Krisis Global krisis final docx

Krisis global yang berawal dari Amerika yang dikenal sebagai negara adidaya jantungnya
kapitalisme telah menular ke eropa, Asia termasuk Indonesia dan banyak Negara lainnya. Di
Negara-negara industri utama (Amerika, Inggris, jerman, Italia, Jepang dll) mengalami
kepanikan dan ramai-ramai melakukan tindakan penyelematan, bagaiamana tidak kejatuhan
beberapa pasar modal di Negara industri utama dan banyaknya perusahaan yang mengalami
kerugian bahkan menutup usahanya membuat ekonomi mengalami stagflasi.
Negara yang terkena dampak krisis rata-rata mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi,
OECD menggambarkan 30 negara anggota G20 pertumbuhan ekonominya turun sampai 4,3%
(Kompas;1/4/09), tingkat pengangguran di As melonjak 8,5 persen pada Maret atau tertinggi
sejak penghujung 1983. Lonjakan itu berasal dari 663.000 orang yang kehilangan pekerjaan di
AS, Produsen telepon selular Sony Ericsson, Jumat (17/4), mengumumkan akan mengurangi
2.000 lebih karyawannya setelah perusahaan yang berkantor pusat di London itu menderita rugi
293 juta euro (384 juta dolar AS) dalam kuartal pertama tahun ini. Perusahaan peralatan Rumah
tangga terbesar di dunia Whirpol Co. melakukan efisiensi dan akan menutup mesin cuci di
Shangai dengan memberhentikan 600 karyawan (kompas;16/4/09). Maskapai penerangan Air
France, yang merupakan bagian dari grup Air France-KLM, diberitakan oleh media Dow Jones,
Rabu (15/4), menginformasikan rencana untuk merumahkan antara
2.500-3.000 pekerja
sampai dengan Maret 2011. Keputusan merumahkan karyawan akibat maskapai tersebut
menderita kerugian sekitar 200 juta euro selama satu tahun fiskal 2008 yang berakhir 31 Maret
2009. Data ini memperlihatkan dengan jelas bahwa ekonomi dunia khususnya bagi mereka yang

menganut free economic market sedang mengalami kelesuan akibat krisis sehingga persoalan
kerugian dan penutupan usaha serta pemutusan hubungan kerja (PHK) atas nama penyelamatan
tidak bisa dihindari. Lagi-lagi yang menjadi korban adalah kelas buruh yang menjadi
tulangpunggung ekonomi. Bagaimana dengan Indonesia?
Indonesia adalah salah satu Negara penghamba terhadap modal, menganut atau mengamini
konsep pasar bebas sebagai jawaban menjadi Negara maju. Banyak paket kebijakan, regulasi
yang dikeluarkan untuk kepentingan kelas pemodal. Secara keumuman dampak krisis global
terhadap Indonesia telihat dengan jelas. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak dilanda krisis
mengalami penurunan Bank Indonesia memperkirakan turun dari 6,1 persen ke 4 persen. Sejak
dilanda krisis Indonesia sudah berapa kali melakukan revisi target pertumbuhan ekonomi artinya
bahwa perekonomian berada dalam ketidakpastian yang tinggi. Tingkat ekspor mengalami
penurunan turun drastis dari 12,5 miliar dollar AS (Juli 2008) ke 7,1 miliar dollar AS (Januari
2009), impor juga turun signifikan dari 10,7 miliar dollar AS ke 5 miliar dollar AS pada periode
yang sama. Terjadinya penurunan ekspor disebabkan adanya pengurangan atau pemangkasan
tingkat konsumsi atau permintaan dari Negara maju seperti Amerika, Eropa maupun pasar Asia
karena persoalan ekonomi di Negara tersebut akibat dari krisis global, sementara disisi yang lain
Indonesia mengalmi tingkat ketergantungan yang bisa dikatakan cukup tinggi terhadap pasar luar
negeri. Disamping itu juga Indonesia juga mengalami ketergantungan yang cukup besar akan
teknologi, barang dan jasa seperti jasa perkapalan, asuransi, keuangan dan lainnya tentu akan
mempengaruhi transaksi berjalan diperkirakan membuat defisit transaksi berjalan sekitar 2,5

miliar dollar AS pada tahun 2009 (Mirza Adityaswara Chief Economist Bank Mandiri Group).

