ASPEK HUKUM PELARANGAN EKSPOR MINERAL MENTAH TERKAIT DENGAN PRINSIP-PRINSIP GENERAL AGREEMENT ON TARIFFS AND TRADE (GATT) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
ASPEK HUKUM PELARANGAN EKSPOR MINERAL MENTAH
TERKAIT DENGAN PRINSIP-PRINSIP GENERAL AGREEMENT ON
TARIFFS AND TRADE (GATT)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi
Syarat-Syarat dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
110200555
DEVID JUHENDRI
DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI
PROGRAM SARJANA ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
ASPEK HUKUM PELARANGAN EKSPOR MINERAL MENTAH
TERKAIT DENGAN PRINSIP-PRINSIP GENERAL AGREEMENT ON
TARIFFS AND TRADE (GATT)
S k r i p s i
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
DEVID JUHENDRI
110200555
Disetujui oleh :
Ketua Departemen Hukum Ekonomi
Windha, S.H., M.Hum
NIP : 197501122005012002
Pembimbing I Pembimbing IIProf. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum Dr.Mahmul Siregar, S.H., M.Hum
NIP : 195905111986011001 NIP : 197302202002121001
PROGRAM SARJANA ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
ABSTRAK
ASPEK HUKUM PELARANGAN EKSPOR MINERAL MENTAH
TERKAIT DENGAN PRINSIP-PRINSIP GENERAL AGREEMENT ON
- DevidJuhendri
- Budiman Ginting
- MahmulSiregar Mineral merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Dalam rangka mengoptimalkan pengendalian dan pemanfaatan mineral, pemerintah menyusun kebijakan peningkatan nilai tambah terhadap mineral. Kebijakan tersebut mengharuskan mineral mentah diolah dan/atau dimurnikan terlebih dahulu di dalam negeri sampai batasan tertentu sebelum diekspor. Konsekuensi logis dari kebijakan tersebut adalah terhadap mineral yang belum diolah dan/atau dimurnikan di dalam negeri dilarang untuk diekspor. Pelarangan ekspor mineral mentah ini bertujuan menjaga cadangan mineral mentah dalam negeri. Namun dalam pelaksanaannya kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah menimbulkan berbagai masalah serta berindikasi melanggar prinsip penghapusan hambatan kuantitatif dalam GATT.Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah pertama, bagaimana pengaturan pelarangan ekspor mineral mentah dalam hukum positif Indonesia; kedua, bagaimana penyelesaian sengketa dalam lingkup pertambangan yang terjadi akibat dijalankannya kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah; dan ketiga, bagaimana kedudukan kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah terhadap prinsip-prinsip GATT
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini bersifat penelitian hukum normatif atau penelitian kepustakaan dengan teknik analisis data kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, tersier. Keseluruhan data tersebut dikumpulkan dengan teknik studi kepustakaan.
Hasil penelitian menujukkan bahwa Pengaturan pelarangan ekspor mineral mentah dalam hukum positif Indonesia tidak tercantum dengan tegas dalam peraturan perundang-undangan. Ketentuan pelarangan ekspor mineral mentah hanya dapat diketahui melalui penafsiran terhadap pasal-pasal yang terdapat dalam peraturan kewajiban peningkatan nilai tambah. Namun Mahkamah Konstitusi melalui Putusannya atas perkara nomor 10/PUU-XII/2014, menyatakan pemerintah dalam regulasinya melarang ekspor mineral mentah adalah wajar karena hal tersebut dibutuhkan untuk menjamin terlaksananya kebijakan * peningkatan nilai tambah. Selanjutnya dalam menyelesaikan sengketa
- ** Mahasiswa Fakultas Hukum USU ***
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II pertambangan yang ditimbulkan oleh kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah selalu mengedepankan negosiasi dengan tujuan menjaga hubungan baik antara kedua belah pihak. Prinsip-Prinsip GATT seharusnya berkedudukan sebagai rujukan terhadap pengaturan kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah, tetapi pada kenyataannya kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah tersebut melanggar prinsip penghapusan hambatan kuantitatif, dimana larangan atau hambatan ekspor selain dalam bentuk tarif dilarang untuk dilaksanakan. Sementara itu dalam kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah,larangan tersebut berbentuk izin ekspor (export licences), kuota ekspor (export quota), bea keluar (export taxes), kewajiban peningkatan nilai tambah (other measures). Walaupun terdapat peluang untuk menjalankan kebijakan ini di bawah Pasal XI angka 2 dan Pasal XX GATT, namun kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah tersebut tidak dapat memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang tercantum dalam Pasal XI angka 2 dan Pasal XX GATT tersebut.
