RANCANGAN PERMENDAGRI TENTANG - 2. Materi Dirjen bangda Ranc Permendagri SPM

  RANCANGAN PERMENDAGRI TENTANG

Ir. Diah Indrajati, M.Sc

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

REPUBLIK INDONESIA

  KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERUBAHAN PARADIGMA

  UU 5/1974

  UU 22/ UU 23/2014

  1999 UU 32/

  2004 Desentralisasi berkeseimbangan antara Kewenangan Pemerintah Pusat

  Titik Berat Otonomi Pada Kabupaten/Kota dan Daerah

URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

  KONKUREN ABSOLUT

  PILIHAN (8) WAJIB (24)

  UMUM

  PELAYANAN DASAR (6)

  1. PENDIDIKAN

  2. KESEHATAN

  3. PEKERJAAN UMUM & PENATAAN RUANG

  4. PERUMAHAN & KWS PERMUKIMAN

  5. TRANTIMBUM & LINMAS

  6. SOSIAL NON PELAYANAN DASAR (18) PERTANAHAN; KOPERASI UKM; PMD; PENANAMAN MODAL; KEPEMUDAAN & OLGA; KEBUD; LINGK HIDUP PEMBERDAYAAN PREMPUAN & ANAK; KB; KETAHANAN PANGAN; KEPENDUDUKAN & CAPIL; NAKER; PERHUB; KOMINFO; STATISTIK; PERSANDIAN; PERPUSTKN; KERASIPAN 1. KELAUTAN & PERIKANAN 2. PARIWISATA 3. PERTANIAN 4. KEHUTANAN 5. ESDM 6. PERDAGANGAN 7. PERINDUSTRIAN 8. TRANSMIGRASI 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERUBAHAN KONSEP SPM

   Standar Pelayanan Minimal adalah standar suatu pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal kelayakan.

   15 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar.

   Ditetapkan dengan Peraturan Menteri oleh masing-masing Menteri/Pimpinan LPND dengan konsultasi yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.

   Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.

   6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar.

   Ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

  UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA

  KEMENTERIAN DALAM NEGERI KONSEP SPM Adanya fungsi pemerintah dari fungsi mengatur maupun fungsi mengurus 1. (urusan publik) Fungsi pemerintah tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan kesejahteraan; 2. Indonesia adalah negara kesejahteraan sebagaimana tertuang dalam alinea ke- 4 pembukaan UUD 45 (4 tujuan negara: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan 3. kesejahteraan umum . Mencerdaskan kehidupan bangsa. Ikut melaksanakan ketertiban dunia);

REPUBLIK INDONESIA

  KEMENTERIAN DALAM NEGERI KONSEP SPM jika ada warga negara yang melalui mekanisme pasar tidak mampu untuk hidup sejahtera, maka negara memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan kepada yang 5. bersangkutan agar tetap sejahtera. kebutuhan yang dipenuhi oleh pemerintah adalah kebutuhan dasar yang apabila tidak dipenuhi akan mengakibatkan hidup seseorang menjadi tidak normal/tidak layak atau 6. bisa mengakibatkan seseorang meningggal pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) dilakukan oleh pemerintah melalui 7. pelayanan dasar (basic services) pelayanan dasar yang harus diberikan oleh pemerintah berupa jenis dan 8.

jumlah barang/jasa ditetapkan dalam standar pelayanan minimum (spm;

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

  PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH MEMPRIORITASKAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN

  1 PELAYANAN DASAR YANG DILAKSANAKAN BERDASARKAN SPM (Pasal 18 ayat (1) & (2)) BELANJA DAERAH DIPRIORITASKAN UNTUK MENDANAI URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TERKAIT PELAYANAN DASAR YANG

2 DITETAPKAN DENGAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL. (PASAL

  298 AYAT (1))

SKEMA UMUM PENERAPAN SPM UU23/2014

  6 SPM Target tahunan pencapaian SPM Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Klasifikasi belanja daerah dengan pertimbangan kemampuan keuangan daerah Dituangkan dalam Dituangkan dalam