Tidak hanya itu, perusahaan-perusahaan besar swasta maupun plat merah (BUMN) tidak luput
juga dari hantaman krisis. Tidak sedikit perusahaan mengalami kerugian bahkan pilihan utuk
menutup usahanya seperti yang terjadi akhir-akhir ini kerugian terbesar yang dialami salah satu
perusahaan ternama PT Bakrie&Brother dalam jumlah Trilliun Rupiah dan terakhir penutupan
bank IFI yang tentu tidak menutup kemungkinan akan diikuti oleh bank-bank bila dilihat dari
meningkatnya Non performan Loan (NPL) tingkat kredit bermasalah 5% bahkan bergerak diatas
5%. Melihat kasus terebut orang akan berpikir dua kali untuk menginvestasikan modalnya dalam
bentuk tabungan maupun dalam bentuk investasi usaha dengan melihat kondisi ekonomi yang
fluktuatif dan tingginya resiko investasi yang diprediksi trend ekonomi negative, hal ini
mempengaruhi return of investmen (ROI) dan tigkat profit yang akan didapatkan dari investasi
tersebut.
Dampak krisis global di Indonesia setidaknya memunculkan 2 persoalan mendasar pertama;
semakin bertambahnya angka kemiskinan akibat ketidakmampuan Negara dalam melahirkan
kebijakan atau program-program yang tepat dalam arti program yang mampu memberikan
perbaikan hidup rakyat, disamping ketidakmampuannya juga dalam mengelola dan menjaga
kekayaan yang dimiliki dalam memajukan kesejahteraan rakyat . Kedua; Penambahan angka
pengangguran akibat dari pemutusan hubungan kerja disamping sempitnya lapangan kerja di
Indonesia (lapangan kerja tidak mampu menampung tingginya angkatan kerja). Lalu bagaimana

dampak krisis global disektor rill rakyat yang notabenenya masih mengalami keterpurukan?
Sektor Buruh
Kelas buruh merupakan kelas yang paling merasakan dampak dari setiap krisis kapitalisme yang
terjadi karena memang kelas buruh merupakan tenaga produktif yang menggerakan proses
produksi sehingga kelas buruh merasakan secara langsung dari praktik penghisapan di bawah
sistem kpaitalisme. Padahal buruh adalah tenaga yang mampu menghasilkan profit atau
keuntungan yang sangat besar bagi perusahaan dari proses produksi yang dilakukan akan tetapi
nilai yang dihasilkan diambil oleh para pemilik modal yang tidak terlibat dalam proses produksi
hanya menunggu hasil saja sehngga keuntungan yang dihasilkan buruh hanya memperkaya kelas
pemilik modal.
Krisis global melahirkan persoalan-persoalan baru disektor perburuhan dan itu berakibat
langsung terhadap kelas buruh diantaranya pertama; melakukan pemotongan upah dengan alasan
mengurangi cost produksi. Upah buruh yang sebelumnya secara kelayakan masih belum layak
alias masih rendah ditambah lagi dengan penurunan upah, hal ini niscaya akan mempengaruhi
tingkat kesejahteraan kaum buruh artinya upah yang rendah mengurangi daya beli kelas buruh
akan barang dan jasa ditengah tuntuan kebutuhan yang tinggi, harga kebutuhan yang semakin
tinggi juga dengan situasi ekonomi politik yang tidak menunjukkan keberpihakan pada kelas
buruh. Kedua; Kehilangan pekerjaan akibat dari PHK yang dilakukan perusahaan ataupun akibat
penutupan usaha. Tidak sedikit perusahaan melakukan PHK dan merumahkan kelas buruh akibat
dari krisis sehingga kelas buruh tidak lagi mempunyai pendapatan dan pastinya tidak akan

mampu menjawab kebutuhan hidupnya sekarang maupun kedepannya. Dalam kuartal II 2009
jumlah buruh yang diPHK mencapai 180.000 orang (Kompas) sedangkan menurut
Depnakertrans jumlah buruh yang ter-PHK mencapai 38.000 ribu dan 16.400 di rumahkan itu
yang baru terdaftar.