Kata Kunci : Pelarangan Ekspor, Mineral Mentah, Penyelesaian Sengketa, GATT.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan harapan, semangat, kekuatan, kesabaran, dan bimbingan selama proses penulisan skripsi ini sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu.
Penulisan skripsi yang berjudul "ASPEK HUKUM PELARANGAN
EKSPOR MINERAL MENTAH TERKAIT DENGAN PRINSIP-PRINSIP
" ini ditujukan
untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari ketidaksempurnaan sehingga besar harapan kepada para pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca skripsi ini agar dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baik dan sempurna lagi.
Secara khusus, penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis, M. Lubis dan Omega A. Deliana, S.Sos. Terlebih khusus kepada Ibunda atas semua perjuangannya dalam mendidik, membimbing, mendukung, serta harapan dan doa-doanya yang senantiasa mengiringi kehidupan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini serta memperoleh pendidikan formal sampai pada tingkat Strata Satu. Terima kasih juga kepada abang dan adik tercinta, dr.Riadi Vinsensius dan Agnes Aurelia. Skripsi ini penulis persembahkan sepenuhnya untuk keluarga tercinta.
Dengan ini izinkanlah penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum, selaku Pembantu Dekan I, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu dalam membimbing penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Syafruddin Hasibuan, S.H., M.Hum., DFM selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).
4. Bapak Dr.O.K Saidin, S.H., M.Hum, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Windha, S.H., M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Ucapan terima kasih sebesar- besarnya atas segala saran dan kritik yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Ramli Siregar, S.H., M.Hum, selaku sekretaris jurusan Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas ilmu yang telah diberikan dalam perkuliahan.
7. Bapak Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya karena telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
8. Bapak Syamsul Rizal, S.H., M.Hum. selaku Dosen Penasihat Akademik.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan sejak baru menjadi mahasiswa sampai sekarang selesai menyelesaikan pendidikan.
9. Para Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh staf administrasi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah berjasa mendidik dan membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan yang merupakan teman dekat, teman satu grup, dan tim klinis, yaitu Michael, Richard TGS, Masmur Purba, Juantha Barus, Fadillah Mahraini, Syafitri Ditami, Yuliana Siregar.
11. Teman-teman seperjuangan "GASTER" yang merupakan teman-teman yang di luar akal sehat, tidak rasional, dan gila, banyak pengalaman senang, sedih, jengkel, pembelajaran hidup, yang penulis dapatkan dari mereka. Kumpulan orang tidak waras tersebut yaitu; apara Asido Malau, apara Philip Damanik, Juanda Tampubolon, Timoty, Vincent Nadeak, Tirta Silalahi, Danny Sinaga, Rio Silalahi, Arius Lumbanbatu, Ivan Halawa, Nio Romario, Lambok, Putra, Bruno Saragih, Chocky, Guntur Gultom, Ady, Roboy, Togar, Jhon.
12. Kepada Saudara-saudariku di Keluarga Mahasiswa Katolik St. Fidelis Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yaitu, Nova Sagala, Maruli Simalango, Ruba Silaen, Richard Sitio, Eni sipayung, Kristina Simbolon, Kak Anggi Sinaga, Kak Agnes, Bang Rio, Bang Jigo, Bang Leo.
