Seminar Sastra BAB I BABIII Raissa Putri

SEMINAR SASTRA

Disusun oleh : Raissa Putri
Program Studi Sastra Perancis
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Padjadjaran
2016

Konflik Antara Remaja dengan Seorang Ibu Dalam Novel Comment Je Me Suis Débarrassé
De Ma Mère Karya Gilles Abier
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Masa remaja merupakan fase dimana setiap orang akan dan pernah mengalaminya yang
dimulai sejak usia 10-14 tahun. Seorang remaja akan mengalami masa pubertas baik laki-laki
maupun perempuan. Masa pubertas adalah masa

ketika seorang anak mengalami


perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada masa ini seorang laki-laki akan
mengalami perubahan fisik seperti suara membesar,dada tampak lebih bidang,mulai mengalami
mimpi basah,dan tumbuhnya jakun. Sedangkan pada remaja perempuan akan ditandai dengan
terjadinya menstruasi,pembesaran payudara,pinggul mulai membesar dan melebar. Serta akan
terjadinya hasrat seksualitas pada remaja yang mengalami pubertas.
Selain itu masa remaja juga akan mengalami gejolak emosional yang tinggi. Emosi mereka
akan cenderung labil (tidak beraturan),terutama emosi terhadap orangtua pada masa awal remaja.
Terdapat rasa ingin diperhatikan,didengar dan tidak suka dengan aturan. Terlebih saat mereka
dibanding-bandingkan dengan orang lain ataupun ada keinginan yang tidak sesuai dengan
harapan,mereka akan sangat marah dan meledak-ledak bahkan tidak mau bicara atau berbicara
dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan marah. Masalah-masalah lainnya
yang menyebabkan konflik antara remaja dengan orangtua terutama konflik antara seorang anak
dengan ibunya,karena seorang ibu berada di rumah dan mempunyai peran penting dalam
mendidik anak.

Konflik yang terjadi antara seorang remaja dengan orangtua berawal dari permasalahan yang
terjadi

dalam


kehidupan

sehari-hari

seperti

merapikan

kamar

tidur,jam

pulang

sekolah,keingintahuan orangtua terhadap teman-teman sebayanya dan apa saja yang
dilakukannya diluar rumah. Hal ini dapat menimbulkan kemarahan seorang remaja terhadap
ibunya.
Hal-hal lain yang menimbulkan marah para remaja adalah perlakuan-perlakuan dari orang
tua, sifat-sifat dan kebiasaan orang tua (Scott,1940). Di tingkatan akademik, kritik yang tidak
bijaksana dari orang tua, diperlakukan seperti anak kecil, pertentangan pendapat dengan orang

tua, bentrok dengan saudara-saudara sebagai hal yang menimbulkan marah pada mereka
(Williams,1950).
Perselisihan pendapat antara remaja dan orangtua sering terjadi. Hal ini sangatlah wajar
karena seorang remaja sedang mengalami proses pencarian jati diri,mereka cenderung memiliki
rasa ingin tahu yang sangat besar, mereka akan melawan dan memberontak apabila pendapatnya
tidak sama dengan orangtuanya,mereka sangat menghargai lingkungan dan teman-temannya
dibandingkan orangtuanya. Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua
memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak
memahami kepentingan remaja. Mayoritas konflik yang terjadi adalah antara seorang remaja
dengan ibunya terutama anak perempuan.
Remaja pada umunya tidak suka apabila seorang ibu ikut campur dalam kehidupan
mereka,seorang ibu yang posesif dan ingin tahu segala hal yang dilakukan anaknya terkadang
membuat mereka merasa hal itu sangat mengganggu dan membuat mereka sangat membenci
ibunya. Mereka mengganggap seorang ibu tidak tahu apa-apa mengenai kehidupan remaja masa

kini,sangat kuno dan ketinggalan jaman. Padahal,sangat wajar seorang ibu posesif karena
khawatir anaknya terjerumus ke dalam pergaulan dan lingkungan yang tidak baik.
Dalam novel ini diceritakan 4 remaja yang mempunyai konflik batin dengan ibunya yang
tidak teruduga,oleh karena itu hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahasnya.
Berkenaan dengan novel tersebut, maka dilakukan analisis karya sastra yang berjudul “Konflik

Antara Remaja dengan Seorang Ibu Dalam Novel Comment Je Me Suis Débarrasé De Ma Mère
Karya Gilles Abier”

1.2 Identifikasi Masalah
Dalam novel Comment Je Me Suis Débarrasé De Ma Mère, cerita singkat 4 remaja yang
mempunyai konflik dengan ibunya. Mereka menceritakan apa yang terjadi dengan ibunya
dalam hidupnya. Mereka membenci setiap apa yang dilakukan ibunya dan ingin
menyingkirkannya dari hidupnya. Oleh karena itu masalah yang akan dibahas adalah :
I.
II.

