Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Pemberian Tugas Individu di SD Inpres 2 Ogotumubu
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Mata Pelajaran PKn
Melalui Metode Pemberian Tugas Individu di SD Inpres 2 Ogotumubu
Akrim, Imran, dan Abd. Hamid
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran
pemberian tugas individual. Masalah yang hendak dipecahkan dalam penelitian ini adalah
apakah dengan siswa di kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, pada setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian 18 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa seiring dengan diterapkannya model pembelajaran pemberian tugas individu yakni dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I, yakni 56,25% dan 75.00%, serta aktifitas siswa dalam kategori cukup. Pada siklus II diperoleh 75.00% dan 87,50% dengan peningkatan aktifitas siswa berada dalam kategori sangat baik, dan hasil aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diperoleh 55,00% dan menurut indikator keberhasilan masuk dalam cukup sedangkan pada pertemuan kedua siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai yang diperoleh 65.00% dan masuk dalam kategori baik, setelah dilakukan refleksi pada siklus II dan perbaikan pada siklus II maka observasi aktivitas guru dapat meningkat dengan baik yaitu pada siklus II pertemuan pertama nilai yang diperoleh 75,00% dan masuk dalam kategori baik, sedangkan pada pertemuan kedua siklus kedua nilai yang diperoleh 90,00% dan masuk dalam kategori sangat baik, 80,56%. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pemberian tugas individu dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu.
Kata Kunci : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ; Metode Pemberian Tugas Individu I.
PENDAHULUAN
Pelaksanaan pembelajaran guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang selalu berusaha mendorong siswa untuk aktif secara fisik maupun psikis dalam proses belajar, demikian pula siswa dapat memperoleh materi pembelajaran secara mendalam, dengan kata lain siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik. Pengetahuan yang dikuasai secara mendalam yang diharapkan dari siswa akan terwujud apabila dalam pembelajaran siswa aktif atas usaha sendiri dalam mencerna pelajaran yang diterimanya dari guru. Dalam hal ini siswa dituntut melakukan kegiatan yang timbul atas kemauan sendiri. Kegiatan itu dapat berbentuk kegiatan jasmani dan rohani dalam menerima, menyimpan, menguji sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu akan tercapai. Untuk itu sehingga guru harus dapat melakukan berbagai cara, antara lain memilih metode yang tepat, media yang menarik serta pendekatan yang memungkinkan terciptanya kratifitas dari siswa.
Nasution (1990:7) menyatakan bahwa belajar harus dilakukan individu untuk dirinya sendiri dan hasil belajar yang maksimal diperoleh apabila siswa bekerja menurut kepercayaannya sendiri, terlibat aktif dalam melaksanakan berbagai tugas belajar dan mengalami kebebasan dalam belajar. Siswa yang maksimal belajar akan terjebak pada a) Dalam setiap proses belajar mengajar siswa selalu kurang aktif.
b) Siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru
c) Sehingga dalam setiap diadakan ulangan harian prestasi meraka sangat menurun.
Metode pemebelajaran yang diperlukan adalah pembelajaran yang mendorong siswa sehingga siswa bersifat aktif dalam pembelajaran. Proses ini siswa dapat melihat langsung dan mampu menyerap makna dari materi diberikan oleh guru PKn. Tetapi siswa tidak hanya mendengar pelajaran guru melainkan siswa sendiri yang menemukan melalui bimbingan guru. Berdasarkan hal itu, konsep yang diajarkan akan melekat dan tertanam dengan baik dalam ingatan siswa dan materi yang diajarkan tidak mudah dilupakan.
Sejalan dengan uraian diatas, sebuah kasu yang terjadi pada siswa kelas III SD Inpres
2 Ogotumubu, hampir semua siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran PKn, karena metode pembelajaran yang menonton yang hanya menekankan pada kemampuan menghafal serta jarang melakukan evaluasi mengenai kemampuan siswa, siswa terkurung dalam kejenuhan belajar hingga mengurangi minat belajar yang berdampak pada rendahnya hasil belajar PKn pada semester I, siswa mencapai nilai ketuntasan belajar klasikal sebesar 55% perolehan ini terbilang rendah dan perlu dilakukan perbaikan dalam hasil belajar.
Merujuk pada uraian di atas, maka penelitian ini menggunakan metode yang akan diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode pemberian tugas individu pada mata pelajaran PKn.
Hasil belajar atau prestasi mencerminkan usaha yang telah dilakukan oleh seseorang setelah mengalami proses belajar. Dengan kata lain prestasi belajar atau hasil belajar selalu mengadung makna hasil usaha. Hal ini sejalan dengan pendapat Arifin (1993:3) yang men gatakan bahwa “secara etimologis prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu
Presentatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi presatasi yang berarti hasil usaha”. Demikian pula Moeljono (1990:70) menyatakan bahwa “Prestasi adalah hasil yang telah dicapa i (dari yang telah dilakukan, dikerjakan)”.
Semakin nyata bahwa ini hasil belajar atau prestasi tidak lain adalah hasil yang dicapai setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh sebeb itu semua siswa yang telah melakukan aktivitas belajar akan memperoleh hasilnya. Hasilnya inilah yang disebut prestasi atau hasil belajar itu sendiri. Persoalannya adalah bagaimana caranya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa atau prestasi belajar setelah melakukan proses pembelajaran.
II. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research) penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskritif sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Penelitian ini mengacu pada perbaikan berkesinambungan, Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan berbentuk spiral. Tahapan suatu penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi a) perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan c) observasi (observer), dan d) refleksi (reflect).
(action), Desain atau Rancangan Penelitian Desain Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap penelitian yang disebut siklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi diagram yang mencantumkan Kemis dan Mc Taggart (Depdiknas, 2005:6), seperti pada gambar (1). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu : 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi.
Gambar Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres 2 Ogotumubu dengan pertimbangan bahwa SD Inpres 2 Ogotumubu adalah sekolah yang cukup ketinggalan dari segi kualitas pembelajaran dengan hasil observasi menunjukkan lebih dari 50% siswa mendapatkan nilai tidak tuntas, subjek penelitian ini adalah siswa kelas III dengan jumlah siswa 18 orang yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.
Penelitian tindakan kelas dilakukan meliputi :
a) Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan tindakan adalah menyusun rancangan yang akan dilaksanakan sesuai dengan temuan masalah dan gagasan awal. Rancangan yang akan dilaksanakan mengacu pada metode pemberian tugas individu. Dalam penelitian ini, mengembangkan rencana pembelajaran, tes berupa tes individu, tes akhir siklus dan lembar observasi. Rencana pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus atau lebih, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Kriteria keberhasilan tindakan dengan memperhatikan hasil belajar siswa secara individual dan klasikal dan melibatkan personal siswa dan guru.
Keterangan : 0 : Pratindakan 1 : Rencana Siklus I 2 : Pelaksanaan Siklus I 3 : Observasi Siklus I 4 : Refleksi Siklus I 5 : Rencana Siklus 2 6 : Pelaksanaan Siklus 2 7 : Observasi Siklus 2 8 : Refleksi Siklus 2 a : Siklus 1 b : Siklus 2 b)
Pelaksanaan tindakan (action)
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam beberapa siklus, pada tiap siklus guru menggunakan penerapan metode pemberian tugas individu yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Selanjutnya evaluasi setiap siklus hasilnya sebagai bahan perencanaan dan perbaikan untuk siklus selanjutnya jika belum memenuhi standar akademik yang diinginkan. Pada tahap ini juga peneliti memberikan tindakan seperti yang telah direncanakan. Dalam usaha kearah perbaikan, suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai dengan apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan dilapangan.
