UPAYA PEMERINTAH SUMATERA SELATAN MENARIK INVESTOR ASING DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL

  

UPAYA PEMERINTAH SUMATERA SELATAN MENARIK INVESTOR ASING

DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL

Sri Handayani

  Fakult as Hukum Universit as Sriwij aya Palembang

  

Abst r act

Invest ment i s one of i mpor t ant var i abl e t o i ncr ease t he economi c per f or mance. Mor eover i t can

st i mul at e t o incr ease per capit a i ncome and consumi ng abi l i t y of t he societ y. A wel l i nvest ment

cl i mat e gi ven some benef i t s t o t he soci et y. The l ocal gover nment i s f aci ng some pr obl ems i n f acing

some chal l enge t o i ncr ease t he key f act or s t o over come t hose pr obl ems. In Sout h Sumat er a, t he

gover nment does some ef f or t s t o at t r act t he invest or especi al l y f or ei gn dir ect i nvest ment . In t he

devel opment of Sout h Sumat er a, f or eign di r ect Invest ment has t he i mpor t ant f unct ion. It is hoped

t hat t he i nvest ment has posi t ive i mpact t o i ncr ease t he economi c gr owt h of t he di st r i ct whi ch can

i ncr ease t he publ i c wel f ar e as wel l i n Sout h Sumat er a.

  Key wor ds: Invest ment , f or ei gn di r ect i nvest ment

Abst rak

  Invest asi merupakan variabel t erpent ing unt uk meningkat kan kinerj a perekonomian. Bahkan, akan memberikan st imulan t erhadap peningkat an perkapit a dan kosumsi masyarakat , sehingga kinerj a perekonomian membaik. Iklim invest asi yang baik, adalah iklim yang memberikan manf aat kepada masyarakat . Dalam mencipt akan iklim invest asi yang baik, pemerint ah daerah dihadapkan pada persoalan bagaimana menghadapi t ant angan mendasar sert a membangun hal-hal yang menj adi f akt or kunci keberhasilan unt uk menghadapi t ant angan t ersebut . Demikian j uga dalam pembangunan yang dilakukan di Sumat era Selat an. Pemerint ah daerah melakukan upaya unt uk menarik invest or khususnya invest or asing unt uk menanamkan modalnya di Sumsel. Khususnya dapat dilihat dalam pembangunan di daerah Sumsel, dimana penanaman modal asing (PMA) memiliki peran yang sangat pent ing dalam pembangunan. Diharapkan dalam menggaet invest or khususnya invest or asing ke daerah akan dapat menumbuhkan dampak posit if bagi pengembangan dunia usaha daerah dalam rangka memacu pert umbuhan ekonomi daerah yang nant inya bermuara kepada peningkat an dan pemerat aan kesej aht eraan rakyat Sumat era Selat an. Kat a kunci : Invest asi, Penanaman Modal Asing (PMA)

  Pendahuluan

  Menarik invest asi masuk sebanyak mung- Set iap negara selalu berusaha meningkat - kin ke dalam suat u negara didasarkan mit os kan pembangunan, kesej aht eraan dan kemak- yang menyat akan bahwa unt uk menj adi suat u muran rakyat nya. Usaha kearah t ersebut di- negara yang makmur, Pembangunan nasional lakukan dengan berbagai cara yang berbeda harus diarahkan ke bidang indust ri. Unt uk me- ant ara sat u negara dengan negara lainnya. ngarah kebidang indust ri, negara-negara t er- Salah sat u usaha yang selalu dilakukan oleh sebut sudah sej ak awal dihadapkan pada per- negara adalah menarik sebanyak mungkin masalahan minimnya modal dan t eknologi yang

  1

  invest asi asing masuk ke negaranya. merupakan elemen dasar dalam menuj u indus- t rialisasi. Jalan yang dit empuh unt uk mengat asi 1 kendala t ersebut adalah mengundang masuknya

  Yul iant o Ahmad, “ Peran Mul t il at eral Invest ment Gua- rant ee Agency (MIGA) dal am Kegiat an Invest asi” , Jur nal Hukum Bi sni s, Vol 22 No. 5, Tahun 2003, Jakart a: Fakul -

  Upaya Pemer int ah Sumat era Sel at an Menar ik Invest or Asing dal am Kegiat an Penaman Modal

  63

2 Masuknya modal asing merupakan st imu-

  t ian Hukum dal am Era Ot onomi Daer ah” , Jur nal Hukum Republ i ca, Vol . 5 No. 2, Tahun 2006, Pekanbaru: Fakul - t as Hukum Uni versit as Lancang Kuning, hl m. 150. 7 Camel ia Mal ik, “ Jaminan Kepast i an Hukum Dal am Kegiat an Penanaman Modal Di Indonesia” , Jur nal Hu- kum Bi sni s, Vol . 26 No. 4, Tahun 2007, Jakart a: Fakul - t as Hukum Unika At ma Jaya, hl m. 15. 8 Yul iant o Syahyu, “ Per t umbuhan Invest asi Asing Di Kepu- l auan Bat am: Ant ara Dual i sme Kepemimpi nan dan Ket i - dakpast i an Hukum” , Jur nal Hukum Bi sni s, Vol 22, No. 5 Tahun 2003, Jakart a: Fakul t as Hukum Unika At ma Jaya,

