Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Peraturan Perundang- Undangan Tingkat Pusat dan Daerah Dengan Metode Pemberian Tugas Pada Kelas V SDN 3 Setiap Pandawan

  

Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Peraturan Perundang-

Undangan Tingkat Pusat dan Daerah Dengan Metode Pemberian

Tugas Pada Kelas V SDN 3 Setiap Pandawan

  • H. Asmuri

  

Sekolah Dasar Negeri 3 Setiap Pandawan

Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan

  • • Terima: 29-09-2018 • Revisi: 25-10-2018 • Terbit Daring: 05-11-2018

  

Abstrak

Latar belakang diadakannya penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran PKn merupakan pelajaran dianggap sulit oleh

anak dan anak terlihat belum paham terhadap materi yang diberikan. Terlihat hanya beberapa persen siswa yang dapat secara

tuntas memahami tentang materi pokok pemerintahan pusat, dari buku hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

kelas tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk bidang studi PKn adalah 70. permasalahan dalam perbaikan

pembelajaran ini dapatlah dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa

melaksanakan proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn materi Peraturan Perundang-

Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah dengan metode pemberian tugas pada Kelas V SDN 3 Setiap Kecamatan Pandawan.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali

pertemuan. Subjek dari pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas V SDN 3 Setiap Kecamatan

Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan jumlah siswa 15 orang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 8 orang perempuan

pada tahun pelajaran 2017-2018. Hasil akhir menunjukkan Hasil belajar siswa yang menunjukan peningkatan, hal tersebut

terlihat dari perbandingan pada pra siklus (sebelum perbaikan), siklus I dan siklus II. KKM kelas juga tercapai dengan baik.

Sebelum diadakan PTK persentase hanya mencapai 7,4 % nilai terendah 50 dan tertinggi 70. Pada siklus I persentase

meningkat menjadi 9,2% nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80. Pada akhir siklus II terjadi peningkatan persentase nilai yaitu

16, 4% dengan nilai terendah 70 dan tertinggi 80. Untuk ketuntasan belajar sebelum diadakan penelitian tindakan kelas adalah

40%. Lalu, pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 60%. Kemudian untuk ketuntasan pada akhir siklus II mencapai 100%. ©

2018 Rumah Jurnal. All rights reserved Kata-kata kunci: Hasil belajar, PKn, metode pemberian tugas. * ———

  Korespondensi. H. Asmuri: E-mail: h.asmuri@gmail.com

1. Pendahuluan Pendidikan sangat berkaitan dengan pembelajaran.

  Oleh karena itu pembelajaran yang dilakukan di SD harus eksploratif dan bervariatif agar anak dapat menerima pembelajaran dengan baik. Tak dapat dipungkiri kurikulum pembelajaran mengalami kemajuan hal tersebut dikarenakan harus disesuaikan dengan tuntujan dan kemajuan zaman. Sering anak merasa kesulitan dalam menerima pembelajaran. Salah satunya pada pelajaran PKn. Sudah jadi rahasia umum pelajaran ini sering dianggap sulit oleh anak. Sehingga banyak anak yang kurang menyukai pembelajaran PKn ini. Padahal PKn merupakan pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat. Walaupun hal tersebut sebenarnya tidak kita sadari secara langsung. Oleh karena itu PKn merupakan pelajaran yang sangat bermanfaat dan pelajaran wajib yang harus diajarkan di Sekolah Dasar sampai tingkat lanjutan atas.

  Berdasarkan pengamatan guru, pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sering kurang disukai anak, hal tersebut terbukti dengan hasil yang diperoleh oleh anak pada pelajaran PKn materi Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah kelas V di ulangan harian yang dilaksanakan pada semester 1 Sekolah Dasar Negeri 3 Setiap tahun pelajaran 2017/2018 menunjukkan bahwa mata pelajaran PKn merupakan pelajaran dianggap sulit oleh anak dan anak terlihat belum paham terhadap materi yang diberikan. Terlihat hanya beberapa persen siswa yang dapat secara tuntas memahami tentang materi pokok pemerintahan pusat, dari buku hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa nilai rata- rata kelas tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk bidang studi PKn adalah 70. Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa harus melakukan penelitian dengan cara penelitian tindakan kelas agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pelajaran PKn.