Faktor apa saja yang menyebabkan remaja sangat membenci ibunya
Apa akibat dari konflik yang terjadi antara remaja dan seorang ibu

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang akan diangkat, maka tujuan penelitian penulis dalam hal
ini adalah:
I.

Menjabarkan secara rinci penyebab konflik antara seorang remaja dengan ibunya

menurut para ahli.

II.
III.

Menjelaskan apa yang dilakukan remaja terhadap ibunya.
Mencari solusi bagaimana mengatasi konflik antara remaja dengan seorang ibu.

1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian terhadap novel Comment Je Me Suis Débarrassé De Ma Mère Karya
Gilles Abier ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
I.
Pembaca diharapkan mendapat nilai moral dari novel tersebut.
II.
Sebagai remaja diharapkan tidak seharusnya membenci seorang ibu dan bisa
berkomunikasi dengan baik dengan seorang ibu bagaimana mengungkapkan
III.

pendapat secara halus.
Mendapatkan solusi bagaimana caranya agar seorang remaja dapat mengatur

emosinya dan adanya saling mengerti satu sama lain antara seorang ibu dan anak

IV.

usia remaja.
Memberikan informasi kepada pembaca yang masih remaja bahwa pentingnya
seorang ibu dalam kehidupan.

1.5 Kerangka Pemikiran
Analisis dilakukan setelah membaca novel yang berjudul Comment Je Me Suis
Débarrassé De Ma Mère karya Gilles Abier, diceritakan bahwa kehidupan seorang
remaja yang penuh dengan gejolak emosi yang labil (tidak beraturan) menyebabkan
konflik dengan seorang ibu yang khawatir pada anaknya yang sedang mengalami masa
pubertas. Seorang ibu yang memperlakukan anaknya seperti anak kecil,seorang ibu yang
posesif,dan seorang anak remaja menganggap bahwa dia anak yang diadopsi karena
ibunya tidak mirip dengannya, seorang remaja yang tidak bisa menerima keadaan bahwa
ibunya sangat jelek dan miskin. Bahkan remaja yang ingin menyingkirkan ibunya karena

dianggap ikut campur dalam kehidupannya. Hal tersebut dilakukan oleh remaja yang
emosinya semakin memuncak dan diceritakan dalam novel ini.

Dalam analisis novel ini, akan menggunakan teori strukturalisme genetik untuk
menjelaskan keadaan sosiologi seorang remaja secara spesifik dan meneliti fakta konkret
remaja yang mengalami konflik dengan seorang ibu. Untuk mengungkapkan upaya
konflik remaja digunakan teori psikologi sastra.
1.6 Metode Penelitian
Pada setiap penelitian pasti membutuhkan metode penelitian untuk melakukan analisis
terhadap objek yang diteliti dengan terarah dan akurat yang dilakukan dengan sengaja,sistematis
dan

menggunakan

teori

dan

metode

formal.

Kegiatan


ini

meliputi

pengumpulan

data,menganalisis data serta mengkaji,memahami dan menginterpretasi novel yang dikaji.
Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yaitu metode yang memiliki tujuan
untuk menggambarkan dan menjelaskan secara tepat dan sistematis mengenai masalah yang akan
diteliti, kemudian dianalisis untuk mendapat kejelasan mengenai persoalan yang akan diangkat.
Teknik yang digunakan adalah studi kepustakaan mealui novel dan referensi yang berkaitan
dengan masalah yang menjadi tujuan penelitian ini.
Untuk mempermudah dalam menganalisis setelah membaca novel Comment Je Me Suis
Débarrassé De Ma Mère secara keseluruhan, dapat diambil beberapa langkah, diantaranya :
1.
2.
3.
4.


Membaca sumber data yang akan dianalisis
Menemukan masalah yang akan diangkat dari sumber data yang telah dibaca.
Menentukan metode analisis yang tepat
Mengumpulkan dasar-dasar teori yang dapat digunakan dalam melakukan penelitian

terutama buku-buku dan situs internet yang mendukung analisis sastra.
5. Menganalisis unsur-unsur dalam karya sastra dengan metode yang telah ditentukan serta
ditinjau keakuratannya melalui teori yang ada.