  Upaya pemerint ah di era ot onomi dalam menj adikan daerah sebagai wadah yang t epat bagi pert umbuhan dan perkembangan invest asi dilakukan melalui regulasi dan f ormulasi ke- bij akan pembangunan yang didasarkan pada 6 Ridw an Khair andy, “ Ikl im Invest asi dan Jaminan Kepas-

  kapit al publik lazimnya memang hanya bersif at st imulan. Proporsi t erbesar dana pembangunan dan penggerak ekonomi masyarakat sesungguh- nya berasal dari dua st akeholder yang lain, yait u : sekt or privat dan masyarakat it u sendiri. Dalam kondisi sepert i ini, Pemerint ah pusat dan Pemerint ah daerah dit unt ut unt uk menet apkan st rat egi bersaing yang t epat . Bagi pemerint ah pusat st rat egi bersaing it u bisa berbent uk an- t ara lain, yait u: pert ama, perat uran perun- dang-undangan yang kondusif dan memberikan perlindungan hukum bagi invest or; kedua, in- sent if di bidang perpaj akan dan bea masuk ba- rang modal; ket iga, kewenangan dan prosedur yang j elas, cepat , murah dan mudah; keempat , pengat uran dan penyediaan t enaga kerj a yang kompet it if .

  8 Negara dimanapun di dunia ini, invest asi

  menanamkan modalnya di Indonesia para invest or memerlukan j aminan kepast ian hukum dalam berusaha. Oleh karena it u sudah seharus- nya pemerint ah memperhat ikan at uran-at uran yang berkait an dengan penanaman modal asing t erut ama yang berhubungan dengan perlindung- an t erhadap invest or asing dalam bisnis dan bagaimana memperlakukan mereka secara adil.

  7 Selain it u, unt uk

  masuknya invest or ke suat u negara, yait u st a- bilit as polit ik, kepast ian hukum, konsist en ke- bij akan, regulasi, dan paj ak.

  6 Lima f akt or ut ama yang mempengaruhi

  dat ang, yang dapat mempengaruhi t ingkat pe- ngembalian dan resiko suat u invest asi.

  Januar i 2006. 4 Sal i m HS dan Budi Sut r isno, 2008, Hukum Invest asi di Indonesi a, Jakart a: Raj awal i Per s, hl m 1. 5 Nugroho Prat omo, “ Pert umbuhan Ekonomi 2007 Masi h sangat Bergant ung Kepada Pemerint ah” , Medi a Indone-

  2 Ridw an Khair andy, “ Per anan Perusahaan Penanaman Modal Asing Joint Vent ur a dal am Ahl i Teknol ogi di Indo- nesi ” , Jur nal Hukum Bi sni s, Vol 22, N0. 5, Tahun 2003, Jakart a: Fakul -t as Hukum Unika At ma Jaya, hl m 51. 3 Muhammad Lut hf i, “ Perl indungan Hukum Bagi Invest or Jangan Di abaikan” , Legal Revi ew, No. 40 Tahun IV,

  suat u negara dipengaruhi oleh iklim invest asi yang kondusif dan prospek pengembangan di negara penerima modal. Iklim invest asi yang dimaksud adalah suat u kebij akan kelembagaan dan lingkungan, baik yang sedang berlangsung maupun yang diharapkan t erj adi di masa men-

  Beberapa ekonom masih sepakat bahwa pemberian insent if f iskal dapat dij adikan salah sat u alt ernat if unt uk mendorong kembali t um- buhnya sekt or indust ri. Sej alan dengan hal t ersebut , Pemerint ah bahkan t elah mengeluar- kan paket insent if paj ak yang dinilai cukup progresif . Melalui hal t ersebut , pert umbuhan invest asi diharapkan dapat t erdorong lagi.

  inst rumen hukum ini, diharapkan agar invest or, baik invest or asing maupun invest or domest ik unt uk dapat menanamkan invest asinya di Indo- nesia.

  membangun. Unt uk membangun diperlukan adanya modal at au invest asi yang besar. Ke- giat an penanaman modal di Indonesia t elah dimulai sej ak Tahun 1967, yait u sej ak dikeluar- kannya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 t ent ang penanaman modal asing dan Undang- undang nomor 6 Tahun 1968 t ent ang penanam- an modal dalam negeri.

  lus bagi pert umbuhan ekonomi. Selain it u, baik secara langsung maupun t idak langsung dapat pula t erj adi t ransf er t eknologi, baik yang be- rupa manaj emen, skill, maupun kemampuan mengelola dengan peralat an modern.

  modal asing dari negara-negara maj u ke ne- gara-negara berkembang t ersebut .

3 Indonesia merupakan negara yang sedang

4 Keberadaan kedua

5 Penarikan arus modal yang signif ikan ke

64 Jurnal Dinamika Hukum

  mencakup kegiat an-kegiat an, ant ara lain, ada- lah edi t i ng, coding, t abul asi kl asi f i kasi . Teknik analisis yang digunakan adalah analisis des- kript if -kualit at if .

  Modal No. 25 Tahun 2007: Sebuah Cat at an” , Jur nal Hukum Bi sni s, Vol . 26 , No. 4, Tahun 2007, Jakart a:

  Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 menyebut kan penanaman modal adalah segala bent uk kegiat an menanam mo- dal, baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing unt uk melaku- kan usaha di wilayah Negara Republik Indo- nesia. Sement ara it u, yang dimaksud dengan 9 Adang Abdul l ah, “ Tinj auan Hukum At a UU Penanaman

  Pengert ian Penanaman Modal

  konsep-konsep hukum yang dij elaskan di bawah ini.