  Berdasarkan

  KEBIJAKAN PERENCANAAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA

  Penerapan SPM dalam Perencanaan SPM dan Penganggaran RKA KUA/PPAS RKPD

  RAPBD SKPD/PPKD PROGRAM DAN PROGRAM DAN - ASB - ASB KEGIATAN KEGIATAN - SSH - SSH PERDA APBD

DASAR HUKUM DRAFT FINAL PERMENDAGRI TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

  KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

  BAB V BAB V BAB II BAB II BAB III BAB III BAB VI BAB VI BAB IV BAB IV PELAPORAN PELAPORAN TAHAPAN PENERAPAN STANDAR TAHAPAN PENERAPAN STANDAR KOORDINASI PENERAPAN KOORDINASI PENERAPAN PEMBINAAN DAN PEMBINAAN DAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PENERAPAN PENERAPAN PELAYANAN MINIMAL PELAYANAN MINIMAL STANDAR PELAYANAN MINIMAL STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENGAWASAN PENGAWASAN SPM SPM Menteri Menteri melalui melalui BAGIAN KESATU BAGIAN KESATU TIM PENERAPAN SPM TIM PENERAPAN SPM Pembiayaan Pembiayaan penerapan penerapan Pelaporan Pelaporan Inspektorat Inspektorat Jenderal Jenderal UMUM UMUM PROVINSI PROVINSI SPM oleh pemerintah SPM oleh pemerintah penerapan penerapan SPM SPM melakukan melakukan pengawasan pengawasan daerah dibebankan pada daerah dibebankan pada dimuat dimuat dalam dalam terhadap penerapan SPM terhadap penerapan SPM

  APBD PROVINSI APBD PROVINSI , , APBD APBD laporan laporan BAGIAN KEDUA BAGIAN KEDUA TIM PENERAPAN SPM TIM PENERAPAN SPM daerah provinsi daerah provinsi

  KAB/KOTA KAB/KOTA , dan sumber , dan sumber penyelenggaraan penyelenggaraan KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA PENGUMPULAN DATA PENGUMPULAN DATA lainnya yang sah dan tidak lainnya yang sah dan tidak pemerintahan pemerintahan Gubernur Gubernur melakukan melakukan mengikat. mengikat. daerah daerah pembinaan pembinaan dan dan

  BAGIAN KETIGA BAGIAN KETIGA pengawasan pengawasan penerapan penerapan

  PENGHITUNGAN PEMENUHAN PENGHITUNGAN PEMENUHAN SPM SPM Daerah Daerah

  KEBUTUHAN PELAYANAN DASAR KEBUTUHAN PELAYANAN DASAR kabupaten/kota kabupaten/kota

  BAGIAN KEEMPAT BAGIAN KEEMPAT Bupati/wali Bupati/wali kota kota

  KERANGKA KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA PENYUSUNAN RENCANA melakukan pembinaan dan melakukan pembinaan dan

  PEMENUHAN PELAYANAN DASAR PEMENUHAN PELAYANAN DASAR pengawasan pengawasan penerapan penerapan

  DRAFT FINAL PERMENDAGRI DRAFT FINAL PERMENDAGRI SPM SPM daerah daerah

  TENTANG PENERAPAN STANDAR TENTANG PENERAPAN STANDAR BAGIAN KELIMA BAGIAN KELIMA kabupaten/kota kabupaten/kota

  PELAKSANAAN PEMENUHAN PELAKSANAAN PEMENUHAN PELAYANAN MINIMAL PELAYANAN MINIMAL Perangkat Daerah provinsi dan kabupaten/kota yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar sesuai kewenangannya, melakukan pengumpulan

  Perangkat Daerah melakukan penghitungan kebutuhan Ketersediaan dan Keterjangkauan Barang untuk pemenuhan Pelayanan Dasar

  Pemerintah Daerah menyusun rencana pemenuhan pelayanan dasar sesuai dengan penghitungan kebutuhan ketersediaan dan keterjangkauan yang dituangkan ke dalam dokumen RPJMD dan RKPD

