26 BAB II GAMBARAN UMUM VENEZUELA 2.1 Sejarah Berdirinya Negara Venezuela

  

BAB II

GAMBARAN UMUM VENEZUELA

2.1 Sejarah Berdirinya Negara Venezuela

  Venezuela ditemukan oleh Christopher Columbus pada saat pelayarannya yang ketiga menuju dunia baru. Pada tanggal 1 Agustus 1489 Columbus tercatat sebagai orang Eropa pertama yang menginjakkan kakinya didaratan utama Amerika Selatan. Kemudian Ia menghabiskan waktu dua minggu untuk meneliti daerah delta Rio Orinoco. Columbus mempercayai bahwa apa yang ditemukannya adalah “Taman Eden” (Garden of Eden) setelah dia kagum terhadap sumber-sumber alam yang membentang, air yang segar dan

  23 bersih, serta perhiasan-perhiasan mutiara yang dipakai penduduk setempat.

  Penjajahan Spanyol di daratan Venezuela dimulai tahun 1522, ketika koloni Spanyol mendirikan permukiman permanen pertama, di Selatan permukiman Amerika yang di masa kini disebut sebagai Cumana. Pada abad ke- 16, Jerman juga mencoba untuk memulai kolonisasi, di bawah pimpinan Klein- Venedig (1528-1546). Namun, sejarah mencatat, Jerman tidak bisa mengambil tempat di surga Columbus ini. Sejak awal, pembangunan koloni asing telah mendapatkan perlawanan dari penduduk asli Venezuela, atau yang biasa disebut sebagai Caciques. Pimpinan Caciques, antara lain adalah Guacaipuro (1530- 23 1568) dan Tamanaco (meninggal 1573). Keduanya memimpin penduduk asli

  Nurani Soyomukti, Hugo Chavez vs Amerika Serikat .Yogyakarta. Resist Book. 2008 hal 16 untuk mencoba menahan serbuan Spanyol. Namun, para concequeror Spanyol yang menjadi pemenang. Caciquedes ditundukkan, dan para pemimpinya dihukum mati. Spanyol akhirnya memulai membangun pusat peradaban di Venezuela, dengan membangun Caracas, melalui hasil karya Diego de Losada.

  Selama masa kependudukan Spanyol, pada abad ke-16, ajaran agama Katolik Roma mulai mengonversi kepercayaan religi animisme yang dianut oleh pribumi yang disebut Mariches, para keturunan Karibia. Pemilihan beberapa nama tempat, seperti Caracas, Chacao, dan Los Teques sempat ditolak karena dinilai terlalu berbau Katolik. Akan tetapi, penolakan itu berhasil ditundukkan oleh hegemoni para pendatang dari tanah Eropa. Permukiman kolonial awal difokuskan di pantai utara. Tetapi, pada pertengahan abad ke-18, bangsa Spanyol mendorong lebih jauh ke pedalaman, di sepanjang Sungai Orinoco. Di sekitar sungai itulah, kelompok pribumi Ye’kuana yang dikenal sebagai

  24 Makiritare melakukan perlawanan serius sepanjang tahun 1775-1776.

  Permukiman timur Spanyol di Venezuela masuk dalam kekuasaan Provinsi New Andalusia, yang diperintah oleh Audencia Royal Santo Domingo, sejak awal abad ke-16. Sedangkan sejak abad ke-18, sebagian besar Venezuela menjadi bagian dari Kerajaan Granada Baru. Konon, perampasan Venezuela oleh bangsa Spanyol berjalan lambat dan sulit, tetapi berangsur-angsur mereka berhasil merebut kawasan itu dan membangun jaringan kota. Selama masa 24 penjajahan, Venezuela diperintahkan oleh perwakilan kerajaan Spanyol. Para

  Ibid, hal 130 birokrat kerajaan memegang pucuk pemerintahan, sedangkan para pastur Spanyol memegang jabatan gereja tertinggi. Golongan Criollos, kulit putih kelahiran Amerika, memiliki lahannya dan mengendalikan politik dan agama, tetapi hanya pada tingkat lokal.

  Golongan Mestizo, ditempatkan pada posisi yang lebih rendah oleh golongan minoritas kulit putih. Suku Indian yang hidup di pedalaman benar- benar terpisah dari kehidupan social dan budaya Eropa, sedangkan golongan Negro diperkerjakan sebagai budak di perkebunan pantai Karibia. Karena rasa tidak puas, baik dari golongan Kreol yang paling kaya maupun yang amat miskin, terjadilah gerakan untuk kemerdekaan. Venezuela tidak pernah bisa menerima segala bentuk imperialisme. Negeri ini dihuni oleh mereka yang memiliki nasionalisme kokoh, dan berharap surga mereka tidak berubah menjadi penjara hegemoni politik dan ekonomi asing. Perlawanan tidak henti-hentinya senantiasa dikobarkan untuk mempertahankan keindahan Venezuela.

  Beberapa kali perlawanan kelompok kecil dari penduduk asli, Caciques, terhadap Spanyol berakhir dengan kekalahan, maka Venezuela mulai belajar bagaimana cara untuk melakukan perlawanan besar-besaran. Di bawah kepemimpinan Francisco de Miranda, seorang marshal Venezuela yang pernah ikut berjuang dalam Revolusi Amerika dan Perancis, dimulailah perlawanan Venezuela, 5 Juli 1811. Ini yang kemudian disebut sebagai Perang Kemerdekaan Venezuela. Kemenangan berhasil diraih akan tetapi kedaulatan Negara belum menemukan bentuknya.

  Kedaulatan Venezuela baru tercapai setelah Simon Bolivar, dibantu oleh Jose Antonio Paez, dan Antonio Jose de Sucre memenangkan pertempuran Carabobo, pada 24 Juni 1821. Simon Bolivar adalah pembebas bukan hanya bagi negerinya sendiri, tetapi juga bagi Kolumbia, Ekuador, Peru, dan Bolivia.

  Dan kemudian mendirikan Gran Columbia. Tokoh inilah yang mengilhami gerakan revolusioner Hugo Chavez dalam menjalankan gerakan dan pemerintahannya. Venezuela menjadi bagian dari Gran Columbia sampai pada tahun 1830, hingga akhirnya sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh Jose Antonio Paez menghasilkan proklamasi Venezuela sebagai negara baru yang merdeka. Sejak saat itu juga Paez menjadi presiden pertama republik baru.