  9 Selanj ut nya, dalam kaj ian hukum ini digunakan

  Apabila diperhat ikan kondisi Indonesia saat ini, invest asi asing sangat dibut uhkan oleh bangsa Indonesia, karena dapat membant u me- ningkat kan perekonomian masyarakat sert a pendapat an asli daerah. Menurut Adang Abdul- lah, dari anat omi Undang-undang No. 25 t ahun 2007 dapat diuraikan landasan pikir sebagai berikut : a) dengan mengandalkan peningkat an penanaman modal baik dalam maupun dari luar negeri dalam mengolah pot ensi ekonomi men- j adikan kekuat an ekonomi yang nyat a, maka akan t erwuj ud kedaulat an polit ik ekonomi Indonesia dalam kondisi perubahan ekonomi global, t erlebih j ika negara akt if ikut sert a dalam berbagai kerj a sama Int ernasional, b). Mencipt akan iklim invest asi yang kondusif dengan t et ap memperhat ikan kepent ingan ekonomi nasional, c). Ref ormasi t at anan hukum penanaman modal sebagaimana diat ur dalam Undang-undang Penanaman Modal t erdahulu.

  Pembahasan

  Vol . 11 No. 1 Januari 2011

  kekhasan daerah yang bersangkut an dengan menggunakan pot ensi sumber daya manusia dan sumber daya alam lokal, kelembagaan dan t ek- nologi yang sesuai dengan karakt erist ik daerah

  kan dibedakan menj adi: Bahan hukum pr i mer , yait u perat uran perundang-undangan khususnya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tent ang Penanaman Modal; Bahan hukum sekunder , berupa karya ilmiah, j urnal ilmiah, buku-buku pedoman hukum dan int ernet , Bahan hukum

  (l i br ar y r esear ch). Dat a sekunder yang diguna-

  Pendekat an yang digunakan dalam pene- lit ian ini adalah pendekat an yuridis empiris, yait u suat u pendekat an melalui st udi lapangan unt uk mendapat kan dat a langsung t erhadap permasalahan yang dibahas dan st udi pust aka dengan melakukan kaj ian t erhadap perat uran perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Dat a yang diper- gunakan t erdiri dari: dat a primer, berupa hasil wawancara dengan pihak t erkait dalam hal ini Pej abat badan penanaman modal daerah Pro- pinsi Sumat era Selat an dan dat a sekunder, yai- t u dat a yang diperoleh dari st udi kepust akaan

  Met ode Penelitian

  Berdasarkan lat ar belakang yang diurai- kan diat as, maka permasalahan yang dikaj i dalam kaj ian hukum ini, adalah bagaimana upa- ya pemerint ah Sumat era Selat an dalam me- narik invest or asing dalam kegiat an penanaman modal.

  Permasalahan

  Pemerint ah Propinsi Sumat era Selat an j uga melakukan upaya unt uk menarik invest or, khususnya invest or asing, unt uk melakukan ke- giat an penanaman modal di Sumat era Selat an, yang diharapkan dapat menimbulkan dampak posit if bagi pengembangan dunia usaha daerah dalam rangka memacu pert umbuhan dunia usa- ha daerah, yang nant inya bermuara kepada pe- ningkat an dan pemerat aan kesej aht eraan rakyat di Sumat era Selat an.

  Persaingan yang semakin t aj am ini, bagi Pemerint ah daerah Sumat era Selat an, memun- culkan beban t ugas yang lebih berat . Secara umum, beban t ugas yang harus dipikul oleh daerah adalah menyiapkan daerahnya sedemi- kian rupa sehingga mampu menj adi wadah bagi pert umbuhan dan perkembangan invest asi dan sekaligus memasarkannya kepada dunia luar secara st rat egis, sist emat is dan ef isien.

  t er sier , berupa kamus hukum. Pengolahan dat a Upaya Pemer int ah Sumat era Sel at an Menar ik Invest or Asing dal am Kegiat an Penaman Modal

  65 Penanam Modal menurut pasal 1 ayat (4)

  Kel i ma, asas kebersamaan adalah asas

  Agr eement on Tr ade Rel at ed Invesment Measur es (TRIMs) j uga t elah menent ukan se-

  adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan t et ap memperhat ikan dan mengut ama- kan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup. Kesembi l an, asas kemandirian adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan t et ap mengedepankan pot ensi bangsa dan ne- gara dengan t idak menut up diri pada masuknya modal asing demi t erwuj udnya pert umbuhan ekonomi. Kesepul uh, asas keseimbangan ke- maj uan dan kesat uan ekonomi nasional adalah asas yang berupaya menj aga keseimbangan kemaj uan ekonomi wilayah dalam kesat uan ekonomi nasional.

  Kedel apan, asas berwawasan lingkungan

  yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedepankan ef isiensi berkeadilan dalam usaha mewuj udkan iklim usaha yang adil, kondusif , dan berdaya saing. Ket uj uh, asas keberlanj ut an adalah asas yang secara t eren-cana mengupayakan berj alannya proses pem-bangunan melalui penanaman modal unt uk menj amin kesej aht eraan dan kemaj uan dalam segala aspek kehidupan, baik unt uk masa kini maupun yang akan dat ang.

  Keenam, asas ef isiensi berkeadilan adalah asas

  yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-sama dalam kegiat an usahanya unt uk mewuj udkan kesej aht eraan rakyat .

  yang menent ukan bahwa set iap kegiat an dan hasil akhir dari penyelenggaraan penanaman modal dipert anggungj awabkan kepada masya- rakat at au rakyat sebagai pemegang kedaulat an negara sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan. Keempat , asas perlakuan yang sama dan t idak membedakan asal negara adalah asas perlakukan pelayanan nondiskrimi- nasi berdasarkan ket ent uan perat uran perun- dang-undangan, baik ant ara penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal dari sat u negara asing dan penanam modal dari negara asing lainya.

  adalah perseorangan at au badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat be- rupa penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Ist ilah penanaman modal adalah t erj emahan dari bahasa Inggris, yait u i nvest ment .