13. Kepada seluruh pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bukan hanya kepada penulis, tetapi juga kepada masyarakat.
Medan, April 2015 Penulis Devid Juhendri NIM. 110200555
DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................ 14 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 14 D. Keaslian Penulisan ................................................................................. 15 E. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 16 F. Metode Penelitian ................................................................................... 29 G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 32 BAB II PELARANGAN EKSPOR MINERAL MENTAH BERDASARKANPERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA A. Aspek Hukum Pertambangan di Indonesia ............................................ 34 1. Sejarah Pengaturan Pertambangan di Indonesia .............................. 34 2. Pelarangan Ekspor Mineral Berdasarkan UU No.4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara ................................. 39 3. Pelarangan Ekspor Mineral Berdasarkan PP No.1 Tahun 2004 tentang Perubahan kedua PP No.23 Tahun 2010 tentang
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara ................... 43 4. Pelarangan Ekspor Mineral Berdasarkan Permen EDSM No.1
Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri ................................................................................... 46
5. Pelarangan Ekspor Mineral Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 04 / M-DAG / PER / 1 / 2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian. ........................................................................................ 50 6. Pelarangan Ekspor Mineral Berdasarkan Permenkeu
No.6/PMK.011.2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.011/2012 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar ............................................................................... 53 B. Latar Belakang Lahirnya Kebijakan Pelarangan Ekspor Mineral
Mentah di Indonesia ............................................................................... 55 1.
Pengertian Pelarangan Ekspor Mineral Mentah ............................... 55 2. Konsep Kedaulatan Negara Atas Bahan Tambang .......................... 58 3. Pengertian dan Dasar Hukum Penguasaan Hak Penguasaan
Negara .............................................................................................. 61 C. Permasalahan yang timbul akibat diterapkannya kebijakan
Pelarangan ekspor mineral mentah ........................................................ 66
BAB III PENYELESAIAN SENGKETA BIDANG PERTAMBANGAN TERKAIT DENGAN PELARANGAN EKSPOR MINERAL MENTAH A. Bentuk Penyelesaian Sengketa di Indonesia .......................................... 71 1. Arbitrase ........................................................................................... 71 2. Penyelesaian Sengketa Alternatif ..................................................... 74 B. Bentuk Penyelesaian Sengketa Lingkup Internasional .......................... 76 1. Arbitrase Internasional ..................................................................... 76 2. WTO ................................................................................................. 80 C. Penyelesaian Sengketa Bidang Pertambangan Terkait Pelarangan Ekspor Mineral Mentah .......................................................................... 83
BAB IV KEDUDUKAN LARANGAN EKSPOR MINERAL MENTAH TERHADAP PRINSIP-PRINSIP GENERAL AGREMENT ON TARIFFS AND TRADE (GATT) A. Tinjauan Umum Mengenai GATT ......................................................... 90 1. Sejarah Terbentuknya GATT ........................................................... 91 2. Tujuan dan Fungsi GATT ................................................................ 94 3. Sekilas mengenai Prinsip-Prinsip GATT ......................................... 95 B. Indonesia dalam GATT dan WTO ......................................................... 99 1. Keterlibatan Indonesia dalam GATT ............................................... 99 2. Indonesia dalam Putaran Uruguay ................................................. 101 3. Keterlibatan Indonesia dalam Penyelesaian Sengketa Perdagangan ................................................................................... 105 4. Indonesia dan WTO ....................................................................... 106 C. Analisis Mengenai Pelarangan Ekspor Mineral Mentah Terkait
dengan Prinsip-prisip GATT ................................................................ 109 1.
Prinsip-prinsip GATT yang Berkaitan dengan Kebijakan Pelarangan Ekspor Mineral Mentah ............................................... 110 2. Pengecualian Terhadap Prinsip-prinsip GATT .............................. 110 3. Analisis Kedudukan Kebijakan Pelarangan Ekspor Mineral
Mentah Terhadap Prinsip-prinsip GATT ....................................... 120
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... 132 B. Saran ...................................................................................................... 134 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM)