BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan - Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Loyalitas Karyawan Terhadap Semangat Kerja Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II

  BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Listrik di Indonesia dimulai pada abad ke-19,pada saat beberapa

  perusahaan Belanda,antara lain pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri.Listrik untuk pemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta belanda yaitu NV.NIGN yang semula bergerak di bidang gas memperluas usahanya di bidang listrik untuk pemanfaatan umum.Pada tahun 1927 pemerintah Belanda membentuk Lands Waterkracht Bedrijuen (LWB) yaitu perusahaan listrik Negara yang mengelola PLTA Plegen,PLTA Lamajan,PLTA Bengkok Dago,PLTA Tonsea Lama di Sulwesi Utara dan PLTU di Jakarta.Selain itu dibeberapa kota praja dibentuk perusahaan-perusahaan listrik kota praja.Dengan menyerahnya Pemerintah Belanda kepada Jepang dalam Perang Dunia II maka Indonesia di kuasai Jepang,oleh karena itu perusahaan listrik dan gas yang ada diambil alih oleh jepang dan semua personil dalam perusahaan listrik tersebut diambil alih orang-orang Jepang.Dengan jatuhnya Jepang ketangan Sekutu,dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,maka kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh pemuda dan buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas dari tangan kekeuasaan Jepang kemudian pada bulan September 1945,delegasi dari Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang diketuai oleh Kobarsjih menghadapi Pimpinan KNI pusat yang pada waktu itu

  8 DiketuaiolehMr.kasman Singodimedjo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka.Selanjutnya Delegasi kobarsjih bersama-sama dengan pimpinan KNI pusat menghadapi Presiden Soekarno,untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada Pemerintah Republik Indonesia.Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno dan kemudian denagn penetapan Pemerintah tahun 1945 No.1 sampai dengan 27 Oktober 1945 maka dibentuklah jawatan Departemen Pekerjaan umum dan Tenaga.

  Dengan adanya Agresi Belanda I dan II sebagian besar perusahaan- perusahaan listrik dikuasai kembali oleh Pemerintah Belanda atau pemiliknya semula.Pegawai-pegawai yang tidak mau bekerja sama kemudian mengungsi dan menggabungkan diri pada kantor-kantor Jawatan Listrik dan Gas di daerah-daerah Republik Indonesia yang bukan daerah kependudukan Belanda untuk meneruskan perjuangan.Para pemuda kemudian mengajukan mosi yang dikenal dengan Mosi Kobarsjih tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas Swasta kepada Parlemen RI selanjutnya dikeluarkan Keputusan Listrik milik bangsa asing di Indonesia jika waktu konsesinya habis.

  Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan Irian Jaya dari cengkraman penjajahan Belanda maka dikeluarkan Undang-Undang Nomor 86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1985 tentang nasionalisasi semua perusahaan Belanda dan peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1985 tentang Nasionalisasi perusahaan listrik dan gas milik Belanda.Dengan undang-undang tersebut maka seluruh perusahaaan listrik Belanda berada ditangan bangsa Indonesia.

  Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan pasang surutnya perjauangan bangsa.Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal sebagai Hari Listrik dan Gas,hari tersebut telah diperingati untuk pertama kali pada tanggal 27 Oktober 1946 bertempat di gedung Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) Yogyakarta.Penetapan secara resmi tanggal 27 Oktober 1945 sebagai hari Listrik dan Gas berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Nomor 235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan UMum dan Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 03 Desember 1975.Mengingat pentingnya semangat dan nilai- nilai Hari Listrik maka berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan da Energi Nomor 1134.K/43.K/43PK/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober 1992 sebagai Hari Listrik Nasional.

