyelenggaraan,

pengolahan yang dilakukan secara internal masih sangat kental dilakukan oleh

dalam unit pelayanan dapat berjalan sesuai

JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016

dengan acuan yang jelas, sehingga dapat

Sistem Pengelolaan berjalan secara konsisten. Di samping itu

d. Pengembangan

Pengaduan masyarakat SOP juga bermanfaat dalam hal:

Pengaduan.

merupakan satu sumber informasi bagi upaya-upaya

pihak penyelenggara

1) Untuk memastikan bahwa proses dapat pelayanan untuk secara konsisten menjaga berjalan uninterupted. Jika terjadi hal-

pelayanan yang dihasilkannya sesuai hal tertentu, misalkan petugas yang

dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh diberi tugas menangani satu proses

karena itu perlu didisain suatu sistem tertentu berhalangan hadir, maka

pengelolaan pengaduan yang secara efektif petugas lain dapat menggantikannya.

dan efisien dapat mengolah berbagai Oleh karena itu proses pelayanan dapat

pengaduan masyarakat menjadi bahan berjalan terus;

masukan bati perbaikan kualitas pelayanan.

2) Untuk memastikan bahwa pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan

Di samping itu, peningkatan kualitas peraturan yang berlaku;

pelayanan publik juga perlu didukung adanya

3) Memberikan informasi yang akurat

birokrasi, yang akan ketika dilakukan penelususran terhadap

restrukturisasi

memangkas berbagai kompleksitas pelayanan kesalahan prosedur jika terjadi

publik menjadi lebih sederhana. Birokrasi penyimpangan dalam pelayanan;

yang kompleks menjadi ladang bagi

4) Memberikan informasi yang akurat tumbuhnya KKN dalam penyelenggaraan ketika akan dilakukan perubahan-

pelayanan.

perubhana tertentu dalam prosedur pelayanan;

Dari uraian di atas, jelas bahwa perbaikan

5) Memberikan informasi yang jelas kinerja pelayanan publik di Indonesia mengenai tugas dan kewenangan yang

memerlukan kebijakan yang holistic. akan diserahkan kepada petugas

keberanian dan tertentu yang akan menangani satu

Pemerintah

dituntut

kemampuannya untuk bisa mengembangkan proses pelayanan tertentu, atau dengan

kebijakan reformasi birokrasi yang holistic kata lain, bahwa semua petugas yang

dan melaksanakannya secara konsisten. terlibat dalam proses pelayanan

Dengan cara ini, diharapkan reformasi memiliki uraian tugas dan tanggung

birokrasi di Indonesia dapat menghasilkan jawab yang jelas;

sosok

yang benar-benar mengabdikan dirinya pada kepentingan publik

birokrasi

dan menghasilkan pelayaan publik yang Pelanggan. Untuk menjaga kepuasan

c. Pengembangan

Survey

Kepuasan

efisien, responsif, dan akuntabel. masyarakat, maka perlu dikembangkan suatu mekanisme penilaian kepuasan

Diharapkan untuk ke depannya pelayanan masyarakat atas pelayanan yang telah

yang diberikan melalui konsep good diberikan oleh penyelenggara pelayanan

governance akan menjadikan lebih mudah publik. Dalam konsep manajemen

pelayanan dan pelayanan, kepuasan pelanggan dapat

dalam

memperoleh

memberikan pelayanan yang terbaik untuk dicapai bila produk pelayanan yang

masyarakat yang ada di pemerintahan serta diberikan oleh penyedia pelayanan

tidak membutuhkan biaya yang besar untuk memenuhi kualitas yang diharapkan

memperoleh sebuah pelayanan. Dengan masyarakat. Oleh karena itu, survey

prinsip-prinsip good kepuasan pelanggan memiliki arti penting

melaksanakan

governance maka tiga pilarnya yaitu dalam upaya peningkatan pelayanan

pemerintah, korporasi, dan masyarakat sipil publik.

saling menjaga, support dan berpartisipasi

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi

aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan Kenyataan tersebut sangat memprihatikan, yang sedang dilakukan.

sehingga penulis mencoba untuk memberikan sejumlah rekomendasi sebagai berikut:

4. Kesimpulan dan Rekomendasi

1) Profesionalitas, integritas, dan nilai etika aparatur pemerintah perlu ditingkatkan