  Setelah diadakan identifikasi masalah tentang mata pelajaran PKn tersebut maka sangatlah dirasa perlu untuk melakukan tindakan agar memperbaiki dan meningkatkan pemahaman siswa tersebut. Oleh karena itu diadakanlah perbaikan pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas yaitu perlunya model pembelajaran yang tepat, menarik minat, memotivasi belajar siswa, dan membuat siswa mencapai ketuntasan belajar dan mampu memenuhi kompetensi yang diharapkan dari kurikulum dengan menganalisis penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Perlu diketahui bahwa selama ini dalam menyampaikan materi guru hanya menjadi pembicara satu arah sehingga siswa hanya duduk dan menyalin. Hal tersebut membuat siswa menjadi pasif atau tidak aktif.

  Berdasarkan analisis dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dicari alternatif pemecahan masalahnya. Adapun pemecahan masalah yang dianggap tepat adalah menggunakan metode pembelajaran. Tidak semua metode pembelajaran dapat digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini metode pembelajaran yang akan digunakan adalah metode pemberian tugas. Diharapkan dengan penerapan metode pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn. Sehingga pelajaran PKn yang sebelumnya dianggap sulit dan kurang menyenangkan akan terasa menyenangkan.

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan dalam perbaikan pembelajaran ini dapatlah dirumuskan (1) Bagaimana aktivitas guru melaksanakan proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn materi Peraturan Perundang- Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah dengan metode pemberian tugas pada Kelas V SDN 3 Setiap Kecamatan Pandawan? (2) Bagaimana aktivitas siswa melaksanakan proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar pada pelajaran PKn materi Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah dengan metode pemberian tugas pada Kelas V SDN 3 Setiap Kecamatan Pandawan; (3) Bagaimana hasil belajar siswa pada pelajaran PKn materi Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah dengan metode pemberian tugas pada Kelas V SDN 3 Setiap Kecamatan Pandawan?

  Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui aktivitas guru melaksanakan proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn materi Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah dengan metode pemberian tugas pada Kelas V SDN 3 Setiap Kecamatan Pandawan; (2) Mengetahui aktivitas siswa melaksanakan proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar pada pelajaran PKn materi Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah dengan metode pemberian tugas pada Kelas V SDN 3 Setiap Kecamatan pelajaran PKn materi Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Pusat Dan Daerah dengan metode pemberian tugas pada Kelas V SDN 3 Setiap Kecamatan Pandawan.

   Belajar

  Tingkat pemahaman siswa erat kaitannya dengan proses belajar mengajar, siswa dapat memahami belajar tak lepas dari peranan seorang guru. Agar siswa dapat paham dalam belajar maka seorang haruslah efektif dalam menyampaikan materi yang diberikan. Seorang guru tak lepas dari kegiatan belajar mengajar yang terjadi di sekolah. Perlu kita ketahui belajar merupakan upaya yang telah dirancang berdasarkan teori-teori belajar yang dipandang relevan dengan jenjang pendidikan dan tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Dengan kata lain dari kegiatan belajar tersebut seorang guru mengambil peranan yang cukup besar.

  Untuk menguraikan pengertian belajar maka penulis mengemukakan berbagai pendapat dari para ahli yaitu menurut Djamarah (2002) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan menurut Dalyono (2007) belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan didalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Adapun menurut Djaali (2009) belajar dalam arti sempit ialah khusus untuk mendapat pengetahuan akademik. Menurut arti luas belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Demikianlah beberapa pengertian dari belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli.

  Dalam belajar tentu ada juga hasil dari belajar tersebut. Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal dan maksimal maka diperlukan bimbingan belajar. menurut Prayitno dan Amti (2004) bimbingan belajar bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami masalah belajar agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa.

  2.2. Pembelajaran PKn

  Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap Penelitian segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran PKn di sekolah diorganisasikan secara baik (Mutakin, 1998).

2. Tinjauan Pustaka 2.1.

  Pada buku petunjuk bahwa kegiatan pembelajaran PKN diarahkan pada kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif baik secara fisik, sosial maupun psikis dalam memahami konsep. Oleh karena itu di dalam proses pembelajaran PKN hendaknya guru menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa aktif dan beraktivitas. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PKn Kelas III adalah pendekatan kontekstual melalui metode konsep pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM) dapat dilaksanakan dan diperoleh hasil belajar siswa yang optimal baik dari segi kognitif maupun psikomotorik. Dengan demikian pemahaman konsep PKN semakin baik dan hasil belajarnya pun semakin meningkat.

  2.3. Metode Pemberian Tugas

  Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Djamarah dan Zain (1996) bahwa metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar”. Tugas biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan ditempat lainnya. Tugas merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.

  Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara kelompok (Djamarah & Zain, 1996). Bertitik tolak dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk membimbing siswa memecahkan persoalan dengan cara memberikan tugas kepada siswa, yang dikerjakan didalam proses belajar mengajar di kelas. Tugas tersebut harus tertentu, kemudian dipertanggung-jawabkan kepada guru yang bersangkutan.

  Semua guru harus menyadari bahwa semua metode mengajar yang ada, saling menyempurnakan antara yang satu dengan yang lainnya. Karena tidak ada satupun metode yang sempurna tetapi ada titik kelemahannya. Oleh karena itu penggunaan metode yang bervariasi dalam kegiatan mengajar akan lebih baik dari pada penggunaan satu metode mengajar. Namun penggunaan satu metode tidaklah salah selama apa yang dilakukan itu untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Metode pemberian tugas sebagai salah satu metode yang dikaji penulis dalam pembahasan ini tentunya juga memiliki kelemahan dan kelebihan seperti halnya dengan metode yang lain. Mengenai kelemahan dan kelebihan metode pemberian tugas adalah (1) Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif; (2) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan, sebab dalam metode ini anak harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan; (3) Memberi kebiasaan anak untuk belajar; (4) Memberi tugas anak yang bersifat praktis (Zuhairini, 1977).

  Dari berbagai kelebihan-kelebihan yang telah dipaparkan di atas tentunya metode pemberian tugas juga tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan yaitu (1) Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain, sehingga anak tidak tahu menahu tentang pekerjaan itu, berarti tujuan pengajaran tidak tercapai; (2) Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual anak dalam kemampuan dan minat belajar; (3) Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin pekerjaan temannya; dan (4) Apabila tugas itu terlalu banyak, akan mengganggu keseimbangan mental anak ( Zuhairini, 1977).

  Metodologi memberikan gambaran yang jelas terhadap pencapain tujuan penelitian (Dalle, 2010; Dalle et al., 2017; Derlina et al., 2018). Subjek dari pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas V SDN 3 Setiap Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan jumlah siswa 15 orang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 8 orang perempuan pada tahun pelajaran 2017/2018. Lokasi penelitian ini adalah SDN 3 Setiap Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai

  PKn, sebagai bahan penelitian adalah siswa kelas V yang langsung terlibat dalam proses pembelajaran /praktik langsung.

  Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dan siklus kedua dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Siklus kedua dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri. Adapun Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor guru yaitu aktivitas, factor siswa yang meliputi aktivitas dan hasil belajar.

  Instrumen dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi lembar penilaian observasi guru, lembar penilaian observasi anak, lembar kerja siswa, dan RPP. Selanjutnya skenario penelitan ini adalah meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

  Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas

  V SDN 3 Setiap yang berjumlah 15 orang pada semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang berhubungan dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.

  Dalam melakukan penelitian tindakan kelas perlu adanya teknik dalam pengumpulan data. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan observasi dan tes. Cara yang dilakukan dengan observasi dilakukan langsung oleh peneliti serta dilakukan oleh guru teman sejawat. Data hasil penelitian selanjutnya dioleh dengan menggunakan Teknik persentase untuk ketuntasan belajar secara klasikal.

  Dalam pelaksanaan pembelajaran maka harus ada indikator atau kriteria yang menyatakakan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang kita laksanakan tersebut berhasil. Indikator Keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah kemampuan hasil belajar siswa mencapai 60% tuntas secara individual dan 90% siswa mendapat nilai 70 dinyatakan tuntas secara klasikal.

3. Metodologi

  4. Hasil dan Pembahasan

  Berdasarkan analisis hasil evaluasi Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan Siklus II pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode pemberian tugas yang menunjukan peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Setiap Kecamatan observasi aktivitas guru yang setiap pertemuan Daftar Rujukan menunjukkan perbaikan. Terlihat dengan semua

  Amti, E., & Prayitno. (2004). Dasar-dasar bimbingan dan

  tahapan pembelajaran dilaksanakan dengan baik; (2) konseling . Jakarta: Renika Cipta. Hasil observasi aktivitas guru yang setiap pertemuan Arikunto. S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. menunjukkan perbaikan. Terlihat semua aspek yang

  Yogyakarta: Rineka Cipta Dalle, J. (2010). Metodologi umum penyelidikan reka bentuk

  diobservasi terjadi peningkatan yang lebih baik; (3)

  bertokok penilaian dalaman dan luaran: Kajian kes sistem

  Hasil belajar siswa yang menunjukan peningkatan,

  pendaftaran siswa Indonesia. Thesis PhD Universiti Utara

  hal tersebut terlihat dari perbandingan pada pra siklus Malaysia. (sebelum perbaikan), siklus I dan siklus II. KKM Dalle, J., Hadi, S., Baharuddin., & Hayati, N. (2017). The

  Development of Interactive Multimedia Learning Pyramid and

  kelas juga tercapai dengan baik. Sebelum diadakan Prism for Junior High School Using Macromedia Authorware. PTK persentase hanya mencapai 7,4 % nilai terendah

  The Turkish Online Journal of Educational Technology ,

  50 dan tertinggi 70. Pada siklus I persentase November. 714-721.

  Dalyono, M. (2007). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

  meningkat menjadi 9,2% nilai terendah 50 dan nilai Derlina., Dalle, J., Hadi, S., Mutalib, A.A., & Sumantri, C. (2018). tertinggi 80. Pada akhir siklus II terjadi peningkatan

  Signaling Principles in Interactive Learning Media through

  persentase nilai yaitu 16, 4% dengan nilai terendah

  Expert's Walkthrough. Turkish Online Journal of Distance Education (TOJDE) . 19(4), 147-162

  70 dan tertinggi 80. Untuk ketuntasan belajar Djaali. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. sebelum diadakan penelitian tindakan kelas adalah

  Djamarah, S.B. (2002). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta

  40%. Lalu, pada siklus I terjadi peningkatan yaitu Djamarah, S.B., & Zain, A. (1999). Strategi belajar mengajar.

  Jakarta: Rineka Cipta

  60%. Kemudian untuk ketuntasan pada akhir siklus

  Mutakin, A. (1998). Pengantar ilmu sosial. Jakarta: Depdikbud

  II mencapai 100

  % Usman, M.U., & Setiawati, L. (2000). Upaya optimalisasi kegiatan belajar mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP).

  Bandung: Remaja Rosdakarya. Zuhairini. (1977). Metode khusus pendidikan agama. Surabaya: 5.

   Simpulan dan Saran Usaha Nasional

  Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Hasil observasi aktivitas guru yang setiap pertemuan menunjukkan perbaikan; (2) Hasil observasi aktivitas guru yang setiap pertemuan menunjukkan perbaikan; (3) Hasil belajar siswa yang menunjukan peningkatan, hal tersebut terlihat dari perbandingan pada pra siklus (sebelum perbaikan), siklus I dan siklus II. KKM kelas juga tercapai dengan baik. Sebelum diadakan PTK persentase hanya mencapai 7,4 % nilai terendah 50 dan tertinggi

  70. Pada siklus I persentase meningkat menjadi 9,2% nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80. Pada akhir siklus II terjadi peningkatan persentase nilai yaitu 16, 4% dengan nilai terendah 70 dan tertinggi 80. Untuk ketuntasan belajar sebelum diadakan penelitian tindakan kelas adalah 40%. Lalu, pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 60%. Kemudian untuk ketuntasan pada akhir siklus II mencapai 100%.

  Disarankan (1) Apabila pada saat pembelajaran hasil pembelajaran tidak tercapai maka diharapkan guru untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan cara Penelitian Tindakan Kelas, dan (2) Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah dengan pendekatan metode pemberian tugas dapat diterapkan serta memberikan hasil dan perbedaan yang lebih baik ke depannya pada mata pelajaran yang lain.