  Ket i ga, asas akunt abilit as, yait u asas

  Pasal 3 ayat (1) Undang-undang Nomor 25 Tahunn 2007 t ent ang penanaman modal t elah dit ent ukan 10 (sepuluh) asas dalam penanaman modal at au invest asi. Per t ama, asas kepast ian hukum, yait u asas dalam negara hukum yang melet akan hukum dan ket ent uan perat uran perundang-undangan sebagai dasar dalam se- t iap kebij akan dan t indakan dalam penanaman modal. Kedua, asas ket erbukaan, yait u asas yang t erbuka t erhadap hak masyarakat unt uk memperoleh inf ormasi yang benar, j uj ur dan t idak diskriminat if t ent ang kegiat an penanaman modal.

  Asas-asas Penanaman Modal

  Kegiat an menanam modal unt uk melaku- kan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpat ungan dengan penanaman modal dalam negeri. Kegiat an menanam modal merupakan ke- giat an unt uk memasukkan modal at au invest asi, dengan t uj uan unt uk melakukan kegiat an usa- ha. Kegiat an penanaman modal dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya; dan at au modal asing berpat ungan dengan penanaman modal dalam negeri.

  Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 t ent ang penanaman modal j uga t elah menent ukan pengert ian penanaman mo- dal asing, yait u:

  Pengert ian Penanaman Modal Asing

  buah asas, yait u asas nondiskriminasi. Asas non- diskriminasi , yait u asas di dalam penananaman modal t idak membedakan ant ara penanaman modal asing maupun dalam negeri mengingat penanaman modal it u sendiri bersif at st at e bor der l ess (t idak mengenal bat as negara). Dengan demikian, dapat dikat akan bahwa invest asi yang dit anamkan oleh invest or t idak

66 Jurnal Dinamika Hukum

  Vol . 11 No. 1 Januari 2011

  dibedakan ant ara penanaman modal asing dengan penanaman modal dalam negeri.

  Bidang Usaha dalam Penanaman Modal Asing

  Bidang usaha dalam penanaman modal asing diat ur dalam Pasal 12 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 t ent ang penanaman modal, meliput i (1) Semua bidang usaha at au j enis usaha t erbuka bagi kegiat an penanaman modal, kecuali bidang usaha at au j enis usaha yang dinyat akan t ert ut up dan t erbuka dengan persyarat an; (2) Bidang usaha yang t ert ut up ba- gi penanaman modal asing adalah produksi senj at a, mesiu, alat peledak, dan peralat an perang dan bidang usaha yang secara eksplisit dinyat akan t ert ut up berdasarkan undang-un- dang; (3) Pemerint ah berdasarkan Perat uran Presiden menet apkan bidang usaha yang t er- t ut up unt uk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kri- t eria kesehat an, moral, kebudayaan, lingkung- an hidup, pert ahanan dan keamanan nasional, sert a kepent ingan nasional lainya; (4) Krit eria dan persyarat an bidang usaha yang t ert ut up dan t erbuka dengan persyarat an sert a daf t ar bidang usaha yang t ert ut up dan yang t erbuka dengan persyarat an masing-masing akan diat ur dengan Perat uran Presiden; (5) Pemerint ah menet apkan bidang usaha yang t erbuka dengan persyarat an berdasarkan krit eria kepent ingan nasional, yait u perlindungan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan dist ribusi, peningkat - an kapasit as t eknologi, part isipasi modal dalam negeri, sert a kerj a sama dengan badan usaha yang dit unj uk Pemerint ah.

  Berkait an dengan hal ini, pada t anggal 27 Desember 2007 Pemerint ah t elah mengeluarkan Perat uran presiden No. 111 Tahun 2007 t ent ang perubahan at as perat uran Presiden nomor 77 Tahun 2007 t ent ang Daf t ar bidang usaha yang t ert ut up dan bidang usaha yang t erbuka dengan persyarat an di bidang penanaman modal.

  Hak dan Kewaj iban dalam Penanaman Modal Asing.

  Hak dan kewaj iban penanaman modal, khususnya penanaman modal asing t elah di- t ent ukan dalam Pasal 8, 10, 14, 15, dan Pasal 18 Undang-undang Nomor 25 t ahun 2007 t ent ang penanaman modal. Hak invest or asing it u an- t ara lain,

  per t ama, mengalihkan aset yang di-

  milikinya kepada pihak yang diinginkannya sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang- undangan, kecuali aset yang dit et apkan oleh undang-undang sebagai aset yang dikuasai oleh negara; kedua, melakukan t ransf er dan repa- t riasi dalam valut a asing. Hak t ransf er merupa- kan suat u perangsang unt uk menarik penanam- an modal asing. Repat riasi (pengiriman) dengan bebas dalam bent uk valut a asing, t anpa adanya penundaan yang didasarkan pada perlakuan non diskriminasi, sesuai dengan perat uran perun- dang-undangan yang berlaku.

  Ket i ga, menggunakan t enaga ahli warga

  negara asing unt uk j abat an dan keahlian t er- t ent u; keempat , mendapat kepast ian hak, hu- kum, dan perlindungan; kel ima, inf ormasi yang t erbuka mengenai bidang usaha yang dij alan- kannya; keenam, hak pelayanan; dan ket uj uh, berbagai bent uk f asilit as kemudahan.