  Dengan dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan RI telah menggugah hati serta mempertebal tekad para karyawan perusahaan listrik untuk mengambil alih segera pimpinan perusahaan listrik dari kekuasaan Jepang.Pengambil alihan yang pertama terjadi pada tanggal 21 September 1945 di pusat (Jawa Denki Jeayp Kosha) Jakarta oleh kesatuan aksi karyawan listrik dan setelah itu meluas ke daerah lainnya seperti perusahaan listrik di Surabaya,Semarang,Yogyakarta,Bandung,dan berbagai kota lainnya di pulau Jawa dan di luar Jawa.Kesatuan aksi para karyawan perusahaan listrik seluruh kawasan wilayah Indonesia berhasil menagambil alih secara keseluruhan pada pertengahan bulan Oktober 1945.

  Hari jadi listrik bersejarah bagi karyawan generasi 1945 menurut Keputusan Pemerintah No.1 s/d 27 Oktober 1945.Dalam persetujuan Konferensi Meja Bundar di negara Belanda ditetapkan bahwa kecuali perusahaan milik pemerintah (Lands Waterkracth Bebrijven atau LWB) dikembalikan pada pemiliknya.Perusahaan listrik yang beroperasi di Indonesia adalah perusahaan asing yang dimiliki Belanda antara lain:NV.ANIEM,NV.GEBEO dan NV.OGEM kecuali pembangkit tenaga listrik yang semula LWB tetap dikuasai pemerintah RIdengan nama PLN.Panupetel/direksi pembangkit yang bernaung dibawah Direktorat Jenderal Ketenagaan Kementerian PUT.

  Pelaksaanaan Nasionalisasi terhadap perusahaan listrik Belanda NV.OGEM untuk Jakara,Cirebon terjadi pada tanggal 1 Januari 1945 dan terhadap NV.ANIEM pada tanggal 1 November 1954 untuk pelistrikan wilayah Jawa Timur dan Jawa Tenagh,setelah itu dibentuk “PEODITEL” sebagai pusatnya adalah direksi pembangkit yang keduanya dibawa Direktorat Jenderal Ketenagaan Kementerian PUT tahun 1975.Untuk pengolahan selanjutnya pemerintah membentuk dewan direksi yang anggotanya terdiri atas: Direktur Penoditel,Direktur ex NV.GBO,Direktur ex NV.ANIEM dan Sekjen PUT yang bertindak sebagai Ketua Dewan Direktur.

  Perkembangan kelistrikan di sumatera utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara untuk dimasa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II.

  Dengan pembentukan organisasi baru PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi- fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PLN Wilayah II berpisah tanggung jawab pengolahannya ke PLN Pembangkit dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

  Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 / 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai persero. Adapun yang melatar belakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini, diamana pada abad 21 nanti, PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center.

B. Logo Dan Makna Logo Perusahaan

  Setiap perusahaan mempunyai logo sebagai ciri khusus yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.Pada umumnya logo yang menjadi lambing perusahaan mempunyai makna. Bentuk dari logo itu sendiri tergantung dari kebijaksanaan perusahaan dan sesuai dengan apa yang menjadi tugas perusahaan tersebut.

  PT PLN (Persero) sebagaimana perusahaan lainnya memiliki logo sebagai ciri perusahaan tersebut.Logo tersebut dapat berarti mewakili produk PT PLN (Persero) yaitu menjual arus listrik kepada masyarakat.

  Bentuk dari Logo PT PLN (Persero) adalah sebagai berikut:

  Sumber : PT PLN (Persero),diolah (2014)

Gambar 2.1 logo PT PLN (Persero)

C. MaknaLogo PT PLN (Persero) 1.

  Bidang Persegi Panjang Vertikal Menjadi bidang dasar bagi element-element lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.Berwarna kuning untuk melambangkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN (Persero) bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkaya diperusahaan ini.