6. Menarik simpulan dari analisis yang telah disimpulkan.

1.7 Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah sebuah novel karya sastra yang terdir dari
cerita-cerita pendek karya Gilles Abier yang berjudul Comment Je Me Suis Débarrassé
De Ma Mère. Novel ini merupakan novel remaja diterbitkan pada mei 2015 yang berisi
128 halaman. Novel ini didedikasikan Gilles Abier untuk para remaja bahwa kehidupan
tidaklah selalu sama dengan apa yang diharapkan. Belajar menerima kenyataan dan lebih
menghormati juga mencintai seorang ibu seburuk apapun kondisinya. Karena
bagaimanapun peran seorang ibu sangatlah pentin,tidak ada manusia di dunia ini yang
sangat mencintai kita lebih dari apapun dan berani berkorban untuk diri kita selain ibu.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1

Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra menurut marxis merupakan salah satu pendekatan sosiologi sastra

yang mendasarkan pada teori marxis (marxisme). Menurut Marx dan Engels, dalam
masyarakat terdapat dua buah struktur: infrastruktur dan superstruktur. Dalam
masyarakat superstruktur memiliki fungsi esensial untuk melegitimasi kekuatan
kelas sosial yang memiliki alat produksi ekonomi, sehingga ide-ide dominan dalam
masyarakat adalah ide-ide kelas penguasanya (Eagleton,2006). Produksi ide, konsep,
dan

kesadaran

pertama

dipisahkan dengan hubungan


kalinya

secara

material antarmanusia,

langsung
bahasa

tidak
kehidupan

dapat
nyata.

Pemahaman, pemikiran, hubungan spiritual antarmanusia muncul sebagai rembesan
langsung

terhadap

perilaku

material

dinamakan infrastruktur, sementara ide,

manusia.
konsep,

Perilaku

material

dan

tersebut
kesadaran

merupakan superstruktur.
Marxisme menegaskan bahwa, bukan kesadaran yang menentukan kehidupan,
tetapi kehidupanlah yang menentukan kesadaran. Hubungan sosial antarmanusia
diikat dengan cara mereka memproduksi kehidupan materialnya. Perkembangan
masyarakat tidak dapat dipisahkan dari kekuatan-kekuatan produktif. Menurut Marx
(via Faruk, 2003:6-7) sejarah manusia berkembang dalam kaitannya dengan proses
produksi yang ditandai dengan adanya konflik antarkelas. Masyarakat komunal
primitif membuka jalan bagi masyarakat perbudakan, yang pada gilirannya
berkembang menjadi feodalisme yang membuka jalan bagi munculnya kapitalisme.
Dalam perkembangan masyarakat tersebut Marx (via Faruk, 2003:6-7) menguraikan
bahwa setiap zaman dicirikan dan distrukturkan oleh tipe-tipe produksi dan pemikiran
yang berhubungan dengannya.
Dalam novel ini kaitannya dengan sosiologi sastra adalah hubungan sosial antara
anak dengan ibunya dan konflik yang terjadi antara anak dan ibunya. Menjelaskan
tentang bagaimana hubungan sosial remaja dengan ibunya pada zaman sekarang dan
perbedaannya dengan jaman dulu.
II.1.1 Teori Stukturalisme Genetik
Teori strukturalisme genetic adalah analisis struktur dengan memberikan
perhatian terhadap asal usul karya (Chalima, 1994). Strukturalisme genetic
ditemukan oleh Lucien Goldman, seorang filsuf dan sosiolog Rumania-Perancis.
Teori tersebut dikemukakan dalam bukunya yang berjudul The Hidden God: a
study of tragic vision in the penses of paskal and the tragedies of racine (Chalima,

1994). Strukturalisme genitik adalah sebuah pendekatan di dalam penelitian sastra
yang lahir sebagai reaksi pendekatan strukturalisme murni yang anti historis dan
kausal. Pendekatan strukturalisme juga dinamakan sebagai pendekatan objektif.
(Juhl dalam Arif, 2007).
II.2