  Kewaj iban penanaman modal, khususnya invest or asing t elah dit ent ukan dalam Pasal 15 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 t ent ang penanaman modal. Kewaj iban it u, meliput i me- nerapkan prinsip t at a kelola perusahaan yang baik; melaksanakan t anggung j awab sosial per- usahaan; membuat laporan t ent ang kegiat an penanaman modal dan menyampaikan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM); menghormat i t radisi budaya masyarakat sekit ar lokasi kegiat an usaha penanaman modal; dan memat uhi semua ket ent uan perat uran per- undang-undangan.

  Temuan dan Analisis

  Set iap negara selalu berusaha meningkat - kan pembangunan, kesej aht eraan dan kemak- muran rakyat nya. Usaha ke arah t ersebut di- lakukan dengan berbagai cara yang berbeda ant ara negara sat u dengan negara lainnya. Sa- lah sat u usaha yang selalu dilakukan oleh negara adalah menarik sebanyak mungkin in- Upaya Pemer int ah Sumat era Sel at an Menar ik Invest or Asing dal am Kegiat an Penaman Modal

  67 vest asi asing masuk ke negaranya.

10 Bila negara

  t ama, perat uran-perat uran kebij akan yang

  t et ap dan konsist en yang t idak t erlalu cepat berubah dan dapat menj amin adanya kepast ian hukum karena ket iadaan kepast ian hukum akan menyulit kan perencanaan j angka panj ang usaha mereka; kedua, prosedur perizinan yang t idak berbelit -belit yang dapat mengakibat kan hi gh

  cost economy.

  Modal asing yang dibawa oleh invest or merupakan hal yang sangat pent ing sebagai alat unt uk mengint egrasikan ekonomi global. Selain it u kegiat an invest asi akan memberikan dam- pak posit if bagi negera penerima modal, seper- t i mendorong pert umbuhan bisnis, adanya sup-

  pl y t echnol ogy dari invest or baik dalam bent uk

  proses produksi maupun permesinan, dan men- cipt akan lapangan pekerj aan.

  an modal asing khususnya yang berlokasi di negara berkembang, sering merasa khawat ir akan begit u banyak resiko. Hal ini disebabkan oleh keadaan polit ik, sosial, dan ekonomi ne- gara-negara berkembang at au sedang berkem- bang yang belum st abil. Padahal, penanaman modal asing membut uhkan iklim yang kondusif sif at nya sepert i rasa aman, t ert ib, sert a adanya suat u kepast ian hukum at au j aminan hukum dari negara penerima modal.

  berkembang ingin menarik negara maj u agar berinvest asi di negara t ersebut maka ada be- berapa hal yang harus dipenuhi unt uk menarik arus modal asing t ersebut , ant ara lain: per -

  memberikan kepast ian hukum sert a rasa ke- adilan bagi kedua belah pihak.

  13 Semua permasalahan dalam bidang inves-

  t asi harus diselesaikan agar iklim invest asi yang kondusif dapat segera t ercipt a. Permasalahan ini ant ara lain, per t ama: bagaimana mense- j aj arkan posisi invest or dalam berinvest asi, sehingga iklim kondusif bagi invest asi dapat t ercipt a. Kedua, bagaimana mencipt akan ke- past ian perat uran di bidang invest asi sehingga t ercipt a iklim kondusif bagi invest asi di t anah air. Ket i ga, bagaimana mencipt akan harmoni- sasi hukum di bidang invest asi pada era pasar bebas dan era ot onomi daerah unt uk mencegah relokasi perusahaan ke berbagai negara lain.

  14 Peningkat an invest asi di Sumat era Selat -

  an t erut ama dari luar negeri diperlukan inst i- t usi yang kuat , sehingga akan melahirkan pola kepemimpinan yang mendukung kebij akan-ke- bij akan invest asi. Dengan demikian, yang harus dilakukan adalah membuat kebij akan ref ormasi birokrasi sebagai priorit as perbaikan iklim invest asi, yang ant ara lain dilakukan dengan penyederhanaan sist em dan perizinan usaha, penurunan berbagai pungut an at au paj ak yang t umpang t indih, sert a t ransparansi biaya per- izinan. Hal lain yang harus mendapat kan pe- nekanan adalah melakukan evaluasi dan review at as pemet aan lokasi invest asi, sehingga menghadirkan inst rumen kebij akan yang siner- gis ant ara Pemerint ah Pusat dan Daerah men- j adi aspek pent ing, mengingat t umpang t indih- nya Perat uran Pusat dan Daerah akan berimpli- kasi pada t erhambat nya arus barang dan j asa t et api j uga mencipt akan iklim usaha yang t idak sehat . Deregulasi dan sinergit as kebij akan an- t ara pemerint ah pusat dan daerah harus di- let akkan pada dasarnya kewenangan dan t ang- gung j awab, baik dari pengawasan, promosi at as pot ensi sumber daya dan peluang invest asi sert a pembagian kewenangan ant ara pusat dan daerah dalam melakukan kerj asana ekonomi dengan luar negeri, dan yang t idak kalah pen- t ing adalah perubahan mendasar pada aspek perilaku birokrat dan pej abat baik di t ingkat pusat maupun daerah, sehingga keberadaan 13 Ibi d, hl m. 68. 14