c) Rencana pencatatan dan pengolahan data
Pencatatan data dilakukan oleh observatory berupa data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi, dan hasil pengamatan pencatatan observer. Data kuantitatif diperoleh dari tes hasi belajar siswa. Data-data tersebut dikumpulkan dan diolah dengan tehnik analisis data d)
Observasi (observe) Observasi dilakukan selama pengamatan tindakan sebagai upaya mengetahui jalannya proses pembelajaran. Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu oleh satu orang pengamat lain yang ikut mengamati jalannya proses pembelajaran berdasarkan pedoman lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti e)
Refleksi/analisis (reflect) Tahap ini peneliti mendiskusikan dengan guru mengenai hasil pengamatan yang dilakukan, kekurangan maupun keterampilan daya serap materi siswa untuk menyimpulkan data analisis atau informasi yang berhasil dikumpulkan sebagai pertimbangan perencanaan pemberian tindaka ke siklus selanjutnya.
Jenis dan Sumber Data
1 Jenis data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : a) Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru dan hasi observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas individu
b) Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes belajar PKn siswa
2 Sumber data
a) Guru, data yang diperoleh dari hasil observasi saat pembelajaran berlangsung b) Siswa, data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan tes evaluasi tiap siklus
Teknik Pengumpulan Data
Pengumupulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu, pemberian tes, terdiri dari tes penjajakan dan tes akhir a.
Tes/analisis Tes ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan, dan tes akhir tindakan, tes ini diberikan pada setiap akhir tindakan yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan konsep dan peningkatan hasil belajar PKn siswa setelah pemberian tindakan b. Observasi/pengamatan (observation)
Melakukan observasi merupakan aktivitas pengamatan langsung dilapangan terhadap objek yang akan diteliti, selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Pelaksanaannya dilakukan dengan mengisi format yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas dan perilaku subjek peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung
Teknik Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data adalah (1) mereduksi data, (2) penyajian data serta (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi
Mereduksi Data
Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai akhirnya dapat ditarik kesimpulan
Verifikasi data/penyimpulan
Verifikasi data merupakan proses penampilan inti sari dari sajian dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas Analisis data hasil observasi terhadap aktifitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru (peneliti) menggunakan analisis persentase skor. Untuk indikator kurang diberi skor 1, indikator sedang diberi skor 2, indikator baik diberi skor 3, dan indikator sangat baik diberi skor 4. Selanjutnya dihitung presentase rata-rata dengan rumus :
Jumlah skor Nilai rata-rata (NR) = X 100%
Skor maksimal Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut :
82% - 1000% : Sangat Baik 63% - 81% : Baik 44% - 62% : Cukup 25% - 43% : Kurang 0% - 24% : Sangat Kurang
Analisis Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik persentase daya serap individu, ketuntasan belajar klasikal dan daya serap klasikal yang diperoleh siswa. Persamaan yang digunakan adalah :
Daya Serap Individu
∑ X
DSI = X 100%
∑ Y
Dengan : DSI = Daya Serap individu X = Skor yang diperoleh Y = Skor maksimal soal Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65%
Ketuntasan belajar klasikal KBK = X 100%
Dengan : KBK = Ketuntasan belajar klsikal N = Banyaknya siswa yang tuntas S = Banyaknya siswa seluruhnya
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80% siswa telah tuntas secara individual. (Depdiknas, 2001 : 37)
Daya serap klasikal DSK = X100%
Dengan : DSK = Daya serap klasikal P = Skor total presentase I = Skor ideal seluruh siswa