Psikologi Sastra
Perkembangan kajian sastra yang bersifat interdisipliner telah mempertemukan

ilmu sastra dengan berbagai ilmu lain, seperti psikologi, sosiologi, antropologi,
gender, dan sejarah. Pertemuan tersebut telah melahirkan berbagai macam pendekatan
dalam kajian sastra, antara lain psikologi sastra, sosiologi sastra, antropologi sastra,
kritik sastra feminis, dan new hystoricism. Di samping itu, juga melahirkan berbagai
kerangka teori yang dikembangkan dari hubungan antara sastra dengan berbagai
disiplin tersebut, seperti psikoanalisis/psikologi sastra, psikologi pengarang, psikologi
pembaca, sosiologi pengarang, sosiologi pembaca, sosiologi karya sastra, juga
strukturalisme genetik, sosiologi sastra marxisme. Dari uraian awal tersebut tampak
bahwa psikologi sastra lahir sebagai salah satu jenis kajian sastra yang digunakan
untuk membaca dan menginterpretasikan karya sastra, pengarang karya sastra dan
pembacanya dengan menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada
dalam psikologi.
Dalam novel ini penulis akan membahas mengenai psikologi seorang remaja yang
mengalami konflik dengan ibunya.
II.2.1 Psikologi humanistik
Psikologi humanistik mengemukakan bahwa manusia adalah makhluk
yang kreatif, yang dikendalikan bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran
melainkan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri. Melalui Motivation and
Personatity, Maslow (via Walgito, 2004:79) 13 mengemukakan teori hirarkhi

kebutuhan (hierarchy of needs). Menurutnya, kebutuhan dibedakan menjadi
empat tahap, yaitu (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan akan rasa aman, (3)
kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki, (4) kebutuhan akan penghargaan. Seperti
dikemukakan Walgito (2004:80) psikologi humanistik mempunyai empat ciri,
yaitu (1) memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya
berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
(2) Menekankan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas,
aktualisasi diri, sebagai lawan dari pemikiran tentang manusia yang mekanis dan
reduksionistis. (3) Menyandarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih
masalah yang akan dipelajari dan perosedur penelitian yang akan digunakan. (4)
Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan
dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren
pada setiap individu.

BAB III
OBJEK PENELITIAN
III.1

Riwayat Hidup Pengarang
Gilles Abier berkebangsaan Perancis. Lahir di Paris tahun 1970. Pada usia 17

tahun ia telah mendapatkan gelar sarjana muda lulusan Sastra Perancis di Universitas
Grenoble. Lalu, Gilles melakukan pekerjaan sambilan di biro komunikasi di Paris.
Pada usia 22 tahun, setelah satu minggu liburan di London, ia memutuskan untuk
tinggal enam bulan di Inggris selama tujuh tahun. Untuk meningkatkan bahasa
Inggris, ia belajar teater dan bergabung dengan Manchester Konservatorium. Gilles
untuk menulis novel pertamanya dan diterbitkan pada Agustus 2000 novel
pertamanya Actes Sud yang berjudul "Fausses compagnies". Dia sebelumnya telah
menulis cerita pendek hanya untuk menyalurkan bakat dan hobinya. Tidak pernah
berpikir suatu hari akan dipublikasikan.
Ketika novel pertama ini akan segera diterbitkan di Perancis, Gilles kembali ke
Paris, ia tinggal dekat Parc des Buttes Chaumont. Suatu hari seorang editor
menyarankan ia menulis cerita tentang anak muda yang ditujukan untuk remaja. Ia
setuju dan sangat antusias untuk terus menulis. Saat ini Gilles tinggal di Saint-Denis,
dia bekerja paruh waktu di Centre Pompidou, dan terus menciptakan cerita untuk
anak muda dan tua.

III.2

Ringkasan Cerita
Novel Ini menceritakan tentang kehidupan remaja yang penuh dengan kebencian

terhadap ibunya,para remaja yang ingin hidup bebas tanpa kehadiran seorang ibu
yang mengganggu dan meresahkan membuat mereka marah,kesal,emosi,dan sangat
membenci ibunya. Dalam novel ini Gille Abier membagi menjadi empat bagian yang
menceritakan 4 orang remaja, mereka menceritakan kisah hidupnya dengan ibunya.
Masing-masing dari mereka memiliki alasan mengapa mereka membenci ibunya dan
ingin menyingkirkannya dari kehidupan mereka.
Pada bagian pertama menceritakan seorang remaja berusia 20 tahun,bernama
Etienne. Ia sangat membenci ibunya karena sang ibu memperlakukannya seperti anak
kecil,seringkali ibunya menciumnya dan memeluknya seperti pelukan kepada anak
kecil yang manja. Belum lagi sikap ibunya yang sangat posesif . Etienne memiliki
seorang kekasih bernama Lydie,ia sering datang ke rumah Etienne untuk sekedar
mendengarkan lagu-lagu band music ternama Saintoyant di kamar Etienne. Ibunya
merasa terganggu karena seringkali mereka mendengarkan music dengan volume
yang keras. Ibunya tidak menerima bahwa Etienne berpacaran dengan Lydie tanpa
alasan yang jelas. Terkadang ibunya merasa cemburu ketika Etienne dan Lydie
sedang memadu kasih. Oleh karena itu ibunya sangat tidak suka dengan Lydie dan
selalu menganggap bahwa Etienne masih anak-anak,ia harus dijaga dan tidak boleh
pergi kemana-mana. Padahal ia sudah dewasa. Hal ini sangat wajar karena ayah dan
ibu Etienne bercerai dan ayahnya meninggalkan rumah sejak Etienne berusia 10
tahun, membuat sang ibu kesepian dan membutuhkan seseorang yang menjadi tempat

untuk mengungkapkan segala isi hatinya termasuk mencurahkan kasih sayang
sepenuhnya hanya untuk Etienne,anak semata wayangnya.
Lalu, pada bagian kedua dalam novel ini. Menceritakan tentang seorang gadis
berusia 15 tahun bernama Jessie. Ia merupakan atlet tenis yang sudah menjuarai
beberapa pertandingan internasional di prancis bersama dengan teman-teman satu
clubnya di sekolah. Kemenangan dan prestasi Jessie tidak terlepas dari kegigihan
seorang ibu yang menjadi pelatihnya selama ini. Jessie merasa bersyukur dan sangat
mengapresiasi ibunya karena tela melatihnya menjadi atlet tenis yang hebat. Berbeda
dengan remaja lainnya, Jessie tidak selalu membenci ibunya,ia bahkan sangat dekat
dengan ibunya. Ia mulai mengenal olahraga tenis sejak usia 3 tahun,pertama kalinya
ia memegang rsket yang diberikan oleh ibunya. Dan sejak saat itu Jessie menyukai
tenis. Namun, suatu hari Jessie lelah dengan dunia olahraga yang ditekuninya selama
beberapa tahun ini, ia mulai menyadari bahwa hidupnya tidak seperti remaja lainnya
yang bebas dan bisa melakukan banyak hal termasuk pergi belanja,mendengarkan
musik,pergi ke konser, atau pergi ke kafe bersama teman-temanya. Selama ini ibunya
terus memaksa Jessie agar terus berlatih tenis dan mengikuti kejuaraan dunia. Seperti
seorang manajer yang mengatur seluruh hidup Jessie kemanapun dan apapun kegiatan
yang

dilakukan

oleh

Jessie

semua

telat

diatur

ibunya.

Jessie

merasa

terganggu,lelah,dan ingin berhenti bermain tenis,namun ibunya tidak mengizinkan.
Jessie marah,kesal dan menganggap ibunya jahat karena telah memaksanya untuk
menjadi atlet tenis. Hal ini lah yang membuat Jessie membenci sang ibu seperti
remaja lainnya yang memberontak dan mengalami konflik dengan sang ibu.
Pada bagian ketiga dalam novel ini menceritakan kehidupan Alexis yang tragis.
Dia sangat membenci ibunya karena 3 hal. Yang pertama ia sangat membenci ibunya