  Abad ke-19 Venezuela ditandai oleh kekacauan politik dan pemerintahan diktator, termasuk di masa Pemimpin Kemerdekaan Jose Antonio Paez selama 11 tahun antara tahun 1830 dan tahun 1863. Akhir rezim Paez adalah ketika terjadi Perang Federal, sepanjang tahun 1859-1863. Salah satu perang terburuk sejak proklamasi kemerdekaan Venezuela. Republik Venezuela mengalami krisis besar-besaran yang berturut-turut. Negara ini hanya mempunyai sedikit pengalaman tentang pemerintahannya sendiri, maka tahun-tahun kemerdekaannya dikacaukan oleh berbagai perang saudara berdarah, diktator kejam, pameran kekuasaan golongan, dan ketidakacuhan terhadapa azas politik serta partai politik. Namun, Venezuela berhasil menegakkan dasar organisasi politiknya dan dasar negaranya .

  Abad ke-20 ditandai dengan masa panjang kekuasaan tunggal Cipriano Castro (1899-1908) dibantu temannya Juan Vicente Gomez. (1908-1935).

  Pemerintahan Castro dilukiskan gagal dalam mengelola perekonomian negara. Utang Venezuela membengkak dan menolak membayar kompensasi kepada orang asing yang terjebak dalam perang sipil Venezuela. Pemerintahan Gomez dilukiskan sebagai bentuk kediktatoran yang paling kasar. Ia meninggal pada tahun 1935, setelah 27 tahun dengan kekuasaan mutlak, dan membiarkan negeri tanpa politik, lembaga perwakilan atau kebebasan masyarakat. Pada tahun 1935, pendapatan kotor per kapita dari produk domestik Venezuela tercatat sebagai yang tertinggi di Amerika Latin. Berbagai upaya untuk mendirikan pemerintahan demokratis memperoleh hasil cukup baik ketika Romulo Gallegos terpilih menjadi presiden pada tahun 1948, yang tercatat sebagai pemilu bersih dan adil pertama.

  Namun hanya menjabat dalam setahun, Gallegos digulingkan oleh junta militer yang dipimpin oleh Marcos Perez Jimenez dan Carlos Delgado Chalbaud. Perez Jimenez adalah orang yang paling kuat di junta dan dilantik sebagai presiden hingga pada tahun 1958. Akan tetapi kediktatoran militer Perez Jimenez memunculkan gerakan gerilya substansial yang dilakukan Angkatan bersenjata Pembebasan Nasional dan Gerakan Kiri Revolusioner, di bawah presiden Rafael Caldera (1969-1974). Caldera memenangkan pemilu 1968 untuk COPEI, dan menjadi presiden pertama yang memenangkan pemilihan di era demokratis.

2.2 Letak Geografis dan Geopolitik Venezuela

  Venezuela adalah Negara republik bekas jajahan Spanyol yang terletak di pantai utara Amerika Selatan sepanjang Laut Karibia. Negara ini berbatasan dengan Kolombia di Barat, Guyana di Timur, dan Brasil di Selatan. Luas wilayah Venezuela sekitar 912.050 kilometer persegi dengan Ibukota Caracas.

  Sebuah kota terbesar dan termodern di Venezuela. Nama Venezuela diberikan oleh penjelajah Spanyol yang pertama kali mencapai benua Amerika Selatan.

  Saat itu mereka menemukan perkampungan Indian berdiri diatas danau, yang mengingatkan mereka pada perkampungan yang berdiri diatas sungai di Venezia di Italia. Venezuela dalam bahasa Spanyol yang berarti Venezia kecil.

  Negara ini berbentuk segitiga dengan 2.800 kilometer, atau sekitar 1.700 mil garis pantai. Sebuah negeri yang dikaruniai pemandangan sangat indah dan luas membentang, mulai dari bagian timur laut dan Andes hingga bagian barat daya Venezuela, menyambung hingga pantai Karibia Utara. Pusat negara ini berupa Llyanos, yaitu luasan daratan yang merentang dari barat di perbatasan Kolombia, menuju Delta di Timur Sungai Orinoco yang kaya minyak. Topografi Venezuela dibagi dalam empat karakter, yaitu dataran rendah Maracaibo di bagian barat laut, daerah pegunungan di utara membentang sepanjang timur ke barat hingga bersinggungan dengan perbatasan Kolombia di sepanjang pantai Karibia utara dataran luas di pusat kota Venezuela, dan dataran tinggi Guyana di tenggara. Pegunungan di utara Venezuela adalah perpanjangan pegunungan Andes, dengan tipikal geografis yang cukup ekstrem. Pico Bolivar, titik tertinggi

  25 Venezuela yang mencapai 4.979 m (16.335 kaki), terletak di wilayah ini.

  Keadaan alam Venezuela terletak diujung barat laut Amerika Selatan, dengan panjang garis pantai 2.800 kilometer. Deretan pegunungan memanjang dibagian utara dan selatan, sementara dibagian tengah berupa dataran rendah. Pola pegunungan ini membagi Venezuela menjadi empat daerah, yaitu : Lembah Maracaibo, Dataran Tinggi Andean, Daerah Lianos, dan Dataran Tinggi Guiana.

  Lembah Maracaibo terletak di bagian barat laut, disini terdapat danau Maracaibo yang luasnya 3.512 kilometer persegi dan merupakan danau terbesar di Amerika Selatan. Di daerah ini juga terdapat ladang minyak terbesar di Amerika Selatan. Dataran Tinggi Andean yang terbentang dari barat daya lembah Maracaibo, terdiri dari atas Pegunungan Merida, Dataran Tinggi Tengah dan Dataran Tinggi Timur Laut dengan puncak yang tertinggi adalah Puncak Pico Bolivar.

2.3 Republik Bolivarian Venezuela

   Venezuela adalah satu negara yang berbentuk Federal dengan sistem

  pemerintahan Presidensial. Venezuela terdiri dari 23 negara bagian, sebuah Daerah Khusus Ibukota di Caracas dan beberapa daerah otonomi. Venezuela juga merupakan salah satu negara dengan urbanisasi tertinggi di kawasan Amerika Latin

25 Tofik Pram, Hugo Chavez. Malaikat dari selatan. Jakarta. Penerbit Imani. 2013 hal 123

2.3.1 Sistem Pemerintahan Venezuela

  Presiden Venezuela merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang dipilih secara langsung oleh rakyat Venezuela. Masa jabatannya adalah 6 tahun. Di Venezuela presiden yang sudah dipilih dua kali menjadi presiden dapat mencalonkan diri kembali pada pemilihan berikutnya.