  Perangkat daerah melaksanakan pemenuhan Pelayanan Dasar melalui program dan kegiatan sesuai dengan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar yang telah dituangkan dalam dokumen perencanaan KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENERAPAN SPM

REPUBLIK INDONESIA

  Menteri berwenang mengoordinasikan pelaksanaan

  a. penerapan, pemantauan dan penerapan SPM secara nasional evaluasi SPM; dan

  b. penanganan isu dan Gubernur berwenang mengoordinasikan pelaksanaan permasalahan penerapan SPM di penerapan SPM di Daerah provinsi

  Daerah Bupati/Walikota berwenang mengoordinasikan pelaksanaan penerapan SPM di Daerah kabupaten/kota

  Di Koordinasikan Oleh Sekda Provinsi,

  Kabupaten/Kota

  • Pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dengan anggota menyampaikan laporan paling lambat bulan januari

  Bappeda dan Dinas tahun berikutnya; Teknis pengampu SPM

  • Laporan pemerintah daerah merupakan dasar bagi

  Dana Transfer Dana Khusus (BOS, Kerjasama Daerah

  PEMBIAYAAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA

  Laporan sekurang-kurangnya memuat:

a. Hasil penerapan SPM;

  Disampaikan pada Bulan

  KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

  • Kurangnya Sumber Daya Manusia yang mampu dan berkualitas dalam melaksanakan SPM di daerah.
  • Mutasi pegawai dirasa memberatkan pemerintah daerah dalam melaksanakan dan mencapai SPM dengan kondisi keterbatasan SDM yang dimiliki pemerintah daerah dan tidak diikuti dengan matrikulasi atau melatih pegawai baru yang menggantikan atau melanjutkan tugas pegawai yang termutasi sebelu>Terkait monitoring dan evaluasi serta pelaporan, sebagian besar K/L merasa mekanisme hal tersebut tidak berjalan secara maksimal.
  • Kesulitan monev dan pelaporan tersebut mengakibatkan minimnya ketersediaan data pencapaian SPM yang dimiliki oleh K/L kecuali Kementerian Kesehatan • Pada praktek pelaporan, kapasitas Pemda dalam menghimpun data terkait capaian masih terbatas.
  • Belum berkembangnya mekanisme insentif dan disinsentif, serta inovasi da
  • Keterbatasan anggaran dalam mendukung kemampuan daerah sebagai penyelenggara utama SPM KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA

  KEMENTERIAN DALAM NEGERI Pemahaman Daerah tentang Kewenangan Wajib dan SPM yang harus dipenuhi.

  Data yang dibutuhkan untuk menghitung biaya SPM.

  Laporan terkait penyelenggaraan SPM.

  Pemahaman substansi SPM, kaitannya langsung dengan masyarakat.

  Sinkronisasi regulasi penganggaran SPM dengan pengelolaan keuangan daerah.

  Integrasi SPM kedalam dokumen perencanaan pembangunan daerah.

REPUBLIK INDONESIA

  Standar Pelayanan Minimal harus dapat menjamin akses masyarakat terhadap Pelayanan yang harus disediakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka penyelenggaraan kewenangan wajibnya.

  Standar Pelayanan Minimal bersifat dinamis dan perlu dikaji ulang dan diperbaiki dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan kebutuhan Nasional & perkembangan kapasitas Daerah secara merata. Internalisasi SPM yang didasarkan pada Petunjuk Teknis Penerapan SPM yang disusun oleh 5 Kementerian pengampu SPM (Kemendagri, PUPR, Kesehatan, Pendidikan, Sosial) menjadi hal yang sangat penting dalam penerapan SPM. Melalui SPM Pemerintah akan tahu pemberdayaan apa yang harus dilakukan terhadap Daerah; sistem, kelembagaan atau penguatan individu; termasuk sebagai dasar penyusunan dana perimbangan yang lebih obyektif.