karena memiliki paras yang jelek. Ia menggambarkan sosok sang ibu yang memiliki
rambut sangat kasar dan kaku,giginya tidak beraturan,kulitnya gelap,lehernya pendek
dan tubuhnya tidak terlalu tinggi. Sedangkan Alexis merupakan seorang anak lakilaki yang tampan,berotot,rambutnya pirang dan tubuhnya tinggi. Perbedaan fisik
tersebut membuat Alexis merasa curiga,ia sangat yakin kalau dia bukan anak
kandung,melainkan anak yang di adopsi. Ia merasa malu dan tidak bisa menerima
keadaan bahwa ibunya buruk rupa,sama sekali tidak mirip dengan dirinya. Alasan
yang kedua yaitu,tidak hanya jelek ibunya juga bodoh. Ibunya memang bisa
melakukan pekerjan rumah tangga seperti memasak,berkebun,mencuci pakaian,dan
pekerjaan lainnya. Namun, tidak dengan pengetahuan tentang perkembangan dunia
saat ini,politik,ekonomi dan lainnya. Pernah suatu ketika Alexis berdiskusi dengan
ibunya tentang politik di Perancis,namun ibunya tidak tahu apa apa. Bahkan saat
Alexis masih sekolah dasar,ketika gurunya memberikan tugas pelajaran matematika
di sekolah dan Alexis merasa kesulitan untuk mengerjakannya. Ibunya tidak bisa
membantunya karena bodoh dalam hal ini. Sangat bodoh dan Alexis benci itu. Lalu,
alasan yang ketiga yaitu karena ibunya miskin. Ia tidak bisa menerima baha hidupnya
harus serba kekurangan dan tinggal di sebuah apartemen kecil. Sangat tidak layak dan
miskin untuk hidup di kota paris. Saat Alexis masih kecil, ayahnya meninggal karena
kecelakaan mobil. Hal ini yang membuat ibunya menjadi miskin karena tidak
mempunyai penghasilan tetap, makan sehari-hari pun mereka ambil dari hasil kebun.
Mereka harus berhemat, dan setiap hari ibunya harus mengecek buku tabungan yang
semakin hari semakin berkurang. Tidak hanya itu, ibunya juga sangat kumuh, bajunya

lusuh, penampilannya sangat buruk, tidak elegan, pakaiannya robek dan terlihat kuno.
Alexis merasa malu karena memiliki ibu yang jelek,bodoh,dan miskin.
Pada bagian ke empat , menceritakan seorang gadis berusia 17 tahun bernama
Solène. Ia memberitahukan kepada teman-temannya baha jangan pernah berteman
dengan ibu di media sosial manapun,karena itu akan mengganggu dan membuat sang
ibu ikut campur dalam kehidupan pribadinya. Hal ini lah yang membuat Solène
membenci ibunya. Ia sangat menyesal karena telah menerima ibunya sebagai teman
di media sosial Facebook. Sehingga ibunya akan mengetahui semua yang diunggah
olehnya. Termasuk memasang status, dan ibunya mengetahui dengan siapa saja
Solène berteman. Sebagai seorang remaja ia ingin bebas tidak mau diatur apalagi
diketahui semua urusannya oleh ibunya sendiri. Ia tidak suka ibunya selalu mengirim
komentar di Facebook ketika Solène berteman dengan teman baru atau memasang
status di Facebook.
Pada bagian terakhir. Inilah puncak permasalahan antara remaja dan seorang
ibunya. Saat keempat remaja tersebut Etienne, Jessie, Alexis, dan Solène akan pergi
ke Bordeaux untuk menonton konser Sintoyant. Disana mereka bertemu dan saling
berkenalan juga banyak teman baru yang tentu saja masih usia remaja seperti mereka.
Salah satu remaja yang mereka temui adalah Mathis,dia masih berusia 14 tahun. Dia
tinggal di Tolouse bersama ibunya. Saat konser telah berlalu, mereka menjadi teman
dan tinggal satu hotel. Suatu hari saat mereka akan melakukan perjalanan
mengelilingi kota Bordeaux, Jessie baru mengetahui bahwa Alexis adalah seorang
gay dan yang paling membuat Jessie terkejut adalah bahwa adiknya Ralph menyukai
Alexis. Artinya bahwa adik Jessie juga gay. Banyak tragedi yang terjadi saat Etienne,
Alexis, Jessie, dan Solène berada disana. Mathis yang mengaku bahwa dia telah

membunuh ibunya di hotel dan langsung kabur dari hotel. Namun, saat diselidiki
tidak ada tanda-tanda adanya pembunuhan dan mayat yang tertinggal di kamar hotel
Mathis. Setelah diselidiki ternyata saat itu ibu Mathis terbentur tembok dan
meninggalkan jejak darah di tembok kamar mandi lalu pergi meninggalkan kamar
hotel. Etienne, Alexis, Jessie, dan Solène tidak menyangka akan kejadian ini. Lalu
berpikir apakah ini adalah salah satu cara Mathis untuk menyingkirkan ibunya?
sekejam itukah Mathis sampai-sampai mengaku bahwa ibunya sudah mati karena
dibunuh olehnya. Sejak saat itu 4 remaja tersebut sangat menyesal telah membenci
ibunya.