11 Secara umum diket ahui bahwa penanam-

12 Berbagai per-

  10 Yul iant o Ahmad, “ Peran Mul t i vest asi Invest ment Gua- rant ee Agency (MIGA) dal am Kegiat an Invest asi” , Jur nal Hukum Bi sni s, Vol . 22 No. 5, Tahun 2003, Jakart a: Fa- kul t as Hukum Unika At ma Jaya, hl m. 39. 11 Del issa A. Ridgway dan Mari ya A. Thal i b, “ Gl obal izat ion and Devel opment : Free Trade, Foreign Ai d, Invest ment and The Rul e of Law ” , Cal i f or ni a West er n Int er nat i onal Law Jur nal , Vol 33, Spr ing, 2003, hl m. 335. 12 Aminudi n Il mar, 2004, Hukum Penanaman Modal di

  masalahan dan kendala yang muncul dalam pe- nanaman modal akan menimbulkan ket idak- puasan ant ara kedua belah pihak. Unt uk it u, peran pemerint ah sangat diperlukan melalui suat u sist em kebij akan yang t erarah dan dapat

  68 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 1 Januari 2011

  mereka t idak menj adi predat or dalam dunia bisnis dan invest asi. Dengan demikian, baik dari aspek kebij akan invest asi maupun dari aspek kelembagaan dengan j elas menggambarkan buruknya iklim invest asi di Indonesia. Sehingga diperlukan upaya pemerint ah melalui kebij ak- an-kebij akan unt uk mendorong perbaikan iklim invest asi.

  Keluarnya paket kebij akan invest asi di- harapkan mampu mendongkrak kinerj a inves- t asi di Indonesia khususnya di Sumat era Selat - an, sebab Pemerint ah menyadari bahwa inves- t asi dapat diharapkan memberikan nilai bagi pert umbuhan ekonomi Indonesia. Sebab unt uk mendongrak pert umbuhan ekonomi, t idak pe- lak bahwa invest asi harus menj adi program yang dikelola secara serius. Munculnya sebuah kebij akan pada dasarnya unt uk menanggulangi dan melancarkan set iap t indakan pemerint ah ke depan. Namun yang perlu digaris bawahi adalah kebij akan t ersebut hendaknya merupa- kan bagian dari perencanaan menyeluruh, art i- nya sebelum kebij akan it u benar-benar dilaksa- nakan pemerint ah sudah mempunyai “ pl anni ng

  map” yang memandu secara manaj erial.

  Pemerint ah melalui Depart emen dalam negeri menindaklanj ut i kebij akan it u dengan meluncurkan kebij akan yang t ert uang dalam Perat uran Ment eri Dalam Negeri Nomor 24 Ta- hun 2006 t ent ang Penyelenggaraan pelayanan sat u pint u. Perat uran Mendagri ini pada int inya memint a pemerint ah daerah melakukan kegiat - an sepert i: penyederhanaan sist em dan prose- dur perizinan usaha; pembent ukan lembaga pelayanan perizinan t erpadu sat u pint u di dae- rah; pemangkasan wakt u dan biaya perizinan; perbaikan sist em pelayanan; perbaikan sist em inf ormasi, dan pelaksanaan monit oring dan eva- luasi proses penyelenggaraan perizinan. Ber- dasarkan kebij akan t ersebut dit erapkan st rat egi yang dipandang ef ekt if unt uk meningkat kan pelayanan perizinan ke dalam suat u sist em pe- nyelenggaraan perizinan t erpadu sat u pint u.

  15

  15 Juniar so Ri dwan & Achmad Sosik Sudr aj at , 2009, Hukum Admi ni st r asi Negar a dan kebi j akan Pel ayanan

  Menurut Must awani

  16

  dalam rangka me- laksanakan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 t ent ang Penanaman Modal pada

  Pasal 4 ayat (2) but ir b langkah yang dilakukan Pemerint ah Provinsi Sumat era Selat an adalah dengan menet apkan kebij akan yang dit uangkan kedalam Rencana Pembangunan Jangka Pan- j ang Daerah Provinsi Sumat era Selat an pada sa- lah sat u program priorit as yait u Pembangunan Pemerint ah dengan f okus: memperbaiki dan menambah kapasit as pelayanan publik berbasis

  ICT unt uk mewuj udkan pemerint ahan yang ber- sih daan akunt abel; meningkat kan mut u Pela- yanan Sat u Tit ik (One St op Ser vi ce) dengan membuat mut u pelayanan (wakt u, biaya, ke- cepat an) masyarakat dan meningkat an invest asi daerah; meningkat kan part isipasi kelompok masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program kinerj a pemerint ah provinsi; meningkat kan kapasit as sumber daya manusia aparat ur dalam melayani masyarakat dan pelaksanaan t ugas Pemerint ah melalui pen- didikan dan pelat ihan lanj ut secara berkesi- nambungan. Unt uk merealisasikan program t ersebut Pemerint ah Provinsi Sumat era Selat an t elah menet apkan Perat uran Gubernur Suma- t era Selat an Nomor 39 Tahun 2009 t ent ang Pe- nyelenggaraan pelayanan perizinan penanaman modal t erpadu sat u pint u.

  Upaya-upaya yang dibangun unt uk me- narik invest asi di Sumat era Selat an harus di- ikut i dengan j aminan kepast ian hukum bagi kegiat an invest asi. Kepast ian hukum menurut undang-undang adalah j aminan pemerint ah un- t uk menempat kan hukum dan ket ent uan per- at uran perundang-undangan sebagai landasan ut ama dalam set iap t indakan dan kebij akan bagi penanam modal. Berbagai upaya t erus di lakukan oleh Pemerint ah Sumat era Selat an dalam menarik invest or asing, secara garis be- sar upaya t ersebut dapat dikat egorikan menj adi dua, upaya umum dan khusus.

  Upaya-upaya yang sif at nya umum yang t elah dilakukan oleh Pemerint ah Sumat era Se- 16 Wawancar a dengan Bapak Must aw ani , yai t u Kabi d

  Pel ayanan Pel ayanan Penanaman Modal (Sekret aris) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sumat er a Upaya Pemer int ah Sumat era Sel at an Menar ik Invest or Asing dal am Kegiat an Penaman Modal

  69

  lat an, yait u: menambah akt ivit as kant or per- wakilan Sumat era Selat an di Jakart a sekaligus sebagai t empat promosi, baik unt uk berbagai hasil produksi keraj ianan khas Sumat era Selat - an maupun pot ensi bisnis dan invest asi di Suma- t era Selat an; disiapkannya Gedung Graha pro- mosi invest asi Sriwij aya yang bert uj uan unt uk mempercepat pelayanan bagi invest or dan me- ngurangi ekonomi biaya t inggi; meningkat kan upaya kerj asama dan koordinasi dengan pihak- pihak t erkait ; membuka inf ormasi melalui be- berapa kedut aan besar RI diluar negeri t ent ang pot ensi dan peluang invest asi di Sumat era Se- lat an, sedangkan upaya-upaya khusus yang t e- rus dilakukan Pemerint ah Sumat era Selat an dapat diuraikan di bawah ini.

  Per t ama, meningkat kan komit men kepala

  daerah dan St akeholder unt uk dapat melak- sanakan kegiat an penanaman modal di Suma- t era Selat an, sehingga t ercipt a iklim invest asi yang kondusif sert a memberi j aminan kepast ian hukum bagi Invest or yang berinvest asi di Sumat era Selat an. Apabila iklim invest asi dapat dibangun lebih kondusif yang didukung oleh kepala daerah dan st akeholder yang ada, maka dalam j angka panj ang secara makro akan dapat meningkat kan insent if paj ak dan pert umbuhan ekonomi akan meningkat . Akhirnya, dengan iklim invest asi yang kondusif , invest asi akan meningkat , dan secara sinergi kesej aht eraan masyarakat dan kesej aht eraan aparat ur penye- lenggara j uga akan meningkat . Kedua, mem- buat perat uran-perat uran kebij akan yang t et ap dan konsist en yang t idak t erlalu cepat berubah dan dapat menj amin adanya kepast ian hukum karena ket iadaan kepast ian hukum akan me- nyulit kan perencanaan j angka panj ang usaha mereka. Ket i ga, prosedur perizinan yang t idak berbelit -belit yang dapat mengakibat kan hi gh

  cost economy. Pemerint ah pusat sudah seharus-

  nya membant u sungguh-sungguh upaya peme- rint ah daerah daerah dalam menyederhanakan proses perizinan penanaman modal di daerah.

  17 Tul us Tambunan, “ Kendal a Per izinan dal am kegi at an

  penanaman modal di Indonesia dan Upaya perbaikan yang perl u dil akukan pemerint ah” , Jur nal hukum

  izinan penanaman modal t erpadu sat u pint u di Sumat era Selat an adalah bagian dari pelayanan publik unt uk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya kalangan dunia usaha. Pelayanan publik ini sendiri pada hakekat nya adalah pemberian pelayanan prima kepada ma- syarakat yang merupakan perwuj udan kewaj ib- an aparat ur Pemerint ah sebagai abdi masya- rakat . Badan penanaman modal daerah Provinsi Sumat era Selat an sebagai sat uan kerj a perang- kat daerah berdasarkan perat uran daerah No. 9 Tahun 2008 t ent ang organisasi dan t at a kerj a inspekt orat , badan perencanaan pembangunan daerah dan lembaga t eknis dae-rah Provinsi Su- mat era Selat an merupakan badan yang berwe- nang di bidang pelayanan penanaman modal t erpadu sat u pint u/ one st op ser vi ce. Sebagai Badan yang bert anggung j awab t erhadap inves- t asi di Provinsi Sumat era Selat an maka dalam memberikan pelayanan perizinan yang berkait - an dengan penanaman modal dilakukan berda- sarkan Perat uran Gubernur Sumat era Selat an Nomor 39 t ahun 2009 t ent ang Penyelenggaraan perizinan penanaman modal t erpadu sat u pin- t u. Pelaksanaan perizinan ini diharapkan t erwu- j udnya pelayanan publik yang cepat , murah, t ransparan, past i dan t erj angkau, t erwuj udnya hak-hak penanam modal unt uk mendapat kan pelayanan dibidang perizinan sert a t ercipt anya iklim invest asi yang kondusif . Keempat , me- ningkat kan sarana/ prasarana yang dapat me- nunj ang t erlaksananya invest asi dengan baik.

  Tersedianya sarana dan prasarana pendukung t erus dit ingkat kan Pemerint ah Sumat era Selat - an, pembangunan pelabuhan Tanj ung api-api merupakan salah sat u upaya pemerint ah mem- buka akses bagi invest or asing dan kelima, me- nyusun rencana penanaman modal daerah yang berisi t uj uan, susunan priorit as st rat egis dan promosi penanaman modal.

  Penut up Simpulan

17 Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan per-

  Unt uk melakukan kegiat an penanaman modal, Pemerint ah Sumat era Selat an perlu me- lakukan upaya menarik invest or, yang diharap- kan dapat menimbulkan dampak posit if bagi pengembangan dunia usaha daerah dalam rang-

70 Jurnal Dinamika Hukum

  Invest asi di Indonesi a. Jakart a: Raj awali

  ka memacu pert umbuhan dunia usaha daerah, yang nant inya bermuara kepada peningkat an dan pemerat aan kesej aht eraan rakyat .

  Upaya khusus yang dilakukan Pemerin- t ah Sumat era Selat an adalah meningkat kan komit men kepala daerah dan st akehol der unt uk dapat melaksanakan kegiat an penanaman mo- dal, sehingga t ercipt a iklim invest asi yang kon- dusif sert a memberi j aminan kepast ian hukum bagi invest or asing yang berinvest asi di Suma- t era Selat an; membuat perat uran-perat uran ke- bij akan yang t et ap dan konsist en yang t idak t erlalu cepat berubah dan dapat menj amin adanya kepast ian hukum; prosedur perizinan yang t idak berbelit -belit yang dapat mengaki- bat kan hi gh cost economy. Pelaksanaan penye- lenggaraan pelayanan perizinan penanaman modal t erpadu sat u pint u di Sumat era Selat an adalah bagian dari pelayanan publik unt uk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya para invest or asing, selain it u peme- rint ah Sumat era Selat an t erus meningkat kan sarana dan prasarana yang dapat menunj ang t erlaksananya invest asi dengan baik sert a me- nyusun rencana-rencana penanaman modal yang dalam garis besarnya berisi t uj uan, su- sunan priorit as st rat egis dan promosi penana- man modal.

  Vol . 11 No. 1 Januari 2011

  Khairandy, Ridwan. “ Peranan Perusahaan Pena- naman Modal Asing Joint Vent ura dalam Ahli Teknologi di Indonesi” . Jur nal Hu- kum Bi sni s. Vol. 22 No. 5. Tahun 2003. Jakart a: FH Unika At ma Jaya;

  dal di Indonesi a. Jakart a: Kencana;

  Pers; Ilmar, Aminudin. 2004. Hukum Penanaman Mo-

  Ahmad, Yuliant o. “ Peran Mult ilat eral Invest - ment Guarant ee Agency (MIGA) dalam Kegiat an Invest asi” . Jur nal Hukum Bi snis. Vol. 22 No. 5. Tahun 2003. Jakart a: Fa- kult as Hukum Unika At ma Jaya;

  HS, Salim dan Budi Sut risno. 2008. Hukum

  • . “ Iklim Invest asi dan Jaminan Kepast ian

  Abdullah, Adang. “ Tinj auan Hukum At a UU Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007: Sebuah Cat at an” . Jur nal Hukum Bi snis, Vol. 26 No. 4. Tahun 2007. Jakart a: Fa- kult as Hukum Unika At ma Jaya;

  “ Globalizat ion and Development : Free Trade, Foreign Aid, Invest ment and The Rule of Law” . Cal i f or ni a West er n Int er - nat ional Law Jur nal . Vol. 33. Spring.

  Tambunan, Tulus. “ Kendala Perizinan dalam kegiat an penanaman modal di Indonesia dan Upaya perbaikan yang perlu dilaku- kan pemerint ah” . Jur nal hukum Bi snis. Vol. 26 No. 4. Tahun 2007. Jakart a:

  5. Tahun 2003. Jakart a: Fakult as Hukum Unika At ma Jaya;

  Di Kepulauan Bat am: Ant ara Dualisme Kepemimpinan dan Ket idakpast ian Hu- kum” . Jur nal Hukum Bi snis. Vol. 22 No.

  Penerbit Nuansa; Syahyu, Yuliant o. “ Pert umbuhan Invest asi Asing

  kebi j akan Pel ayanan Publ i k. Bandung:

  Tahun 2003; Ridwan, Juniarso dan Achmad Sosik Sudraj at . 2009. Hukum Admi nist r asi Negar a dan

  Prat omo, Nugroho. “ Pert umbuhan Ekonomi 2007 Masih sangat Bergant ung Kepada Pemerint ah” . Medi a Indonesi a. Jumat 9 Nopember 2007; Ridgway, Delissa A. dan Mariya A. Thalib.

  Daft ar Pust aka

  Malik, Camelia. “ Jaminan Kepast ian Hukum Dalam Kegiat an Penanaman Modal Di Indonesia” . Jur nal Hukum Bi sni s. Vol. 26 No. 4. Tahun 2007. Jakart a: Fakult as Hu- kum Unika At ma Jaya;

  Legal Re- vi ew. No. 40 Tahun IV. Januari 2006;

  Lut hf i, Muhammad. “ Perlindungan Hukum Bagi Invest or Jangan Diabaikan” .

  hun 2006. Pekanbaru: FH Universit as Lancang Kuning

  nal Hukum Republ i ca. Vol. 5 No. 2. Ta-

  Saran

  Kepala Daerah dan St akholder diharapkan lebih meningkat kan komit men guna melaksana- kan kegiat an invest asi di Sumat era Selat an, sehingga t ercipt a iklim invest asi yang kondusif dan melakukan ref ormasi birokrasi yang opt i- mal sehingga dapat memberikan pelayanan pri- ma kepada masyarakat khususnya dunia usaha sehingga kegiat an invest asi dapat memberikan dampak bagi kesej aht eraan masyarakat dalam upaya menuj u “ Masa depan Sumat era Selat an Gemilang” .

  Hukum dalam Era Ot onomi Daerah” . Jur - Upaya Pemer int ah Sumat era Sel at an Menar ik Invest or Asing dal am Kegiat an Penaman Modal

  

71