  Presiden menunjuk wakilnya dan membentuk kabinetnya sendiri dan membuat Undang-undang bersama Parlemen. Presiden dapat meminta UU untuk mempertimbangkan prosi hukum agar dapat menemukan objektivitas, tetapi dapat dibatalkan jika mayoritas parlemen menolaknya. Sementara sistem parlementernya menganut sistem satu kamar (Unikameral) yang disebut dengan Sidang Nasional (National Assembly).

  Jumlah anggota DPR bervariasi, masing-masing negara bagian dan Daerah Khusus Ibukota memilih tiga perwakilan ditambah hasil populasi negara bagian 1,1% jumlah populasi negara tersebut. Sistem hukum di Venezuela menganut tradisi sistem Kontinental. Lembaga tertinggi Hukum disebut Pengadilan Tertinggi Keadilan yang para pimpinannya dipilih oleh parlemen untuk 12 tahun sekali. Dewan Elektoral Nasional bertanggung jawab dalam proses pemilihan, dibentuk oleh lima direktur yang ditunjuk oleh Parlemen.

2.3.2 Sistem Politik Venezuela

  Politik di Venezuela di dominasi oleh third-way Christian democratic COPEI dan partai kiri tengah Accion Democratica (AD). Ini adalah sistem dua partai yang diformalkan oleh penetapan Puntofijismo (Puntofijismo arrangement). Krisis ekonomi di tahun 1980an dan 1990an menuju kepada krisis politik yang mengakibatkan tewasnya ratusan orang dalam kerusuhan Caracazo di tahun 1989, dua percobaan kudeta di tahun 1992 dan pemakzulan presiden Carlos Andrez Perez karena korupsi di tahun 1993. Kepercayaan yang menurun terhadap partai-partai dalam pemilihan umum tahun 1998 membawa pemimpin kudeta Hugo Chavez kemudian meluncurkan program yang dinamakan Revolusi Bolivarian, yang dimulai dengan Sidang Konstituante tahun 1999 untuk membuat sebuah Konstitusi baru bagi negara Venezuela.

  Oposisi berusaha untuk menjatuhkan Chavez termasuk percobaan Kudeta di tahun 2002, serangan umum di tahun 2002-2003 dan mendesak referendum ulang di tahun 2004 yang semuanya gagal dieksekusi. Chavez dipilih kembali di bulan Desember 2006, tetapi kalah sedikit dalam referendum Konstitusional Venezuela di tahun 2007, yang mengupayakan dua paket reformasi konstitusional yang bertujuan untuk mengoreksi Program Revolusi Bolivarian.

  Ada dua blok besar dalam partai politik di Venezuela, yakni partai incumbent yang berhaluan kiri, Persatuan Partai Sosialis Venezuela (PSUV) yang berkoalisi dengan Fatherland for All (PPT) dan Partai Komunis Venezuela (PCV). Blok berikutnya adalah Blok Oposisi yang merupakan koalisi partai Mesa de la Unidad Democratica, Partai Era Baru (UNT), Partai Project Venezuela, Justice First, Gerakan untuk Sosialisme dan yang lainnya.

2.3.3 Sistem Ekonomi Venezuela

  Venezuela menganut sistem ekonomi campuran namun dengan sentuhan Sosialis yang kental, didominasi oleh sektor minyak, yang menyumbang sepertiga GDP dimana 80% hasil minyak untuk diekspor. Lebih dari setengah pendapatan pemerintah didapat dari sektor ini. Dengan melimpahnya cadangan minyak Venezuela, korupsi di negara ini juga bertumbuh subur, Venezuela menempati urutan ke 85 dunia tingkat korupsi. Sekitar 30% populasi hidup kurang dari 2 dollar per hari. Venezuela memiliki harga minyak paling murah di dunia karena subsidi pemerintah yang sangat tinggi bagi minyak premium untuk konsumsi publik.

  Industri Manufaktur menyumbang 17% GDP nasional di tahun 2006. Venezuela merakit dan mengekspor alat-alat industri berat seperti baja, aluminium dan semen dengan konsentrasi produksi di kota Guayana, yang dekat dengan Guri Dam, salah satu DAM terbesar didunia yang menyediakan tiga per empat pasokan listrik Venezuela. Industri manufaktur lainnya elektronik dan automobile, termasuk minuman, perlengkapan makanan. Pertanian di Venezuela menyumbang 3% GDP, 10% dari Buruh dan seperempat tanah di Venezuela.

  Venezuela mengekspor nasi, jagung, ikan, buah-buahan tropis, kopi, sapi dan babi. Karena Venezuela tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan pangannya, negara ini mengimpor dua per tiga kebutuhan makanannya. Venezuela memiliki beberapa cadangan minyak dan gas alam terbesar didunia, dan secara konsisten berada dalam 10 top produsen dunia. Cadangan minyak negara terbesar berlokasi di sekitar Danau Maracaibo, Teluk Venezuela, dan di sungai Orinoco di timur Venezuela. Disamping itu, cadangan minyak konvensional terbesar dan cadangan gas kedua terbesar terletak di pinggiran barat Venezuela.

2.4 Kondisi Perekonomian Venezuela

2.4.1. Puncak Krisis Ekonomi Venezuela Pra Pemerintahan Chavez

  Sejak penemuan minyak awal abad 20-an, Venezuela menjadi salah satu eksportir terkemuka di dunia minyak. Negara ini juga merupakan anggota pendiri OPEC. Namun, minyak tidak selamanya menjadi anugerah untuk Venezuela jika tidak dikelola dengan benar. Puncaknya ketika inflasi yang mencapai 100% menghantam nafas perekonomian negara tersebut. Pada tahun 1976 ketika pendapatan minyak menurun dan merosot pada tahun 1978, Venezuela ditempatkan menjadi negara penghutang dikarenakan berkurangnya pendapatan minyak bumi di tengah pengeluaran yang ceroboh, capital flight, inkompetensi, dan praktek korupsi. Masa pemerintahan Presiden Carlos Andres Perez selama lima tahun dinilai telah menghabiskan biaya dan memperburuk keadaan. Kesulitan ekonomi Venezuela selama tahun 1980 dan 1990 berakar dari keputusan politik dan ekonomi yang dilakukan pada awal tahun 1970-an yakni pada masa pemerintahan Carlos Andrez Perez yang berasal dari Partai Sosial Demokrat (Accion Democratica) dari tahun 1974 hingga 1979 Hal ini membuat kekuasaannya jatuh dan digantikan oleh Luis Herrera Campins.

  Selanjutnya Presiden Luis Herrera Campins berupaya mengambil momentum harga minyak yang kembali membaik pada tahun 1980-an.

  Kekurangan minyak tahun 1980-an bahkan menyebabkan negara ini terjerambap dalam krisis utang luar negeri dan krisis ekonomi yang berlangsung lama. Ia berupaya meningkatkan kontrol atas minyak dan meningkatkan gaji pegawai. Namun, pemerintahannya juga menghabiskan banyak biaya seperti pemerintahan sebelumnya. Akibatnya, tingkat inflasi tetap tinggi. Sejak tahun 1979 hingga tahun 1982, Venezuela mengalami defisit sebesar 8 milyar dollar. Selain itu, kinerja ekonomi makro ditandai penurunan GDP dari rata-rata 6,1% selama 4 tahun terakhir menjadi 1,2% antara tahun 1979 dan 1983, serta angka

  26 pengangguran kurang lebih 20% pada tahun 1980.

  Situasi ekonomi semakin memburuk saat harga minyak menurun lagi pada tahun 1981 dan membuat Venezuela memiliki hutang sebesar 3 milyar dollar menjelang tahun 1983. Pemerintah mengalokasikan milyaran dollar

  27

  cadangannya di PDVSA untuk membayar hutang. Tindakan ini direspon

  28

  serikat pekerja (CTV) dengan melakukan berbagai macam pemogokan sepanjang pertengahan tahun 1980-an. Situasi ini membuat perekonomian 26 Venezuela pada tahun 1983 berada dalam keadaan kacau dan menyebabkan 27 Nurani Soyomukti, Op.cit. hal 79

Pada tahun 1973, Venezuela menasionalisasikan industri minyak dan melahirkan PDVSA (Petroleos de

  

Venezuela SA), akan tetapi kebijakan nasionalisasi ini resmi diterapkan 1 Januari 1976. PDVSA memiliki

anak perusahaan di U.S bernama CItgo. Investasi Venezuela di luar negeri sebagian besar dilakukan oleh

28 negara dari hasil devisa minyak melalui perusahaan negara PDVSA.

  

CTV (Confederaci N De Trabajadores De Venezuela atau Konfederasi Pekerja Venezuela) adalah

serikat buruh terbesar di era sebelum Chavez menduduki pemerintahan di Venezuela. CTV dikuasi oleh pengusaha dan manajer yang anti terhadap Chavez. kemiskinan rakyat menjadi berlanjut. Presiden Carlos Andres Perez yang terpilih kembali di tahun 1989 berusaha mempertahankan legitimasi kekuasaannya melalui pencapaian prestasi di bidang ekonomi. Pengekangan politik secara ketat sebagai metode untuk mengamankan pembangunan ekonomi telah diberlakukan.

  Carlos Andrez Perez, yang mewarisi krisis ekonomi semasa Pemerintahan Luis Herrera Campins, meminta nasehat dan bantuan keuangan dari International Monetary Fund (IMF). Memenuhi permintaan Pemerintahan Venezuela, pihak

  IMF mensyaratkan perubahan fundamental dalam hubungan antara negara dengan pasar. Persyaratan-persyaratan ini disebut IMF conditionality yang dituangkan dalam Letter of Intent (Lol), berupa program-program yang disepakati oleh kedua belah pihak (pemerintah Venezuela dengan IMF) untuk melakukan perubahan ekonomi secara fundamental.

  Sesuai kesepakatan yang ditandatangani, Presiden Perez mengumumkan restrukturisasi ekonomi dengan resep neoliberal. Ia mengeluarkan kebijakan suku bunga mengambang, kenaikan pajak di sektor pelayanan publik, kenaikan upah hanya sebesar 5%, penghapusan tarif impor secara progresif, pengurangan 4% dalam defisit anggaran dan pendapatan negara, pelemahan buruh melalui sistem ikatan kerja yang lebih fleksibel, pencabutan subsidi pupuk, dan privatisasi BUMN. Dekrit eksekutif mengijinkan perusahaan asing untuk membayarkan 100% keuntungan merata ke negara asal. Akibat kebijakan- kebijakan neoliberal ini, inflasi mencapai 80,7%, upah riil menurun hingga 40%, pengangguran mencapai 14%, angka kemiskinan meningkat dari 43,9% pada tahun 1998 menjadi 66,5% pada tahun 1989, dan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan meningkat hingga 84%. Dalam waktu tiga tahun masa kekuasaan Perez, sekitar 600 ribu penduduk pindah ke kota-kota dan

  29 mengakibatkan jumlah tenaga kerja sektor pertanian merosot sampai 90%.

  Orang-orang desa pergi ke kota karena daerah pedesaan dikuasai oleh para tuan tanah. Setelah pergi ke kota, ternyata mereka juga kesulitan melanjutkan kehidupan karena kekayaan di kota justru hanya dikuasai oleh segelintir elite. Inilah yang membuat kota Caracas, ibu kota Venezuela, menjadi kota yang terkenal, di samping karena banyaknya pencuri, penjahat, gelandangan, dan

  30

  pengemis mengiringi kumuhnya kondisi fisik kota tersebut. Kebijakan- kebijakan pro asing Perez yang meningkatkan jumlah rakyat miskin di Venezuela semakin memperparah tingkat kesenjangan dan merupakan kondisi yang akut. Tercatat bahwa pada masa kepemimpinan Carlos Andres Perez, rakyat Venezuela terjerumus dalam jurang kemiskinan sekitar 80,42%. Hal yang

  31 sangat tidak sebanding dengan kepemilikan ladang di Venezuela.

  Hal ini kemudian berimbas pada sektor pertanian yang menjadi salah satu komoditas penting bagi kehidupan perdagangan Venezuela. Penduduk-penduduk kaya yang hanya sekitar 3% mampu menguasai 76,5% lahan pertanian

  29 30 Nurani Soyomukti, Politik Radikal. Ibid. hal 55 31 Soyomukti. Hugo Chavez vs amerika serikat, Op.cit hal 54

Ady Thea, Quo Vadis 10 tahun Revolusi Venezuela menuju Sosialisme : Kesejaheraan Rakyat

Membaik atau memburuk dalam http://indonesia.handsoffvenezuela.org/?p=510 diakses pada 8

November 2014 pukul 21:00

  dipedesaan karena kemampuan financial mereka. Sedangkan 42,9% penduduk

  32 miskin hanya memiliki lahan seluas 1%.

  Krisis ekonomi kemudian menjadi krisis politik berupa ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah. Masyarakat melancarkan demonstrasi memprotes paket kebijakan Presiden Perez . Dipicu oleh ketidakpuasaan atas kenaikan harga gas, rakyat menuntut agar Presiden Perez membatalkan pelaksanaan “paket kebijakan” pasar bebas yang dipaksakan oleh IMF (dalam bentuk pencabutan subsidi, PHK massal, privatisasi BUMN, dan secara umum mereduksi peran negara dalam perekonomian). Kemudian, Rafael Caldera memenangkan pemilu tahun 1994 setelah Perez dimakzulkan (impeach).

  Presiden Rafael Caldera yang pada akhirnya menggantikan Presiden Perez berusaha mengutuk korupsi dan kebijakan yang terjadi semasa Pemerintahan Carlos Andres Perez dengan melakukan perubahan kebijakan. Namun akibat lemahnya posisi tawar menawar di tengah hantaman krisis yang sangat parah mendorong Pemerintahan Caldera untuk melakukan perubahan kebijakan sesuai rekomendasi IMF. Pada bulan Juli 1996, Presiden Caldera menegosiasikan persetujuan struktural dengan IMF sehingga menyebabkan diterimanya kembali program-program neoliberal yang sebelumnya ia kritik. Di tengah krisis yang serius, Caldera meluncurkan sebuah proyek reformasi ekonomi sebanding dengan reformasi Perez di tahun 1989. Caldera mencari dukungan dari partai 32 oposisi terbesar di Venezuela, yakni Accion Democratica. Dengan dukungan

  

Jason Seawright. Party-System collapse.The roots of crisis in Peru and Venezuela. Standford University Press. 2012.Hal 63. tersebut, Pemerintahan Caldera berhasil melakukan kebijakan privatisasi beberapa perusahaan negara, membuka sektor minyak dan perbankan untuk investasi asing. Namun, Kebijakan ini menjadikan lonjakan inflasi sebesar 103% pada tahun 1996 dan meningkatnya utang luar negeri sebesar 26,5 milyar dollar.

  Krisis Venezuela adalah salah satu dampak dari kehadiran IMF, secara jelas dapat dilihat dari fungsi maupun peran IMF menjalankan fungsinya pada negara-negara berkembang, dan negara-negara miskin dengan membantu pembangunan nasional melalui pinjaman yang diberikan, beserta solusi untuk mengatasi krisis yang sedang melanda suatu negara. Venezuela adalah salah atu negara yang perekonomian negaranya tergantung pada penghasilan sumber daya minyak, meskipun demikian Venezuela ada pada bagian penekanan ekonomi

  33

  oleh negara-negara maju sejak berada dibawah IMF. Ini merupakan ironi dari hasil kerjasama yang dilakukan Carlos Andres Perez dengan IMF ketika Perez meminta nasehat kepada IMF pada pertengahan Februari 1989.

2.4.2 Dampak Krisis

  Sejak tahun 1926, Venezuela telah mengekspor minyak ke berbagai negara. Perluasan industri minyak dilakukan melalui konsesi untuk mengekstraksi minyak kepada perusahaan asing. Perkembangan industri minyak yang dihasilkan tidak hanya memproses akumulasi modal dan transfer 33 pengetahuan, tetapi juga mempromosikan proses modernisasi sosio-politik dan

  

Dikutip dari http://www.scribd.com/doc/44387864/Dampak-Peran-Imf-Di-Venezuela#scribd diakses pada tanggal 19 Januari 2015 Pukul 11:00 pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menerima pendapatan dari industri minyak dalam bentuk pajak pendapatan dan dari penjualan hak (konsesi) untuk perusahaan asing. Antara tahun 1920 dan 1958, evolusi kegiatan ekonomi di Venezuela ditentukan oleh industri minyak dan kegiatan yang berhubungan dengan minyak seperti pembangunan proyek-proyek infrastruktur publik yang besar. Ledakan ini menyebabkan proses besar industri minyak terbuka langsung untuk investasi asing. Alokasi pendapatan minyak, memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Pada tahun 1950-1957, Venezuela memiliki pemerintahan militer yang mendorong industrialisasi dengan mengabdikan sejumlah besar pengeluaran publik untuk pembangunan infrastruktur umum

  34 seperti jalan, jalan raya, pelabuhan, dan pembangkit listrik.

  Setelah tahun 1958, proses yang lambat dari intervensi pemerintah, semua aspek kegiatan ekonomi berlangsung dan dipercepat setelah tahun 1974, yang menyebabkan distorsi besar di dalam perekonomian. Perkembangan yang paling signifikan saat itu adalah nasionalisasi industri minyak pada tahun 1976 dan guncangan harga minyak di tahun 70-an dan 80-an yang mewakili jumlah yang tidak proporsional pada sumber daya yang dialokasikan oleh pejabat

  35

  pemerintah. Awal 70-an dan akhir 90-an Venezuela mengalami penurunan pendapatan perkapita dan peningkatan ketidaksetaraan paling tinggi di Amerika 34 Latin. Angka kemiskinan mencapai 33% di tahun 1975 dan meningkat tajam

  

Venezuela’s Growth Experience oleh Omar D. Bello, Juan. S Blyde, Diego Restuccia dalam LATIN

AMERICAN JOURNAL OF ECONOMICS. Volume 48 No. 2 Edisi November 2011 hal 199-226 dikutip

35 dari http://www.scielo.cl/scielo, Sabtu,5 Juli 2014, Pukul 16:20 WIB.

  Ibid hal 199

  70% di akhir 1995, sementara penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan meningkat dari 15% menjadi 45%. Upah minimum merosot hingga 40% di tahun 1980 layaknya upah tahun 1950-an. Orang-orang yang bekerja di sektor ekonomi informal meningkat dari 34,5% di tahun 1985 menjadi 50% di tahun 1999, paralel dengan penurunan keanggotaan serikat buruh dari 26,4% di tahun

  

36

1988 menjadi 13,5% di tahun 1995.

  Sekitar 85% penduduk Venezuela hidup di bawah garis kemiskinan, dimana dalam sepuluh tahun terakhir jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 51%.

  Antara tahun 1975 sampai 2000, jumlah orang miskin bertambah dua kali lipat, dimana jumlah mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrim bertambah dua kali lipat. Demikian juga dalam hal distribusi pendapatan, 20% lapisan penduduk terkaya menerima 84% pendapatan rumah tangga, sementara 20% penduduk termiskin menerima hanya 3% pada tahun 1999. Oleh karena krisis yang berkepanjangan, penurunan ekonomi yang kian berlanjut dan banyaknya pemotongan layanan publik menyebabkan kemarahan publik tetap tinggi, yang pada akhirnya membawa Chavez ke panggung kekuasaan.

  Pendapatan minyak rata-rata tahunan per kapita di Venezuela selama periode 2 dekade antara tahun 1982 dan 1998 yaitu dari 15,93 dollar per barel pada tahun 1982, menjadi 3,19 dollar per barel pada tahun 1998. Hal ini 36 menjadikan kemiskinan sangat meningkat secara dramatis di Venezuela, dari

  Jurnal serial “Administrasi Publik dan Pembangunan” dalam wacana “Neososialisme Kebijakan Ekonomi Politik (Venezuela di Bawah Hugo Chavez) Vol.3, No.2, Juli-Desember 2012. Hal 473-475

  18% populasi pada tahun 1980 menjadi lebih dari 65% pada tahun 1996. Ini adalah peningkatan terbesar dalam kemiskinan negara manapun di Amerika Latin selama periode 16 tahun. Jadi, seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya diatas, ketika harga minyak dan pendapatan menurun, begitu pula pendapatan per kapita dan ekonomi Venezuela secara keseluruhan juga menurun, dan kemiskinan meningkat. Pada tahun 1996 Venezuela adalah salah satu dari negara-negara di dunia di mana pendapatan per kapita sangat rendah. Kombinasi meningkatnya kemiskinan dan stagnan pendapatan per kapita menunjukkan bahwa ketidaksetaraan meningkat pesat di Venezuela, antara tahun 1984 dan 1998. Berikut adalah tabel kemiskinan di Venezuela dari tahun 1995-1999 :

Tabel 1.1 Tingkat Kemiskinan di Venezuela (1995-1999) Periode (per Keluarga yang Individu yang

  

Tahun setengah tahun) berada di bawah berada di bawah

garis kemiskinan garis kemiskinan (%) (%)

  1

  54.70 - 1995

  2 53.20 -

  1

  70.80 - 1996

  64.30 1997

  • 2

  1

  55.60

  60.90

  2

  42.80

  1. 1995 10,25 2. 1996 11,75 3. 1997 11,35 4. 1998 11,3 5 1999 15,3

Tabel 1.2 Tingkat Pengangguran di Venezuela (1995-1998) No. Waktu (Tahun) Persentase (%)

  Fundación Escuela de Gerencia Social (FEGS) , 2009. Diakses dari www.cepr.net “Cepr

(Center for Economic and Policy Research) dalam wacana “The Economy and Social Indicators”

pada tanggal 20 Juni 2014 Pukul 10:52 WIB

  48.70 Sumber : Instituto Nacional de Estadística (INE), 2009; República Bolivariana de Venezuela and

  42.00

  2

  50.00

  1

  48.10

  50.40 1999

  43.90

  2

  55.40

  49.00

  1

  54.50 1998

  

Sumber : Instituto Nacional de Estadística (INE), 2009; República Bolivariana de Venezuela,

2009 dalam “Kepemimpinan Chavez selama 10 Tahun” (indikator Ekonomi Sosial) hal 15

2.5 Kondisi Politik Venezuela

2.5.1 Terpilihnya Hugo Chavez Sebagai Presiden di Venezuela

  Hugo Chavez adalah presiden Venezuela ke-53. Sang presiden memenangkan pemilihan 1998 dengan perolehan 56 persen suara, mengalahkan dua partai lama, yaitu partai sosial demokrat Aksi Demokratik, dan partai Kristen demokrat COPEI. Kedua partai ini telah memegang kekuasaan secara bergantian sejak jatuhnya Perez Jimenez pada tahun 1958, sebuah sistem damai yang disebut Pakta Punto Fijo, yang secara damai melakukan penggantian

  37

  presiden secara konstitusional dalam masa yang bergantian. Dalam pemilihan tersebut, para pendukung Chavez memenangkan 122 kursi dan oposisi hanya 6 kursi.

  Punto Fito adalah sebuah fakta untuk pengaturan kesepakatan politik formal Venezuela paska-era diktator Perez Jimenez. Perez Jimenez adalah orang yang paling kuat di junta . Bahkan dia diduga terlibat dalam kematian Carlos Delgado Chalbaud (Menteri Pertahanan dalam kudeta 1948) yang sekaligus adalah kawan revolusi junta yang meninggal dalam penculikan ceroboh pada 1950. Pada Pemilu tahun 1952, secara tidak terduga junta kalah. Namun, pengaruh kekuatan Perez Jimenez membuatnya dilantik sebagai presiden hingga tahun 1958. Perjanjian Punto Fito ini melibatkan wakil-wakil dari tiga partai politik utama Venezuela, yaitu Accion Democratica, COPEI dan Union 37 Republicana Democratica. Ketiganya membahas pemilihan presiden dan upaya

  Rorry Carrol, Hugo Chavez. Soekarno dari Venezuela, Op.cit hal 38 pelestarian rezim demokratis. Di era ini pulalah dimulai aksi demokratik, untuk

  38 menggantikan tempat pemerintahan diktator.

  Pada tahun 1960-an, dimulailah gerakan gerilya substansial yang dilakukan Angkatan Bersenjata Pembebasan Nasional dan Gerakan Kiri Revolusioner, di bawah presiden Rafael Caldera (1969-1974). Caldera memenangkan pemilu tahun 1968 untuk COPEI, dan menjadi presiden pertama yang memenangkan pemilihan di era demokratis. Sementara itu, pada periode pemerintahan selanjutnya, di mana Carlos Andrez Perez terpilih sebagai Presiden pada tahun 1973, krisis mulai terjadi. Kala itu, pendapatan Venezuela sangat meledak karena melonjaknya harga minyak. Sementara itu, industri minyak dinasionalisasi pada tahun 1976. Kebijakan tersebut menyebabkan peningkatan belanja publik yang cukup besar, tetapi di sisi lain juga meningkatkan utang eksternal.

  Ketika terjadi penurunan harga minyak tahun 1980-an, ekonomi Venezuela menjadi lumpuh. Pasalnya, pemerintah yang panik mulai mendevaluasi mata uang, pada Februari 1983. Kebijakan itu menyebabkan standar kehidupan ekonomi Venezuela menurun drastis. Sejumlah kebijakan ekonomi terbukti gagal akibat praktik korupsi yang berkembang di dalam pemerintahan. Dampaknya, kemiskinan dan kejahatan merajalela dan kehidupan sosial memburuk serta meningkatkan ketidakstabilan politik. Kedua partai besar yaitu 38 partai sosial demokrat Aksi Demokratik dan partai Kristen demokrat COPEI

  Rorry Carrol, Op.cit hal 137 yang menjadi kendaraan penjaga kekuasaan, menjadi bulan-bulanan dalam krisis tersebut. Sehingga pada Februari 1989, masyarakat miskin melakukan penentangan gelombang kemarahan yang disebut Caracazo menjarah pusat kota dan memporak-porandakan negara. Krisis ekonomi ini berujung pada krisis politik menyebabkan ratusan nyawa melayang dalam kerusuhan Caracazo. Kondisi yang terjadi membentuk panggung untuk pengambil-alihan kekuasaan oleh Letnan Kolonel Hugo Chavez Frias pada tahun 1992, Rakyat Venezuela mulai mengenal Chavez saat terjadi pemberontakan militer ini.

  Chavez memimpin kudeta militer tehadap pemerintah sebagai bentuk dari kejenuhan politik dikala itu, dan merasa harus bergerak. Dua percobaan kudeta dilakukan oleh Hugo Chavez, yaitu kudeta yang dipimpin Hugo Chavez yang gagal namun dipropagandakan sebagai sebuah kemenangan oleh seorang letnan kolonel yang sebelumnya tidak dikenal. Hugo Chavez memimpin sekitar 5.000 tentara melakukan kudeta berdarah. Dan selanjutnya adalah upaya pemakzulan Presiden Carlos Andrez Perez Jimenez karena korupsi pada tahun 1993. Dengan memakai baret merah dan seragam yang rapi, dengan percaya diri kepada negara yang terperangah dan mengatakan bahwa kudeta tersebut adalah tanggung jawabnya serta tujuan pergerakannya belum berhasil, Hugo Chavez akhirnya diberikan hukuman penjara selama 30 (tiga puluh) tahun karena dinilai melawan pemerintah. Akan tetapi, Hugo Chavez dikeluarkan dari penjara dan hanya menjalani hukuman selama 2 (dua) tahun karena mendapatkan pengampunan pada Maret 1994 oleh Presiden Rafael Caldera. Hugo Chavez dinyatakan bersih

  39 dan hak-hak politiknya utuh.

  Setelah dibebaskan dari penjara pada tanggal 26 Maret 1994, pada tahun 1995 Chavez berkeliling Venezuela untuk bertemu orang-orang yang mendukungnya dan membangun konsolidasi gerakan politik dengan slogan ”Majelis Konstituante Sekarang Juga”. Pada tahun 1996, MBR 200 (Gerakan

40 Revolusioner Bolivarian) buatan Chavez melakukan jajak pendapat untuk

  mengetahui pendapat rakyat tentang partisipasi pemilu dan untuk mengetahui apakah Chavez harusnya menjadi kandidat. Kemudian pada tanggal 19 April 1997, Majelis Nasional MBR 200 memutuskan untuk berpartisipasi dalam pemilihan dan membentuk sebuah partai politik yang sah/formal. Lalu terbentuklah partai MVR (The Fifth Republican Movement) atau Gerakan Republik Kelima pada tanggal 21 Oktober 1997. GRK adalah sebuah koalisi dari aktivis serikat dagang, pecinta lingkungan, pelajar, mantan pejabat militer, dan partai-partai kecil aliran kiri. Chavez pun memenangkan pemilihan Presiden

  41 dengan perolehan persen suara pada tanggal 6 Desember 1998.

  Chavez terpilih sebagai presiden dengan platform anti-kemiskinan dan anti-korupsi. Keberhasilan Chavez dalam pemilihan presiden tahun 1998 39 didasarkan pada kampanye bahwa ia merupakan salah satu dari rakyat biasa 40 Tofik Pram, Loc.cit, hal 160

Pada awal 1980-an, Hugo Chavez mendirikan organisasi rahasia Revolutionary Bolivarian Movement-

  

200 untuk menggulingkan pemerintahan bersama gerakan kelompok perwira militer bernama Simon

Bolivar, yang mengadopsi kebesaran nama Bapak Revolusi Amerika Latin itu. (Hugo Chavez, Malaikat

41 dari Selatan hal 68) Military populism in Venezuela: The persistence of a regional tradition, The International Issues of Strategic Studies Volume 5 Issue 6 July 1999 Venezuela hal 1

  Venezuela dengan melakukan kontak-kontak langsung dengan rakyatnya. Dalam menegakkan demokrasi partisipatoris di Venezuela ia secara rutin muncul dalam program radio khusus yang disebut Alo Presidente (Hello President) untuk menjawab pertanyaan dari rakyatnya secara langsung lewat telepon interaktif. Ia juga aktif dalam memberikan pidato dan penerangan atas kebijakan politiknya lewat Channel, Program TV negara di Venezuela.

  Runtuhnya kepercayaan publik Venezuela terhadap partai-partai membuat jalan Chavez menuju kursi presiden tahun 1998 berjalan dengan mulus. Ketika ia dilantik pada Februari 1999, Polling menunjukkan bahwa 90 persen masyarakat mendukungnya dan Hugo Chavez memproklamirkan “Revolusi Boli varian”. Revolusi konstitusi dimulai dengan perintah untuk Majelis Konstituante 1999 agar menulis sebuah konstitusi baru untuk Venezuela. Setelah pengumuman kemenangannya, Chavez menyampaikan pidato bahwa “kebangkitan Venezuela telah dimulai dan tak ada yang bisa menghentikannya

  42 dan negara akan memiliki Magna Charta yang baru”.

2.5.2 Pemerintahan Venezuela di bawah Kepemimpinan Hugo Chavez a. Tahun 1999 – 2000 (Konsolidasi Power)

  Dimensi awal yang muncul dari kepemimpinan Hugo Chavez adalah Chavez sebagai figur teladan, dan memiliki sikap moral. Chavez menunjukkan 42 diri sebagai seorang pemimpin yang memiliki tujuan, dan terus berjuang untuk

  Tofik Pram, Ibid hal 265 tujuan membela tanah airnya. Sesaat setelah pengukuhan Hugo Chavez pada Februari 1999, Chavez akhirnya menempati kediaman kepresidenannya, Istana Miraflores. Sejak ia menjabat, Chavez menunjukkan bahwa perubahan baru bagi Venezuela sangat penting dilancarkan pada level simbolik. Chavez memulainya dengan mengawasi penyusunan konstitusi baru yang penuh dengan kekuatan moral (pembela rakyat) dan melakukan perubahan nama Venezuela menjadi

  43 Republik Bolivarian Venezuela (Asamblea Nasional 1999) disetujui oleh

  Majelis Nasional Venezuela. Selain itu, Chavez juga mendapat persetujuan dari Majelis Nasional Venezuela mencantumkan simbol 8 (delapan) bintang pada bendera Venezuela, untuk mewakili provinsi timur Guyana untuk memenuhi usulan bolivar tentang bendera dengan delapan bintang. Bagi Chavez, ini adalah kebangkitan gerakan bolivarnya. Cap kenegaraan Venezuela juga berubah menjadi fitur kuda putih pada sebelah kiri, busur, anak panah dan pedang ditambahkan untuk mewakili masyarakat adat dan buruh (tercantum pada

44 Asemblea Nasional 2006).

  Perubahan konstitusi 1999 (Asamblea Nasional 1999) adalah perubahan yang signifikan terlihat dalam bentuk republik lama, dimana Republik Bolivarian Venezuela memiliki lima cabang pemerintahan, yaitu eksekutif (The 43 Presidency), cabang legislatif (The National Assembly), cabang yudisial (The

Nama ini dipakai sejak penggunaan konstitusi 1999 untuk mengenang jasa pahlawan Simón Bolívar.

  

Hugo Chavez mengidolakan Simon Bolivar dan selalu mendengungkan nama Bolivar disetiap pidatonya

yaitu “Viva Bolivar”. Simon Bolivar yang menjadi tokoh besar dalam perjuangan untuk pembebasan dari

44 penjajahan Spayol di Amerika Latin juga dikenal dengan julukan “ El Libertador”.

  Jose Pedro Zúquete. Latin American Politics and Society . dalam wacana “The Missionary Politics of Hugo Chávez. Vol. 50, No. 1 (Spring, 2008). hal 111

  Judiciary), cabang pemilihan (Electoral Power), dan cabang kewarganegaraan (Citizen’s Power). Chavez melakukan reformasi struktur pemerintahan melalui konstitusi 1999 dengan menambah masa lama jabatan presiden dari 4 tahun menjadi 6 tahun dan masa jabatan presiden paling lama dua kali periode.

  Reformasi juga dilakukan pada Majelis Nasional yang sebelumnya bersifat bikameral menjadi unikameral dengan menghilangkan kekuatan lembaga legislative sebelumnya. Sehingga Majelis Nasional yang baru mempunyai satu kamar (single chamber) dengan merubah susunan lama sebelumnya yang memiliki dua kekuatan (bidang) kekuasaan legislative antara Bidang Deputi (Chamber of Deputies) dan Senat. Selain itu, kekuasaan cabang-cabang legislative dikurangi dan diberikan kepada presiden. Ini memperlihatkan

  45

  berjalannya proses Bolivarian Chavez di Venezuela. Konstitusi ini menjadi sebuah pegangan pemerintah dan rakyat dalam mengawasi jalannya pemerintahan Venezuela.

  Dengan konstitusi baru, semua kantor yang terpilih diperbaharui pada tahun 2000. Pemilu legislatif diadakan di mana koalisi pendukung Chavez memenangkan dua pertiga kursi. Dan dalam pilkada gubernur dan walikota kota, pendukung Chavez juga mendapat suara mayoritas. Akhirnya, Chavez juga terpilih kembali, kali ini untuk jangka waktu enam tahun, dan memenangkan 59% suara. Termasuk juga koalisi-koalisi Chavez tidak hanya dari partai Chavez 45 sendiri yakni Republik Gerakan Kelima (Movimiento Quinta Republica, MVR),

  Nurani Soyomukti, Politik Radikal. Op.cit

  Gerakan menuju Sosialisme (Movimiento al Socialismo, MAS), Tanah untuk Semua (Patria Para Todos, PPT), Partai Komunis Venezuela (Partido de Venezuela Comunista, PCV), Red Flag (Bandera Roja, BR), dan beberapa partai kecil lainnya. Pada akhir tahun 2000, Chavez berada di puncak kekuasaannya,

  46 dengan konstitusi baru yang dibuatnya.

  Sebelum era Hugo Chavez di Venezuela, dalam sejarah Amerika Latin belum pernah ada seorang pemimpin politik yang mendapatkan legitimasi demokrasi yang tidak pernah dipersoalkan. Sejak berkuasa pada tahun 1999, ada 16 pemilu yang telah dilangsungkan di Venezuela. Hugo Chavez memenangkan 15 di antaranya, dan pada 7 Oktober 2012, Ia mengalahkan para pesaingnya dengan margin 10-20 persen. Semua badan internasional, mulai dari Uni eropa, Organisasi Negara-negara Amerika, Uni Bangsa Amerika Selatan hingga Carter Center, bulat mengakui transparansi penghitungan suara di Pemilu Venezuela.

  James Carter, mantan Presiden AS, juga mengakui bahwa sistem pemilihan

  47 Venezuela adalah yang terbaik di dunia. Sejak awal pemerintahannya, Hugo

  Chavez bekerja sama dengan negara lain untuk menjauhkan diri dari Amerika, lalu membangun aliansi dengan negara-negara sepaham seperti Cina, Belarusia, Kuba dan Iran. Di bawah pemerintahan Chavez pendidikan politik terhadap masyarakat kecil sangat intens sehingga masyarakat sadar politik dan mengetahui isi 46 undang-undang Venezuela lewat buku kecil Undang-undang yang dibagikan