  2. Petir atau Kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.Selain itu petir mengartikan kerja cepat dan tepat insan PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN (Persero) sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

  3. Tiga Gelombang Memiliki arti gaya rambat elektrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang di geluti perusahaan yaitu pembangkitan,penyaluran dan distribusi yang seiring dan sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tepat) seperti hal nya yang listrik tetap diperlukan dalam kehidupan manusia.Selain itu biru juga melambungkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

D. Visi, Misi dan Motto PT PLN (Persero)

  PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II adalah unit usaha PLN yang bergerak dalam Bidang Pembangunan Gardu Induk (GI) dan Jaringan Transmisi (TL) di wilayah Sumatera Utara, Aceh, Riau Sumatera Barat berkomitmen untuk memenuhi keinginan dan memenuhi persyarakatan pelanggan dan stake holder melalui: Tepat KWH (Tepat Kualitas, Waktu dan Hemat Biaya) dan melakukan peningkatan yang berkelanjutan terhadap keefektifan sistem manajemen mutu, dengan Visi, Misi dan Motto.

  Visi dari PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II adalah “Menjadikan Unit Induk Pembangunan II sebagai Unit Induk Pembangunan terbaik di Indonesia”.

  Misi dari PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II adalah “Melakukan pengendalian konstruksi dan pengelolaan kegiatan pembangunan jaringan serta melaksanakan administrasi konstruksi dengan bertindak sebgai wakil pemilik (owner), untuk menghasilkan jaringan yang berkualitas dan siap dioperasikan melalui proses pelaksanaan pembangunan yang efektif, efisien, dan tepat waktu untuk mencapai sasaran kinerja sesuai ketetapan Direksi.

  Mottodari PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II adalah “BMW (Biaya, Mutu, Waktu) yang berarti Tepat Waktu, Mutu, dan Waktu”.

E. Struktur Organisasi

  Struktur Organisasi pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II dapat dilihat pada gambar 2.2

  

General Manager

Bidang Bidang Hukum, Bidang Bidang Operasi Keuangan dan Komunikasi dan

  Perencanaan Konstruksi SDM Pertanahan

Unit Pelaksana Konstruksi

  Sumber : PT PLN (Persero),diolah (2014)

Gambar 2.2 Struktur Susunan Organisasi PT PLN (Persero) UIP II

F. Uraian Fungsi Tugas Pokok Perusahaan Secara Umum

1. General Manager

  General manager bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan kegiatan pembangunan jaringan tenaga listrik yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (OP) dan Anggaran Investasi (AI), serta bertanggungjawab terhadap biaya, jadwal, dan mutu sesuai target kinerja Unit Induk Pembangunan yang ditetapkan oleh Direksi, dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia,serta memastikan bahwa semua program pembangunanyang dilaksanakan oleh Unit Induk Pembangunan telah diketahui oleh direksi,dengan tugas pokok meliputi: a.

  Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk meningkatkan kerja Unit Induk Pembangunan.

  b.

  Memastikan kelancaran kordinasi dan Service Level Agreement (SLA) dengan pihak supervise desain c.

  Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Unit Induk Pembangunan.

  d.

  Mengelola dan mengendalikan kegiatan pembangunan dan bertindak sebagai wakil pemilik (Owner).

  e.

  Menetapkan sistem manajemen kinerja dan system manajemen mutu Unit Induk Pembangunan serta pengendaliannya.

  f.

  Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan keberhasilan pnyelesaian pembangunan. g.

  Mengembangkan dan memelihara kompetensi organisasi dan kompetensi anggota organisasi Unit Induk Pembangunan h.

  Menetapkan Laporan Manajemen Unit Induk Pembangunan.

2. Bidang Perencanaan

  Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) Unit Induk Pembangunan Tahunan.

  b.

   Mengelola kegiatan survey dan soil investigation.

  c.

  Menyiapkan analisa dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta perijinan yang terkait dengan fasilitas proyek dan pertanahan.

  Bertanggung jawab dan memastikan terjadinya perencanaan kerja atas pelaksana kegiatan perencanaan umum dan lingkungan hidup serta perencanaan konstruksi pembangunan, penetapan kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka pencapaian target kinerja Unit Induk Pembangunan, serta mendukung restrukturisasi organisasi Unit Induk Pembangunan Tahunan,dengan tugas pokok meliputi : a.

  Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pembebasan tanah.

  e.

  Melaksanakan perencanaan pembangunan yang sinergi dengan koordinasi bersama pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain antara lain Approval Drawing dan Spesifikasi.

  f.

  Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan pengadaan termasuk mneyiapkan dokumen pelanggan.

  g.

  Merencanakn dan mengelola implementasi Sistem Teknologi Informasi.

  d.

3.Bidang Operasi Konstruksi

  Bertanggung jawab dan memastikan terlaksananya pekerjaan konstruksi pembangunan, konsolidasi Unit Pelaksana Konstruksi sesuai dengan jadwal, biaya, dan kualitas pekerjaan melalui pemantauan hasil kerja, untuk pencapaian target kinerja Unit Induk Pembangunan, dengan tugas pokok meliputi : a.

  Mengkoordinasikan secara keseluruhan pengadilan pembangunan agar pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan secara tepat waktu, biaya dan mutu.

  b.

  Menyusun Basic Communication Internal dan Eksternal dengan pihak ketiga terkait dengan kelancaran pelaksanaan pembangunan.

  c.

  Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik, meliputi administrasi tenaga kerja asing, administrasi kontrak (penanganan klaim kontrak, amandemen kontrak, berita acara pembayaran) dan pengendalian TKDN.

  d.

  Mengelola persetujuan Master List dan kegiatan kepabeanan.

  e.

  Mengelola pengendalian logistic dan administrasi monitoring terkait dengan pekerjaan pembangunan.

  f.

  Mengelola program Keselamatan Ketenagalistrikan.

  g.

  Mengelola dan mengkoordinir Serah Terima Proyek dan Laporan Proyek Selesai di Lingkungan Unit Induk Pembangunan.

4. Bidang Keuangan dan Sumber Daya Manusia

  Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kegiatan Unit Induk Pembangunan dalam mencapai target kinerja Unit Induk Pembangunan sesuai penetapan Direksi, dengan tugas pokok meliputi : a.

  Menyusun perencanaan alokasi pendanaan dan realisasi pembayaran terkait dengan progress pembangunan b.

  Melaksanakan progress pembayaran sesuai dengan kewajiban dan komitmen, serta proses pembayaran sesuai dengan ketentuan kontrak.

  c.

  Mengelola pelaksanaan kegiatan akuntansi, perpajakan, dan asuransi.

  d.

  Merencanakan dan mengelola pengembangan kompetensi dan karir SDM e. Mengelola Administrasi SDM di Unit Induk Pelaksana.

  f.

  Mengelola manajemen mutu.

5. Bidang Hukum Komunikasi dan Pertanahan

  Bertanggung jawab atas seluruh proses hukum dan pertanahan dalam proyek konstruksi, serta atas seluruh proses komunikasi dengan pihak eksternal proyek untuk menunjang keberhasilan proyek konstruksi, dengan tugas pokok meliputi : a.

  Menyusun program penyelesaian masalah perijinan dan administrasi dokumen terkait dengan sertifikasi tanah dan fasilitas proyek b.

  Melaksanakna konsultasi, penanganan, dan penyelesaian permasalahan hokum c.

  Melaksanakan kegiatan komunikasi dan kehumasan, terkait dengan pelaksanaan pembebasan lahan.

  d.

  Menyusun basic communication intern dan ekstern dengan pihak ketiga terkait.

  e.

  Melaksanakan proses perijinan dan administrasi dokumen trekait dengan sertifikasi tanah dan fasilitas proyek f.

  Merencanakan dan melakukan proses penyiapan dokumen dan persiapan pelaksanaan pembebasan lahan.

  g.

  Melakukan koordinasi dengan pihak terkait pelaksanaan pembebasan lahan.

  h.

  Mengelola administrasi kesekretariatan dan umum. i.

  Melaksanakan kegiatan pemebebasan lahan. j.

  Memonitor dan mengevaluasi serta menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pembebasan lahan. k.

  Menyusun laporan hasil pembebasan lahan.