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika presentase daya serap klasikal sekurang- kurangnya 65%. (Depdiknas, 2001 : 37) ∑ P ∑ I
∑ N ∑ S Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 4.2 pada pertemuan diperoleh skor 9 dan pertemuan II diperoleh skor 12 dari skor maksimal 16. Sehingga dari hasil pengolahan data diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) pada pertemuan I adalah 56,67% yang dikategorikan kurang dan pertemuan II 75,00% yang dikategorikan cukup. Berdasarkan kriteria taraf keberhasilan tindakan bahwa menunjukan bahwa aktivitas siswa dari pertemuan I dikategorikan kurang dan pertemuan II berada dalam kategori cukup. Hasil observasi aktivitas guru secara singkat dapat dilihat pada tabel 4.3
Observasi aktivitas guru siklus I Skor interprestasi/pertemuan No Aspek yang dinilai Pertemuan
Ke 1 Ke 2
1 Siswa menyimak penjelasan materi yang
2
3 disampaikan oleh guru
2 Sisiwa menekuni materi yang disampaikan
2
2 oleh guru
3 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh
2
3 guru
4 Siswa aktif dalam bertanya dalam kelas
2
2 terhadap guru
5 Memeberikan evaluasi pembelajaran dan
3
3 menyimpulkan materi pembelajaran Jumlah skor maksimal
11
13 Skor maksimal
20
20 Persentase pencapaian (NR) adalah (jumlah 55,00 65,00 skor/skor maks) x 100% Kriteria Cukup Baik
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru pada tabel 4.3 untuk pertemuan I diperoleh skor 11 dan pertemuan II diperoleh skor 13 dari skor maksimal 20. Dari hasil pengolahan data diperoleh persentase nilai rata-rata (NR) pertemuan I adalah 55,00% yang dikategorikan Cukup dan pertemuan II 65,00% yang dikategorikan Baik. Dengan menggunakan kriteria taraf keberhasilan tindakan yang sama pada siklus I dengan aktivitas guru pertemuan I masuk dalam kategori Cukup dan pertemuan II diketahui bahwa rata-rata aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan berada dalam kategori Baik.
Hasil Belajar Siswa Siklus I
Setelah hasil pelaksanaan siklus I dengan menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan pemberian tugas individu, kegiatan selanjutnya memberikan tes formatif yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda dengan soal sebanyak 10 nomor. Hasil analisis tes formatif siklus I secara singkat dapat dilihat pada tabel 4.4
Hasil Analisis Tes Formatif Siklus I
No Aspek Perolehan Hasil
1 Sekor Tertinggi 70 (4 Orang)
2 Sekor Terendah 60 (14 orang)
3 Jumlah Seluruh Siswa 18 orang
4 Banyaknya Siswa Yang Tuntas
4 Orang
5 Banyaknya Siswa Yang Belum tuntas
14
6 Presentase Ketuntasan Belajar Klasikal 22,22%
7 Presentrase Daya Serap Klasikal 62.22% Mengacu pada perolehan nilai yang dilaksanakan dengan uji tes awal pratindakan, bahwasannya terdapat banyak siswa yang dapat kriteria sangat kurang dan sebagian kecil siswa mendapatkan kriteria baik. Persentase rata-rata ketidak tuntasan pada proses pembelajaran PKn di kelas III pada materi PPKn sebesar 22,22% dengan jumlah siswa 18 dan banyaknya siswa yang tuntas 4 Orang siswa dengan daya serapi Klasikal yang diperoleh 62,22%.
Berdasar atas hasil di atas, maka perlu dipikirkan konsep pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi siswa yang bermuara pada peningkatan hasil yang akan diberikan. Pada pelaksanaan tindakan penelitian selanjutnya.
Observase diatas dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan dijadikan sebagai pedoman untuk tindakan selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian proses yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran, kemampuan menerima pelajaran dari guru dengan memberikan respon balik yang berupa sanggahan, pertanyaan, jawaban ataupun mengeluarkan ide-ide sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna, hasil yang diperoleh menunjukan bahwa dari 18 orang jumlah siswa yang mengikuti proses pembelaran ada 4 orang yang dikategorikan tuntas dan 14 orang siswa yang tindak tuntas sehingga dapat dikategorikan bahwa proses pembelajaran kepada siswa Kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu melalui metode pemberian tugas individual.
Sesuai hasil penilaian proses yang menunjukkan bahwa proses pembelajaran siswa kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu melalui metode pemberian tugas individual dikatakan belum berhasil. Untuk memperoleh data yang lebih kongkrit, upaya selanjutnya adalah evaluasi penilaian hasil secara individu, siswa ditugaskan untuk mengerjakan butiran soal sebagaimana terdapa dalam desain pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
Siklus I
Setelah diketahui hasil penelitian pada pra tindakan, pemberian tes awal dimana daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari 65% dan ketuntasan klasikal masih 22,22%. Dari hasil observasi awal tersebut diadakan tes perbaikan-perbaikan strategi pengajaran yang baik untuk meningkatkan hasil yang dicapai terbeut.
Dengan metode pemberian tugas individual, ternyata dapat meningkatkan hasil yang diperoleh siswa dengan rincian nilai sebagai berikut :
Analisis tes tindakan siklus I
No Aspek Perolehan Hasil
1 Skor maksimal 100
2 Skor tertinggi 80 (7 orang)
3 Skor terendah 60 ( 6 orang)
4 Banyaknya siswa yang belum tuntas (<65) 6 oarang
5 Presentase ketuntasan klasikal 66,67%
6 Presentase daya serap klasikal 70,56%
7 Skor rata-rata 70,56
Berdasarkan tingkat kemampuan siswa pada siklus pertama dalam pembelajaran menunjukan bahwa hasil tes siklus satu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas individual, terjadi peningkatan produktifitas hasil pembelajaran dimana terdapat sebanyak 12 (66.67%) orang siswa dengan kriteria tuntas dan masih 6 orang siswa yang belum tuntas dan daya serap klasikal siswa 70,56%. Memperhatikan hasil tersebut di atas dapat disimpulkan untuk sementara bahwa daya serap individu sudah memperlihatkan trend kenaikan secara bertahap, begitu pula dengan ketercapaian ketuntasan klasikal yang juga memperhatikan kenaikan nilai presentase a.
Refleksi
Kegiatan evaluasi dan observasi memberikan hasil pada aktivitas siswa dan kativitas guru pada tindakan siklus I, dalam pelaksanaan penelitian ini, perolehan nilai dijadikan sebagai patokan pengambilan peningkatan hasil belajar secara individu dengan menggunakan tes akhir tindakan siklus I (evaluasi) dan nilai-nilai perolehan tugas individu sebagai patokan bahwa siswa tersebut dinyatakan tuntas dalam penelitian ini. Hasil evaluasi tindakan siklus I ini digunakan sebagai patokan untuk merencanakan tindakan siklus II yang lebih efektif, inofatif dan lebih baik guna memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada tindakan siklus II.
Hal-hal yang dianggap memberikan sokongan positif dalam aktivitas belajar siswa pada tindakan siklus I ialah sebagai berikut : 1)
Siswa sudah mampu melakukan intropeksi dalam pembelajaran, misalanya siswa mampu membuat ringkasan dari materi yang telah dipelajari 2)
Siswa mampu mengerjakan soal formatif yang diberikan oleh guru Hal-hal yang menjadi kelemahan dalam pelaksanaan tindakan siklus I, ialah sebagai berikut : 1)
Aktivitas siswa masih kurang dalam menemukan sendiri tentang makna dan tata cara mengerjakan tugas-tugas individu 2)
Aktivitas siswa dalam mengembangkan fikiran belajar lebih bermakna dikategorikan cukup disebabkan siswa masih kurang paham untuk menyelesaikan masalah dan mencoba membuat gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan, baik komunikasi verbal maupun non verbal mengenai materi PPKn. 3)
Aktivitas menyatakan hal-hal mengenai materi PPKn dikategorikan cukup sebab masih terdapat siswa tidak kooperatif dalam bertanya dan pertanyaan terkadang menyimpang dari materi
4) Kurangnya keseriusan siswa dalam membaca buku paket yang dibagikan, hingga berdampak negative terhadap ketepatan dalam menyelesaikan tugas individu secara benar dan tepat
5) Masih kurangnya keterampilan siswa dalam mengkorelasikan pengalaman nyata dan sekolah dalam tugas individu
Begipun hal-hal yang menjadi kelemahan aktivitas guru pada pelaksanaan tindakan siklus I perlu melakukan refleksi guna melanjutkan tindakan pada siklus II ialah sebagai berikut :
1) Aktivitas guru/peneliti dalam memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri makna mengenai pokok materi PPKn masih dikategorikan cukup, hal ini disebabkan guru/peneliti kurang mengarahkan siswa dalam mengerjakan tugas individu.
2) Guru/peneliti kurang memberikan pengarahan kepada siswa untuk aktif bertanya mengenai tata cara mengejakan tugas individu sehingga tidak dimengerti oleh siswa di kelas.
3) Guru harus lebih intens memberikan sokongan motivasi terhadap siswa dengan memberikan informasi dan contoh-contoh yang berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman siswa itu sendiri.
4) Intruksi guru harus lebih jelas agat tidak menimbulkan kebingungan bagi siswa dalam memberikan tugas individu
5) Alokasi waktu yang dikelola dalam proses pembelajaran agak kurang pas, sehingga harus lebih diperhatikan lagi.
Hal-hal yang dianggap melemahkan pada aktivitas siswa dan aktivitas guru, maka pada rencana tindakan siklus II akan diupayakan perbaikan kegiatan proses pembelajaran sehingga hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dapat meningkatkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan pada hipotesis tindakan melalui hasil tes akhir proses pembelajaran tindakan siklus II nantinya.
Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua
Berdasarkan hasil siklus pertama kemampuan siswa dalam keatifan bertanya ataupun memberikan sanggahan dan mengejakan tes kurang barhasil namum perlu ditingkatkan lagi agar lebih baik. Agar pencapaian hasil belajar siswa lebih baik dari siklus pertama, maka guru melaksanakan proses belajar mengajar dengan menerapkan metode kontekstual pada siklus kedua untuk meningkatkan kemampuan siswa di kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu dalam keaktifan bertanya, memberikan sanggahan ataupun menjawab soal-soal yang diberikan. Setelah selesai mengajar, guru memberikan tes untuk mengetahui apakah kemampuan siswa dalam pelajaran PKn telah meningkat adapun tindakan atau langka dalam menerapkan scenario pembelajaran yang dilakukan pada siklus kedua dapat dilihat pada pelaksanaan tindakan tahap kedua.
Lembar aktivitas siswa siklus II Skor interprestasi/pertemuan No Aspek yang dinilai Pertemuan
Ke 1 Ke 2
1 Siswa menyimak penjelasan materi yang
3
3 disampaikan oleh guru
2 Sisiwa menekuni materi yang disampaikan
3
3 oleh guru
3 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh
3
4 guru
4 Siswa aktif dalam bertanya dalam kelas
3
4 terhadap guru Jumlah skor maksimal
16
14 Skor maksimal
16
16 Persentase pencapaian (NR) adalah (jumlah 75,00 87,50 skor/skor maks) x 100% Kriteria Cukup Baik
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 4.3 untuk pertemuan I diperoleh skor 12 dan pertemuan II diperoleh 14 dari skor maksimal 16. Dari hasil pengolahan data diperoleh persentase nilai rata-rata (NR) pertemuan I adalah 75,00% yang dikategorikan Baik dan pertemuan II 87,50% yang dikategorikan sangat Baik. Dengan menggunakan kriteria taraf keberhasilan tindakan yang sama pada siklus II dengan aktivitas guru pertemuan I masuk dalam kategori Baik dan pertemuan II diketahui bahwa rata-rata aktivitas siswa dalam pelaksanaan tindakan berada dalam kategori sangat Baik.
Lembar aktivitas guru siklus II No Aspek yang dinilai Skor interprestasi/pertemuan Pertemuan
3
Hasil latihan dan tes pembelajaran siklus II
Dengan menggunakan kriteria taraf keberhasilan tindakan yang sama pada siklus I dengan aktivitas guru pertemuan I masuk dalam kategori Baik dan pertemuan II diketahui bahwa rata-rata aktivitas guru dala pelaksanaan tindakan berada dalam kategori sangat Baik.
Kriteria Baik Baik Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru pada tabel 4.3 untuk pertemuan I diperoleh skor 15 dan pertemuan II diperoleh skor 18 dari skor maksimal 20. Dari hasil pengolahan data diperoleh persentase nilai rata-rata (NR) pertemuan I adalah 75,00% yang dikategorikan Baik dan pertemuan II 90,00% yang dikategorikan sangat Baik.
20 Persentase pencapaian (NR) adalah (jumlah skor/skor maks) x 100% 75,00 90,00
20
18 Skor maksimal
15
4 Jumlah skor maksimal
3
5 Memeberikan evaluasi pembelajaran dan menyimpulkan materi pembelajaran
3
Ke 1 Ke 2
4 Siswa aktif dalam bertanya dalam kelas terhadap guru
4
3
3 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
3
3
2 Sisiwa menekuni materi yang disampaikan oleh guru
4
3
1 Siswa menyimak penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
Setelah dilaksanakan latihan dan tes pada tahap kedua melalui kerja siswa, kemudian guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa dengan diperoleh data kemampuan siswa di kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu dalam menjawab pertanyaan pelajaran PKn terlihat pada table berikut :
Analisis tes tindakan siklus II
No Aspek Perolehan Hasil
1 Skor maksimal 100
2 Skor tertinggi 90 (1 orang)
3 Skor terendah 60 ( 1 orang)
4 Banyaknya siswa yang belum tuntas (<65) 1 orang
5 Presentase ketuntasan klasikal 94,44%
6 Presentase daya serap klasikal 80,56%
7 Skor rata-rata 80,56
Sumber : Data Primer Setelah Diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar klasikal mencapai 94,44% dan daya serap klasikal sudah mencapai 80,56% dan pencapaian ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang menunjukkan nilai daya serap klasikal 80% pada siklus II menunjukkan adayan peningkatan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan soal PPKn sesuai dengan hasil penialaian tes tindakan siklus II setelah menggunakan metode pemberian tugas individu pada pelajaran PPKn pada siswa di kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu.
Pembahasan Hasil Pelaksanaan Tindakan
Setelah melihat data perolehan skor siswa pada siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar klasikal siswa masih sangat kurang yaitu mencapai 66,67% dan daya serap klasikal mencapai 70,56% dan data tersebut belum masuk dalam kategori keberhasilan siswa yang mencapai 80% hasil evaluasi pembelajaran PKn pada siklus pertama diperoleh gambaran bahwa pribadi siswa di kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu kurang berhasil, hal ini disebabkan karena siswa yang kurang aktif didalam kelas dalam bertanya, dan tidak aktif dalam melatih diri di rumah sehingga banyak siswa yang belum tuntas. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan ketuntasan belajar siswa mencapai 94,44% dan daya serap klasikal mencapai 80,56% hasil ini sudah masuk dalam kategori keberhasilan yang mencapai 80% (KBK), kelemahan pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus kedua dan mampu untuk lebih meningkatkan kemampuan pribadi siswa di kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu dalam merespon dengan pertanyaan maupun sanggahan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal yaitu 80,56% dan 94,44% dan penelitian ini dapat dikatakan berhasil.
Menurut pengalaman penelitian bahwa dalam kegiatan sehari-hari di lapangan ada beberapa hal yang penting perlu untuk meningkatkan minat belajar siswa yang baik dan ada beberapa komponen yang harus dipenuhi didalam interaksi belajar mengajar, yaitu :
1) Tujuan interaksi belajar mengajar yang diharapkan
2) Bahan yang akan disampaikan pada anak titik
3) Pendidikan dan sianak itu sendiri
4) Metode yang digunakan demi menunjang tercapainya tujuan yang diharapkan
5)
Metode yang digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran
Pada siklus ini sesuai dengan hasil evaluasi tentang apa yang diharapkan dari indikator kinerja sudah dicapai dengan baik disebabkan oleh kerena pelaksanaan penggunaan metode pemberian tugas individu sudah tercapai melalui interaksi belajar mengajar sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, semakin baik penggunaan metode mengajar semakin barhasil pencapaian tujuan apabila guru dapat memiliki metode yang tepat yang sesuai dengan bahan pengajaran, maka semakin berhasil tujuan pengajaran yang dicapai.
Dalam penggunaan metode kontekstual strategi belajar mengajar juga beberapa penting dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran PKn sehingga hasil yang didapatkan pada evaluasi dapat dicapai dengan tujuan yang diharapkan
Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini tentang penggunaan metode pemberian tugas individu di kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memberikan jawaban pertanyaan pada mata pelajaran PKn setelah melalui lembar observasi dan analisis data yang dinyatakan berhasil.
Upaya pemecahan masalah
Melalui penelitian ini akan diuraikan faktor-faktor penghambat siswa di kelas III SD Inpres 2 Ogotumubu dalam memberikan pertanyaan serta menjawab pertanyaan. Hal ini penting dikemukakan agar menjadi perhatian dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Untuk memperoleh data tersebut penelitian melakukan observasi kepada siswa dan guru, hasilnya dapat diuraikan sebagai berikut
1) Faktor guru
Berdasarkan hasil observasi, kualitas, guru dalam melakukan proses pembelajaran dalam kelas adalah : (1)
Metode pengajaran Metode yang dilakukan oleh guru (peneliti) kepada siswa adalah penerapan pengajar menjelaskan terlalu cepat dan kurang dipahami dan tidak variatif sehingga siswa merasa bosan dan mengakibatkan kurangnya perhatian siswa. Hal tersebut tentunya membahas dampak bentuk oleh seorang guru haru menerapkan metode yang tepat
(2)
Faktor siswa
Pada dasarnya mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima materi pembelajaran yang diajarkan. Minat siswa mengikuti mata pelajaran dan membaca buku perpustakaan kurang karena kurangnya perhatian dan pengaruh lingkungan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi
Upaya yang dapat dilakukan guru dalam merangsang kemampuan siswa dalam belajar telah memberikan motvasi dan dorongan sehingga mereka selalu mempunyai semangat yang tinggi dalam mengikuti pelajaran, karena keatifan seorang siswa dalam mengikuti pelajaran akan semakin mendorong dirinya untuk lebih memahami dan menguasai materi pelajaran termasuk bertanya atau sanggahan.
Faktor penting untuk keberhasilan siswa dalam pendidikan adalah faktor lingkungan dan peran serta orang tua dalam membimbing anak di rumah sangat menentukan keberhasilan kemajuan belajar siswa.
Hasil tes tindakan pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yaitu daya serap klasikal pada siklus I yaitu 70,56% dan ketuntasan klasikal yang diperoleh 66,67% sedangkan pada siklus II diperoleh daya serap klasikal 80,56% dan ketuntasan klasikal siswa 94,44% dari hasil ini menunjukkan bahwa metode penerapan pemberian tugan individu di kela IV SD Inpres 2 Ogotumubu dapat ditingkatkan dengan baik dan penelitian ini dapat dikatakan selesai.
Saran
Adapun beberapa hal yang peneliti sarankan sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas individu a.
Untuk siswa disarankan agar lebih aktif dalam mengerjakan tugas-tugas dan aktif dalam kelas untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti agar mempermuda penyerapan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru b. Untuk guru dapat dijadikan sebagai alternatif dalam mengajar dan sarankan agar memperhatikan waktu yang digunakan mengingat waktu dalam kegiatan belajar mengajar sangat terbatas.
c.
Untuk sekolah metode pembelajaran pemberian tugas individu dapat dijadikan suatu alternatif dalam kegiatan KBM untuk mengatasi masalah siswa yang memiliki kurang aktifitasnya baik diruang kelas maupun didalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. (1993). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.Djayadisastra. (1982). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Nasution, S. (1990). Didaktik asas-asas mengajar. Jakarta : Bumi Aksara