Pada dasarnya persoalan-persoalan perburuhan di Indonesia sebelum terjadinya krisis sangatlah
banyak seperti, masalah upah, pemberangusan serikat, pesangon, JAMSOSTEK, PHK secara
sepihak dan lain-lainnya, pada dasarnya hal ini menandakan bahwa kelas buruh masih
mengalami keterpurukan-kesejahteraan, keadilan yang masih jauh dari harapan ditambah lagi
dampak krisis global maka pemiskinan terhadap buruh tidak dapat dihindarkan sementara
pemerintah tidak menunjukkan political will atas penyelesaian persoalan terkait dengan
kesejahteraan kelas buruh. Dalam hal ini tanggung jawab Negara sepatutnya untuk
dipertanyakan.
Sektor Tani
Petani khususnya petani miskin dan buruh tani pada dasarnya masih mengalami keterpurukan
(belum sejahtera) akibat dari dominasi dan keserakan modal disektor pertanian. Krisis global
semakin menambah derita panjang kaum tani. Karena dampaknya sangat jelas terlihat
diantaranya :
1. Terjadinya penurunan harga-harga produk pertanian seperti, sawit dll sebagai akibat dari
menurunnya kapasitas permintaan agregat sementara produksi pertanian terus berlanjut

mengakibatkan banyaknya penawaran akan hasil pertanian sehingga akan menurunkan
pendapatan kaum tani dan kerugianpun tidak bias dicegah lagi. Krisis global
mengakibatkan adanya naiknya harga-harga barang sehingga memicu meningkatnya
angka inflasi. BPS mencatat
beberapa komoditas yang mengalami kenaikkan harga antara lain adalah bahan
bakar rumah tangga, ikan segar, daging ayam ras, daging sapi, telur ayam
ras, ikan diawetkan, tempe, beras, nasi dengan lauk dan banyak lagi termasuk
minyak goreng. Ada kondisi yang berbanding terbalik yaitu satu sisi terjadi kenaikkan
harga disisi yang lain terjadi penurunan pendapatan dan kerugian kaum tani maka kaum
tani akan mengalami kesulitan untuk menjawab kebutuhannya.
2. Kaitannya dengan proses produksi krisis global menyulitkan kaum tani untuk
mendapatkan modal seperti kredit murah, subsidi dari Negara, kesulitan mendapatkan
fasilitas penunjang produksi dll.
3. Khusus untuk buruh tani akan menghadapi masalah upah seperti penurunan upah kerja
dan kehilangan pekerjaan persis sama kondisinya dengan persoalan buruh disektor yang
lain.
Pada prinsipnya krisis global dengan jelas memperlihatkan bahwa tidak aka ada peningkatan
kesejahteraan kaum tani.
Kaum Miskin Kota
Dalam tulisan ini tidak perlu kita jelaskan secara detail dampak dari krisis global karena KMK

sudah pasti ketika terjadi krisis global lapangan kerja akan semakin sempit dan menambah
kesulitan KMK mencari sumber penghasilan atau pendapatan lain ditengah sempitnya lapangan
kerja dalam upaya perbaikkan nasib Negara diharapkanpun sampai dengan sekarang adalah anti

rakyat. Maka pernyataan yang tetapt adalah krisis global memiskinkan massa rakyat (KMK)
yang sudah nyata-nyatanya miskin.
Pendidikan
Pendidikan hakikatnya bagian dari suatu jalan menuju pembebasan manusia dari segala
penindasan dan penghisapan dari dan dalam bentuk apapun, pembebasan dari keterbelakangan
untuk menuju kesejahteraan bersama. Dalam persefektif nation bahwa pendidikan sejatinya
untuk mencerdaskan bangsa dalam arti yang lebih luas tidak hanya sekedar untuk menjawab
keprofesionalan semata tapi lebih dari itu dalam arti menjadi alat untuk membebaskan bangsa
dari segala kungkungan penjajahan dalam bentuk apapun. Singkatnya pendidikan hakikatnya
mengutif Poulu Freire adalah memanusiakan manusia.
Membaca situasi pendidikan Indonesia sekarang menjadi hal yang penting untuk diteliti secara
mendalam. Harus diakui dengan jujur bahwa pendidikan Indonesia sudah menjadi ladang bisnis
atau dijadikan komoditas untuk melakukan proses akumulasi modal, mengalami suatu distorsi
makna dari sejatinya hakikat pendidikan itu, maka jelas telah terjadi kapitalisasi pendidikan
(komersialisasi). Mahalnya biaya pendidikan, minimnya fasilitas pendukung proses belajar
mengajar, rendahnya kualitas, miskinnya tanaman nilai-nilai kemanusiaan bahkan tidak sama

sekali, masuknya kepentingan-kepentingan kelas pemodal terakhir lahirnya regulasi yang
memberikan ruang kepada pemodal untuk mengarahkan atau mengorientasikan pendidikan untuk
kepentingan kelas pemodal seperti, UU sisdiknas, UU BHP dan regulasi lainnya cukup jelas
untuk dijadikan indicator telah terjadinya kapitalisasi dalam pendidikan.
Lalu apa relevansinya dengan krisis global yang sedang terjadi? Ketika pendidikan sudah
terkomersialisasikan maka tentu berpengaruh juga terhadap keberlangsungan pendidikan. Mari
kita teliti titik singgungnya :
1. Krisis global telah mengakibatkan unstabilisasi perekonomian suatu bangsa sebagaimana
gambaran di atas tentang beberapa dampak yang dilahirkan akan mempengaruhi
pengeluaran Negara pada sector pendidikan, ini terkait dengan subsidi disektor
pendidikan karena selama ini subsidi pendidikan masih kecil (20%) itupun prinsipnya
tidak terealisasi secara sepenuhnya, kalau ada yang mengatakan bahwa subsidi 20%
sudah terealisasi itu pernyataan yang mengada-ada karena subsidi yang terealisasi itu di
ambil dari post anggaran lain seperti memasukkan gaji guru untuk mencukupi menjadi
20% sehingga berdampak pada kesejahteraan guru dan tidak menutupi post anggaran lain
juga diambil untuk membohongi kita secara angka. Keterpurukan perekonomian ekonomi
sekali lagi akan menjadi dasar untuk mengecilkan anggaran pendidikan sehngga sector
pendidikan (sekolah-sekolah dan Universitas) pertama; dipaksa untuk mencari dana lain
untuk mencukupi operasional pendidikan misalnya membangun mitra atau kerja sama
dengan lembaga-lembaga keuangan atau investor, apalagi didukung dengan regulasi

seperti UU BHP akan semakin mengsahkan dan membuka ruang selebar-lebarnya untuk
masuknya kelas pemodal. Kedua; Menaikkan biaya pendidikan seperti SPP. Dua hal ini
tidak terlepas juga dari kepentingan untuk mencari keuntungan dan menjadi penyebab
terjadinya kenaikan biaya pendidikan secara terus menerus sehingga pendidikan menjadi
mahal. Disisi yang lain anggaran dari cadangan devisa Negara diperuntukkan sebesar-

besarnya untuk mengatasi krisis yang hakikatnya demi sebuah penyelamatan modal
padahal kalau masalah penting tidak penting sector pendidikan tidak kalah pentingnya
dengan sector lain.
2. Krisis global semakin memiskinkan rakyat yang nyatanya sudah miskin dan
memiskinkan orang yang sebelumnya hidup dalam kemapanan. Krisis global telah
membuat rakyat kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan, kondisi ini memaksa
massa rakyat mengambil keputusan untuk lebih menjawab kebutuhan subsistennyamenjawab bagaimana untuk bertahan hidup. Berangkat dari logika ini maka akan
semakin banyak anak yang tidak mampu menikmati pendidikan sampai dengan
perguruan tinggi ditengah mahalnya biaya pendidikan dan akan menambah angka putus
sekolah dan putus kuliah lagi-lagi akibat ketidak mampuan membayar biaya pendidikan.
Dari kedua point tersebut jelas terlihat akan dampak krisis global secara langsung di dunia
pendidikan sehingga perlu untuk menyiapkan langkah-langkah penyelamatan dengan bersandar
pada kondisi material yang ada.
PENGERTIAN KRISIS EKONOMI GLOBAL

Krisis ekonomi global adalah peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami
keruntuhan/degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia. Krisis ekonomi Global
terjadi karena permasalahan ekonomi pasar di sluruh dunia yang tidak dapat dielakkan karena
kebangkrutan maupun adanya situasi ekonomi yang carut marut. Sektor yang terkena imbasan
Krisis ekonomi global adalah seluruh sektor bidang kehidupan. Namun yang paling tampak
gejalanya adalah sektor bidang ekonomi dari terkecil hingga yang terbesar.
Sebagai contoh bahwa negara adidaya yang memegang kendali ekonomi pasar dunia yang
mengalami keruntuhan besar dari sektor ekonominya. Peristiwa ini mengakibatkan rontoknya
perusahaan keuangan dan bank-bank besar di Negeri Paman Sam satu per satu. Bangkrutnya
Lehman Brothers langsung mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Bursa saham di kawasan
Asia seperti di Jepang, Hongkong, China, Asutralia, Singapura, India, Taiwan dan Korea Selatan,
mengalami penurunan drastis 7 sd 10 persen. Termasuk bursa saham di kawasan Timur Tengah,
Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Tak terkecuali di AS sendiri, Para investor di
Bursa Wall Street mengalami kerugian besar.
Cara mengatasi permasalah Krisis ekonomi bagi masyarakat adalah lebih selektif dalam
memenuhi kebutuhan dan bersikap kooperatif bersama pemerintah dan sebaliknya dari
pemerintah untuk lebih sigap dalam situasi masyarakat.

DAMPAK TERJADINYA KRISIS EKONOMI GLOBAL BAGI INDONESIA
Krisis ekonomi yang sedang dialami oleh beberapa negara besar di dunia diantaranya AS secara

tidak langsung mempengaruhi perekonomian di Indonesia.Maka dari itu pemerintah harus

waspada dan antisipatif, karena resesi ekonomi AS kemungkinan semakin parah sehingga bisa
berdampak hebat terhadap kehidupan ekonomi di dalam negeri
Krisis ekonomi global bisa diumpamakan sebagai deretan kartu domino yang diatur sejajar,jika
pemain utamanya terjatuh maka akan membawa dampak buruk terhadap yang lainnya (efek
domino). Celakanya, kalau negara-negara berkembang yang terkena krisis ekonomi, lembagalembaga keuangan internasional cenderung lepas tangan. Akibatnya, krisis yang terjadi bisa
sangat parah dan potensial mengimbas ke wilayah lain.
Warung-warung di pelosok Jakarta kini bertumbangan ke jurang kebangkrutan. Itu sebagai bukti
bahwa rakyat kebanyakan sudah tak berbelanja lagi. Sementara lapisan atas justru berbelanja
keperluan sehari-hari ke pasar-pasar modern milik pengusaha besar. Ini menyebabkan kefailitan
raksasa bagi dunia bisnis.
Saat ini dampak resesi ekonomi global yang paling dirasakan adalah pada masyarakat menengah
ke atas, terlebih mereka yang bermain saham, valuta asing dan investasi emas.
Dari pantauan media di sejumlah pasar di tanah air, sejak BEJ melakukan suspend pada Jum’at
(10/10/11) , harga bahan-bahan pangan mulai merangkak naik. Jika sudah begini, masyarakat
bawah yang paling merasakan dampaknya.
Selain itu, kenaikan harga bahan baku di sektor properti akibat pengaruh krisis ekonomi global,
sangat mungkin terjadi. Seperti di kutip dari Antara.co.id, Wakil Ketua DPD Real Estate
Indonesia (REI) Jawa Tengah, Adib Adjiputra, di Solo, beberapa waktu lalu mengatakan, harga

bahan baku yang diproduksi di dalam negeri maupun luar negeri, berpotensi terpengaruh oleh
krisis ekonomi ini.
Harga bahan baku seperti besi, keramik, semen dan sejumlah aksesori rumah lainnya yang
berasal dari industri manufaktur, kata dia, sangat rentan mengalami kenaikan.
Kenaikan bahan baku akibat dampak krisis ekonomi ini akan semakin menyulitkan sektor
properti, setelah sebelumnya juga diterpa kenaikan harga bahan baku akibat kenaikan bahan
bakar minyak (BBM).

BEBERAPA SOLUSI MENGATASI
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

KRISIS

EKONOMI

GLOBAL

OLEH

Presiden menegaskan 10 langkah yang harus ditempuh semua pihak untuk menghadapi
krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS), sehingga tidak berdampak buruk terhadap
pembangunan nasional.
Pertama, Presiden mengajak semua pihak dalam menghadapi krisis global harus terus memupuk
rasa optimisme dan saling bekerjasama sehingga bisa tetap menjagar kepercayaan masyarakat.

Kedua, pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen harus terus dipertahankan antara lain dengan
terus mencari peluang ekspor dan investasi serta mengembangkan perekonomian domestik.
Ketiga adalah optimalisasi APBN 2009 untuk terus memacu pertumbuhan dengan tetap
memperhatikan `social safety net` dengan sejumlah hal yang harus diperhatikan yaitu
infrastruktur, alokasi penanganan kemiskinan, ketersediaan listrik serta pangan dan BBM.
Untuk itu perlu dilakukan efisiensi penggunaan anggaran APBN maupun APBD khususnya
untuk peruntukan konsumtif.
Keempat, ajakan pada kalangan dunia usaha untuk tetap mendorong sektor riil dapat bergerak.
Bila itu dapat dilakukan maka pajak dan penerimaan negara bisa terjaga dan juga tenaga kerja
dapat terjaga. Sementara Bank Indonesia dan perbankan nasional harus membangun sistem agar
kredit bisa mendorong sektor riil. Di samping itu, masih menurut Kepala Negara, pemerintah
akan menjalankan kewajibannya untuk memberikan insentif dan kemudahan secara proporsional.
Kelima, semua pihak lebih kreatif menangkap peluang di masa krisis antara lain dengan
mengembangkan pasar di negara-negara tetangga di kawasan Asia yang tidak secara langsung
terkena pengaruh krisis keuangan AS.
Keenam, menggalakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestik akan
bertambah kuat.
Ketujuh, perlunya penguatan kerjasama lintas sektor antara pemerintah, Bank Indonesia, dunia
perbankan serta sektor swasta.
Kedelapan, semua kalangan diharapkan untuk menghindari sikap ego-sentris dan memandang
remeh masalah yang dihadapi.
Kesembilan, mengingat tahun 2009 merupakan tahun politik dan tahun pemilu, kaitannya dengan
upaya menghadapi krisis keuangan AS adalah memiliki pandangan politik yang non partisan,
serta mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan golongan maupun pribadi termasuk
dalam kebijakan-kebijakan politik.
Kesepuluh, Presiden meminta semua pihak melakukan komunikasi yang tepat dan baik pada
masyarakat. Tak hanya pemerintah dan kalangan pengusaha, serta perbankan, Kepala Negara
juga memandang peran pers dalam hal ini sangat penting karena memiliki akses informasi pada
masyarakat.