6. Unit Pelaksana Konstruksi

  Bertanggung jawab dab memastikan terselenggaranya pengelolaan pembangunan sesuai kontrak dengan pihak supervise konstruksi dan supervisi desain sebagai bagian pencapaian target kinerja pembangunan yang ditetapkan perusahaan, dengan tugas pokok meliputi: a.

  Melaksanakan pengawasan, pengendalian teknik, dan administrasi konstruksi. b.

  Melaksanakan proses perijinan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaannya.

  c.

  Melaksanakan sosialisasi, inventarisasi, dan menyusun daftar nominatif terkait kegiatan pembebasan tanah.

  d.

  Melaksanakan pembayaran pembebasan pembebasan tanah untuk luasan tertentu, pengurusan pelepasan hak.

  e.

  Mendukung pelaksanaan survey di lapangan serta pelaksanaan analisa dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

  f.

  Melaksanakan pemantauan dan pengendalian kemajuan fisik pembangunan secara berkala, melalui sinergi dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain (jika ada), serta menyusun laporan kemajuan pekerjaan pembangunan.

  g.

  Mengelola logistik, tata usaha gedung serta administrasi dan umum.

  h.

  Mengkoordinasikan pelaksanaan test komisioning, penyelesaian pending item, dan penyiapan Serah Terima Proyek di lingkungan Unit Pelaksana Konstruksi dengan Unit Perusahaan. i.

  Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain meliputi koordinasi dengan stakeholder untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pembangunan.

G. Penilaian Prestasi Kerja

  Perusahan akan terus- menerus mengadakan penilaian terhadap kinerja karywannya.Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kegairahan kerja demi tercapainya tingkat produktivitas yang tinggi.Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II penilaian prestasi kerja karyawan adalah suatu pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana tugas atau pekerjaan yang dilakukan kepadanya sudah terlaksana dengan baik dalan suatu periode tertentu.

  Hasil dari penilaian karyawan inilah yang dijadikan sebagai pedoman bagi atasan untuk mendidik dan melatih,mempromosikan dan memindahkan bawahannya dari suatu jabatan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing bagian atau bidang.Penilaian ini dilakukan denagn seobjektif mungkin sehingga pegawai yang bersangkutan merasa puas menerimanya.

H. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

  Penilaian prestasi kerja merupakan suatu pedoman dalam bidang personalia untuk mengetahui dan menilai hasil kerja karyawan selama periode tertentu.Prestasi kerja tersebut sangat erat hubungannya dengan produktivitas individu. Penilaian prestasi kerja karyawan juga berhubungan erat gengan masalah latihan dan pengembangan,perencanaan karir atau kenaikan jabatan maupun masalah pengupahan.Oleh karena itu informasi secara rutin tentang prestasi kerja seorang karyawan sangat penting untuk turut serta menetukan kebijaksanaan dalm bidang personalia.

  Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II penilaian prestasi kerja karyawan mempunyai tujuan bagi kedua belah pihak secara timbal balik bagi pihak perusahaan sebagai pihak yang menilai dan pihak karyawan sebagai pihak yang dinilai.Tujuan itu adalah:

  1. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II sebagai pihak yang menialai mempunyai tujuan yaitu a.

  Dapat memberikan suatu gambaran yang jelas pada karyawan tentang sasaran kerja yang akan dicapai.

  b.

  Dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan karyawan seoptimal mungkin,sehingga dapat diarahkan jenjang karienya atau perencanaan karir,kenaikan pangkat,dan kenaikan jabatan.

  c.

  Mengetahui keadaan keterampilan dan kemampuan setiap karyawan secara rutin.

2. Karyawan sebagai pihak yang dinilai a.

  Mendorong karyawan untuk berorientasi pada hasil dan prestasi kerja.

  b.

  Memberikan suatu peluang bagi karyawan untuk dapat mencapai jenjang karir yang lebih tinggi.

I. Unsur-unsur Penilaian Prestasi Kerja

  Dasar yang dijadikan pimpinan untuk melakukan promosi bawahannya aalah masa kerja karyawan dan prestasi kerja karyawan.Jadi hasil yang tercantum dalam daftar penilaian prestasi kerja merupakan petunjuk bagipimpinan untuk mengambil suatu kebijaksanaan dalam mempromosikan ataupun dalam usaha pengembangan karyawan.

  Unsur-unsur penilaian yang dilakukan bukanlah merupakan hal yang mudah untuk memadai pelaksanaan penilaian karyawan karena hal ini erat kaitannya dengan adanya keanekaragaman tugas yang harus dilakukan oleh masing-masing karyawan.Oleh sebab itu,cara penilaian prestasi kerja karyawan yang dilakukan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II adalah dengan melihat bagaimana hasil kerja yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dan perilaku karyawan tersebut.

  Umumnya prestasi kerja dipengaruhi oleh kecakapan,keterampilan,kesungguhan karyawan yang bersangkutan.Kecakapan dipengaruhi oleh pengalaman dinas.

  Pengalaman dinas dipengaruhi oleh kesetiaan atau komitmen pada perusahaan.Pengalaman disini maksudnya pengalaman dalam satu pekerjaan (tidak berpindah-pindah).

  J. Prosedur/Tata Cara Penilaian Prestasi Kerja

  Penialain prestasi kerja erat kaitannya dengan perencanaan dan pengembangan karir para karyawannya.Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II prosedur pelaksanaan penilaian prestasi kerja diharapkan mendukung perencanaan dan pengembangan karir.Prosedur pelaksanaan penilaian prestasi kerja dilakukan per semester yaitu enam (6) bulan sekali dengan menggunanakan daftar pertanyaan yang dipersiapkan oleh pimpinan.Jika seorang karyawan diusulkan kenaikan jabatan/pangkatnya,maka atasannya memberikan penilaian untuk kemudian dinilai kembali oleh atasan tersebut.Berdasarkan hasil penilaian itu maka karyawann dimaksud diusulkan kenaikan jabatan oleh atasan.

  K. Metode Penilaian Prestasi Kerja

  Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II metode penilaian yang digunakan adalah berdasarkan check lists method, penilaian ini bukan menilai karyawan,tetapi sekedar melaporkan.Penilaian atas tingkah laku dinilai langsung oleh pimpinan yang mengetahui nilai untuk suatu pertanyaan.

  L. Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja

  Hasil penilaian karyawan yang telah dialkukan oleh PT PLN (Persero) mempunyai kegunaan yaitu sebagai berikut:

  1. Kenaikan Gaji Kegunaan penilaian prestasi kerja yang telah dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) adalah untuk mempertimbangkan kanaikan gaji terhadap keryawan yang berprestasi agar karyawan merasa dihargai oleh perusahaan dan diharapkan dengan adanya kenaikan gaji ini karyawan akan termotivasi untuk bekerja lebih giat, dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

  2. Kenaikan Pangkat Kegunaan lain dari hasil penilaian prestasi kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II juga sebagai bahan pertimbanagan dalam pelaksanaan kenaikan pangkat karyawan yang memiliki prestasi kerja yang baik.Karyawan tersebut akan memperoleh kanaikan pangkat dan sebaliknya karyawan yang hasil penilaian prestasinya dianggap kurang memuaskan,maka kanaikan pangkatnya dapat mengalami penundaan.

  3. Pengangkatan dalam Jabatan Pada pengangkatan jabatan akan diberikan kepada karyawan yang dinilai mempunyai prestasi kerja yang baik selama memangku suatu jabatan tertentu.Pengangkatan jabatan ini akan dapat menimbulkan suatu kebanggaan tersendiri bagi karyawan terutama dari segi kedudukan sosialnya.

  4. Pelaksanaan Pemindahan Pelaksanaan pemindahan di PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II dapat berupa promosi atau demosi.Karyawan yang akan mendapat promosi adalah karyawan yang memiliki prestasi kerja yang memuaskan sedangkan karyawan yang mendapat demosi adalah karyawan yang mendapat hukuman jabatan atau diberikan pada karyawan yang melakukan tindakan negatif yang merugikan perusahaan.